Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
1. Tujuan :
Tujuan dari percobaan ini praktikan dapat :
1. Mengetahui spesifikasi sensor suhu
2. Mengetahui cara kerja pengkondisian sinyal Op-Amp Amplifire
3. Mengetahui cara kerja Op-Amp Comperator
4. Mengatahui grafik kerja sensor suhu dan pemanas udara
2. Dasar Teori :
2.1 Sensor Suhu
Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi
besaran tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35
mempunyai perbandingan 100°C setara dengan 1 volt. Sensor ini
mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dan
dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal
dan dapat dihubungkan antar muka (interface) rangkaian control
yang sangat mudah. IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan
terkemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output
teganga keluaran sangat linear terhadap perubahan suhu. Sensor ini
berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke besaran
tegangan yang memiliki koefisie sebesar 10 mV /°C yang berarti
bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi
kenaikan tegangan sebesar 10 mV. IC LM 35 ini tidak memerlukan
pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya
sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperature
ruang. Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C. IC
LM35 penggunaannya
dapat dikatakan sangat mudah, dapat dialiri arus sebesar 60 A dari
supplay sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah
kurang dari 0 ° C di dalam suhu ruangan.
Gambar 1. Sensor LM 35
Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah :
1) Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.
2) Lineritas +10 mV/ º C.
3) Akurasi 0,5 º C pada suhu ruang.
4) Range +2 º C – 150 º C.
5) Dioperasikan pada catu daya 4 V – 30 V.
6) Arus yang mengalir kurang dari 60 μ A
Cara Kerja Sensor LM35
Dalam prakteknya proses antarmuka sensor LM35 dapat dikatakan
sangat mudah. Pada IC sensor LM35 ini terdapat tiga buah pin kaki
yakni Vs, Vout dan pin ground. Dalam pengoperasiannya pin Vs
dihubungkan dengan tegangan sumber sebesar antara 4 – 20 volt
sementara pin Ground dihubungkan dengan ground dan pin Vout
merupakan keluaran yang akan mengalirkan tegangan yang
besarnya akan sesuai dengan suhu yang diterimanya dari sekitar.
Gambar 2. Rangkaian LM 35
Prinsip kerja alat pengukur suhu ini, adalah sensor suhu
difungsikan untuk mengubah besaran suhu menjadi tegangan,
dengan kata lain panas yang ditangkap oleh LM35 sebagai sensor
suhu akan diubah menjadi tegangan. Sedangkan proses berubahnya
panas menjadi tegangan dikarenakan di dalam LM35 ini terdapat
termistor berjenis PTC (Positive Temperature Coefisient), yang
mana termistor inilah yang menangkap adanya perubahan panas.
Prinsip kerja dari PTC ini adalah nilai resistansinya akan
meningkat seiring dengan meningkatnya temperature suhu.
Resistansi yang semakin besar tersebut akan menyebabkan
tegangan output yang dihasilkan semakin besar.
2.2 Penguat Non Inverting
Gambar 6. SSR
Penggunaan solid state relay mempunyai beberapa keuntungan
yang menyebabkan solid-state relay saat ini menarik untuk
digunakan pada aplikasi-aplikasi kontrol untuk beban AC daripada
digunakannya relay mekanik (Electromechanical Relay, EMR),
walaupun biaya sebuah solid-state relay lebih mahal daripada biaya
sebuah relay mekanik biasa.
Saat kondisi suhu dibawah Set Point, pemanas akan ON dan kipas
akan Off
Saat kondisi suhu diatas atau sama dengan Set Point, pemanas akan
OFF dan kipas akan ON.
4.3. Langkah Percobaan :
1. Merangkai komponen sesuai gambar rangkaian.
2. Menghubungkan rangkaian pada sumber tegangan.
3. Mengukur tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian penguat
pada suhu ruangan 30 ̊ C. Jika tegangan yang dihasilkan
sebesar 1,5V maka rangkaian penguat sesuai dan bekerja
dengan baik.
4. Mengatur Set Point pada suhu 40 ̊ C dengan Vref = 2V.
5. Mengamati gelombang yang dihasilkan pada oscilloscope.
6. Melakukan langkah percobaan ke 4 dan 5 dengan Set Point 50 ̊
C, 60 ̊ C dan 70 ̊ C.
5. Hasil Percobaan:
Vout
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1329
167
250
333
416
499
582
665
748
831
914
997
1080
1163
1246
1412
1495
1578
1661
1
84
10
20
30
40
50
60
70
34
36
38
40
42
44
46
48
0
Axis Title
SP (°c)
1 1
0
1
2
3
4
50
160 1 162
319 110 323
478 219 484
Vos (v)
637 328 645
2,5
796 437 806
955 546 967
1114 655 1128
1273 764 1289
Vout
1432 873 1450
1591 982 1611
1091 1772
1200
1309
1418
1527
1636
temp_SP
temp_TA
temp sp
temp TA
0
1
3
4
50
52
54
56
58
60
62
64
1
1
SP (°c)
SP (°c)
85
60
91
70
181 169
271 253
361 337
Vos (v)
Vos (v)
3
451 421
3,5
541 505
631 589
721 673
811 757
901 841
Vout
991 925
1081 1009
1171 1093
1177
Vout
temp SP
temp TA
60
62
64
66
68
70
72
0.5
1.5
2.5
3.5
0.5
1.5
3.5
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
2.5
SP (°c)
1 1 1
80
168 114 106
335 227 211
502 340 316
Vos (v)
669 453 421
4
836 566 526
1003 679 631
1170 792 736
1337 905 841
1504 1018 946
1671 1131
Vout
Vout
1051
1838 1244 1156
2005 1357 1261
2172 1470 1366
2339 1471
Vout
temp SP
Vout
temp TA
84
82
80
78
76
temp TA
74
72 temp SP
70
68
66
335
168
502
669
836
1003
1170
1337
1504
1671
1838
2005
2172
2339
1
\
6. Pembahasan:
Berdasarkan hasil yang diperoleh, gelombang menunjukkan kendali ON-
OFF pemanas dan kipas. Saat gelombang berada dibawah set point,
pemanas akan ON dan kipas akan OFF. Saat gelombang berada diatas atau
sama dengan set point, pemanas akan OFF dan kipas angin akan ON.
Sedangkan waktu yang diperoleh adalah linier. Dengan menggunakan
kendali ON-OFF maka akan sulit untuk mendapatkan tegangan yang
sesuai dengan set point.
7. Kesimpulan :
1. Penguatan diperoleh dari perbandingan R2 dan R1.
2. Penguatan diperlukan untuk mempermudah pembacaan dan proses
comparasi.
3. Untuk menghasilkan kendali ON/OFF digunakan Op Amp sebagai
comparator.
4. Kipas digunakan sebagai penstabil suhu sehingga suhu tetap berada di
sekitar set point
DAFTAR PUSTAKA
http://kl801.ilearning.me/2015/05/21/penjelasan-tentang-lm35/
http://elektronika-dasar.web.id/transistor-sebagai-saklar/
https://depokinstruments.com/2016/03/01/op-amp-non-inverting-amplifier/