Disusun Oleh:
Nama : Della Cahyaningrum
NIM : 190342621242
Jurusan : Biologi
Offering :G
Kelompok :5
B. DASAR TEORI
Jenis dari arus listrik dibagi menjadi dua, yaitu arus listrik searah atau DC (Direct
Current) dan arus listrik bolak-balik atau AC (Alternating Current). Pada praktikum kali
ini akan dilakukan pengukuran terhadap arus listrik DC. Adapun pada arus listrik searah,
muatan listrik hannya mengalir dalam satu arah saja. Contoh peralatan yang menggunakan
arus listrik searah yaitu kalkulator, remote control, jam, dan lampu senter (Abdullah,
2006).
1. Amperemeter
Amperemeter adalah alat ukur yang mengukur kuat arus (I) dalam suatu rangkaian
listrik. Untuk mengukur kuat arus pada rangkaian, alat ukur Amperemeter dipasang
dengan seri (deret) dengan elemen/komponen listrik. Apabila akan melakukan
pengukuran kuat arus yang melalui peghantar dengan menggunakan Amperemeter, alat
ukur ini dipasang seri dengan cara memotong penghantar sehingga arus listrik melalui
Amperemeter. Jarum Amperemeter akan menunjuk besaran kuat arus pada layar
monitor bila rangkaian dalam keadaan tertutup. (Ponto, 2018) Setiap alat ukur arus
listrik atau amperemeter memiliki karateristik yang berbeda, baik arus maksimum yang
didapat atau skala yang tertera pada amperemeter.
Cara membaca skala pada amperemeter yaitu dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Hasil pengukuran = ( skala yang ditunjuk : skala maksimum ) x batas ukur
(Kemmerly, 2005).
Untuk mengukur kuat arus yang mengalir melalui resistor pada rangkaian,
amperemeter dipasang secara seri dengan resistor itu (Gambar 1.a). Dengan demikian,
pada amperemeter dan resistor mengalir arus yang sama. Karena amperemeter
mempunyai resistansi, jika amperemeter dipasang pada rangkaian menyebabkan arus
menjadi berkurang.
2. Voltmeter
Voltmeter merupakan suatu alat ukur yang mengukur beda potensial dalam
suatu rangkaian. Beda Potensial disebut juga denga tegangan pada listrik. Satuan
tagangan adalah volt, dan 1 volt sama dengan 1 Joule/sekon. Tegangan disimbolkan
dengan V.
Untuk mengukur kuat arus yang mengalir melalui resistor pada rangkaian,
amperemeter dipasang secara seri dengan resistor itu (Gambar 1b). Dengan demikian,
beda potensial voltmeternya sama dengan beda potensial yang ada pada resistor.
Voltmeter juga memiliki resistansi sehingga pemasangan voltmeter akan mengurangi
hambatan antara titik a dan titik b. Akibatnya, arus yang mengalir pada rangkaian
meningkat dan mengubah tegangan pada resistor.
Cara pertama, dapat dilihat pada gambar 2a. Jika hasil pengukuran voltmeter
adalah V dan hasil pengukuran amperemeter adalah I, maka hambatan dalam
amperemeter itu adalah:
𝑉
𝑅= ……….............…………………………….. (1)
𝐼
Hambatan bagi konduktor disebut juga Resistor (R). Satuan hambatan dinamakan
Ohm (Ω). 1 ohm = 1 volt/ampere
𝑉
𝑅= atau V = I . R……………….……..(2)
𝐼
Cara kedua, dapat dilihat pada Gambar 2b. Pengukuran hambatan dilakukan dua
kali, mula-mula ketika RB belum dipasang, misalnya hasil penunjukan amperemeter
I1. Kemudian RB dipasang maka penunjukkan amperemeter akan berubah, misalnya
menjadi I2, maka hambatan dalam amperemeter itu adalah:
𝐼1−𝐼2
𝑅𝐴 = . 𝑅𝐵 …………...……………………(3)
𝐼2
2a 2b
Cara pertama, lihat Gambar 3a , kalau hasil pengukuran amperemeter adalah I dan
hasil pengukuran voltmeter adalah V maka hambatan dalam voltmeter itu adalah:
𝑉
𝑅𝑉 = 𝐼 ………........…………………………..(4)
Cara kedua, lihat Gambar 3b Pengukuran hambatan dilakukan dua kali, mula-mula
ketika RB belum dipasang, misalnya hasil penunjukan voltmeter V1. Kemudian RB
dipasang maka penunjukkan voltmeter akan berubah, misalnya menjadi V2, maka
hambatan dalam amperemeter itu adalah:
𝑉𝐼
𝑅𝑉 = . 𝑅𝐵 ………………...…………(5)
𝑉𝐼−𝑉2
3a 3b
(Tim Praktikum, 2019)
C. SUSUNAN ALAT
1. Amperemeter DC/miliamperemeter DC
2. Voltmeter DC/milivoltmeter DC
3. Sumber tegangan DC
4. Bangku hambat
5. Hambat geser
6. Kabel-kabel
D. PROSEDUR KERJA
1. Pengukuran Hambatan pada Amperemeter
Yang pertama yaitu memasang Amperemeter DC dengan rangkaian seperti yang
terlihat pada Gambar 2a. Lalu geser-geserlah hambatan geser dan catat kuat arus yang
terbaca pertama sebagai I1.
Kemudian, cabutlah kabel pada voltmeter dan menggantinya dengan bangku
hambat 0,82 Ω (Gambar 2b). Lalu ukurlah kuat arus yang tercatat pada Amperemeter
sebagai I2. Ulangi kedua langkah tersebut sebanyak 5 kali dan catatlah pada tabel hasil
pengukuran. Lakukan dengan berbagai variasi pengukuran pada hambatan geser.
E. HASIL PENGAMATAN
1. 6 0,4
2. 10 0,6
3. 12 0,7
4. 14 0,9
5. 20 1,1
nst mVoltmeter = 2 mV
nst Amperemeter = 0,1A
1 1
∆I = 2 𝑛𝑠𝑡 = 2 0,1 = 0,05 mA
b) Cara Kedua
𝑅𝐵 = 0,82 Ω
No. 𝐼1 (A) 𝐼2 (A)
1 0,30 0,25
2 0,50 0,45
3 0,75 0,70
4 1,05 1,00
5 1,95 1,80
● Cara Pertama
1 0,58 50
2 0,68 60
3 0,75 68
4 0,90 82
5 1,00 88
● Cara kedua
𝑅𝐵 = 27kΩ
1 0,58 0,50
2 0,65 0,55
3 0,75 0,60
4 0,90 0,70
5 1,20 0,85
F. ANALISIS DATA
1 0,30 0,25
0,09 0,0625 0,075
2 0,50 0,45
0,25 0,2025 0,225
3 0,75 0,70
0,5625 0,49 0,525
4 1,05 1,00
1,1025 1 1,05
5 1,95 1,80
3,8025 3,24 3,51
∑ 4,55 4,2 5,8075 4,995 5,385
1 𝛴𝑥 2 (𝛴𝑦)2 −2(𝛴𝑥𝑦)𝛴𝑥.𝛴𝑦+𝑛.(𝛴𝑥𝑦)2
● 𝑠𝑦 = √𝑛−2 |𝛴𝑦 2 − |
𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2
1 41,5
= √3 |4,995 − |
8,33
1
= √3 |4,995 − 4,981|
1
= √3 |0,014| = √0,004666 = 0,06830
𝑛
● 𝑠𝑏 = 𝑠𝑦 √𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2
5
= 0,06830√5×5,8075−20,70
5
= 0,06830 √29,03−20,70
5
= 0,06830√8,33
= 0,06830 √0,6002
= 0,06830 × 0,7747
= 0,05291
𝑆𝑏 0,05291
● Rb = × 100% = × 100%
𝑏 0,2885
= 0,1833 × 100%
= 18,33 %
𝑅𝐵 2 2 0,82 2 2
● SRA = √|− . . 𝑆 𝑏 | = √|− . . 0,05291 |
𝑏2 3 (0,2885)2 3
= √|−0,3475|2
= √0,1207
= 0,3474 A
𝑆𝑅𝐴 0,3474
● Ralat relatif = 𝑅𝐴
× 100% = × 100%
2,022
= 0,1718 × 100%
= 17,18 %
Jadi, hambatan dalam amperemeter adalah (2,022 ± 0,3474) Ω dengan ralat yaitu
sebesar 17,18%.
2
1.8 1.8
1.6
1.4
1.2
1 1
0.8
0.7
0.6
0.4 0.45
0.2 0.25
0
0.3 0.5 0.75 1.05 1.95
𝑅𝑉 (𝑉1 − 𝑉2 ) = 𝑅𝐵 .𝑉1
𝑅𝑉 . 𝑉1 − 𝑅𝑉 . 𝑉2 = 𝑅𝐵 . 𝑉1
𝑅𝑉 . 𝑉2= 𝑉1(𝑅𝑉 − 𝑅𝐵 )
𝑅𝑉 .𝑉2
𝑉1 = 𝑅
𝑉 − 𝑅𝐵
𝑅𝐵 .𝑏
𝑅𝑉 = 𝑏−1
∑
4,08 3,2 3,4714 2,125 2,74
∑2
16,6464 10,24 12,7549 4,515625 7,1276
1 (3,4714)(10,24)−2(4,08)(3,2)(2,74)+5(7,12)
= √5−2 |2,125 − 5×3,471−16,64
|
1 1,4
= √3 |2,125 − 0,71|
1
= √3 |0,125| = √0,0417 = 0,202
𝑛
● 𝑠𝑏 = 𝑠𝑦 √𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2
5
= 0,202√5 ×3,4−16,64
5
= 0,202√17−16,64
=0,202 √13,89
= 0,202 × 3,726
= 0,753
𝑆𝑏 0,753
● Rb = × 100% = × 100%
𝑏 1,806
= 0,4169× 100%
=41,69 %
2 2
𝑅𝐵 2 27.000 2
● SRV = √|− 2 . 3 . 𝑆𝑏 | = |− (1,806−1)2 .
√
3
.0,753|
(𝑏−1)
= √|20865,12|2
= 20865,12 Ω
= 0,3447 × 100%
= 34,47 %
0.7 0.7
0.6 0.6
0.55
0.5 0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.58 0.65 0.75 0.9 1.2
G. PEMBAHASAN
Berdasarkan pada praktikum yang kami lakukan, didapati beberapa persamaan sebagai
berikut :
𝑉 𝐼1 − 𝐼2 𝑉 𝑉1
RA = RA = Rb RV = RV = 𝑉 Rb
𝐼 𝐼2 𝐼 1 − 𝑉2
Pada percobaan pertama yaitu pengukuran hambatan pada Ampereter didapati bahwa
setelah rangkaian diberi hambatan, kuat arusnya pun mengecil. Ini berarti bahwa semakin
banyak hambatan yang diberikan, maka semakin kecil kuat arus yang dihasilkan.
Sama seperti halnya dengan percobaan pertama, pada percobaan kedua yaitu
pengukuran hambatan pada Voltmeter didapati bahwa setelah rangkaian diberi hambatan,
beda potensialnya pun mengecil. Ini berarti bahwa semakin banyak hambatan yang
diberikan, maka semakin kecil beda potensial yang dihasilkan.
Sedangkan hubungan kuat arus dan tegangan berbanding terbalik seiring diberi
hambatan. Sesuai dengan rumus :
𝑉
RA =
𝐼
Ket : R = Hambatan (Ω)
V = Beda Potensial (V)
I = Kuat Arus (I)
H. KESIMPULAN
dalam amperemeter sebesar (2,022 ± 0,3474) Ω dengan ralat yaitu sebesar 17,18%.
diperoleh hambatan dalam voltmeter sebesar (60,49 K ± 20,86 K) Ω dengan ralat yaitu
sebesar 34,47%.
3. Sebelum menggunakan alak ukur listrik, hendaknya memahami cara pakai dan SoP nya
karena jika tidak memahami dengan seksama akan terjadi kerusakan pada alat akibat
ketidaktelitian pengguna dalam mengoperasikannya. Catu daya positif (merah)
dihubungkan dengan positif, sedangkan catu daya negative (hitam) dihubungkan
dengan yang negative. Ketika jarum pada amperemeter dan voltmeter melebihi skala,
kurangi daya ukurnya sehingga tidak cepat rusak.
Tim Praktikum Fisika Dasar.2019. Modul Praktikum Fisika Untuk Biologi. Universitas
Negeri Malang : Malang
LAMPIRAN
Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 24%
Adapun pada arus listrik searah, muatan listrik hannya mengalir dalam satu arah saja.
Ciri umum dari arus bolak-balik, yaitu sumber tegangan berasal dari PLN sedangkan
arus searah berasal dari baterai. Contoh peralatan yang menggunakan arus listrik
searah yaitu kalkulator, remote control, jam, dan lampu senter (Abdullah, 2006). 1.
Amperemeter Amperemeter merupakan suatu alat ukur yang mengukur kuat arus (I)
dalam suatu rangkaian. Untuk mengukur kuat arus pada rangkaian, alat ukur
Amperemeter dipasang dengan seri (deret) dengan elemen/komponen listrik.
Apabila akan melakukan pengukuran kuat arus yang melalui peghantar dengan
menggunakan Amperemeter, alat ukur ini dipasang seri dengan cara memotong
penghantar sehingga arus listrik melalui Amperemeter. Jarum Amperemeter akan
menunjuk besaran kuat arus pada layar monitor bila rangkaian dalam keadaan
tertutup.