Anda di halaman 1dari 8

Tugas 2 : Instrumentasi Sistem Pengaturan

Pengukuran Suhu Air (30C-95C) Menggunakan Termistor


NTC

Luthfi Arfiansyah
2213106048

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2014

Luthfi Arfiansyah / 2213106048 / Tugas 2 Instrumentasi Sistem Pengaturan

Dasar Teori
Nama termistor berasal dari Thermally Sensitive Resistor. Termistor biasanya termasuk
material-material semikonduktor yang dibagi dua golongan:oksida logam dan semikonduktor
kristal tunggal. Negative Temperature Coefficient (NTC) pertama kali ditemukan oleh Faraday
pada perak sulfid pada tahun 1833. Pemahaman tentang termistor oksida ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat oleh becker, Vervey pada akhir tahun 1940-an. Termistor
kristal germanium dipelajari oleh Lark-Horovitz dkk pada tahun 1946, dan olehestermann
(meneliti Si), Hung dan Gliessman pada tahun 1950, Friedberg padatahun 1951, dan kemudian Fritzsche
dan Kunzler dkk. Silikon pada suhu rendah dipelajari oleh Morin, Maita dan Cralson pada tahun 19541955. Broom juga mempelajari termometer GaAs pada tahun 1958.
Termistor atau thermal resistor adalah suatu jenis resistor yang sensitive terhadap
perubahan suhu. Prinsipnya adalah memberikan perubahan resistansi yang sebanding dengan
perubahan suhu. Perubahan resistansi yang besar terhadap perubahan suhu yang relatif kecil
menjadikan termistor banyak dipakai sebagai sensor suhu yang memiliki ketelitian dan
ketepatan yang tinggi. Termistor yang dibentuk dari bahan oksida logam campuran (sintering
mixture), kromium, kobalt, tembaga, besi, atau nikel, berpengaruh terhadap karakteristik
termistor, sehingga Pemilihan bahan oksida tersebut harus dengan perbandingan tertentu.
Dimana termistor merupakan salah satu jenis sensor suhu yang mempunyai koefisien
temperatur yang tinggi.
Komponen dalam termistor ini dapat mengubah nilai resistansi karena adanya
perubahan temperatur. Dengan demikian dapat memudahkan kita untuk mengubah energi
panas menjadi energi listrik. Termistor dapat dibentuk dalam bentuk yang berbeda-beda,
bergantung pada lingkunganyang akan dicatat suhunya. Lingkungan ini termasuk kelembaban
udara, cairan, permukaan padatan, dan radiasi dari gambar dua dimensi. Maka, termistor bisa
berada dalam alatalat seperti disket, mesin cuci, tasbih (manik-manik), balok,dan satelit.
Ukurannya kecil dibandingkan dengan termometer lain, ukurannya dalam range 0.2mm sampai
2mm. Termistor dibedakan dalam 2 jenis, yaitu termistor yang mempunyaikoefisien negatif,
yang disebut NTC (Negative Temperature Coefisient), temistor yang mempunyai koefisien
positif yang disebut PTC (Positive TemperatureCoefisient). Kedua jenis termistor ini
mempunyai fungsinya masing masing, tetapidi pasaran, yang lebih banyak digunakan adalah
termistor NTC. Karena termistor NTC material penyusunnya yaitu metal oksida, dimana
harganya lebih murah darimaterial penyusun PTC yaitu Kristal tunggal.

Luthfi Arfiansyah / 2213106048 / Tugas 2 Instrumentasi Sistem Pengaturan

NTC merupakan termistor yang mempunyai koefisient negatif. Dimana bahannya


terbuat dari logam oksida yaitu dari serbuk yang halus kemudian dikompress dan disinter pada
temperatur yang tinggi. Kebanyakan pada material penyusun termistor biasa mengandung
unsur - unsur seperti Mn2O3, NiO, CO2O3, Cu2O, Fe2O3, TiO2, dan U2O3. Oksida-oksida ini
sebenarnya mempunyai resistansi yang sangat tinggi, tetapi dapat diubah menjadi bahan
semikonduktor dengan menambahkan beberapa unsur lain yang mempunyai valensi yang
berbeda disebut dengan doping dan pengaruh dari resistansinya dipengaruhi perubahan
temperatur yang diberikan. Thermistor logam oksida digunakan dalam daerah 2000K sampai
7000K. Untuk digunakan pada temperatur yang sangat tinggi, thermistor dibuat dari Al2O3,
BeO, MgO, Y2O3, dan Dy2O3.
Bahan dan Peralatan yang digunakan

Thermistor NTC (Water Resistant, @25C = 10k1%, -30C - +105C)

Gambar 1 Thermistor NTC yang digunakan

Termometer sebagai pembanding (Krisbow KW0600308, -40C - +250C, Resolusi


0,1, Akurasi 2%2)

Gambar 2 Termometer krisbow KW0600308

Objek yang diukur (air) dan bejana


Multimeter (Krisbow KW0600270) dengan spesifikasi:

Luthfi Arfiansyah / 2213106048 / Tugas 2 Instrumentasi Sistem Pengaturan


Tabel 1 Spesifikasi Multimeter Krisbow KW0600270

Rangkaian Regulator Tegangan 5V


Vreg
5V

9V DC

Voutput
5V
10k

0,33F

0,1F

GND

Gambar 3 Rangkaian regulator tegangan 5V

Rangkaian Jemabatan Wheatstone (3 resistor 20k & 1 untuk Thermistor, Vs=5V)


NTC

20k

20k

20k

10K

Gambar 4 Jembatan Wheatstone

Pemanas Air

Luthfi Arfiansyah / 2213106048 / Tugas 2 Instrumentasi Sistem Pengaturan

Metode Pengukuran
Lokasi pengukuran : Kamar Kos Jl. Arsitektur Blok J-39

Pengukuran nilai Resistansi dari sensor


Metode ini menggunakan ohmmeter yang langsung digunakan untuk mengukur
perubahan resistansi dari thermistor NTC

Gambar 5 Pengukuran resistansi NTC terhadap suhu

Gambar 6 Proses pemanasan air

Luthfi Arfiansyah / 2213106048 / Tugas 2 Instrumentasi Sistem Pengaturan

Pengukuran nilai Tegangan dari Jembatan Wheatstone


Metode ini menggunakan jembatan Wheatstone dengan salah satu resistornya diganti
dengan thermistor NTC

Gambar 7 Pengukuran keluaran tegangan dari jembatan Wheatstone

Data Hasil Percobaan


1. Pengukuran nilai resistansi dari sensor
Tabel 2 Hasil pengukuran resistansi

Suhu (C)
30
35,1
40
45,2
50,2
55
60
65
70
75,1
80
85
90
95

Resistansi (k)
7,8
6,66
5,12
4,19
3,48
2,85
2,32
1,75
1,5
1,38
1,22
1,01
0,88
0,75

Luthfi Arfiansyah / 2213106048 / Tugas 2 Instrumentasi Sistem Pengaturan

Dari data diatas dapat diketahui grafik perubahan resistansinya terhadap suhu seperti
berikut ini

Pengukuran Resistansi Thermistor NTC


9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0

20

40

60

80

100

Gambar 8 Grafik antara suhu dan resistansi NTC

Terlihat bahwa perubahan resistansi thermistor mendekati kurva non linier khususnya
berbentuk eksponensial menurun.
2. Pengukuran output tegangan menggunakan jembatan wheatstone
Tabel 3 Tabel hasil percobaan termistor NTC dengan jembatan wheatstone

Suhu (C) Tegangan (V)


30,8
1,219
35,2
1,357
40,1
1,535
45
1,65
50,1
1,799
55
1,906
60
1,979
65
2,054
70,1
2,121
75,3
2,171
80
2,211
85
2,252
90
2,279
95
2,303
Dari data diatas dapat diketahui grafik perubahan teganganya terhadap suhu seperti
berikut ini

Luthfi Arfiansyah / 2213106048 / Tugas 2 Instrumentasi Sistem Pengaturan

Pengukuran Menggunakan Jembatan


Wheatstone
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0

20

40

60

80

100

Gambar 9 Grafik antara suhu dan tegangan keluaran dari jembatan wheatstone

Dari grafik diatas keluaran dari jembatan wheatstone mendekati kurva linier antara
keluaran tegangan dengan suhu meskipun perubahan nilai resistansi dari NTC
merupakan non-linier.
Kesimpulan
Thermistor NTC memiliki karakteristik nilai resistansinya menurun seiring dengan
kenaikan suhu yang membentuk kurva non linear untuk setiap perubahan resistansinya
terhadap perubahan suhu yang mendekati kurva eksponensial menurun.
Jembatan wheatstone menghasilkan tegangan yang linier terhadap perubahan suhu
meskipun perubahan dari resistansi NTC non-linier. Pemilihan resistor 20k pada kaki-kaki
jembatan wheatstone selain NTC untuk menghindari nilai tegangan minus pada saat nilai
resistansi NTC diatas 10k atau pada saat suhu air dibawah 25C

Anda mungkin juga menyukai