Anda di halaman 1dari 134

KATA PENGANTAR

Rangkaian Kit Fisika modular untuk sekolah menengah telah dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan akan alat-alat sekolah menengah yang berkualitas tinggi. Set kit fisika modular ini
disusun dan berdasarkan bagian-bagian dalam ilmu, di antarannya

 Kit Mekanika (PMS 500)


 Kit Optik (POK 500)
 Kit Listrik dan Magnet

Setiap kit dilengkapi dengan satu buah buku Panduan Percobaan Siswa (PPS) yang merupakan
petunjuk untuk siswa pada saat melakukan percobaan. Buku tersebut memuat contoh-contoh
percobaan yang dapat dilakukan dengan alat-alat yang terdapat dalam kit yang bersangkutan.
Setiap PPS tersusun dari non percobaan, topic percobaan, tujuan percobaan, alat-alat percobaan,
persiapan percobaan, langkah-langkah percobaan, hasil pengamatan dan kesimpulan.

Untuk menjaga ketahanan dan efektilitas alat, diperlukan kedisiplinan.setiap orang diharapkan
lebih berhati-hati terhadap alat percobaan. Setelah melakukan percobaan, setiap komponen harus
dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya semula di dalam kotak sesuai dengan tata letak
yang terdapat di dalam setiap kotak untuk memudahkan, pada baki (tray) dibuat lekukan-lekukan
sedemikian rupa sehingga setiap lekukan, bentuk, dan ukurannya sesuai dengan alat yang
ditempatkan pada lekukan tersebut
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENGENALAN ALAT-ALAT KIT LISTRIK MAGNET

SIMBOL-SIMBOL KOMPONEN ELEKTRONIKA DALAM RANGKAIAN

LEMBAR PANDUAN PERCOBAAN SISWA

PRINSIP DASAR

LU-1 Rangkaian Sederhana

LU-2 Saklar Satu Jalur Satu Arah dan Dua Arah

LU-3 Menyalakan Lampu dari Dua Saklar

LU-4 Pengukuran Tegangan. Voltmeter I

LU-5 Pengukuran Tegangan. Voltmeter II

LU-6 pengukuran Arus. Ammeter

LU-7 Penghantar dan Bukan Penghantar

LU-8 Zat Cair Penghantar dan Bukan Penghantar I

LU-9 Zat Cair Penghantar dan Bukan Penghantar

HAMBATAN LISTRIK

LU-10 Hukum Ohm

LU-11 Menentukan Hambatan dengan Hukum Ohm

LU-12 Hambatan Lampu

LU-13 Rangkaian lampu seri dan Hubung Singkat

LU-14 Rangkaian Resistor Seri I

LU-14a Rangkaian Resistor Seri II

LU-15 Rangkaian Lampu Pararel

LU-16 Rangkaian Resistor Pararel


LU-17 Rangkaian Resistor Seri dan Pararel

LU-18 Hambatan dalam Baterai

LU-19 Pembagi Tegangan

LU-20 Potensiometer sebagai Pembagi Tegangan

LU-21 Reostat (Variabel Resistor)

ENERGI DAN DAYA LISTRIK

LU-22 Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Panas

LU-23 Perubahan Energi Listril Menjadi Energi Cahaya

LU-24 Cara Kerja Sekring

LU-25 Daya Listrik

LU-26 Pemanas Air

LU-27 Energi Listrik pada Pemanas Air

SUMBER TEGANGAN DAN KAPASITOR

LU-28 Elektrolit sebagai Sumber Tegangan

LU-29 Kapasitor

ELEKTROMAGNET

LU-30 Medan Magnet di Sekitar Kawat Lurus

LU-31 Medan Magnet di Sekitar Kawat Melingkar

LU-32 Medan Magnet di Sekitar Solenoida

LU-33 Elektromagnet

KONDUKSI ELEKTROMAGNET

LU-34 Induksi Elektromagnetik I

LU-35 Induksi Elektromagnetik II

LU-36 Inti Besi Berlapis dan Tidak Berlapis

LU-37 Pemanfaatan Arus Eddy


LU-38 Transformator

RANGKAIAN AC

LU-39 Tegangan dan Arus Bolak-balik

LU-40 Reaktansi Kapasitif

LU-41 Reaktansi Induktif

LU-42 Arus Pemagnet AC

LU-43 Cincin Thomson

LU-44 Rangkaian Seri RC dan RL. Perbedaan Fase


PENGENALAN ALAT-ALAT KIT LISTRIK MAGNET
Pada bagian ini diberikan gambar-gambar komponen alat yang akan dipakai dalam percobaan
listrik dan magnet. Berikut nama masing-masing
SIMBOL BEBERAPA KOMPONEN ELEKTRONIKA DALAM
RANGKAIAN
Sebuah rangkaian listrik (atau rangkaian) tersusu dari komponen-komponen listrik yang
dihubungkan satu sama lain sehingga listrik dapat mengalir. Dalam penggambaran, rangkaian
listrik selalu digambarkan dalam blok diagram, yang setiap komponen diwakili oleh symbol
tertentu . berikut daftar simbol-simbol untuk setiap komponen listrik yang digunakan dalam kit
ini ditambah simbol-simbol yang sejenis jika ada.
LEMBAR PANDUAN PERCOBAAN SISWA
Contoh-contoh percobaan yang diberikan dapat dilakukan dengan menggunakan kit modular ini.
Contoh-contoh tersebut disajikan dalam bentuk Panduan Percobaan Siswa (PPS) pada halaman
berikut.

Para guru harus terlebih dahulu mencoba percobaan-percobaan ini sehingga akan mendapatkan
gambaran kemungkinan hasil dari percobaan tersebut. Dengan pengalaman ini, akan lebih mudah
bagi para guru dalam membimbing dan mengevaluasi hasil percobaan siswa.

Sebaiknya PPS diperbanyak dan dibagi-bagikan kepada setiap siswa (kelompok) setiap kali akan
melakukan percobaan

Beberapa langkah percobaan dapat diubah oleh guru sehingga percobaan sesuai dengan kondisi
dan keadaan laboratorium atau ruang kelas, dan guru harus dapat mengikuti perkembangan
pendapat siswa selama melaksanakan percobaan. jika perlu, beberapa percobaa digabung
menjadi satu kegiatan atau disederhanakan.

Memungkinkan untuk para guru membuat percobaan baru, yang sesuai dengan pelajarannya,
dengan menggunakan peralatan yang terdapat pada kit modular. Percobaan-percobaan dalam
manual ini dapat dijadikan sebagai contoh dan motivasi bagi para guru untuk menyusun
percobaan-percobaan dengan PPS yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungan dan kurikulum
sekarang.

HAL-HAL YANG PERLU DISIAPKAN SEBELUM PERCOBAAN

1. Sebelum masuk laboratorium

a. Siapkan buku petunjuk percobaan


b. Baca dan pahami tujuan percobaan yang terdapat pada PPS
c. Siapkan buku catatan untuk mencatat sesuatu yang tidak bisa dicatat pada PPS

2. Di dalam laboratorium

a. Periksa alat-alat yang terdapat di dalam kotak KIT dan ambil yang diperlukan. Lihat daftar
alat-alat pada PPS
b. Rangkai alat-alat tersebut dengan seksama. Perhatikan gambar rangkaian yang ditunjuk
pada PPS
c. Lakukan percobaan dengan teliti dan hati-hati
d. Setelah percobaan selesai, periksa dan kembalikan alat-alat yang telah digunakan sesuai
dengan tempatnya di dalam kotak KIT. Bila perlu bersihkan terlebih dahulu sebelum
dimasukkan kedalam kotak KIT
PRINSIP DASAR
LU – 1 RANGKAIAN SEDERHANA
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat memahami pengertian rangkaian
tertutup dan dapat membuat rangkaian sederhana yang tersusun dari sebuah lampu, sebuah
catu daya (baterai) dan sebuah saklar.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


GSE 220 Baterai ukuran D 1
PEO 505 Pemegang baterai 1
KAL 70/025-05 Lampu 2,5V, 0,5A 1
PEO 502 Saklar SPST 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Penyusunan alat – alat percobaan seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1 a. Susunan tersebut
dinamakan rangkaian listrik, yang tersusun dari sumber arus dan satu atau lebih komponen –
komponen listrik. Sebuah rangkaian listrik selalu disajikan dalam bentuk skema yang
ditunjukkan pada Gambar 1. 1 b. Pada kedua gambar tersebut terdapat koresponden satu –
satu, artinya satu alat satu simbol. COBA ANDA PAHAMI KESAMAAN ANTARA
SKEMA DAN GAMBAR RANGKAIAN SEBENARNYA !

a. Rangkai alat – alat sesuai Gambar 1.1a.


b. Pastikan saklar dalam keadaan terbuka (pada posisi off).
c. Periksa kembali rangkaian, minta guru/pembimbing untuk memeriksa yang baru saja anda
buat.
4. Langkah – Langkah Percobaan
Jika perlu mencatat sesuatu, catatlah pada bagian PENGAMATAN
a. Tutup saklar dan amati apa yang terjadi. Tulis hasil pengamatan anda !
Sekarang, rangkaiannya dikatakan rangkaian tertutup. Dari pengamatan, kita perkirakan
bahwa arus listrik mengalir. Kita tidak dapat melihat arus listrik. Keberadaan arus listrik
hanya dapat diamati secara langsung: lampu menyala, motor berputar, dan lain
sebagainya. Arus listrik hanya dapat mengalir dalam rangkaian tertutup.
b. Gunakan pensil untuk menggambar tanda anak panah pada diagram rangkaian yang
menunjukkan arah arus listrik pada setiap bagian rangkaian, di luar dan di dalam baterai
(jika Anda berpikir arus mengalir di dalam baterai).
c. Buka saklar rangkaian dan balikkan hubungan baterai dengan rangkaian (balikkan
polaritas baterai). Tutup kembali saklar dan amati lampu. Apakah pembalikkan polaritas
baterai membuat nyala lampu bebeda? Tulis hasil oengamatan Anda !
d. Buka rangkaian dengan membuka saklar dan tutup kembali sehingga lampu kembali
menyala. Ketika mengamati lampu, cabut salah satu ujung kabel dan sambungkan
kembali.
e. Longgarkan lampu dan amati! Kencangkan kembali lampu ke dalam soketnya. Dari hasil
pengamatan, jelaskan fungsi saklar dalam rangkaian listrik !
f. Dari hasil pengamatan Anda, coba pikirkan kondisi yang diperlukan arus listrik agar dapat
mengalir dalam sebuah rangkaian! Tulis kondisi tersebut pada bagian PENGAMATAN.

5. Hasil Pengamatan
Kapan rangkaian dikatakan tertutup

Ketika saklar ditutup lampu menyala/mati, sebab

(coret kata – kata yang tidak perlu)


Pembalikkan polaritas baterai berpengaruh/ tidak berpengaruh terhadap cahaya lampu

(coret kata – kata yang tidak perlu!)


Saklar berfungsi untuk

Lampu menyala/mati ketika salah satu ujung kabel dicabut, sebab

(coret kata – kata yang tidak perlu)


Kondisi yang diperlukan arus untuk mengalir dalam suatu rangkaian adalah

6. Kesimpulan
Tulis prinsip – prinsip yang menurut Anda paling penting yang ditemuan dalam percobaan
ini. (Prinsip adalah suatu pernyataan kebenaran umum berdasarkan perkiraan ).
LU – 2 SAKLAR SATU JALUR DAN DUA JALUR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat menyusun rangkaian sederhana yang
terdiri atas dua buah lampu dan dua buah saklar dua jalur yang dapat digunakan untuk
menyalakan dan mematikan dua buah lampu berturut – turut.

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jm Kode Nama Alat Jml
l PEO 504 Pemegang lampu 2
GSE 220 Baterai ukuran 1 PEO 460 02 Jepit buaya bersokat 2
D
KAL 99 Kabel penghubung 6
PEO 505 Pemegang 1
Pensil warna (2 warna) 2
baterai
KAL 70/025- Lampu2,5V, 2
0.5 0,5A
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 503 Saklar SPDT 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Dalam percobaan ini Anda akan belajar bagaimana menggunakan saklar salah satu kutub dua
jalur (Single Pole Double Throw, SPDT) untuk menyalakan dua buah lampu berurutan. Untuk
melakukan hal ini, susun alat – alat seperti Gambar 2.1a, yang merupakan gambar rangkaian
sebenarnya. Gambar skemanya ditunjukkan pada Gambar 2.1b. COBA ANDA PAHAMI
KESAMAN GAMBAR SKEMA RANGKAIAN DAN GAMBAR RANGKAIAN
SEBENARNYA. Dalam percobaan selanjutnya hanya akan disajikan skema rangkaiannya
saja. Anda diharapkan dapat menginterpretasikan sendiri dan dapat menyusun rangkaian
sebenarnya dengan benar. Jika Anda menemukan kesulitan, tanyakan pada guru/pembimbing
Anda.
a. Rangkai alat sesuai Gambar 2.1
b. Pastikan bahwa saklar SPST dalam keadaan terbuka, minta guru Anda untuk memeriksa
rangkaian yang telah Anda buat.
4. Langkah – Langkah Percobaan
Bila Anda perlu menuliskan sesuatu, tulislah pada PENGAMATAN.
a. Tes rangkaian Anda, terutama saklar SPDT dan perkirakan lampu yang akan menyala bila
saklar SPST ditutup.
b. Tutup saklar SPST dan lihat apakah perkiraan Anda benar. Jika ya, jelaskan mengapa
lampu menyala. Jika tidak, jelaskan mengapa perkiraan Anda salah.
c. Gunakan skema rangkaian (Gambar 2.1a) dan satu buah pensil warna untuk menandai
rangkaian tertutup yang lampunya menyala.
d. Tekan saklar ke posisi yang lain dan amati lampu yang menyala.
e. Lakukan langkah c dengan menggunakan pensil warna yang lain.

5. Hasil Pengamatan

6. Kesimpulan
Tuliskan hal – hal yang Anda pelajari dari percobaan ini!
LU – 3 MENYALAKAN LAMPU DARI DUA SAKLAR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat menyusun rangkaian yang dapat
menyalakan dan mematikan sebuah lampu dari dua tempat yang berbeda.

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jm
l
GSE 220 Baterai ukuran D 1
PEO 505 Pemegang baterai 1
KAL 70/025-05 Lampu 2,5V, 0,5A 1
PEO 503 Saklar SPDT 2

3. Persiapan Percobaan
Pada percobaan ini Anda akan mempelajari susunan rangkaian yang dapat menyalakan dan
mematikan lampu dari tempat yang berbeda, seperti dari lantai bawah dan dari lantai atas.
Untuk menyusun rangkaian tersebut, sekarang Anda hanya diberikan skema rangkaian yang
diperlukan. (Gambar 3.1). Anda pikirkan sendiri bagaimana menyusun rangkaian yang
sebenarnya dengan menggunakan alat – alat yang tersedia.

a. Susun peralatan sesuai dengan skema rangkaia. Perhatikan bola lampu menyala, jika
lampu tidak menyala, tekan salah satu saklar dua jalur. Lampu akan menyala. Jika lampu
tetap tidak menyala, ini berarti ada kesalahan dalam rangkaian.
b. Periksa rangkaiannya. Bila perlu, minta bantuan guru/pembimbing Anda.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Pada saat lampu menyala, gambar skema rangkaian berikut dengan posisi penghubung
saklarnya. Gambarkan arah aliran arus sepanjang rangkaian dengan menggunakan salah
satu pensil warna.
b. Tekan salah satu saklar SPDT dan amati apa yang terjadi pada lampu. Gambar skema
rangkaian berikut dengan posisi penghubung saklarnya.
c. Tekan kembali saklar yang sama dan amati apa yang terjadi pada lampu. Lampu akan
menyala kembali. Gambar kembali skema rangkaian berikut dengan posisi penghubung
saklarnya, dan gambarkan arah aliran arus sepanjang rangkaian dengan menggunakan
pensil warna yang lain.
d. Sekarang tekan kembali saklar yang lain dan amati apa yang terjadi pada lampu.
5. Pengamatan
a.

b. Lampu menjadi

c.

d. Lampu menjadi

6. Kesimpulan
Uraikan dengan kata – kata sendiri cara kerja rangkaian tersebut dan berikan contoh di mana
bentuk rangkaian ini diterapkan.
LU – 4 PENGUKURAN TEGANGAN VOLTMETER I
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menggunakan voltmeter untuk
mengukur tegangan dalam suatu rangkaian melalui dua titik, dan menghubungkan baterai
secara seri.

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat J
Kode Nama Alat Jml
ml
PEO 504 Pemegang lampu 1
GSE 220 Baterai ukuran D 1
PEO 460 02 Jepit buaya bersokat 2
PEO 505 Pemegang baterai 1
KAL 99 Kabel penghubung 5
KAL 70/025-05 Lampu 2,5V, 1
GME 240 Multimeter Digital 1
0,5A
PEO 502 Saklar SPST 1

3. Persiapan Percobaan
Tegangan
Arus listrik agar dapat mengalir dari satu titik ke titik yang lain dalam sebuah penghantar,
kedua titik tersebut harus memiliki tegangan. Tegangan antara kedua titik tersebut
didefinisikan sebagai “tekanan listrik” yang menggerakkan listrik dari titik bertekanan tinggi
ke titik bertekanan rendah. Satuan tegangan adalah volt (disingkat V).

Perlu Anda ketahui bahwa dalam kelistrikan ada dua jenis tegangan yaitu tegangan searah
(tegangan DC) dan tefangan bolak – balik (tegangan AC). Pada rangkaian tegangan DC salah
satu titik selalu memiliki tekanan listrik lebih tinggi dibanding titik yang lainnya. Pada
tegangan AC “kutub” tegangan berubah secara periodik.

Voltmeter
Untuk mengukur tegangan antara dua titik dalam sebuah rangkaian (atau komponen)
digunakan sebuah alat yang disebut voltmeter. V adalah simbol skematik
voltmete. Kabel – kabel voltmeter (atau probe) dihubungkan antara dua titik tertentu yaitu
terminal komponen tersebut. Gambar 4.1 menunjukkan bagaimana voltmeter dihubungkan
pada komponen yang diukur. Voltmeter dihubungkan secara parallel dengan komponen.
Mengenai hubungan parallel akan Anda pelajari kemudian.

Sebagian arus masuk melalui voltmeter. Sebuah voltmeter yang baik akan melewatkan arus
sekecil mungkin. Dengan kata lain, sebuah voltmeter harus memiliki hambatan yang besar.
Mengenai hambatan akan Anda pelajari kemudian.

Pada percobaan ini, Anda akan menggunakan voltmeter digital yang merupakan bagian dari
multimeter digital. Multimeter digital adalah alat ukur listrik yang dapat mengukur besaran –
besaran listrik seperti tegangan, arus, hambatan, dan kapasitansi. Kata “Digital” artinya bahwa
pengukuran ditunjukkan dalam bentuk digit bukan ditunjukkan dalam bentuk skala dan jarum
penunjuk. Voltmeter ini memiliki hambatan yang sangat besar sehingga arus yang melalui
voltmeter dapat diabaikan.

Sebuah multimeter digital memiliki catu daya tersendiri yang ditempatkan di bagian
dalamnya. Catu daya tersebut baterai. Catu daya ini harus dinyatakan sebelum digunakan
untuk pengukuran. Multimeter akan langsung menyala setelah selektor diposisikan pada
fungsi yang dikehendaki, missal tegangan. Setelah digunakan, penting sekali mematikannya
untuk mencegah baterai agar tidak cepat habis, dengan mengembalikan selektor ke posisi
OFF. INGAT MATIKAN MULTIMETER DIGITAL SETELAH DIGUNAKAN!

Untuk memilih antara menggunakan AC dan DC, geser selektor ke posisi yang dikehendaki.
Untuk menggunakan multimeter sebagai voltmeter, putar selektor ke batas ukur tegangan
yang sesuai yang ditandai dengan V. Kemudian masukkan probe merah pada soket VΩ dan
probe hitam pada soket COM. PROBE MERAH HARUS SELALU DIHUBUNGKAN
PADA TITIK YANG MEMILIKI TEGANGAN LEBIH TINGGI DALAM
RANGKAIAN DAN PROBE HITAM PADA TITIK DENGAN TEGANGAN LEBIH
RENDAH.

(Untuk keterangan lebih lanjut tentang bagaimana menggunakan multimeter digital, lihat
buku manualnya!)
Rangkaian
Susunlah rangkaian yang terdiri dari 1 buah baterai, 1 buah saklar dan 1 buah lampu seperti
pada skema rangkaian Gambar 4.2, yang sama dengan rangkaian sederhana yang disusun pada
Percobaan LU-1.

4. Langkah – Langkah Percobaan


Bagian I
a. Buka rangkaian (jika rangkaian belum terbuka) dengan membuka saklar. Anda mengukur
tegangan rangkaian terbuka baterai.
b. Hubungkan probe merah voltmeter ke kutub positif (+) baterai (titik P) dan probe hitam ke
kutub negatif (-) baterai (titik Q). Susunan alat – alat dapat Anda lihat pada Gambar 4.2.
Usahakan untuk memahami kesamaan skema rangkaian dan rangkaian sebenarnya.
Ingat bahwa voltmeter dihubungkan dengan dua titik P dan Q yang akan diukur
tegangannya (lihat Gambar 4.3)! Voltmeter dihubungkan parallel dengan baterai dan
lampu !
c. Perhatikan multimeter. Baca dan catat tegangan yang tampak pada layar voltmeter.
Tegangan ini merupakan “tegangan rangkaian terbuka” yang disebut juga GGL (Gaya
Gerak Listrik) baterai.
d. Ukur tegangan antara terminal – terminal lampu dengan memindahkan probe merah dari
titik P ke titik R. Baca dan catat tegangan lampu pada saat rangkaian terbuka. Jelaskan
mengapa tidak ada tegangan lampu!
e. Pindahkan kembali probe merah ke P dan tutup saklar.
Lampu akan menyala. Sekarang, rangkaian dalam keadaan tertutup dan baterai dikatakan
terbebani dengan lampu.
f. Baca tegangan dari voltmeter dan catat hasilnya pada bagian Hasil Pengamatan.
Tegangan ini adalah tegangan terminal baterai yang diberi beban.
g. Perhatikan, apakah bila pembacaan voltmeter akan berubah bila probe merah Anda
pindahkan ke R. Apakah tegangan baterai rangkaian terbuka sama degan tegangan
baterai yang terbebani ?
h. Matikan rangkaian dan voltmeter!

Hubungan seri baterai Dua buah baterai atau lebih dapat dihubungkan secara seri. Dalam
hubungan seri, kutub positif baterai yang satu dihubungkan dengan kutub negatif baterai yang
kedua dan kutub positif baterai yang kedua dihubungkan dengan kutub negatif baterai yang
ketiga dan setrusnya. Gambar 4.4 menunjukkan dua buah baterai yang dihubungkan seri dan
skemanya.

Bagian II
a. Ulangi langkah – langkah dari a sampai d pada Bagian I, akan tetapi menggunakan dua
buah baterai yang disusun seri.
b. Bandingkan tegangan terbuka (GGL) satu baterai dan 2 baterai.
c. Lakukan langkah – langkah dari e sampai h pada Bagian I.
d. Amati dan bandingkan nyala lampu dengan nyala lampu pada Bagian I.
e. Jelaskan dalam kaitannya dengan tegangan, alasan perbedaan terang lampu! (Perhatikan
spesifikasi lampu seperti yang tertera pada daftar alat dan yang tercetak pada bagian
samping lampu !)
f. Matikan rangkaian dan voltmeter.

7. Hasil Pengamatan
Bagian I
Tegangan baterai terbuka = …….V

Tegangan lampu pada saat rangkaian terbuka = ….V. Tegangan lampu adalah …..V karena

Tegangan baterai saat terbebani = …..V

Tegangan terbuka baterai adalah sama/lebih sama/lebih kecil dari tegangan yang terbebani
(coret kata – kata yang tidak perlu)

Bagian II
Tegangan terbuka dua buah baterai (dua buah baterai yang diserikan) = …..V
Tegangan lampu pada saat rangkaian terbuka = …..V. Tegangan lampu adalah ….V karena
rangkaian masih terbuka sehingga tegangan tidak dapat mengalir

Tegangan baterai (dua buah yang diserikan) saat terbebani = …..V

Tegangan terbuka baterai sama/lebih besar/lebih kecil dari tegangan yang terbebani
(coret kata – kata yang tidak perlu)

GGL dua buah baterai yang diserikan kira – kira sama/dua kali/tiga kali GGL satu buah
baterai
(coret kata – kata yang tidak perlu)

Lampu terlihat lenih terang bila menggunakan dua buah baterai yang diserikan karena……….

8. Kesimpulan
Dengan kata – kata sendiri, tuliskan dua prinsip yang diperoleh dari percobaan ini (fokuskan
pada tegangan rangkaian terbuka dan tertutup baterai, dan GGL baterai yang dihubungkan
seri!)
LU – 5 PENGUKURAN TEGANGAN VOLTMETER II
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menggunakan voltmeter untuk
mengukur tegangan dalam suatu rangkaian melalui dua titik, dan menghubungkan baterai
secara pararel.

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jm Kode Nama Alat Jml
l PEO 504 Pemegang lampu 1
GSE 220 Baterai ukuran D 2 PEO 460 02 Jepit buaya bersokat 2
PEO 505 Pemegang baterai 2 KAL 99 Kabel penghubung 5
KAL 70/025-05 Lampu 2,5V, 1 GME 240 Multimeter Digital 1
0,5A
PEO 502 Saklar SPST 2

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Baterai yang dihubungkan pararel
Dua buah baterai atau lebih dapat dihubungkan secra pararel. Pada sambungan pararel semua
kutub positif dihubugkan bersama-sama dan begitu juga semua kutub negatifnya. Gambar 5.1
menunjukkan dua buah baterai yang dihubungkan pararel. Hubungannya yaitu melalui dua
buah potongan logam yang berada di bagian samping pemegang baterai. Skemanya dapat
dilihat di sebelah kanan.

Penting! Jangan menghubungkan dua buah baterai dengan cara lain, yaitu menghubungkan
kutub positif dengan negative. Hubungan yang demikian akan mempercepat pengeringan
baterai, yaitu kutub positif dan negative terhubung dengan hambatan nol

Rangkaian
a. Buat rangkaian serupa dengan rangkaian yang digunakan pada percobaan sebelumnnya,
Percobaan LU-4 dengan saklar dalam keadaan terbuka. Akan tetapi sekarang, baterainnya
dipararelkan. Skema rangkaian seperti pada gambar 5.2

b. periksa kembali rangkaiannya. Bila perlu, hubungi guru/pembimbing anda.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Mengacu pada Percobaan LU-4 Bagian I dan Bagian II, lakukan langkah-langkah yang
sama seperti dalam percobaan itu, mengukur tegangan rangkaian terbuka dan tertutup
dengan baterai yang dipararelkan. Catat hasilnya pada bagian Hasil Pengamatan!
b. Berdasarkan pada data yang diperoleh dalam percobaan ini dan Percobaan LU-4, tulis
persamaan dan perbedaan antara rangkaian satu baterai, dua baterai yang diserikan dan
dua baterai yang dipararelkan

5. Hasil Pengamatan
Bagian I
Tegangan baterai terbuka = …….V

Tegangan lampu pada saat rangkaian terbuka = ….V. Tegangan lampu adalah …..V karena

Tegangan baterai saat terbebani = …..V

Tegangan terbuka baterai adalah sama/lebih sama/lebih kecil dari tegangan yang terbebani
(coret kata – kata yang tidak perlu)

6. Kesimpulan
Dengan kata – kata sendiri, tuliskan dua prinsip yang diperoleh dari percobaan ini (fokuskan
pada tegangan rangkaian terbuka dan tertutup baterai, dan GGL baterai yang dihubungkan
pararel!)

LU – 6 MENGUKUR ARUS AMMETER


1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat menggunakan ammeter untuk
mengukur arus dalam rangkaian.

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jm Kode Nama Alat Jml
l PEO 504 Pemegang lampu 1
GSE 220 Baterai ukuran D 2 PEO 460 02 Jepit buaya bersokat 2
PEO 505 Pemegang baterai 2 KAL 99 Kabel penghubung 5
KAL 70/025-05 Lampu 2,5V, 1 GME 240 Multimeter Digital 1
0,5A
PEO 502 Saklar SPST 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Ammeter
Arus listrik (arus) adalah aliran muatan listrik dlam sebuah konduktor, misalnya kawat. Arus
dihasilkan oleh perbedaan potensial listrik atau tegangan sepanjang penghantar. Besarnya arus
diukur dalam jumlah muatan listrik yang melalui luas penampang penghantar per satuan
waktu. Satuan arus adalah ampere (disingkat A).

Arus listrik diukur dengan menggunakan ammeter. A Adalah symbol ammeter.


Pada percobaan ini dan percobaan – percobaan selanjutnya, kita akan mengukur arus DC.
Arus DC adalah aru yang mengalir dalam satu arah. Kita akan menggunakan multimetr digital
untuk mengukur arus DC. Menggunakan multimeter digital sebagai ammeter DC, pertama
geser pemilih DC/AC ke DC. Kemudian putar tombol pemilih batas ukur ke batas ukur A dan
pilih batas ukur terbesar yang paling mungkin, yaitu 10A. Probe merah (positif) harus
dimasukkan ke soket (+) yang bertanda 10A, dan probe hitam (negatif) harus dimasukkan ke
soket COM.

Untuk mengukur arus yang melalui sebuah komponen, misalnya lampu, ammeter disisipkan
ke dalam rangkaian, dihubungkan seri dengan komponen yang arusnya akan diukur (Gambar
6.1). Ingat kembali bahwa voltmeter dihubungkan parallel dengan komponen yang
tegangannya akan diukur.
Saat ammeter yang diserikan dengan komponen, ammeter haruslah tidak mempengaruhi
(menghalangi) arus. Dlam istilah listrik, ammeter harus mempunyai hambatan yang sangat
kecil. Tentang hambatan Anda akan pelajari kemudian.

Rangkaian
a. Sebelum menyusun rangkaian, pastikan saklar dalam keadaan terbuka.
b. Hubungkan alat – alat seperti pada Gambar 6.2. Gambar sebelah kiri adalah skema, dan
sebelah kanan adalah rangkaian sebenarnya. Pastikan semua saklar dalam keadaan
terbuka.
c. Pelajari kedua diagram tersebut dan pahami kesamaan skema rangkaian dan rangkaian
sebenarnya. Ingat bahwa ammeter dihubungkan seri dengan lampu (dan dengan baterai).

d. Pada digital multimeter, pilih DC dan batas ukur 10A.

4. Langkah - Langkah Percobaan


a. Tutup saklar rangkaian. Baca dan catat arus yang ditampilkan oleh ammeter.
Apakah Anda berpikir ada arus di bagian lain seperti antara lampu dan saklar, dan
antara saklar dan baterai ? (Catatan rangkaian itu tidak memiliki “cabang”!)
b. Periksa jawaban Anda dengan menempatkan ammeter, pertama antara lampu dan saklar,
kemudian antara saklar dan baterai. Matikan rangkaian terlebih dahulu sebelum Anda
mengubah rangkaian tersebut!
c. Tuliskan apa yang Anda temukan seputar arus dalam rangkaian yang tidak bercabang.
d. Matikan ammeter dan rangkaian !

5. Pengamatan
Pada saat ammeter ditempatkan di antara baterai dan lampu, arusnya adalah …...A.
Pada saat ammeter ditempatkan di antara lampu dan saklar, arusnya adalah …….A.
Pada saat ammeter ditempatkan di antara saklar dan baterai, arusnya adalah ……A.

6. Kesimpulan
Tuliskan prinsip – prinsip penting yang anda pelajari dari percobaan ini, khususnya mengenai
besar arus di setiap bagian rangkaian yang tidak bercabang.

LU – 7 PENGHANTAR DAN BUKAN PENGHANTAR


1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat membedakan penghantar dan bukan
penghantar berdasarkan percobaan.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


GSE 220 Baterai ukuran D 2
PEO 505 Pemegang baterai 2
KAL 70/025-05 Lampu 2,5V, 0,5A 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 504 Pemegang Lampu 1
PEO 460 02 Jepit buaya bersoket 2

Kode Nama Alat Jml


PEO 501 Kotak Penghubung 1
GME 240 Multimeter digital 2
PEO 460 01 Jepit buaya bersteker 2
KAL 99 Kabel penghubung 4
Bermacam-macam potongan bahan yang berbeda*)

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Penghantar dan Bukan Penghantar
Penghantar atau konduktor adalah sebuah bahan yang dapat menhantarkan listrik dengan
mudah. Bukan penghantar atau non-konduktor (insulator) adalah bahan yang tidak dapat
menghantarkan listrik dengan mudah. Tidak ada bahan non-konduktor yang sempurna.
Banyak bahan yang dapat menghantarkan listrik dengan tegangan listrik yang cukup besar.
Tapi pada percobaan ini hanya menggunakan tegangan biasa, tegangan kecil, dengan
menggunakan beberapa buah baterai.

Untuk membuktikan apakah sebuah bahan menghantarkan listrik atau tidak, kita dapat
menaruh bahan tersebut ke dalam rangkaian sehingga membentuk rangkaian tertutup, dan
memperhatikan arus yang mengalir dalam rangkaian. Untuk mengetahui adanya arus, kita
dapat menggunakan sebuah lampu. Jika lampu menyala, dapat disimpulkan bahwa arus
mengalir dalam rangkaian. Jika arus mengalir, berarti bahan tersebut adalah penghantar.
Karena lampu tidak dapat menyala bila arus yang mengalir terlalu kecil, Anda harus tahu
bahwa cara ini kurang begitu sensitif.

Dapatkah Anda menyarankan metoda yang sensitif dengan menggunakan alat – alat yang
tersedia di dalam KIT ini ?

Rangkaian
a. Dengan saklar dalam keadaan terbuka, susunlah rangkaian seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 7.1. Gambar sebelah kiri adalah skema rangkaiannnya dan sebelah kanan adalah
rangkaian sebenarnya. Coba pahami kesamaan kedua gambar tersebut!
b. Pasang jepit buaya pada kotak penghubungdengan memasukkannya ke dalam soket.
c. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat!

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Tutup saklar dan amati lampu. Menyalakah lampu ? Jelaskan mengapa!
b. Buka saklar dan jepit satu batang bahan diantara kedua buat jepit buaya.
c. Tutup rangkaian dan amati lampu.
d. Catat pengamatan Anda ke dalam Tabel 7.1.
e. Ulangi langkah – langkah dari b sampai d untuk setiap batang bahan yang tersedia!
f. Setelah semua bahan – bahan yang tersedia diselidiki, buka saklar!
g. Kelompokkan bahan – bahan ke dalam dua kelompok, penghantar dan bukan
penghantar ke dalam Tabel 7.2.
h. Perhatikan secara seksama setiap kelompok dan amati, bila mungkin, klasifikasikan setiap
kelompok ke dalam satu jenis bahan.

5. Pengamatan
Lampu menyala/tidak menyala (coret kata – kata yang tidak perlu) karena
Tabel 7.1
Bahan Lampu
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..

Pada kolom “Lampu” tandai dengan (+) apabila lampu menyala, tandai dengan (-) apabila
lampu tidak menyala.

Tabel 7.2
Penghantar Bukan Penghantar
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..

Penghantar adalah

Bukan penghantar adalah

6. Kesimpulan
Tuliskan prinsip – prinsip penting yang Anda temukan dari percobaan ini!
.
LU – 8 ZAT CAIR PENGHANTAR DAN BUKAN PENGHANTAR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat menguji dengan percobaan jika suatu
zat cair adalah penghantar atau bukan, dan menyadari bahwa ada zat cair yang menghantarkan
dan tidak menghantarkan listrik

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


GSE 220 Baterai ukuran D 2
PEO 505 Pemegang baterai 2
KAL 70/025-05 Lampu 2,5V, 0,5A 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 504 Pemegang Lampu 1
PEO 460 02 Jepit buaya bersoket 2

Kode Nama Alat Jml


PEO 460 02 Jepit Buaya bersekat 2
KAL 99 Kabel penghubung 4
PED 132 02 Lempeng penghantar 2
PEO 501 Kotak penghubung 1
Gelas minum (tidak tersedia) garam dan bermacam- 1
macam zat cair yang berbeda*)
*) zat-zat cair yang berbeda itu seperti : air, alcohol, minuman, dan minyak (tidak tesedia di KIT )

3. Persiapan Percobaan
a. Susun alat-alat percobaan seperti pada skema gambar 8.1. Saklar dalam keadaan terbuka
dan gelas kosong
b. Pasang dua buah jepit buaya bersteker pada kotak penghubung, selanjutnya susunan ini
disebut sebagai pemegang lempeng. Jepitkan lempeng penghantar pada masing-masing
jepit buaya
c. Simpan pemegang lempeng diatas gelas, mengarah kebawah. Lihat gambar 8.1

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Tutup saklar dan amati lampu. Menyalakah lampu ? Jelaskan mengapa!
b. Buka saklar, angkat pemegang lempeng dan masukkan air ke dalam gelas, atur banyaknya
air sehingga kira-kira nantinya hanya sebagian lempeng penghantar saja yang terendam.
Tempatkan kembali pemegang lempeng di atas gelas.
c. Tutup saklar dan perhatikan keadaan lampu, pastikan bila lampu menyala maka air
menghantarkan listrik dan air adalah penghantar atau konduktor
d. Buka saklar, angkat pemegang lempeng kemudian larutkansedikit garam meja ke air
dalam gelas tersebut.
e. Simpan kembali pemegang lempeng di atas gelas. Tutup saklar dan pastikan apakah
larutan garam itu penghantar atau bukan penghantar. Tulis hasil temua anda ke dalam
Tabel 8.1
f. Gunakan cara diatas untuk menyelidiki zat cair atau larutan lainnya yang telah disediakan,
apakah zat cair itu penghantar atau bukan. Tulis hasil temuannya ke dalam Tabel 8.1

5. Pengamatan
Pada saat gelas kosong, dan saklar tertutup, lampu menyala/tidak menyala karena

(coret kata-kata yang tidak perlu)

Tabel 8.1
Zat Cair/Larutan Penghantar/Bukan Penghantar
Air …..
Larutan garam …..
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..

6. Kesimpulan
Kesimpulan apa yang dapat anda jelaskan dari percobaan ini? Pusatkan pada sifat penghantar
zat cair.
.
LU – 9 ZAT CAIR PENGHANTAR DAN BUKAN PENGHANTAR II
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menyelidiki dengan benar, apakah
zat cair dapat menghantarkan listrik atau tidak dengan menggunakan sebuah ammeter

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


GSE 220 Baterai ukuran D 2
PEO 505 Pemegang baterai 2
KAL 70/025-05 Lampu 2,5V, 0,5A 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 504 Pemegang Lampu 1
PEO 460 02 Jepit buaya bersoket 2

PEO 460 01 Jepit buaya bersteker 2

Kode Nama Alat Jml


GME 240 Multimeter digital 1
KAL 99 Kabel penghubung 5
PED 132 02 Lempeng penghantar 2
PEO 501 Kotak penghubung 1
Gelas minum (tidak tersedia) garam dan bermacam- 1
macam zat cair yang berbeda*)
*) lihat percobaan LU-8

3. Persiapan Percobaan
a. Gunakan rangkaian yang sama seperti pada PERCOBAAN LU-8, tapi dengan tambahan
sebuah ammeter yang disisipkan di mana saja pada rangkaian. Pada gambar skema
gambar 9.1 ammeter disisipkan antara lampu dan lempeng penghantar. Lampu masih
terhubung pada rangkaian, anda dapat melihat apakah lampu menyala apabila arusnya
lemah. Sama dengan sebelumnya, buka saklar apabila belum dalam keadaan terbuka.
b. Atur multimeter untuk mengukur arus DC, dan pada keadaan awal pilih batas ukur 10A.
kemudian apabila arus terlalu kecil, pilih batas ukur yang lebih kecil

Catatan :
Apabila anda tidak dapat menentukkan atau memperkirakan besaran listrik yang akan
anda ukur, gunakan batas ukur terbesar yang paling mungkin untuk mengukur besaran
tersebut. Kemudian turunkan batas ukur jika diperlukan, sehingga anda dapat membaca
nilai seakurat mungkin.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Seperti pada PERCOBAAN LU-8, temukan dengan tepat zat cair yang dapat
menghantarkan listrik. Apakah berbagai zat cair yang tidak menunjukkan penghantar pada
PERCOBAAN LU-8 ternyata adalah penghantar?
b. Tinjau kembali hasil pada Tabel 8.1
5. Pengamatan
Tabel 9.1
Zat Cair/Larutan Penghantar/Bukan Penghantar
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..

6. Kesimpulan
Dengan kata-kata sendiri, tuliskan sebuah kalimat mengenai sifat penghantar zat cair
.
HAMBATAN LISTRIK
LU – 10 HUKUM OHM
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami hubungan antara tegangan dan
arus dalam suatu penghantar (Hukum Ohm).

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jm Kode Nama Alat Jml
l PEO 359 02 Resistor 100 Ω, 5W 1
KAL 60/5A Catu daya 1 GME 240 Multimeter digital 2
PEO 502 Saklar SPST 1 Kertas mm (tidak tersedia) 1
KAL 99 Kabel 6
penghubung
PEO 359 01 Resistor 50 Ω, 1
5W

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan

Arus dalam sebuah penghantar ditimbulkan oleh adanya tegangan (tekanan listrik) yang
melalui penghantar. Dengan kata lain, arus ditimbulkan oleh tegangan. Dengan demikian
dalam sebuah konduktor ada hubungan antara tegangan (V) dan arus(I). Tujuan percobaan ini
menemukan hubungan tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan (variasi) tegangan
melalui “penghantar” yang disebut resistor dan mengukur arus yang ditimbulkan untuk setiap
tegangan yang digunakan. Mengenai resistor dan resistansi Anda akan pelajari kemudian.

Dengan mengubah – ubah tegangan, kita dapatkan arus setiap nilai tegangan. Untuk mencapai
hal tersebut, kita harus mengukur pasangan tegangan V dan arus I. Hal itu dapat dilakukan
dengan memparalelkan voltmeter dengan resistor, dan menghubungkan ammeter dan resistor
secara seri. Lihat skema pada Gambar 10.1!
Rangkaian
a. Pastikan saklar catu daya dan saklar rangkaian dalam keadaan terbuka.
b. Susun rangkaian seperti dalam Gambar 10.1. Gambar skema di atas dan gambar rangkaian
sebenarnya di bagian bawahnya. Coba pahami kesamaan skema dan rangkaian
sebenarnya.
c. Atur multimeter yang dihubungkan seri dengan resistor menjadi ammeter dengan batas
uku 10A DC.
d. Atur multimeter yang dihubungkan parallel dengan resistor menjadi ammeter dengan
batas uku 20A DC.
e. Periksa kembali rangkaian. Minta guru/pembimbing Anda untuk memeriksa rangkaian
yang Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


Bagian I
a. Pilih 2V tegangan keluaran catu daya. Ini berarti bahwa tegangan keluaran catu daya
mendekati 2V (tidak tepat 2V).
b. Nyalakan catu daya dan tutup saklar rangkaian.
c. Baca tegangan resistor dan arus yang melalui resistor tersebut.
Bila tidak ada tegangan dan atau arus yang ditampilkan alat ukur, pilih batas ukur
tegangan dan atau arus yang lebih kecil. Bila masih tetap tidak ada arus dan tegangan,
periksa kembali rangkaiannya. Bila perlu, konsultasikan dengan guru/pembimbing Anda.
d. Catat V dan I pada Tabel 10.1.
e. Tutup saklar rangkaian dan matikan catu daya.
f. Pilih 4V pada tegangan keluaran catu daya untuk menaikkan tegangan di R menjadi
ssekitar 4V.
g. Ulangi langkah – langkah c sampai f. Bila perlu, ubah batas ukur voltmeter dan ammeter
sehingga pembacaannya menjadi lebih baik.
h. Matikan kedua buah saklar (saklar rangkaian dan catu daya).
i. Ulangi langkah – langkah g sampai I untuk nilai V yang lain yang ada pada catu daya.
Anda akan mendapatkan setidaknya 6 pasang nilai V dan I.
j. Sentuh resistor dengan jari Anda untuk mengetahui apakah resistor dingin, hangat atau
panas (gunakan pendapat anda untuk memutuskannya, dingin, hangat, atau panas).
k. Perhatikan dengan seksama nilai V dan I pada Tabel dan lihat apakah Anda dapat
menemukan “pola” pada nilai V dan I. Apa yang terjadi pada nilai I bila V dinaikkan?
Apakah tetap sama, menurun, atau meningkat?
l. Hitung untuksetiap pasangan V dan I dan catat hasilnya pada Tabel 10.1.
m. Uji nilai!
Apa yang dapat Anda katakan mengenai nilai ? apakah nilai – nilai tersebut berbeda
satu dengan yang lainnya, hampir sama atau sama ?
n. Gunakan selembar kertas millimeter blok untuk merajah grafik V terhadap I. katakana
(tulis) pendapat Anda mengenai grafik tersebut, apakah mendekati garis lengkung (kurva)
atau garis lurus.

Bagian II
a. Ganti resistor 100Ω dengan resistor 50Ω.
b. Lakukan langkah – langkah seperti pada Bagian I da nisi Tabel 10.2!

Bagian III
Bagian ini bukan merupakan percobaan, tetapi sebagai tindak lanjut percobaan Bagian I dan
II. Sebelum melanjutkan, baca sekilas sub judul HUKUM OHM. Kemudian jawab
pertanyaan-pertanyaan berikut :

a. Apakah masing – masing hambatan dari kedua buah resistor yang digunakan pada
percobaan ini sesuai dengan data yang diperoleh dalam percobaan ini?

b. Berapa persenkah perbedaan antara nilai hambatan yang Anda peroleh dalam
percobaan ini dengan nilai resistor yang tercetak pada kotaknya? Menurut Anda apakah
perbedaan tersebut besar, kecil, atau tidak ada. Apa pendapat Anda?

c. Yang manakah nilai yang paling tepat yang Anda peroleh dari percobaan atau yang
tercetak pada resistor? Jelaskan jawaban Anda!

5. Hasil Pengamatan
Bagian I
Tabel 10.1

No. V (Volt) I (ampere) R = V/I


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pada saat V menaik, I menurun,/tetap/menaik (coret kata – kata yang salah). Nilai – nilai
berbeda jauh/ hampir sama/ sama antara satu dengan yang lainnya (coret kata – kata yang
salah). Gunakan pendapat Anda untuk menentukan kata yang mana yang paling sesuai!
Bagian II
Tabel 10.1
No. V (Volt) I (ampere) R = V/I
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pada saat V menaik, I menurun,/tetap/menaik (coret kata – kata yang salah).Nilai – nilai
berbeda jauh/hampir sama/ sama antara satu dengan yang lainnya (coret kata – kata yang
salah). Gunakan pendapat Anda untuk menentukan kata yang mana yang paling sesuai!

Bagian III
Berdasarkan data yang diperoleh dalam percobaan ini, hambatan resistor 100Ω dan 50Ω
berturut – turut adalah …Ω dan …Ω.

Presentase perbedaan antara nilai – nilai yang diberikan dan nilai yang diperoleh dari
percobaan ini berturut – turut adalah …% dan …%.

Nilai – nilai yang paling tepat adalah

karena

6. Kesimpulan dan Saran


Jika percobaan sudah dilakukan dengan teliti dan resistor – resistor tidak panas, akan
diperoleh sebagai berikut :
a. I naik pada saat V naik.
b. hampir sama untuk resistor yang sama, atau membesar sedikit bila resistor panas.

c. Grafik V terhadap I adalah garis lurus, atau sedikit bengkok pada bagian ujung bila
resistor panas.
Hukum Ohm
Hubungan antara V dan I pertama kali diselidiki oleh fisikawan Jerman yang bernama George
Simon Ohm (1787 – 1854), yang menemukan bahwa tetap selama suhu penghantar tetap.
Dalam bentuk

matematik, pernyataan ini dapat dituliskan seperti :


= R (10.1)

Atau,
V = IR (10.1a)

Dengan R adalah konstan. Bila V tetap, menaikkan nilai R akan menurunkan I. Karena alasan
ini, R disebut hambatan penghantar. Seperti dapat disimpulkan dari persamaan (10.1), satuan
hambatan adalah volt/ampere, atau V/A, yang sering disebut ohm (simbol Ω). Sebuah
penghantar yang dibuat dengan nilai R tertentu disebut resistor.

Berdasarkan persaaan (10.1), hambatan sebuay penghantar dapat didefinisikan sebagi


perbandingan antara tegangan dan arus yang melewati penghantar tersebut.

Persamaan (10.1) dan (10.1a) adalah “singkatan” (penyederhanaan) bentuk dari hukum yang
sangat penting dalam kelistrikan dan itu adalah hukum Ohm, yang dapat dinyatakan dalam
dua entuk.

Perbandingan antara tegangan dan arus dalam sebuah penghantar yang suhunya tetap adalah
tetap.

Atau,

Arus dalam sebuah penghantar yang bersuhu tetap, sebanding dengan tegangan.
LU – 11 MENENTUKAN HAMBATAN DENGAN HUKUM OHM
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menentukan hambatan suatu
penghantar menggunakan voltmeter dan ammeter, dan dapat mengamati hubungan antara
hambatan dan panjang penghantar, dan antara hambatan dan luas penampang penghantar.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


GSE 220 Baterai ukuran D 1
PEO 505 Pemegang baterai 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 481 02 Kawat konstan ᴓ 0,2 mm 1
PEO 483 02 Kawat tembaga ᴓ 0,2 mm 1

Kode Nama Alat Jml


PEO 501 Kotak penghubung 1
GME 240 Multimeter digital 2
PEO 460 01 Jepit buaya bersteker 2
KAL 99 Kabel penghubung 6
PEO 460 02 Jepit buaya bersoket 2

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Pada Percobaan LU – 10 Anda telah mempelajari secara langsung bagaimana mengukur
hambatan resistor dengan menguku arus yang mengalir dan tegangannya. Hambatan dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan R =. Pada percobaan ini Anda mengukur hambatan
sepotong kawat dengan menggunakan cara yang sama dengan yang telah Anda gunakan pada
Percobaan LU -10. Pada kesempatan ini Anda sksn mempelajari lebih jauh lagi.

Rangkaian
a. Sebelum menyusun rangkaian, potong kawat konstan sepanjang 50 cm sebanyak 3 potong
dan gulung setiap potongan menggunakan pensil (atau sesuatu yang bulat seukuran pensil)
sampai terbentuk lilitan kawat. Sisakan sekitar 1cm pada setiap ujungnya.
b. Lakukan langkah yang sma untuk kawat konstan dengan panjang 100 cm dan 150 cm.
c. Lakukan langkah di atas untuk kawat tembaga 100 cm.
d. Masukkan jepit buaya bersteker ke dalam soket kotak penghubung.
e. Jepit ujung – ujung lilitan kawat 50 cm dengan jepit buaya seperti pada Gambar
11.1.Jepitan tersebut haru sangat dekat kenujung – ujung kawat sehingga tidak
mengurangi kawat. Perhatikan kedua ujung kawat yang berdekatan jangan sampai saling
bersentuhan.
f. Buat rangkaian seperti pada Percobaan LU-10, tetapi resistor sekaramg diganti dengan
liltan kawat konstan 50 cm dan catu daya diganti dengan dua buah baterai. Skema
rangkaian seperti pada

4. Langkah – Langkah Percobaan

Bagian I : Hambatan dan Panjang


a. Tutup saklar dan baca tegangan dan arus (bila perlu, atur kembali batas ukur voltmeter
dan atau ammeter untuk menghasilkan pembacaan yang lebih baik).
b. Catat hasil pengamatan pada Tabel 11.1.
c. Matikan dang anti lilitan kawat konstan 50 cm dengan liitan kawat konstan 100 cm.
Catatan, sekarang Anda menggunakan panjang kawat 2 kalu lebih panjang dari
sebelumnya, tetapi luas penampang dan bahannya sama.
d. Ulangi langkah – langkah a dan b.
e. Ulangi langkah c dan d dengan menggunakan lilitan kawat konstan 150 cm.
Sekarang Anda menggunakan panjang kawat 3 kali lebih panjang dengan luas penampang
dan bahan yang sama.
f. Hitung hambatan setiap kawat (lilitan) dan catat hasilnya pada Tabel 11.1.
g. Dari hasil perhitungan, rumuskan hubungan antara hambatandan panjang kawat!

Bagian II : Hambatan dan luas penampang


a. Jepit 2 (dua) buah kawat konstan 50 cm di antara jepit buaya pada kotak penghubung,
parallel satu dengan yang lainnya seperti ditunjukkan pada skema Gmabr 11.3. atur posisi
kedua buah lilitan kawat sehingga tidak saling bersentuhan satu sama lainnya. Juga, atur
dengan hati – hati lilitan setiap kumparan tidak saling bersentuhan.

Perlu Anda ketahui bahwa dua buah kawat yang panjang dan luas penampangnya sama
dihubungkan sejajar identik dengan satu buah kawat dengan luas penampang dua kali
lebih besar dengan panjang yang sama. Bagian – bagian kawat yang dijepit harus
sependek mungkin.

b. Cari hambatan dua buah lilitan kawat menggunakan metode yang sama seperti pada
Bagian I.
c. Catat hasilnya pada Tabel 11.2 baris ke-2 karena baris ke-1 dapat diisi menggunakan hasil
yang diperoleh pada Bagian I (Tabel 11.1 baris 1).
d. Matikan rangkaian (buka saklar) dan jepit kawat konstan 50 cm ke tiga parallel dengan
dua buah kawat sebelumnya, hati – hati jangan membiarkan lilitan kawat terhubung satu
dengan yang lainnya.
e. Cari hambatan tiga buah kawat seperti sebelumnya dan catat hasilnya pada Tabel 11.2
(baris ke-3).
f. Dari hasil yang diperoleh, rumuskan hubungan antara hambatan dan luas penampang
kawat.

Bagian III : Hambatan kawat tembaga


a. Gunakan metode yang sama seperti di atas untuk menentukan hambatan kawat tembaga
1,00m, catat V dan I pada Tabel 11.3.
b. Bandingkan hambatan kawat konstan 1,00m dengan hambatan kawat tembaga 1,00m
(yang memiliki luas penampang yang sama).

5. Pengamatan
Bagian I : Hambatan dan panjang
Tabel 11.1 Kawat konstan

No Panjang kawat V (volt) I (ampere) R = V/I (Ω)


. (cm)
1. 50
2. 100
3. 150

Hambatan adalah sebanding/tidak sebanding dengan panjang kawat (penghantar). (coret kata-
kata yang salah!)

Bagian II: Hambatan dan luas penampang


Tabel 11.2 Kawat konstan single, dobel, dan tripel
No Penampang kawat V (volt) I (ampere) R = V/I (Ω)
.
1. a
2. 2a
3. 3a

Hambatan sebanding/berbanding terbalik dengan luas penampang kawat (penghantar) (coret


kata-kata yang salah!)

Bagian III : Hambatan kawat tembaga


Tabel 11.3 Kawat tembaga
No Jumlah kawat (cm) V (volt) I (ampere) R = V/I (Ω)
.
1. 100

Perbandingan hambatan kawat konstan 100cm dengan hambatan kawat tembaga 100cm
dengan luas penampang yang sama adalah

6. Kesimpulan dan Saran


a. Dengan kata-kata sendiri, jelaskan bagaimana hambatan penghantar (resistor) bisa
ditentukan menggunakan voltmeter dan ammeter!
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………...
b. Dengan kata-kata sendiri, tulis prinsip yang menyatakan hubungan antara hambatan
dengan panjang dan luas penampang sebuah penghantar!
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………...................................................
LU – 12 HAMBATAN LAMPU
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami dan menyadari kenyataan
bahwa hambatan sebuah lampu bergantung pada suhunya.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEO 502 Saklar SPST 1
KAL 70/120-50 Lampu 12V, 3W 1
PEO 504 Pemegang lampu 1

Kode Nama Alat Jml


KAL 99 Kabel penghubung 6
GME 240 Multimeter digital 2
Kertas grafik mm 1

3. Persiapan Percobaan
a. Pastikan semua saklar dalam keadaan terbuka dan multimeter dalam keadaam mati.
b. Atur satu buah multimeter sehingga berfungsi sebagai voltmeter DC dengan batas ukur
20V dan yang lainnya sebagai ammeter DC dengan batas ukur 10A.
c. Susun alat-alat sesuai skema rangkaian pada gambar 12.1. Pastikan bahwa lampu yang
anda gunakan yaitu 12V bukan yang 2,5V! anda akan memakai tegangan lampu
sampai 12V .
d. Pilih tegangan keluaran catu daya 2V DC.
4. Langkah – Langkah Percobaan
a. Nyalakan catu daya dan tutup saklar. Amati pembacaan voltmeter dan ammeter. Bila
perlu, ubah batas ukurnya sehingga menunjukkan pembacaan yang baik.
b. Baca tegangan V dan I, dan catat hasilnya pada Tabel 12.1
c. Amati nyala lampu dan rasakan “panas” lampu menggunakan jari anda. Gunakan saklar
kualitatif untuk menentukkan nyala dan panas lampu. Anda dapat menggunakan scalar
kualitatif seperti tidak menyala, sangat redup, redup, terang, lebih terang, sangat terang,
untuk mengisi kolom nyala lampu pada Tabel 12.1. untuk kolom panas lampu gunakan
dingin, agak dingin, hangat, lebih hangat, panas ,sangat panas.
d. Buka saklar dan matikan catu daya, pilih tegangan catu daya selanjutnya, yaitu 4 volt.
e. Ulangi langkah-langkah a sampai c
f. Ulangi langkah-langkah d dan e menggunakan tegangan keluaran yang ada pada catu
daya, 6,8,10, dan 12 V.
g. Hitung hambatan R dari setiap pasangan V dan I dan catat hasilnya pada tabel 12.1
h. Rajah grafik V dan I menggunakan data pada tabel 12.1
Apakah hambatan lampu tetap (konstan) ?
Dengan mengacu pada grafik, apakah anda berpikir hukum ohm berlaku untuk lampu
pijar? Mengapa?

5. Pengamatan
Tabel 12.1
NO V(volt) I(A) R = V/I Nyala lampu Panas lampu
(ohm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Hambatan sebuah lampu listrik

hukum ohm berlaku/tidak berlaku untuk lampu pijar karena

(coret kata-kata yang salah dan isi titik-titiknya)

6. Kesimpulan
Apa hal-hal yang penting atau prinsip-prinsip yang anda pelajari dari percobaan ini? Tuliskan
pada ruang kosong dibawah.
.

LU – 13 RANGKAIAN LAMPU SERI DAN HUBUNG SINGKAT


1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami karakteristik lampu yang
dirangkai seri dan konsep hubung singkat.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


GSE 220 Baterai ukuran D 2
PEO 505 Pemegang baterai 2
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 503 Saklar SPDT 1
PEO 504 Pemegang lampu 1

Kode Nama Alat Jml


KAL 70/025-05 Lampu 2,5 V 0,5A 1
PEO 460 02 Jepit buaya bersoket 2
KAL 99 Kabel penghubung 6
Pensil warna (tidak tersedia) 2
3. Persiapan Percobaan
Catatan : saklar dua jalur (SPDT) akan digunakan sebagai saklar satu jalur dengan tidak
menghubungkan satu dari dua pilihan ke bagian rangkaian manapun (dengan
mengambangkannya).

a. Susun rangkaian sesuai dengan skema pada gambar 13.1. perhatikan bahwa lampu-lampu
(L1 dan L2) dan satu dari saklar-saklar yang ada (S 1) dihubungkan seri. Saklar yang lain
dihubungkan parallel dengan L2.
b. Pasang saklar S1 dan S2 dalam keadaan terbuka , yaitu penghubung S2 di posisi 1 dalam
gambar 13.1.
c. Pastikan kedua saklar dalam keadaan terbuka.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Tutup saklar S1 dan amati apa yang terjadi. Catat pengamatan Anda!
Apakah ada arus yang mengalir pada rangkaian ? bagaimana anda bisa tahu ?
Bila ada arus yang mengalir, gunakan pensil warna untuk menunjukkan arah arus dalam
rangkaian.
b. buka L1 dan amati apa yang terjadi! Berikan alasan!
c. Pasang kembali L1 dan amati apa yang terjadi! Berikan alasan! (gunakan pengertian
rangkaian tertutup dan terbuka pada alasan anda).
d. Buka L2 dan amati apa yang terjadi! Berikan alasan!
e. Pasang kembai L2 dan amati apa yang terjadi! Berikan alasan!
f. Tutup S2 dan amati apa yang terjadi. Berikan alasan! Bila ada arus yang mengalir,
gunakan pensil warma yang lain untuk menunjukkan arah arus dalam ramgkaian!
Bila S2 ditutup, sekarang titik C dan D pada rangkaian terhubung secara langsung tanpa
hambatan di antarannya, menyebabkan arus langsung ke lampu L2 dua titik yang
terhubung dengan hambatan nol seperti titik C dan D di atas dikatakan “terhubung
singkat”. Atau dapat juga dikatakan bahwa lampu L2 terhubung singkat.
g. Buka L2 !
Apakah dengan dibukannya L2 berpengaruh terhadap rangkaian (ketika S2 masih tertutup)?
5. Pengamatan
Ketika S1 ditutup

Bila L1 dibuka

Alasan

Bila L1 dipasang kembali


Alasan

Bila S2 ditutup

Alasan

Membuka L2 ketika S2 masih tertutup

6. Kesimpulan
Tuliskan hal-hal penting secara ringkas yang anda pelajari dari percobaan di atas berkaitan
denngan lampu yang dihubungkan seri dan hubung singkat!

LU – 14 RANGKAIAN RESISTOR SERI I


1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami sifat-sifat hambatan dan
tegangan pada sebuah resistor yang dirangkai seri.

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jml
KAL 60/5A Catu daya 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 359 01 Resistor 50 Ω, 5W 1
PEO 359 02 Resistor 100 Ω, 5W 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Pada percobaan ini ANda akan mempelajari sifat – sifat dua buah resistor yang dihubung seri,
hambatan gabungannya seperti halnya hambatan tunggal, tegangan gabungan resistor seperti
halnya tegangan resistor tunggal. Untuk dapat menentukan hambatan sebuah komponen,
Anda harus mengukur tegangan dan arus yang mengalir melalui komponen tersebut. Dengan
menggunakan hokum Ohm, atau definisi hambatan, R = V/I, R dapat dihitung apabila V dan I
diketahui.

a. Pastikan catu daya dalam keadaan mati. Susun rangkaian sesuai pada Gambar 14.1. skema
rangkaian di bagian atas, dan rangkaian sebenarnya digambarkan pada bagian bawah.
Coba pahami kesamaan dua gambar tersebut.
Catatan : Garis kontinyu menunjukkan hubungan pada keadaan awal percobaan, garis
putus – putus menunjukkan hubungan berikutnya ketika langkah – langkah percobaan
selanjutnya di mana garis putus – putus diperlukan! Sebelumnya voltmeter dihubungkan
untuk mengukur tegangan di R1, yang ditunjukkan sebagai V1.

b. Pilih tegangan keluaran 2 V DC dari catu daya, dan atur batas ukur voltmeter 20 V DC
dan ammeter 200mA DC.

4. Langkah – langkah Percobaan


a. Nyalakan catu daya, tutup saklar rangkaian dan nyalakan multimeter digital. Jika perlu,
atur batas ukur voltmeter dan ammeter agar memberikan pembacaan yang lebih baik.
b. Baca arus I dari ammeter dan tegangan di R1, V1. Catat nilai – nilainya pada Tabel 14.1.
c. Pindahkan probe voltmeter ke V2 yaitu tegangan di R2.Catat nilai – nilainya pada Tabel
14.1.
d. Sekarang ukur tegangan gabungan VR di R1 dan R2 yang digabung. Untuk melakukan ini,
pindahkan probe voltmeter hitam ke titik A dan probe merah ke titik C.
e. Baca tegangan (VR) dan catat nilai pada Tabel 14.1.
Hambatan antara titik A dan C akan disebut RR (untuk hambatan gabungan R1 dan R2)
f. Dari data yang diperoleh, hitung R1, R2, dan R3dan catat hasilnya pada Tabel 14.1.
g. Bandingkan R1, + R2, dengan RR !
Kesalahan percobaan yang diperbolehkan sekitar 10%, apa yang dapat Anda katakan
mengenai nilai R1 + R2 dan nilai RR ?Apakah sama atau tidak ?
h. Bandingkan V1, + V2, dengan VR !
Sekali lagi, kesalahan percobaan yang diperbolehkan sekitar 10%, apa yang dapat Anda
katakan mengenai nilai V1 + V2 dan nilai VR ?Apakah sama atau tidak ?
i. Matikan saklar rangkaian dan pilih tegangan keluaran catu daya 4V.
j. Nyalakan saklar rangkaian dan ulangi langkah – langkah b sampai h, dan jawab
pertanyaan seperti di g dan h.
k. Matikan saklar rangkaian dan pilih tegangan keluaran catu daya 6V.
l. Ulangi langkah j.
Ingat bahwa R1 dan R2 membagi tegangan VR menjadi dua tegangan yaitu V1 dan V2.
Karena alas an ini, dua buah resistor yang diserikan sering disebut pembagi tegangan.

5. Pengamatan
Tabel 14.1

Teganga R2 = Rc =
V1 R1 = V2 Vc R1 + V1 +
n Catu I (A) V2/I2 Vc/Ic
(V) V1/I1 (Ω) (V) (V) R2(Ω) V2(V)
daya (V) (Ω) (Ω)
2
4
6

Tegangan catu daya 2V :


R1 + R2 berbeda/hampir sama/sama dengan RR (coret kata – kata yang salah!).
V1 + V2berbeda/hampir sama/sama dengan VR (coret kata – kata yang salah!).

Tegangan catu daya 4V :


R1 + R2 berbeda/hampir sama/sama dengan RR (coret kata – kata yang salah!).
V1 + V2berbeda/hampir sama/sama dengan VR (coret kata – kata yang salah!).

Tegangan catu daya 6V :


R1 + R2 berbeda/hampir sama/sama dengan RR (coret kata – kata yang salah!).
V1 + V2berbeda/hampir sama/sama dengan VR (coret kata – kata yang salah!).

6. Kesimpulan
Tulis kesimpulan Anda mengenai hambatan gabungan dua buah resistor yang dirangkai seri
dan tegangannya berdasarkan data percobaan.
……………………………………………………………………………......................
…………………………………………………………….………………......................
……………………………………………………………………………......................
…………………………………………………………………………………………………
………………………
LU – 14A RANGKAIAN RESISTOR SERI II
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami sifat-sifat hambatan dan
tegangan pada sebuah resistor yang dirangkai seri.

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jml
KAL 60/5A Catu daya 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 359 01 Resistor 50 Ω, 5W 1
PEO 359 02 Resistor 100 Ω, 5W 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Pada bagian ini anda hanya akan diajak berpikir, bukan percobaan. Anda akan bandingkan
apa yang anda peroleh pada percobaan sebelumnya dengan teori dua buah hambatan yang
dirangkai seri seperti yang tertulis pada buku teks fisika anda. Bila tidak tersedia buku teks
fisika berikut adalah kutipan teorinya.

Apabila sebuah resistor dengan hambatan R1,R2,R3,….,Rn dihubungkan seri. Arus yang sama
akan mengalir melalui setiap resistor. Jika tegangan setiap resistor berturut-turut adalah
V1,V2,V3,….,Vn menurut hukum ohm V1 = R1I, V2 = R2I, V3 = R3I,…., Vn = RnI. Tegangan
seluruh resistor VR adalah :
Vn = V1 + V2 + V3 + ….. + Vn = (R1 + R2 + R3 + …. + Rn)I (14.1)
Bila R adalah total hambatan dari semua resistor, menurut hukum ohm
VR
RR = = (R1 + R2 +R3 + …. + Rn) (14.2)
I
Untuk dua buah resistor R1 dan R2 yang diserikan seperti pada gambar 14.2 hambatan total
adalah Rc = R1 + R2 (14.2a)

VR
V1 = IR dan I = sehingga :
R 1+ R 2
R1
V1 = V (14.3)
R 1+ R 2 R

Dengan cara yang sama diperoleh :


R2
V2 = V (14.3a)
R 1+ R 2 n

Persamaan (14.3) dan (14.3a) menunjukkan bahwa R1 dan R2 membagi Vn menurut


perbandingan V1 : V2 = R1 : R2 selanjutnya R1 dan R2 disebut pembagi tegangan, dan
persamaan (14.3) dan (14.3a) adalah persamaan pembagi tegangan.

4. Langkah – langkah Percobaan


a. Evaluasi apakah persamaan menurut teori untuk dua buah hambatan yang diserikan (R R =
R1 + R2) diyakinkan secara percobaan dengan hasil percobaan LU-14
b. Evaluasi apakah persamaan menurut teori untuk pembagi tegangan (14.3) dan (14.3a)
diyakinkan secara percobaan dengan hasil percobaan LU-14

5. Pengamatan
Tidak Ada
6. Kesimpulan dan Saran
.

LU – 15 RANGKAIAN LAMPU PARALEL


1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami sifat-sifat dua buah
lampu yang dirangkai pararel..

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jml
GSE 220 Baterai ukuran D 2
PEO 505 Pemegang baterai 2
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 503 Saklar SPDT 1
KAL 70/025-05 Lampu 2,5 V 0,5 A 2

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Dua atau lebih komponen listrik dikatakan duhubungkan pararel apabila salah satu dari dua
ujungnya (terminalnya) dihubungkan satu sama lain menjadi satu terminal dan ujung-
ujungnya yang lainnya juga dihubungkan menjadi satu terminal yang lain. Jika komponen
tesebut memliki kutub-kutub (seperti terminal positif dan negative). Seperti kutub-kutub yang
dihubungkan bersama-sama. Resistor dan lampu (yang dalam kenyataan resistor) tidak
memiliki kutub. Dalam kasus ini terminal-terminal dihubungkan bersama-sama.
Susun rangkaian seperti skema pada gambar 15.1 lampu L1 dan L2 dihubungkan pararel. L1
juga dipararelkan dengan saklar S2. Saklar satu kutub dua jalur S2 digunakan sebagai saklar
satu kutub satu jalur. Pastikan kedua saklar tersebut terbuka.

4. Langkah – langkah Percobaan


Penyelidikan Kualitatif
a. Pelajari rangkaian pada gambar 15.1 dan terangkan dengan singkat fungsi S1 dan S2!
b. Tutup S1 dan amati pengaruhnya. Apakah rangkaian menjadi tertutup? Jika ya, gunakan
salah satu pensil warna untuk menggambarkan arah arus dalam rangkaian tertutup!
c. Tutup S2 dan amati pengaruhnya pada lampu L1 dan L2. Apakah rangkaian tertutup yang
lain terbentuk? Jika ya, gunakan pensil yang lain untuk menggambarkan arah arus pada
rangkaian tertutup tersebut.
d. Buka S1 dan amati pengaruhnya!
e. Pada keadaan S1 terbuka, amati pengaruhnya tertutup dan terbukannya S2 terhadap
rangkaian.
f. Penutupan S1 dan S2 menyebabkan kedua lampu nyala. Kemudian lepaskan L1. Amati apa
yang terjadi!
g. Pasang kembali L1 dan amati apa yang terjadi!
h. Lepaskan L2 dan amati yang terjadi!
i. Jika anda diberikan satu saklar yang lain, di manakah akan anda tempatkan saklar tersebut
agar dapat menyalakan dan mematikan L1 dan L2 pada saat S1 tertutup. Gunakan pensil
untuk menggambar posisi saklar pada skema rangakian pada gambar 15.1.

Penyelidikan Kuantitaf
j. Hubungkan voltmeter dan ammeter pada rangkaian untuk mengukur tegangan terminal
baterai dan arus yang akan dihasilkannya (gambar 15.2). atur voltmeter dan ammeter agar
dapat mengukur dengan baik tegangan sekitar 1,5V dan arus sekitar 1A
k. Ulangi langkah-langkah b sampai e untuk melihat apa pengaruhnya terhadap tegangan
terminal baterai V dan arus I yang dihasilkan tegangan! Isikan hasilnya kedalam tabel
15.1. untuk menandai lampu menyala atau tidak, gunakan (+) dan (-).
l. Gunakan data pada tabel 15.1 untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
Berapa tegangan baterai (GGL) rangkaian terbuka?
Ketika hanya satu buah lampu yang dinyalakan, berapa tegangan terminal baterai dan
berapa arus yang mengalir?
Ketika dua buah lampu yang dinyalakan, berapa tegangan terminal dan arus yang
mengalir?
Apa yang terjadi terhadap tegangan dan arus ketika rangkaian berubah dari satu lampu
menjadi dua lampu yang dipararelkan?
Arus mana yang lebih besar, satu buah lampu atau dua buah lampu dipararel?
Apa yang terjadi terhadap nyala setiap lampu jika rangkaian diubah dari satu lampu
menjadi dua lampu yang dipararel? Berikan alasan!
m. Jika masih ada sisa waktu, hubungkan satu buah lampu yang lain secara pararel dengan
lampu yang lainnya dan ulangi langkah-langkah diatas. Catat hasilnya pada selembar
kertas.

Perhatian! Nyalakan lampu cukup sebentar! Jangan menyalakan lampu terlalu lama,
Karena akan cepat “menghabiskan” baterai. Semakin banyak lampu yang anda pararelkan
semakin besar arus yang terpakai.

5. Hasil Pengamatan
Kualitatif
S1 ; S2

Menutup S1 menyebabkan

Menutup S2 menyebakan

Membuka S1 menyebabkan
S1 terbuka, membuka dan menutup S2 mempengaruhi

Ketika kedua lampu menyala, membuka salah satu lampunya menyebabkan

kuantitatif
Tabel 15.1 gunakan tanda (+) dan (-) untuk menandai lampu menyala dan tidak
S1 S2 L1 L2 V(V) I(A)
Terbuka Terbuka
Tertutup Terbuka
Tertutup Tertutup
Terbuka Tertutup

Tegangan baterai terbuka ….V


Ketika satu buah lampu yang dinyalakan, tegangan terminal baterai ….V dan arusnya ….A
Ketika dua buah lampu yang dinyalakan, tegangan terminal baterai ….V dan arusnya ….A
Pada saat rangkaian berubah dari satu lampu menjadi dua lampu yang dipararelkan, tegangan
terminal bertambah/berkurang dan arus bertambah/berkurang (coret kata-kata yang salah)
Satu lampu/dua lampu yang dipararel menunjukkan arus lebih besar (coret kata-kata yang
salah)
Satu buah lampu dalam rangkaian lebih terang/sedikit lebih terang dibanding dua buah lampu
dalam rangkaian yang sama, karena
(coret kata-kata yang salah)
6. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan anda pada percobaan ini tulis sifat-sifat dari dua buah lampu yang
dipararekan dalam sebuah rangkaian.
.
LU – 16 RANGKAIAN RESISTOR PARALEL
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami sifat-sifat rangkaian
parallel resistor.

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jml
GSE 220 Baterai ukuran D 2
PEO 505 Pemegang baterai 2
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 359 01 Resistor 50 Ω, 5W 1
Kode Nama Alat Jml
PEO 359 02 Resistor 100 Ω, 5W 1
PEO 460 02 Jepit buaya bersoket 2
GME 240 Multimeter digital 2
KAL 99 Kabel penghubung 8

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Bila dua buah komponen atau lebih dihubungkan parallel dalam sebuah rangkaian, komponen
– komponen tersebut akan memiliki tegangan V yang sama. Arus yang melalui komponen –
komponen tersebut akan terpecah dan akan mengalir pada setiap komponen yaitu I1, I2, dan I3.
Skema rangkaian pada Gambar 16.1 menunjukkan tiga buah resistor yang dirangkai parallel,
semuanya memiliki tegangan yang sama V, dan arus terbagi menjadi I1, I2, dan I3.

Pada percobaan ini Anda akan menyelidiki hambatan gabungan dua buah resistor yang
diparalelkan dan pembagian arus pada setiap resistor. Hambatan resistor dalam kit ini tertulis
100 dan 50. Untuk saat ini nilai – nilai tersebut harap diabaikan, Anda akan menemukan
hambatan berdasarkan percobaan dan perhatikan apakah nilai – nilai yang tercetak kira – kira
sama dengan apa yang Anda dapatkan, dari percobaan.
a. Susun rangkaian seperti pada Gambar 16.2. Skema rangkaian di sebelah kiri dan
rangkaian sebenarnya di sebelah kanan. Coba pahami kesamaan skema dengan
rangkaian sebenarnya.

Dua buah resistor dihubungkan parallel. Untuk mengamati arus yang mengalir dalam
rangkaian, kita gunakan tiga buah multimeter digital sebagai ammeter dan akan
dihubungka untuk mengukur arus induk Idan arus yang mengalir pada setiap resistor
seperti ditunjukkan pada Gambar 16.2. Arus itu berturut – turut adalah I1 dan I2.
Akan tetapi kita perlu mengetahui tegangan resistor –resistor tersebut ketika arus mengalir
melaluinya, sedangkan kita hanya memiliki 3 buat multimeter. Oleh karena itu, untuk
sementara kita akan menggunakan satu buah multimeter sebagai voltmeter, untuk
mengukur tegangan baterai pada saat rangkaian terbuka dan pada saat rangkaian tertutup.

Sebagai alternative, untuk percobaan yang tidak terlalu akurat, Anda dapat
mengasumsikan bahwa tegangan 1 buah baterai adalah 1,5V dan dua buah baterai yang
diserikan akan memiliki tegangan 3V. Disini, kita akan melakukan percobaan yang lebih
akurat.

4. Langkah – langkah Percobaan


Bagian I
a. Cabut ammeter yang sekarang terhubung untuk mengukur arus induk, ubah ammater
tersebut menjadi voltmeter yang dapat mengukur tegangan hingga 3V (gunakan batas ukur
20V).
b. Hubungkan voltmeter dengan baterai seperti pada Gambar 16.3. Baca tegangan terbuka
(GGL) E satu baterai. Catat E pada Tabel 16.1

c. Tutup saklar dan baca tegangan baterai V. Catat tegangan terminal V pada Tabel 16.1!
d. Buka saklar dan atur kembali multimeter digital ke fungsi ammeter, dan hubungkan
untuk mengukur arus induk I seperti pada Gambar 16.2.
e. Tutup saklar dan baca I1, I2, dan I. Catat nilainya pada Tabel 16.1.
f. Buka saklar dan dari data yang diperoleh hitung R1, R2, dan RR(RRadalah hambatan
gabungan R1 dan R2). Juga hitung I1 + I2. Catat nilainya pada Tabel 16.1.

Bagian II
a. Tambahkan satu buah baterai ke dalam rangkaian yang diserikan dengan baterai
sebelumnya.
b. Ulangi langkah a sampai f pada Bagian I.

Analisis
Analisislah data pada Tabel 16.1. Berdasarkan analisis Anda coba jawab pertanyaan
berikut, sandarkan jawaban Anda pada data. Tulis analisis Anda pada bagian
PENGAMATAN.

a. Bagaimana nilai hambatan resistor secara percobaan dibandingkan dengan nilai yang
ditetapkan? Gunakan nilai rata- rata percobaan R untuk setiap resistor.
b. Bagimana nilai RR jika dibandingkan dengan R1 dan R2. Apakah RR selalu lebih besar
atau lebih kecil dibanding dengan R1 atau R2.
c. Bagaimana nilai I dibandingkan dengan (I1 + I2) pada Bagian I begitu juga pada
Bagian II. Apakah I sangat berbeda dari (I1 + I2) hampir sama atau sama?

Tinjauan Secara Teori


Dari hukum Ohm dapat diturunkan hubungan persamaan hambatan gabunagn RR dengan
R1, R2, dan R3, yang dihubungkan parallel. Lihat kembali buku teks fisika. Hasilnya adalah

Untuk dua buah resistor R1, dan R2 yang diparalelkan, persamaannya menjadi

……………………………………………..(16.1)

Dan menurut hukum Kirchoff


I = I1 + I2……………………………………………………..(16.2)

d. Periksa kesesuaian persamaan ini dengan hasil percobaan yang diperoleh (Periksa
kembali kebenaran persamaan tersebut).

5. Hasil Pengamatan
Tabel 16.1
No. E (V) V (V) I1 (A) R1=V/I1 I2 R2=V/I2 I1 + I 2 = I Rc=V/I(Ω)
(Ω) (A) (Ω) (A) (A)
1
2

6. Kesimpulan
Tulis prinsip – prinsip yang Anda pelajari dari percobaan ini !
.

LU – 17 RANGKAIAN RESISTOR SERI DAN PAREREL


1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menentukan nilai hambatan resistor
yang dirangkai gabungan seri dan pararel.

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jml
GSE 220 Baterai ukuran D 2
PEO 505 Pemegang baterai 2
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 359 01 Resistor 50 Ω, 5W 1
PEO 359 02 Resistor 100 Ω, 5W 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Anda diminta untuk menentukkan hambatan gabungan resistor 500 yang diserikan dengan
resistor 100 dan 50 yang dipararelkan. Skema rangkaian seperti pada gambar 17.1. Dengan
hukum ohm hambatan total antara A dan C atau R AC adalah tegangan AC, VAC dibagi dengan
arus yang melewatinnya, I, VAC dapat diukur dengan voltmeter yang diparaelkan dengan
resistor antara A dan C (pada skema rangkaian voltmeter ditunjukkan dengan garis putus-
putus). Arus yang melalui AC dapat diukur dengan ammeter yang ditempatan dimana pun
antara baterai dan titik C (atau antara baterai dan titik A). untuk hasil yang tidak terlalu
akurat, kita akan menggunakan GGL baterai sebgai VAC karena baterai tidak terlalu terbebani.
GGL 2 buah baterai yang diserikan sekitar 3V hambatan beban lebih dari 500 Ω. Ini berarti
arus dan baterai cukup kecil. Ini adalah apa yang akan anda lakukan untuk menentukkan
hambatan resistor gabungan.

a. Atur ammeter dengan atas ukur lebih dari 10 mA (0,010A)


b. Susun rangkaian seperti pada gambar 17.1. periksa kembali rangkaian tersebut.

4. Langkah – Langkah Percobaan


Penggunaan Hukum Ohm
a. Tutup saklar rangkaian dan baca arus I yang melalui rangkaian utama. Catat arus tersebut.
Ammeter akan menunjukkan arus dalam mA. Jika demikian, anda perlu mengubah
arus tersebut ke Ampere (A).
b. Gunakan rumus R = V/I untuk menghitung hambatan gabungan resistor dengan GGL yang
dipakai sekitar 3,0 V. catat hasil tersebut.
c. Gunakan multimeter untuk mengukur tegangan gabungan resistor (tegangan antara titik A
dan C). catat hasilnya.
d. Hitung hambatan gabungan resistor. Catat hasilnya.
e. Bandingkan kedua nilai hambatan yang diperoleh, satu asumsi tegangan AC sama dengan
GGL, dua buah baterai, dan yang lainnya menggunakan nilai VAC terukur. Hitung
persentase pembedanya.
Menggnakan Ohmmeter
Sebuah multimeter umumnya dilengkapi dengan Ohmmeter, suatu fasilitas multimeter yang
dapat mengukur hambatan secara langsung. Multimeter dalam kit ini dilengkapi dengan
fasilitas ini. Untuk mengubah multimeter menjadi ohmmeter putar selector ke batas ukur Ω
(gambar 17.2). apabila anda tidak mengetahui orde besar hambatan yang akan anda ukur, pilih
batas ukur yang paling besar. kemudian hubungkan probe ohmmeter degan terminal resistor.
Ohmmeter yang akan langsung menunjukkan hambatannya. Apabila pembacaanya masih
kasar, ubah ke batas ukur yang lebih rendah hingga menghasilkan pembacaan yang lebih baik.
“pembacaan yang lebih baik” artinya bahwa jumlah “angka pentingnya” optimal.

Matikan rangkaian, hal ini perlu membebaskan hambatan dan tegangan.


a. Pilih batas ukur Ω pada multimeter. Pilih batas ukur satu tahap lebih besar dari 500 Ω. Hal
ini karena kita tahu hambatan resistor gabungan sedikit lebih besar dari 500 Ω.
b. Hubungkan probe-probe ohmmeter pada setiap ujung hambatan yang akan diukur. (dalam
kasusu ini, gabungan beberapa resistor). Dalam kasus ini hubungkan satu probe ke titik A
dan lainnya ke titik C pada gambar 17.1.
c. Bandingkan nilai hambatan RAC yang diperoleh dengan menggunakan hukum ohm dengan
yang diukur secara langsung menggunakan ohmmeter. Berapa persen perbedaan antara
kedua nilai tersebut?

5. Hasil Pengamatan
Menggunakan GGL baterai (3,0 V) sebagai tegangan resistor
VAC = 3,0 V
I = …. A
RAC = …. Ω
Tegangan antara titik A dan titik C, VAC yang diukur menggunakan voltmeter.
VAC = …. V
I = …. A
RAB = …. Ω
6. Kesimpulan
Presentase perbedaan antara hambatan yang diukur secara langsung menggunakan metode
voltmeter-ammeter adalah
.

LU – 18 HAMBATAN DALAM BATERAI


1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami konsep hambatan dalam
baterai khusunya dan hambatan dalam catu daya pada umumnya.

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jml Kode Nama Alat Jml
GSE 220 Baterai ukuran D 2 PEO 504 Pemegang lampu 1
PEO 505 Pemegang 2 GME 240 Multimeter digital 2
baterai PEO 460 02 Jepit buaya bersoket 2
PEO 502 Saklar SPST 1 KAL 99 Kabel penghubung 6
KAL 70/025- Lampu 2,5V 1
05 0,5A

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Catatan :
Sekarang anda telah mengembangkan gagasan bahwa arus listrik dalam sebuah rangkaian
tidak hanya mengalir melalui rangkaian luar, tetapi juga secara internal melalui baterai. Arus
mengalir melalui sebuah loop tertutup. Pada setiap bagian loop arus harus menembus
hambatan yang berbeda-beda bergantung pada jenis bagian penghantar. Bagian-bagian
tersebut termasuk baterai itu sendiri yang mana arus mengalami hambatan. Apabila arus yang
mengalir adalah I dan hambatan baterai rd (disebut hambatan dalam baterai), menurut hukum
ohm pada baterai akan mengalami penurunan tegangan sebesar I.rd. hal ini menyebabkan
tegangan terminal baterai berkurang sebesar I.rd dari nilai rangkaian terbuka E (GGL baterai),
sehingga tegangan terminalnya menjadi
V = E – Ird (18.1)
Atau
E−V
rd = .
I
(18.1a)

makin besar I dan rd makin besar pula penurunan tegangannya. Banyak catu daya memiliki
hambatan dalam rd yang sangat kecil sehingga penurunan tegangan dapat diabaikan.
Untuk menentukan hambatan dalam sebuah catu daya (misalnya baterai), catu daya (baterai)
dibebani dan mengukur penurunan tegangan terminal E – V, dengan V adalah tegangan
terminal rangkaian tertutup. Dengan mengetahui I, arus yang mengalir, rd dapat dihitung
denan persamaan (18.1a).
a. Susun rangkaian seperti pada skema (gambar 18.1). voltmeter dipasang untuk mengukur
GGL satu buah baterai dihubungkandengan kutub-kutub baterai.

b. Pastikan rangkaian dalam keadaan terbuka.

4. Langkah – Langkah Percobaan


Satu baterai
a. Ketika saklar rangkaian masih terbuka, baca tegangan rangkaian terbuka E baterai. Ini
merupakan GGL baterai. Catat E
b. Tutup saklar dan baca V (dalam volt) dan I (dalam ampere) dari voltmeter dan ammeter.
Catat V dan I.
c. Buka saklar dan hitung hambatan dalam baterai berdasarkan persamaan (18.1a)
Dua buah baterai yang diserikan
d. Tambahkan satu buah baterai yang diserikan dengan baterai sebelumnya.
e. Ulangi langkah a sampai c
Dua bauh baterai yang dipararelkan
f. Ubah hubungan seri baterai menjadi hubungan pararel. Perhatian! Hubungkan baterai
dengan benar, yaitu kutub positif dengan positif dan negative dengan negative. Jangan
dengan cara yang lain.
g. Ulangi langkah a sampai c
Dari susunan baterai-baterai diatas, yang manakah yang memiliki hambatan lebih besar
dan lebih kecil? Coba jelaskan mengapa hubungan pada susunan baterai tersebut memiliki
hambatan dalam lebih kecil (pikirkan mengenai hambatan yang dihubungkan seri dan
pararel).
h. Susunan yang mana yang memiliki penurunan tegangan terkecil ketika baterai dibebani
(yaitu dengan mengalirkan arus ke lampu)? Mengapa?

5. Hasil Pengamatan
Satu buah baterai
Susunan baterai GGL.E V E–V I rd
(V) (V) (V) (A) (Ω)
Satu baterai
Dua baterai diseri
Dua baterai dipararel

Susunan baterai yang memiliki hambatan dalam terbesar adalah

Alasan :
.

Susunan baterai yang memiliki hambatan dalam terkecil adalah

Alasan :
.

GGL terbesar dihasilkan oleh


Alasan :
.

Penurunan tegangan terbesar terjadi ketika baterai

Alasan :
.

6. Kesimpulan dan Saran


.

LU – 19 PEMBAGI TEGANGAN
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami hubungan antara tegangan dan
panjang penghantar yang seragam (uniform) yang mengalirkan arus.

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jml
GSE 220 Baterai ukuran D 2 Kode Nama Alat Jml
PEO 505 Pemegang baterai 2 PEO 481 02 Kawat konstantan Ø 0,2 mm 1
PEO 502 Saklar SPST 1 GME 240 Multimeter digital 1
PEO 359 01 Resistor 50 Ω, 5W 1 PEO 460 01 Jepit buaya bersteker 2
PEO 501 Kotak penghubung 1 KAL 99 Kabel penghubung 5
3. Pengantar dan Persiapan Percobaan

a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


b. Potong kawat konstantan sepanjang 100 cm
c. Hubungkan 2 baterai secara seri. Tegangannya sekitar 3V
d. Susun rangkaian seperti ditunjukkan pada Gambar 19.1
 Sebelum percobaan dimulai, pastikan semua saklar dalam keadaaan terbuka.
 Atur multimeter menjadi voltmeter dengan batas ukur 2V DC
e. Periksa kembali rangkaian yang telah Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Tutup saklar rangkaian.
b. Ukur tegangan baterai. Catat hasilnya sebagai V
c. Ukur tegangan untuk panjang kawat 1/4L, 1/2L, 3/4L, dan L. catat hasilnya pada tabel
19.1 sebagai VL.
5. Hasil Pengamatan
Tegangan baterai, V = …. volt
Tabel 19.1
N Panjang kawat VL (volt)
O
1. 1/4L
2. 1/2L
3. 3/4L
4. L

Sandarkan jawaban anda untuk pertanyaan berikut pada hasil di atas!


Apa yang anda dapat katakana tentang tegangan VL dengan panjanng kawat L?
.
Apa yang terjadi pada saat steker yang ditempelkan pada kawat (joki) digeser sepanjang
kawat?
.

6. Kesimpulan
.

LU – 20 POTENSIOMETER SEBAGAI PEMBAGI TEGANGAN


1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami pembagi tegangan
menggunakan potensiometer dan cara menghubungkannya dalam rangkaian.

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jml
GSE 220 Baterai ukuran D 2
PEO 505 Pemegang baterai 2
PEO 502 Saklar SPST 1
Kode Nama Alat Jml
PEO 325 01 Potensiometer 50Ω 1
GME 240 Multimeter digital 2
PEO 460 02 Jepit buaya bersoket 1
PEO 359 01 Resistor 50 Ω, 1 KAL 99 Kabel penghubung 8
5W

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Informasi Tambahan
Pada percobaan ini, Anda harus mengacu padaPercobaan LU-14A.

f. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


g. Susun rangkaian seperti ditunjukkan pada Gambar 20.1
 Sebelum percobaan dimulai, pastikan semua saklar dalam keadaaan terbuka.
 Atur kedua multimeter digital menjadi voltmeter dengan batas ukur 2V DC
h. Periksa kembali rangkaian yang telah Anda buat.
4. Langkah – Langkah Percobaan
d. Tutup saklar.
e. Ukur tegangan potensiometer (antara titik 1 dan titik 2) menggunakan 1 buah voltmeter.
Catat tegangan ini di bagian Pengamatan.
f. Sambungkan kembali voltmeter ke rangkaian, ke posisi semula.
g. Putar knob potensiometer secara perlaha secara bersamaan amati tegangan pada kedua
voltmeter.
h. Putar kembali knob potensiometer ke skala pertama. Baca tegangan pada voltmeter
pertama dan kedua. Catat hasilnya berturut – turut sebagai V1 dan V2 pada Tabel 20.1
i. Ulangi langkah c untuk skala potensiometer ke-2, ke-3, ke-4, dan ke-5.

5. Hasil Pengamatan
Tegangan potensiometer (antara titik 1 dan titik 2) = 0,01 volt.
Tabel 20.1
Skala V1 V2 V = V1 + V2 R1 R2
Potensiometer (volt) (volt) (volt) (Ω) (Ω)
Ke-1
Ke-2
Ke-3
Ke-4
Ke-5

R1 dan R2 adalah hambatan potensiometer setiap skala. Keduanya dihitung dengan persamaan
. R adalah hambatan maksimu potensiometer, 50Ω.

a. Bandingkan tegangan potensiometer dengan nilai V = V 1 + V2! Apakah kedua tegangan


tersebut sama atau berbeda? Jelaskan!
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….........

b. Gunakan persamaan pembagi tegangan pada Percobaan LU-14A, hitung hambatan


potensiometer ketika knob pada posisi skala kasar ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, dan ke-5. Catat
hasilnya pada Tabel 20.1.
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….........
Catatan : Lihat kembali Percobaan LU-14A untuk memahami pembagi tegangan.

6. Kesimpulan
.

LU – 19 PEMBAGI TEGANGAN
7. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami hubungan antara tegangan dan
panjang penghantar yang seragam (uniform) yang mengalirkan arus.

8. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jml
GSE 220 Baterai ukuran D 2
PEO 505 Pemegang baterai 2
Kode Nama Alat Jml
PEO 481 02 Kawat konstantan Ø 0,2 mm 1
PEO 502 Saklar SPST 1 GME 240 Multimeter digital 1
PEO 359 Resistor 50 Ω, 5W 1 PEO 460 01 Jepit buaya bersteker 2
01 KAL 99 Kabel penghubung 5
PEO 501 Kotak 1
penghubung

9. Pengantar dan Persiapan Percobaan

i. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


j. Potong kawat konstantan sepanjang 100 cm
k. Hubungkan 2 baterai secara seri. Tegangannya sekitar 3V
l. Susun rangkaian seperti ditunjukkan pada Gambar 19.1
 Sebelum percobaan dimulai, pastikan semua saklar dalam keadaaan terbuka.
 Atur multimeter menjadi voltmeter dengan batas ukur 2V DC
m. Periksa kembali rangkaian yang telah Anda buat.

10. Langkah – Langkah Percobaan


j. Tutup saklar rangkaian.
k. Ukur tegangan baterai. Catat hasilnya sebagai V
l. Ukur tegangan untuk panjang kawat 1/4L, 1/2L, 3/4L, dan L. catat hasilnya pada tabel
19.1 sebagai VL.
11. Hasil Pengamatan
Tegangan baterai, V = …. volt
Tabel 19.1
N Panjang kawat VL (volt)
O
1. 1/4L
2. 1/2L
3. 3/4L
4. L

Sandarkan jawaban anda untuk pertanyaan berikut pada hasil di atas!


Apa yang anda dapat katakana tentang tegangan VL dengan panjanng kawat L?
.

Apa yang terjadi pada saat steker yang ditempelkan pada kawat (joki) digeser sepanjang
kawat?
.

12. Kesimpulan
.

LU – 21 REOSTAT (VARIABEL RESISTOR)


1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menggunakan sebuah reostat dalam
untuk mengatur terang lampu
2. Alat – alat Percobaan
Kode Nama Alat Jml Kode Nama Alat Jml
GSE 220 Baterai ukuran D 2 PEO 325 01 Potensiometer 50Ω 1
PEO 505 Pemegang 2 PEO 504 Pemegang lampu 1
baterai PEO 460 02 Jepit buaya bersoket 2
PEO 502 Saklar SPST 1 KAL 99 Kabel penghubung 4
KAL 70/025- Lampu 2,5V 1
05 0,5A

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Reostat adalah sebuah tipe dari resistor dengan hambatan yang dapat diubah-ubah dengan
menggeser knobnya. Konstruksinya sama seperti potensiometer tetap lebih besar dan bisa
dilalui arus yang cukup besar. Pada percobaan ini anda menggunakan potensiometer sebagai
reostat.

a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


b. Susun rangkaian seperti ditunjukkan pada Gambar 21.1
 Sebelum percobaan dimulai, pastikan semua saklar dalam keadaaan terbuka.
 Putar knob reostat secara penuh berlawanan arah jarum jam.
c. Periksa kembali rangkaian yang telah Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Tutup saklar.
b. Putar reostat secara perlahan searah jarum jam. Pada saat yang sama amati lampu.
Jelaskan apa yang terjadi pada nyala lampu.
c. Putar kembali reostat secara penuh berlawanan arah jarum jam kemudian putar sehingga
knob berada di posisi skala pertama. Amati nyala lampu.
d. Ulangi langkah c untuk skala ke-2, ke-3, ke-4, dan ke-5
Catatan :
Tuliskan nyala lampu pada kolom kedua dari tabel di bawah, gunakan “skala terang”
kualitatif, untuk contoh sebagi berikut :
0 = lampu padam;
1 = lampu redup;
2 = lampu terang;
3 = lampu lebih terang;
4 = lampu sangat terang.

5. Hasil Pengamatan
Ketika knob potensiometer diputar searahh jarum jam, lampu lebih redup/lebihterang (coret
kata-kata yang salah)
.

Tabel 21.1
Skala Nyala lampu
Potensiometer
Ke-1
Ke-2
Ke-3
Ke-4
Ke-5

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!


a. Mengapa lampu menjadi redup atau terang
.

b. Bagaimana hubungan antara terang lampu dan skala potensiometer?


.

c. Berikan beberapa contoh dimana reostat digunakan!


.

6. Kesimpulan
.
ENERGI DAN DAYA LISTRIK
LU – 22 PERUBAHAN ENERGI LISTRIK MENJADI ENERGI PANAS
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami bahwa energi listrik dapat
berubah menjadi energi panas.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1

PEO 502 Saklar SPST 1


1
Peo 501 Kotak penghubung
2
PEO 460 01 Jepit buaya bersteker

Kode Nama Alat Jml


PEO 481 02 Kawat konstan ᴓ 0,2 mm 1
KAL 99 Kabel penghubung 1
Potongan kertas (tidak tersedia) 1
Busa, Styrofoam (tidak tersedia)

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


a. Siapkan alat – alat percobaan sesuai daftar.
b. Susun rangkaian seperti ditunjukkan pada Gambar 22.1.
 Potong kawat konstan sekitar 30 cm.
 Sebelum percobaan dimulai, saklar catu daya dan saklar rangkaian dalam keadaan
terbuka.
 Pilih tegangan keluaran catu daya 2 V DC.
c. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Buatlah potongan kertas kira – kira panjang 1 cm, lipat kertas tersebut membentuk huruf
“V” dan gantungkan pada kawat.
b. Nyalakan catu daya, kemudian tutup saklar rangkaian.
c. Tunggu sekitar 10 detik dan amati keadaan potongan – potongan kertas. Apakah potongan
- potongan kertas tersebut menunjukkan bahwa kawat mulai panas?
d. Pilih tegangan catu daya 4 volt dan amati panas yang terjadi sebagai pengaruh dari arus
yang mengalir pada kawat.
e. Pilih tegangan catu daya 6 volt dan amati, apakah potongan – potongan kertas berasap dan
menunjukkan tanda – tanda bterbakar.
f. Buka saklar dan singkirkan potongan – potongan kertas dari kawat.
g. Tutup saklar dan pilih tegangan yang dapat membuat kawat membara. Atur jarak antara
kotak penghubung dan saklar sehingga kawat menjadi tegang. Hati – hati jangan sampai
kawat tersebut tersentuh tangan/jari. Gunakan “kawat panas ini untuk memotong busa
(Styrofoam)”.
Perhatian: Jangan sampai menyentuh kawat panas !

5. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan Anda jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut!
a. Pada tegangan berapa potongan – potongan kertas terbakar ?
.

b. Apa yang menyebabkan kawat menjadi panas ?


.

6. Kesimpulan dan Saran


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………..............
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………......
……………………………………………………………………………………
LU – 23 PERUBAHAN ENERGI LISTRIK MENJADI ENERGI CAHAYA
1. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini, siswa diharapkan memahami bahwa energi listrik dapat
berubah menjadi energi cahaya.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEO 502 Saklar SPST 1
Peo 501 Kotak penghubung 1

3. Persiapan Percobaan

a. Siapkan alat – alat percobaan sesuai daftar.


b. Potong kawat konstan sepanjang 30 cm dan gulung kawat tersebut pada sebatang pensil
sehingga membentuk sebuah kumparan, tapi jangan saling bersentuhan.
c. Susun rangkaian sesuai dengan skema
 Sebelum percobaan dimulai, pastikan catu daya belum dinyalakan dan saklar
rangkaian terbuka.
 Pilih tegangan keluaran catu daya 2V DC.
d. Periksa kembali rangkaian yang baru Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Nyalakan catu daya kemudian tuutp saklar rangkaian.
b. Tunggu beberapa saat lihat apakah kawat menyala.
c. Ketika mengamati kawat, naikkan tegangan, sesuai Tabel 23.1, hingga kawat menyala
dengan terang. Gunakan skala kuantitatif untuk menyatakan kondisi kawat pada setiap
tegangan, seperti percobaan sebelumnya, dan catat pengamatan Anda pada Tabel 23.1.
Perhatian : Jangan menyentuh kawat panas.
5. Hasil Pengamatan
Tabel 23.1
Tegangan (volt) Kondisi kawat (menyala atau tidak)
2
4
6
8
10
12

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut.


a. Kapan (pada tegangan berapa) kawat mulai menyala?
.

b. Pada percobaan ini, energi listrik diubah menjadi dua bentuk energi. Tuliskan dua bentuk
energy tersebut!
.

6. Kesimpulan
.
LU – 24 CARA KERJA SEKRING
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami cara kerja sekring.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEO 502 Saklar SPST 1
Peo 501 Kotak penghubung 1

3. Persiapan Percobaan

a. Siapkan alat – alat percobaan sesuai daftar.


b. Potong kawat sekring sepanjang 10 cm sebanyak 5 buah.
c. Susun rangkaian sesuai dengan skema seperti pada Gambar 24.1.
d. Sebelum percobaan dimulai, pastikan catu daya dalam keadaan mati dan saklar dalam
posisi terbuka.
e. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Pilih tegangan catu daya 2V DC, kemudian nyalakan.
b. Tutup saklar rangkaian, amati keadaan kawat sekring. Melelehkah kawat sekring
tersebut ?
c. Jika ya, lakukan langkah d dan e. Jika tidak, lakukan e dan f.
d. Buka saklar. Ganti kawat sekring bila sudah meleleh.
e. Ulangi langkah b untuk tegangan 4 V dan kemudian 6 V.
f. Ulangi langkah b untuk tegangan 6 V dan kemudian 8 V.

5. Hasil Pengamatan
Tabel 24.1
Tegangan Kondisi Kawat Sekring
(V) (meleleh atau tidak meleleh)
2
4
6
8

Berdasarkan pada pengamatan


a. Apa yang terjadi pada kawat sekring bila dberi tegangan 2V, 4V, dan 6V ?
.

b. Apa penyebab kawat sekring meleleh ?


.

6. Kesimpulan dan Saran


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………..............
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………......
……………………………………………………………………………………
LU – 25 DAYA LISTRIK
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menentukan daya sebuah lampu
dengan mengukur tegangan dan arusnya.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 503 Saklar SPDT 1
KAL 70/120-50 Lampu 12V, 3W 2

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Daya listrik adalah laju kerja yang dilakukan listrik atau laju perpindahan energi listrik.
Apabila kerja W bekerja selama waktu t, daya listriknya adalah
………………………………………………………………………………….
(25.1)

Jika W adalah kerja yang dilakukan pada saat memindahkan sejumlah muatan Q melalui beda
potensial V, maka

W = QV ………………………………………………………………………………….(25.2)
Bila t adalah waktu yang diperlukan untuk memindahkan muatan Q melalui beda potensial V,
kemudian, dari definisi arus I = Q/t atau Q = It. Dengan mensubtitusikan Q ke persamaan
(25.2) diperoleh

W = VIt …………………………………………………………………………………..(25.3)
Persamaan (25.1) dapat dituliksan kembali

P = VI ……………………………………………………………………………………(25.4)
Satuan daya listrik P adalah watt (W).
a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.
b. Pasang lampu pada pemegang lampu.
c. Susun rangkaian sesuai dengan skema seperti pada Gambar 25.1.
 Sebelum percobaan dimulai, pastikan saklar S1 dan S2 dalam keadaan terbuka. Untuk
S2 posisikan tombol pada posisi 2.
 Pastikan catu daya dalam keadaan mati, dan piliih tegangan keluaran 12 V DC.
 Atur kedua buah multimeter digital, satu sebagai voltmeter dengan batas ukur 20 V
DC dan yang lainnya sebagai ammeter dengan batas ukur 10 A DC.
d. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Nyalakan catu daya kemudian tutup saklar S1. Ini berarti bahwa hanya satu buah lampu
yang terpasang pada rangkaian.
b. Ukur tegangan lampu dan arus yang melalui rangkaian. Catat tegangan dan arus tersebut
pada Tabel 25.1.
c. Tutup saklar S2 (pindahkan tombol ke posisi 3). Dalam rangkaian sekarang terdapat 2
buah lampu yang terhubung parallel.
d. Ulangi langkah b, kemudian tulislah hasilnya pada Tabel 25.1.

5. Hasil Pengamatan
Tabel 25.1
No Jumlah Lampu Tegangan, V Arus, I Daya, P = V x I
. (buah) (volt) (ampere) (watt)
1. 1
2. 2, diparalel

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan data.


a. Samakah daya lampu 1 buah lampu dengan 2 buah lampu yang diparalelkan?
.

b. Jika berbeda, apa yang menyebabkan daya – daya tersebut itu berbeda ?
.

6. Kesimpulan
.
LU – 26 PEMANAS AIR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami prinsip kerja pemanas
air listrik.

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jml
Kode Nama Alat Jml KKW 71 Jam henti 1
KAL Catu daya 1 (tidak tersedia)
60/5A KTE 25/100 Thermometer 1
PEO 502 Saklar SPST 1 -10o – 110oC
PEO 501 Kotak penghubung 1 KAL 99 Kabel penghubung 3
PEO 460 Jepit buaya bersteker 2 Gelas minum 1
01 (tidak tersedia)
PEO 481 Kawat konstantan Ø 0,2 1 Air (tidak tersedia)
02 mm

3. Persiapan Percobaan

a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


b. Pasang kedua buah jepit buaya pada kotak penghubung. Potong kawat konstantan
sepanjang 30 cm. gulung kawat tersebut dengan bantuan pensil kemudian jepit kedua
ujung kawat tersebut dengan jepit buaya yang sudah terpasang pada kotak penghubung.
c. Susun rangkaian sesuai dengan skema seperti pada Gambar 26.1.
 Sebelum percobaan dimulai, pastikan saklar dalam keadaan terbuka.
 Pastikan catu daya dalam keadaan mati dan pilih tegangan keluaran 10 V DC
d. Ambil gelas minum, isi dengan air kira-kira setengahnya. Balikan kotak penghubung dan
gulungan kawat konstantan, kemudian letakkan di atas gelas. Akan tetapi jepit buaya
jangan sampai terendam air. Kurangi air apabila terlalu penuh.
e. Masukkan thermometer ke dalam air.
f. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat.
4. Langkah – Langkah Percobaan
a. Baca thermometer untuk menentukan suhu awal air. Catat hasilnya pada tabel 26.1
b. Nyalakan catu daya kemudian tutup saklar. Pada saat yang sama nyalakan jam henti.
c. Baca thermometer untuk mengamati suhu air setiap 30 detik. Catat hasilnya pada tabel
26.1

5. Hasil Pengamatan
Tabel 26.1
No Waktu (s) Suhu (oC)
.
1. 0
2. 30
3. 60
4. 90
5. 120
6. 150
7. 180

a. Apakah air menjadi panas? Mengapa? Jelaskan!


.

b. Mengapa kawat tidak menyala seperti pada percobaan sebelumnya (percobaan LU-24)?
Jelaskan!
.

6. Kesimpulan
.
LU – 27 ENERGI LISTRIK PADA PEMANAS AIR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menentukan energy listrik yang
digunakan oleh pemanas air

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jml
Kode Nama Alat Jml KKW 71 Jam henti 1
KAL Catu daya 1 (tidak tersedia)
60/5A KTE 25/100 Thermometer 1
PEO 502 Saklar SPST 1 -10o – 110oC
PEO 501 Kotak penghubung 1 KAL 99 Kabel penghubung 3
PEO 460 Jepit buaya bersteker 2 Gelas minum 1
01 (tidak tersedia)
PEO 481 Kawat konstantan Ø 0,2 1 Air (tidak tersedia)
02 mm
GME 240 Multimeter digital 2

3. Persiapan Percobaan

a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


b. Pasang kedua buah jepit buaya pada kotak penghubung. Potong kawat konstantan
sepanjang 30 cm. gulung kawat tersebut dengan bantuan pensil kemudian jepit kedua
ujung kawat tersebut dengan jepit buaya yang sudah terpasang pada kotak penghubung.
c. Susun rangkaian sesuai dengan skema seperti pada Gambar 27.1.
 Sebelum percobaan dimulai, pastikan saklar dalam keadaan terbuka.
 Pastikan catu daya dalam keadaan mati
d. Alat-alat percobaan disusun seperti percobaan sebelumnya (percobaan LU-26) akan tetapi
pada percobaan ini ditambahkan 2 buah multimeter digital, satu sebagai ammeter dengan
batas ukur 10A DC dan yang lainnya sebagai voltmeter dengan batas ukur 20 V DC.
e. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Pilih tegangan keluaran catu daya 4V DC, kemudian nyalakan
b. Catat suhu awal air, kemudian tutup saklar dan nyalakan jam henti secara bersamaan
c. Baca tegangan dan arus dari voltmeter dan ammeter. Catat keduanya pada tabel 27.1
d. Aduk air secar perlahan dengan menggunakan pensil.
e. Bila suhu air sudah naik 10o dari suhu awal, matikan jam henti dan buka saklar. Catat
waktunya dalam detik pada tabel 27.1
f. Ganti air dengan yang baru yang volume dan suhunya sama dengan sebelumnya
g. Ulangi langkah a sampai f untuk tegangan catu daya 8V
h. Ulangi langkah a sampai f untuk tegangan 12V
Catatan : jumlah air yang dipanaskan dan kenaikan suhunya sama (10oC)

5. Hasil Pengamatan
Tabel 27.1
No. Tegangan catu Tegangan, V Arus, I (A) Daya Waktu, t (s) Energy,
daya (V) (V) P = V.I (W) E = P.t (joule)
1. 4
2. 8
3. 12

perhatikan kolom terakhir dari tabel di atas (kolom energy)! Apa yang dapat anda katakan
mengenai jumlah energy yang diperlukan untuk memanaskan jumlah air yang sama dengan
kenaikan suhu yang sama?

6. Kesimpulan
.
SUMBER TEGANGAN DAN KAPASITOR
LU – 28 ELEKTROLIT SEBAGAI SUMBER TEGANGAN
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami bahwa dua logam yang
berbeda dalam elektrolit dapat menimbulkan beda potensial.

2. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jml
Kode Nama Alat Jml KAL 99 Kabel penghubung 3
PED 135 Elektroda tembaga 2 Gelas minum 1
02 (tidak tersedia)
PED 130 Elektroda seng 2 Air (tidak tersedia)
02
Garam
PEO 501 Kotak penghubung 1 (tidak tersedia)
PEO 460 Jepit buaya bersteker 2 Elektrolit
01
GME 240 Multimeter digital 2

3. Persiapan Percobaan

a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


b. Susun alat-alat seperti pada gambar 28.1
c. Pasang kedua buah jepit buaya bersteker pada kotak penghubung. Hubungkan kotak
penghubung dengan multimeter digital sehingga membentuk rangkaian tertutup dengan
menggunakan kabel penghubung
d. Atur multimeter digital untuk diguanakan sebagai voltmeter dengan batas ukur 20 V DC
e. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Tuangkan air kedalam gelas. Tambahkan garam ke dalam air tersebut
b. Balikkan dua kotak penghubung dan jepit dua buah elektroda tembaga menggunakan jepit
buaya yang sudah terpasang pada kotak penghubung. Simpan kotak penghubung di atas
gelas dengan menghadap ke bawah sehingga kedua elektroda terendam air.
c. Amati tegangan pada voltmeter. Catat hasilnya pada tabel 28.1
d. Angkat kotak pengubung dari atas gelas dan ganti kedua buah elektoda tembaga dengan
elektoda seng
e. Pasang kembali kotak penghubung di atas gelas seperti semula
f. Ulangi langkah c
g. Lakukan langkah d dan e dengan mengganti salah satu elektroda seng dengan elektoda
tembaga. Ulangai langkah c
h. Keluarkan kotak penghubung dan elektrodanya dari gelas.
i. Ganti larutan garam dengan elektrolit lain misalnya asam sulfat encer
j. Tempatkan kembali elektroda ke dalam larutan tersebut
k. Ulangi langkah b untuk pasangan elektoda tembaga-tembaga, tembaga seng, dan seng-
seng. Catat hasilnya pada tabel 28.2

5. Hasil Pengamatan
Tabel 28.1 larutan garam
Pasangan elektroda Tegangan (volt)
Tembaga-tembaga
Tembaga-seng
Seng-seng

Berdasarkan pada tabel pengamatan, tunjukkan pasangan elektroda yang mana yang
menghasilkan tegangan?
.

Tabel 28.2 elektrolit lain (asam sulfat)


Pasangan elektroda Tegangan (volt)
Tembaga-tembaga
Tembaga-seng
Seng-seng

Berdasarkan pada tabel pengamatan, tunjukkan pasangan elektroda yang mana yang
menghasilkan tegangan?
.

Untuk pasangan elektoda yang sama bandingkan kedua tabel 28.1 dan 28.2 apa pendapat
anda?
.

6. Kesimpulan
.
LU – 29 KAPASITOR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami bahwa kapasitor dapat
menyimpan muatan listrik

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 403 02 Kapasitor 10μF 1

3. Persiapan Percobaan

a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


b. Susun rangkaian sesuai dengan skema seperti pada Gambar 29.1.
 Sebelum percobaan dimulai, pastikan catu daya dalam keadaan mati dan saklar dalam
keadaan terbuka.
 Atur multimeter digital menjadi voltmeter dengan batas ukur 20 V DC
c. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Gunakan voltmeter untuk menyelidiki apakah kapasitor memiliki tegangan atau tidak. Bila
kapasitor memiliki tegangan, kosongkan kapasitor tersebut dengan menghubung-
singkatkan terminal-terminalnya dengan menggunakan kabel penghubung.
b. Pilih keluaran catu daya 12 V DC kemudian nyalakan
c. Tutup saklar, kemudian baca tegangan kapasitor. Catat tegangan tersebut pada bagian
hasil pengamatan.
d. Buka kembali saklar rangkaian
e. Amati tegangan pada voltmeter. Apa yang terjadi? Apakah masih ada tegangan pada
kapasitor?
5. Hasil Pengamatan
a. Setelah saklar rangkaian ditutup, tegangan kapasitor adalah …. V
b. Setelah saklar rangkaian dibuka kembali, tegangan kapasitor adalah …. V
.

Apa yang dapat anda simpulkan dari kondisi tegangan kapasitor setelah kapasitor diputus dari
catu daya? Jelaskan alasan dari kesimpulan anda.
.

6. Kesimpulan
.
ELEKTROMAGNET
LU – 30 MEDAN MAGNET DI SEKITAR KAWAT LURUS
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menggambarkan sketsa garis-garis
medan listrik di sekitar penghantar lurus.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEF 290 Penghantar lurus 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Istilah “penghantar lurus” pada daftar diatas adalah sebuah sebutan untuk alat yang dibuat
khusus untuk mengamati medan magnet di sekitar kawat lurus berarus, yang pada
kenyataannya alat ini dibuat dalam bentuk kumparan persegi yang menembus kotak
transparan. Alasan untuk menggunakan bentuk kumparan adalah kebutuhan akan arus yang
besar, dalam orde 10A atau lebih untuk mengamati medan magnet dengan jelas. Catu daya 12
V AC/DC mampu menyediakan arus maksimum hanya 5A. suatu cara untuk menyertakan
menjadi 10A atau lebih, penghantar yang sama yang membawa arus 5A harus dibuat berulang
kali melewati titik yang sama pada kotak transparan, 3 kali atau lebih dalam arah yang sama.
Dengan demikian penghantar dibuat dalam bentuk kumparan.
Hanya salah satu sisi kumparan segi empat yang harus diperhatikan. Sisi yang lainnya karena
jarak yang cukup jauh sehingga pengaruh medan mangnetnya dapat diabaikan.
Pada percobaan ini hanya salah satu yang akan diamati, sisi yang lainnya diabaikan.
a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.
b. Susun rangkaian sesuai dengan skema seperti pada Gambar 30.1.
 Sebelum percobaan dimulai, pastikan catu daya dalam keadaan mati dan saklar dalam
keadaan terbuka.
 Pilih keluaran catu daya 2 V DC
c. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Tempatkan beberapa kompas perajah pada permukaan kotak transparan mengitari salah
satu penghantar lurus vertical. Amati arah semua jarum kompas perajah.
b. Nyalakan catu daya dan tutup saklar rangkaian
c. Amati kembali arah jarum kompas perajah.
d. Angkat kompas perajah, kemudian taburkan serbuk besi secara merata di sekitar
penghantar lurus
e. Pukul-pukul bagian pinggir alas penghantar lurus secara perlahan pada saat mengamati
serbuk besi. Serbuk besi akan membentuk pola tertentu yang menunjukkan bentuk garis-
garis medan magnet di sekitar kawat lurus.
f. Gambar pola garis-garis medan magnet di sekitar kawat lurus, pada bagian hasil
pengamatan.

5. Hasil Pengamatan
.

6. Kesimpulan
.
LU – 31 MEDAN MAGNET DISEKITAR KAWAT MELINGKAR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menggambar sketsa garis-garis
medan magnet di sekitar penghatar melingkar.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEF 291 Penghantar melingkar 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Karena alasan yang sama seperti pada kasus “penghantar lurus” pada percobaan LU-30, pada
percobaan ini juga memerlukanarus yang besar dalam 10 A lebih. Kemampuan catu daya
mampu mensuplai arus hanya sekitar 5A. untuk mendapatkan arus yang besar digunakan
kumparan melingkar beberapa lilitan. Dengan bentuk kumparan melingkar beberapa lilitan,
arus yang sama melewati titik yang sama beberapa kali yang akan ekivalen dengan arus besar
melalui penghantar tunggal. Meskipun kumparan dengan beberapa lilitan, anda harus
menganggap seperti kawat tunggal.

a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


b. Susun rangkaian sesuai dengan skema seperti pada Gambar 31.1.
 Sebelum percobaan dimulai, pastikan catu daya dalam keadaan mati dan saklar dalam
keadaan terbuka.
 Pilih keluaran catu daya 2 V DC
c. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat.
4. Langkah – Langkah Percobaan
a. Tempatkan beberapa kompas perajah pada permukaan di sekitar penghantar melingkar.
b. Nyalakan catu daya dan tutup saklar rangkaian
c. Amati kembali arah jarum kompas perajah.
d. Angkat kompas perajah, kemudian taburkan serbuk besi secara merata di sekitar
penghantar melingkar
e. Pukul-pukul bagian pinggir alas penghantar melingkar secara perlahan pada saat
mengamati serbuk besi. Serbuk besi akan membentuk pola tertentu yang menunjukkan
bentuk garis-garis medan magnet di sekitar kawat melingkar.
f. Gambar pola garis-garis medan magnet di sekitar kawat melingkar, pada bagian hasil
pengamatan.

5. Hasil Pengamatan
.

6. Kesimpulan
.
LU – 31 MEDAN MAGNET DISEKITAR SOLENOIDA
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menggambar sketsa garis-garis
medan magnet di sekitar solenoid yang dialiri arus.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEF 292 Solenoid 1

3. Persiapan Percobaan

a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


b. Susun rangkaian sesuai dengan skema seperti pada Gambar 32.1.
 Sebelum percobaan dimulai, pastikan catu daya dalam keadaan mati dan saklar dalam
keadaan terbuka.
 Pilih keluaran catu daya 2 V DC
c. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Tempatkan beberapa kompas perajah di dalam dan di luar solenoida
b. Nyalakan catu daya dan tutup saklar rangkaian
c. Amati kembali arah jarum kompas perajah.
d. Angkat kompas perajah, kemudian taburkan serbuk besi secara merata di dalam dan di
luar solenoida
e. Pukul-pukul bagian pinggir alas solenoida secara perlahan pada saat mengamati serbuk
besi. Serbuk besi akan membentuk pola tertentu yang menunjukkan bentuk garis-garis
medan magnet di sekitar solenoida
f. Gambar pola garis-garis medan magnet di sekitar kawat melingkar, pada bagian hasil
pengamatan.

5. Hasil Pengamatan
.

6. Kesimpulan
.
LU – 33 ELEKTROMAGNET
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menyebutkan faktor – faktor yang
mempengaruhi kuat medan magnet induksi oleh arus yang mengalir dalam kumparan.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


Kode Nama Alat Jml
KAL Catu daya 1
60/5A PEF 3596 Kumparan 500 lilitan 1
PEO 502 Saklar SPST 1 FMA 58 Kompas 1
GME 240 Multimeter digital 1 PEF 331 02 Inti – l 1
PEO 325 Potensiometer 50Ω 1 KAL 99 Kabel penghubung 5
01
PEF 357 Kumparan 1000 1
lilitan

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan

a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


b. Susun rangkaian seperti pada Gambar 33.1.
 Gunakan kumparan 500 lilitan.
 Pastikan catu daya dalam keadaan mati dan saklar rangkaian terbuka.
 Gunakan multimeter digital sebagai ammeter dengan batas ukur 10 A DC.
 Letakkan kompas pada salah satu ujung kumparan 500 lilitan seperti ditunjukkan pada
Gambar 33.1.
 Atur kompas dan kumparan sehingga jarum kompas tegak lurus terhadap sumkbu
kumparan.
c. Pilih tegangan keluaran catu daya 12 V DC.
d. Periksa kembali rangkaian yang telah Anda buat.
4. Langkah – Langkah Percobaan
a. Nyalakan catu daya.
b. Tutup saklar rangkaian, putar knob potensiometer pada skala kasar pertama, dan amati
arus yang melalui rangkaian. Catat pada Tabel 33.1.
c. Amati sudut dan arah simpangan jarum kompas (searah jarum jam, disingkat SJ atau
berlwanan jarum jam, disingkat BJ). Catat hasilnya pada Tabel 33.1.
d. Buka saklar, kemudian masukkan inti-l ke dalam kumparan 500 lilitan.
e. Tutup saklar, kemudian ulangi langkah c.
f. Buka saklar rangkaian dan matikan catu daya, kemudian ganti kumparan 500 lilitan
dengan kumparan 1000 lilitan.
g. Nyalakan catu daya dan tutup saklar rangkaian, kemudian lakukan kembali langkah c dan
d.
h. Buka saklar dan matikan catu daya.
i. Balikan arah arus dengan membalikkan kutub rangkaian (tukar ujung – ujung kabel yang
terpasang pada catu daya).
j. Lakukan langkah a sampai g.
k. Putar potensiometer pada skala kasar ketiga, amati arus yang mengalir pada rangkaian.
Catat pada Tabel 33.1.
l. Lakukan langkah a sampai j.

5. Hasil Pengamatan
Tabel 33.1.
No. Arus, I Polaritas Kumparan Simpangan Jarum Kompas
A B Jml. Inti Sudut (o) Arah *)
lilitan
1. 1,93 + - 500 Udara
1,99 500 Besi
0,88 1000 Udara
0,87 1000 Besi
2,13 - + 500 Udara
2,07 500 Besi
0,83 1000 Udara
0,82 1000 Besi
2. 0 + - 500 Udara
0 500 Besi
0 1000 Udara
0 1000 Besi
0 - + 500 Udara
0 500 Besi
0 1000 Udara
0 1000 Besi
a. Apa pengaruh inti besi terhadap medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan berarus ?
.

b. Faktor–faktor apa saja yang mempengaruhi arah dan kuat medan magnet pada kumparan
berarus?
.

6. Kesimpulan dan Saran


.
INDUKS ELEKTROMAGNETIK
LU – 34 INDUKSI ELEKTROMAGNETIK I
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menjelaskan bagaimana GGL dapat
terinduksi oleh induksi elektromagnetik dan menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


FLS 20.14/113 Magnet batang 1
PEF 356 Kumparan 500 lilitan 1
PEF 357 Kumparan 1000 lilitan 1

3. Persiapan Percobaan

a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


b. Susun rangkaian seperti pada Gambar 34.1.
 Pasang kumparan 500 lilitan
 Gunakan multimeter digital sebagai ammeter dengan batas ukur 200μA DC
c. Periksa kembali rangkaian yang telah Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Sambil mengamati ammeter, gerakan batang magnet ke dalam kumparan. catat hasilnya
pengamatan anda pada tabel 34.1
b. Sambil mengamati ammeter, gerakan batang magnet ke luar kumparan. Catat hasil
pengamatan anda pada tabel 34.1
c. Ulangi langkah a dan b dengan gerakan magnet yang lebih cepat. Catat hasil pengamatan
anda pada tabel 34.1
d. Ganti kumparan 500 lilitan dengan kumparan 1000 lilitan, kemudian ulangi langkah
sampai c. catat hasil pengamatan anda pada tabel 34.1
e. Lakukan langkah a sampai d dengan menggunakan 2 buah magnet yang digabungkan
searah, kutub utara-utara dan kutub selatan-selatan. Gunakan selotip agar gabungan
magnet tersebut tidak terlepas. Catat hasilnya pada tabel 34.2
5. Hasil Pengamatan
Tabel 34.1 satu buah magnet

Kumparan Gerakan magnet Gerakan magnet


Arus (A) Arus (A)
(lilitan) Ke dalam Ke luar
Pelan Pelan
500
Cepat Cepat
Pelan Pelan
1000
Cepat Cepat

Tabel 34.2 dua buah magnet

Kumparan Gerakan magnet Gerakan magnet


Arus (A) Arus (A)
(lilitan) Ke dalam Ke luar
Pelan Pelan
500
Cepat Cepat
Pelan Pelan
1000
Cepat Cepat

Informasi tambahan
Beda potensial (Gaya Gerak Listrik, GGL) telah timbul di dalam kumparan tersebut.
Pembangkitan GGL dengan cara ini disebut induksi elektomagnetik.
Sebatang magnet memiliki medan magnet di sekitarnya. Medan magnet divisualkan dalam
bentuk garis-garis medan. Sebuah batang magnet mempunyai bentuk garis-garis medan
magnet seperti ditunjukkan pada gambar 34.2 sekumpulan garis-garis medan disebut fluks
magnet.
Gunakan data yang diperoleh di atas dan keterangan tambahan untuk mengisi tugas dibawah.

Tugas :
Buat suatu ringkasan berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya GGL yang
dibangkitkan secara elektromagnetik dalam kaitannya dengan perubahan fluks magnet yang
melingkupi kumparan, dalam hal ini, berkaitan dengan kecepatan batang magnet yang
digerakan keluar masuk kumparan.

6. Kesimpulan
.
LU – 35 INDUKSI ELEKTROMAGNETIK II
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami bahwa induksi
elektromagnetik terjadi bila fluks magnetik yang melingkupi kumparan berubah terhadap
waktu..

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEF 3596 Kumparan 500 lilitan 1
PEF 357 Kumparan 1000 lilitan 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Kita tahu bahwa medan magnet ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui sebuah
penghantar, atau melalui sebuah kumparan. Perubahan arus mengubah medan magnet di
sekitar kumparan. Pada Gambar 35.1a, sebuah kumparan 500 lilitan dihubungkan dengan catu
daya dan sebuah kumparan 1000 lilitan ditempatkan di dekat kumparan 500 lilitan. Bila catu
daya dinyalakan, terjadi perubahan arus yang sangat cepat di dalam kumparan 500 lilitan, dari
tidak ada arus menjadi ada. Perubahan fluks magnetik yang melingkupi kumparan pertama
menyebabkan perubahan fluks magnetik pada kumparan kedua. Dengan prinsip yang sama
seperti telah dibahas pada Percobaan LU-34, GGl induksi akan timbul pada kumparan kedua.
Prinsip ini yang akan diverifikasi pada percobaan ini.

d. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


e. Susun rangkaian seperti pada Gambar 35.1.
 Pastikan catu daya dalam keadaan mati dan atur keluarannya 6 V DC.
 Atur multimeter digital sebagai ammeter dengan batas ukur 20 μA DC.
 Letakkan kumparan 500 lilitan dan 1000 lilitan dalam satu sumbu, seperti pada
Gambar 35.1b.
 Hubungkan kumparan 500 lilitan dengan catu daya dan kumparan yang lain (1000
lilitan) dengan ammeter.
f. Periksa kembali rangkaian yang telah Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


Bagian I
f. Nyalakan catu daya sambil mengamati ammeter. Adakah arus yang terbaca oleh
ammeter?
g. Amati dan catat besarnya arus pada Tabel 35.1.
h. Matikan catu daya sambil mengamati ammeter. Adakah arus yang terbaca oleh ammeter?
i. Amati dan catat besarnya arus pada Tabel 35.1.
j. Masukkan initi l ke dalam kumparan – kumparan tersebut.
k. Bila arus melebihi batas ukur ammeter, pindahkan selektor ke batas ukur yang lebih besar.

Bagian II
a. Pilih keluaran catu daya 6V AC.
b. Atur batas ukur ammeter menjadi 200mA AC.
c. Nyalakan catu daya.
d. Amati ammeter. Adakah arus yang mengalir pada kumparan 1000 lilitan ? Bila ada, catat
arus tersebut pada Tabel 35.2.
e. Matikan catu daya. Masukkan inti l ke dalam kumparan – kumparan tersebut.
f. Ulangi langkah c dan d. Bila arus melebihi batas ukur, pindahkan selektor ke batas ukur
yang lebih besar.

5. Hasil Pengamatan
Bagian I
Tabel 35.1
Arus pada kumparan 1000 lilitan (A)
Kondisi Catu Daya Catu Daya
Dinyalakan Dimatikan
Tanpa Inti – l
Dengan Inti - l
Bagian II
Tabel 35.2
Kondisi Arus pada Kumparan 1000 ilitan (A)
Tanpa Inti – l
Dengan Inti - l

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut


a. Kondisi yang bagaimana yang diperlukan agar arus terinduksi di dalam sebuah kumparan?
.

b. Apa pengaruh inti l terhadap arus di dalam kumparan ?


.

c. Adakah perbedaan antara Tabel 35.1 dan Tabel 35.2 ? Bila ada, coba Anda jelaskan !
.

6. Kesimpulan
.
LU – 36 INTI BESI BERLAPIS DAN TIDAK BERLAPIS
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menjelaskan mengapa sebuah inti
besi perlu berlapis – lapis.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEF 356 Kumparan 500 lilitan 1
PEF 331 Set inti U dan l

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Dari percobaan Induksi Elektromagnetik II, LU-35, kita tahu bahwa bila arus AC mengalir
dalam kumparan primer, fluks magnet dalam kumparan tersebut berubah seperti halnya pada
kumparan sekunder dan menimbulkan beda potensial. Arus dapat mengalir dari kumparan
sekunder hanya jika sebuah rangkaian luar dihubungkan dengan kumparan sekunder.

Pada percobaan ini, loop inti besi berlaku sebagai kumparan sekunder. Ada arus yang sangat
besar yang mengalir di dalam loop, terhubung singkat. Arus ini mengurangi energi dari
kumparan primer dan juga besi menjadi memanas.

a. Siapkan alat –alat sesuai daftar.


b. Susun rangkaian seperti pada Gambar 36.1a.
 Pastikan catu daya dalam keadaan mati dan pilih tegangan keluaran 12 V AC.
 Pasang kumparan 500 lilitan pad inti U.
 Sambungkan kedua terminal kumparan dengan catu daya 12 V AC.
c. Periksa kembali rangkaian yang sudah Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Tempatkan inti-l d i atas inti-U sehingga inti membentuk loop tertutup, mebentuk huruf O.
b. Nyalakan catu daya.
c. Amati inti-l yaitu dengan cara menyentuhnya dengan tangan beberapa saat. Apa yang
Anda rasakan? Tuliskan hasil pengamatan Anda pada bagian Hasil Pengamatan!
d. Matikan catu daya, kemudian ganti inti-l dengan inti besi pejal (tidak berlapis).
e. Lakukan langkah b dan c. Tuliskan hasil pengamatan Anda pada bagian Hasil
Pengamatan!
f. Bandingkan pengamatan Anda terhadap inti besi berlapis dan tidak berlapis! Apakah ada
perbedaan?

5. Hasil Pengamatan
Inti-U ditutup dengan inti-l
.

Inti-U ditutup dengan inti besi padat


.

6. Kesimpulan
.
LU – 37 PEMANFAATAN ARUS EDDY
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami bagaimana arus eddy
dapat menghentikan putaran roda.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEF 356 Kumparan 500 lilitan 1
PEF 332 02 Inti besi pendek 2
PEF 331 01 Set inti U dan l 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Informasi tambahan
Arus eddy adalah putaran arus dalam sebuah penghantar yang merupaka respon terhadap
perubahan medan magnet. Menurut hukum lenz, putaran arus sedimikian hingga
menimbulkan medan magnet yang melawan perubahan, di dalam sebuah konduktor, electron
berputar dalam suatu bidang yang tegak lurus terhadap medan magnet.
Oleh karena itu kecendrungan arus eddy yang “melawan” penyebabnya arus ini menyebabkan
hilangnya energy. Jelasnya arus eddy mengubah berbagai bentuk enenrgi yang bermanfaat
seperti energy kinetic menjadi panas, yang biasanya lebih sedikit manfaatnya. Dalam berbagai
bentuk penerapan, hilangnya energy yang bermanfaat sangat tidak diharapkan akan tetapi ada
beberapa aplikasi praktis. Satu diantaranya adalah rem kereta. Selama pengereman, roda
logam berada dalam medan magnet dari electromagnet yang menimbulkan arus eddy di dalam
roda. Interaksi magnetic yang terjadi antara medan magnet yang digunakan dan arus eddy
menyebabkan gerakan roda melambat. Lebih cepat putaran roda lebih kuat pengaruhnya,
artinya bahwa kereta yang bergerak pelan mengurangi gaya pengeremannya sehingga proses
pengeremannya berjalan lambat atau perlahan-lahan.
a. Siapkan alat –alat sesuai daftar.
b. Susun rangkaian seperti pada Gambar 37.1
 Pastikan catu daya dalam keadaan mati
 Pasang kumparan 500 lilitan pada inti U. pasang inti besi padat yang sebelumnya
sudah dimasukkan ke dalam plastic pendukung.
 Hubungkan kuparan dengan catu daya 6V DC menggunakan kabel penghubung
c. Periksa kembali rangkaian yang sudah Anda buat.
4. Langkah – Langkah Percobaan
a. Putar poros piringan dengan jari sehingga piringan berputar dengan cepat
b. Pada saat piringan berputar cepat nyalakan catu daya, amati piringan tersebut! Apa yang
terjadi? Melambat atau bahkan berhentikah putaran piringan tersebut?
c. Ulangi langkah b berkali-kali

5. Hasil Pengamatan
Pada hasil pengamatan anda, apa yang menyebabkan putaran piringan berhenti? Mengapa?
Jelaskan!
.

6. Kesimpulan
.
LU – 38 TRANSFORMATOR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami cara kerja sebuah trafo.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEF 356 Kumparan 500 lilitan 1
PEF 357 Kumparan 1000 lilitan 1
PEF 331 Set inti U dan l 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Trafo adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah tegangan AC menjadi lebih besar
atau lebih kecil. Trafo ini terdiri dari dua buah kumparan dengan inti besi berlapis. Salah satu
kumparan dihubungkan ke tegangan masukan, dan disebut kumparan primer dan kumparan
yang lain disebut kumparan sekunder. Dilihat dari fungsinya, ada dua jenis trafo yaitu trafo
yang dapat menaikkan tegangan disebut trafo step-up dan trafo yang dapat menurunkan
tegangan disebut step-down.
a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.
b. Susun rangkaian sesuai dengan Gambar 38.1.
 pasang kumparan 500 lilitan pada salah satu sisi inti U dan kumparan 1000 lilitan pada
sisi yang lain. Kumparan 500 lilitan menjadi kumparan primer.
 Tutup inti U dengan inti l, kemudian kencangkan dengan baut pengencang yang
tersedia.
 Hubungkan saklar dengan kumparan primer. Pastikan saklar tersebut dalam keadaan
terbuka.
 Gunakan kedua buah multimeter digital sebagai voltmeter dengan batas ukur 20 V AC.
c. Pilih tegangan keluaran catu daya 2 V AC.
d. Periksa kembali rangkaian yang sudah Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Nyalakan catu daya.
b. Tutup saklar, kemudian baca tegangan kumparan primer dan sekunder pada voltmeter.
Catat hasilnya pad Tabel 38.1.
c. Buka kembali saklar.
d. Ulangi langkah a dan b dengan tegangan masukan 4 V dan 6 V secara berurutan.
e. Buka kembali saklar.
f. Tukar posisi kumparan (kumparan 1000 lilitan menjadi kumparan primer).
g. Ulangi langkah a dan b dengan tegangan masukan 8V, 10V, dan 12V AC secara
berurutan.

5. Hasil Pengamatan
Tabel 38.1.
Tegangan Catu Jumlah Lilitan Vp Vs Np/Ns Vp /Vs
Daya (V) Kumparan Kumparan (V) (V)
Primer, Np Sekunder, Ns
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2 500 1000
4 500 1000
6 500 1000
8 1000 500
10 1000 500
12 1000 500

Bandingkan kolom 6 dan 7 pada Tabel 38.1! Apa pendapat Anda ?


.

6. Kesimpulan
.
RANGKAIAN AC

LU – 39 TEGANGAN ARUS BOLAK-BALIK


1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat membedakan arus dan tegangan
searah dan bolak-balik

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


FLS 20.14/113 Magnet batang 1
KAL 30 Galvanometer 1
PEF 357 Kumparan 1000 1
lilitan
GSE 220 Baterai ukuran D 2

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Sejauh ini, percobaan-percobaan rangkaian listrik hanya seputar rangkaian yang arusnya satu
arah. Arus seperti ini dinamakan arus searah atau biasanya disebut DC (Direct Current).
Tegangan yang menghasilkan arus searah disebut tegangan DC.
Pada percobaan Induksi Elektromagnetik II (LU-35). Anda sudah mengamati bahwa arus DC
hanya terinduksi untuk waktu yang singkat. Untuk selanjutnya fluks magnetic yang
melingkupi sebuah kumparan berubah pada saat medan magnet yang melingkupi kumparan
meningkat atau menurun. Karena itu tidak mungkin merubah medan magnet secara terus-
menerus, arus DC yang kontinyu tidak dapat dihasilkan. Dengan induksi eletromagnetik dan
tanpa penambahan alat pembalik, induksi elektromagnetik hanya dapat digunakan untuk
menghasilkan arus dengan arah yang berubah. Bentuk arus ini disebut arus bolak-balik atau
AC (Altemating Current).
Kebanykan listrik yang dihasilkan dan digunakan sekarang ini bukan DC melainkan AC.
Suatu arus bolak-balik yaitu arus yang berubah arah secara periodic. Arus yang dihasilkan
oleh induksi elektromagnetik yaitu AC yang normal, sebab dihasilkan dengan mengubah
medan magnet. Medan magnet yang mantap (steady) tidak menghasilkan induksi
elektromagnetik.
Pada percobaan ini pertama anda akan mengamati pembangkit AC sederhana menggunakan
magnet yang berputar dan kumparan. Kemudian anda akan mengamati pembangkit AC
“lambat” menggunakan alat pengubah DC ke AC yang disebut “pembangkit AC lambat”,
yang mengubah DC ke AC secara manual. Semua ini bertujuan untuk memberikan gagasan
umum kepada anda mengenai AC.
a. Hubungkan kumparan 1000 lilitan dengan galvometer (atau dengan multimeter digital
yang digunakan sebagai ammeter DC dengan batas ukur mA)
b. Masukkan klip pemutar magnet ke dalam lubang yang berada di bagian tengah magnet
batang dan tempatkan magnet di atas poros jarum (gambar 39.1)

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Pada saat mengamati meter, dorong ujung magnet batang ke samping sehingga berputar
mengitari poros secara perlahan
b. Amati tanda positif atau negative bila menggunakan ammeter digital atau arah jarum
penunjuk bila menggunakan galvometer
Apakah meter menunjukkan arus dalam satu arah atau dalam arah bolak-balik?
Bagaimana anda mengetahui hal ini?
Apa yang anda amati adalah contoh pembangkit arus bolak-balik sederhana karena
perubahanmedan magnet yang melingkupi kumparan. Pada bagian berikut anda akan
mengamati DC yang diubah ke AC. Sebuah alat yang mengubah DC menjadi AC disebut
DC to AC converter. Penggunaan alat ini anda dapat mengamati sifat-sifat arus AC yang
dibandingkan dengan sifat-sifat arus DC.
c. Lepaskan galvometer dari kumparan dan sambungkan dengan rangkaian yang tersusun
dari pembangkit AC frekuensi rendah beberapa buah baterai (atau catu daya) seperti
ditunjukkan pada gambar 30.2
d. Pada saat mengamati meter, putar-pemutarnya searah jarum jam atau berlawanan arah
jarum jam dengan sudut putar 45o, 90o, 135o, 180o, 225o, 270o, 315o, dan 360o. catat
simpangan jarum galvometer untuk setiap sudut pada tabel di bawah. Apakah galvometer
menunjukkan arus dalam satu arah atau arah bolak balik? Bagimana anda mengetahui hal
itu ?
5. Hasil Pengamatan
Pembangkit AC sederhana
.

Pengubah DC ke AC
Tabel 38.1.
Simpangan jarum
NO Posisi pemutar
galvometer
1 0o
2 45o
3 90o
4 135o
5 180o
6 225o
7 270o
8 315o
9 360o

Berdasarkan tabel di atas, buat grafik antara posisi pemutar terhadap arus yang ditunjukkan
galvometer (simpangan jarum galvometer).

6. Kesimpulan
.
LU – 40 REAKTANSI KAPASITIF
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami konsep reaktansi
kapasitif dan menentukkan nilainya untuk frekuensi yang diberikan.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 403 02 Kapasitor 10μF 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Seperti halnya dalam rangkaian arus searah (DC), dalam arus bolak-balik (AC) pun terdapat
hubungan antara tegangan (V) dan arus (I). dalam rangkaian DC hubungan tersebut
dinyatakan dalam bentuk
V = IR (40.1)
Dengan R adalah hambatan rangkaian
Hubungan yang sama juga berlaku dalam rangkaian AC yang tersusun dari sebuah kapasitor
dengan kapasitansi C dan tegangan V. hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk
V = IXC (40.2)
Dengan XC disebut reaktansi kapasitor yang sama halnya dengan hambatan R dalam
rangkaian DC. Huruf di bawah garis C menyatakan kuantitas yang berhubungan dengan
kapasitansi dan oleh karena itu diistilahkan sebagai reaktansi kapasitif kapasitor. Dari
hubungan ini reaktansi XC dapat didefinisikan sebagai :
XC = V/I (40.3)
Satuan reaktansi sama dengan satuan hambatan, yaitu ohm yang dilambangkan dengan Ω, V
dan I dapat diukur menggunakan multimeter. Dengan demikian X C dapat dihitung. Pada
percobaan ini anda akan menentukan kapasitif reaktansi dari beberapa kapasitor yang tersedia
dalam kit.
a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.
b. Susun rangkaian seperti pada Gambar 40.1.
 Pastikan catu daya dalam keadaan mati. Pilih tegangan keluaran 2V AC
 Pastikan saklar dalam keadaan terbuka
 .gunakan salha satu multimeter digital sebagai voltmeter dengan batas ukur 20 V AC
yang lainnya sebagai ammeter dengan batas ukur 200 mA AC
c. Periksa kembali rangkaian yang telah Anda buat.

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Nyalakan catu daya
b. Tutup saklar rangkaian
c. Baca tegangan kapasitor pada voltmeter dan arus yang melalui kapasitor pada ammeter.
Catat hasilnya pada tabel 40.1
d. Ulangi langkah c untuk tegangan keluaran catu daya 4V, 6V, 8V, dan 10V lakukan secara
berurutan.
e. Buka saklar rangkaian
f. Ganti kapasitor 5μF dengan kapasitor 10μF
g. Ulangi langkah b sampai d

5. Hasil Pengamatan
Tabel 40.1
C (μF) Tegangan catu V I XC
daya (V) (V) (A) (Ω)
2
4
5 6
8
10
2
4
10 6
8
10

Berdasarkan pada tabel diatas, buat grafik tegangan V terhadap arus I!


Beri penafsiran terhadap grafik diatas!
.

6. Kesimpulan
.
LU – 41 REAKTANSI INDUKTIF
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami konsep reaktansi
induktif dan dapat menentukkan induktansi sebuah inductor pada frekuensi yang diberikan.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 331 Set inti U dab I 1
PEF 331 04 Kaki inti U 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Informasi tambahan
Komsep reaktansi induktif serupa dengan reaktansi kapasitif. Pada sebuah rangkaian AC yang
tersusun dari sebuah induktansi L dan tegangan V yang menyebabkan arus I mengalir terdapat
hubungan yang sama antar V dan I seperti halnya hubungan V dan I pada rangkaian yang
tersusun dari sebuah kapasitor, hubungan tersebut adalah :
V = IXL (41.1)
Dengan XL adalah reaktansi inductor, yang sama halnya dengan hambatan R dalam rangkaian
DC. Huruf di bawah garis L menandakan kuantitas yang berhubungan dengan induktansi dan
oleh karena itu diistilahkan sebagai reaktansi induktif, dari hubungan ini reaktansi X L dapat
didefinisikan sebagai :
XL = V/I (42.2)
Satuan reaktansi induktif sama dengan satuan hambatan yaitu ohm yang dilambangkan
dengan Ω. V dan I dapat diukur menggunakan multimeter. Denga demikian X L dapat dihitung.
Pada percobaan ini anda akan menentukkan reaktansi induktif dari beberapa inductor
(kumparan) yang tersedia.
a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.
b. Susun rangkaian seperti pada Gambar 41.1.
 Kmparan 500 lilitan terpasang pada inti tertutup, yaitu ini U yang ditutup dengan inti I
kemudian dikencangkan dengan baut perancang
 Pastikan catu daya dalam keadaan mati. Pilih keluaran 12 V AC
 Pastikan saklar dalam keadaan terbuka
 Gunakan satu buah multimeter sebagai voltmeter dengan batas ukur 20 V AC dan
yang lainnya sebagai ammeter dengan batas ukur 200 mA AC
c. Periksa kembali rangkaian yang telah Anda buat

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Nyalakan catu daya
b. Tutup saklar rangkaian, kemudian baca tegangan inductor (kumparan ) pada voltmeter dan
arus yang melaluinya pada ammeter. Catat hasilmya pada tabel 41.1
c. Buka saklar rangkaian
d. Ganti kumparan 500 lilitan dengan kumparan 1000 lilitan . kemudian lakukan langkah b

5. Hasil Pengamatan
Tabel 41.1
Kumparan V I XL
(lilitan) (V) (A) (Ω)
500
1000
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, bagaimana hubungan antara jumlah lilitan dan reaktansi
induktif?
.

6. Kesimpulan
.
LU – 42 ARUS PEMAGNET AC
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami pengaruh inti pada arus
AC yang mengalir melalui sebuah kumparan.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 331 Set inti U dab I 1
PEF 331 04 Kaki inti U 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Arus pemagnet adalah arus dari catu daya ke kumparan yang diperlukan untuk memagnetkan
inti besi dan mengurangi kebocoran dan kerugian

a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


b. Susun rangkaian seperti pada Gambar 42.1a.
 Sebelum Percobaan dimulai, pastikan catu daya dalam keadaan mati.
 Pilih tegangan keluaran catu daya 6 V AC
 Gunakan multimeter digital sebagai ammeter dengan batas ukur 10 A AC
c. Periksa kembali rangkaian yang telah Anda buat
4. Langkah – Langkah Percobaan
a. Nyalakan catu daya
b. Tutup saklar rangkaian, kemudian baca arus pada ammeter. Catat hasilnya pada tabel 42.1
c. Buka saklar rangkaian. Tutup inti U dengan menempatkan inti besi padat di atasnya
d. Ulangi langkah b
e. Buka saklar rangkaian. Ganti inti besi padat dengan inti-I (inti berlapis). Ulangi langkah b

5. Hasil Pengamatan
Tabel 42.1
Inti Arus (A)
Inti U
Inti U dengan inti besi padat
Inti U ditutup dengan inti I

a. Adakah pengaruh inti pada arus yang mengalir pada kumparan? Jika ada, jelaskan!
Inti U,

Inti U ditutup dengan inti besi padat,

Inti U ditutup dengan inti I,

b. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan arus pemagnet AC berubah?


.

6. Kesimpulan
.
LU – 43 CINCIN THOMSON
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menerapkan konsep arus eddy dan
hukum lenz

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


KAL 60/5A Catu daya 1
PEO 502 Saklar SPST 1
PEO 331 01 Inti U 1
PEF 331 04 Kaki inti U 1

3. Persiapan Percobaan

a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.


b. Susun rangkaian seperti pada Gambar 43.1.
 Sebelum Percobaan dimulai, pastikan catu daya dalam keadaan mati.
 Pasang kumparan 150 lilitan pada inti U
 Hubungkan saklar dengan kumparan. Pastikan posisi saklar terbuka
 Letakkan inti besi di atas kumparan dengan posisi berdiri di atas inti U
c. Pilih tegangan keluaran catu daya 4 V AC
d. Periksa kembali rangkaian yang telah Anda buat
4. Langkah – Langkah Percobaan
a. Tempatkan cincin Thomson menyelubungi inti besi tepat di atas kumparan
b. Nyalakan catu daya dan tutup saklar rangkaian. Amati cincin apa yang terjadi?
c. Buka saklar rangkaian. Ulangi langkah b untuk tegangan 6V, 8V, 10V, dan 12V AC
secara berurutan

5. Hasil Pengamatan
Tabel 43.1
Tegangan catu daya (V) Keadaan cincin
4
6
8
10
12

a. Mengapa cincin loncat dan mengambang? Jelaskan!


.

b. Jika menggunakan arus DC, akan kah cicin berperilaku seperti diberi arus AC? Mengapa?
Jelaskan!
.

6. Kesimpulan
.
LU – 44 RANGKAIAN SERI RC DAN RL DENGAN ARUS AC. PERBEDAAN FASE
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan menyadari akan kenyataan bahwa
tegangan AC pada sebuah komponen resistif tidak terjadi secara serempak dengan tegangan
AC pada sebuah komponen reaktif yang dipasang pada rangkaian yang sama.

2. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


PEO 505 Pemegang baterai 2
GSE 229 Baterai ukuran D 2
PED 100 Pembangkit AC 1
frekuensi rendah
PEO 356 02 Resistor 200Ω 1
PEO 412 02 Kapasitor 470μF 1

3. Persiapan Percobaan
Informasi tambahan
Seperti yang telah anda amati pada percobaan sebelumnya, arus dalam rangkaian arus bolak-
balik atau AC besarnya berubah secara periodic yang berubah pada interval waktu. Pada
interval pertama arus mulai dari nol dan naik sampai maksimum, kemudian turun menuju nol.
Pada interval waktu berikutnya arus berbalik arah, menuju nilai maksimum dan kemudian
kembali ke nol dan terus menerus berulang selama arus tersebut mengalir. Pada umunya
bentuk AC ini adalah sinusoidal, bila arus l diplot terhadap waktu t, grafik l terhadap t akan
terlihat seperti pada gambar 44.1 di bawah. Pelajari dan coba amati bahwa besar dan arah arus
tersebut berubah secara periodic yang berubah T detik t disebut periode arus AC.
Untuk mengamati grafik l terhadap t, diperlukan sebuah osiloskop. Osiloskop adalah alat yang
dapat menunjukkan perubahan tegangan (bukan arus) bila tegangan tersebut dimasukkan pada
terminalnya. Osiloskop lanjutan memiliki dua buah terminal, sehingga grafik V – t dari kedua
sinyal (dua tegangan) dapat dibandingkan. Pada percobaan ini anda akan membandingkan
tegangan AC pada resistor (komponen resistif) dan pada komponen reaktif (inductor atau
kapasitor). Guru anda akan membantu merangkaikan alat-alatnya.
Komponen resistif adalah komponen yang hanya memiliki hambatan yang melawan aliran
arus, tetapi bukan melawan perubahan arus. Komponen reaktif adalah komponen yang
melawan perubahan arus, perubahan besar dan arah arus dalam rangkaian seperti yang terjadi
dalm rangkaian AC. Karena perbedaan perilaku antara komponen resistif dan reaktif ini,
diharapkan suatu perbedaan antara kedua jenis komponen ketika ditempatkan dalam
rangkaian yang sama. Kemungkinan ini dalam percobaan ini. Pertama, anda akan menyelidiki
perilaku kedua jenis komponen menggunakan “pembangkit AC lambat”. Kemudian anda akan
menyelidiki komponen yang sama menggunakan AC dari catu daya.
Menyusun rangkaian
a. Siapkan alat-alat sesuai daftar
b. Susun rangkaian seperti gambar 44.2
 Atur sensitifitas Y osiloskop pada 2 volt/DIV untuk kedua kanal, CH1 dan CH2,
dan atur time base pada 0,1 s time//DIV. pilih dual mode utuk menampilkan sinyal
dari CH1 dan CH2
c. Periksa kembali rangkaian yang baru saja anda buat

4. Langkah – Langkah Percobaan


a. Nyalakan osiloskop dan tutup saklar rangkaian
b. Ketika kedua sinyal tempak pada layar osiloskop, putar memutar pembangkit AC
frekuensi rendah searah atau berlawanan arah jarum jam
c. Amati layar osiloskop. Dua buah titik pada layar menunjukkan tegangan resistor dan
tegangan kapasitor akan terlihat bergerak membentuk kurva sinusoidal, menunjukkan
tegangan AC pada resistor dan kapasitor. Jika belum terlihat, minta bapak/ibu guru anda
untuk memeriksa rangkaian dan membetulkannya bila perlu
Setelah kedua sinyal dapat diamati pada layar
d. Amati puncak kurva sinusoidal, baik puncak bagian atas atau puncak bagian bawah dan
amati apakah puncak tegangan resistor serempak dengan puncak tegangan kapasitor atau
tidak.
Jika serempak dapat dikatakan bahwa tegangan resistor sefase dengan tegangan kapasitor.
Jika tidak, kedua tegangan tersebut tidak sefase atau dapat dikatakan tegangan resistor dan
tegangan kapasitor tersebut beda fase.
Berdasarkan tampilan layar osiloskop, apakah tegangan resistor sefase dengan tegangan
kapasitor?
e. Buka saklar rangkaian
f. Ganti kapasitor dengan inductor 10 mH dan temukan dengan menggunakan cara yang
sama seperti di atas, apakah tegangan resistor sefase atau berbeda fase dengan tegangan
inductor
g. Lakukan seperti langkah f untuk melihat apakah ada perbedaan fase antara tegangan
inductor dengan tegangan kapasitor.
h. Buka saklar rangkaian dang anti pembangkit AC lambat (pembangkit AC frekuensi
rendah) dengan AC dari catu daya, atur tegangan keluarannya 4V AC
i. Nyalakan catu daya dan tutup saklar rangkaian
j. Ulangi langkah c dan d
k. Gambar sinyal yang diperlihatkan oleh osiloskop, pada bagian hasil pengamatan
l. Buka saklar dan matikan catu daya
5. Hasil Pengamatan
Rangkaian seri RC

Rangkaian seri RL

6. Kesimpulan
.

Anda mungkin juga menyukai