DASAR TELEKOMUNIKASI
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2020
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Percobaan Ke- 1 2 3 4 5
Tanggal
Shift Ke-
Ke-
Asistensi
Tanggal
Pretest (5%)
Asistensi (15%)
Posttest (10%)
Nilai Angka
(0-100) Laporan (15%)
Atau
Nilai Huruf
(A-E) Respon (15%)
Dosen (40%)
Angka
Jumlah
Total
Huruf
Mhs/Praktikan
TANDA
Asst. Praktikum
TANGAN
Dosen Respon
Nilai Akhir
Mengetahui,
Kepala Lab. Telekomunikasi
0≤Nilai< 46 = E 60≤Nilai<65 = C+
46≤Nilai<50 = D 65≤Nilai<72 = B
50≤Nilai<56 = D+ 72≤Nilai<80 = B+
56≤Nilai<60 = C 80≤Nilai<100 = A (Suthami Ariessaputra, ST., M.Eng)
*centang dialog box untuk nilai akhir
NIP. 19850327 201404 1 001
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR TELEKOMUNIKASI
Dikerjakan Oleh:
NIM : F1B019113
Kelompok : 13
Mengetahui,
Kepala Lab. Telekomunikasi Dosen Pembimbing,
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2020
PERCOBAAN I
MODULASI AMPLITUDO
A. TUJUAN
PENGAMATAN RANGKAIAN AM
1. Mengamatibentukrangkaiansinyalmodulasi amplitude
2. Mengamatipengaruh inductor dankapasitorterhadapsinyalmodulasi
a. Pengertian Modulasi
ModulasiAmplitudo
TeoremaNyquist
Fs ≥ 2 Fin max
Dimana :
Fs = sinyal carrier
Gambar 1.4
Jenis-Jenis Modulasi
Jenis Modulasi dapat dikelompokkan berdasarkan Sinyal informasi akan
dikirimnya yaitu sinyal Analog dan sinyal Digital. Berdasarkan jenis sinyal informasi
tersebut,maka Modulasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu Modulasi
Analog dan Modulasi Digital.
1. Modulasi analog
Sinyal Analog adalah sinyal data yang berbentuk gelombang kontinyu
(terus-menerus). Teknik Modulasi untuk sinyal informasi Analog dapat dibagi
menjadi 3 jenis berdasarkan parameter suatu gelombang sinus.Setiap jenis modulasi
memiliki kelemahan dan kelebihannya.Berikut ini adalah tiga jenis Modulasi
Analog yang sering digunakan dalam sistem komunikasi Radio Analog.
Modulasi Digital terdiri dari tiga jenis dasar yaitu Amplitudo Shift Keying
(ASK), Freqency Shift Keying (FSK) dan Phase Shift Keying (PSK).Namun seiring
dengan perkembangan teknologi saat ini, muncul teknik-teknik modulasi digital
yang merupakan kombinasi dari ketiga jenis dasar modulasi tersebut seperti APK
(Amplitude Phase Keying), QAM (Quadrature Amplitude Modulation) dan lain
sebagainya.
Lower Side Band merupakan bagian dari spektrum sinyal yang berfungsi
rendah dan merupakan selisih antara frekuensi sinyal carrier dengan frekuensi sinyal
informasi, dengan rumus :
LSB = fc – fm(3)
Upper Side Band merupakan bagian dari spektrum sinyal berfrekuensi tinggi
yang merupakan penjumlahan darifrekuensi sinyal carrier dengan frekuensi sinyal
informasi, dengan rumus :
USB = fc + fm (4)
KelebihandanKekurangan AM
Kelebihan :
1. Memiliki range jangkauan yang luas karena sinyal AM mampu dipantulkan pada
lapisan udara teratas yaitu ionosfer.
2. Lebih mudah dimodulasi karena lebih sederhana.
3. Sinyal dapat berubah menjadi suara dengan peralatan sederhana. Jika sinyal
cukup kuat, bahkan tidak dibutuhkan sumber daya khusus, dan dapat diterima
dengan sebuah penerima radio kristal sederhana tanpa catu daya sama sekali
(mungkin beberapa pembaca pernah mengalami proyek radio kristal di masa
kecil)
Kekurangan :
1. Dapat terganggu oleh gangguan atmosfir.
2. Daya yang dibutuhkan lebih besar dibandingkan FM.
3. Bandwith yang sempit juga membatasi kualitas suara yang dapat disampaikan
oleh kegiatan broadcasting radio
C. ALAT DAN BAHAN
1. Personal Computer (PC)
2. 1N4001
3. ALTENATOR
4. CAPASITOR
5. INDUCTOR
6. RESISTOR
7. OSILOSKOP
8. Program MATLAB
9. GUI Amplitude Modulation Demo
D. LANGKAH PERCOBAAN
PENGAMATAN RANGKAIAN AM
1. Menghidupkankomputer yang akandigunakan
2. MembukaaplikasiProteus
3. Mengklikscematic capture sepertigambardibawahini
L= 4mH
C= 6F
L= 4mH
C= 8nF
L= 6mH
C= 4nF
Gambar Sinyal AM
Gambar Sinyal Informasi 8 Gambar Sinyal Carrier 8
L= 6mH
C= 6nF
Analisa pengamatan
rangkaianAM
F.1.1Analisarangkaian AM
F =1/T
F = 1/(1 ms x 4DIV)
F = ¼ms (harus dikonversikan kesecond)
F = 1/0.004second
F = 250Hz
Channel C (sinyalmodulasi)
Tegangan puncaknya adalah 5 kotak atau 5 DIV, sakelar VOLT/DIV adalah 1 V
maka hasil perhitungannya adalah 5 V (5 DIV x 1 V)
Analisa Perhitungan
1 1
F= = = 56269,769 Hz
2�√�.� 2�√4∗ 10−3.2∗ 10−9
1 1
F= = = 32487,367 Hz
2�√�.� 2�√4∗ 10−3.6∗ 10−9
1 1
F= = =28134,885 Hz
2�√�.� 2�√4∗ 10−3.8∗ 10−9
1 1
F= = = 45944,075 Hz
2�√�.� 2�√3∗ 10−3.4∗ 10−9
1 1
F= = = 32487,367 Hz
2�√�.� 2�√6∗ 10−3.4∗ 10−9
1 1
F= = = 26525,824 Hz
2�√�.� 2�√9∗ 10−3.4∗ 10−9
1 1
F= = = 79577,471 Hz
2�√�.� 2�√2∗ 10−3.2∗ 10−9
1 1
F= = = 39788,736 Hz
2�√�.� 2�√4∗ 10−3.4∗ 10−9
1 1
F= = = 26525,824 Hz
2�√�.� 2�√6∗ 10−3.6∗ 10−9
Persamaan sinyal:
Persamaan sinyal: Sc(t) = Vc Cos ωt
Sm(t) = Vm Cos ωt = Vc Cos (2πfct)
= Vm Cos (2πfmt) = 1 Cos (2π60t)
= 0,2 Cos (2π10t) = 1 Cos (120πt)
= 0,2 Cos (20πt)
2 0,4 10 0,4 Cos (20πt) 1 60 1 Cos (120πt) 1 cos(120πt) + 0.2 cos(100πt) + 0.2 cos(140πt) 0,4
3 0,6 10 0,6 Cos (20πt) 1 60 1 Cos (120πt) 1 cos(120πt) + 0.3 cos(100πt) + 0.3 cos(140πt) 0,6
4 0,8 10 0,8 Cos (20πt) 1 60 1 Cos (120πt) 1 cos(120πt) + 0.4 cos(100πt) + 0.4 cos(140πt) 0,8
5 1,0 10 1,0 Cos (20πt) 1 60 1 Cos (120πt) 1 cos(120πt) + 0.5 cos(100πt) + 0.5 cos(140πt) 1,0
6 1,2 10 1,2 Cos (20πt) 1 60 1 Cos (120πt) 1 cos(120πt) + 0.6 cos(100πt) + 0.6 cos(140πt) 1,2
7 1,4 10 1,4 Cos (20πt) 1 60 1 Cos (120πt) 1 cos(120πt) + 0. 7cos(100πt) + 0.7 cos(140πt) 1,4
8 1,6 10 1,6 Cos (20πt) 1 60 1 Cos (120πt) 1 cos(120πt) + 0.8 cos(100πt) + 0.8 cos(140πt) 1,6
9 1,8 10 1,8 Cos (20πt) 1 60 1 Cos (120πt) 1 cos(120πt) + 0.9 cos(100πt) + 0.9 cos(140πt) 1,8
10 2,0 10 2,0 Cos (20πt) 1 60 1 Cos (120πt) 1 cos(120πt) + 1 cos(100πt) + 1 cos(140πt) 2,0
Tabel 1.1 Tabel analisa sinyal domain waktu
Dari tabel dan gambar sinyal yang dihasilkan, setelah terjadi modulasi AM dapat
diketahui bahwa pengaruh indeks modulasi terhadap sinyal AM adalah :
a. Pada tabel dan gambar nomer 1-4 saat nilai m<1 maka sinyal yang dibentuk
sangat signifikan dimana gelombang termodulasi amplitudo mendekati nilai 1,
kondisi ini merupakan modulasi tidak sempurna
b. Pada tabel dan gambar nomer 5 saat nilai m=1 maka sinyal akan termodulasi
secara sempurna,kondisi ini merupakan kondisi ideal dimana amplitudo saat
sinyal termodulasi akan bervariasi dari 0 sampai 2 kali amplitudo sinyal cirier
C. Pada tabel dan gambar nomer 6-10 saat nilai m>1terjadi overmodulasi yang
dapat menghasilkan distorsi pada sinyal termodulasi, dan envelope sama
sekali berbeda bentuk dengan sinyal informasi/pemodulasi.
F.3Analisa sinyal domain frekuensi
Diketahui:
Sinyal informasi Sinyal carrier
Vm = 0,6 (Volt) Vc = 0,6 (Volt)
fm = 10 (Hz) fc = 300 (Hz)
Kebudayaan.Indonesia
Abstrak
Dalam sistem transmisi komunikasi proses modulasi dan demodulasi sangat berpengaruh terhadap
proses transmisi sinyal, agar sinyal sampai ke tujuan informasi. Modulasi adalah peristiwa penumpangan
sinyal informasi ke sinyal pembawa, Demodulasi adalah proses konversi sinyal agar kembali seperti
semula setelah dimodulasikan. Salah satu contoh modulasi analog adalah AM. Pada saat ini belum ada
suatu simulator untuk pembelajaran sinyal analog, maka dari itu dibuat suatu simulasi sinyal AM untuk
pembelajaran sinyal analog pada mata kuliah siskom.
Pada proyek akhir ini dibuat sebuah simulator menggunakan labVIEW (Laboratory Virtual Engineering
Workbench). LabVIEW merupakan software pemograman yang nantinya akan melakukan simulasi
dengan menggunakan parameter pembentuk sinyal yang berada di LabVIEW untuk membuktikan
keluaran yang dihasilkan sama dengan masukkannya, dengan menggunakan modulasi berbasis analog
khususnya dengan metode AM (Amplitude Modulation).
Berdasarkan hasil pengujian yang sudah dilakukan, maka didapatkan hasil bahwa simulator modulasi
dan demodulasi AM DSB SC dan AM DSB FC ini mampu melakukan simulasi dan mampu juga
menampilkan bentuk sinyal info, noise AWGN, sinyal keluaran dalam domain waktu maupun domain
frekuensi. Kemudian, pengujian dengan penambahan noise AWGN menghasilkan sinyal yang cacat.
Pengujian indeks modulasi yang dilakukan kepada masing masing rangkaian AM DSB SC dan AM DSB
FC mendapatkan hasil bahwa AM DSB SC hanya memiliki 1 jenis index modulasi yaitu m=1 sedangkan
AM DSB FC memiliki 3 jenis index modulasi yaiut m>1, m=1, m<1. Katakunci : LabVIEW, AM DSB FC,
AM DSB SC, Modulasi, Demodulasi, index modulasi
Abstract
In a communication transmission system modulation and demodulation process greatly affect the signal
transmission process, in order to signal to the destination information. Modulation is laying event
information signal to the carrier signal, demodulation is the process of converting the signal to return to
normal after modulated. One example is the analog modulation AM. At the moment there is no a
simulator for learning analog signals, therefore made an AM signal simulation for learning analog signal
on subjects siskom.
At the end of this project will be made a simulastion using LabVIEW (Laboratory Virtual Engineering
Workbench). LabVIEW a programming software that will perform simulasing using signal-forming
parameters that are in LabVIEW to prove the resulting output is equal to enter it, using analog-based
modulation, especially with methods of AM (Amplitude Modulation).
Based on the results of tests already carried out , it showed that the simulator modulation and
demodulation AM AM DSB DSB SC and FC is able to perform simulations and were also able to display
the form information signal , noise AWGN, the output signal in the time domain or frequency domain .
Then , the test with the addition of noise AWGN produce a defective signal. Tests conducted modulation
index to each series of DSB AM SC and AM DSB FC get the results that DSB AM SC only has one type of
modulation index , m = 1 while AM DSB FC have three types of modulation index is m > 1 , m = 1 , m < 1,
keywords : LabVIEW, AM DSB FC, AM DSB SC, Modulation, Demodulation, Index Modulation
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.1, No.2 Agustus 2015 | Page 1360
Transmisi sistem komunikasi secara umum Definisi demodulasi adalah proses suatu
dapat diartikan sebagai hubungan atau pertukaran sinyal modulasi yang dibentuk kembali seperti
informasi. Informasi sendiri sebagai suatu yang aslinya dari suatu gelombang pembawa (carrier
akan disampaikan dapat berupa data. Oleh karena wave) yang termodulasi oleh rangkaian. Definisi
itu dalam komunikasi ada tiga bagian pokok, yaitu demodulator adalah rangkaian yang penerima
sumber informasi sebagai pengirim, media transmisi komunikasi (radio, televisi, dan radar) yang
sebagai pembawa informasi dan tempat tujuan berfungsi memisahkan informasi asli dari
informasi sebagai penerima informasi. gelombang campuran (yaitu gelombang isyarat
pembawa yang termodulasi. Demodulator sering
Sinyal analog bekerja dengan juga disebut dengan detector. Misalnya dalam
mentransmisikan suara dan gambar dalam bentuk system modulasi amplitude (AM) dikenal jenis-
gelombang kontinu. Dua karakteristik terpenting jenis detector linier, detector kuadrat, dan detector
yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan Kristal.
frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan
dengan gelombang sinus, mengingat gelombang
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.1, No.2 Agustus 2015 | Page 1361
Gambar 3.4 Halaman tampilan sinyal Pengujian skenario tanpa penambahan Noise
pada AM DSB FC
indeks modulasi dan carrier yang bertujuan untuk Dari hasil percobaan dengan menggunakan noise
mengetahui bentuk sinyal keluarannya, pada kondisi AWGN. Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa
ada penambahan noise pengaruh noise sangat besar. Walaupun hanya
memasukan noise sebesar 1 tapi sudah dapat
merubah hasil keluaran sinyal menjadi jelek dan
. tidak berbentuk seperti sinya sinusoidal.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perancangan, pengujian, pada
simulator modulasi AM DSB SC dan AM DSB FC
menggunakan LabVIEW dan analisa terhadap
kinerja dan kemampuan simulator dalam
Gambar 3.11 Tampilan hasil pengujian m<1 melakukan simulasi, maka dapat diambil beberapa
AM DSB FC kesimpulan diantaranya:
Dari hasil pengujian dengan memasukan parameter 1. Simulator modulasi AM DSB SC dan AM
indeks modulasinya kurang dari satu. Dapat dilihat
DSB FC sudah mampu melakukan simulasi
pada gambar di atas bahwa pengaruh indeks
modulasi membuat hasil keluaran sinyal yang dengan menampilkan enam jenis keluaran,
termodulasi mengalami sedikit gangguan atau yaitu gambar sinyal carrier yang dipakai,
distorsi. m<1 akan menghasilkan keluaran sinyal sinyal noise, sinyal informasi yang
atau sinyal termodulasinya menjadi under dikirimkan, sinyal termodulasi dalam
modulation. domain waktu dan dalam domain frekuensi
2. Pengujian indeks modulasi pada kedua
Pengujian skenario indeks
rangkaian yaitu rangkaian AM DSB FC
modulasi pada AM DSB FC ( m>1
dan AM DSB mendapatkan hasil bahwa
)
AM DSB SC hanya memiliki 1 jenis
indeks modulasi yaitu m=1 sedangkan AM
DSB FC memiliki ke-3 jenis indeks
modulasi yaitu m=1, m>1 dan m<1.
3. Penambahn noise pada setiap jenis
simulator dapat dijalankan dengan baik.
4. Hasil percobaan menggunakan simulator
Tabel 3.6 Pengujian indeks modulasi pada AM
ini menunjukan bahwa kerusakan pada
DSB FC dengan m>1
sinyal AM DSB SC dan juga AM DSB FC
akan terus bertambah jika dimasukan noise.
5. User interface yang dibuat sudah berjalan
dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan
dengan berfungsinya semua tombol pada
tampilan simulator yang dapat bekerja
dengan benar.
6. Selain menampilkan simulasi sinyal simulator
ini dilengkapi dengan beberapa menu pilihan
lainnya, yaitu menu dasar teori yang
memuat tentang teori-teori dasar mengenai
Gambar 3.11 Tampilan hasil pengujian m>1 modulasi dan demodulasi AM DSB SC dan
AM DSB FC AM DSB FC, menu bantuan yang berisikan
penjelasan apabila pengguna mengalami
Dari hasil pengujian dengan memasukan parameter kesulitan didalam pengoprasian aplikasi
indeks modulasinya lebih dari satu. Dapat dilihat
pada gambar di atas bahwa pengaruh indeks SARAN
modulasi membuat hasil keluaran sinyal yang
termodulasi mengalami sedikit gangguaan. m>1 Untuk pengembangan dalam merancang dan
akan menghasilkan keluaran sinyal atau sinyal mengimplementasikan perangkat iniselanjutnya ada
termodulasinya menjadi over modulation. Selain
mengalami overmodulation keluaran sinyal AM
DSB FC jika dimasukan indek modulasi m>1 hasil
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.1, No.2 Agustus 2015 | Page 1365
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR HADIR
PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI
PERCOBAAN 1
SHIFT 1
KELOMPOK 13
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI
PARAF
NO TANGGAL URAIAN
ASISTEN
+ tujuan modulasi
+ kesimpulan
+ kesimpulan
Ac
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2020
PERCOBAAN 2
MODULASI FREKUENSI
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2020
PERCOBAAN II
MODULASI FREKUENSI
A. TUJUAN
PENGAMATAN RANGKAIAN FM
B. DASAR TEORI
a. Pengertian modulasi
b. Tujuan Modulasi
Teorema Nyquist
a. Proses sampling/pencuplikan
Gambar B.3 Modulasi frekuensi dari gelombang pembawa sinus oleh sinyal sinus
(a). Pembawa tak termodulasi (b). Sinyal pemodulasi (c). Gelombang termodulasi
frekuensi
Dalam modulasi frekuensi, frekuensi diasumsikan sebagai turunan
d
i
sudut apabila sudut tersebut berubah-ubah terhadap waktu dt
dan fekuensi radian termodulasi ini sebagai perubahan frekuensi sinyal
pembawa oleh gelombang pemodulasi i c K f t , sehingga
gelombang pembawa dimodulasi frekuensi dapat dinyatakan sebagai
fc t A cos t
dimana :
fc t : gelombang pembawa dimodulasi frekuensi
t i dt
ct 0 K f t dt
Bila f t a cosm t dengan f t adalah gelombang pemodulasi, a
c t sin t
m
m
(Hz)
persamaan baru yang menyatakan sebuah gelombang pembawa yang
dimodulasi dengan sinyal sinusoida sebagai berikut :
f c t A cos c t sin m t
Filter
1. Filter Aktif
Filter aktif adalah rangkaian filter dengan menggunakan komponen
elektronik aktif. Komponen penyusunnya terdiri dari op-amp, transistor, dan
komponen lainnya. Oleh karena itu filter dapat dibuat dengan performansi
bagus dengan komponen yang relative sederhana. Induktor yang akan menjadi
mahal pada frekuensi audio, tidak diperlukan karena unsur aktifnya, yaitu
penguat operasi, dapat dipakai untuk mensimulasi reaktansi induktif inductor.
Kelebihan dari rangkaian filter aktif ini adalah ukurannya lebih kecil, ringan,
lebih murah, dan lebih fleksibel dalam perancangannya. Sedangkan
kerugiannya adalah pada komponen dihasilkan panas, terdapatnya pembatasan
frekuensi dari komponen yang digunakan sehingga pengaplikasian untuk
frekuensi tinggi terbatas.
2. Filter Pasif
Filter Pasif adalah rangkaian filter yang menggunakan komponen-
komponen elektronik pasif saja. Dimana komponen pasif itu adalah induktor,
kapasitor, dan resistor. Kelebihan dari rangkaian filter pasif ini adalah dapat
tidak begitu banyak noise (sinyal gangguan yang tidak diinginkan) karena
tidak ada penguatan, dan digunakan untuk frekuensi tinggi. Sedangkan
kerugiannya adalah tidak dapat menguatkan sinyal, sulit untuk merancang
filter yang kualitasnya/responnya baik.
Frekuensi cut off (fc) juga disebut sebagai frekuensi 0,707, frekuensi -3 dB,
frekuensi sudut. Frekuensi-frekuensi diatas fc akan diredam (diperkecil). Kisar
frekuensi dibawah fc disebut bandpass, sedangkan kisar frekuensi diatas disebut
bandstop.6
Band pass filter (BPF) adalah suatu jenis filter yang berfungsi meredam
sinyal-sinyal yang memiliki frekuensi di bawah frekuensi cut off pertama dan juga
meredam sinyal-sinyal yang memiliki frekuensi cut off kedua. Filter Band Pass
hanya melewatkan sebuah pita frekuensi saja seraya memperlemah semua frekuensi
di luar pita itu.
dari 1-2 dekade (yaitu, frekuensi tertinggi dilemahkan kurang dari 10 sampai
100 kali frekuensi terendah dilemahkan). Dalam pita suara, filter takik
menggunakan frekuensi tinggi dan rendah yang mungkin hanya semitone
terpisah.
1. Laptop
2. Program proteus 7.7
3. 2N2221
4. IND-AIR
5. CAP
6. CAP ELEC
7. MINRES47K
8. MINRES220R
9. Program MATLAB 2013 a
10. GUI Frequency Modulation Demo
D. LANGKAH PERCOBAAN
PENGAMATAN RANGKAIAN FM
1. Menghidupkan computer yang akan digunakan
2. Membuka program PROTEUS
(a)
(b)
Rangkaian FM
a. Gambar Rangkaian
Dari data diatas dapat dianalisa bahwa rangkaian terdiri dari beberapa komponen
diantaranya, generator, baterai, resistor, Kapasitor, induktor, transistor, ground,
danosiloskop.Generator berfungsi untuk memasukkan nilai atau sinyal, baterai berfungsi
sebagai sumber daya perangkat listrik, kapasitor berfungsi sebagai tempat penyimpanan
energi listrik, induktor berfungsi sebagai tempat pengatur dan memfilter frekuensi serta
tempat menyimpan arus listrik. Pada rangkaian diatas generator sinyal memiliki dua
input, salah satu inputnya dihubungkan ke osiloskop chanel A yang menghasilkan
sinyal informasi dan juga di hubungkan secara parallel ke osiloskop chanel B yang
menghasilkan sinyal carrier serta di hubungkan dengan kapasitor elektrolit, input sinyal
generator yang lain dihubungkan ke ground.Sumbu positif pada baterai aktif terhubung
ke resistor, kapasitor,dan induktor,Sementara sumbu negative baterai terhubung ke
ground. C2 bertindak sebagai decoupling yaitu filterisasi yg berfungsi menyaring
lonjakan tegangan dan hanya melewatkan komponen sinyal DC. Baterai 12 Volt
memberikan arus DC kepada C1 dan L1 yang dirangkai secara parallel, proses modulasi
terjadi di kapasitor dan inductor yang nantinya ditampikan pada layar osiloskop
b. Hasil Modulasi Pada Osiloscop
C1= 13 pF
C2 = 80 pF
L1= 380 mH
Dari data output sinyal diatas dapat diketahui bahwa sinyal informasinya
konstan dan sinyal carrier dapat berubah-ubah tergantung pada data kapasitor 1
(C1), kapasitor 2 (C2), dan induktor 1 (L1) yang diinput, pada rangkaian di atas
akan terjadi perenggangan karena frekuensi sinyalcarriernya berubah. Proses
penumpangan sinyal carrier (pembawa) di naikkan pada sinyal informasi
makafrekuensi sinyal carrier (pembawa) akan berubah sesuai dengan perubahan
simpangan (tegangan) sinyal informasi.Dengan menggunakan rumus F=
√
diketahui bahwa ketika semakin besar nilai induktor dan kapasitor maka frekuensi
yang dihasilkan semakin kecil, sehingga sinyal keluaran FM akan semakin kecil.
c. HasilPerhitungan
F=
√
= √
= √
= 0.00091 Hz
Diketahui :
SFM(t) = sin(
(Gambar Sinyal)
Indeks modulasi FM:
β = (fc-fm)/fc = = 0.912
Tabel 3.1 analisa sinyal domain waktu:
SFM(t) = sin(
DAFTAR HADIR
PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI
PERCOBAAN 2
SHIFT 1
KELOMPOK 13
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI
PARAF
NO TANGGAL URAIAN
ASISTEN
+ Kesimpulan
+ Dapus
AC
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2020
PERCOBAAN 3
SISTEM KOMUNIKASI RADIO FM
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2020
PERCOBAAN III
SISTEM KOMUNIKASI RADIO FM
A. TUJUAN
1. Memahami parameter (SWR, Power, dan Bandwidth) sistem komunikasi Radio
FM
2. Mengetahui pengaruh parameter (SWR, Power, dan Bandwidth)
3. Mengetahui bentuk spektrum sebelum dan sesudah ditambahkan sinyal informasi
B. DASAR TEORI
B.1. Sistem Komunikasi Radio
Sumber informasi adalah seseorang, benda, atau tempat dimana informasi itu
muncul, diperoleh atau datang dan objek yang menerima akan bertambah
pengetahuan atau wawasannya, bagian ini terdapat alat-alat seperti laptop, mic,
casset, recorder, tape recorder, dan lain sebagainya.
2. Pemancar
3. Antena
Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi gelombang elektromagnetik kemudian memancarkannya ke ruang bebas
atau sebaliknya yaitu menangkap gelombang elektromagnetik dari ruang bebas
dan mengubahnya menjadi sinya listrik. Panjang gelombang yang dipancarkan
antena ke udara bebas dapat berdasarkan frekuensi kerjanya, secara sistematis
dapat ditulis sebagai berikut:
f= atau =
Dimana :
c = cepat rambat cahaya
f = frekuensi gelombang (Hz)
λ = panjang gelombang (m)
4. Penerima Informasi
2. Polarisasi
Polarisasi dibedakan menjadi dua yaitu polarisasi veritikal dan horizontal.
Antena dapat dikatakan mempunyai polarisasi vertikal jika antena diletakkan
pada posisi vertikal dan dikatakan polarisasi hosrizontal jika antena diletakkan
pada posisi horizontal.
5. SWR
SWR adalah singkatan dari Standing Wave Ratio atau disebut dengan
nama VSWR (Voltage Standing Wave Ratio). VSWR adalah rasio
perbandingan antara gelombang datang dan gelombang pantul dimana kedua
gelombang tersebut membentuk gelombang berdiri. Gelombang berdiri
(Standing Wave) merupakan gabungan antara refleksi dan interferensi yaitu
gelombang pantul menginterferensi gelombang datang sehingga fasa
gelombang datang terganggu oleh gelombang pantul yang mengakibatkan
gelombang datang mengalami kerusakan. Semakin tinggi nilai VSWR maka
performansi dari antena tersebut semakin tidak baik atau gelombang yang
terinterferensi semakin besar.
Dalam rumus dapat dijabarkan sebagai berikut:
C. ALAT DAN BAHAN
1. Seperangkat pemancar radio FM
2. Spectrum analyzer
3. SWR dan Power Meter (CN-801)
4. Antena Telex 2 x (5/8) λ
5. Antena Gamma Match 2 x (1/4) λ
6. Kabel Koaksial RG8
7. Handphone
D. LANGKAH PERCOBAAN
PENGUKURAN SWR DAN POWER
PENGUKURAN SWR
antena (Rx)
SWR
Meter
PENGUKURAN BANDWIDTH
Suara penyiar
Tabel E.4. Tabel Hasil Perubahan Spektrum
F. ANALISA
ANALISA PENGUKURAN SWR DAN POWER
ANALISA PENGUKURAN SWR
1. Diagram Blok SWR
antena (Rx)
VHF
antena
analyzer
2. Perhitungan SWR
Menentukan Nilai Koefisien Refleksi ) Data Pertama
SWR =
SWR =
SWR = = 1.30
3. Tabel analisa hasil percobaan Power
Dari hasil perhitungan SWR hitung, maka didapatkan hasil
Frekuensi Daya Forward Daya Refleksi
No. SWR Hitung
(MHz) (P+) (P-)
1 107.1 1.9 0.25 1.30
2 107.3 2.6 0.22 1.184
3 107.5 3.1 0.15 1.101
4 107.7 2.00 0.20 1.2
5 107.9 1.50 0.32 1.542
Tabel F.2. Tabel Hasil Pengukuran Power
Berdasarkan tabel analisa hasil percobaan di atas dapat diketahui bahwa
nilai frekuensi kerjanya sebesar 107.5 MHz. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
apabila nilai frekuensi semakin menjauh dari frekuensi kerjanya maka nilai
daya kirim/ power forward nya akan semakin kecil sedangkan daya pantul/
power reflected akan semakin besar atau berbanding terbalik. Nilai SWR Hitung
berbanding lurus dengan nilai Daya Refleksi nya apabila Daya Refleksi nya
semakin besar maka SWR Hitung yang dihasilkan akan semakin besar pula.
Nilai SWR yang terbaik adalah yang mendekati 1 berada pada frekuensi kerja
107.5 MHz yang memiliki informasi paling baik.
3.5
2.5
2
Daya
1.5
0.5
0
107.1 107.3 107.5 107.7 107.9
Frekuensi (MHz)
SWR Hitung
2 1.3 1.542
1.184 1.101 1.2
SWR
1
0
107.1 107.3 107.5 107.7 107.9
Frekuensi (MHz)
4. Grafik hasil percobaan
4 SWR Hitung
3 Daya Refleksi(P-)
Daya Forward (P+0
2
0
107.1 107.3 107.5 107.7 107.9
ANALISA BANDWIDTH MODULASI
1. Diagram Blok Spektrum Analyzer
107.5
Suara video
Tabel F.4. Tabel Hasil Perubahan Spektrum
Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisa bahwa bentuk spektrum sebelum
diinputkan sinyal suara masih stabil kemudian setelah diinputkan sinyal suara/
audio bentuk spektrum menjadi tidak beraturan/tidak stabil. Hal ini disebabkan
oleh besar kecilnya audio yang diberikan sehingga bentuk spektrum mengalami
perubahan.
G. KESIMPULAN
1. Pada pengukuran nilai SWR nilai frekuensi kerja yang digunakan sebesar
107.5 MHz. Hal ini dapat disimpulkan bahwa apabila nilai frekuensi mendekati
frekuensi kerja nilai SWR ukur yang diperoleh akan semakin kecil sedangkan
apabila nilai frekuensi menjauhi frekuensi kerja maka nilai SWR ukur yang
diperoleh akan semakin besar. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai
SWR yang terbaik adalah bernilai mendekati 1 dan terdapat pada frekuensi kerja
107.5 MHz yang menghasilkan informasi bagus.
2. Pada pengukuran nilai power nilai frekuensi kerjanya sebesar 107.5 MHz. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa apabila nilai frekuensi semakin menjauh dari
frekuensi kerjanya maka nilai daya kirim/ power forward nya akan semakin kecil
sedangkan daya pantul/ power reflected akan semakin besar atau berbanding
terbalik. Nilai SWR Hitung berbanding lurus dengan nilai Daya Refleksi nya
apabila Daya Refleksi nya semakin besar maka SWR Hitung yang dihasilkan
akan semakin besar pula. Nilai SWR yang terbaik adalah yang mendekati 1
berada pada frekuensi kerja 107.5 MHz yang memiliki informasi paling baik.
3. Pada pengukuran bandwith frekuensi kerja yang digunakan sebesar 190 KHz.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bandwidth yang dihasilkan yaitu 190 KHz
dan masih termasuk dalam ketentuan pada modulasi bandwidth yaitu berkisar
antara 100 - 400 KHz. Hasil perhitungan bandwith diatas dapat disimpulkan
bahwa nilai bandwith yang digunakan masih dalam kategori diizinkan.
4. Pada pengamatan bentuk spektrum sebelum diinputkan sinyal suara masih stabil
kemudian setelah diinputkan sinyal suara/ audio bentuk spektrum menjadi tidak
beraturan/tidak stabil. Hal ini disebabkan oleh besar kecilnya audio yang
diberikan sehingga bentuk spektrum mengalami perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
Nim : F1B019113
Kelompok : 13
1. Rangkum proses kegiatan praktikum dari video praktikum di youtube, dari pertama
sampai terakhir ( semua sub percobaan)
Jawab :
Pada pengukuran SWR terdapat beberapa alat dan bahan yang digunakan yaitu
kabel coaxial, SWR meter, Antena Gamma Match langkah selanjutnya adalah
menghubungkan antena gamma match (Rx) ke SWR meter, menghubungkan SWR meter
ke power supply kemudian menghidupkan SWR meter. Frekuensi dapat diatur pada SWR
meter dan skala nilai SWR dapat langsung dilihat pada SWR nya. Mengamati dan
mencatat hasil pengukuran dari SWR nya.
Pada pengukuran power terdapat beberapa alat dan bahan yang digunakan yaitu
SWR dan Power meter, pemancar radio FM dan input (Antena Telex). Langkah
selanjutnya adalah menghubungkan SWR dan Power Meter ke Pemancar radio FM,
menghubungkan antena telex ke SWR dan Power meter, menghubungkan pemancar radio
FM ke power supply dan hidupkan pemancar radio FM. Pada pemancar radio FM
terdapat display frekuensi pemancar, display power output pemancar dan switch power
on/off. Memilih dan memindahkan switch pada parameter ukur menjadi OFF dan pilih
parameter CAL untuk melakukan kalibrasi yaitu sampai menunjukan angka nol
kemudian pilih parameter power dan fwd untuk mengukur power forward, memilih skala
pengkuran dengan mengatur RANGE pengukuran menjadi 5W agar nilai ukurnya dapat
terbaca jelas, mencatat dan mengamati nilai power forward pada skala 5W. Selanjutnya
memilih parameter power dan ref untuk mengukur power reflected, mencatat dan
mengamati nilai power reflected pada skala 5W. Kemudian melakukan pengukuran
kembali dengan nilai frekuensi yang berbeda lagi.
Pada pengukuran bandwith dan pengamatan bentuk spektrum terdapat beberapa
alat dan bahan yaitu mixer, spectrum analyzer dan antena gamma match, pemancar radio
FM dan antena telex, input instrumen seperti HP. Langkah selanjutnya adalah
menghubungkan pemancar radio FM ke mixer, menghidupkan pemancar radio FM dan
mixer, menghidupkan spectrum analyzer. Untuk dapat melihat bentuk spektrum sebelum
diberi masukan yaitu dengan mengatur rentang frekuensi dengan center 107.5 MHz,
menekan “frequency”, menekan “F1” untuk memilih “frequency center” dan mengatur
pada 107.5 MHz, mengatur rentang frekuensi sebesar 1 MHz dengan menekan “span”
lalu menekan “F1” dan menekan 1 MHz. Kemudian melihat pada spektrum analyzer
disana bentuk spektrum masih normal atau stabil sebelum diberi masukan suara.
Menentukan USB dan LSB untuk mengukur bandwith spektrum tersebut, menekan
“marker”, menekan “F1” untuk memilih nomor marker, menekan “F2” untuk
mengaktifkan marker dan menandai frekuensi center 107.5 MHz, menggunakan marker 2
untuk menentukan USB, untuk menentukan frekuensi dengan memutar tunning atau
langsung menekan dan mengatur frekuensi USB kemudian dilakukan tunning kemudian
mencatatnya. Kemudian menggunakan marker 3 untuk menentukan LSB dengan metode
sama seperti sebelumnya. Sesudah diberi masukan sinyal suara bentuk spektrum yang
terlihat menjadi tidak beraturan.
2. Jelaskan apa itu power, bandwith, standing wave, dan SWR
Jawab :
Power adalah daya listrik yang digunakan untuk sumber tenaga, bandwith adalah lebar
pita frekuensi, standing wave adalah gelombang tegak yang berubah seiring waktu namun
amplitudonya tidak bergerak, SWR adalah perbandingan dari gelombang tegak tersebut.
3. Jelaskan mengenai analisa SWR, power, bandwith, bentuk spektrum ( semua analisa sub
percobaan)
Jawab :
Pada pengukuran nilai SWR nilai frekuensi kerja yang digunakan sebesar 107.5
MHz. Hal ini dapat disimpulkan bahwa apabila nilai frekuensi mendekati frekuensi kerja
nilai SWR ukur yang diperoleh akan semakin kecil sedangkan apabila nilai frekuensi
menjauhi frekuensi kerja maka nilai SWR ukur yang diperoleh akan semakin besar. Pada
tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai SWR yang terbaik adalah bernilai mendekati 1
dan terdapat pada frekuensi kerja 107.5 MHz yang menghasilkan informasi bagus.
Pada pengukuran nilai power nilai frekuensi kerjanya sebesar 107.5 MHz. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa apabila nilai frekuensi semakin menjauh dari frekuensi
kerjanya maka nilai daya kirim/ power forward nya akan semakin kecil sedangkan daya
pantul/ power reflected akan semakin besar atau berbanding terbalik. Nilai SWR Hitung
berbanding lurus dengan nilai Daya Refleksi nya apabila Daya Refleksi nya semakin
besar maka SWR Hitung yang dihasilkan akan semakin besar pula. Nilai SWR yang
terbaik adalah yang mendekati 1 berada pada frekuensi kerja 107.5 MHz yang memiliki
informasi paling baik.
Pada pengukuran bandwith frekuensi kerja yang digunakan sebesar 190 KHz.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bandwidth yang dihasilkan yaitu 190 KHz dan masih
termasuk dalam ketentuan pada modulasi bandwidth yaitu berkisar antara 100 - 400 KHz.
Hasil perhitungan bandwith diatas dapat disimpulkan bahwa nilai bandwith yang
digunakan masih dalam kategori diizinkan.
Pada pengamatan bentuk spektrum sebelum diinputkan sinyal suara masih stabil
kemudian setelah diinputkan sinyal suara/ audio bentuk spektrum menjadi tidak
beraturan/tidak stabil. Hal ini disebabkan oleh besar kecilnya audio yang diberikan
sehingga bentuk spektrum mengalami perubahan.
Patch
Adalah elemen antena yang terbuat dari metal dengan konduktifitas tinggi yang
berfungsi sebagai peradiasi antena sehingga gelombang elektromagnetik yang melewati
suatu kanal akan di terima atau di radiasikan melewati patch.
Substrat
Adalah komponen antena yang berperan sebagai dielektrik yang berpengaruh pada lebar
suatu bandwith, semkain tebal substrat maka bandwith-nya juga akan semakin lebar.
Ground plan
Merupakan elemen antena yang memiliki fungsi sebagai reflector antena yaitu sebagai
pengumpul gelombang elektromagnetik yang akan di terima patch dan sebagai pemantul
gelombang elektromagnetik yang tidak di harapakan
Mikrostrip feed
Adalah elemen antena yang digunakan untuk mencatu antena yaitu menghubungkan
antena mikrostrip dengan saluran trnasmisi.
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
DAFTAR HADIR
PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI
PERCOBAAN 3
SHIFT 3
KELOMPOK 13
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI
PARAF
NO TANGGAL URAIAN
ASISTEN
- ganti analisa
- ganti kesimpulan
- penulisan diatur
Ac
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2020
PERCOBAAN 4
TEKNOLOGI SELULER
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2020
PERCOBAAN IV
TEKNOLOGI SELULER
1. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh perubahan jarak terhadap level sinyal yang diterima.
2. Mengetahui perbandingan level sinyal 3G dengan 4G pada provider yang sama.
3. Mengetahui perbandingan level sinyal 3G dengan 4G pada provider yang berbeda.
2. DASAR TEORI
Komunikasi Bergerak
Sistem Komunikasi Bergerak Seluler merupakan sistem komunikasi dengan media
transmisi tanpa kabel (ruang bebas), yang mampu memberikan derajat mobilitas yang
baik pada user (MS). Sistem ini dikatakan seluler karena coverage jaringannya dibagi
dalam beberapa sel. (Anonim.2019)
Arsitektur umum sistem komunikasi bergerak seluler dapat dilihat pada gambar:
Perhitungan :
1. G = 10 log 100/1 = 20 dB
2. G = 10 log 50/100 = -3 dB (maka disebut redaman / loss 3 dB)
b. dBm adalah satuan level daya dengan referensi daya 1mW = 10-3 Watt
P (dBm) = 10 log P (watt)/10-3 watt.
Perhitungan :
1. 10 watt = P(dBm) = 10 log 10/10-3 = 10 log 104 = 10*4 = 40 dBm
2. 100 watt = P(dBm) = 10 log 100/10-3 = 10 log 105 = 10*5 = 50 dBm
3. 1000 watt = P (dBm) = 10 log 1000/10-3 = 10 log 106 = 10*6 = 60 dBm
d. Reference Signal Receive Quality (RSRQ) merupakan kualitas sinyal yang diterima
UE. Rasio antara RSRP dan wideband power. RSRQ juga dipengaruhi oleh sinyal,
noise dan interference yang diterima UE. Satuan RSRQ adalah dB dan nilainya
selalu negatif (karena nilai RSSI selalu lebih besar dibandingkan dengan N x
RSRP). RSRQ membantu sistem dalam proses handover dimana RSRQ dapat
meranking performansi kandidat sel dalam proses cell selection-reselection dan
handover berdasarkan kualitas sinyal yang diterima. (teltonika,2020)
Warna Rentang Nilai Keterangan
4. LANGKAH PERCOBAAN
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Membuka Software Open Signal untuk mengetahui BTS terdekat dan BTS yang
connect ke Smartphone pengukur.
Level Sinyal 3G
Telkomsel
1. Titik pertama, 0m 2. Titik kedua, 5m
Kuat Kuat
No Sinyal No Sinyal
(dBm) (dBm)
1 -81 16 -95
2 -87 17 -89
3 -89 18 -87
4 -77 19 -87
5 -87 20 -87
6 -79 21 -89
7 -89 22 -89
8 -85 23 79
9 -83 24 -85
10 -95 25 -85
11 -87 26 -89
12 89 27 -93
13 -87 28 -95
14 -95 29 -75
15 -89 30 -81
6. ANALISA DATA
1. Nama Pengkur :- Alfansyah Baadilla
- Aulia Widya Prastuti
- Febrian Rizky
- Mila Wahyuni
- Nurrochman Hartadi Dasrien
2. Provider :- XL
- Telkomsel
3. Lokasi Rumah :- Gerung, Lombok barat
- Rasa Nae Barat, Kota Bima
4. Lokasi BTS :- Giri Tembesi, Lombok barat
- Raba, Kota Bima
5. Jarak Rumah ke BTS :-1400 meter
- 4000 meter
-20
-40
-60 -67.23
-73.1 -77.2 -74.43 -77.53
-80
-75.8 -75.83
-100 -82.93 -82 -82.76
0 5 10 15 20
XL 3G XL 4G
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa sinyal XL pada level 3G lebih
baik meskipun mengalami penurunan stabilitas ketika berpindah dari jarak 0 meter ke
jarak 20 meter. Sedangkan sinyal XL pada level 4G mengalami penurunan pada jarak
0 meter sampai 5 meter kemudian dari jarak 10 meter ke 20 meter mengalami
kenaikan. Kuat sinyal yang diterima disebabkan oleh beberapa faktor seperti pohon,
gedung, jarak pengguna ke BTS dan banyaknya pengguna.
Analisa grafik perbandingan jarak terhadap kekuatan sinyal Tekomsel pada level
3G dan 4G
Telkomsel 3G Telkomsel 4G
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa sinyal Telkomsel pada level 3G
semakin stabil saat berpindah dari jarak 5 meter ke jarak 20 meter. Sedangkan 4G
mengalami kenaikan ketika berpindah dari jarak 5 meter ke jarak 10 meter kemudian
mengalami penurunan sampai titik 20 meter. Kuat sinyal yang diterima disebabkan
oleh beberapa faktor seperti pohon, gedung, jarak pengguna ke BTS dan banyaknya
pengguna.
F.5 Analisa grafik perbandingan jarak terhadap kekuatan sinyal XL 3G dan
Telkomsel 3G
XL 3G Telkomsel 3G
XL 4G Telkomsel 4G
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa sinyal XL pada level 4G lebih
baik,pada sinyal ini mengalami stabilitas saat dari jarak 5 meter sampai jarak 20
meter.Sedangkan sinyal Telkomsel pada level 4G pada jarak 0 meter sampai 20 meter
tidak stabil dan mengalami penaikan dan penurunan sinyal. Kuat sinyal yang diterima
disebabkan oleh beberapa faktor seperti pohon, gedung, jarak pengguna ke BTS dan
banyaknya pengguna.
Tabel Distribusi PDF, CDF, dan CCDF
Level Sinyal 3G XL
Data
-87 1 0.03 0.03 0.96
-85 2 0.06 0.09 0.9
-83 2 0.06 0.16 0.83
-81 5 0.16 0.33 0.6
-80 1 0.03 0.36 0.63
-78 2 0.06 0.43 0.56
-77 2 0.06 0.49 0.5
-76 4 0.13 0.63 0.36
-74 2 0.06 0.69 0.3
-73 4 0.13 0.83 0.16
-72 1 0.03 0.86 0.13
-71 3 0.1 0.96 0.03
-69 1 0.03 0.9 0
3. Titik ketiga, 10 Meter
Data
-90 8 0.26 0.26 7.73
-89 1 0.03 0.3 7.7
-85 1 0.03 0.3 7.6
-83 5 0.16 0.5 7.5
-81 2 0.06 0.56 7.43
-79 3 0.1 0.6 7.3
-77 3 0.1 0.76 7.23
-75 1 0.03 0.8 7.2
-73 3 0.1 0.9 7.1
-71 2 0.06 0.96 7.03
-69 1 0.03 1 7
5. Titik kelima, 20 Meter
Data
-101 1 0.03 0.03 0.96
-93 1 0.03 0.06 0.93
-89 5 0.16 0.23 0.76
-87 1 0.03 0.26 0.73
-85 1 0.03 0.3 0.7
-83 12 0.4 0.7 0.3
-77 5 0.16 0.86 0.13
-75 3 0.1 0.96 0.03
-71 1 0.03 1 0
4. Titik keempat, 15 Meter
Data
-91 1 0.03 0.03 0.96
-89 8 0.26 0.3 0.7
-87 1 0.03 0.3 0.6
-85 4 0.13 0.46 0.53
-83 3 0.1 0.56 0.43
-81 1 0.03 0.6 0.4
-79 4 0.13 0.73 0.26
-73 5 0.16 0.9 0.1
-71 3 0.1 1 0
Data
-95 4 0.13 0.13 3.8
-93 1 0.03 0.16 3.8
-89 8 0.26 0.43 3.5
-87 7 0.23 0.6 3.3
-85 3 0.1 0.76 3.2
-83 1 0.03 0.8 3.2
-81 2 0.06 0.86 3.1
-79 2 0.06 0.93 3
-77 1 0.03 0.96 3.03
-75 1 0.03 1 3
Grafik PDF dan Analisa
Level Sinyal 3G
1. Titik Pertama, 0 meter
0.2
0.2
0.15
0.13 PDF
0.1
0.1 0.1
0.05
0.06 0.06 0.06
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm dari -85
sampai -77, nilai PDF nya stabil dan nilai peluangnya rendah., ketika kuat sinyal
dBm -75 nilai PDF nya naik atau meningkat dan nilai peluangnya tinggi. Tetapi
saat kuat sinyal dBm -74 nilai PDF nya turun derastis.
2. Titik Kedua, 5 meter
0.1
0.1
0.08
0.06
0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
0.04
0 0.01
-87 -85 -83 -81 -80 -78 -77 -76 -74 -73 -72 -71 -69
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm dari -87, nilai
PDF dan nilai peluangnya mengalami peningkatan sampai -85, dan nilai dbm dan
peluangnya stabil antara -85 dan -83. Dan mengalami penurunan nilai dBM dan
peluang ketika nilai PDF-81, mengalami peningkatan nilai dBm dan peluang dari -
81 hingga -78, nilai dBm dan peluang mengalami peningkatan dan penurunan yang
berulang ketika nilai PDF -76 hingga -69
PDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm dari -85
sampai -81, nilai PDF nya stabil dan nilai peluangnya rendah, nilai dBm dan
peluangnya mengalami kenaikan ketika nilai PDFnya -81 hingga -79 dan
mengalami penurunan nilai dbm dan peluang ketika nilai PDF -78, nilai dBm dan
peluang mengalami kenaikan ketika nilai dBm -77, dan mengalami penurunan nilai
dBm dan nilai peluang ketika nilai dBm -76,-75,-73 dan -71
4. Titik Keempat, 15 m
0.25
0.26
0.2
0.15
0.16
0.1 0.13
0.1
0.05
0.06 0.06
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal nilai dBm -89
hingga -87 stabil dan rendah, nilai dBm dan peluang mengalami kenaikan dari -87
hingga -81, dan mengalami penurunan nilai dBm dan peluang di -79, kenaikan nilai
dBm dan nilai peluang ketika -77 dan mengalami penurunan nilai dBm dan peluang
-76, Nilai dbm dan peluang mengalami kenaikan ketika nilai dBm -75 mengalami
penurunan nilai dBm dan peluang dari -74 hingga -68
5. Titik Kelima, 20 m
0.2
0.2
0.15
0.16
0.1
0.1
0.05
0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm dari -89
mengalami kenaikan nilai dBm dan peluang hingga -86 dan mengalami penurunan
nilai dBm dan nilai peluang ketika nilai -80, nilai dBm dan peluang mengalami
peningkatan dan stabil dari -79 hingga -77, dan mengalami penurunan nilai dBm
ketika nilai dBm -76, mengalami kenaikan nilai dbm dan nilai peluang ketika nilai
-75 dan mengalami penurunan nilai dbm dan peluang -74 dan meningkat -7, nilai
dbm dan nilai peluang meningkat dan menurunan ketika nilai -73,-72,-71,-70,-69.
Level sinyal 4G
1. Titik Pertama, 0 meter
0.13 PDF
0.1
0.05
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -92, nilai
PDF nya rendah dan nilai peluangnya juga rendah, ketika kuat sinyal dBm -84
nilai PDF nya tinggi dan nilai peluangnya juga tinggi, dan pada kuat sinyal dBm
-82, nilai PDF nya mengalami penurunan derastis dan pada kuat sinyal -81
mengalami kenaikan drastis pada nilai PDF nya.
2. Titik Kedua, 5 meter
0.1
0.13
0.1 0.1
0 0.06 0.06 0.06 0.06
0.03 0.03 0.03
-93 -92 -90 -88 -87 -86 -85 -84 -83 -82 -80
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -93, nilai
PDF stabil dan nilai peluangnya merendah ketika nilai -92 hingga -90, nilai dbm
dan nilai peluang meningkat ketika di nilai -87 dan stabil hingga -85, mengalami
peningkatan nilai dBm -84, dan mengalami penurunan di nilai dBm -83 dan
meningkat di nilai dBm -82 dan penurunan nilai dbm dan peluang di nilai -80
0.23
0.2
0.15
0.16
0.13
0.1
0.1 0.1 0.1
0.05
0.06
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -96 stabil dan
nilai peluangnya merendah,mengalami peningkatan nilai dBm dan nilai peluang di -
94 dan mengalami penurunan di -93, nilai dbm dan peluang meningkat dari nilai -92
hingga -88 dan mengalami penurunan di nilai dbm -87
4. Titik Keempat, 15 meter
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -98 hingga -
94 stabil dan nilai peluangnya merendah dan mengalami peningkatan nilai dbm dan
nilai peluang di nilai -94 hingga -92 dan stabil hingga nilai -91, mengalami
penurunan di nilai dbm -90 hingga -89, mengalami peningkatan nilai dBm dan nilai
peluang dari -87 hingga -86 dan menurun pada nilai -85 dan naik -84 dan
mengalami penurunan nilai di -83.
0.1 0.13
0.1 0.1 0.1
0.05
0.06 0.06 0.06 0.06
PDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -96, nilai
PDF nya rendah dan nilai peluangnya juga rendah, ketika kuat sinyal dBm -92
nilai PDF nya tinggi dan nilai peluangnya juga tinggi, dan pada kuat sinyal dBm
-90, nilai PDF nya mengalami penurunan derastis dan pada kuat sinyal -89
mengalami kenaikan drastis pada nilai PDF nya dan penurunan dari kuat sinyal -86
hingga -78.
0.1
0.1
0.08
PDF
0.06
0.06 0.06 0.06 0.06
0.04
0
-93 -90 -89 -87 -85 -83 -81 -79 -77 -75 -73 -71
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -93, nilai
PDF nya rendah dan nilai peluangnya juga rendah, ketika kuat sinyal dBm -90,
nilai PDF nya tinggi dan nilai peluangnya juga tinggi. Pada kuat sinyal dBm -71,
nilai PDF nya rendah dan turun derastis. Bisa dikatakan sinyal PDF pada sinyal 3G
Telkomsel yaitu naik dan turun atau tidak stabil.
2. Titik Kedua, 5 meter
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -95, nilai
PDF nya rendah dan nilai peluangnya juga rendah, ketika kuat sinyal dBm -90,
nilai PDF nya tinggi dan nilai peluangnya juga tinggi. Pada kuat sinyal dBm -71,
nilai PDF nya rendah dan turun derastis.
3. Titik Ketiga, 10 meter
0.25
0.26
0.2
0.15
0.05
0.06 0.06 0.06
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -99, nilai
PDF nya rendah dan nilai peluangnya juga rendah, ketika kuat sinyal dBm -91,
nilai PDF nya tinggi dan nilai peluangnya juga tinggi. Pada kuat sinyal dBm -89,
nilai PDF nya rendah dan turun derastis. Ketika kuat sinyal dBm -81 nilai PDF nya
tinggi dan peluangnya juga tinggi,.pada kuat sinyal dBM -77 nilai PDF nya rendah
dan turun derastis , ketika kuat sinyal dBm -73, nilai PDF nya tinggi dan nilai
peluangnya juga tinggi.
4. Titik Keempat, 15 meter
0.25
0.26
0.2
0.15
0.16
0.1
0.1 0.1 0.1
0.05
0.06 0.06
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -89, nilai
PDF nya rendah dan nilai peluangnya juga rendah, ketika kuat sinyal dBm -83,
nilai PDF nya tinggi dan nilai peluangnya juga tinggi. Pada kuat sinyal dBm -81,
nilai PDF nya rendah dan turun derastis. Ketika kuat sinyal dBm -79 nilai PDF nya
tinggi dan peluangnya juga tinggi,.pada kuat sinyal dBM -75 nilai PDF nya rendah
dan turun derastis , ketika kuat sinyal dBm -73, nilai PDF nya tinggi dan nilai
peluangnya juga tinggi.
5. Titik Kelima, 20 meter
0.25
0.26
0.2
0.15
0.16
0.1
0.1 0.1 0.1
0.05
0.06 0.06
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -89, nilai
PDF nya rendah dan nilai peluangnya juga rendah, ketika kuat sinyal dBm -83,
nilai PDF nya tinggi dan nilai peluangnya juga tinggi. Pada kuat sinyal dBm -81,
nilai PDF nya rendah dan turun derastis. Ketika kuat sinyal dBm -79 nilai PDF nya
tinggi dan peluangnya juga tinggi,.pada kuat sinyal dBM -75 nilai PDF nya rendah
dan turun derastis , ketika kuat sinyal dBm -73, nilai PDF nya tinggi dan nilai
peluangnya juga tinggi.
Level sinyal 4G
1. Titik Pertama, 0 meter
0.2
0.2 0.2
0.15
0.16
PDF
0.1
0.1 0.1
0.05
0.06 0.06
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -95, nilai
PDF nya rendah dan nilai peluangnya juga rendah, ketika kuat sinyal dBm -89,
nilai PDF meningkat dan nilai peluangnya tinggi, tetapi ketika kuat sinyal dBm -82
nilai PDF nya mengalami penurunan yang drastis dan nilai peluangnya rendah.
2. Titik Kedua, 5 meter
0.23
0.2
0.15
0.16
0.1
0.1 0.1 0.1 0.1
0.05
0.06 0.06
0.03 0.03
0
-95 -91 -89 -87 -85 -83 -81 -79 -77 -75
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -95, nilai
PDF nya rendah dan nilai peluangnya juga rendah, ketika kuat sinyal dBm -89,
nilai PDF meningkat dan nilai peluangnya tinggi, tetapi ketika kuat sinyal dBm -82
nilai PDF nya mengalami penurunan yang drastis dan nilai peluangnya rendah.
3. Titik Ketiga, 10 meter
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -101, nilai
PDF nya rendah dan nilai peluangnya juga rendah, ketika kuat sinyal dBm -89,
nilai PDF meningkat dan nilai peluangnya tinggi, tetapi ketika kuat sinyal dBm -87
nilai PDF nya mengalami penurunan yang drastis dan nilai peluangnya rendah. ,
ketika kuat sinyal dBm -83, nilai PDF meningkat dan nilai peluangnya tinggi,
ketika kuat sinyal dBm -77 nilai PDF nya mengalami penurunan yang drastis dan
nilai peluangnya rendah
4. Titik Keempat, 15 meter
0.25
0.26
0.2
0.15
0.16
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -91, nilai
PDF nya rendah dan nilai peluangnya juga rendah, ketika kuat sinyal dBm -89,
nilai PDF meningkat dan nilai peluangnya tinggi, tetapi ketika kuat sinyal dBm -87
nilai PDF nya mengalami penurunan yang drastis dan nilai peluangnya rendah. ,
ketika kuat sinyal dBm -85, nilai PDF meningkat dan nilai peluangnya tinggi,
ketika kuat sinyal dBm -81 nilai PDF nya mengalami penurunan yang drastis dan
nilai peluangnya rendah, ketika kuat sinyal dBm -73, nilai PDF meningkat dan nilai
peluangnya tinggi,
5. Titik Kelima, 20 meter
0.25
0.26
0.2 0.23
0.15
0.1 0.13
0.1
0.05
0.06 0.06
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa pada kuat sinyal dBm -93, nilai
PDF nya rendah dan nilai peluangnya juga rendah, ketika kuat sinyal dBm -89,
nilai PDF meningkat dan nilai peluangnya tinggi, tetapi ketika kuat sinyal dBm -83
nilai PDF nya mengalami penurunan yang drastis dan nilai peluangnya rendah. ,
Grafik CDF
Level Sinyal 3G
1. Titik Pertama, 0 meter
0.99
1 0.93
0.79
0.8 0.73
0.63
0.56
0.6
CDF
0.36
0.4
0.23 0.26
0.19
0.2 0.13 0.16
0.09
0.03 0.06
0
-85 -83 -82 -81 -80 -79 -78 -77 -76 -75 -74 -73 -72 -71 -69
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 3G XL, berada
pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati nilai
peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin meningkat kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin buruk atau
tidak stabil. Pada grafik diatas dapat kita lihat nilai CDF nya naik atau stabil.
2. Titik Kedua, 5 meter
1
0.96
0.8 0.9
0.83 0.86
0.6 0.69
0.63
0.4 0.49
0.43
0.33 0.36
0.2
0.16
0 0.09
0-.8073 -85 -83 -81 -80 -78 -77 -76 -74 -73 -72 -71 -69
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 3G XL, berada
pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati nilai
peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin meningkat kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin buruk atau
tidak stabil. Pada grafik diatas dapat kita lihat nilai CDF nya naik atau stabil.
3. Titik Ketiga, 10 meter
1
1
0.96
0.8
0.86
0.6 0.73
0.4 0.53
0.2 0.3
0.23
0 0.06 0.1
0-.8053 -83 -81 -79 -78 -77 -76 -75 -73 -71
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 3G XL, berada
pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati nilai
peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin meningkat kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin buruk atau
tidak stabil. Pada grafik diatas dapat kita lihat nilai CDF nya naik atau stabil.
4. Titik Keempat, 15 meter
1
1
0.93 0.96
0.8
0.86
0.8
0.6
0.6 0.63
0.4
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 3G XL, berada
pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati nilai
peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin meningkat kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin buruk atau
tidak stabil. Pada grafik diatas dapat kita lihat nilai CDF nya naik atau stabil.
5. Titik Kellima, 20 meter
1
1
0.8 0.9 0.93
0.6 0.73
0.6
0.4
0.46
0.4
0.2 0.3
0.26
0.2
0 0.1 0.13
0-.8093 -86 -80 -79 -77 -76 -75 -74 -73 -72 -71 -70 -69
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 3G XL, berada
pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati nilai
peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin meningkat kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin buruk atau
tidak stabil. Pada grafik diatas dapat kita lihat nilai CDF nya naik atau stabil.
Level Sinyal 4G
1. Titik Pertama, 0 meter
0.6 0.5
0.4
0.23 0.26
0.2
0.2
0.03 0.06
0
-92 -88 -87 -86 -85 -84 -83 -82 -81 -77
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 4G XL, berada
pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati nilai
peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin stabil kualitasnya, tetapi ketika nilai
CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin tidak stabil. Pada
grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -92 semakin
meningkat sampai -77.
2. Titik Kedua, 5 meter
1
1
0.8 0.93
0.8 0.83
0.6
0.4 0.5
0.43
0.36
0.2 0.3
0.2
0.13 0.16
0
-93 -92 -90 -88 -87 -86 -85 -84 -83 -82 -80
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 4G XL, berada
pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati nilai
peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin stabil kualitasnya, tetapi ketika nilai
CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin tidak stabil. Pada
grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -93 semakin
meningkat sampai -80.
3. Titik Ketiga, 10 meter
0.8
0.66
0.6 0.5
0.4
0.4
0.26
0.2
0.16
0.2
0.03 0.06
0
-96 -95 -94 -93 -92 -91 -90 -89 -88 -87
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 4G XL, berada
pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati nilai
peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin stabil kualitasnya, tetapi ketika nilai
CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin tidak stabil. Pada
grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -96 semakin
meningkat sampai -87.
4. Titik Keempat, 15 meter
0.36
0.4
0.2
0.2 0.1 0.13
0.03 0.06
0
-98 -97 -96 -94 -93 -92 -91 -90 -89 -87 -86 -85 -84 -83
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 4G XL, berada
pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati nilai
peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin stabil kualitasnya, tetapi ketika nilai
CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin tidak stabil. Pada
grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -98 semakin
meningkat sampai -83.
.
5. Titik Kelima, 20 meter
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 4G XL, berada
pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati nilai
peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin stabil kualitasnya, tetapi ketika nilai
CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin tidak stabil. Pada
grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -96 semakin
meningkat sampai -78.
Analisa Grafik CDF Sinyal Telkomsel
Level Sinyal 3G
1. Titik Pertama, 0 meter
0.6 0.53
0.46
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 3G TELKOMSEL,
berada pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati
nilai peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin bagus kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin tidak stabil.
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -93
semakin meningkat sampai -71.
2. Titik Kedua, 5 meter
1
1
0.8 0.93
0.76
0.6 0.7
0.63
0.4 0.53
0.46
0.4
0.2 0.3
0.2
0 0.06
0-.9053 -93 -90 -89 -87 -85 -83 -81 -79 -77 -75 -73
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 3G TELKOMSEL,
berada pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati
nilai peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin bagus kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin tidak stabil.
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -93
semakin meningkat sampai -73.
3. Titik Ketiga, 10 meter
1
1
0.96
0.8
0.83
0.76
0.6 0.7
0.4
0.43
0.2 0.3
0.23 0.26
0 0.1
0-.9093 -91 -90 -89 -85 -83 -81 -77 -75 -73 -69
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 3G TELKOMSEL,
berada pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati
nilai peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin bagus kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin tidak stabil.
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -99
semakin meningkat sampai -69.
4. Titik Keempat, 15 meter
1
1
0.96
0.8 0.9
0.8
0.76
0.6
0.6
0.56
0.4 0.5
0
-90 -89 -85 -83 -81 -79 -77 -75 -73 -71 -69
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 3G TELKOMSEL,
berada pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati
nilai peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin bagus kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin tidak stabil.
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -90
semakin meningkat sampai -69.
.
5. Titik Kelima, 20 meter
1
1
0.96
0.8 0.9
0.8
0.6 0.7
0.6 0.63
0.56
0.4
0.4
0.2
0.26
0.13
0 0.06
-93 -91 -90 -87 -85 -83 -81 -80 -79 -77 -75 -73
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 3G TELKOMSEL,
berada pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati
nilai peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin bagus kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin tidak stabil.
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -93
semakin meningkat sampai -73.
Level Sinyal 4G
1. Titik Pertama, 0 meter
0.6
0.46
0.4
0.23 0.26
0.2
0.03
0
-95 -89 -87 -85 -83 -82 -81 -79 -77 -75
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 4G TELKOMSEL,
berada pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati
nilai peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin meningkat kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin menurun.
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -95
semakin meningkat sampai -75.
2. Titik Kedua, 5 meter
0.2 0.1
0.03
0
-95 -91 -89 -87 -85 -83 -81 -79 -77 -75
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 4G TELKOMSEL,
berada pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati
nilai peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin meningkat kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin menurun.
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -95
semakin meningkat sampai -75.
3. Titik Ketiga, 10 meter
0.8 0.7
0.6
0.4 0.3
0.23 0.26
0.2
0.03 0.06
0
-101 -93 -89 -87 -85 -83 -77 -75 -71
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 4G TELKOMSEL,
berada pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati
nilai peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin meningkat kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin menurun.
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -101
semakin meningkat sampai -71.
4. Titik Keempat, 15 meter
0.8 0.73
0.6
0.56
0.6
0.46
0.2
0.03
0
-91 -89 -87 -85 -83 -81 -79 -73 -71
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 4G TELKOMSEL,
berada pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati
nilai peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin meningkat kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin menurun.
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -91
semakin meningkat sampai -71.
5. Titik Kelima, 20 meter
0.6
0.43
0.4
0.13 0.16
0.2
0
-95 -93 -89 -87 -85 -83 -81 -79 -77 -75
CDF
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nila CDF sinyal 4G TELKOMSEL,
berada pada rentang nilai peluang antara 0 sampai 1, ketika nilai CDF mendekati
nilai peluang 1, maka kuat sinyal akan semakin meningkat kualitasnya, tetapi ketika
nilai CDF mendekati nilai peluang 0 maka, kuat sinyal akan semakin menurun.
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai CDF dari kuat sinyal dBm -95
semakin meningkat sampai -75.
Grafik CCDF
Analisa Grafik CCDf sinyal XL
Level Sinyal 3G
1. Titik Pertama, 0 meter
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G XL yang telah kita
dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika nilai
CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin bagus.
Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
2. Titik Kedua, 5 meter
0.96
1 0.9
0.83
0.8
0.66 0.63
0.56
0.6 0.5
0.36
0.4 0.3
0.16 0.13
0.2
0.03 0
0
-87 -85 -83 -81 -80 -78 -77 -76 -74 -73 -72 -71 -69
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G XL yang telah kita
dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika nilai
CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin bagus.
Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
.
3. Titik Ketiga, 10 meter
0.96 0.93
1 0.9
0.76
0.8 0.7
0.6
0.46
0.4
0.26
0.2 0.13
0.03 0
0
-85 -83 -81 -79 -78 -77 -76 -75 -73 -71
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G XL yang telah kita
dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika nilai
CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin bagus.
Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
4. Titik Keempat, 15 meter
0.96 0.93
1
0.83
0.8 0.7
0.6
0.6
0.4
0.36
0.4
0.2
0.2 0.13
0.06 0.03 0
0
-89 -87 -83 -81 -79 -77 -76 -75 -74 -73 -69 -68
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G XL yang telah kita
dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika nilai
CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin bagus.
Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
5. Titik Kelima, 20 meter
0.96
1 0.9
0.86
0.8
0.8 0.73 0.7
0.6
0.6 0.53
0.4 0.33
0.26
0.2 0.1
0.06
0
0
-89 -86 -80 -79 -77 -76 -75 -74 -73 -72 -71 -70 -69
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G XL yang telah kita
dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika nilai
CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin bagus.
Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
Level sinyal 4G
1. Titik Pertama, 0 meter
0.96 0.93
1
0.8
0.76 0.73
0.8
0.4 0.3
0.26
0.2
0.03 0
0
-92 -88 -87 -86 -85 -84 -83 -82 -81 -77
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 4G XL yang telah kita
dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika nilai
CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin
bagus. Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
2. Titik Kedua, 5 meter
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G XL yang telah kita
dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika nilai
CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin bagus.
Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
3. Titik Ketiga, 10 meter
0.96 0.93
1
0.83 0.8
0.8 0.73
0.6
0.6 0.5
0.4 0.3
0.2 0.1
0
0
-96 -95 -94 -93 -92 -91 -90 -89 -88 -87
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G XL yang telah kita
dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika nilai
CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin bagus.
Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
4. Titik Keempat, 15 meter
0.96 0.93
1 0.9
0.86
0.8
0.8
0.63
0.6
0.46
0.4
0.36
0.4 0.3
0.2
0.2 0.13
0.03 0
0
-98 -97 -96 -94 -93 -92 -91 -90 -89 -87 -86 -85 -84 -83
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G XL yang telah kita
dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika nilai
CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin bagus.
Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
.
5. Titik Kelima, 20 meter
0.96 0.93
1 0.9
0.83
0.76 0.73
0.8
0.63
0.6 0.5
0.4
0.4 0.3
0.23 0.2
0.2 0.13
0.06 0.03
0
0
-96 -94 -93 -92 -91 -90 -89 -87 -86 -85 -84 -83 -82 -81 -79 -78
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G XL yang telah kita
dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika nilai
CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin bagus.
Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
Analisa Grafik CCDF Sinyal Telkomsel
Level sinyal 3G
1. Titik Pertama, 0 meter
0.96
1
0.83 0.8
0.8 0.7
0.6
0.6 0.53
0.46
0.4 0.33
0.26
0.2
0.2
0.06
0
0
-93 -90 -89 -87 -85 -83 -81 -79 -77 -75 -73 -71
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G TELKOMSEL yang telah
kita dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 ketika
nilai CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin
bagus. Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
2. Titik Kedua, 5 meter
0.96
1 0.9
0.8
0.6
0.56
0.6
0.46
0.4
0.4 0.3
0.2
0.2
0.03 0
0
-95 -91 -89 -87 -85 -83 -81 -79 -77 -75
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G TELKOMSEL yang telah
kita dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 ketika
nilai CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin
bagus. Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
3. Titik Ketiga, 10 meter
0.96 0.93
1
0.76 0.73
0.8 0.7
0.6
0.4 0.3
0.2 0.13
0.03 0
0
-101 -93 -89 -87 -85 -83 -77 -75 -71
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G TELKOMSEL yang telah
kita dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 ketika
nilai CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin
bagus. Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
4. Titik Keempat, 15 meter
0.96
1
0.8 0.7
0.66
0.6 0.53
0.43 0.4
0.4
0.26
0.2 0.1
0
0
-91 -89 -87 -85 -83 -81 -79 -73 -71
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G TELKOMSEL yang telah
kita dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 ketika
nilai CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin
bagus. Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
5. Titik Kelima, 20 meter
1.93 1.86
2
1.73
1.6
1.43 1.4 1.36
1.5 1.3
1.2
1.1 1.03 1
1
0.5
0
-93 -91 -90 -87 -85 -83 -81 -80 -79 -77 -75 -73
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G TELKOMSEL yang telah
kita dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 ketika
nilai CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin
bagus. Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
Level sinyal 4G
1. Titik Pertama, 0 meter
0.96
1
0.76 0.73
0.8
0.6 0.53
0.36 0.33
0.4
0.23
0.2 0.13
0.06
0
0
-95 -89 -87 -85 -83 -82 -81 -79 -77 -75
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G TELKOMSEL yang telah
kita dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika
nilai CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin
bagus. Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
2. Titiik Kedua, 5 meter
0.96 0.93
1
0.76 0.73
0.8 0.7
0.6
0.4 0.3
0.2 0.13
0.03 0
0
-95 -91 -89 -87 -85 -83 -81 -79 -77
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G TELKOMSEL yang telah
kita dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika
nilai CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin
bagus. Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
3. Titik Ketiga, 10 meter
0.96 0.93
1
0.76 0.73
0.8 0.7
0.6
0.4 0.3
0.2 0.13
0.03 0
0
-101 -93 -89 -87 -85 -83 -77 -75 -71
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G TELKOMSEL yang telah
kita dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika
nilai CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin
bagus. Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
4. Titik Keempat, 15 meter
0.96
1
0.8 0.7
0.66
0.6 0.53
0.43 0.4
0.4
0.26
0.2 0.1
0
0
-91 -89 -87 -85 -83 -81 -79 -73 -71
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G TELKOMSEL yang telah
kita dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika
nilai CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin
bagus. Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
5. Titik Kelima, 20 meter
CCDF
Dari Grafik diatas dan hasil dari CCDF sinyal 3G TELKOMSEL yang telah
kita dapatkan dapat dianalisa bahwa rentang nilai peluang dari 0 sampai 1,2 , ketika
nilai CCDF mendekati nilai peluang 0 maka kuat sinyal yang didapatkan semakin
bagus. Dan ketika nilai CCDF mendekati nilai peluang 1,2 maka kuat sinyal yang
didapatkan kurang bagus. pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa CCDF
adalah kebalikan dari CDF.
6. KESIMPULAN
1. Hal yang dapat mempengaruhi kekuatan sinyal adalah jarak pengguna dengan BTS,
Jika semakin jauh jarak BTS dari pengguna, maka sinyal yang di terima kurang
bagus atau tidak stabil, sebaliknya jika semakin dekat jarak pengguna dengan BTS
maka sinyal yang diterima lebih bagus atau stabil, dan jika antara BTS dan
pengguna terdapat pepohonan dan berkabut maka dapat mempengaruhi kuat atau
lemahnya sinyal. Percobaanpun Berdasarkan data hasil percobaan pada sinyal XL
3g dan 4g dapat diketahui bahwa sinyal XL pada level 3G lebih baikmeskipun
mengalami penurunan stabilitas ketika berpindah dari jarak 0 meter ke jarak 15
meter. Sedangkan sinyal XL pada level 4G semakin stabil saat berpindah dari jarak
0 meter ke jarak 20 meter. Kuat sinyal yang diterima disebabkan oleh beberapa
faktor seperti pohon, gedung, jarak pengguna ke BTS dan banyaknya pengguna dan
juga berdasarkan data hasil percobaan sinyal 3g dan 4g Telkomsel yang telah
dilakukan maka diketahui bahwa sinyal Telkomsel pada level 3G semakin stabil saat
berpindah dari jarak 0 meter ke jarak 20 meter. Sedangkan 4G mengalami
penurunan stabilitas ketika berpindah dari jarak 0 meter ke jarak 10 meter. Kuat
sinyal yang diterima disebabkan oleh beberapa faktor seperti pohon, gedung, jarak
pengguna ke BTS dan banyaknya pengguna.
2. Percobaan level sinyal XL dan Telkomsel level 3G dan 4G terdapat perbandingan
kuat sinyal yang berbeda, yaitu pada level sinyal XL 4G kuat sinyal cenderung tidak
stabil, pada level sinyal Telkomsel 4G kuat sinyal cenderung stabil, pada level XL
3G kuat sinyal sangat baik dan pada level Telkomsel kuat sinyal cenderung tidak
stabil. Yang mana disebabkan oleh beberapa faktor seperti pohon, gedung, jarak
pengguna ke BTS dan banyaknya pengguna.
3. Kuat sinyal XL dan Telkomsel level 4G relative lebih bagus daripada kuat sinyal
XL dan Telkomsel level 3G. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, adanya
pepohonan, bangunan dan penghalang lainnya,,user pengguna XL dan Telkomsel
level 4G dan 3G yang berbeda serta banyaknya pengguna motor dan tekanan
kelembaban.
DAFTAR PUSTAKA
TEKNOLOGI SELULER
Berdasarkan tabel hasil pengamatan sinyal XL 3G di atas kuat sinyal yang diperoleh
tidak teratur dan jarak berpengaruh terhadap kuat sinyal yang diperoleh. Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kelembapan suhu dan jumlah pengguna yang
terkadang semakin banyak dan tidak menentu. Pada umumnya semakin jauh jarak antara user
dengan BTS Maka kuat sinyal yang diperoleh semakin berkurang Dan semakin dekat jarak
antara user dengan BTS kuat sinyal yang diperoleh semakin bertambah bagus. Adapun faktor
yang mempengaruhi kuat sinyal adalah faktor cuaca, bangunan, gedung yang tinggi,
pepohonan, banyak BTS dan banyaknya pengguna.
- Level 4G
Berdasarkan tabel hasil pengamatan sinyal Telkomsel 3G di atas kuat sinyal yang
diperoleh tidak stabil. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kelembaban suhu
dan jumlah pengguna yang terkadang semakin banyak dan tidak menentu. Pada umumnya
semakin jauh jarak antara user dengan BTS Maka kuat sinyal yang diperoleh semakin
berkurang Dan semakin dekat jarak antara user dengan BTS kuat sinyal yang diperoleh
semakin bertambah bagus. Adapun faktor yang mempengaruhi kuat sinyal adalah faktor
cuaca, bangunan, gedung yang tinggi, pepohonan, banyak BTS dan banyaknya pengguna.
- Level 4G
-40
-60 XL 3G
-83 -83 -87 XL 4G
-89 -92
-80
-40
-120
Jarak (meter)
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa sinyal Telkomsel pada level 3G
lebih baik dibandingkan dengan sinyal Telkomsel level 4G. Telkomsel 3G dari jarak
keseluruhan memiliki kuat sinyal yang perlahan menurun secara stabil. Pada level 4G,
sinyal berada pada rentang cukup baik tetapi saat berpindah terjadi penurunan kualitas
sinyal meskipun tidak signifikan. Adapun hal yang mempengaruhi kuat sinyal adalah faktor
cuaca, bangunan dan gedung yang tinggi, banyak BTS dan banyaknya pengguna.
Analisa Grafik Perbandingan Jarak Terhadap Kekuatan Sinyal XL 3G dan
Telkomsel 3G
-30
-40
-50 XL 3G
-60 -71 -73 Telkomsel 3G
-75 -75 -77
-70
-80
-90 -83 -83
-87 -89
-100 -92
Jarak (meter)
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa sinyal XL pada level 3G lebih baik
daripada sinyal Telkomsel 3G meskipun mengalami penurunan ketika berpindah dari
jarak 0 meter ke jarak 20 meter. Sedangkan sinyal Telkomsel pada level 3G mengalami
penurunan yang cukup segnifikat ketika berpindah dari jarak 0 meter ke jarak 20 meter.
Faktorpenghambat sinyal disebabkan oleh beberapa faktor seperti pohon, gedung, jarak
pengguna ke BTS, banyak BTS dan banyaknya pengguna.
Analisa Grafik Perbandingan Jarak Terhadap Kekuatan Sinyal XL 4G dan
Telkomsel 4G
-90
-96
-95 -99 XL 3G
-100
-101 -101
Telkomsel 4G
-100
-106 -107
-108
-105
-110
Jarak (meter)
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa sinyal XL pada level 4G lebih baik
daripada sinyal Telkomsel meskipun mengalami sedikit penurunan ketika berpindah dari
jarak 0 meter ke jarak 20 meter. Sedangkan sinyal Telkomsel pada level 4G mengalami
penurunan yang cukup segnifikat ketika berpindah dari jarak 0 meter ke jarak 20 meter
.Faktor penghambat sinyal disebabkan oleh beberapa faktor seperti pohon, gedung, jarak
pengguna ke BTS, banyak BTS dan banyaknya pengguna.
Distribusi PDF, CDF dan CCDF Sinyal XL
Analisa Tabel dan Grafik Distribusi PDF, CDF dan CCDF Sinyal XL
Jumlah
Data PDF CDF CCDF
Data
-83 2 2 2 3
-87 1 1 3 2
-89 1 1 4 1
-92 1 1 5 0
2
2
1.5
1 1 1 PDF
1
0.5
Dari grafik PDF sinyal 3G XL diatas dapat disimpulkan bahwa level sinyal 3G
cenderung fluktuatif dengan rentang nilai dari 1 sampai 2. Nilai PDF cenderung
fluktuatif karena disebabkan oleh pengaruh jumlah data atau frekuensi. Sehingga
semakin besar jumlah data maka nilai PDF akan semakin besar dan semakin kecil
jumlah data maka nilai PDF akan semakin kecil.
Grafik Distribusi CDF 3G XL
Berdasarkan grafik CDF sinyal 3G XL diatas dapat dianalisa bahwa nilai CDF
level sinyal 3G XL didapat dari penjumlahan data nilai PDF pertama dengan nilai PDF
data kedua dan seterusnya. Sehingga nilai PDF yang didapat nantinya akan semakin
naik atau meningkat.
Berdasarkan grafik CCDF sinyal 3G diatas dapat dianalisa bahwa nilai CCDF
level sinyal 3G XL didapat dari pengurangan data nilai akhir CDF dengan nilai PDF
data pertama, untuk kedua diperoleh dari pengurangan data pertama CCDF dengan
jumlah data kedua PDF, begitu juga untuk data ketiga CCDF dan seterusnya. Sehingga
data yang didapat nantinya akan semakin turun atau merendah dan nilai akhir CCDF-
nya akan bernilai 0.
Tabel Distribusi Sinyal XL
- Level Sinyal 4G XL
Jumlah
Data PDF CDF CCDF
Data
-92 2 2 2 3
-96 1 1 3 2
-99 1 1 4 1
-100 1 1 5 0
1.5
1 1 1 PDF
1
0.5
Dari grafik PDF sinyal 4G XL diatas dapat dianalisa bahwa level sinyal 4G
cenderung fluktuatif dengan rentang nilai dari 1 sampai 2. Nilai PDF cenderung
fluktuatif karena disebabkan oleh pengaruh jumlah data atau frekuensi. Sehingga
semakin besar jumlah data maka nilai PDF akan semakin besar dan semakin kecil
jumlah data maka nilai PDF akan semakin kecil.
Grafik Distribusi CDF 4G XL
Berdasarkan grafik CDF sinyal 4G XL diatas dapat dianalisa bahwa nilai CDF
level sinyal 4G XL didapat dari penjumlahan data nilai PDF pertama dengan nilai
PDF data kedua dan seterusnya. Sehingga nilai PDF yang didapat nantinya akan
semakin naik atau meningkat.
Berdasarkan grafik CCDF sinyal 4G diatas dapat dianalisa bahwa nilai CCDF
level sinyal 4G XL didapat dari pengurangan data nilai akhir CDF dengan nilai PDF
data pertama, untuk kedua diperoleh dari pengurangan data pertama CCDF dengan
jumlah data kedua PDF, begitu juga untuk data ketiga CCDF dan seterusnya.
Sehingga data yang didapat nantinya akan semakin turun atau merendah dan nilai
akhir CCDF-nya akan bernilai 0.
Analisa Tabel dan Grafik Distribusi PDF, CDF dan CCDF Sinyal Telkomsel
Tabel Distribusi Sinyal Telkomsel
- Level Sinyal 3G Telkomsel
Jumlah
Data PDF CDF cCDF
Data
-71 1 1 1 4
-73 1 1 2 3
-75 2 2 4 1
-77 1 1 5 0
2
2
1.5
1 1 1 PDF
1
0.5
Dari grafik PDF sinyal 3G Telkomsel diatas dapat dianalisa bahwa level sinyal
3G cenderung fluktuatif dengan rentang nilai dari 1 sampai 2. Nilai PDF cenderung
fluktuatif karena disebabkan oleh pengaruh jumlah data atau frekuensi. Sehingga
semakin besar jumlah data maka nilai PDF akan semakin besar dan semakin kecil
jumlah data maka nilai PDF akan semakin kecil.
Grafik Distribusi CDF 3G Telkomsel
3 CDF
2
2
1
1
Berdasarkan grafik CDF sinyal 3G Telkomsel diatas dapat dianalisa bahwa nilai
CDF level sinyal 3G Telkomsel didapat dari penjumlahan data nilai PDF pertama
dengan nilai PDF data kedua dan seterusnya. Sehingga nilai PDF yang didapat
nantinya akan semakin naik atau meningkat.
2
1
1
0
0
Jumlah
Data PDF CDF CCDF
Data
-101 2 2 2 3
-108 1 1 3 2
-106 2 2 5 0
1.5
1 PDF
1
0.5
Dari grafik PDF sinyal 4G Telkomsel diatas dapat dianalisa bahwa level sinyal
4G cenderung fluktuatif dengan rentang nilai dari 1 sampai 2. Nilai PDF cenderung
fluktuatif karena disebabkan oleh pengaruh jumlah data atau frekuensi. Sehingga
semakin besar jumlah data maka nilai PDF akan semakin besar dan semakin kecil
jumlah data maka nilai PDF akan semakin kecil.
Grafik Distribusi CDF 4G Telkomsel
Berdasarkan grafik CDF sinyal 4G Telkomsel diatas dapat dianalisa bahwa nilai
CDF level sinyal 4G Telkomsel didapat dari penjumlahan data nilai PDF pertama
dengan nilai PDF data kedua dan seterusnya. Sehingga nilai PDF yang didapat
nantinya akan semakin naik atau meningkat.
DAFTAR HADIR
PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI
PERCOBAAN 4
SHIFT 1
KELOMPOK 13
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI
PARAF
NO TANGGAL URAIAN
ASISTEN
+ catatan kaki
- rapiin laporan
- analisanya diganti
+ data hasil
- Perbaiki grafik
+ kesimpulan
- perbaiki format penulisan laporan
- perbaiki kesimpulan
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2020
PERCOBAAN 5
PULSE CODE MODULATION
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2020
PERCOBAAN V
A.TUJUAN
B. DASAR TEORI
PAM
PAM (Pulse-amplitude modulation) adalah sebuah teknik untuk
menggambarkan sebuah perubahan dari sinyal analog ke sinyal tipe pulsa
dimana didalam pulsa amplitudonya menunjukkan informasi analog.Sinyal
PAM dapat diubah menjadi sinyal digital PCM (Baseband).Dalam hal ini
sinyal digital dari PAM dimodulasikan oleh carier di sistem komunikasi
digital bandpass. Konsekuensi proses perubahan analog menjadi PAM adalah
tahap pertama dalam merubah gelombang analog menjadi sinyal PAM
(digital). Didalam beberapa aplikasi sinyal PAM digunakan secara langsung
dan perubahan menjadi PCM tidak dikehendaki.
Dalam hal sinyal digital dari PAM dimodulasikan oleh carrier. Pulsa
modulasi melibatkan konversi dari sinyal continue analog menjadi time-
discrete sequence dari pulsa individu. Sinyal pulsa carrier dimodulasi oleh
sinyal informasi analog.
Menurut teori Shannon, Scanning singnal’s frequency harus setidaknya
bernilai dua kali dari frekuensi maksimum sinyal informasi. Modulasi memberikan
peningkatan kepada pulse sequence yang amplitudonya sesuai dengan sinyal input
pada waktu sampling.
Gambar 5.1 (a) rentetan pulsa yang seragam, (b) gelombang modulasi
m(t), dan (c) bentuk gelombang PAM yang dicuplik.
Cuplikan PAM alami (natural PAM sampling) terjadi bila pada
modulator digunakan pulsa – pulsa dengan lebar terbatas, tetapi puncak –
puncak pulsa dipaksa untuk mengikuti bentuk gelombang modulasi seperti
pada gambar (c).
PCM
Filter
1. Filter High-Pass
Sebuah filter high-pass (HPF) ialah filter yang meneruskan komponen
komponen frekuensi tinggi suatu spektrum dengan distorsi – distorsi
amplitudo dan fasa yang dapat diabaikan.
2. Filter Low-pass
Low Pass Filter (LPF) ideal melewatkan sinyal dengan frekuensi
kurang dari frekuensi tertentu dan tidak melewatkan sinyal sama sekali
dengan frekuensi lebih dari frekuensi tertentu. Jangkauan frekuensi yang
dikirimkan dikenal sebagai pita lewat (bandpass). Jangkauan frekuensi
yang diperlemah dikenal sebagai pita stop (bandstop). Frekuensi cutoff (fc)
juga disebut sebagai frekuensi 0,707, frekuensi -3 dB, frekuensi sudut.
Frekuensi-frekuensi diatas fc akan diredam (diperkecil). Kisar frekuensi
dibawah fc disebut bandpass, sedangkan kisar frekuensi diatas disebut
bandstop.
1. Komputer
2. MATLAB R2103
D. LANGKAH PERCOBAAN
Percobaankuantisasi linier
-Tekan tombol Mode sampai led quantisasi linier pada PCM modulator
dan PCM demodulator aktif.
- Set tegangan input U1 seperti tabel 1, kemudian ukur tegangan U2 pada output
DA converter, tuliskan kedalam tabel beserta digit biner yang
ditunjukkan oleh led.
Karakteristik Compressor
Karakteristik Expander
- Tekan tombol Mode sampai led quantisasi linier pada PCM modulator
dan quantisasi non-linier pada PCM demodulator aktif.
- Ulangi langkah percobaan kuantisasi linier.
Simulasi dengan MATLAB R2013a
Sinyal
Informasi
Sinyal
Sampling
Sinyal PAM
Sinyal
Terkuantisasi
Sinyal
Coding
(Pulsa)
Sinyal
Output
F. ANALISA DATA
Blok Diagram PCM
9.5
9.16
8.7
9
11110001
7.74
8
11100101
6.78
7
11011000
5.81
6
11001111
4.86
5 10111111
3.87
4
10110010
2.95
3
10100110
1.95
2
1.03
10011001
1
0.03
10001101
0
10000000
00001100
-0.87
-1
00011001
-1.87
-2
00100101
-2.79
-3
-3.38
00110010
-4
-4.7
00111110
-5
-5.7
01001011
-6
-6.62
01010111
-7
-7.62
01100100
-8
-8.54
01110000
-9.07
-9
-9.5
01110110
o Grafik Kuantitasi Linier
9.16
10
8.7
7.74
9
6.78
8
5.81
7
4.86
6
3.87
5
2.95
4
1.95
3
1.03
2
0.03
1
U1 / V
-0.87
0
-1.87
-1
-2.79
-2 -3.3 8
-3
-4.7
-4
-5.7
-6.6 2
-5
-6
-7.6 2
-8.54
-7
-9.07
-8
-9
-10
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
U2 / V
Karakteristik Compressor
Analisa Perhitungan
o Konversi Bilangan Biner Ke Desimal
(01111110)2
=0 × 27 + 1 × 26 + 1 × 25 + 1 × 24 + 1 × 23 + 1 × 22 + 1 × 21 +
0 × 20
= 0 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 2+0
= 126
o Tegangan Hitung
Diketahui :
U1/V = -9,5 V
U2/V = -9,61 V
Bit parity = -1
Konstanta = 0,078
Desimal = 126
Ditanya : Vhitung = ?
Penyelesaian :
Vhitung = Konstanta Bit. Parity × Nilai Desimal
= 0,078 × (-1) × 126
= -9,828
o Tabel Analisa Karakteristik Compressor
U1/V U2/V Code desimal Bit parity V hitung
-9,5 -9,61 01111110 126 -1 -9.828
9.62
01110110
9.31
9.5
9.24
9.08
8.77
8.54
8.09
01110011
9
7.63
6.86
8
01101111
7
5.71
01101001
6
5
01100011
4
01011001
3
1.051
2
01001000
1
10001111
0
11001010
-1
11011001
-2
-3
11101001
-4
11101001
-5
-5.47
-6
11101111
-6.77
-7
-7.54
11110010
-8
-8
-8.46
-8.77
-9
-9
-9.23
11101101
-9.46
- 9.5
-9.61
11100111
11111001
11111101
o Grafik Kuantisasi Compressor
9.62
9.24
9.31
9.08
8.77
8.54
10
7.63
9
6.86
8
5.71
7
6
5
4
3
2
1
U1 / V
-1.051
0
-1
-2 [Y VALUE].00
-3
[Y VALUE].00
-5.47
-4
-5 -6.77
-7.54
-6
-8.46
-8.77
-9.23
-7
-9.46
-9.61
-8
-9
-10
U2 / V
9.5
01001011
9
00111110
7.24
8
7
00110010
6
00100101
5
3.128
4
4
00011001
1.94
3
1.106
00001100
0.259
0.162
0.162
2
0.104
0.51
0.4
1
10001101
0
10001101
-0.016
-0.157
-0.079
-0.297
-0.529
-1
10011001
-1.62
-1.72
-2
10100110
-2.98
-3
-4
10110010
-4.78
-5
10111111
-6
-6.75
-7
11001011
-8
-9
11011000
- 9.5
11100100
11110001
11110111
Grafik Kuantisasi Expanded
10
4.00 7.24
9
8
7
3.218
6
5
1.940
4
1.106
3
-0.016
0.259
-0.079
-0.157
0.162
0.51
0.104
0.041
-0.297
0.40
-0.529
2
-0.62
-1.702
1
U1 / V
0 -2.980
-1
-2
-4.78
-3
-4
-6.75
-5
-6
-7
-8
-9
-10
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
U2 / V
a. Sinyal Informasi
b. Sinyal Sampling
d. Sinyal Terkuantisasi
jumlah bit, sehingga semakin besar jumlah bit maka error/distorsi akan
semakin kecil. Bentuk dari sinyal terkuantisasi di atas adalah sinyal
diskrit.
f. Sinyal Output
Sinyal output di atas berasal dari sin wave dan multiplexer. Dari
gambar di atas, dapat dianalisa bahwa bentuk sinyal output tidak
sempurna sehingga terjadi delay, bentuk gelombang tertahan yang
disebabkan oleh distorsi, distorsi adalah berubahnya bentuk sinyal
akibat proses modulasi yang kurang sempurna. Selain itu, terjadi
penurunan amplitudo, karena akibat modulasi yang kurang sempurna
otomatis sinyal yang diterima tidak sama dengan yang dikirim..
G. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Kuantisasi adalah proses merubah sampel amplitudo kontinyu menjadi
sampel amplitudo diskrit yang diambil dari kumpulan level terbatas atau
proses menentukan segmen-segmen dari amplitudo sampling dalam level-
level kuantitasi.Binary encoding adalah proses mengubah sinyal analog
menjadi sinyal digital atau menjadi kode biner.
2. Proses PCM dimulai dengan sinyal analog difilter untuk menghilangkan
noiseyang ada pada sinyal tersebut, kemudian sinyal tersebut disampling
untuk proses pengambilan sampel atau contoh besaran sinyal analog pada
titik tertentu secara teratur dan berurutan. Selanjutnya dikuantisasi atau
pembulatan nilai – nilai sinyal tersebut sehingga mempermudah proses
encoding. Terakhir proses pengkodean, yaitu proses mengubah
(mengkodekan) besaran amplitudo sampling ke bentuk kode digital biner.
3. Proses transmisi PCM melibatkan multiplexer yang berfungsi
menggabungkan beberapa kanal sinyal menjadi satu kanal agar dikirim
pada satu kanal transmisi. Proses transmisi PCM ini melibatkan proses
band limiting, sampling, kuantitasi, decoding
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR HADIR
PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI
PERCOBAAN 5
SHIFT 4
KELOMPOK 13
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI
PARAF
NO TANGGAL URAIAN
ASISTEN
- Perbaiki laporan
+ Dapus
Ilhami Pramaditya
F1B018077