Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM 1

Operasional Amplifier Temperatur dengan Sensor NTC

MEKATRONIKA (PCS)

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mekatronika di Program
Studi D-IV Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin

Oleh:
Mapan Hotmantua Hasudungan .P (141234019)
Mauladi Budi Aji (141234020)
Moch Iqbal Fauzan (141234021)

Program Studi Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin


Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Bandung
2017
Tujuan
Untuk mengetahui sifat dasar Op-Amp.
Untuk mengetahui besaran angka penguat tegangan pada operasional
amplifier(Op-Amp) temperature.
Dapat menganalisis karakteristik sensor suhu NTC.

Landasan Teori
Op-Amp

Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi


yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-
inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat
ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada
operasional amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya operasional amplifier (Op-Amp)
merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output. Op-amp
ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-mcam atau
dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali disebut sebagai
rangkaian terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp) merupakan
komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam
bentuk IC dan memiliki simbol sebagai berikut :

Gambar 1- 1 Simbol Operasional Amplifier (Op-Amp)

Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah


membandingkan nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila
kedua input bernilai sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat
perbedaan nilai input keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan
output. Operasional amplifier (Op-Amp) dibuat dari penguat diferensial dengan 2
input.

Thermistor

Thermistor adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang


dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari thermistor adalah perubahan
nilai tahanan (atau hambatan atau werstan atau resistansi). Jika suhu atau
temperatur yang mengenai thermistor ini berubah. Thermistor ini merupakan
gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan).
Berdasarkan perubahan hambatannya maka thermistor dapat dibagi
menjadi dua golongan, yaitu:
1. PTC (Positive temperature coefisient)
Positive temperature coefisient (PTC) biasa digunakan untuk sensor
temperature. PTC berfungsi sebagai tahanan atau resistansi (resistor) dimana nilai/
besar tahanannya berubah sesuai perubahan suhu. Disebut positif, karena nilai
tahanannya akan naik jika temperatur naik, dan turun jika temperatur turun.
2. NTC (negative temperatur coefisient)
NTC (negative temperatur coefisient) memiliki karakteristik yang
berkebalikan dengan sensor PTC dimana pada saat suhu lingkungannya naik maka
nilai resistansi yang ada pada NTC akan menurun mendekati nilai nol. Hambatan
yang ada pada NTC akan turun sesuai dengan naiknya temperatur dan sebaliknya.
Pada NTC maupun PTC dapat berfungsi sebagai sensor yang
memanfaatkan perubahan dari nilai tahanannya. Biasanya aplikasinya dengan
mengidentifikasikan arus yang mengalir melalui PTC. Jika PTC diberi tegangan,
maka akan mengalir arus. Jadi, besarnya arus ini akan berubah-ubah sesuai
perubahan tahanan PTC. Arus ini kemudian diukur sebagai identifikasi perubahan
temperatur.

Alat dan Bahan

Alat :
1. Multimeter
2. Thermocouple
3. Solder
4. Obeng Min
Bahan :
1. NTC (1 Buah)
2. Resistor 1 k (5 Buah)
3. Resistor 2 k2 (2 Buah)
4. IC Regulator 7808
5. IC 324
6. VR 5 k (1 Buah)
7. Kabel
8. Baterai 15 volt.
9. Protoboard

Prosedur Kerja

Adapun langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Buat rangkaian transduser seperti gambar dibawah:

3. Lakukan pengukuran dan ambil data nilai hambatan pada suhu yang
berbeda.
4. Lakukan pengukuran dan ambil data nilai hambatan pada suhu yang
berbeda.
5. Lakukan pengukuran dan ambil data nilai tegangan pada suhu yang
berbeda.
6. Buat rangkaian op-amp seperti rangkaian dibawah:

7. Lakukan pengukuran dan ambil data nilai tegangan pada suhu yang
berbeda pada rangkaian op-amp.

Data Pengamatan

Data Nilai hambatan pada suhu yang berbeda.


T R
(Celcius (Ohm)
)
25 1
71 0.47
110 0.15
144 0.06
220 0.04
260 0.03
280 0.03
310 0.02

Grafik Fungsi R terhadap T


1.2
1
1

0.8

Hambatan (Ohm) 0.6 0.47


0.4
0.15
0.2
0.06 0.04 0.03
0.030.02
0
0 50 100 150 200 250 300 350

Temperature (Celcius)
Data Nilai tegangan pada suhu yang berbeda.
T Tegangan
(Celcius (V)
)
27 2.96
84 4.43
150 5.78
208 7.02
234 7.26
244 7.43
322 7.66
352 7.75
374 7.79

Grafik Fungsi V terhadap T


9
7.79
7.667.75
8 7.43
7.26
7.02
7
5.78
6
5 4.43
Tegangan (Volt) 4
2.96
3
2
1
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400

Temperature (Celcius)
T Tegangan
(Celcius) (V) Data Nilai tegangan pada suhu yang berbeda pada
27 3.11 rangkaian Op-Amp
80 6.5
100 7.6
125 8.56
150 8.9
170 9.1
180 9.35

Grafik Fungsi V terhadap T


10
9
8
7
6
Tegangan (Volt) 5
4
3
2
1
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

Temperature (Celcius)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan nilai kedua
input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input bernilai sama maka
output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka
output Op-amp akan memberikan tegangan output.
Pada percobaan rangkaian Operasional Amplifier, Nilai tegangan akan terus meningkat jika
suhu yang bekerja pada NTC meningkat atau bertambah panas.
NTC memiliki karakteristik dimana pada saat suhu lingkungannya naik maka nilai
resistansi yang ada pada NTC akan menurun mendekati nilai nol. Hambatan yang ada
pada NTC akan turun sesuai dengan turunnya nilai temperatur dan akan naik sesuai
dengan kenaikan temperatur.

Anda mungkin juga menyukai