Anda di halaman 1dari 6

Laporan Fisika

Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Semarang
Gedung D9 Jalan Raya Sekaran Gunung Pati,
Semarang 50229, Telp. (024) 7499386

Laporan Praktikum Percobaan Wheatstone


“ Eksperimen Fisika Dasar “

Nama : Tia Dwi Arianti

NIM : 4201420020

Jurusan : Fisika

Program Studi : Pendidikan Fisika

Rombel : 2B

Semester : 2 (2021)

PERCOBAAN WHEATSTONE

Tanggal Praktikum : Senin, 07 Juni 2021

Praktikum ke : 2 ( dua )

Nama Dosen : 1. Prof. Dr. Hartono, M. Pd.

2. Dr. Bambang Subali, M. Pd.

Nama Asisten : 1. Trizha Ayu Agustin


2. Selvie Nur Hidayati

3. Nafishah Noor Sa’adah

4. Amanatus Sa’diyah
PERCOBAAN WHEATSTONE

A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan nilai suatu hambatan yang tidak diketahui dengan metode jembatan.
2. Mahasiswa memahami konsep jembatan wheatstone, berdasarkan hukum Ohm dan
hukum-hukum Kirchhoff.

B. Alat Dan Bahan Percobaan


1. Kawat homogen
2. Mistar
3. Kabel-kabel
4. Galvanometer
5. Sumber tegangan DC
6. Resistor variabel
7. Beberapa resistor yang akan diganti hambatannya

C. Landasan Teori
Jembatan Wheatstone merupakan suatu alat pengukur, alat ini dipergunakan untuk
memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang
nilainya relatif kecil sekali, umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/
kartsuiting dan sebagainya. Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum
digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000.
jembatan wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, dan R3, dimana tahanan tersebut
merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur (Dedy, 2012).
Hukum yang berhubungan dengan prinsip jembatan Wheatstone yaitu hukum
Kirchoff I dan II. Dipertengahan abad 19, Gustav Robert Kirchoff (1824-1887)
menemukan cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang
kemudian dikenal dengan hukum Kirchoff. Hukum Kirchoff berbunyi “jumlah kuat arus
yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari
titik percabangan”. Hukum Kirchoff II berbunyi, “Dalam rangkaian tertutup, jumlah
aljabar GGL dan jumlah potensial sama dengan nol”.
Metode Jembatan Wheatstone dapat digunakan untuk mengukur hambatan listrik.
Cara ini tidak memerlukan alat ukur voltmeter dan amperemeter, cukup satu
galvanometer untuk melihat apakah ada arus listrik yang melalui suatu rangkaian. Saat
saklar S ditutup, maka arus akan melewati rangkaian, jika jarum galvanometer
menyimpang artinya ada arus yang melewatinya, yaitu antara titik C dan D ada beda
potensial, dengan mengatur besarnya Ra dan Rb juga hambatan geser Rs akan dapat
dicapai galvanometer tak teraliri arus, artinya tidak ada beda potensial antara titik C dan
D.
Pada kawat penghantar AB diberikan suatu kontak geser yang berasal dari ujung
galvanometer, gunanya untuk mengatur agar tercapai pengukuran panjang L1 dan L2
yang akan menghasilkan arus di galvanometer dengan nol. Oleh karena itu pada kawat
AB perlu dilengkapi skala ukuran panjang.
𝑳
𝑹𝒙 = 𝑹𝒗 𝑳𝟏
𝟑
Anonim, 2008).
Prinsip kerja Jembatan Wheatstoten yaitu hubungan antara resitivitas dan
hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki besar hambatan tertentu, dan juga
menentukan hambatan sebagai fungsi dari perubahan suhu. Hukum Kirchoff I dan II
menjelaskan jembatan dalam keadaan seimbang karena besar arus pada kedua ujung
galvanometer sama besar sehingga saling meniadakan.

D. Hasil dan Pembahasan


Pada praktikum ini menggunakan cara kerja merangkai rangkaian listrik sesuai
prinsip rangkaian jembatan Wheatstone. Jembatan Wheatstone ini, merupakan alat ukur
yang dikembangkan oleh Sir Charles Wheatstone yang digunakan untuk mengukur
suatu hambatan yang tidak diketahui dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian
jembatan yang sistem kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer (Dedy, 2012).
Jembatan wheatstone adalah rangkaian jembatan arah searah bertipe NOL yang diatur
khusus untuk menentukan resistor yang belum diketahui nilainya (Blackburn, 2001).
Jika pada galvanometer dalam rangkaian jembatan Wheatstone tersebut menunjukkan
angka nol, maka perkalian hambatan yang saling berhadapannya sama besar. Jika
galvanometer dalam keadaan seimbang dimana G=0 (Cunayah, 2006).
 Data Pengamatan
Berdasarkan teori, untuk menghitung besar nilai Rx menggunakan rumus
𝑳
𝑹𝒙 = 𝑹𝒗 𝑳𝟏
𝟑
, sehingga menghasilkan data sebagai berikut.

Rv (Ohm) L1 (m) L2 (m) Rx (Ohm)


100 0,49 0,51 96
200 0,325 0,675 48
300 0, 25 0,75 33
400 0,205 0,795 26
500 0, 17 0, 83 20
600 0,145 0, 855 17
 Mencari Nilai R
Dengan menggunakan rumus
𝐿
𝑅𝑥 = 𝑅𝑣 𝐿1 , sehingga
2
𝑅𝑥𝐿2 = 𝑅𝑣𝐿1
𝐿1 1
,= 𝑅𝑣
𝐿2 𝑅𝑥
𝐿2
Dimana 𝑅𝑣 sebagai sumbu x, dan sebagai sumbu y, serta Rx sebagai m
𝐿1
(kemiringan).

6 y = 0,0096x + 0,1051
R² = 0,9994
5
L2/L1 (m)

0
0 100 200 300 400 500 600 700
Rv (Ohm)

Dari grafik di atas didapatkan m (kemiringan) sebesar 0,0096, sehingga dapat


diperoleh nilai Rx sebagai berikut :
1
m=
𝑅𝑥

1
0,0096 = 𝑅𝑥
1
Rx = 0,0096

Rx = 104,1667 Ohm

E. Kesimpulan dan Saran


Prinsip kerja Jembatan Wheatstone mengacu pada hukum Kirchoff I dan II. Dimana
hukum Kirchoff I menyatakan bahwa arus masuk sama dengan keluar, dapat diketahui
nilai Rx (hambatan yang belum diketahui) disebabkan arus kedua ujungnya sama besar
dan seimbang. Hukum kirchoff II menjelaskan jembatan dalam keadaan seimbang
karena besar arus pada kedua ujung galvanometer sama besar sehingga saling
meniadakan. Selain itu, prinsip kerja Jembatan Wheatstone juga mengacu pada hukum
Ohm yang menyatakan “Jika suatu arus melalui penghantar, maka kekuatan arus
tersebut sebanding-lurus dengan tegangan listrik terdapat di kedua ujung penghantar
tersebut”.
Saran untuk praktikum selanjutnya diharapkan praktikan memberi penjelasan
keterkaitan mengenai hal yang terjadi pada saat melaksanakan praktikum dengan teori
dan konsep materi yang diuji cobakan agar lebih jelas sehingga dapat dipahami, serta
diharapkan praktikum kedepannya dapat dilakukan secara madiri semasa pandemi
dengan alat dan bahan yang lebih sederhana serta mudah diperoleh.

F. Referensi
Tim Dosen Fisika Dasar 2. 2021. Panduan Praktikum Fisika Dasar 2. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Dedy. 2012. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.
Darmali, Ali. 2007. Panduan Lengkap Eksperimen Fisika. Jakarta: Wahya Media.
Cunayah, Cucun. 2006. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Blackburn, J. A. 2001. Modern Instrumentation For Scientist And Engineers. Online.
Tersedia:
http://bookzz.org/s/?q=Modern+Instrumentation+for+Scientists+and+Engineers&
yeaFrom=&yearTo=&language=&extension=&t=0 Diakses pada 11 Juni 2021.
Anonim. 2008. Jembatan Wheatstone. Online. Tersedia:
http://attarisk.files.wordpress.com/2008/02/jembatan-wheatstone-l3.doc Diakses
pada 07 Juni 2021.

G. Dokumentasi
EVALUASI
1. Buatlah laporan praktikum jembatan wheatstone yang isinya mencakup:
a. Data-data prakrikum yang disajikan dalam bentuk tabel, lebih bagus bila ditulis
beserta ralat / kesalahan pengukurannya.
Jawaban terlampir
b. Hasil analisis beserta komentar/pembahasannya.
Jawaban terlampir
2. Jawablah pertanyaan rangakain jembatan wheatstone yang digunakan seorang praktikan
untuk menentukan nilai suatu hambatan 𝑅𝑥. Dari Gambar 3.6 pada buku panduan.
a. Jika praktikan menggunakan hambatan variabel 𝑅𝑣sebesar 1 KΩ, 𝑅1 = 2 KΩ dan
𝑅2 = 4 KΩ. Tentukan nilai hambatan 𝑅𝑥 tersebut!

b. Turunkan persamaan yang digunakan untuk menghitung soal a) di atas


denganmenyertkan hukum-hukum yang medasarinya (Hukum Ohm dan Kirchoff)!

3. Berikanlah pendapat anda tentang pelaksanaan praktikum indeks bias ini, unsur-unsur
apa saja yang perlu dikembangkan untuk memperbaikinya?
Video praktikum yang disajikan sudah sangat baik, penjelasan praktikum sudah jelas
dan mudah dipahami namun sebaiknya disampaikan juga pemaparan teori terkait
Jembatan Wheatstone agar mahasiswa dapat memahami konsep mengenai Jembatan
Wheatstone.

Anda mungkin juga menyukai