Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Elektronika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari


tentang pengendalian arus listrik yang dapat di operasikan
dengan cara mengontrol aliran elektron, pengendalian elektron
ini terjadi dalam ruangan hampa atau ruang yang berisi gas
bertekanan rendah seperti tabung gas dan bahan semikonduktor.
Komponen Elektronika merupakan komponen atau bahan utama
dalam pembuatan suatu alat elektronika dimana mereka
memiliki fungsi serta cara kerja masing-masing. Untuk dapat
menggunakannya kita harus memahami terlebih dahulu fungsi
dari komponen itu masing-masing. Pemahaman tentang
elektronika sangat penting, salah satunya adalah focus dengan
elektronika dasar yang dititikberatkan pada berbagai komponen
dan rangkaian. Dengan praktikum ini, kita mungkin bisa
mendapatkan basis/fondasi dalam memahami elektronika.

1.2 Tujuan
a. Mengenal komponen elektronika pasif dan aktif
b. Mengetahui kode komponen dan cara membacanya
c. Mengetahui nilai komponen dengan melihat pada kode
serta data sheet

1.3 Alat dan Bahan


a. Resistor = 2 buah
b. Resistor Varible/Potensiometer = 1 buah
c. Kapasitor non polar = 1 buah
d. Kapasitor polar = 2 buah
e. Dioda = 1 buah
f. Dioda bridge = 1 buah
g. Dioda zener = 1 buah
h. Multimeter = 1 buah

1
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Elektronika


Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari
alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara
mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam
suatu alat seperti komputer, peralatan
elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya.
Tabung-tabung hampa, tabung berisi gas, transistor, dan
sebagainya merupakan contoh dari alat-alat tersebut dan dikenal
sebagai peralatan elektronika. Gerakan electron dari alat-alat ini
biasanya dikendalikan oleh penggunaan medan listrik
(Chattopadyay, 1989).
Bahan-bahan komponen elektronika yaitu bahan-bahan
yang menentukan kinerja (performance) dari peralatan/
komponen listrik-elektronika dan sistem insulasinya, seperti
dalam membangkitkan, mentransmisikan, menyearahkan,
memperkuat, dan memodulasi sinyal listrik. Dalam bekerjanya
peralatan dan komponen listrik/elektronika, bahan-bahan
tersebut mengalami medan listrik/ medan magnet (Basuki,
2009).

2.2 Komponen elektronik


Komponen elektronika berupa sebuah alat berupa benda
yang menjadi bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang
dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya. Mulai dari yang
menempel langsung pada papan rangkaian baik berupa PCB,
CCB, Protoboard maupun Veroboard dengan cara disolder atau
tidak menempel langsung pada papan rangkaian (dengan alat
penghubung lain, misalnya kabel). Komponen elektronika ini
terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika, yang terdiri dari

2
satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, untuk
desain rangkaian yang diinginkan dapat berfungsi sesuai dengan
fungsi masing-masing komponen, ada yang untuk mengatur arus
dan tegangan, meratakan arus, menyekat arus, memperkuat
sinyal arus dan masih banyak fungsi lainnya. Komponen
elektronika terdiri dari komponen aktif dan pasif.

2.2.1 Komponen Pasif


Komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang
bekerja tanpamemerlukan arus listrik sehingga tidak bisa
menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat
mengubah suatu energi ke bentuk lainnya. Komponen pasif
diantaranya:
1. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi
untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir
dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi
resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah
satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif.
Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan
dilambangkan dengan simbol Omega (). Sesuai hukum Ohm
bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya
(Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi
dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai
yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui
dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu
pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor
tersebut.

Simbol Resistor

3
Berikut adalah simbol resistor dalam bentukgambar ynag
sering digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika.

Gambar 2.1 Jenis-jenis Resistor

Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang


berhubungan dengan resistor disimbolkan dengan huruf R.
Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap
disimbolkan dengan huruf R, resistor variabel disimbolkan
dengan huruf VR dan untuk resistorjenis potensiometer ada
yang disimbolkan dengan huruf VR dan POT.

2. Kapasitor
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah
suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik,
dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal

4
dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang
disebut Farad dari nama Michael Faraday.
a. Jenis kapasitor

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua


kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki
cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada


skema elektronika.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai


kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif
atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat
pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti
tablet atau kancing baju.

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada


skema elektronika.
b. Fungsi kapasitor
Fungsi kapasitor yang terdapat dalam sebuah
rangkaian/sistem elektronika adalah sebagai berikut:
Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan
rangkaian yang lain (pada power supply).
Sebagai filter/penyaring dalam rangkaian power supply.
Sebagai frekuensi dalam rangkaian antena.
Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon.
Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada
saklar
Untuk menyimpan arus/tegangan listrik.
Untuk arus DC berfungsi sebagai isolator/penahan arus
listrik, sedangkan untuk arus AC berfungsi sebagai
konduktor/melewatkan arus listrik.

5
Perata tegangan DC pada pengubah AC to DC. Pembangkit
gelombang AC atau oscilator, dan sebagainya.

2.2.2 Komponen Aktif


Komponen aktif ialah jenis komponen elektronika yang
memerlukan arus listrik agar dapat bekerja dalam rangkaian
elektronika yang dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal
listrik, serta dapat mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Salah satu komponen aktif yaitu:

Dioda
Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat
dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus
listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering
dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika.
Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu
Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang
berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat
mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n
(Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

Fungsi Dioda and Jenis-jenisnya


Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa
Jenis, diantaranya adalah :
a. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang
berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
b. Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan
juga sebagai penstabil tegangan.
c. Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun
lampu penerangan
d. Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
e. Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali

6
Gambar 2.2 Jenis-jenis Dioda

Simbol Dioda
Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan
komponen Elektronika aktif yang terdiri dari 2 tipe bahan yaitu
bahan tipe-p dan tipe-n :

Gambar 2.3 Simbol Dioda

BAB III

7
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan pada praktikum komponen elektronika,


diperoleh data:
Tabel 3.1 Komponen Elektronika
N Nama
Kode
o Komponen
Warna:
1: Coklat
1 Resistor 2: Merah
3: Merah
4: Emas
Warna:
1:
Oranye
2 Resistor 2: Putih
3: Hitam
4: Merah
5: Coklat
3 Potensiometer B100K
Kapasitor non
4 10nJ100
polar
1200uF5
5 Elco
0V
6 Elco 47uF35V
7 Dioda IN4001
8 Dioda Zener IN4734
9 Dioda Bridge W10M

3.1 Pembahasan
1. Resistor
A. Pengukuran Resistor (Teori) dengan cara membaca nilai
kode warna resistor.
Langkah-langkah untuk membaca Resistor :
1. Ambil satu komponen resistor
2. Baca kode warna yang terdapat pada badan resistor,
dengan arah baca dari kiri ke kanan.
Cincin 1 : Kode warna
Cincin 2 : Kode warna
Cincin 3 : Pengali
Cincin 4 : Toleransi

8
Tabel 3.2 Kode Warna Resistor Tabel 3.3 Toleransi
dan Pengali
Hitam 0 Hijau 5 Hijau 0,5
Pengali 100 Pengali 105 %
Coklat 1 Biru 6 Coklat
1
Pengali 10 Pengali 106 1%
Merah 2 Ungu 7 Merah
2
Pengali 10 Pengali 107 5%
Jingga 3 Abu-abu 8 Emas
3
Pengali 10 Pengali 108
5%
Kuning 4 Putih 9
4 Silver/Putih
Pengali 10 Pengali 109
10%
Tak ada
cincin 20%

Gambar 3.1 Resistor

Pada gambar diatas dapat kita baca nilai resistor


1. Resistor coklat:
Cincin 1 : Coklat = Kode warna = 1
Cincin 2 : Merah = Kode warna = 2
Cincin 3 : Merah = Pengali = 102
Cincin 4 : Emas = Toleransi = 5%
Jadi nilai Resistor tersebut = 1200 dengan toleransi 5%
2. Resistor biru:
Cincin 1 : Oranye = Kode warna = 3
Cincin 2 : Putih = Kode warna = 9
Cincin 3 : Hitam = Kode warna = 1
Cincin 4 : Merah = Pengali = 103
Cincin 5 : Coklat = Toleransi = 1%

9
Jadi nilai Resistor tersebut = 391000 dengan toleransi
1%
B. Pengukuran Resistor (Praktek) dengan menggunakan alat
ukur multimeter atau avometer (digital).
1. Siapkan multimeter analog
2. Periksa jarum penunjuk meter apakah tepat pada angka nol
3. Jika belum putar sekrup pengatur kedudukan jarum
penunjuk meter ke kiri atau ke kanan dengan
menggunakan obeng pipih (-) kecil, lakukan kalibrasi

4. Pasang Probe pada konektor + (kawat merah) dan (kawat


hitam)

5. Putar range selektor switch ke skala Ohmmeter

6. Tempelkan probe + ke probe agar terjadi Short Circuit

7. Pastikan jarum penunjuk sudah mengarah ke angka nol


pada skala ohmmeter atau tidak, jika belum maka putar
zero adjustment agar jarum menunjuk ke nol

8. Hubungkan Probe + dan pada ujung-ujung komponen


resistor, jika jarum skala terbaca 12 dan selektor pada
range x100, maka resistor terbaca 1200.
2. Potensiometer
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor
yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya.
Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong
dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur,
Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft
atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.

10
Gambar 3.2 Potensiometer
Kode pada Potensiometer
a. Kode A : kode ini untuk mewakili/meng-kodekan
pots/potensiometer jenis/tipe logaritmis
b. Kode B : kode ini untuk mewakili/meng-kodekan
pots/potensiometer jenis/tipe linier
c. Kode C : kode ini untuk mewakili/meng-kodekan
pots/potensiometer jenis/tipe reverse log
d. Kode K : kode ini simbol untuk simbol nilai resistansi
potensiometer tersebut
Pada gambar diatas menunjukan kode B100K artinya:
B : Potensiometer tipe linear
100K : nilai resistansi = 100.000K

3. Kapasitor
A. Kapasitor non polar
Pembacaan Kode Kapasitansi Kapasitor
Ditulis dengan tiga digit maka angka ketiga menyatakan
banyak nol dengan menggunakan satuan pF. Jika ditulis dengan
dua digit maka menyatakan kapasitansinya langsung dalam
satuan pF. Sedangkan apabila ditulis dengan tanda titik di
depannya maka menyatakan kapasitansinya langsung dalam
satuan F. Huruf dibelakang angka menandakan toleransi dari
nilai kapasitor.

Tabel 3.4 Toleransi Kapasitor


Toleransi
B = 0.10 pF E = 0.5% H = 3% M = 20%
C = 0.25 pF F = 1% J = 5% Z = + 80% dan
-20%
D = 0.5 pF G = 2% K = 10%

11
Kode : 10nJ100
Nilai Kapasitor = 10 x 100
Nilai Kapasitor = 10 x 1
Nilai Kapasitor = 10 nF
Toleransi = 10nF + 5% dan
Jadi Nilai Kapasitor 10nJ100 = 10nF = 10 x 103 pF.

B. Kapasitor polar/ Elco


Pembacaan Kode Kapasitansi Kapasitor
Kapasitor polar memiliki kutub positif dan negatif, seperti pada
gambar dibawah untuk menentukan kutub positif atau negatif
pada kaki kapasitor dapat dilihat ada bagian putih pada salah
satu sisi kapasitor, hal itu menunjukkan kutub negatif kapasitor

Gambar 3.3 Kapasitor polar (Elco)

Kode pada kapasitor polar


1200uF = batas kapasitansi kapasitor pada 1200uF
50 V = batas tegangan kerja kapasitor pada 50V

4. Dioda
Karakteristik diode
Setiap tipe dioda dibuat untuk keperluan-keperluan
tertentu dalam penggunaannya pada rangkaian elektronik,
karena itu setiap dioda mempunyai karakteristik tersendiri
yang meliputi kemampuan dilalui arus, kemampuan
menangani tegangan, bentuk fisik dan lain-lain. Karakteristik
ini bisa dilihat dalam lembaran data dioda.
Beberapa besaran yang penting untuk diketahui dan difahami
adalah :

12
IF (arus maju)
VFD (tegangan maju) dan
PIV.
IF (Current Forward) adalah arus maju maksimal (dalam
Ampere), maksudnya batasan arus yang mengalir pada dioda
ketika dioda dalam fungsi menghantar. Batasan arus ini tidak
boleh dilampaui karena akan membuat dioda menjadi rusak.
Contoh penggunaan yang melampaui batas : Dioda 1N4001
digunakan sebagai penyearah dari transformator 3A untuk
keperluan menghidupkan sebuah blender DC yang menarik
arus sebesar 2,5A. Dioda 1N4001 hanya mempunyai IF
sebesar 1A. Dengan penggunaan seperti itu dioda akan rusak
seketika.
Besaran arus IF sering dijadikan orang sebagai penyebutan
untuk tipe dioda tertentu. Misalnya dioda 1N4002 sering
disebut orang dengan dioda 1A dan dioda 1N5402 disebut
orang dengan dioda 3A. Ini karena 1N4002 mempunyai IF 1A
dan 1N5402 mempunyai IF 3A.
Penamaan dioda Amerika dimulai dengan angka 1 kemudian
diikuti huruf N dan lalu beberapa angka. Contoh : 1N4001.
Angka 1 berarti dioda, huruf N berarti No-heating yaitu
bukan bagian tabung vakum yang selalu memerlukan
pemanas, dan angka-angka setelahnya adalah nomor seri
dioda.

Data sheet dioda


Tabel 3.5 Data Sheet Dioda

13
Pembacaan kode pada diode

Gambar 3.4 Dioda


Seperti yang sudah disebuatkan di atas IN4001 artinya:
I = Dioda
N = No heating
4001 = No seri diode (4 = 1A, 50V)

5. Diode Zener
Dioda zener adalah salah satu jenis dioda yang memiliki
sisi exsklusif pada daerah breakdownnya, sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai stabilizer atau pembatas
tegangan. Struktur dioda zener hampir sama dengan dioda pada
umumnya, hanya konsentrasi doping saja yang
berbeda. Penerapan dioda zener yang paling penting adalah
sebagai regulator atau stabilizer tegangan (voltage
regulator). Rangkaian dasar stabilizer tegangan menggunakan

14
dioda zener dapat dilihat pada gambar dibawah. Agar rangkaian
ini dapat berfungsi dengan baik sebagai stabilizer tegangan,
maka dioda zener harus bekerja pada daerah breakdown. Yaitu
dengan memberikan tegangan sumber (Vi) harus lebih besar dari
tegangan dioda zener (Vz).

Gambar 3.5 Dioda Zener

Data sheet diode zener

Tabel 3.6 Data Sheet Dioda Zener

15
Pembacaan Kode Dioda Zener
Untuk mengetahui kode pada diode zener kita harus melihat
pada data sheet di atas. Pada gambar di atas tertulis kode
IN4734 artinya:
I = Dioda
N = No heating
4734 = Batas kerja diode pada 5,6 V (lihat data sheet)

6. Dioda Bridge

Dioda bridge adalah empat buah dioda yang dirangkai


membentuk sebuah jembatan. Dioda bridge digunakan sebagai
penyearah arus bolak-balik (AC) satu gelombang penuh sehingga
dihasilkan tegangan searah (DC) yang lebih baik dan minim
noise. Berikut adalah gambar dari dioda bridge.

16
Gambar 3.6 Rangkaian Dioda Bridge Gambar 3.7
Komponen Dioda Bridge

Fungsi Dioda Bridge

Fungsi utama dari dioda bridge ini adalah sebagai


penyearah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) satu
gelombang penuh, sehingga kualitas arus DC yang dihasilkan
menjadi lebih baik dan minim noise. Dioda bridge banyak
diaplikasikan pada berbagai macam rangkaian power supply.

Pembacaan Kode Dioda Bridge


Kode MIC W10M artinya batas arus pada diode bridge = 1A

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan


N Nama Nilai Komponen
Kode
o Komponen
Warna:
1: Coklat
1 Resistor 2: Merah 1200
3: Merah
4: Emas

17
Warna:
1:
Oranye
2 Resistor 2: Putih 391000
3: Hitam
4: Merah
5: Coklat
3 Potensiometer B100K 10000
Kapasitor non 10 nF/10.000 pF
4 10nJ100
polar
Kapasitas kerja = 1200
1200uF5
5 Elco uF
0V
Batas tegangan = 50 V
Kapasitas kerja = 47 uF
6 Elco 47uF35V
Batas tegangan = 35 V
7 Dioda IN4001 Batas kerja arus = 1 A
Batas Kerja Tegangan =
8 Dioda Zener IN4734
5,6 A
9 Dioda Bridge W10M Batas kerja arus = 1 A

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan mengenai wujud dan nilai pada


komponen elektronika, dapat disimpulkan bahwa:

18
1. Komponen elektronika terdiri dari komponen aktif seperti
dioda, transistor, IC, dan lain-lain. serta komponen pasif
seperti resistor, kapasitor, dan lain-lain.
2. Nilai komponen dapat dihitung secara manual dengan
mengacu kepada kode yang tertera pada komponen.
3. Menentukan polaritas komponen dapat dilihat secara langsung
atau dapat diukur menggunakan multimeter.
4. Kode pada komponen berfungsi untuk menentukan batas kerja
pada suatu komponen.
5. Melihat datasheet dapat mempermudah dan menganalisa
karakteristik komponen.

19

Anda mungkin juga menyukai