PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mengenal komponen elektronika pasif dan aktif
b. Mengetahui kode komponen dan cara membacanya
c. Mengetahui nilai komponen dengan melihat pada kode
serta data sheet
1
BAB II
KAJIAN TEORI
2
satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, untuk
desain rangkaian yang diinginkan dapat berfungsi sesuai dengan
fungsi masing-masing komponen, ada yang untuk mengatur arus
dan tegangan, meratakan arus, menyekat arus, memperkuat
sinyal arus dan masih banyak fungsi lainnya. Komponen
elektronika terdiri dari komponen aktif dan pasif.
Simbol Resistor
3
Berikut adalah simbol resistor dalam bentukgambar ynag
sering digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika.
2. Kapasitor
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah
suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik,
dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal
4
dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang
disebut Farad dari nama Michael Faraday.
a. Jenis kapasitor
5
Perata tegangan DC pada pengubah AC to DC. Pembangkit
gelombang AC atau oscilator, dan sebagainya.
Dioda
Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat
dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus
listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering
dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika.
Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu
Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang
berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat
mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n
(Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
6
Gambar 2.2 Jenis-jenis Dioda
Simbol Dioda
Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan
komponen Elektronika aktif yang terdiri dari 2 tipe bahan yaitu
bahan tipe-p dan tipe-n :
BAB III
7
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
1. Resistor
A. Pengukuran Resistor (Teori) dengan cara membaca nilai
kode warna resistor.
Langkah-langkah untuk membaca Resistor :
1. Ambil satu komponen resistor
2. Baca kode warna yang terdapat pada badan resistor,
dengan arah baca dari kiri ke kanan.
Cincin 1 : Kode warna
Cincin 2 : Kode warna
Cincin 3 : Pengali
Cincin 4 : Toleransi
8
Tabel 3.2 Kode Warna Resistor Tabel 3.3 Toleransi
dan Pengali
Hitam 0 Hijau 5 Hijau 0,5
Pengali 100 Pengali 105 %
Coklat 1 Biru 6 Coklat
1
Pengali 10 Pengali 106 1%
Merah 2 Ungu 7 Merah
2
Pengali 10 Pengali 107 5%
Jingga 3 Abu-abu 8 Emas
3
Pengali 10 Pengali 108
5%
Kuning 4 Putih 9
4 Silver/Putih
Pengali 10 Pengali 109
10%
Tak ada
cincin 20%
9
Jadi nilai Resistor tersebut = 391000 dengan toleransi
1%
B. Pengukuran Resistor (Praktek) dengan menggunakan alat
ukur multimeter atau avometer (digital).
1. Siapkan multimeter analog
2. Periksa jarum penunjuk meter apakah tepat pada angka nol
3. Jika belum putar sekrup pengatur kedudukan jarum
penunjuk meter ke kiri atau ke kanan dengan
menggunakan obeng pipih (-) kecil, lakukan kalibrasi
10
Gambar 3.2 Potensiometer
Kode pada Potensiometer
a. Kode A : kode ini untuk mewakili/meng-kodekan
pots/potensiometer jenis/tipe logaritmis
b. Kode B : kode ini untuk mewakili/meng-kodekan
pots/potensiometer jenis/tipe linier
c. Kode C : kode ini untuk mewakili/meng-kodekan
pots/potensiometer jenis/tipe reverse log
d. Kode K : kode ini simbol untuk simbol nilai resistansi
potensiometer tersebut
Pada gambar diatas menunjukan kode B100K artinya:
B : Potensiometer tipe linear
100K : nilai resistansi = 100.000K
3. Kapasitor
A. Kapasitor non polar
Pembacaan Kode Kapasitansi Kapasitor
Ditulis dengan tiga digit maka angka ketiga menyatakan
banyak nol dengan menggunakan satuan pF. Jika ditulis dengan
dua digit maka menyatakan kapasitansinya langsung dalam
satuan pF. Sedangkan apabila ditulis dengan tanda titik di
depannya maka menyatakan kapasitansinya langsung dalam
satuan F. Huruf dibelakang angka menandakan toleransi dari
nilai kapasitor.
11
Kode : 10nJ100
Nilai Kapasitor = 10 x 100
Nilai Kapasitor = 10 x 1
Nilai Kapasitor = 10 nF
Toleransi = 10nF + 5% dan
Jadi Nilai Kapasitor 10nJ100 = 10nF = 10 x 103 pF.
4. Dioda
Karakteristik diode
Setiap tipe dioda dibuat untuk keperluan-keperluan
tertentu dalam penggunaannya pada rangkaian elektronik,
karena itu setiap dioda mempunyai karakteristik tersendiri
yang meliputi kemampuan dilalui arus, kemampuan
menangani tegangan, bentuk fisik dan lain-lain. Karakteristik
ini bisa dilihat dalam lembaran data dioda.
Beberapa besaran yang penting untuk diketahui dan difahami
adalah :
12
IF (arus maju)
VFD (tegangan maju) dan
PIV.
IF (Current Forward) adalah arus maju maksimal (dalam
Ampere), maksudnya batasan arus yang mengalir pada dioda
ketika dioda dalam fungsi menghantar. Batasan arus ini tidak
boleh dilampaui karena akan membuat dioda menjadi rusak.
Contoh penggunaan yang melampaui batas : Dioda 1N4001
digunakan sebagai penyearah dari transformator 3A untuk
keperluan menghidupkan sebuah blender DC yang menarik
arus sebesar 2,5A. Dioda 1N4001 hanya mempunyai IF
sebesar 1A. Dengan penggunaan seperti itu dioda akan rusak
seketika.
Besaran arus IF sering dijadikan orang sebagai penyebutan
untuk tipe dioda tertentu. Misalnya dioda 1N4002 sering
disebut orang dengan dioda 1A dan dioda 1N5402 disebut
orang dengan dioda 3A. Ini karena 1N4002 mempunyai IF 1A
dan 1N5402 mempunyai IF 3A.
Penamaan dioda Amerika dimulai dengan angka 1 kemudian
diikuti huruf N dan lalu beberapa angka. Contoh : 1N4001.
Angka 1 berarti dioda, huruf N berarti No-heating yaitu
bukan bagian tabung vakum yang selalu memerlukan
pemanas, dan angka-angka setelahnya adalah nomor seri
dioda.
13
Pembacaan kode pada diode
5. Diode Zener
Dioda zener adalah salah satu jenis dioda yang memiliki
sisi exsklusif pada daerah breakdownnya, sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai stabilizer atau pembatas
tegangan. Struktur dioda zener hampir sama dengan dioda pada
umumnya, hanya konsentrasi doping saja yang
berbeda. Penerapan dioda zener yang paling penting adalah
sebagai regulator atau stabilizer tegangan (voltage
regulator). Rangkaian dasar stabilizer tegangan menggunakan
14
dioda zener dapat dilihat pada gambar dibawah. Agar rangkaian
ini dapat berfungsi dengan baik sebagai stabilizer tegangan,
maka dioda zener harus bekerja pada daerah breakdown. Yaitu
dengan memberikan tegangan sumber (Vi) harus lebih besar dari
tegangan dioda zener (Vz).
15
Pembacaan Kode Dioda Zener
Untuk mengetahui kode pada diode zener kita harus melihat
pada data sheet di atas. Pada gambar di atas tertulis kode
IN4734 artinya:
I = Dioda
N = No heating
4734 = Batas kerja diode pada 5,6 V (lihat data sheet)
6. Dioda Bridge
16
Gambar 3.6 Rangkaian Dioda Bridge Gambar 3.7
Komponen Dioda Bridge
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
17
Warna:
1:
Oranye
2 Resistor 2: Putih 391000
3: Hitam
4: Merah
5: Coklat
3 Potensiometer B100K 10000
Kapasitor non 10 nF/10.000 pF
4 10nJ100
polar
Kapasitas kerja = 1200
1200uF5
5 Elco uF
0V
Batas tegangan = 50 V
Kapasitas kerja = 47 uF
6 Elco 47uF35V
Batas tegangan = 35 V
7 Dioda IN4001 Batas kerja arus = 1 A
Batas Kerja Tegangan =
8 Dioda Zener IN4734
5,6 A
9 Dioda Bridge W10M Batas kerja arus = 1 A
BAB V
KESIMPULAN
18
1. Komponen elektronika terdiri dari komponen aktif seperti
dioda, transistor, IC, dan lain-lain. serta komponen pasif
seperti resistor, kapasitor, dan lain-lain.
2. Nilai komponen dapat dihitung secara manual dengan
mengacu kepada kode yang tertera pada komponen.
3. Menentukan polaritas komponen dapat dilihat secara langsung
atau dapat diukur menggunakan multimeter.
4. Kode pada komponen berfungsi untuk menentukan batas kerja
pada suatu komponen.
5. Melihat datasheet dapat mempermudah dan menganalisa
karakteristik komponen.
19