Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN LAB.

SISTEM KOMUNIKASI RADIO

Paket: A
Sistem Radio Link Microwave ALCATEL 9400UX

Kelompok 4/Kelas 3B2


Anggota
1. Ridwan Firdaus/151331058
2. Rina Maulida N/151331060
3. Rizka Putri S/151331061

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transmisi microwave mengacu pada teknologi transmisi informasi dengan
menggunakan gelombang radio yang panjang gelombangnya mudah diukur dalam
jumlah kecil yang disebut gelombang mikro, dengan menggunakan berbagai teknologi
elektronik. Transmisi microwave menggunakan pita frekuensi radio dengan rentang
frekuensi UHF 300 MHz-30 GHz (pada umumnya 1-3 GHz) yang mempunyai panjang
gelombang dalam ruang bebas antara 1 cm - 1 m. Perangkat yang digunakan untuk
mentransmisi dan menerima informasi microwave adalah radio microwave.

Radio microwave adalah salah satu perangkat yang mempunyai peranan penting di
dunia Telekomunikasi, karena perangkat ini merupakan sarana penting bagi petukaran
data via nirkabel dengan kapasitas yang cukup besar. Sistem ini mendukung teknologi
PDH atau PCM TDM standar ITU G.703.

Kelompok 3 di 3 minggu pertama pada mata kuliah Praktek Sistem Komunikasi


Radio diharuskan untuk mempelajari dan melakukan praktikum tentang Sistem Radio
Link Microwave ini, yaitu terhadap perangkat radio microwave digital ALCATEL
9400UX dengan kontrol software NECTAS. Minggu pertama untuk memahami dan
membuat gambaran wiring diagram sistem, minggu kedua melihat parameter sistem dan
melakukan pengujian Bit Error Rate (BER), minggu ketiga merancang dan mendesain
radio link microwave agar station 1 (POLBAN A) dan station 2 (POLBAN B) dapat
saling berkomunikasi.

1.2 Tujuan
1. Pengenalan Terhadap Perangkat Radio Microwave Digital ALCATEL 9413 UX dan
Instalasi Radio Microwave Digital ALCATEL 9413 UX.
2. Pengujian BER dan Error Performance G.703 tributary 2 Mbps Radio
Link Microwave
3. Melakukan Konfigurasi dan Setting Parameter Perangkat Radio
Microwave
1.3 Luaran yang Dihasilkan
A. Pengenalan Terhadap Perangkat Radio Microwave Digital ALCATEL 9413
UX dan Instalasi Radio Microwave Digital ALCATEL 9413 UX
1. Pemahaman sofware NECTAS dan perangkat ALCATEL 9400UX
2. Pemahaman instalasi dan perkawatan radio microwave
B. Pengujian BER dan Error Performance G.821 Tributary 2 Mbps Radio Link
Microwave
1. Kanal berfungsi dengan baik ditandai dengan warna hijau pada
sofware NECTAS, menunjukan performance G.821 Tributary 2 Mbps radio link
microwave
C. Melakukan Konfigurasi Parameter Perangkat Radio Microwave
1. Station A dapat berkomunikasi dengan station B berdasarkan
perencanaan dan desain radio yang telah dikerjakan.
BAB 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

2.1 Pengenalan Terhadap Perangkat Radio Microwave Digital ALCATEL 9413UX


dan Instalasi Radio Microwave Digital ALCATEL 9413UX

Gambar 2.1 Ruang Lingkup Pekerjaan

Pada kegiatan pertama ini yang dilakukan yaitu mengetahui perangkat serta
instalasi yang terdapat di perangkat radio microwave digital ALCATEL. Dengan
menggunakan software NECTAS memudahkan dalam pengenalan perangkat radio
microwave baik itu perangkat yang berada di Indoor unit maupun di Outdoor Unit.
Serta mengetahui alarm dan parameter yang berada pada radio Microwave Digital
ALCATEL 9413UX.
2.2 Pengujian BER dan Error Performance G.821 Tributary 2 Mbps Radio Link
Microwave

Gambar 2.2 Ruang Lingkup Pekerjaan

Pada kegiatan ini yang dilakukan yaitu pengujian terhadap Error performance
Tributary G.821 dan pengujian BER. Pengujian tersebut menggunakan data tester
yaitu EDT 135 yang dihubungkan dengan tributary 2 Mbps yang terdapat di perangkat
IDU. Di mana untuk menghubungkannya menggunakan tang krone. Kabel TX dan
RX dari EDT 135 dihubungkan ke tributary 2 Mbps dan pada receiver tributary di
loop antara TX dan RX pada saat pemasangannya.
2.3 Melakukan Konfigurasi dan Setting Parameter Perangkat Radio Microwave

Gambar 2.3 Ruang Lingkup Pekerjaan


Pada kegiatan ini yang dilakukan yaitu mengonfigurasi parameter perangkat
Radio Microwave. Di mana parameter yang diatur yaitu seperti modulasi, Bit rate, RF
Channeling, Frequency, output power, Thereshold, dan Link code. Untuk melakukan
konfigurasi tersebut disesuaikan dengan buku panduan ALCATEL. Sehingga pada
saat melakukan konfigurasi dan setting perangkat radio Microwave tidak terjadi alarm
atau kesalahan.
BAB 3

TEORI PENDUKUNG

4.1 Sejarah Radio Microwave

Radio microwave point to point pada tahun 2004 terdiri dari dua teknologi yaitu
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital Hierarchy (SDH). SDH
lebih sering dipakai untuk backbone pada mobile communication. Istilah backbone (tulang
punggung atau tulang belakang) ini sering dipakai karena biasanya menghubungkan antar
BSC, BSC ke Mobile Services Switching Center (MSC), dan antar MSC, yang berisi
komunikasi banyak sekali pengguna jasa telekomunikasi. Jadi backbone ini sangat vital
sekali, sekali putus, bisa banyak sekali pelanggan yang tidak bisa melakukan komunikasi.
Pada tahun 2005 awal, jika satu site radio SDH ini di pulau Sumatera mengalami kerusakan
di daerah tengah seperti kebakaran, atau kejadian lainnya, maka bisa mengakibatkan setengah
Pulau Sumatera tidak akan bisa berkomunikasi. SDH ini menggunakan satuan kapasitas
Synchronous Transfer Module (STM), biasanya kelipatan 4 ditulis setelah tulisan STM yaitu
STM-1, STM-4, STM-16, dan seterusnya. SDH juga teknologi yang biasa dipakai pada
jaringan optikal. Untuk mendapatkan STM-1 ini dibutuhkan bandwidth 28 MHz dengan
modulasi 64 QAM.

Ada tiga macam model Radio microwave point to point dalam segi arsitektur. Yang
pertama adalah Split Radio, Fully Indoor Radio, dan Fully Outdoor Radio. Untuk yang split
radio, maka Radio microwave point to point ini dibagi menjadi Indoor Unit (IDU) dan
Outdoor Unit (ODU). Indoor Unit terdiri dari perangkat yang menjalankan fungsi menerima
input data berupa E1 untuk dimodulasi dengan QPSK maupun QAM, dan kemudian keluar
dalam bentuk Intermediate Frequency (IF) melalui kabel Coax menuju Outdoor Unit yang
memodulasi IF menjadi gelombang radio frekuensi tinggi untuk disalurkan ke antenna dan
dipancarkan menuju antenna di tower seberang. Cable Coax ini biasanya paling kecil
berdiameter 7.6 mm untuk panjang sekitar 100 meter. Sedangkan kabel dengan diameter 10
mm digunakan untuk mendapatkan performansi bagus untuk jangkauan sampai 200 m.

Pada Indoor Unit untuk radio tipe lama ada Multiplexer Modem Unit (MMU). Card
MMU ini menggabungkan beberapa E1 dari interface masukan oleh multipexer, kemudian
dimodulasi QAM atau QPSK oleh Modulator Demodulator (Modem) sebelum dikirimkan ke
Radio Unit (RAU) pada ODU. Interface masukan E1 menuju MMU melalui bus di backplane
megazine IDU. Perkembangan lebih lanjut Radio microwave point to point memperkenalkan
Node Processor Unit (NPU) yang memiliki Ethernet Swicthing untuk memproses Ethernet
data.

Contoh konfigurasi fully indoor microwave point to point radio. Radio unit dan
modem terletak di dalam ruangan. Antena dihubungkan ke filter melalui waveguide.
Sedangkan untuk fully indoor radio, semua proses ada di dalam shelter. Yang keluar
shelter sudah dalam bentuk sinyal radio frekuensi tinggi dibawa oleh wave guide menuju
antenna bundar yang ada di bagian atas menempel pada tiang-tiang tower. Frequensi yang
dipakai pada Microwave ini dari sekitar 3 GHz – 23 GHz. Biasanya yang radio split untuk
access memakai 7 GHz, 15 GHz, 18 GHz, dan 23 GHz. Konfigurasi ketiga adalaha fully
outdoor unit, di mana modem, radio, dan antenna ditaruh di atas tower, dan interface yang
keluar langsung Ethernet interface berupa kabel optik maupun kabel LAN.

Pada tahun 2010 dikembangkan teknologi radio microwave yang menggunakan


frekuensi 70/80 GHz, disebut juga pencil beam karena kecilnya beam bagaikan pensil.
Kebanyakan regulasi di beberapa negara ada yang membebaskan biaya izin pemakaian
frekuensi ini karena kemungkinan interferensi kecil yang diatasi dengan mengatur ketinggian
antenna.

Dikembangkan juga teknologi adaptive modulation pada radio microwave point to


point, dengan cara kerja yaitu jika ada fading yang cukup besar redamannya seperti hujan
yang mengakibatkan kuat sinyal yang diterima kecil sekali misalnya -70 dBm, sehingga orde
modulasi yang tinggi secara otomatis langsung berkurang menjadi orde modulasi kecil,
misalnya dari 64 QAM berubah menjadi 4 QAM, akibatnya batas ambang kuat sinyal yang
diterima bisa makin sensitif untuk menerima kuat sinyal yang kecil sebagai data. Apabila
batas ambang kuat sinyal yang diterima tidak diturunkan dengan cara mengurangi orde
modulasi tersebut, maka sinyal yang diterima akan dianggap sebagai noise. Teknologi lain
yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir ini adalah Cross-Polarization
Interference Cancelers (XPIC) yang dipakai agar bisa menggunakan polarisasi horizontal dan
vertikal pada kanal bandwidth yang sama. XPIC pada sisi menambah peredaman sinyal salah
satu polarisasi sehingga bisa dianggap sebagai noise karena kurang dari batas ambang.

Seiring mulai dipasangnya teknologi telekomunikasi bergerak 3G dengan basis


Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA) di berbagai tempat, teknologi radio
access yang disebut Node-B mulai mengeluarkan data Ethernet/IP interface menuju radio
microwave point to point. Oleh karena itu, radio microwave point to point ini pun mulai
berkembang menjadi radio Ethernet/IP yang mengakibatkan migrasi cukup masif dari
tekologi PDH dan SDH menuju teknologi Paket Ethernet/IP. Proses migrasi ini
menggabungkan dalam satu casing modem PDH, SDH, dan Ethernet. Pada awalnya Ethernet
ini masih dibungkus dalam PDH. Jika ingin dilalui menggunakan SDH, maka Ethernet ini
dibungkus PDH kemudian dibungkus lagi dengan SDH. Ethernet juga bisa dibungkus
langsung per Virtual Container (VC)-12 atau VC-4 untuk mengurangi overhead PD. Setelah
itu perkembangannya mulailah Ethernet murni di modulasi QAM maupun QPSK untuk
dikirimkan langsung ke radio unit dan disalurkan ke antenna parabola yang mirip gendang.

Perkembangan modulasi pun begitu pesat, dari tadinya QPSK, 16 QAM, 128 QAM.
Perkembangan berikutnya 64 QAM, 256 QAM. Pada tahun 2010 pertama kali di dunia demo
pada suatu operator di Indonesia yaitu 512 QAM dengan bandwidth 56 MHz untuk Ethernet
murni. Dengan menggunakan dua unit radio 512 QAM, didapatkan total kecepatan sekitar 1
Gbps dalam mentransmisikan data. Sampai sekarang ini pertengahan tahun 2014, modulasi
pada radio microwave point to point terus dikembangkan hingga 1024 QAM untuk
meningkatkan kecepatan data. Perkembangan teknologi radio microwave point to point ini
terus berkompetisi dengan perkembangan radio akses seperti LTE Advance dengan
bandwidth 100 MHz 4×4 MIMO secara teori bisa mencapai lebih dari 3 Gbps.

4.2 Sistem Komunikasi Digital Microwave di Lab

Sistem komunikasi digital microwave ini bekerja pada pita frekuensi 13 Ghz dengan
kapasitas transmisi terpasang 16 x 2Mbit/s atau 1 x 34 Mbit/s. Sistem ini mendukung
teknologi PDH atau PCM TDM standar ITU G.703. Deskripsi umum Radio Link ALCATEL
9400 UX

Alcatel Family 9400 merupakan keluarga sistem radio microwave digital point to point
yang dirancang khusus untuk memenuhi berbagai kebutuhan transmisi baik untuk jaringan
public atau private untuk berbagai aplikasi. Sistem radio ini mencakup kisaran pita frekuensi
dari 13 sampai dengan 38 Ghz yang dapat mendukung berbagai kondisi propagasi dan juga
berbagai konfigurasi jaringan dengan spectral affesiency yang tinggi dengan tipe modulasi 16
QAM. Berikut adalah kapasitas transmsi yang ditawarkan oleh system radio Alcatel ini : 2x2,
4x2, 8x2, 16x2 Mbit/s, 34 + 2 Mbit/s dengan modulasi 4QAM dan 8x2, 16x2 Mbit/s, 34 + 2
Mbit/s dengan modulasi 16 QAM.

Sistem radio link Alcatel ini saat ini banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti:

 Jaringan selular
 Jaringan akses tetap
 Jaringan private
 Jaringan utilitas, sekuritas, pertahanan dan keamanan dsb.

Tipikal jarak jangkauan Alcatel 9400:

 Sampai dengan 30 km untuk pita frekuensi gelombang micro dari 13 sampai dengan
18 Ghz dan
 Beberapa ratus meter sampai dengan 10 km untuk frekuensi gelombang millimeter
dari 23 sampai dengan 38 Ghz.
BAB 4

METODOLOGI

4.1 Pengenalan Terhadap Perangkat Radio Microwave Digital ALCATEL 9413 UX dan
Instalasi Radio Microwave Digital ALCATEL 9413 UX

Alcatel-Lucent 9400 UX termasuk kedalam jenis PDH digital, kapasitasnya rendah


dan menengah, link microwave point-to-point sangat ideal untuk transmisi digital dalam
jaringan high-density, khususnya di jarak pendek, publik, swasta dan jaringan selular.

Jenis ini terdapat seri lengkap, homogen dan kehandalan produk yang tinggi, dengan
frekuensi 7-38 GHz. Jaringannya yang unik melayani baik jaringan kecil dan besar, desain
yang kompak memungkinkan instalasi mudah dan memastikan bahwa kesamaan
maksimum dicapai di frekuensi dan kapasitas. Didalamnya termasuk model 9400 UX,
9413 UX, 9418 UX, 9423 UX dan 9470 UX . Dengan kapasitas transmisi 2x2 hingga
16x2/34 Mbit/s dan tipe modulasi 16 QAM.

Untuk melihat parameter system radio link microwave seperti koneksi antar device,
tributary yang digunakan dan parameter lainnya adapun software yang dipakai NECTAS.
Berikut merupakan tabel yang berisi fungsi dari menu yang ada pada software NECTAS:

APPLICATION TYPE FUNCTION USE


Managing passwords
Administrative Instalation, Operation
Administration and access to the
functions and maintenance
applications
Comissioning
Managing a network
Instalation Changing the
elements hardware
parameters hardware
configuration
configuration
Comissioning
Commissioning Managing a network
Operational Changing the NE or
elements operational
parameters network
configuration
configuration
Software Updating network Updating network
downloading element software element software
Alarms, status Operation Displaying alarms and Routine operation
and (remote) status information
controls Selecting and sending
remote controls
Preventive
Viewing information
Performance maintenance
contained in the various
monitoring Checks after
performance counters
(G.821) (except commissioning or
for the different entities
for LUX 40) changing the network
(link,sections, etc)
configuratio
Routine operation
Preventive
Monitoring the main maintenance
transmission parameters Checks after:
Radio (power levels, bit error  Commissioning or
transmission ratios) changing the
parameters Providing an initial network
diagnostic on transmit configuration
and receive alarms  Restarting after
corrective
maintenance work
Reading inventory
Network
Remote inventory information from
management
network elements
Operation
Reading events logged
Event logging Corrective
in NEs
maintenance
Extended
Analyzing the Preventive
946LUX12
performance levels of maintenance
Performance application for
terminal points (TP) Checks after
monitoring operation
supported by an NE in commissioning or
(G.784) (standard version
accordance with ITU-T changing the network
of 946LUX40)
Recommendation G.784 configuration
Operation
Viewing measurement Preventive
Analogue
results performed on the maintenance
measurements
various points of an NE Corretive
maintenance

4.2 Pengujian BER dan Error Performance G.821 Tributary 2 Mbit/s Radio Link
Microwave

Tributary adalah kanal-kanal digital dengan kecepatan 2 Mbps yang merupakan


input/output simstem radio link. Perangkat pada laboratorium memiliki 8 tributary dengan
masing-masing kecepatannya 2 Mbps. Berikut spesifikasi sinyal tributary sebelum mengukur
BER dan error performance G.821 tributary 2 Mb/s , diantaranya:

- Interface yang digunakan adalah G.703 standar ITU


- Line code HDB3
- Framing PCM 30
- Impedansi 120Ώ (balance)

Pengujian tributary dilakukan dengan cara diukur menggunakan data tester


ACTERNA EDT-135. Bagian pengirim (Polban A) dihubungkan dengan data tester
ACTERNA EDT-135, terdapat 2 tributary (Tx dan Rx) yang dihubungkan juga ke
multiplexer. Kemudian bagian penerima (Polban B) tributary (Tx an Rx) dipasangkan secara
loopback.

4.3 Melakukan Konfigurasi dan Setting Parameter Perangkat Radio Microwave

Sebelumnya pelajari terlebih dahulu manual ALCATEL 9400 UX kemudian ubah


nilai parameter-parameter transmisi di software NECTAS. Hal ini dilakukan agar hubungan
antar node dapat terbangun sehingga parameter-parameter harus diketahui aturannya dan
diperhatikan untuk konfigurasi, berikut uraiannya:

- Spesifikasi umum dari perangkat digital mikrowave radio link ALCATEL 9400 UX.
- Kondisi Line Of Sight (LOS) harus terpenuhi, dengan free obstruksion of fresnel zone
60%
- Fade margin > 40 dB
- Received signal normal -44 dBm sampai -70 dBm
- Tidak mengalami OUTAGE ketika fading terburuk 40 dB

Lalu yang menjadi hal penting konfigurasi perangkat IDU (Indoor Unit) dan ODU
(Outdoor Unit)

1. Konfigurasi IDU
 Modem sebuah alat yang disebut juga Return Channel Satelite terminal yang

menyambungkan dari unit luardengan IFL kabel berukuran panjang 50 meter

 IFL (Inter Facility Link) merupakan media penghubunh IDU dan ODU yang
berupa kabel koaksial dengan menggunakan konektor BNC

IDU CONFIGURATION APPLICATIONS


Classic IDU
1+0 Non-protected
Light IDU
1+1 BASIC MAIN IDU (classic) Automatic switching selection of the best
PROTECTION EXTENSION IDU receive of the best receive path and
(without MUX- operational transmitter (in case of HSB)
DEMUX option)
MAIN IDU
1+1 WITH MUX- EXTENSION IDU Automatic switching selection of the best
DEMUX (with MUX-DEMUX receive path and operational transmitter
PROTECTION option) (in case of HSB)
ACCESS IDU

2. Konfigurasi ODU
 Antena/parabola ukuran 0.55-2.4 m yang dipasang pada dinding atau atap
 BUC (Block Up Converter) yang menghantarkan sinyal informasi ke satelit atau
disebut Tx.
 LNB (Low Noise Block Up) penerima sinyal dari satelit (Rx)

ODU CONFIGURATION APPLICATIONS


9400 ux
1x ODU
1+0 1x antenna single Non –protected
polarization
2x ODU at same
frequency
Protection against
1+1 HSB 1x coupler
failures
1x antenna single
polarization
2x ODU at same Improvement of
frequency Protection against performance versus
1+1 HSB SD
2x antennas single failures multipath
polarization propagation
2x ODU at different
frequencies Improvement of
2x antennas single Protection against performance versus
1+1 FD
polarization (or 1 failures multipath
antenna dual propagation
polarization)

4.4 Pembuatan Kabel Konektor DB9


Pada 3.2 Software NETCAS tidak dapat di akses, hal ini dikarenakan kabel konektor
DB9 yang menghubungkan IDU dengan PC mengalami kerusakan, maka kami membuat
kabel konektor DB9 agar Software NETCAS dapat di akses kembali, Datasheet Terlampir.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Wiring Diagram pada Sistem Radio Microwave Digital Alcatel 9400 UX
Keterangan :

1. E1 Ethernet
2. Tributary
3. IDU
4. Rectifier
5. ODU
6. CPU
7. PC
8. Telephone

Gambar 5.1 Susunan Peralatan yang digunakan

Gambar 5.2 Settingan Tributari ke E1


5.2 Pengenalan Terhadap Perangkat Radio Microwave Digital ALCATEL 9400 UX
dengan mengamati Alarm dan Status perangkat radio via Software NECTAS
Pada kegiatan ini kelompok kami tidak bisa melakukannya dikarenakan terdapat kerusakan
pada kabel DB9 sehingga software NECTAS tidak bisa diakses. Sehingga kelompok kami
langsung melakukan pengukuran BER pada perangkat link radio.
5.3 Pengukuran Bit Error Rate dan Error Performance G.821 Tributary 2 Mbit/s

1. Pengukuran BER dan Error Performance Tributary-2 2Mbit/s tanpa gangguan

Tributary Parameter Hasil Keterangan


1 Total Second 240 Sukses
Line Rate 2047990
Bit Err Rate 0.000E
Bit Rate 63999
Code Error 0
Total Bits 7.69E6
Bit Error 0
Error Free Second 120/ 100%
Errored Secs 0/ 0%
Sev Errored secs 0/ 0%
Available time 120 / 100.00000%
Unavailable time 0 / 0%

Tabel. 5.1 Pengukuran BER dan error performance radiolink G821 untuk tributary 1 sampai
tributary 4
2. Pengukuran BER dan Error Performance, mode G.703, Line Code AMI, dan Framing
PCM30C
Tributary Parameter Hasil Keterangan
1 Total Second 120 Gagal
Line Rate 2047988
Bit Err Rate 0.000E
Bit Rate 0
Code Error 246304
Total Bits 0
Bit Error 0
Error Free Second 0/ 0%
Errored Secs Fail 120/ 100%
Sev Errored secs Fail 120/ 100%
Available time 120/ 100%
Unavailable time 0 / 0%
Tabel 5.2 hasil pengujian BER dan Error performance (G.703, AMI, PCM30C)
tributary ke-1 2Mbit/s

3. Pengukuran BER spesifikasi sesuai parameter IDU dengan AIS


Tributary Parameter Hasil Keterangan
1 Total Second 120 Gagal
Line Rate 2047989
Bit Err Rate 0.000E
Bit Rate 63999
Code Error 0
Total Bits 7.168
Bit Error 0
Error Free Second 112/ 93.33%
Errored Secs Fail 8/ 6.66667%
Sev Errored secs Fail 8/6.66667%
Available time 120 / 100.00000%
Unavailable time 0 / 0%
Tabel 5.3 hasil pengujian BER dan Error performance (G.703, HDB3, PCM30)
tributary ke-1 2Mbit/s
Pembahasan :

Pengujian tersebut dilakukan pada kondisi link radio fix, karena jaraknya relatir dekat,
maka pengukuran dilakukan pada beberapa kanal tributary saja sebagai sample, kondisi error
diberikan untuk mengukur BER ketika terjadi error. Untuk line code selain HDB3 proses
pengukuran nilai BER tidak bisa dilakukan karena tributary tidak tersambung. Pada
pengujian line coding diubah menjadi AMI. Hasil yang didapatkan terdapat jenis alarm
Frame Sync Error dimana terdapat kesalahan terdapat error pada frame dikarenakan
ketidaksesuaian line coding yang seharusnya HDB3 tapi kita konfigurasi menjadi AMI.
Sedangkan konfigurasi lainnya adalah ketika ODU kita ganggu dengan cara ditutup
menggunakan telapak tangan. Sehingga akan menyebabkan Alarm Indicator Signal (AIS).
Sehingga code free second tidak sepenuhnya berhasil 100% tapi terdapat errored sec 8 atau
6.67% dari keseluruhan 100%.

Gambar 5.3 Tampilan pada Acterna ketika pengukuran BER dengan line code AMI
Gambar 5.3 Tampilan pada Acterna ketika pengukuran BER dengan menutup ODU

5.4 Konfigurasi dan Setting Parameter Perangkat Radio Microwave

Parameter Radio Link 1 Radio Link 2


Equipment 9400UX 9400UX
Locale Station POLBAN A POLBAN B
Distant Station POLBAN B POLBAN A
Configuration 1+0 1+0
Modulation 4QAM 4QAM
Frequency Band 13 GHz 13 GHz
Tributaries 8 ports 2/8 Mbps 8 ports 2/8 Mbps
Station Number 678 876
RF Channeling 14 MHz 14 MHz
Frekuensi Agility Band 116 MHz 116 MHz
BER Threshold -89 -89
Duplex Difference 266 MHz 266 MHz
Frekuensi
Tx Frekuensi 13130.25 Mhz 12864.25 Mhz
RX Frekuensi 12864.25 Mhz 13130.25 Mhz
Mux Protection Present Present
Amplifier Variable Variable
Additional Boards Present Present
Local loop Present Present
Tabel 5.4 Konfigurasi dan Setting Parameter Perangkat Radio Microwave

Saat akan melakukan konfigurasi dan setting perangkat radio link yang harus
dilakukan terlebih dahulu adalah merancang perencanaan jaringan radiolink pada
masing-masing side dengan parameter-parameter sesuai dengan manual book
ALCATEL 9400UX. Mengacu pada manual book yang ada parameter equipment diisi
dengan 9400UX/9600UX dengan teknik modulasi 4 QAM dan frequency band 13
GHz, standard rentang frekuensi antara frekuensi Tx dan frekuensi Rx (duplex
difference) adalah 266 MHz. dengan penjelasan singkat sebagai berikut :
1. Equipment. Pada praktikum ini perangkat radio yang digunakan adalah
ALCATEL 9400UX.
2. Locale Station dan Distance Station. Pada rancangan ini kedua station diberikan
nama, pada radio link pertama diberi nama POLBAN A dan pada radio link kedua
diberi nama POLBAN B.
3. Configuration. Sistem proteksi yang digunakan pada rancangan ini adalah 1 + 0,
ini menunjukkan bahwa sistem tidak menggunakan proteksi.
4. Modulation. Modulasi yang dipakai pada rancangan ini adalah 4QAM
( Quadrature Amplitude Modulation )
5. Frequency Bands. Ada beberapa pilihan frekuensi kerja yang akan digunakan
pada sistem radio, pada rancangan ini sistem menggunakan frekuensi kerja
sebesar 13 GHz.

Gambar 5.4 Referensi Standar dan Frekuensi Plan pada Radio ALCATEL
6. Tributaries. Jumlah maksimum bit rate yang diizinkan oleh LAU/LIU terpasang
pada radio, pada rancangan ini dipakai 8 ports 2/8 Mbps.
7. Station Number. Nomor engineering service harus berbeda baik di pihak
transmitter dan di pihak receiver agar komunikasi ketika melakukan konfigurasi
antara satu dan yang lainnya lebih mudah, pada rancangan ini station number
POLBAN A diatur dengan kombinasi angka 678, sementara station number
POLBAN B diatur dengan kombinasi angka 876 .Untuk kombinasi angka tidak
diperbolehkan menggunakan angka 0 lebih dari satu.
8. Parameter lain yang harus di setting adalah Tx Frequency dan Rx Frequency.
Pengaturan frekuensi untuk Tx dan Rx ini mengacu pada tabel frequency agility
bands pada manual book Alcatel 9400 UX. Pada pengaturan frekuensi Tx dan Rx
ini satu hal penting yang tidak boleh terlupakan bahwa rentang perbedaan
frekuensi Tx dan Rx (duplex difference) adalah sebesar 266 MHz. Untuk
frekuensi Tx pada stasiun POLBAN A dipilih 12864.25 Mhz dan band frekuensi
tersebut menempati sub-band fekuensi 1, selain itu untuk frekuensi Rx pada
stasiun POLBAN A dipilih 13130.25 MHz yang menempati sub-band frekuensi
1P. Sesuai dengan manual book dilakukan pengaturan TX-RX spacing sebesar
266 MHz. Sedangkan pada stasiun POLBAN B untuk frekuensi Tx dan Rx dipilih
frekuensi yang berkebalikan dengan frekuensi Tx dan Rx pada stasiun POLBAN
A.

Gambar 5.5 Tabel Frequency Agility Bands


9. Setelah mengatur frekuensi Tx dan Rx pada masing-masing stasiun maka langkah
selanjutnya adalah mengatur Tx level yang menunjukkan output power dari
masing-masing ODU.

Gambar 5.6 Tabel In-Field Tunability ODU pada manual book 9400 UX

Dari gambar 5.6 diatas disebutkan bahwa untuk Tx Level pada IDU
stasiun lokal (pada praktikum ini POLBAN A) dengan perangkat 9413 UX yang
menggunakan teknik modulasi 4 QAM dapat disetting pada nilai 25 dBm.
Gambar 5.7 Tabel Tunability range ODU pada manual book Alcatel 9400
UX

Sedangkan untuk Tx level pada stasiun yang berintegrasi dengan


POLBAN A (pada praktikum ini stasiun yang berintegrasi adalah stasiun
POLBAN B) disetting pada level 24 dBm. Hal ini sesuai dengan tabel tunability
range untuk ODU pada perangkat radio Alcatel 9400 UX yang ditunjukkan pada
gambar 4.23 di atas

10. Untuk parameter level threshold pada hal ini mengacu pada tabel yang
ditunjukkan pada gambar 4.24, untuk perangkat radio Alcatel 9413 UX yang
dipakai pada praktikum ini dengan bit rate yang dipakai adalah 8x2 Mbps nilainya
adalah -89 dBm.

Gambar 5.8 Tabel typical BER Threshold untuk perangkat radio Alcatel 9400 UX

5.5 Pembuatan kabel DB9


Pada saat praktikum aplikasi NECTAS tidak bisa diakses dikarenakan terdapat
kerusakan pada kabel DB9. Sehingga untuk mengisi kegiatan praktikan melakukan perbaikan
kabel DB9 dengan membuat kabel DB9 yang baru. Sebelumnya sudah ada yang membuat
kabel tersebut akan tetapi saat kita check masih terdapat kesalahan yaitu terdapat kabel yang
cross. Dengan melihat susunan kabel pada DB9 yang masih bagus dimana susunannya lurus
seperti gambar berikut ini.
1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

Gambar 5.9 Susunan port kabel pada kabel DB9


Akan tetapi port 9 itu merupakan ringing jadi tidak perlu disambungkan. Setelah itu kami
melakukan soldering kabel pada port-port yang telah ditentukan di atas dengan ketentuan
warna-warna kabelnya adalah sebagai berikut.
1. Putih-hijau
2. Hijau
3. Putih-Orange
4. Biru
5. Putih-biru
6. Orange
7. Putih-coklat
8. Coklat
Setelah selesai disolder kemudian kita check menggunakan multimeter, dengan cara
meleatakkan probe hitam ke port male dan probe merah ke port female jia terdapat ringing
berarti kabel tersebut sudah terhubung. Pembuatan kabel tersebut didasarkan kepada
datasheet yang ada pada lampiran.
BAB 6
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengujian BER an ERROR Performance G.821 Tributary 2 Mbit/s Radio Link
Microwave, pengaruh gangguan jika pada ODU diberi gangguan maka performa dari
sistem radio menurun seperti mengubah line codingnya atau dengan menutup ODU
nya. Nilai BER atau Error performance dipengaruhi oleh perangkat dari sistem radio
an lingkungan sekitar.
2. Penggunaan parameter-parameter yang tepat saat perencanaan dan perancangan
perangkat radio link microwave berasarkan dengan yang tertera ada di manual book
ALCATEL 9400 UX. Haruslah disesuaikan Antara parameter dan perangkat radio.
3. Pemilihan frekuensi sesuai dengan standar sesuai pada manual book besar spacing
Antara Tx dan Rx adalah 266 Mhz.

Anda mungkin juga menyukai