Anda di halaman 1dari 19

MOMEN KELEMBAMAN

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Ilmu fisika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Semua

peristiwa yang terjadi dapat dikaji oleh ilmu fisika salah satunya yaitu

roda-roda sepeda. Roda-roda sepeda yang berputar sebenarnya turut

membantu pengendara agar tetap berdiri. Hal ini dikarenakan roda-roda

sepeda itu cenderung tetap berputar pada bidang yang sama sehingga

membuat sepeda lebih mudah untuk dikendarai. Kecenderungan roda

sepeda tersebut yaitu tetap mempertahankan keadaan gerak rotasinya.

Kecenderungan ini disebut sebagai momen kelembaman. Momen

kelembaman merupakan sifat kelembaman suatu benda yang berotasi atau

dirotasikan pada sumbu tertentu. Momen kelembaman juga menunjukkan

kecenderungan suatu sistem benda untuk terus berputar atau diam sebagai

reaksi terhadap gaya torsi dari luar. Jika suatu benda yang bebas berputar

terhadap sebuah sumbu sulit untuk dibuat berputar, maka momen

kelembaman terhadap sumbu itu besar.

Menurut Riani (2005) dalam bukunya menyatakan bahwa setiap

benda pasti memiliki momen kelembaman yang besarnya bergantung dari

kuadrat jarak benda dari pusat massa ke sumbu putar dan besarnya massa

benda tersebut. Tetapi, pusat massa setiap benda tidaklah sama. Hal inilah

yang menyebabkan besar momen kelembaman setiap benda berbeda

24
dengan benda lainnya. Momen kelembaman merupakan sifat yang dimiliki

oleh sebuah benda untuk mempertahankan posisinya dari gerak rotasi.

Menurut penelitian Rivia (2016) menyatakan bahwa aplikasi dari

momen kelembaman dapatdilihat dari benda tegar. Benda tegarmerupakan

keadaan suatu benda untukmempertahankan posisinya ketika mendapat

gayaatau tekanan dari luar. Setiap benda tegar memilikimomen

kelembaman yang berbeda karena disebabkanbeberapa faktor yaitu pusat

rotasi benda, massabenda dan jari-jari benda tegar itu sendiri.

Dalam membuktikan teori tersebut perlu dilakukanpraktikum

“momenkelembaman” pada beberapabenda tegar. Dengan mengetahui

momen kelembaman suatubenda kita dapat mengetahui ukuran

kelembaman benda tersebut untuk tetap berotasi pada porosnya dan faktor-

faktor yang mempengaruhi momen kelembaman pada benda.

2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai percobaan momen kelembaman yaitu

untuk.

a. Menentukan momen inersia beberapa benda tegar.

b. Mencari titik pusat massa dan jari-jari girasi berbagai bentuk benda.

25
B. Kajian Teori

Benda-benda tegar tersusun dari kumpulan banyak partikel yang

tersebar diseluruh bagian benda itu. Setiap partikel mempunyai massa dan

jarak terhadap dari sumbu rotasi. Pada saat benda itu berotasi maka tiap

partikel tersebut memiliki momen inersia. Jumlah keseluruhan dari momen

inersia tiap partikel yang menyusun benda merupakan momen inersia benda

tersebut. Momen inersia suatu benda tegar dapat kita tentukan dengan

meninjau benda itu saat mengalami gerak rotasi. Walaupun bentuk dan ukuran

dua benda sama, tetapi jika kedua benda juga berbeda maka momen inersia

kedua benda juga berbeda (Riswanto, 2014).

Momen inersia (I) suatu benda adalah ukuran kelembaman putar benda.

Jika suatu benda yang bebas berputar terhadap sebuah sumbu mengalami

kesulitan untuk dibuat berputar, momen inersianya terhadap sumbu putar itu

besar, suatu benda dengan momen inersianya kecil memiliki inersianya kecil.

Jika suatu benda di anggap tersusun dan banyak massa kecil m 1, m2, m3, ... ,

dengan jarak berturut-turut r1, r2, r3, ..., dari suatu sumbu, momen inersia

terhadap sumbu itu adalah

I =m 1 r 2 +m 2 r 2 + m3 r 2 +. . .=∑ m 1 r
1 2 3 12 .....................................

(3.1)

Satuan I adalah kgm3. Hal yang lazim untuk mendefinisikan jari-jari rotasi (k)

dari sumbu benda yang mengelilingi suatu sumbu dengan persamaan

2
I =mk ...........................................................(3.2)

26
Dimana m adalah massa total benda. Pada persamaan tersebut k adalah jarak

massa titik m seharusnya dari sumbu jika massa titik memiliki I yang sama

dengan benda (Frederick, 2006).

Momen inersia dari benda padat dengan densitas (r) sehubungan

dengan yang diberikan sumbu didefinisikan oleh integral volume

I=∫ w e(r )r 2 dv 3 .....................................................

(3.3)

Dimana r2 adalah jarak yang tegak lurus dari sumbu rotasi. Hal ini dapat

berubah menjadi

I kl=∫ W e (r )(r 2 ∫ kl. xk x )dv 3


4 ........................................

(3.4)

Untuk distribusi massa terus menerus, disini r = xkek adalah jarak ke suatu titik

k (bukan jarak tegak lurus) dan ∫ ki adalah duta krencker (Tarasov, 2005).

Benda tegar adalah kumpulan benda titik dengan bentuk yang tetap

(jarak antara titik dalam benda tersebut tidak berubah). Selain itu benda tegar

juga dapat didefinisikan sebagai benda padat terdiri dari atom-atom yang

tersusun dalam ruang. Tiap atom mempunyai posisi kesetimbangan yang jelas

dan tetap. Momen inersia benda tegar dapat ditinjau dari sebuah benda titik

bermassa m yang ditempatkan di ujung sebuah tongkat. Massa tongkat

dianggap nol. Panjang tongkat adalah r. Salah satu ujung tongkat dikaitkan

dengan poros sehingga dapat berputar dengan bebas terhadap poros tersebut

27
Gambar 3.1Benda Bermassa m Ditempatkan di Ujung
Tongkat Tak Bermassa dengan Salah Satu
UjungTongkat Menjadi Sumbu Putar.
(Taib, 2018).

Momen inersia benda tegar dengan bentuk beraturan dapat ditentukan

dengan mengukur massa dan dimensi fisiknya, sedangkan untuk benda tegar

yang bentuknya tidak beraturan, pengukuran momen inersia sulit dilakukan

secara langsung melalui pengukuran dimensi fisik benda. Salah satu cara yang

dapat dilakukan adalah melalui pengukuran dinamik. Momen inersia sistem

adalah gabungan dari momen inersia alat dan momen inersia benda (I s= Ia+ Ib).

Berdasarkan hubungan tersebut maka momen inersia alat dapat diketahui.

Dengan momen inersia alat yang telah diketahui tersebut maka besar momen

inersia benda tegar dapat ditentukan (Mochlas, 2012).

28
C. Metode Praktikum

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan momen

kelembaman dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Alat dan Bahan Percobaan Momen Kelembaman


No Alat dan Bahan Fungsi
.
1. Benda Tegar Objek pengamatan
2. Beban Objek pengamatan
3. Tali Nilon Menggantungkan beban
4. Timer Counter AT-01 Menghitung waktu berputar benda
5. Jangka Sorong Mengukur jari-jari benda tegar
6. Momen Inersia Aparatus Menghitung momen inersia
7. Neraca Digital Mengukur massa benda tegar

2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari percobaan momen kelembaman ialah sebagai

berikut.

a. Menentukan Kontanta Pegas Spiral pada Alat Momen Inersia Aparatus

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Merangkai alat dan bahan pada penentuan konstanta pegas spiral

seperti pada Gambar 3.2 berikut

Gambar 3.2 Rangkaian Alat dan Bahan pada


Penentuan Konstanta Pegas

29
Spiral.
3) Mengikat beban dengan massa 0,02 kg pada tali nilon.

4) Mengatur posisi jarum diangka nol dengan cara mengangkat beban

yang telah dililitkan pada kepala momen inersia aparatus agar jarum

berada di posisi normal.

5) Melepaskan beban secara perlahan dan mengamati perubahan yang

terjadi pada jarum. Mengulangi dengan cara yang sama sebanyak

5 kali.

6) Mencatat hasil yang diperoleh pada tabel pengamatan.

7) Mengulangi langkah (3) sampai (7) dengan massa 0,05 kg dan 0,01

kg.

b. Menentukan Momen Inersia pada Alat Momen Inersia Aparatus

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Menghubungkan timer counter AT-01 pada sumber tegangan.

3) Menghubungkan momen inersia aparatus pada timer counter

AT-01.

4) Mengkalibrasikan jarum momen inersia aparatus pada angka nol.

5) Mengatur timer counter AT-01, kemudian mengatur untuk 3 kali

osilasi dengan momen inersia di tombol cte-over.

6) Memutar jarum momen inersia aparatus dengan sudut 270o dengan

satu kali putaran kemudian melepaskannya.

7) Mengulangi langkah (4) sampai (6) sebanyak 5 kali dengan

menormalkan timer counter AT-01 terlebih dahulu di tombol

function.

30
8) Mencatat hasil yang diperoleh ke dalam tabel pengamatan.

c. Menentukan Momen Kelembaman pada Benda Tegar

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Mengukur massa pejal dengan menggunakan neraca digital.

3) Mengukur jari-jari benda tegar dengan menggunakan jangka sorong.

4) Melakukan kembali langkah kerja (b.2) sampai (b.4).

5) Menempelkan benda tegar silinder pejal diatas kepala momen inersia

aparatus.

6) Memberi simpanganpada silinder pejal dengan sudut 270o dalam satu

kali putaran kemudian melepaskannya. Mengulangi dengan cara

yang sama sebanyak 5 kali.

7) Mencatat hasil yang diperoleh pada data pengamatan.

8) Mengulangi langkah (3) sampai (7) dengan mengganti menggunakan

benda tegar kerucut pejal, piringan pejal dan bola pejal.

31
D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil

a. Data Pengamatan

1) Menentukan Konstanta Pegas Spiral pada Alat Momen Inersia

Data pengamatan yang diperoleh pada penentuan konstanta

pegas spiral pada alat momen inersia dapat dilihat pada Tabel 3.2

berikut.

Tabel 3.2 Data Pengamatan Konstanta Pegas Spiral pada Alat


Momen Inersia
Massa Ѳ1 Ѳ2 Ѳ3 Ѳ4 Ѳ5 Ѳrat r
No.
(kg) (o) (o) (o) (o) (o) (rad) (m)
1. 0,02 8 7 7 7 7 0,1256 0,22075
2. 0,05 23 23 24 24 24 0,4082 0,22075
3. 0,1 61 62 62 62 62 0,293066667 0,22075

2) Menentukan Momen Inersia pada Alat Momen Inersia Aparatus

Data pengamatan yang diperoleh pada penentuan momen

inersia pada alat momen inersia aparatus dapat dilihat pada Tabel 3.3

berikut.

Tabel 3.3 Data Pengamatan Momen Inersia pada Alat Momen


Inersia Aparatus
Ѳ t1 t2 t3 t4 t5 t̄ T
No.
(o) (s) (s) (s) (s) (s) (s) (s)
1. 270 1,7595 1,8315 1,6245 1,7195 1,646 1,7162 0,572066667

32
3) Menentukan Momen Kelembaman pada Benda Tegar

Data pengamatan yang diperoleh pada penentuan momen

kelembaman pada benda tegar dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Data Pengamatan Momen Kelembaman pada Benda Tegar


Massa r t1 t2 t3 t4 t5 t̄ T
No Benda
(kg) (m) (s) (s) (s) (s) (s) (s) (s)
1. Silinder 0,495 0,0411 0,0245 3,086 3,227 3,053 3,149 3,159 1,053
2. Kerucut 0,478 0,03485 0,0907 3,854 3,380 3,228 3,501 3,52281,1724667
3. Piringan 0,501 0,0864 0,198 4,730 4,862 4,780 4,849 4,81521,6050667
4. Bola 0,508 0,057 0,123 3,50 3,106 3,113 3,448 3,14041,0468

b. Analisis Data
Analisis data pada percobaan momen kelembaman yaitu.

1) Menentukan Konstanta Pegas Spiral Alat Momen Inersia

a) Mencari Gaya

F= m⋅g
= 0 ,02 kg⋅9,8 m/ s2
= 0 ,196 N
Tabel 3.5 Analisis Data Penentuan Konstanta Pegas Spiral Alat
Momen Inersia
No. Massa (kg) Ѳrat (rad) r (m) F (N)
1. 0,02 0,1256 0,22075 0,196
2. 0,05 0,411688889 0,22075 0,49
3. 0,1 1,078066667 0,22075 0,98

b) Momen Gaya

T= F⋅r
= 0 ,196 N⋅0,22075 m
= 0,043267 Nm
Tabel 3.6 Analisis Data Penentuan Konstanta Pegas Spiral Alat
Momen Inersia
No Massa (kg) Ѳrat (rad) r (m) F (N) T(Nm)
.
1. 0,02 0,1256 0,22075 0,196 0,043267
2. 0,05 0,411688889 0,22075 0,49 0,1081675
3. 0,1 1,078066667 0,22075 0,98 0,216335

33
c) Konstanta Pegas Spiral

T
K=
θ rat
0,043267 Nm
=
0 ,1256 rad
= 0,344482484 Nm
Tabel 3.7 Analisis Data Penentuan Konstanta Pegas Spiral Alat Momen
Inersia
No. Massa (kg) Ѳrat (rad) r (m) F (N) T (Nm) K (N/m)
1. 0,02 0,1256 0,22075 0,196 0,043267 0,344482484
2. 0,05 0,411688889 0,22075 0,49 0,1081675 0,262740878
3. 0,1 1,078066667 0,22075 0,98 0,216335 0,200669408

d) Grafik Hubungan Simpangan dan Momen Gaya

Gambar 3.3 Grafik Hubungan Simpangan dan Momen Gaya.

34
2) Menentukan Momen Kelembaman Alat Momen Gaya

T2
I= ⋅K
4 π2
(0,043267)2
= 2
⋅0,356
4 (3 ,14 )
0 ,001872033
= ⋅0,356
39 , 4384
= 0 ,00004746727 kg/m2

3) Menentukan Momen Inersia Berbagai Benda Tegar

a) Secara Teori

Silinder

1
I= mr 2
2
1
= 0 , 495 Kg⋅(0, 0411)2
2
2
= 0 ,000418079 kgm

Tabel 3.8 Analisis Data Penentuan Momen Inersia Benda Tegar


Secara Teori
No. Benda Massa (kg) r (m) t̄ (s) I (kgm2)
1. Silinder 0,495 0,0411 3,159 0,000418079
2. Kerucut 0,478 0,03485 3,5228 0,000174163
3. Piringan 0,501 0,0864 4,7952 0,001869972
4. Bola 0,501 0,057 3,1404 0,000660197

35
b) Secara Praktek

Silinder

T2
I = ⋅K

2
(1, 053 )
= ⋅0 ,356
4 (3 , 14 )
1 , 108809
= ⋅0 , 356
17 , 56
2
= 0 , 031428026 kgm

I Bp =Ipraktek −Ialat
=0 , 031428026−0 , 00004746727
=0 , 031380559 kgm2
Tabel 3.9 Analisis Data Penentuan Momen Inersia Benda Tegar Secara
Praktek
Massa r t̄ T K
IPraktek Ialat IBp
No. Benda
(kg) (m) (s) (Nm) (kgm2)
(N/m) (kgm2) (kgm2)
0,031428 0,000047 0,03138
1. Silinder 0,495 0,0411 3,159 1,053 0,356
026 46727 0559
1,17426 0,390835 0,000047 0,03903
2. Kerucut 0,478 0,03485 3,5228 0,356
6667 34 46727 6067
1,52173 0,066500 0,000047 0,06645
3. Piringan 0,501 0,0864 4,7952 0,356
3333 772 46727 3305
1,04446 0,030920 0,000047 0,03087
4. Bola 0,501 0,057 3,1404 0,356
6667 715 46727 3248

36
4) Menentukan Jari-jari Girasi Berbagai Benda Tegar
Silinder

I
r g=
m√
0 , 031380559
=

0 , 495
=0 , 251783774 m
Tabel 3.10 Analisis Data Penentuan Jari-Jari Girasi Benda Pejal
No. Benda Massa (kg) R (m) IBp (kgm2) rg (m)
1. Silinder 0,495 0,0411 0,031380559 0,251783774
2. Kerucut 0,478 0,03485 0,039036067 0,285771608
3. Piringan 0,501 0,0864 0,066453305 0,364199571
4. Bola 0,501 0,057 0,030873248 0,246524056

5) Menentukan KSR
Silinder
I −I
KSR=| Teori Bp |×100 %
I Teori
0 , 000418079−0 , 031380559
=| |×100 %
0 , 000418079
=7405 , 892075 %
Tabel 3.11 Analisis Data Penentuan Jari-Jari Girasi Benda Pejal
No. Benda Massa (kg) R (m) Iteori (Kgm2) IBp (Kgm2) KSR (%)
1. Silinder 0,495 0,0411 0,000418079 0,031380559 7405,892075
2. Kerucut 0,478 0,03845 0,000174163 0,039036067 22313,52443
3. Piringan 0,501 0,0864 0,001869972 0,066453305 3453,705858
4. Bola 0,501 0,057 0,000660197 0,030873248 4576,368977

37
2. Pembahasan

Menurut Umar (2008), Momen Inersia adalah besaran yang

menunjukkan ukuran kelembaman pada saat benda melakukan gerak rotasi.

Besarnya momen inersia suatu benda merupakan hasil kali antara massa

benda dan kuadrat jarak ke sumbu putarnya. Inersia rotasi pada sebuah benda

bergantung tidak hanya pada massanya saja, namun juga bagaimana massa

tersebut terdistribusi terhadap posisi sumbu rotasi, inersia rotasi akan lebih

besar.

Percobaan momen kelembaman yang telah ditentukan diperoleh data

pengamatan dengan melakukan beberapa perlakuan. Perlakuan pertama

adalah menentukan konstanta pegas spiral pada alat momen inersia. Pada

perlakuan ini kami menggunakan tiga buah beban yaitu 0,02 kg, 0,05 kg dan

0,1 kg. Diperoleh untuk beban 0,02 kg dengan jari-jari sebesar 0,4415 m

diketahui lima sudut secara berturut-turut 8o,7o, 7o,7o dan 7o sehingga

diperoleh sudut rata-rata sebesar 0,1256o rad. Untuk beban 0,05 kg diperoleh

lima sudut secara berturut-turut 23o,23o, 24o,24o dan 24o sehingga diperoleh

sudut rata-rata sebesar 0,4086o rad. Untuk beban 0,01 kg diperoleh lima sudut

secara berturut-turut 61o,62o, 62o,62o dan 62o sehingga diperoleh sudut rata-

rata sebesar 0,293066667o rad. Dari perlakuan pertama diperoleh bahwa

semakin besar beban yang digunakan maka semakin besar pula sudut atau

simpangan yang dihasilkan. Perlakuan kedua yaitu menentukan momen

kelembaman dari momen inersia dengan memberikan simpangan sebesar

38
270ountuk 3 kali osilasi percobaan diperoleh waktu rata-rata sebesar

0,572066667 s. Hasil pengamatan perlakuan kedua menunjukkan waktu yang

diperoleh bervariasi hal ini disebabkan kecepatan yang tidak konstan pada

saat memutar kepala alat momen inersia aparatus. Perlakuan ketiga yaitu

menentukan momen kelembaman pada benda tegar dengan menggunakan

empat macam benda tegar yaitu silinder, kerucut, piringan dan bola. Untuk

silinder diperoleh data pengamatan yaitu dengan massa 0,495 kg dan jari-jari

0,041 m dengan 5 kali percobaan diketahui waktu rata-ratanya ialah 3,159 s

dan periodenya yaitu 1,053 s. Begitu pula dengan kerucut dengan cara yang

sama diperoleh waktu rata-rata sebesar 3,5278 s dan periodenya 1,1724667 s.

Untuk piringan diperoleh waktu rata-rata sebesar 4,8152 s dan periodenya

sebesar 1,6050667 s. Dan untuk bola diperoleh waktu rata-rata sebesar 3.1404

s dan periodenya sebesar 1,0468 s. Dari perlakuan ketiga diperoleh bahwa

semakin besar massa yang berada pada benda tegar maka periode atau waktu

yang diperlukan untuk melakukan satu kali putaran dengan simpangan270 o

semakin lama.

Percobaan momen kelembaman, setelah diperoleh data pengamatan

maka diperoleh juga analisis data dimana untuk perlakuan pertama

yaitumenentukan konstanta pegas spiral pada alat momen inersia. Untuk

massa 0,02 kg, 0,05 kg, dan 0,1 kg diperoleh berturut-turut nilai gayasebesar

0,196 N, 0,49 N dan 0,98 N. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar

massa yang diberikan maka semakin besar pula gaya yang diperoleh.

Selanjutnya momen gaya dari massa 0,02 kg, 0,05 kg dan 0,1 kg diperoleh

39
berturut-turut sebesar 0,043267 Nm, 0,1081675 Nm, dan 0,216335 Nm. Dari

data tersebut diketahui bahwa semakin besar gaya yang diberikan dan jari-jari

yang berada pada beban tersebut maka semakin besar momen gaya yang

diperoleh. Setelah memperoleh nilai gaya dan momen gaya maka dapat

dihasilkan konstanta pegas spiral. Pada massa 0,02 kg, 0,05 kg dan 0,1 kg

dengan sudut rata-rata sebesar 0,1256 rad, 0,411688889 rad, dan

1,078066667 rad diperoleh konstanta pegas spiral secara berturut-turut

sebesar 0,344482484 N/m, 0,0262740878 N/m, dan 0,200669408 N/m. Dari

perlakuan pertama diperoleh bahwa semakin besar massa benda maka

semakin kecil konstanta pegas spiral pada alat momen inersia. Hal ini

disebabkan gaya, momen gaya dan sudut atau simpangan rata-rata pada

masing-masing beban berbeda.Dan grafik hubungan antara simpangan dan

momen gaya menunjukkan bahwa semakin besar simpangan atau sudut rata-

rata yang diberikan, maka semakin besar pula momen gaya yang diperoleh.

Perlakuan kedua yaitu menentukan momen kelembaman alat momen gaya

sebesar 0,00004746727 kgm2. Pada perlakuan kedua ini diperoleh bahwa

percepatan putaran pada alat momen inersia aparatus berpengaruh pada

beberapa waktu yang diperoleh sehingga juga berpengaruh pada momen

kelembaman pada alat momen inersia. Perlakuan ketiga yaitu menentukan

momen inersia berbagai benda tegar dilakukan secara teori dan praktek.

Secara teori diperoleh momen inersia silinder, kerucut, piringan, dan bola

secara berturut-turut adalah 0,000418079 kgm2, 0,000174163 kgm2,

0,001869972 kgm2dan 0,000660197 kgm2. Sedangkan secara praktek momen

40
inersia pada silinder, kerucut, piringan dan bola secara berturut-turut adalah

0,031380559 kgm2, 0,039036067 kgm2, 0,066453305kgm2 dan

0,0030873248kgm2. Dari perlakuan ketiga diperoleh bahwa semakin besar

massa yang berada pada beberapa benda tegar, maka semakin besar pula

momen inersia yang dihasilkan. Setelah mengetahui momen inersia benda

tegar baik secara teori dan praktek maka dapat ditentukan jari-jari girasi

benda tersebut. Jari jari girasi pada silinder, kerucut, piringan, dan bola secara

berturut-turut 0,029062089 m, 0,019088131 m, 0,061094026 m dan

0,036049965 m. Dari penentuan jari-jari girasi pada benda pejal diperoleh

bahwa massa benda yang dikonsentrasikan maka akan terdapat hubungan

pada jari-jari girasi yang diperoleh. Dan yang terakhir yaitu menentukan

kesalahan relatif untuk silinder, kerucut, piringan dan bola pejal secara

berturut-turut nilai kesalahan relatifnya adalah 6710,650997 %, 20644,67033

%, 3298,268188 % dan 4136,104007 %. Nilai kesalahan relatif dalam analisis

data dinyatakan untuk mengetahui keakuratan dari hasil percobaan yang

diperoleh.

Berdasarkan percobaan momen kelembaman, dapat diketahui bahwa

momen inersia pada benda tegar secara teori dan praktek berbeda. Hal ini

terjadi karena yang mempengaruhi momen inersia bukan hanya massa benda

dan jari-jarinya tetapi juga simpangan, percepatan gravitasi bumi dan waktu

rotasinya. Dimana semakin besar massa dan jari-jari benda maka momen

inersianya akan semakin besar pula. Untuk jari-jari girasi, momen inersia

41
akan mempengaruhi besar kecilnya jari-jari girasi dimana semakin besar

momen inersianya akan semakin besar pula jari-jari girasinya.

42

Anda mungkin juga menyukai