Anda di halaman 1dari 7

PERCOBAAN

SENSOR SUHU THERMOCOUPLE (Simulasi)

1. Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui karakteristik
dan prinsip operasi thermocouple.

2. Dasar Teori
Jika dua kawat dari bahan metal yang tidak sama dihubungkan dalam sebuah lintasan
tertutup (loop) seperti ditunjukkan Gambar 1 dan dua titik sambungan (junction) A B,
maka arus akan mengalir sekeliling loop.

Gambar 1 Prinsip Thermocouple

Arus ini timbul akibat tegangan gaya gerak listrik (ggl) atau electromotive force (emf),
yang dihasilkan dari penju mlahan aljabar dua efek, yaitu efek Peltier dan efek Thomson.
Efek Peltier adalah emf yang timbul pada tiap-tiap dua junction A dan B, yang
ditunjukkan dengan symbol eA dan eB. Emf ini tergantung pada ‘suhu mutlak’ dua
junction. Jika A lebih panas daripada B maka didapatkan emf resultan, ep, yaitu

Dimana P adalah Koefisien Peltier.

Setiap kawat pada loop menghasilkan tegangan emf yang kecil, e1 dan e2, seperti
ditunjukkan pada Gambar 1. Tegangan ini terjadi akibat adanya perbedaan suhu diantara
dua ujung kawat. Besar tegangan emf berbeda untuk tiap jenis kawat yang berbeda.
Jika T1 adalah Koefisien Thomson untuk metal T1, dan T2 adalah Koefisien Thomson
untuk metal 2, maka

Sehingga emf resultannya adalah:

Dengan penggabungan kedua efek diatas diperoleh emf sekeliling loop sebesar:

Dalam prakteknya nilai Koefisien Thomson T1 dan T2 lebih kecil daripada Koefisien
Peltier, P. Untuk suatu pasangan metal yang diberikan keduanya dapat digabungkan
menjadi satu konstanta, misalnya K. Sehingga:

Mengacu pada Gambar 1, jika resistansi loop total adalah R, maka diperoleh arus loop:

Diperoleh

Dengan demikian, jika salah satu junction, katakanlah B berada pada suhu yang diketahui
dan disebut cold junction atau reference junction, kemudian dengan mengukur arus i, kita
dapat menentukan suhu pada ujung junction yang lain atau yang disebut hot junction,
dengan catatan nilai K dan R diketahui.

Dalam rangka mengukur arus, suatu meter harus disisipkan pada loop, seperti
ditunjukkan pada Gambar 2. Meter ini memiliki beberapa jenis metal yang digunakan
sebagai konstruksi internalnya, sehingga terdapat banyak junction didalamnya.
Pertanyaannya adalah apakah junction tambahan ini mempengaruhi emf yang dihasilkan?
Gambar 2 Ilustrasi Intermediate Metal
Hukum Intermediate Metal menyatakan bahwa berapapun junction tambahan yang
dtambahkan pada rangkaian tidak akan mempengaruhi emf yang dihasilkan dengan syarat
semua junction tambahan tersebut berada pada kondisi suhu yang sama.
Pada transduser thermocouple umumnya, Hot junction tidak terlihat karena terbungkus
oleh lapisan pelindung. Ilustrasinya seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Konstruksi thermocouple

Jika alat ukur yang digunakan memiliki resistansi input dan sensistivitas tegangan sangat
tinggi, maka resistansi thermocouple dan kabel lainnya dapat diabaikan. Sehingga emf
yang diukur oleh meter akan merupakan emf rangkaian-terbuka (opec-circuit emf) dari
thermocouple. Ilutrasinya seperti ditunjukkan oleh Gambar 4. Sebagai titik sambungan
dingin adalah pada terminal meter, yang harus dijaga tetap berada pada kondisi suhu yang
sama sehingga berlaku Hukum Intermediate Metal.

Gambar 4 Terminal voltmeter sebagai titik sambungan dingin


Tegangan emf themocouple sangat kecil (orde mV). Oleh karena itu jika voltmeter yang
digunakan bukan voltmeter khusus yang digunakan untuk mengukur tegangan kecil,
tegangan keluaran thermocouple perlu dikuatkan terlebih dahulu.

3. Komponen dan Peralatan


• Komputer 1 unit
• Perangkat lunak aplikasi Proteus

4. Prosedur Percobaan
A. Tanpa Rangkaian Penguat
1. Jalankan aplikasi Proteus. Buat New Project (beri nama). Pilih – Schematic – Default.
2. Siapkan (Pick Devices) komponen sensor suhu Thermocouple yang akan digunakan dari
library. Untuk percobaan kali ini, kita gunakan Thermocouple tipe K.

3. Tambahkan virtual Instrument – DC Voltmeter


4. Hubungkan thermocouple dan DC Voltmeter sehingga terbentuk rangkaian seperti
gambar berikut.

5. Pilih dan double click DC Voltmeter untuk mengubah batas tampilan (display range)
Voltmeter menjadi “milivolt”. Hal ini kita lakukan karena keluaran thermocouple kecil
(orde mV).

6. Atur suhu pada sensor thermocouple menjadi 50oC, dengan menggunakan tanda
lingkarang dengan panah ke bawah dan panah ke atas pada thermocouple.
7. Jalankan simulasi rangkaian.
8. Amati berapa tegangan keluaran thermocouple yang ditunjukkan oleh voltmeter. Catat
tegangan tersebut di tabel percobaan kolom Tanpa Penguat.
9. Naikkan suhu pada thermocouple menjadi 100oC. Amati berapa tegangan keluaran yang
ditunjukkan oleh voltmeter. Catat tegangan tersebut di tabel percobaan Tanpa Penguat.
10. Ulangi langkah 9 untuk variasi nilai suhu sesuai dengan tabel percobaan.

B. Dengan Rangkaian Penguat


1. Hentikan simulasi.
2. Tambahkan rangkaian penguat beda (differential amplifier) menggunakan OpAmp 741
dan beberapa resistor seperti pada gambar berikut ini. Gunakan pilihan Volt sebagai batas
tampilan voltmeter.

Note:
1. Simbol komponen dengan keterangan +Vcc dan -Vcc adalah DC generator,
untuk memberikan supply tegangan ±Vcc ke Op Amp 741.
Atur tegangan +Vcc = 15V dan -Vcc = -15V.

2. Pada rangkaian penguat diatas, R2 dan R4 nilaianya sama 100kΩ (kita sebut Rf)
sedangkan R1 dan R3 nilainya 1kΩ (kita sebut Ri). Secara teori penguatan tegangan
dari penguat differential ini adalah
𝑅𝑓
𝐴𝑣 =
𝑅𝑖
3. Atur kembali suhu pada sensor thermocouple menjadi 50oC.
4. Jalankan simulasi rangkaian.
5. Amati berapa tegangan keluaran thermocouple yang ditunjukkan oleh voltmeter. Catat
tegangan tersebut di tabel percobaan kolom Dengan Penguat.
6. Naikkan suhu pada thermocouple menjadi 100oC. Amati berapa tegangan keluaran yang
ditunjukkan oleh voltmeter. Catat tegangan tersebut di tabel percobaan Dengan Penguat.
7. Ulangi langkah 6 untuk variasi nilai suhu sesuai dengan tabel percobaan.

5. Tabel Percobaan
Tegangan emf Tegangan output
No. Suhu (oC)
Tanpa Penguat Dengan Penguat
1 50
2 100
3 150
4 200
5 250
6 300
7 350
8 400
9 450
10 500
11 550
12 600

6. Panduan Analisa
1. Gambarkan karakteristik sensor suhu thermocouple, yaitu grafik tegangan emf
thermocouple terhadap suhu.
2. Apakah grafik tegangan emf terhadap suhu hasil pengamatan anda berupa garis lurus?
a. Jika ya, berapa kemiringan garisnya dalam microvolt/oC ?
Kemiringan ini menunjukkan sensitivitas thermocouple.
b. Jika tidak, menurut anda apakah yang menyebabkan hal ini terjadi?
3. Hitung penguatan tegangan differential amplifier hasil percobaan simulasi anda.
Bandingkan dengan perhitungan penguatan secara teori.
4. Apakah terdapat perbedaan? Jika ya, mengapa hal tersebut terjadi?

Anda mungkin juga menyukai