Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MATA KULIAH BIOLOGI UMUM

DIFUSI DAN OSMOSIS

Disusun Oleh :

Afifah Agustina 11190163000046

Kelas : Pendidikan Fisika 2B

Anggota Kelompok :

Ilma Munbais P 11190163000055

Maslahatul Amaliah 11190163000056

Muhammad Fakhri 11190163000058

Lenny Febrian A.M.P 11190163000074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2020
A. Tujuan
1. Mengetahui materi tentang difusi dan osmosis
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi difusi dan osmosis
3. Mengetahui cara kerja difusi dan osmosis

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu difusi dan osmosis?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi difusi dan osmosis?
3. Bagaimana cara kerja difusi dan osmosis?

C. Hipotesis
1. Disufi adalah perpindahan zat gas,padat atau cair tanpa melewati membran,
dari daerah yang konsetrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah.
Osmosis adalah Proses yang terjadi dari larutan dengan potensial yang rendah
menuju ke larutan dengan potensial yang tinggi melewati membran selektif
permeabel.
2. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya difusi dan osmosis yaitu:
ukuran, suhu, perbedaan konsentrasi, dan tekanan.
3. Cara kerja difusi dan osmosis berbeda sesuai apa yang digunakan. Difusi
tanpa melalui membran sedangkan osmosis melalui membran.

D. Landasan Teori
Difusi adalah perpindahan zat gas,padat atau cair tanpa melewati membran,
dari daerah yang konsetrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah
sehingga konsetrasi zat menjadi sama.Difusi di sebut juga suatu substansi melintang
membra biologis di sebut juga dengan transportasi aktif. (Campbell 2002: 147)
Difusi sederhana terjadi melalui membran yang berlangsung karena molekul
- molekul berpindah (bergerak melalui membrane) yang bersifat larut dalam lemak
atau lipid sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung.
Molekul-molekul yang berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa
garam-garam mineral, tidak dapat secara langsung menembus membrane, tetapi
memebutuhkan protein pembawa sehingga dapat menembus membran. Proses
masuknya molekul besar yang melibatkan transporter yang dinamakan dengan difusi
difasilitasi (Kimball,1999:35).
Osmosis merupakan peristiwa perembesan molekul air yang melalui
membran dan memisahkan dua larutan yang memiliki potensial air berbeda. Proses
osmosis ini terjadi dari larutan dengan potensial yang rendah menuju ke larutan
dengan potensial yang tinggi melewati membran selektif permeabel (semi
permeable. Pada larutan dengan konsentrasi yang tinggi maka akan memiliki tekanan
osmosis yang tinggi juga dan begitu sebaliknya. (Sulistyowati, 2010:8).
Kecepatan zat terlarut dapat berdifusi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor pertama yaitu ukuran, semakin kecil ukuran suatu molekul maka energi
yang diperlukan semakin sedikit sehingga difusi berlangsung lebih cepat. Faktor
kedua yaitu suhu, molekul bergerak lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi sehingga
molekul lebih sering bertumbukan dan difusi berlangsung lebih cepat. Faktor ketiga
yaitu perbedaan konsentrasi, konsentrasi yang besar mengakibatkan molekul
bertumbukan lebih sering sehingga kecepatan difusi lebih besar. Faktor yang terakhir
yaitu tekanan, takanan dapat menedekatkan molekul, sehingga semakin padat suatu
molekul menjadi bertumbukan dan lebih sering berikatan. (Starr,2012:90)
Salah satu bagian difusi adalah osmosis yaitu perpindahan air dari larutan
yang mempunyai konsentarsi rendah ke larutan yang mempunyai konsentrasi tingi
melalui membran semipermiabel. Osmosis adalah berdifusinya zat pelarut dari
larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinngi melalui
selaput semipermiabel. Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul zat dari
kerapatan rendah ke kerapatan tinggi melalui suatu membran (Yahya, 2015: 160)
Difusi dalam larutan, gerakan bebas partikel zat cair dan zat padat diimbangi,
menjadi berkurang atau bertambah oleh adanya gaya tarik, sehingga zat cair dan zat
padat tidak dapat berdifusi seperti gas. Jika gaya tarik dapat diatasi maka gerakan
bebas akan unggul dan terjadi peristiwa difusi, semua ini dapat terjadi jika zat padat
larut dalam zat cair. Contoh difusi dalam larutan untuk menunjukkan difusi bahan
terlarut yaitu dapat dilakukan dengan menambahkan air pada kristal garam (bahan
terlarut) yang berwarna seperti tembaga sulfat yang ditaruh di dasar tabung gelas.
Proses berdifusinya partikel bahan terlarut melalui larutan akan terlihat pada
perubahan warnanya. Pewarnaan akan menyebar sampai zat cair memiliki warna
yang sama (Loveless,1991:136)
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah
daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah osmotik ke sebuah daerah “solute”
rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik Dalam
istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter
yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni
dari sisi satunya. Proses ini telah digunakan untuk mengolah air laut untuk
mendapatkan air tawar, sejak awal 1970-an. Imbibisi merupakan penyerapan air oleh
imbiban. Contohnya penyerapan air oleh benih. Proses awal perkecambahan, benih
akan membesar, kulit benih pecah, berkecambah, dan ditandai oleh keluarnya
radikula dalam benih (Pratiwi, 2000: 213).

E. Hasil Pengamatan
1. Agar- Agar

Tabel 1. Pengaruh Suhu Terhadap Tingkat Osmosis

Temperatur Berat Awal 30 menit 60 menit 90 menit

Air Hangat 27 gr 28 gr 28 gr 30 gr

Air Biasa 28 gr 29 gr 29 gr 31 gr

Air Es 30 gr 29 gr 27 gr 26 gr
Grafik 1. Osmosis : Pengaruh Suhu

Grafik 1. Osmosis : Pengaruh Dari Suhu


31 31
30 30 30
Berat (gram)

29 29 29
28 28 28 28
27 27 27
26 26
25
Berat awal 30 menit 60 menit 90 menit

Waktu
Air Hangat Air Biasa Air Es

Tabel 2. Pengaruh Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Osmosis

Konsentrasi Berat Awal 30 menit 60 menit 90 menit

25% 25 gr 26 gr 27 gr 27 gr

50% 25 gr 28 gr 27 gr 30 gr

100% 26 gr 28 gr 28 gr 31 gr

Grafik 2. Osmosis : Pengaruh Konsentrasi

Grafik 2. Osmosis : Pengaruh Tingkat


Konsentrasi
31 31
30 30
Massa (gram)

29
28 28 28
27 27 27
26 26 26
25 25
Berat awal 30 menit 60 menit 90 menit

Waktu
25% 50% 100%
2. Kentang dan Ubi Bit

Tabel 3. Pengaruh Osmosis pada Konsenrasi dan Jenis Bahan

Sampel Perlakuan Ulangan Massa (gr) Ukuran Kekeruhan

Awal Akhir (cm)

1 20 gr 21 gr 3 cm Bening

Aquades 2 21 gr 22 gr 3,2 cm Bening

3 22 gr 25 gr 3,4 cm Sedikit keruh

1 26 gr 24 gr 2,9 cm Sedikit keruh

Garam 20% 2 23 gr 22 gr 2,7 cm Sedikit keruh

3 22 gr 21 gr 2,6 cm Sedikit keruh

Kentagn 1 28 gr 26 gr 2,7 cm Sedikit keruh

Garam 40% 2 26 gr 24 gr 2,7 cm Keruh

3 25 gr 25 gr 2,5 cm Keruh

1 24 gr 23 gr 2,9 cm Keruh

Garam 60% 2 23 gr 22 gr 2,7 cm Keruh

3 21 gr 20 gr 2,6 cm Sangat keruh

Aquades 1 25 gr 27 gr 3,2 cm Sedikit ungu

2 27 gr 28 gr 3,3 cm Sedikit ungu

3 28 gr 29 gr 3,3 cm Sedikit ungu

Ubi Bit Gula 20% 1 30 gr 29 gr 3 cm Sedikit ungu

2 29 gr 27 gr 2,6 cm Sedikit ungu

3 27 gr 27gr 2,7 cm Ungu pekat

Gula 40% 1 28 gr 27 gr 3 cm Sedikit ungu

2 27 gr 25 gr 2,7 cm Ungu pekat


3 25 gr 19 gr 2,6 cm Ungu pekat

Gula 60% 1 24 gr 23 gr 2,9 cm Ungu pekat

2 23 gr 21 gr 2,8 cm Ungu pekat

3 21 gr 18 gr 2,7 cm Ungu pekat

Tabel 4 Foto Hasil Pengamat

a. Uji Coba 1 Pengaruh Suhu ( Agar-Agar)

No Gambar Keterangan

1 - 3 buah agar-agar dengan konsenterasi sirup yang


sama 100%
- Dimasukan kedalam wadah dengan suhu air yang
berbeda. Suhu kamar, Suhu hangat dan Suhu air
es
- Amati perubahan dengan 30 menit – 90 menit
dengan 3 kali pengulangan.

2 - Agar-agar dengan suhu air es.


- Pada 30 menit ager sedikit mengeras dan terjadi
penurunan massa.
- Pada 60 menit ager menjadi lebih keras dan
terdapat perubahan massa
- Pada 90 menit ager menjadi keras dan massa
berkurang.
3. - Agar-agar dengan air hangat
- Dilakukan 3 kali pengulangan selama 90 menit
setiap 1 pengualangannya.
- Agar menjadi kenyal dan retak
- Massa bertambah dan agar-agar berubah warna
menjadi merah disumurnya.

4. - Agar-agar dengan air biasa atau suhu kamar


- Dilakukan 3 kali pengulangan selama 90 menit
satu kali pengulangannya,
- Agar-agar tidak mengubah tekstur hanya
menambahkan berat.

b. Uji Coba 2 Pengaruh Konsentrasi ( Agar-Agar)


No. Gambar Keterangan

1. - Agar-agar ditempatkan pada wadah dengan suhu


air yang sama yaitu suhu kamar atau air biasa.
- Konsentrasi yang berbeda yaitu 25% , 50% dan
100% sesuai kedalaman sumur.
- Dengan waktu 90 menit dengan 3 kali
pengulangan.

2. - Agar-agar dengan konsentrasi 100%


- Sirup terisi penuh didalam sumur.
- Melakukan pengulangan 3 kali setiap 30 menit
,60 menit dan 90menit .
- Massa semakin besar dari massa awal.
- Agar-agar dengan konsentrasi 50% artinya diisi
3. 1
dengan sirup 2 dari sumur.
- Lalu diamati selama 30 menit dan amati
perubahan yang terjadi
- Amati lagi sampai 3x pengamatan (total 90
menit).
- Perubahan yang terjadi massa bertambah dan
teksur masih sama tidak berubah.

4. - Agar agar dengan konsentrasi 25% berarti


1
sumur terisi sirup.
4
- Amati selama 30 menit dan perubahan yang
terjadi,sampai 3x pengamatan (total 90 menit).
- Perubahan yang terjadi massa berkurang dari
massa awal dan teksur masih sama tidak berubah.

c. Uji 3 coba pengaruh Larutan


 Kentang dengan larutan Garam
No. Gambar Keterangan

1. - Kentang dengan potongan 3x3


- Dimasukan kedalam aquades dan larutan garam
dengan presentase yang berbeda. Yaitu garam
20% , garam 40% dan garam 60% . Air 80ml
- Percobaan dilakukan dengan 3 kali pengambilan
data, dengan rentang waktu masing-masing 30
menit. Sehingga total pengamatan selama 1,5 jam

2. - Pada aquades, kentang pada menit 30 ukuran


bertambah dan air terlihat bening.
- Menit ke 60 ukuran bertambah kekeruhan belum
terlihat.
- Dan menit ke 90 ukuran bertambah dan terjadi
kekeruhan sedikit.
- Tekstur kentang masih sama.
3. - Kentang pada garam 20%
- Pada 30 menit awal air keruh sedikit
- Massa berkurang
- Ukuran juga berkurang.
- Kentang menjadi menyusut. Pada menit ke 60-90
yang berubah hanya tekstur dan ukuran. Menjadi
berkurang.

4. - Kentang pada garam 40%


- 30 menit ,air sedikit keruh ,ukuran dan massa
berkurang .
- Pada menit ke 60-90 air menjadi keruh ukuran
dan massa berkurang.
- Teksur menjadi licin dan menyusut.

5. - Kentang pada garam 60%


- 30 menit awal ,air keruh ,ukuran dan massa
berkurang.
- Pada menit ke 60-90 air menjadi keruh ukuran
dan massa berkurang.
- Teksur menjadi sangat licin dan menyusut.

 Ubi Bit dan Larutan Gula

No. Gambar Keterangan

1. - Ubi bit dipotong 3x3


- Dengan Aquades, laruran gula 20%,40% dan 60%
- Air 80ml
- Percobaan dilakukan dengan 3 kali pengambilan
data, dengan rentang waktu masing-masing 30
menit. Total pengamatan selama 1,5 jam
2. - Ubi bit pada aquades
- Massa bertambah
- Ukuran bertambah
- Air menjadi sedikit keruh
- Air menjadi sedikit ungu
- Air masuk ke dalam sel-sel ubi bit

3. - Ubi bit pada gula 20%


- Massa berkurang
- Ukurang berkurang
- Air menjadi keruh
- Air menjadi sedikit ungu
- Air dari sel-sel ubi bit keluar

4. - Ubi bit pada gula 40%


- Massa berkurang
- Ukurang berkurang
- Air menjadi keruh
- Air bertambah ungu
- Air dari sel-sel ubi bit keluar

5. - Ubi bit pada gula 60%


- Massa berkurang
- Ukuran berkurang
- Air sangat keruh
- Air menjadi sangat ungu (pekat)
- Air dari sel-sel ubi bit keluar
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini difusi dan osmosis yang menggunakan alat dan bahan
yang mudah di dapatkan. Yaitu bahan yang kami gunakan kentang, umbi bit, agar-
agar,dan sirup. Dan alat yang kami gunakan yaitu wadah, cetakan agar, neraca,dan
gelas plastik. Yang kita tahu bahwa difusi adalah perpindahan zat gas,padat atau cair
tanpa melewati membran, dari daerah yang konsetrasinya tinggi ke daerah yang
konsentrasinya rendah sehingga konsetrasi zat menjadi sama. Sedangkan osmosis
yaitu peristiwa berpindahnya molekul air melalui selaput semipermiabel selektif dari
bagian konsentrasi rendah ke bagian konsentrasi tinggi.
Kami melakukan 4 percobaan,yaitu percobaan pertama pada agar-agar
dengan mengamati pengaruh suhu , percobaan kedua pengaruh konsentrasi.
Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali dan pada masing-masing pengulangan
dilakukan selama 30 menit , 60 menit dan 90 menit. Percobaan ketiga Konsenrasi
dan Jenis Bahan yaitu pada kentang dan umbi bit. Pada kentang terdapat
aquades,larutan garam20%,40% dan 60% . Dan percobaan kempat pada umbi bit
terdapat aquades,larutan gula 20%,40% dan 60% masing masing konsentrasi
melakukan 3 kali pengulangan dengan rentang waktu masing-masing 30 menit.
Sehingga total pengamatan selama 1,5 jam.
Percobaan pertama pada agar-agar dengan mengamati pengaruh suhu agar-
agar yang dibuat sumur dan terdapat sirup didalamnya, agar-agar yang dimasukan ke
dalam wadah berisi suhu air yang berbeda yaitu air hangat,air biasa dan air es. Pada
air hangat agar-agar mengalami pertambahan massa dari massa awal 27 gram
menjadi 30 gram pada menit ke 90. Agar-agar yang dimasukan ke dalam wadah
berisi air biasa(suhu kamar) agar-agar mengalami pertambahan massa dari 28 gram
menjadi 31 gram. Berbeda dengan agar-agar yang dimasukan ke dalam wadah berisi
air es, hasilnya menunjukan adanya pengurangan massa dari 30 gram menjadi 26
gram. Hal ini sebabkan karena suhu faktor terjadinya difusi dan osmosis, molekul
bergerak lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi sehingga molekul lebih sering
bertumbukan dan difusi berlangsung lebih cepat.
Percobaan kedua pengaruh konsentrasi pada agar-agar, agar-agar yang
1 1
diberikan sirup 25% ( ) sumur ,sirup 50% ( 2 )dan sirup 100% ( sumur terisi
4
penuhh) lalu dimasukan kedalam wadah berisi air biasa. Hasil pada 25% agar-agar
mengalami pertambahan massa awal 25 gram menjadi 27 gram. Pada agar-agar yang
diberikan sirup 50% sumur bahwa agar-agar mengalami pertambahan massa dari 25
gram menjadi 30 gram. Ketika diberikan sirup 100% hasil menunjukan bahwa agar-
agar mengalami pertambahan massa dari 26 gram menjadi 31 gram. Perbedaan
konsentrasi menjadi faktor utama difusi dan osmosis, konsentrasi yang besar
mengakibatkan molekul bertumbukan lebih sering sehingga kecepatan difusi lebih
besar.
Percobaan ketiga pengaruh osmosis pada konsentrasi dan jenis bahan
kentang. Kentang dipotong seukuran 3x3(potong dadu). Kentang yang dimasukan ke
dalam aquades, hasil menunjukan bahwa kentang mengalami pertambahan massa
dan ukuran disetiap pengulangan nya 1= 20 gram menjadi 21 gram dan ukuran tetap
3 cm. 2 = 21 gram menjadi 22 gram dan ukuran 3,2 cm. 3= 22 gram menjadi 25 gram
dan ukuran 3,4 cm . Pada aquades kekeruhan belum terlihat. Pada kentang yang
dimasukan ke dalam larutan garam 20%, 40%, dan 60% menunjukan bahwa kentang
mengalami penyusutan. Artinya kentang mengalami pengurangan massa serta
ukuran. Kentang pada larutan garam 20% mengalami pengurangan dari 26 gram
menjadi 24 gr dan ukuran 2,9 cm 2= dari 23 gram menjadi 22 gr ukuran 2,7 cm 3=
dari 22 gram menjadi 21 gram ukuran 2,6 cm. Terlihat kekeruhan pada larutan garam
walaupun sedikit. Kentang pada larutan garam 40% mengalami pengurangan massa
dari 28 gram menjadi 26 gram, ukuran 2,7 cm 2= 26 gram menjadi 24 gram,ukuran
2,7 cm . 3= 25 gram menjadi 25 gr am,ukuran 2,5 cm . Kekeruhan mulai sedikit
pekat dan kentang menjadi licin. Kentang pada larutan garam 60% mengalami
pengurangan massa dari 24 gram menjadi 23 gram, ukuran 2,9 cm. 2= dari 23 gram
menjadi 22 gram,ukuran 2,7 cm . 3= dari 21 gram menjadi 20 gram,ukuran2,6 cm.
Terlihat sangat keruh dan kentang menyusut.
Hal tersebut terjadi karena larutan garam bersifat hipertonis, akibatnya terjadi
peristiwa osmosis. Sel-sel kentang kekurangan air (isi sel), akibatnya terjadi
plasmolisis yang mengakibatkan penurununan tekanan turgor. Tekanan turgor adalah
tekanan yang mendorong membran sel terhadap dinding sel. Jika tekanan turgor
menurun akibatnya kentang menjadi lebih lunak. Kemudian terjadi penurunan berat
kentang akibat perpindahan air dari sel-sel kentang ke larutan. Kelunakan kentang
dan pengurangan berat bergantung pada konsentrasi larutan. Semakin hipertonis
larutannya, maka semakin lunak kentangnya, juga semakin banyak pengurangan
beratnya. Ini membuktikan bahwa teori osmosis yaitu perpindahan ion atau molekul
air dari kerapatan rendah ke kerapatan tinggi dengan melewati suatu membran semi
permeabel, terjadi pada kentang yang dimasukan ke dalam larutan garam.
Selanjutnya umbi bit, umbi bit dipotong seukuran 3x3(potong dadu). Pada
umbi bit yang dimasukan ke dalam aquades, hasil menunjukan bahwa umbi bit
mengalami pertambahan massa dari 3 pengulanan 1= dari 25 gram menjadi 27
gram,ukuran 3,2 cm. 2= dari 27 gram menjadi 28 gram , ukuran 3,3 cm. 3= dari 28
grm menjadi 29 gram,ukuran 3,3 cm. Air berubah menjadi keruh berwarna ungu
sedikit. Itu artinya umbi bit mengalami difusi. Pada umbi bit yang dimasukan ke
dalam larutan gula 20%, 40%, dan 60% menunjukan bahwa umbi bit mengalami
penyusutan. Artinya umbi bit mengalami pengurangan massa serta ukuran. Umbi bit
pada larutan gula 20% mengalami pengurangan dari 1= 30 gram menjadi 29
gram,ukuran 3 cm. 2= dari 29 gram menjadi 27 gram ,ukuran 2,6 cm 3= dari 27 gram
menjadi 27gr am,ukuran 2,7 cm . Warna menjadi lebih ungu sedikit. Umbi bit pada
larutan gula 40% mengalami pengurangan massa dari 1= 28 gram menjadi
27gram,ukuran 3 cm. 2= dari 27 gram menjadi 25 gram,ukuran 2,7 cm. 3= dari 25
gram menjadi 19 gram,ukuran 2,6 cm. Warna menjadi ungu kekeruhan meningkat.
Umbi bit pada larutan gula 60% mengalami pengurangan massa 1= dari 24 gram
menjadi 23 gram,ukuran 2,9 cm. 2= dari 23 gram menjadi 21 gram ukuran 2,8 cm.
3= dari 21 gram menjadi 18 gram,ukuran 2,7 cm. Warna pekat.
Hal tersebut terjadi karena larutan gula bersifat hipertonis, akibatnya terjadi
peristiwa osmosis. Dimana air keluar dari sel-sel umbi bit menuju larutan. Umbi bit
yang telah dimasukan ke dalam larutan gula mengalami penyusutan berat dari larutan
yang konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinggi. Umbi bit tersebut
menjadi lebih ringan serta warnanya lebih pudar. Semakin hipertonis larutannya,
maka semakin lunak umbi bitnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya.
Kecepatan zat terlarut dapat berdifusi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor pertama yaitu ukuran, semakin kecil ukuran suatu molekul maka energi yang
diperlukan semakin sedikit sehingga difusi berlangsung lebih cepat. Faktor kedua
yaitu suhu, molekul bergerak lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi sehingga
molekul lebih sering bertumbukan dan difusi berlangsung lebih cepat. Faktor ketiga
yaitu perbedaan konsentrasi, konsentrasi yang besar mengakibatkan molekul
bertumbukan lebih sering sehingga kecepatan difusi lebih besar. Faktor yang terakhir
yaitu tekanan, takanan dapat menedekatkan molekul, sehingga semakin padat suatu
molekul menjadi bertumbukan dan lebih sering berikatan. Larutan berdasarkan
konsentrasi terhadap sel dibagi menjadi tiga, yaitu larutan hipertonis (hyperosmotic
solution), larutan isotonis (isoosmotic solution) dan larutan hipotonis (hypoosmotic
solustion). Larutan hipertonik merupakan larutan yang memiliki gradient konsentrasi
lebih tinggi daripada didalam sel sedangkan larutan hipotonik memiliki gradient
konsentrasi lebih rendah daripada didalam sel.

G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
Difusi adalah peristiwa berpindahnya zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis yaitu perpindahan
ion atau molekul air dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi dengan melewati
suatu membran semipermeabel.
Zat terlarut dapat berdifusi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
pertama yaitu ukuran, semakin kecil ukuran suatu molekul maka energi yang
diperlukan semakin sedikit sehingga difusi berlangsung lebih cepat. Faktor kedua
yaitu suhu, molekul bergerak lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi sehingga
molekul lebih sering bertumbukan dan difusi berlangsung lebih cepat. Faktor ketiga
yaitu perbedaan konsentrasi, konsentrasi yang besar mengakibatkan molekul
bertumbukan lebih sering sehingga kecepatan difusi lebih besar. Faktor yang terakhir
yaitu tekanan, takanan dapat menedekatkan molekul, sehingga semakin padat suatu
molekul menjadi bertumbukan dan lebih sering berikatan.
Cara kerja difusi dan osmosis berbeda sesuai apa yang digunakan. Difusi
tanpa melalui membran sedangkan osmosis melalui membran. Proses osmosis terjadi
pada kentang dan umbi bit yang telah direndam ke dalam larutan air garam dan
larutan gula, karena konsentrasi dalam sel kentang dan umbi bit lebih rendah
dibanding dengan konsentrasi air pada larutan garam dan larutan gula.
H. Daftar Pustaka

Campbell,Neil A. 2002. Biologi .Ed ke-5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kimball, J.W. 1999. Biologi. Ed ke-1. Erlangga: Jakarta

Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama:

Pratiwi. D. A. 2000. Biologi SMA Kelas XI. Jakarta. Erlangga

Starr, Cecie dkk. 2012. Biologi. Jakarta: Salemba Teknika


Sulistyowati, Uut. 2010. Biologi. Nganjuk: PT. Temprina Media Grafika:
Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum Tuberosum Dan
Doucus Carota Jurnal Biology Education. Vol. 4 No.1: 160. Aceh:
Universitas Jabal Ghofur

Anda mungkin juga menyukai