Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I
SENSOR DAN PENGUAT

Tujuan

Tujuan praktikum antara lain:


1. Mempelajari fungsi sensor suhu dalam sistem telemetri.
2. Mengethaui prinsip pengkodisian sinyal sebagai bagian akuisisi dalam sistem
telemetri.

Landasan Teori

A. Komponen Sistem Telemetri

Sebuah sistem telemetri sering dipandang sebagai dua komponen utama, yaitu
stasiun ukur dan stasiun pantau dan kendali. Tetapi keadaan yang sebenarnya ke
dua bagian dapat berada di udara atau dibumi. Saat ini banyak sistem telemetri yang
dibuat berupa produk-produk komersil. Masing-masing secara uniknya dibuat
untuk mendapatkan kebutuhan aplikasi yang khusus. Tetapi semuanya mempunyai
banyak elemen yang umum digunakan. Gambar 1.1 menunjukkan konfigurasi
sistem telemetri secara umum.

Gambar 1.1 Konfigurasi sistem telemetri

MODUL PRAKTIKUM PRODI DIPLOMA IV


LABORATORIUM ELEKTRONIKA TERAPAN
PRAKTIKUM TERAPAN 6.1
2

Sistem akuisisi terdiri dari Alat Ukur, pengkondisi sinyal dan ADC
(Analog to Digital Converter). Sistem kontrol sekunder adalah sistem kontrol yang
hanya melakukan aksi/proses kontrol tertentu bergantung pada perintah dari
kontrol primer, yang ada pada sisi subyek ukur. Sistem kontrol sekunder ini
dipakai untuk mengontrol proses akuisisi data dan antarmuka dengan blok saluran
transmisi. Komponen yang umum digunakan untuk control sekunder adalah
mikrokontroller.

B. Sistem Pengumpulan Data

Sistem pengumpulan data dapat terdiri dari sensor-sensor dan pengkondisi


sinyal. Perolehan data dimulai ketika sensor-sensor atau transduser-transduser
mengukur suatu besaran fisik dan mengubah nilai pengukuran menjadi suatu
besaran teknik. Beberapa sensor menghasilkan tegangan secara langsung seperti
termokopel untuk temperatur atau strain gage piezoelektric untuk akselerasi),
sedangkan yang lainnya memerlukan eksitasi seperti strain gage resistif,
potensiometer untuk rotasi dan sebagainya. Sensor-sensor atau transduser yang
terkait dengan pengkondisi sinyal memberikan kehandalan bagi sensor- sensor
tersebut untuk beroperasi atau memodifikasi sinyal-sinyal agar kompatibel dengan
tahap akuisisi berikutnya.

C. Op Amp

Secara umum, aplikasi dari IC memerlukan pengetahuan tentang jalur yang


tersedia dari peralatan yang demikian, spesifikasi dan batasannya, sebelum dapat
diaplikasikan untuk masalah khusus. Terpisah dari IC-IC yang dikhususkan ada
juga tipe dari amplifier yang mendapatkan aplikasi yang luas seperti blok
pembentuk dari aplikasi pengkondisi sinyal. Peralatan ini, disebut operasi amplifier
(op amp), telah ada selama bertahun-tahun, awalnya dibuat dari tabung, kemudian
transistor diskrit, dan sekarang integrated circuit. Meski banyak jalur dari op amp
dengan bermacam spesifikasi khusus ada dari beberapa pabrik, semuanya memiliki
karakteristik umum dalam operasi yang dapat dipakai dalam rancangan dasar
MODUL PRAKTIKUM PRODI DIPLOMA IV
LABORATORIUM ELEKTRONIKA TERAPAN
PRAKTIKUM TERAPAN 6.1
3

berkaitan dengan op amp umum.

Dengan sendirinya, op amp adalah amplifier elektronik yang sangat sederhana


dannampak tak berguna. Dalam Gambar 1.2a kita dapat lihat simbol standar dari op
amp dengan penandaan input (+) dan input (-), dan output. Input (+) juga disebut
input noniverting (tidak membalik) dan (-)input inverting (membalik). Hubungan
dari input op amp dan output sungguh sangat sederhana, seperti yang terlihat dengan
menganggap darideskripsi idealnya.

D. Op-Amp Ideal

Untuk menjelaskan respon dari op amp ideal, kita menamai V1 tegangan


pada input (+), V2 tegangan pada terminal input (-), dan V0 tegangan output.
Idealnya, jika V1-V2 adalah positif (V1>V2), maka V0 saturasi positif. Jika
V1- V2 adalah negatif (V2>V1), maka V0 saturasi negatif seperti ditunjukkan
dalam Gambar 1.2b. Input (-) disebut input inverting. Jika tegangan dalam input
ini adalah lebih positif dibandingkan pada input (+), output saturasi negatif.
Amplifier ideal ini mempunyai gain tak terbatas karena perbedaan yang sangat
kecil antara V1 dan V2 hasilnya adalah output saturasi. Karakteristik lain dari
op amp adalah (1) impedansi tak terhingga antar input-inputnya dan (2)
impedansi output zero. Pada dasarnya, op amp adalah peralatan yang
mempunyaihanya dua keadaan output, +Vsat dan –Vsat. Dalam prakteknya,
peralatan ini selalu digunakan dengan umpanbalik dari output ke input. Umpan
balik seperti ini menghasilkan implementasi dari berbagai hubungan khusus
antara tegangan input dan output.

Gambar 1.2 Op amp. (a) Simbol. (b) Karakteristik ideal dari sebuah op amp
MODUL PRAKTIKUM PRODI DIPLOMA IV
LABORATORIUM ELEKTRONIKA TERAPAN
PRAKTIKUM TERAPAN 6.1
4

E. Pengkondisi Sinyal

Pengkondisi sinyal analog menyediakan operasi-operasi yang diperlukan untuk


mentransformasikan suatu keluaran sensor ke dalam suatu bentuk yang diperlukan
untuk interface dengan elemen proses lainnya. Efek pengkondisi sinyal sering
dinyatakan dengan fungsi alihnya (transfer function). Dengan istilah ini kita
menghubungkan efek yang ditimbulkan dengan sinyal input. Jadi, sebuah amplifier
sederhana mempunyai fungsi alih dari beberapa konstanta yang, bila dikalikan
dengan tegangan input, memberikan tegangan output.

Beberapa prinsip umum dari pengkondisi sinyal analog adalah sebagai berikut:

• Pengubahan level sinyal

• Linearisasi

• Konversi

• Filtering dan Impedance Matching

F. Semsor LM35

Sensor suhu LM35 merupakan komponen elektronik dalam bentuk chip


IC dengan3 kaki (3 pin) yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis, berupa suhu
atau temperaturesekitar menjadi besaran elektris dalam bentuk perubahan tegangan.
Sensor suhu LM35 memiliki parameter bahwa setiap kenaikan 1 ºC tegangan
keluarannya naik sebesar 10 mV dengan batas maksimal keluaran sensor adalah 1,5
V pada suhu 150 °C. Misalnya pada perancangan menggunakan sensor suhu LM35
kita tentukan keluaran adc mencapaifull scale pada saat suhu 100 °C, sehingga saat
suhu 100 °C tegangan keluaran (10mV/°Cx 100 °C) = 1V.
Bentuk Fisik sensor Suhu LM35 adalah seperti ditunjukkan pada
gambar 1.5 di bawah ini

MODUL PRAKTIKUM PRODI DIPLOMA IV


LABORATORIUM ELEKTRONIKA TERAPAN
PRAKTIKUM TERAPAN 6.1
5

a. Bentuk fisik b. simbol


Gambar 1.5 Sensor suhu LM35
Meskipun tegangan sensor suhu LM35 ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang
diberikan ke sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu
daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar
60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-
heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah
yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC . Berikut ini adalah karakteristik dari
sensor suhu LM35.
• Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu
10mVolt/ ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
• Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
• Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
• Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
• Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
• Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1
ºC pada udara diam.
• Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
• Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

MODUL PRAKTIKUM PRODI DIPLOMA IV


LABORATORIUM ELEKTRONIKA TERAPAN
PRAKTIKUM TERAPAN 6.1
6

Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1) Perangkat PC/Laptop 1 unit
2) Software Proteus 1 unit

Prosedur Percobaan

1. Membuka software Proteus 7 yang sudah terinstal di PC/Laptop.


2. Menyiapkan komponen yang terdiri dari 741, A700D107M00ATE018,
LM35,MINRES 100K, POT-HG, POWER, DC Voltmeter.
3. Merangkai rangkaian seperti Gambar 3.1 menggunakan software Proteus 7.
4. Mengubah suhu sesuai parameter data tabel dan mengamati perubahan
tegangan darisetiap output.
5. Menghitung output tegangan op amp 1 dan 2 dengan rumus dan
menghitung error persen

Gambar 1.6 Rangkaian Percobaan

MODUL PRAKTIKUM PRODI DIPLOMA IV


LABORATORIUM ELEKTRONIKA TERAPAN
PRAKTIKUM TERAPAN 6.1
7

Data Hasil Percobaan (Worksheet)

Tabel 1.1 Hasil Percobaan Pengujian Sensor (peningkatan suhu)

Keluaran Keluaran Hasil Keluaran Hasil


Suhu(oC) Sensor Op-Amp Perhitungan Op-Amp Perhitungan
1 Op-Amp 1 E% 2 Op-Amp 2 E%
(Volt) (Volt) (Volt)
(Volt) (Volt)

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

MODUL PRAKTIKUM PRODI DIPLOMA IV


LABORATORIUM ELEKTRONIKA TERAPAN
PRAKTIKUM TERAPAN 6.1
8

Analisis Data
1. Bagaimana cara kerja sensor suhu dalam mempengaruhi nilai output yang
dihasilkan ?
2. Jelaskan perbedaan fungsi penggunaan resistor tetap dan resisitoe variable
terhadap penggunaan Op-Amp dan kkeluaran tegangan ?
3. Jelaskan bagaimana konsep pengunaan rangkaian percobaan dalam
pengkondisian sinyal analog ?
4. Sebutkan 4 kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan ?

MODUL PRAKTIKUM PRODI DIPLOMA IV


LABORATORIUM ELEKTRONIKA TERAPAN
PRAKTIKUM TERAPAN 6.1
9

MODUL PRAKTIKUM PRODI DIPLOMA IV


LABORATORIUM ELEKTRONIKA TERAPAN
PRAKTIKUM TERAPAN 6.1
10

Catatan

MODUL PRAKTIKUM PRODI DIPLOMA IV


LABORATORIUM ELEKTRONIKA TERAPAN
PRAKTIKUM TERAPAN 6.1

Anda mungkin juga menyukai