Anda di halaman 1dari 28

TITIK BERAT

(Laporan Praktikum Mekanika)

Oleh
Fifi Salia Putri
1813022049

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Titik Berat

Tanggal Praktikum : 31 Oktober 2019

Tempat Praktikum : Laboratorium Pendidikan Fisika

Nama : Fifi Salia Putri

NPM : 1813022049

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi : Pendidikan Fisika

Kelompok : II (Dua)

Bandar Lampung, 31 Oktober 2019


Mengetahui,
Asisten

Sulistia Ningsih
NPM.171302204

ii
TITIK BERAT

Oleh
Fifi Salia Putri

ABSTRAK

Pada tanggal 31 Oktober 2019 telah dilakukan percobaan dengan judul


Titik Berat di Laboratorium Pendidikan Fisika. Percobaan ini bertujuan
untuk menentukan letak titik berat pada benda luasan yang homogen dan
sembarang. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini
berupa dasar statif, batang statif panjang dan pendek, balok pendukung,
benang, beban, 6 benda 2D yang bermacam bentuk, pembolong kertas,
mistar. Adapun langkah kerja yang perlu dikerjakan ialah merangkai alat
percobaan, melubangi benda sebanyak 3 titik di pinggiran benda,
kemudian menggantungkan benda 1 pada balok pendukung dengan
menggunakan salah satu lubang dan menggantungkan beban dengan
benang di depan benda, lalu menarik dan menggambar garis yang dibentuk
oleh benang pada benda, kemudian mengulangi langkah ke-4 sampai ke-6
dengan mengganti lubang tempat menggantungkan benda, setelahnya
menentukan titik berat benda pada titik pertemuan 3 garis yang telah
digambar, terakhir mengulangi langkah ke-4 dan seterusnya dengan
mengganti benda menjadi benda 2-6. Adapun hasil dari percobaan dan
perhitungan adanya perbedaan selisih pada nilai titik berat (x,y) pada
bentuk homogen (benda 1-5) hal tersebut terjadi karena adanya kesalahan
saat melakukan percobaan atau pada saat melakukan perhitungan
langsung. Pada benda bentuk ke 6 yaitu bentuk sembarang hanya
didapatkan letak titik berat (x,y) melalui hasil percobaan saja yaitu (4,0
cm, 12,0 cm). Kendala dalam praktikum ini adalah sulit menentukan titik
berat pada percobaan dari masing-masing benda.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER............................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... ii
ABSTRAK.......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan Percobaan................................................................................... 2
D. Hipotesis................................................................................................. 2
II. LANDASAN TEORI
III. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan......................................................................................... 8
B. Langkah Percobaan................................................................................ 11
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan.................................................................................... 12
B. Pembahasan.............................................................................................13
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Alat dan bahan.......................................................................................8
Tabel 4.1 Hasil percobaan titik berat.....................................................................12

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Benda tidak berada pada satu garis lurus......................................... 4
Gambar 2.2 Lokasi Pusat Massa Benda yang Bentuknya Tidak Teratur............. 4
Gambar 2.3 Menentukan pusat massa sistem benda besar.....................................5
Gambar 3.1 Rangkaian alat percobaan titik berat............................................. 11

vi
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Salah satu materi yang dipelajari dari fisika yaitu
tentang titik berat. Penerapan dari titik berat dapat ditemui dalam
kehidupan sehari hari, namun banyak yang tidak menyadari akan hal
tersebut. Salah satu penerapan dari konsep titik berat terdapat pada
pertunjukan akrobatik, yaitu ketika pemain akrobat menaiki sepeda yang
beroda satu tanpa pegangan, namun pemain akrobat tersebut tetap
seimbang dan tidak terjatuh. Hal ini jelaslah membutuhkan teknik khusus
dan tidak semua orang dapat melakukannya. Hal ini dapat terjadi karena
sepeda tersebut memiliki titik beratnya sendiri dan para pemain akrobat
tersebut mengetahui dengan baik dimana harus menentukan titik tumpu
yang tepat dengan titik beratnya, sehingga ketika menaiki sepeda roda
tersebut pemain akrobat tidak akan terjatuh.
Selain dari pemain akrobat, contoh lain dari titik berat yang dapat dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari masih sangat beragam, salah satunya terdapat
pada pemain lompat galah yang harus menentukan titik tumpunya agar
setimbang dengan titik berat sehingga mampu menghasilkan lompatan
yang baik dan juga terdapat pada konstruksi bangunan Menara Eiffel di
Paris yang tidak akan berdiri tahan lama jika penentuan titik beratnya tidak
tepat. Hal ini membuktikan bahwa tanpa kita sadari konsep titik berat
sangat penting dalam kehidupan kita. Untuk itu dilakukan percobaan ini
guna menambah pengetahuan dan untuk menentukan titik berat pada
batang, bidang, ruang, dan menentukan titik berat dari benda gabungan.
2

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam percobaan kali ini adalah bagaimana
menentukanletak titik berat pada benda luasan.

C. Tujuan Percobaan
Tujuan pada percobaan titik berat, praktikan diharapkan mampu
menentukan letak titik berat pada benda luasan.

D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis yang dibuat :
1. Untuk menentukan titik berat pada benda luasan dapat digunakan cara
berikut :

X 0=
xA
, Y 0=
∑yA
∑A ∑A
II. LANDASAN TEORI

Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu
suatu titik tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Perbedaannya
adalah letak pusat massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan gravitasi,
sehingga letaknya tidak selalu berhimpit dengan letak titik beratnya.

Letak atau posisi dari titik berat pada berbagai benda tentu berbeda-beda. Pada
benda homogen berbentuk teratur, titik bendanya terletak pada perpotongan
diagonal ruang. Sedangkan untuk benda sembarang, titik beratnya terletak pada
perpotongan kedua garis vertikal. Titik berat benda dapat terletak di dalam
ataupun di luar bendanya tergantung pada homogenitas dan bentuknya.
(Devia, 2010).

Kesetimbangan dan titik pusat massa merupakan materi fisika yang memiliki
banyak penerapan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada bidang atletik dan
teknik bangunan. Konsep kesetimbangan dan titik pusat massa juga saling
berhubungan dan berhubungan dengan konsep-konsep fisika lainnya, seperti
gerak transalasi, hukum II Newton, dan momentum. Hal ini menunjukkan bahwa
konsep kesetimbangan dan titik pusat massa sangat penting dipelajari untuk dapat
memperoleh pemahaman tentang konsep fisika yang koheren dan tidak
menimbulkan salah konsep ketika digunakan dalam menjelaskan fenomena atau
permasalahan fisika.
(Mulyastuti, 2018).
4

Dalam membahas gerakan sejumlah benda, kadang kita tertolong jika


menggunakan konsep pusat massa. Misalkan kita memiliki beberapa partikel
dengan massa m1, m2, ... mn (Gambar 2.1). Partikel-partikel tersebut berada pada
posisi r1, r2, ... rn.
m1 r 1+m2 r 2+ …+mn r n
r pm=
m1 +m2 +…+ mn

Gambar 2.1 Benda Tidak Berada pada Satu Garis Lurus

Benda-benda kontinu yang memiliki bentuk teratur dan rapat massa yang tersebar
secara merata memiliki lokasi pusat massa yang dapat ditentukan dengan mudah.
Bola homogem miliki pusat massa di pusat bola, tongkat homogen memiliki pusat
massa di tengah-tengah tongkat, kubus homogen memiliki pusat massa di pusat
kubus. Untuk benda yang bentuknya tidak teratur, lokasi pusat massa tidak dapat
ditebak langsung. Tetapi kita dapat menentukan pusat massa dengan percobaan
sederhana. Salah satu cara tampak pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Lokasi Pusat Massa Benda yang Bentuknya Tidak Teratur
5

Jika kita memiliki sejumlah benda besar, bagaimana menentukan pusat massa
sistem benda tersebut? Kita tetap bisa menggunakan persamaan di atas.
Contohnya, pada Gambar 2.3 kita memiliki roda dan bola. Lokasi pusat massa
masing-masing benda diketahui. Setelah digambarkan koordinat, lokasi pusat
massa masing-masing (x1, y1, z1) dan (x2, y2, z2). Jika massa roda m1 dan massa
bola m2 maka lokasi pusat massa sistem dua benda tersebut adalah:

Gambar 2.3 Menentukan pusat massa sistem benda besar

m1 r 1+m2 r 2
r pm=
m1+m2

Pusat massa benda yang mengandung lubang dapat pula ditentukan dengan rumus
serupa. Lubang dapat dianggap sebagai benda yang memiliki massa negatif.
Contoh pada Gambar 2.4 terdapat sebuah cakram homogen dengan jari-jari R1
massa awal m1 (massa sebebelum adanya lubang). Pada cakram tersebut
kemudian dibuat lubang dengan jari-jari R2. Misalkan massa yang dibuang saat
membuat lubang adalah m2. Pusat massa cakram berlubang dihitung dengan
menentukan pusat cakram asal (tanpa lubang) dan pusat lubang. Dalam
perhitungan, massa lubang diberi nilai negatif. Rumus yang digunakan adalah:

m 1 r 1−m 2 r 2
r pm=
m 1+ m2
6

Gambar 2.4 Menentukan Pusat Massa Benda Berlubang


(Abdullah, 2016: 469-471).

Statika adalah ilmu kesetimbangan yang menyelidiki syarat-syarat gaya yang


bekerja pada sebuah benda/titik materi. Letak/posisi titik berat, yaitu: terletak
pada perpotongan diagonal ruang untuk benda homogen berbentuk teratur,
terletak pada perpotongan kedua garis vertikal untuk benda sembarang, bisa
terletak di dalam atau diluar bendanya tergantung pada homogenitas dan
bentuknya.
(Marbun, 2016).

Titik berat adalah titik yang dilalui titik yang dilalui oleh garis kerja dari resultan
gaya berat sistem benda titik, berarti merupakan titik potong dari garis kerja gaya
berat bila letak dari sistem ini berubah-ubah. Misalnya untuk benda rigid:

Gambar 2.5 Titik Berat Benda Rigid

Sebuah benda rigid digantung pada θ1, maka garis vertikal melalui θ1, adalah
tempat kedudukan titik berat (Gambar 2.5). sekarang jika digantung di θ2, maka
garis vertikal melalui θ3 adalah juga tempat kedudukan dari titik berat (Gambar
2.5), maka pada Gambar 2.5 dapat dilihat perpotongan kedua garis vertikal
tersebut di z adalah titik berat tersebut. koordinat titik berat:
7

xz =
∑ wi xi = ∑ mi g x i = ∑ mi x i
∑ wi ∑ m i g ∑ mi

Dengan cara yang sama:

y z=
∑ mi y i ,
∑ mi
zz =
∑ mi z i
∑ mi

Untuk benda rigid berlaku:

xz =
∫ x dw , y = ∫ y dw , z =∫ z dw
z z
∫ dw ∫ dw ∫ dw

Titik berat dan pusat massa mempunyai koordinat sama, berarti kedua titik ini
berimpit. hal ini benar bila benda atau sistem berada dekat dengan permukaan
bumi. Untuk benda-benda yang jauh dari permukaan bumi titik berat letaknya
berubah, lebih dekat ke arah bumi dari pada pusat massa, yang selalu tetap
letaknya di manapun benda itu diletakkan.
(Yahdi, 1996).
III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.1 Alat dan bahan pada percobaan Gerak Parabola

No. Nama Alat & Bahan Jumlah Gambar

1. Dasar statif 1 pasang

2. Batang statif panjang 1 buah

3. Batang statif pendek 2 buah


9

4. Pembolong kertas 1 buah

5. Benang Secukupnya

6. Benda 1 1 buah

7. Benda 2 1 buah

8. Benda 3 1 buah
10

9. Benda 4 1 buah

10. Benda 5 1 buah

11. Benda 6 1 buah

12. Balok pendukung 1 buah

13. Beban 1 buah

14. Mistar 1 buah


11

B. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang harus dilakukan pada percobaan kali ini adalah
sebagai berikut :
1. Merangkai alat dan bahan seperti gambar berikut.

Gambar 3.1 Rangkaian Alat dan Bahan

2. Melubangi sembarang benda sebanyak 3 buah pada masing-masing


benda.
3. Menggantungkan benda 1 pada balok pendukung dengan
menggunakan salah satu lubang.
4. Menggantungkan beban dengan benang di depan benda.
5. Ketika benda dan beban dalam posisi setimbang, lalu menarik garis
yang dibentuk oleh benang.
6. Mengulangi langkah ke-4 sampai ke-6 dengan mengganti lubang
tempat menggantungkan benda.
7. Kemudian menentukan titik berat benda pada titik pertemuan 3 garis
yang telah digambar.
8. Mengulangi langkah ke-4 dan seterusnya dengan mengganti benda
menjadi benda 2, benda 3, benda 4, benda 5, dan benda 6.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil dari percobaan yang telah dilakukan :
Tabel 4.1 Tabel hasil percobaan titik berat pada benda luasan.
Koordinat titik berat Koordinat titik berat Kesalahan
hasil percobaan berdasarkan teori percobaan
No Benda
X (cm) Y (cm) X (cm) Y (cm) X (cm) Y (cm)

1 6,50cm 9,00 cm 6,56 cm 9,65 cm 0,06 cm 0,65cm

2 7,00cm 6,8cm 7,85 cm 6,4 cm 0,85 cm 0,4cm

3 8,0cm 16,1cm 8,49 cm 16,9 cm 0,49 cm 0,8cm

4 5,0cm 8,0 cm 5,15 cm 7,8 cm 0,15 cm 0,2 cm

5 5,5 cm 14,5 cm 5,46 cm 13,8 cm 0,04 cm 0,7 cm

6 4 cm 12 cm 0 0 0 0
10
13

B. Pembahasan
Percobaan titik berat ini dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2019 di
Laboratorium Pendidikan Fisika. Adapun alat dan bahan yang digunakan
pada percobaan kali ini ialah batang statis panjang dan pendek, balok
pendukung, dasar statif, benang, pembolong kertas, beban 50 gram, mistar,
dan 6 buah benda berbeda bentuk. Berikut langkah kerja yang dilakukan
pada percobaan kali ini ialah merangkai alat percobaan, lalu melubangi
benda sebanyak tiga titik secara sembarang ditiap ujung benda, kemudian
menggantungkan benda 1 pada balok pendukung dengan menggunakan
salah satu lubang, setelah itu menggantungkan beban dengan benang di
depan benda, lalu menarik dan menggambar garis yang dibentuk oleh
benang pada benda, kemudian mengulangi langkah ke-4 sampai ke-6
dengan mengganti lubang tempat menggantungkan benda, setelahnya
menentukan titik berat benda pada titik pertemuan 3 garis yang telah
digambar, terakhir mengulangi langkah ke-4 dan seterusnya dengan
mengganti benda menjadi benda 2, benda 3, benda 4, benda 5, dan benda
6.

Berdasarkan dari tabel data hasil pengamatan yang telah dilakukan, pada
benda 1 didapat hasil percobaan nilai titik berat X dan Y sebesar
X =6,5 cm; Y =9 cm
Z=[6,5 ; 9]
Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan menurut teori didapat hasil :
X =6,56 cm; Y =9,65 cm
Z=[6,56 ; 9,65]

Dari hasil yang didapat, nilai dari titik berat X dan Y pada hasil
pengukuran dan pengamatan terdapat sedikit perbedaan. Selisih dari titik
berat pada sumbu X =0,06 cm dan pada sumbu Y =0,65 cm.
14

Pada percobaan dengan objek benda 2, didapat titik berat dari hasil
percobaan sebesar :
X =7 cm; Y =6,8 cm
Z=[7 ; 6,8]
Sedangkan nilai dari titik berat berdasarkan perhitungan didapat hasil :
X =7,85 cm; Y =6,4 cm
Z=[7,85 ; 6,4]
Dari hasil yang didapat titik berat pada benda 2 terdapat selisih antara titik
berat berdasarkan percobaan dan dari perhitungan teori. Selisih dari titik
berat pada sumbu X =0,85 cm dan pada sumbu Y =0,4 cm.

Pada percobaan dengan objek benda 3, didapat titik berat dari hasil
percobaan sebesar :
X =8,0 cm; Y =16,1 cm
Z=[8 ; 16,1]
Sedangkan nilai dari titik berat berdasarkan perhitungan didapat hasil :
X =8,49 cm; Y =16,9 cm
Z=[8,49 ; 16,9]
Dari hasil yang didapat titik berat pada benda 3 terdapat selisih antara titik
berat berdasarkan percobaan dan dari perhitungan teori. Selisih dari titik
berat pada sumbu X =0 , 49 cm dan pada sumbu Y =0,8 cm.

Pada percobaan dengan objek benda 4, didapat titik berat dari hasil
percobaan sebesar :
X =5 cm; Y =8 cm
Z=[5 ; 8]
Sedangkan nilai dari titik berat berdasarkan perhitungan didapat hasil :
X =5,15 cm; Y =7,8 cm
Z=[5,15 ; 7,8]
Dari hasil yang didapat titik berat pada benda 4 terdapat selisih antara titik
berat berdasarkan percobaan dan dari perhitungan teori. Selisih dari titik
berat pada sumbu X =0,15 cm dan pada sumbu Y =0,2 cm.
15

Pada percobaan dengan objek benda 5, didapat titik berat dari hasil
percobaan sebesar
:
X =5,5 cm; Y =14,5 cm
Z=[5,5 ; 14,5]
Sedangkan nilai dari titik berat berdasarkan perhitungan didapat hasil :
X =5,46 cm; Y =14,8 cm
Z=[5,46 ; 14,8]
Dari hasil yang didapat titik berat pada benda 5 terdapat selisih antara titik
berat berdasarkan percobaan dan dari perhitungan teori. Selisih dari titik
berat pada sumbu X =0,04 cm dan pada sumbu Y =0,3 cm.

Pada percobaan dengan objek benda 6 karena benda berbentung


sembarang, didapat titik berat dari hasil percobaan sebesar :
X =4 cm; Y =12cm
Z=[4 ; 12]
Sedangkan nilai dari titik berat berdasarkan perhitungan tidak didapatkan.
Dari hasil yang didapat titik berat pada benda 6 terdapat selisih antara titik
berat berdasarkan percobaan dan dari perhitungan teori. Selisih dari titik
berat pada sumbu X =0 cm dan pada sumbu Y =0 cm.

Kendala yang dialami saat praktikum adalah sulit menentukan titik berat
pada percobaan dari masing-masing benda, terutama pada benda 4 sulit
mendapatkan titik beratnya. Selain itu titik berat dari hasil percobaan dan
titik berat dari perhitungan terdapat perbedaan meskipun tidak terlalu
kentara.
V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan


sebagai berikut :
Titik berat pada benda luasan yang homogen dapat digunakan persamaan
berikut :

x=
∑ x A = x 1 A1 + x 2 A 2+ x3 A 3 +…+ x n A n
∑A A 1+ A 2+ A 3 +…+ A n

y=
∑ y A = y 1 A1 + y 2 A 2 + y 3 A 3+ …+ y n A n
∑A A 1 + A 2 + A 3 +…+ A n

Sedangkan untuk titik berat dari benda luasan yang sembarang hanya dapat
dilakukan dengan melakukan percobaan, tidak dengan perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Admin. 2013. Gerak Parabola dan Rumus. Diunduh dari


https://rumushitung.com/2013/07/27/gerak-parabola-dan-rumus-fisikanya/.
Diakses pada 16 Oktober 2019 pukul 19.47 WIB.

Akbar, D. 2012. Belajar Fisika Gerak Parabola. Diunduh dari http:// smartin your
hand. blogspot.com/2012/05/gerak-parabola.html . Diakses pada tanggal 10
Oktober 2019 pukul 23.14 WIB.

Ishaq, M. 2007. Fisika Dasar Jilid 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Nurwulandari, N. 2018. (Offline) Penerapan Game Angry Bird Untuk Materi


Gerak Parabola pada Pembelajaran Fisika . Jurnal Pendidikan: Riset &
Konseptual. Vol. 2 (4) : 401. Diunduh tanggal 10 Oktober 2019 pukul 22.56
WIB.

Rajagukguk, J. & Chayani S. 2017. (Offline) Pemodelan dan Analisis Gerak


Parabola Dua Dimensi dengan Menggunakan Aplikasi Gui Matlab. Jurnal
Saintika. Vol. 17(2): 63-64. Diunduh tanggal 10 Oktober 2019 pukul 12.47
WIB.
LAMPIRAN
Perhitungan:

1. Benda 1

Diketahui:
x 1=7 cm z=[6,56 cm; 9,65 cm]
y 1=8 cm 2. Benda 2
x 2=4,6 cm
Diketahui:
y 2=17,2 cm
x 1=15,67 cm=7,85 cm
1
A1= a∙ t y 1=15,7 cm=7,85
2
x 2=7,85 cm
1
A1= 7 ∙ 14
2 5,35
y 2= cm=2,675 cm
2
A1=49 c m2
A1=s × s=15,5 ×15,5=246,5 cm²
A 2= p × l
1
A2=16× 14 A2= πr ²
2
A2=224 c m2 1
A2= 3,14 ∙(7,85) ²
Ditanya: 2

Nilai (x, y) ? A2=96,75 c m 2


Jawab: Ditanya: nilai x dan y?
x 1 A1 + x 2 A2 x 1 A1 + x 2 A2
x= x=
A 1 + A2 A 1 + A2
7 ∙224 +4,6 ∙ 49 1935+759,5
x= x=
224 343,25
x=6,56 cm x=7,85 cm=0,0758 m
y 1 A 1+ y 2 A2 y 1 A 1+ y 2 A2
y= y=
A 1+ A 2 A 1+ A 2
8 ∙ 224+17,2 ∙ 49 1935+258,81
y= y=
273 343,25
1792+842,8 y=6,4 cm=0,064 m
y=
273 jadi, nilai titk beratnya adalah
y=9,65 cm=0,0965 m
z=[7,85 cm ; 6,4 cm]
Jadi nilai x = 6,56 cm dan y = 9,65 cm.
jadi, nilai titk beratnya adalah
x3=1,75cm
3. Benda 3 y3=17,85cm
Diketahui :
x 1 A 1 + x 2 A2 + x 3 A 3
x 1=x 2=x 3=8.5 cm x=
A 1+ A 2 + A 3
y 1=4 cm
1,65∙ 16,06+7,75 ∙ 115,8−1,75 ∙ 31,23
x=
y 2=12,25 cm 163,165
y 3=¿ 15,25 cm x=5,15 cm

1 1 y 1 A 1+ y 2 A 2 + y 3 A 3
A1= a∙ t = 17 x 8=68 cm 2 y=
2 2 A 1 + A 2 + A3
A2 = p x l=17 x 8,5=144,5 cm2
1 1 6,1 ∙16,065+14,95 ∙ 115,85−17,85 ∙ 31,23
A3 = πr ²=¿ 3,14 x (8,5)2 = 113,4 cm2 y=
2 2 163,65
Ditanya x,y ? y=7,8 cm
x 1 A 1 + x 2 A2 + x 3 A 3 jadi, nilai titik beratnya adalah
x=
A 1+ A 2 + A 3 z=[5,15 cm ; 7,8 cm]
8,5 ∙144,5+8,5 ∙ 113,4−8,5 ∙ 68
x=
190
x=8,49 cm 5. Benda 5 (Bentuk Huruf F)

y 1 A 1+ y 2 A 2 + y 3 A 3 Diketahui :
y=
A 1 + A 2 + A3 x 1=3 cm; x 2=9,5 cm; x 3=9,8 cm
12,25 ∙114,5 +15,25∙ 113,4−4 ∙ 68 y 1=11,5 cm
y=
190
y 2=13,75 cm
y=16,98 cm
y 3=21 cm
jadi, nilai x=8,49cm dan y=16,9cm
A1= pxl = 6 x 23=138 c m2
jadi, nilai titk beratnya adalah
A2 = p x l=33,75 c m 2
z=[8,49 cm; 16,98 cm]
A3 = p x l=47,04 c m2
4. Benda 4 Ditanya x, y ?
x1=1,65cm x 1 A 1 + x 2 A2 + x 3 A 3
x=
A 1+ A 2 + A 3
y1=6,1cm
3 ∙138+ 9,5∙ 33,75+9,8 ∙ 47,04
x=
x2=7,75cm 218,79

y2=14,95cm x=5,46 cm
y 1 A 1+ y 2 A 2 + y 3 A 3
y=
A 1 + A 2 + A3
11,5 ∙ 138+13,75 ∙33,75+21 ∙ 47,04
y=
218,79
y=13,8 cm
jadi, nilai titik beratnya adalah

z=[5,46 cm; 13,8 cm]

Anda mungkin juga menyukai