Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA UNTUK BIOLOGI

“AMPEREMETER DAN VOLTMETER DC”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Untuk Biologi
Yang dibimbing oleh Bapak Joko Utomo, S.Si, M.Sc

Disusun Oleh:
Nama : Della Cahyaningrum
NIM : 190342621242
Jurusan : Biologi
Offering :G
Kelompok :5

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
November 2019
A. TUJUAN
Setelah praktikum ini dilaksanakan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menentukan hambat dalam amperemeter.
2. Menentukan hambat dalam voltmeter.
3. Mampu menggunakan alat ukur listrik dengan benar.

B. DASAR TEORI
Jenis dari arus listrik dibagi menjadi dua, yaitu arus listrik searah atau DC (Direct
Current) dan arus listrik bolak-balik atau AC (Alternating Current). Pada praktikum kali
ini akan dilakukan pengukuran terhadap arus listrik DC. Adapun pada arus listrik searah,
muatan listrik hannya mengalir dalam satu arah saja. Contoh peralatan yang menggunakan
arus listrik searah yaitu kalkulator, remote control, jam, dan lampu senter (Abdullah,
2006).
1. Amperemeter
Amperemeter adalah alat ukur yang mengukur kuat arus (I) dalam suatu rangkaian
listrik. Untuk mengukur kuat arus pada rangkaian, alat ukur Amperemeter dipasang
dengan seri (deret) dengan elemen/komponen listrik. Apabila akan melakukan
pengukuran kuat arus yang melalui peghantar dengan menggunakan Amperemeter, alat
ukur ini dipasang seri dengan cara memotong penghantar sehingga arus listrik melalui
Amperemeter. Jarum Amperemeter akan menunjuk besaran kuat arus pada layar
monitor bila rangkaian dalam keadaan tertutup. (Ponto, 2018) Setiap alat ukur arus
listrik atau amperemeter memiliki karateristik yang berbeda, baik arus maksimum yang
didapat atau skala yang tertera pada amperemeter.
Cara membaca skala pada amperemeter yaitu dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Hasil pengukuran = ( skala yang ditunjuk : skala maksimum ) x batas ukur
(Kemmerly, 2005).
Untuk mengukur kuat arus yang mengalir melalui resistor pada rangkaian,
amperemeter dipasang secara seri dengan resistor itu (Gambar 1.a). Dengan demikian,
pada amperemeter dan resistor mengalir arus yang sama. Karena amperemeter
mempunyai resistansi, jika amperemeter dipasang pada rangkaian menyebabkan arus
menjadi berkurang.
2. Voltmeter
Voltmeter merupakan suatu alat ukur yang mengukur beda potensial dalam
suatu rangkaian. Beda Potensial disebut juga denga tegangan pada listrik. Satuan
tagangan adalah volt, dan 1 volt sama dengan 1 Joule/sekon. Tegangan disimbolkan
dengan V.
Untuk mengukur kuat arus yang mengalir melalui resistor pada rangkaian,
amperemeter dipasang secara seri dengan resistor itu (Gambar 1b). Dengan demikian,
beda potensial voltmeternya sama dengan beda potensial yang ada pada resistor.
Voltmeter juga memiliki resistansi sehingga pemasangan voltmeter akan mengurangi
hambatan antara titik a dan titik b. Akibatnya, arus yang mengalir pada rangkaian
meningkat dan mengubah tegangan pada resistor.

3. Pengukuran Hambatan pada Amperemeter dan Voltmeter


a) Pengukuran Hambatan pada Amperemeter

Cara pertama, dapat dilihat pada gambar 2a. Jika hasil pengukuran voltmeter
adalah V dan hasil pengukuran amperemeter adalah I, maka hambatan dalam
amperemeter itu adalah:

𝑉
𝑅= ……….............…………………………….. (1)
𝐼

Hambatan bagi konduktor disebut juga Resistor (R). Satuan hambatan dinamakan
Ohm (Ω). 1 ohm = 1 volt/ampere

𝑉
𝑅= atau V = I . R……………….……..(2)
𝐼
Cara kedua, dapat dilihat pada Gambar 2b. Pengukuran hambatan dilakukan dua
kali, mula-mula ketika RB belum dipasang, misalnya hasil penunjukan amperemeter
I1. Kemudian RB dipasang maka penunjukkan amperemeter akan berubah, misalnya
menjadi I2, maka hambatan dalam amperemeter itu adalah:

𝐼1−𝐼2
𝑅𝐴 = . 𝑅𝐵 …………...……………………(3)
𝐼2

2a 2b

b) Pengukuran Hambatan Dalam Voltmeter

Cara pertama, lihat Gambar 3a , kalau hasil pengukuran amperemeter adalah I dan
hasil pengukuran voltmeter adalah V maka hambatan dalam voltmeter itu adalah:

𝑉
𝑅𝑉 = 𝐼 ………........…………………………..(4)

Cara kedua, lihat Gambar 3b Pengukuran hambatan dilakukan dua kali, mula-mula
ketika RB belum dipasang, misalnya hasil penunjukan voltmeter V1. Kemudian RB
dipasang maka penunjukkan voltmeter akan berubah, misalnya menjadi V2, maka
hambatan dalam amperemeter itu adalah:

𝑉𝐼
𝑅𝑉 = . 𝑅𝐵 ………………...…………(5)
𝑉𝐼−𝑉2

3a 3b
(Tim Praktikum, 2019)

C. SUSUNAN ALAT
1. Amperemeter DC/miliamperemeter DC
2. Voltmeter DC/milivoltmeter DC
3. Sumber tegangan DC
4. Bangku hambat
5. Hambat geser
6. Kabel-kabel

D. PROSEDUR KERJA
1. Pengukuran Hambatan pada Amperemeter
Yang pertama yaitu memasang Amperemeter DC dengan rangkaian seperti yang
terlihat pada Gambar 2a. Lalu geser-geserlah hambatan geser dan catat kuat arus yang
terbaca pertama sebagai I1.
Kemudian, cabutlah kabel pada voltmeter dan menggantinya dengan bangku
hambat 0,82 Ω (Gambar 2b). Lalu ukurlah kuat arus yang tercatat pada Amperemeter
sebagai I2. Ulangi kedua langkah tersebut sebanyak 5 kali dan catatlah pada tabel hasil
pengukuran. Lakukan dengan berbagai variasi pengukuran pada hambatan geser.

2. Pengukuran Hambatan pada Voltmeter


Yang pertama yaitu memasang Voltmeter DC dengan rangkaian seperti yang
terlihat pada Gambar 3a. Lalu geser-geserlah hambatan geser dan catat beda potensial
yang terbaca pada Voltmeter sebagai V1.
Kemudian, cabutlah kabel pada Amperemeter dan menggantinya dengan bangku
hambat 27 kΩ (Gambar 3b). Lalu ukurlah beda potensial yang tercatat pada Voltmeter
sebagai V2. Ulangi kedua langkah tersebut sebanyak 5 kali dan catatlah pada tabel hasil
pengukuran. Lakukan dengan berbagai variasi pengukuran pada hambatan geser

E. HASIL PENGAMATAN

1. Pengukuran Hambatan pada Amperemeter


a) Cara Pertama

No. V (mV) I (A)

1. 6 0,4

2. 10 0,6

3. 12 0,7

4. 14 0,9

5. 20 1,1

nst mVoltmeter = 2 mV
nst Amperemeter = 0,1A
1 1
∆I = 2 𝑛𝑠𝑡 = 2 0,1 = 0,05 mA

b) Cara Kedua

𝑅𝐵 = 0,82 Ω
No. 𝐼1 (A) 𝐼2 (A)

1 0,30 0,25

2 0,50 0,45

3 0,75 0,70

4 1,05 1,00

5 1,95 1,80

nst Amperemeter = 0,1 A


1 1
∆I = 2 𝑛𝑠𝑡 = 2 0,1 = 0,05 mA

2. Pengukuran Hambatan pada Voltmeter

● Cara Pertama

No. V (V) I (mA)

1 0,58 50

2 0,68 60

3 0,75 68

4 0,90 82

5 1,00 88

nst Voltmeter = 0,1 V


nst mAmperemeter = 0,2 mA
1 1
∆I = 2 𝑛𝑠𝑡 = 2 0,2 = 0,1 mA

● Cara kedua
𝑅𝐵 = 27kΩ

No. 𝑉1 (V) 𝑉2 (V)

1 0,58 0,50
2 0,65 0,55

3 0,75 0,60

4 0,90 0,70

5 1,20 0,85

nst Voltmeter = 0,1 V


1 1
∆V = 2 nst = 2 0,1 = 0,05 mA

 Variabel bebas : hambatan geser, bangku hambat


 Variabel control : Rb, batas ukur pada voltmeter dan amperemeter
 Variabel terikat : kuat arus listrik dan tegangan listrik

F. ANALISIS DATA

1. Pengukuran Hambatan dalam Amperemeter


𝑅𝐵 = 0,82 Ω , n = 5 Persamaan garis lurus
𝐼1− 𝐼
2
RA = 𝐼2
RB y = a + bx
RA. I2 = (I1 – I2) RB y = I2
RA. I2 = RB. I1 - RB. I2 a=0
RA. I2 + RB. I2 = RB. I1 x = I1
𝑅𝐵
I2 (RA + RB) = RB. I b =
RB . I1 𝑅𝐴 + 𝑅𝐵
I2 = 𝑅𝐵 (1−𝑏)
RA + RB RA =
𝑏

Tabel 1.1 Pengukuran Hambatan dalam Amperemeter

No. x=I1 y=I2 x2 y2 xy

1 0,30 0,25
0,09 0,0625 0,075

2 0,50 0,45
0,25 0,2025 0,225

3 0,75 0,70
0,5625 0,49 0,525

4 1,05 1,00
1,1025 1 1,05

5 1,95 1,80
3,8025 3,24 3,51
∑ 4,55 4,2 5,8075 4,995 5,385

∑2 20,7025 17,64 33,72706 24,95003 28,99823

𝑛 (𝛴𝑥𝑦)− 𝛴𝑥 .𝛴𝑦 5 (5,385)− 4,55 ×4,2 26,925−19,11 7,815


● b= = = 29,0375−1,950 = 27,0875 = 0,2885
𝑛 .𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2 5 .5,8075 −1,950
𝑅𝐵 (1−𝑏) 0,82 (1−0,2885) 0,58343
● RA = = = = 2,022
𝑏 0,2885 0,2885

1 𝛴𝑥 2 (𝛴𝑦)2 −2(𝛴𝑥𝑦)𝛴𝑥.𝛴𝑦+𝑛.(𝛴𝑥𝑦)2
● 𝑠𝑦 = √𝑛−2 |𝛴𝑦 2 − |
𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2

1 5,8075 (17,64)−2(5,385)(4,55 ×4,2)+5(28,99)


= √5−2 |4,995 − |
5×5,8075 −20,70

1 102,4 −205,8 +144,9


= √3 |4,995 − |
29,03 − 20,70

1 41,5
= √3 |4,995 − |
8,33

1
= √3 |4,995 − 4,981|

1
= √3 |0,014| = √0,004666 = 0,06830
𝑛
● 𝑠𝑏 = 𝑠𝑦 √𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2

5
= 0,06830√5×5,8075−20,70

5
= 0,06830 √29,03−20,70

5
= 0,06830√8,33

= 0,06830 √0,6002

= 0,06830 × 0,7747

= 0,05291

𝑆𝑏 0,05291
● Rb = × 100% = × 100%
𝑏 0,2885

= 0,1833 × 100%
= 18,33 %

Jadi, nilai b adalah (0,2885 ± 0,05) dengan ralat sebesar 18,33%

𝑅𝐵 2 2 0,82 2 2
● SRA = √|− . . 𝑆 𝑏 | = √|− . . 0,05291 |
𝑏2 3 (0,2885)2 3

= √|−0,3475|2

= √0,1207

= 0,3474 A

𝑆𝑅𝐴 0,3474
● Ralat relatif = 𝑅𝐴
× 100% = × 100%
2,022

= 0,1718 × 100%

= 17,18 %

Jadi, hambatan dalam amperemeter adalah (2,022 ± 0,3474) Ω dengan ralat yaitu
sebesar 17,18%.

Grafik 1 Hubungan I1 dan I2

2
1.8 1.8
1.6
1.4
1.2
1 1
0.8
0.7
0.6
0.4 0.45
0.2 0.25
0
0.3 0.5 0.75 1.05 1.95

2. Pengukuran Hambatan dalam Voltmeter


𝑅𝐵 = 27 k Ω ; n = 5
1 𝑉
𝑅𝑉 = 𝑉 −𝑉 .𝑅𝐵
1 2

𝑅𝑉 (𝑉1 − 𝑉2 ) = 𝑅𝐵 .𝑉1
𝑅𝑉 . 𝑉1 − 𝑅𝑉 . 𝑉2 = 𝑅𝐵 . 𝑉1
𝑅𝑉 . 𝑉2= 𝑉1(𝑅𝑉 − 𝑅𝐵 )
𝑅𝑉 .𝑉2
𝑉1 = 𝑅
𝑉 − 𝑅𝐵

Persamaan garis lurus


y = a+bx
y = 𝑉1
a=0
x = 𝑉1
𝑅𝑉
b=𝑅
𝑉 − 𝑅𝐵

𝑅𝐵 .𝑏
𝑅𝑉 = 𝑏−1

Table 2.1 Pengukuran Hambatan pada Voltmeter

No. x=V2 y=V1 x2 y2 xy

1 0,58 0,5 0,3364 0,25 0,29

2 0,65 0,55 0,4225 0,3025 0,35

3 0,75 0,6 0,5625 0,36 0,45

4 0,9 0,7 0,81 0,49 0,63

5 1,2 0,85 1,44 0,7225 1,02


4,08 3,2 3,4714 2,125 2,74

∑2
16,6464 10,24 12,7549 4,515625 7,1276

𝑛.∑(𝑥𝑦)−∑𝑥.∑𝑦 5.(2,74)−(4,08).(3,2) 0,65


● b= = = = 1,806
𝑛.∑𝑥 2 −(∑𝑥)2 5.(3,4)−(16,64) 0,36
𝑅𝐵 × 𝑏 27000 ×1,806
● 𝑅𝑉 = = = 60498,75
𝑏−1 1,806− 1

1 .∑𝑥 2 (∑𝑦)2 −2.∑𝑥.∑𝑦.∑(𝑥𝑦)+𝑛.(∑(𝑥𝑦))2


● 𝑆𝑦 = √𝑛−2 |∑𝑦 2 − 𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2

1 (3,4714)(10,24)−2(4,08)(3,2)(2,74)+5(7,12)
= √5−2 |2,125 − 5×3,471−16,64
|
1 1,4
= √3 |2,125 − 0,71|

1
= √3 |0,125| = √0,0417 = 0,202

𝑛
● 𝑠𝑏 = 𝑠𝑦 √𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2

5
= 0,202√5 ×3,4−16,64

5
= 0,202√17−16,64

=0,202 √13,89

= 0,202 × 3,726

= 0,753

𝑆𝑏 0,753
● Rb = × 100% = × 100%
𝑏 1,806

= 0,4169× 100%
=41,69 %

Jadi, nilai b adalah (1,806 ± 0,753) dengan ralat sebesar 41,69%

2 2
𝑅𝐵 2 27.000 2
● SRV = √|− 2 . 3 . 𝑆𝑏 | = |− (1,806−1)2 .

3
.0,753|
(𝑏−1)

= √|20865,12|2

= 20865,12 Ω

● Ralat relatif = 𝑆𝑅 𝑉 20865,12


𝑅
× 100% = × 100%
𝑉 60498,75

= 0,3447 × 100%

= 34,47 %

Jadi, hambatan dalam voltmeter adalah (60,49 K ± 20,86 K) Ω dengan ralat


yaitu sebesar 34,47%.

Grafik 2 Hubungan V1 dan V2


0.9
0.85
0.8

0.7 0.7

0.6 0.6
0.55
0.5 0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0.58 0.65 0.75 0.9 1.2

G. PEMBAHASAN

Berdasarkan pada praktikum yang kami lakukan, didapati beberapa persamaan sebagai
berikut :
𝑉 𝐼1 − 𝐼2 𝑉 𝑉1
RA = RA = Rb RV = RV = 𝑉 Rb
𝐼 𝐼2 𝐼 1 − 𝑉2

Pada percobaan pertama yaitu pengukuran hambatan pada Ampereter didapati bahwa
setelah rangkaian diberi hambatan, kuat arusnya pun mengecil. Ini berarti bahwa semakin
banyak hambatan yang diberikan, maka semakin kecil kuat arus yang dihasilkan.
Sama seperti halnya dengan percobaan pertama, pada percobaan kedua yaitu
pengukuran hambatan pada Voltmeter didapati bahwa setelah rangkaian diberi hambatan,
beda potensialnya pun mengecil. Ini berarti bahwa semakin banyak hambatan yang
diberikan, maka semakin kecil beda potensial yang dihasilkan.
Sedangkan hubungan kuat arus dan tegangan berbanding terbalik seiring diberi
hambatan. Sesuai dengan rumus :
𝑉
RA =
𝐼
Ket : R = Hambatan (Ω)
V = Beda Potensial (V)
I = Kuat Arus (I)

H. KESIMPULAN

1. Menentukan hambatan dalam Amperemeter :


Dalam menentukan hambatan dalam Amperemeter dilakukan dengan rangkaian yang
disusun dengan seri (I1) kemudian diberi RB sebesar 0,82 Ω (I2), lalu diukur
𝐼1−𝐼2
menggunakan rumus 𝑅𝐴 = . 𝑅𝐵 . Dalam praktikum kali ini diperoleh hambatan
𝐼2

dalam amperemeter sebesar (2,022 ± 0,3474) Ω dengan ralat yaitu sebesar 17,18%.

2. Menentukan hambat dalam voltmeter :

Dalam menentukan hambatan dalam Amperemeter dilakukan dengan rangkaian yang


disusun dengan paralel (V1) kemudian diberi RB sebesar 0,82 Ω (V2), lalu diukur
𝑉1
menggunakan rumus 𝑅𝐴 = 𝑉1−𝑉2 . 𝑅𝐵 . Dalam praktikum kali ini diperoleh hambatan

diperoleh hambatan dalam voltmeter sebesar (60,49 K ± 20,86 K) Ω dengan ralat yaitu
sebesar 34,47%.

3. Sebelum menggunakan alak ukur listrik, hendaknya memahami cara pakai dan SoP nya
karena jika tidak memahami dengan seksama akan terjadi kerusakan pada alat akibat
ketidaktelitian pengguna dalam mengoperasikannya. Catu daya positif (merah)
dihubungkan dengan positif, sedangkan catu daya negative (hitam) dihubungkan
dengan yang negative. Ketika jarum pada amperemeter dan voltmeter melebihi skala,
kurangi daya ukurnya sehingga tidak cepat rusak.

4. Menerapkan teori grafik dengan benar dengan membuat grafik perbandingan


pengukuran hambatan dalam amperemeter dan pengukuran hambatan dalam voltmeter.
I. DAFTAR PUSTAKA

Kemmerly, Jack E.2009.Rangakain Listrik Jilid 1.Jakarata:Erlangga

Abdullah, Mikrajuddin.2006.Diktat Kuliah Fisika Dasar II Tahap Persiapan Bersama


ITB.Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Ponto, Hantje.2018.Dasar Teknik Listrik.Yogyakarta:Deepublish

Tim Praktikum Fisika Dasar.2019. Modul Praktikum Fisika Untuk Biologi. Universitas
Negeri Malang : Malang
LAMPIRAN
Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 24%

Date: Thursday, November 21, 2019


Statistics: 382 words Plagiarized / 1590 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective
Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA UNTUK BIOLOGI “AMPEREMETER DAN VOLTMETER


DC” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Untuk Biologi Yang
dibimbing oleh Bapak Joko Utomo, S.Si, M.Sc Disusun Oleh: Nama : Della
Cahyaningrum NIM : 190342621242 Jurusan : Biologi Offering : G Kelompok : 5
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM PROGRAM STUDI BIOLOGI November 2019 A. TUJUAN Setelah praktikum ini
dilaksanakan mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menentukan hambat dalam
amperemeter. 2.

Menentukan hambat dalam voltmeter. 3. Mampu menggunakan alat ukur listrik


dengan benar. B. DASAR TEORI Jenis arus listrik terbagi menjadi dua, yakni arus listrik
searah atau DC (Direct Current) dan arus listrik bolak-balik atau AC (Alternating
Current). Pada arus listrik bolak-balik, muatan listrik mengalir dalam dua arah (bolak-
balik).

Adapun pada arus listrik searah, muatan listrik hannya mengalir dalam satu arah saja.
Ciri umum dari arus bolak-balik, yaitu sumber tegangan berasal dari PLN sedangkan
arus searah berasal dari baterai. Contoh peralatan yang menggunakan arus listrik
searah yaitu kalkulator, remote control, jam, dan lampu senter (Abdullah, 2006). 1.

Amperemeter Amperemeter merupakan suatu alat ukur yang mengukur kuat arus (I)
dalam suatu rangkaian. Untuk mengukur kuat arus pada rangkaian, alat ukur
Amperemeter dipasang dengan seri (deret) dengan elemen/komponen listrik.
Apabila akan melakukan pengukuran kuat arus yang melalui peghantar dengan
menggunakan Amperemeter, alat ukur ini dipasang seri dengan cara memotong
penghantar sehingga arus listrik melalui Amperemeter. Jarum Amperemeter akan
menunjuk besaran kuat arus pada layar monitor bila rangkaian dalam keadaan
tertutup.

Anda mungkin juga menyukai