Anda di halaman 1dari 14

Modulasi Lebar Pulsa

Modulasi lebar pulsa dapat pula dikatakan sebagai cara memanipulasi lebar sinyal atau
tegangan yang dinyatakan dengan pulsa dalam satu perioda. Modulasi lebar pulsa digunakan
untuk mentransfer data pada telekomunikasi ataupun mengatur tegangan sumber yang konstan
untuk mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda (Subekti, 2003).
Rangkaian osilator dapat berperilaku sebagai modulator lebar pulsa apabila salah satu
resistor (LDR) dikondisikan dapat berubah karena adanya pengaruh dari besaran fisis lainnya.
Light Dependent Resistor (LDR) merupakan resistor yang besar resistansi-nya bergantung
terhadap intensitas cahaya yang menyelimuti permukaannya. LDR, dikenal dengan banyak
nama: foto-resistor, foto-konduktor, sel foto-konduktif, atau hanya foto-sel. Dan yang sering
digunakan dalam literatur adalah foto-resistor atau foto-sel. Pada gambar.1 diatas digunakan juga
kapasitor. Dengan penambahan kapasitor, nilai VLDR tidak akan berubah secara signifikan. Tetapi
respon terhadap perubahan intensitas memang sedikit lebih lambat. Namun, dengan kapasitor
tersebut, tegangan VLDR akan lebih stabil. Dengan pemilihan nilai kapasitor yang tepat (0.1 uF
1 uF), respon terhadap perubahan tetap baik, dan akan didapatkan tegangan V LDR yang stabil
(Cooper, 1978)
PWM, Pulse-Width Modulation, adalah salah satu jenis modulasi. Modulasi PWM dilakukan
dengan cara mengubah lebar pulsa dari suatu pulsa data. Total 1 perioda (T) pulsa dalam PWM
adalah tetap, dan data PWM pada umumnya menggunakan perbandingan pulsa positif terhadap
total pulsa.

Gambar 1. PWM =
50%.

Gambar 2. PWM =
30%.

Gambar 3. PWM =
60%.

Penggunaan PWM
1. PWM sebagai data keluaran suatu perangkat. PWM dapat digunakan sebagai data dari
suatu perangkat, data direpresentasikan dengan lebar pulsa positif (Tp).
2. PWM sebagai data masukan kendali suatu perangkat. Selain sebagai data keluaran, PWM
pun dapat digunakan sebagai data masukan sebagai pengendali suatu perangkat. Salah
satu perangkat yang menggunakan data PWM sebagai data masukannya adalah Motor
DC Servo. Motor DC Servo itu sendiri memiliki dua tipe: 1. Kontinyu, 2. Sudut. Pada
tipe 1., PWM digunakan untuk menentukan arah Motor DC Servo, sedangkan pada tipe
2., PWM digunakan untuk menentukan posisi sudut Motor DC Servo.
3. PWM sebagai pengendali kecepatan Motor DC bersikat. Motor DC bersikat atau Motor
DC yang biasa ditemui di pasaran yang memiliki kutub A dan kutub B yang jika
diberikan beda potensial diantara kedua-nya, maka Motor DC akan berputar. Pada
prinsipnya Motor DC jenis ini akan ada waktu antara saat beda potensial diantara
keduanya dihilangkan dan waktu berhentinya. Prinsip inilah yang digunakan untuk

mengendalikan kecepatan Motor DC jenis ini dengan PWM, semakin besar lebar pulsa
positif dari PWM maka akan semakin cepat putaran Motor DC. Untuk mendapatkan
putaran Motor DC yang halus, maka perlu dilakukan penyesuaian Frekuensi (Perioda
Total) PWM-nya.

Pengertian PWM
Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara memanipulasi lebar
sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam satu periode, untuk mendapatkan tegangan rata-rata
yang berbeda. Bebarapa contoh aplikasi PWM adalah pemodulasian data untuk telekomunikasi,
pengontrolan daya atau tegangan yang masuk ke beban, regulator tegangan, audio effect dan
penguatan, serta aplikasi-aplikasi lainnya.

Aplikasi PWM berbasis mikrokontroller biasanya berupa pengendalian kecepatan motor


DC, pengendalian motor servo, dan pengaturan nyala terang LED. Oleh karena itu diperlukan
pemahaman terhadap konsep PWM itu sendiri.
Konsep Dasar PWM

Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitude dan frekuensi dasar yang tetap, namun
memiliki lebar pulsa yang bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitude
sinyal asli yang belum termodulasi. Artinya, sinyal PWM memiliki frekuensi gelombang yang
tetap namun duty cycle bervariasi antara 0% hingga 100%.

Dari persamaan diatas, diketahui bahwa perubahan duty cycle akan merubah tegangan
output atau tegangan rata-rata seperti gambar dibawah ini.

PWM merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan sinyal analog dari sebuah piranti
digital. Sebenarnya sinyal PWM dapat dibangkitkan dengan banyak cara, secara analog
menggunakan IC op-amp atau secara digital.
Secara analog setiap perubahan PWM-nya sangat halus, sedangkan secara digital setiap
perubahan PWM dipengaruhi oleh resolusi PWM itu sendiri. Resolusi adalah jumlah variasi
perubahan nilai dalam PWM tersebut. Misalkan suatu PWM memiliki resolusi 8 bit, berarti
PWM ini memiliki variasi perubahan nilai sebanyak
256 variasi mulai dari 0 225
perubahan nilai yang mewakili duty cycle 0% 100% dari keluaran PWM tersebut.

Metode PWM Driver Motor DC Dengan IC555


Dalam pengaturan kecepatan motor DC salah satunya yang populer adalah dengan teknik
PWM. Dengan metode ini motor DC diberikan sumber tegangan yang stabil dengan frekuensi
kerja yang sama tetapi ton duty cycle pulsa kontrol kecepatan motor DC yang bervariasi. Konsep
PWM pada driver motor DC adalah mengatur lebar sisi positif dan negative pulsa kontrol pada
frekuensi kerja yang tetap. Semakin lebar sisi pulsa positif maka semakin tinggi kecepatan putar
motor DC dan semakin lebar sisi pulsa negatif maka semakin rendah kecepatan putar motor DC.
Metode PWM pada driver motor DC secara singkat dapat dijelaskan menggunakan
rangkaian driver motor DC satu arah dengan kontrol PWM menggunakan IC NE555 seperti pada
rangkaian dibawah.

Rangkaian sederhana diatas dapat memberikan gambaran tentang teknik PWM pada
driver motor DC. IC555 diset sebagai astabil multivibrator dengan frekuensi kerja tetap (nilai RC
tetap) dengan output diberikan ke rangkaian driver motor DC sederhana dengan mosfet. Konsep
dasar kontrol PWM menggunakan rangkaian diatas terletak pada penambahan dua buah diode
yang mengendalikan proses charge dan discharge kapasitor 0,1uF. Posisi tuas potensiometer
100K yang terhubung dengan dua buah diode tersebut akan menentukan waktu charge atau
discharge kapasitor 0,1uF. Berikut bentuk gelombang charge dan discharge terhadap output
astabil multivibrator NE555 sebagai kontrol PWM driver motor DC pada rangkaian diatas.
Metode PWM Driver Motor DC Dengan LM741
Rangkaian kontrol motor DC ini menggunakan penguat op-amp 741 pengikut tegangan
masukan non inverting yang terhubung ke kecepatan dan arah rotasi potensiometer VR1. Ketika
VR1 berada pada posisi tengah, output op-amp adalah mendekati nol dan Q1-Q2 adalah off.
Ketika VR1 berpaling ke arah sisi posistif, output akan on dan Q1 akan memasok arus ke motor
dan Q2 akan off. Ketika VR1 berpaling kearah sisi negatif switch keluaran op-amp dengan
tegangan negatif dan akan Q1 off dan Q2 on yang membalikkan arah rotasi motor.

Metode PWM Motor DC Dengan LM324

Rangkaian speed controller motor DC ini menggunakan op-amp yang difungsikan sebagai
pembangkit PWM. Tenaga kerja rangkaian controller ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan
tegangan kerja motor DC yang dikendalikan. Frekuensi kerja rangkaian ini adalah 400Hz dengan
lebar pulsa high dan low yang dapat dikontrol. Rangkaian ini dapat mengendalikan motor DC 12
Volt hingga 24 Volt. Rangkaian ini juga menggunakan driver mosfet.

Untuk mengendalikan kecepatan motor DC dapat menggunakan potensiometer VR1.


Semakin rendah semakin rendah tegangan yang diberikan kepada op-amp, semakin cepat putaran
motor DC dan semakin tinggi tegangan yang diberikan kepada op-amp, semakin lambat putaran
motor DC. Untuk meningkatkan kemampuan daya rangkaian diatas dapat diganti mosfet yang
memiliki kemampuan mengalirkan arus yang lebih besar (IRF521)

Invereter Komutasi fasa berurutan

Inverter komutasi fasa berurutan merupakan inverter yang menggunakan prinsip


komutasi natural dari bebannya. Arus akan mengalir dari satu fasa ke fasa lainnya secara natural
akibat beban tiga fasa. Peralihan arus dari fasa yang satu ke fasa yang lainnya terjadi dengan
menggunakan bantuan kapasitor antar fasa.

Gambar
tegangan
arus
komutasi

Kurva
dan
beban

Gambar Hasil Simulasi Inverter Komutasi Fasa berurutan


Modulasi vector ruang

Modulasi vector ruang adalah suatu cara menghasilkan sinyal tegangan 3 fasa dengan
pensaklaran modulasi lebar pulsa (MLP) yang menggunakan 8 buah vector. Pada MLP vector
ruang pola pensaklaran disesuaikan dengan keluaran yang kita inginkan.
Inverter terdiri dari 6 buah saklar, 2 untuk tiap fasa dengan satu saklar terhubung dengan rel
positif dan satu saklar terhubung dengan rel negative. Pola pensaklaran keenam saklar diatas
dinyatakan dengan biner,1 untuk kondisi on dan 0 untuk kondisi off. Pasangan saklar pada
tiap lengan saling komplemen dimana bila saklar yang terhubung dengan rel positif on maka
saklar yang terhubung dengan rel negative off.

Dari penyalaan saklar (on dan off) tersebut, kita dapat menghasilkan kombinasi penyalaan
saklar tertentu . Kombinasi penyalaan saklar inilah yang digunakan untuk menghasilkan sinyal keluaran
sinusoidal. Terdiri dari 6 buah vector aktif : V1, V2, V3, V4, V5, V6 DAN 2 buah vector nol:
V0,V7.Keenam vector tersebut yaitu:

S0 = 000 : Nol

S1 = 100 : Vektor 1

S2 = 110 : Vektor 2

S3 = 010 : Vektor 3

S4 = 011 : Vektor 4

S5 = 001 : Vektor 5

S6 = 101 : Vektor 6

S7 = 111 : Nol
Semua vector membagi bidang menjadi 6 sector. Terdapat pola yang berurutan dalam
pola pensaklaran , bila kita perhatikan secara seksama. Pertama 000 lalu saklar positif A
akan on sehingga menjadi 100.Berikutnya saklar positif B akan on juga menjadi 110. lalu
saklar positif A akan off sehingga menjadi 010. Pola selanjutnya akan mengikuti seperti
penyalaan A dan B tersebut.

Gambar kombinasi enam sector pada vector ruang

Topologi pensaklaran pada 6 sektor


Prinsip Keria ModulaSi Lebar Pulsa Vektor Ruang
Prinsip kerjaMLP vektor ruang akan dijelaskan di bawah ini:
1) Buat tengangan sinusoidal dengan amplitudo vektor tetap yang berputar
Pada Frekuensi konstan.
maksud kalimat tersebut adalah MLP lebar pulsa digunakan untuk
2)rnenghasilkan tegangan sinusoidal dengan amplituda vektor tetap yang
berputar pada frekuensi konstan.
Menghasilkan tegangan referensi Vref dengan mengkombnasikan 8
bentuk pensaklaran (VO ke V7).
langkah pertarma yang harus dilakukan adalah membentuk tegangan
yang rnengkombinasikan 8 bentuk pensakiaran (VO
sampai dengan V7). Nilai Vref ini akan digunakan untuk menentukan
waktu penyalaan tiap saklar yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
3)Koordinat transforrnasi (mengubah koordinat abc menjadi koordinat ( )
dengan transformasi Clarke.
Untuk rnendapatkan Vref kita perlu mengubah koordinat abc darivektor menjadi koordinat
. Untuk melakukan perubahan itu akan digunakan transformasi Clarke.vektor tengangan
Tiga fasa dltransforrnasikan menjadi vektor pada koordinat yang merupakan
hasil vektor penjumlahan tegangan tiga fasa.
S1 s.d, S6 merupakan enam buah transistor daya yang menghasilkan tegangan keluaran.
Bila saklar atas on maka saklar bawah off. Delapan kombinasi on off yang mungkin terjadi
pada saklar atas (S1,S3,S5) dapat dilihat pada topologi pensaklaran diatas.

Anda mungkin juga menyukai