Anda di halaman 1dari 4

Pembiasan Cahaya pada Benda Planparalel

I. Tujuan Percobaan :
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami sifat pembiasan pada benda
plan paralel.
II. Alat/Bahan yang Digunakan :
Kode Nama Gambar Fungsi Jumlah
alat/bahan
POG 460 01 Kotak cahaya Sumber cahaya 1

POG 460 03 Diafragma 1 Memfokuskan cahaya yang akan 1


dan 3 celah menuju prisma, dengan memilih
1 celah dari difragma tersebut
sehingga berkas cahaya tepat
mengenai titik Q (Gambar5.2)
POG 310 02 Prisma, Medium pembiasan cahaya 1
trapesium

KAL 60/5A Catu daya Sumber tegangan dan arus untuk 1


lampu pada kotak cahaya

KAL 99 Kabel Penghubung arus listrik dari 2


penghubung catu daya ke kotak cahaya

- Busur derajat Mengukur sudut 1

- Kertas Menggambar dan menandai 1


A4/milimeter pengamatan pembiasan pada
block prisma

III. Dasar Teori :


Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat
sejajar. Apabila seberkasi sinar datang pada salah satu bidang kaca yang sejajar tersebut, maka
sinar tersebut akan mengalami pembiasan. Hal ini dikarenakan sinar melewati dua medium yang
berbeda sehingga sinar dibiaskan. Setiap medium memiliki kemampuan membiaskan cahaya yang
berbeda-beda, dapat dilihat dari indeks biasnya. Menurut hukum Snellius tentang pembiasan
cahaya menyebutkan bahwa:
Hukum I Snellius:
“Sinar datang, sinar bias, dan garis normal, teretak pada satu bidang datar.”
Hukum II Snellius:
“Sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat dibiaskan
mendekati garis normal. Sebaliknya, sinar datang dari medium yang lebih rapat menuju medium
yang kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal.”
Sinar datang pada salah satu bidang kaca yang disebut bidang pembias I dibiaskan mendekati
garis normal, sebab sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat,
yaitu dari udara ke kaca. Kemudian sinar tersebut sampai pada bidang pembias II dibiaskan
menjauhi garis normal, sebab sinar datang dari medium yang lebih rapat menuju medium yang
kurang rapat, yaitu dari kaca ke udara. Sehingga seberkas sinar yang melewati sebuah kaca
planparalel mengalami pembiasan dua kali. Perjalanan pembiasan cahaya pada kaca planparalel
dapat dilihat pada Gambar III.1 berikut.

Gambar III.1
Gambar III.1 balok kaca berada di meja. Berkas sinar masuk dari salah satu sisi balok kaca
dengan sudut datang i dan lalu mengalami pembiasan dua kali. Pertama saat melewati bidang batas
antara udara dan balok kaca, berkas sinar dibiaskan dengan sudut bias r. Kedua, saat melewati
bidang batas antara balok kaca dan udara, berkas sinar datang ke bidang batas dengan sudut datang
i` dan sudut bias r`. Tampak pada Gambar 10.b, besar sudut bias pertama sama dengan sudut
datang kedua atau r = i`. Tampak pula berkas sinar yang masuk ke balok bergeser ke arah kiri
bawah saat keluar dari balok kaca, namun keduanya tampak sejajar. Bila d = PQ menyatakan
ketebalan balok kaca dan t = RS menyatakan besar pergeseran berkas sinar, maka:

Dari segi tiga RPS kita dapatkan:

𝑅𝑆 𝑡 𝑡
sin(𝑖 − 𝑟) = = Atau 𝑃𝑆 =
𝑃𝑆 𝑃𝑆 sin(𝑖−𝑟)

Dari segi tiga QPS kita dapatkan:

𝑃𝑄 𝑑 𝑑
cos 𝑟 = = Atau 𝑃𝑆 =
𝑃𝑆 𝑃𝑆 cos 𝑟

Kita gabungkan persamaan yang baru kita dapatkan di atas dengan persamaan sebelumnya:

𝑡 𝑑
=
sin(𝑖 − 𝑟) cos 𝑟

Akhirnya kita dapatkan persamaan untuk pergeseran berkas sinar yang melewati balok kaca,
melewati balok kaca:

𝑑 sin(𝑖 − 𝑟)
𝑡=
cos 𝑟

Dengan:
d=tebal balok kaca, (cm)

i = sudut datang, (°)

r = sudut bias, (°)

t = pergeseran cahaya, (cm)

IV. Persiapan Percobaan

a. Menyiapkan alat dan bahan sesuai daftar.


b. Menyusun alat dan bahan seperti pada Gambar IV.1.
c. Menggunakan bagian depan kotak cahaya untuk menghasilkan sinar sejajar.
d. Menyiapkan sehelai kertas A4/milimeter block kemudian membuat garis tegak lurus di tengah
kertas sebagai sumbu.
e. Membuat garis-garis bersudut 20o, 30o, dan seterusnya sampai sudut 60o dengan garis sumbu
PO (Gambar IV.2)
f. Meletakkan prisma trapesium di atas kertas dengan posisi seperti terlihat pada Gambar IV.2.
g. Memasukkan diafragma 1 celah pada celah pemegang diafragma depan kotak cahaya.
h. Menghubungkan catu daya ke sumber tegangan PLN. Memastikan bahwa catu daya dalam
keadaan off.
i. Memilih tegangan keluaran catu daya 12V.
j. Menghubungkan kotak cahaya ke catu daya dengan menggunakan kabel penghubung.
k. Menyalakan catu daya.
V. Langkah-langkah Percobaan :
a. Mengatur sedemikian sehingga titik tengah permukaan depan prisma berimpit dengan titik Q.
b. Mengubah kedudukan kotak cahaya sedemikian sehingga sinar datang membentuk sudut 20o
terhadap PO.
c. Membuat garis normal pada permukaan kedua sinar datang kemudian beri nama “n”.
Kemudian menandai dengan buah tanda titik pada sinar bias di luar prisma untuk menunjukkan
arah sinar bias cahaya.
d. Menggambar sisi luar prisma, kemudian memindahkan prisma dari atas kertas.
e. Menggambar sinar bias “di belakang” prisma dengan menggunakan dua titik yang telah dibuat
pada poin di atas.
f. Mengukur sudut bias r1, sudut datang kedua i2, dan sudut bias kedua r2, kemudian
menuliskannya pada tabel.
g. Mengulangi langkah a sampai g untuk 5 data sudut datang i1 sesuai tabel. Gambar V.1
VI. Hasil Pengamatan :
a. Lengkapilah tabel:
No i1 (o) r1 (o) i2 (o) r2 (o)
1 20 14 14 21
2 30 20 20 31
3 40 26 26 41
4 50 31 31 49
5 60 36 36 61
b. Bagaimanakah arah sinar datang dan sinar bias yang meninggalkan prisma?
Arah sinar datang dan sinar bias yang meninggalkan prisma tidak lagi sejajar, artinya sinar
datang yang melewati prisma mengalami pembiasan. Terlihat pada tabel bahwa sinar datang
sebesar 20o, menghasilkan sinar bias 21o. Hal ini berarti terdapat pergeseran atau pembelokan
sudut dari sudut semula.
VII. Kesimpulan :

Seberkas sinar yang melewati sebuah prisma mengalami pembelokan arah dari arah semula.
Pembelokan yang terjadi diakibatkan sinar melewati dua batas medium yang berbeda. Pembiasan
yang terjadi pada prisma ditunjukkan dengan besar sudut datang menuju prisma dan sudut bias
yang meninggalkan prisma berbeda.

Sifat-sifat pembiasan yang terjadi pada prisma adalah sebagai berikut:

- Sinar datang pada bidang pembias I dibiaskan mendekati garis normal, sebab sinar datang dari
medium kurang rapat menuju medium lebih rapat, yaitu dari udara ke kaca planparalel.

- Sinar datang pada bidang pembias II dibiaskan menjauhi garis normal, sebab sinar datang dari
medium lebih rapat menuju medium kurang rapat, yaitu dari kaca planparalel ke udara.

Anda mungkin juga menyukai