LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK ANTENA DAN PROPAGASI
DISUSUN OLEH :
FARRA ANINDYA (191331042)
HANIF MAHFUZALFI (191331047)
RAIHANA AQILA (191331060)
SINTIA HERLINA (191331062)
INSTRUKTUR :
ASEP BARNAS SIMANJUNTAK, BSEE., MT.
HANNY MADIAWATI, S.ST., MT.
Antena Array
Umumnya antena mikrostrip dengan patch elemen tunggal memiliki pola radiasi
yang sangat lebar, dan menghasilkan keterarahan dan perolehan (gain) yang tinggi. Untuk
memenuhi kebutuhan karakteristik tersebut, maka antena mikrostrip disusun dengan
berbagai konfigurasi. Antena array adalah susunan dari beberapa antena yang bertujuan
mengatur keterarahan dan meningkatkan gain. Dalam antena mikrostrip patch, yang
disusun secara array adalah bagian patch. Medan total dari antena array ditentukan oleh
penjumlahan vektor dari medan yang diradiasikan oleh elemen tunggal. Membentuk pola
yang memiliki keterarahan tertentu, diperlukan medan dari setiap elemen array
berinterferensi secara konstruktif pada arah yang diinginkan dan berinterferensi secara
destruktif pada arah yang lain[1]. Tujuan membuat antena array antara lain untuk
meningkatkan gain antena, meningkatkan directivity antena, mengarahkan daya pancar
menuju sektor sudut yang diinginkan, menentukan arah kedatangan sinyal, dan
memaksimalkan SNR (Signal to Interference Plus Noise Ratio) . Jumlah elemen,
pengaturan geometris, amplitudo relatif dan fase relative dari antena yang akan di-
array bergantung pada pola sudut yang harus dicapai. Jika antena array telah dirancang
untuk fokus kearah tertentu, maka akan mudah untuk mengarahkan ke beberapa arah
lain dengan mengubah fase relative dari elemen array, proses ini disebut steering
atau scanning[2].
Gambar 1. Desain Antena
1. Hitung atau Cari terlebih dahulu ukuran dari tiap bagian antenna (ground, substrat,
patch, dan feedline) yang akan dibuat.
2. Buka aplikasi CST.
3. Pilih New Project, lalu pilih MW&RF&Optical, Antennas, lalu klik next.
4. Pilih workflow ‘Planar’, ‘Time Domain’, klik next. Pilih unit dimensi, frekuensi,
waktu, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Karena pada praktikum ini dibuat menggunakan
frekuensi 915 MHz, maka pada pilihan frequency, pilih MHz.
5. Masukkan rentang nilai frekuensi minimal dan maksimal (- MHz) lalu ceklis E-Field,
H-Field, dan Farfield.
6. Klik selesai.
V. HASIL PERHITUNGAN & DATA HASIL PRAKTIKUM
Hasil Perhitungan
Diketahui parameter
εr = 4.3
h = 1.6 mm
t = 0.035 mm
Lf = 10 mm
Wf = 1.5 mm
Maka:
Panjang Gelombang
𝐶 3 × 108
λ= = = 0.3278 𝑚𝑚 = 327.8 𝑚𝑚
𝐹 0.915 × 109
Panjang Setengah Gelombang
1 327.8
λ= = 163.9 𝑚𝑚
2 2
Lebar Patch
𝐶 2 3×108 2
𝑊 = 2𝑓 √𝜀𝑟+1 = 2(0.915×109 ) √4.3+1 = 0.1007 𝑚 = 100 𝑚𝑚
Konstanta Dielektrik
1
εr+1 εr−1 12ℎ −1/2 4.3+1 4.3−1 12×1.6 𝑚𝑚 −2
εreff = + [(1 + ) ]= + [(1 + ) ] = 4.16 𝑚𝑚
2 2 𝑤 2 2 111.8 𝑚𝑚
Pertambahan Panjang
w
(εreff + 0.3) ( + 0.264)
∆𝐿 = 0.412ℎ h
w
(εreff − 0.258) ( + 0.813)
h
100 𝑚𝑚
(4.16 𝑚𝑚 + 0.3) (
= 0.412(1.6 𝑚𝑚) 1.6 𝑚𝑚 + 0.264)
100 𝑚𝑚
(4.16 𝑚𝑚 − 0.258) (
1.6𝑚𝑚 + 0.813)
(4.46)(62.764)
= 0.6592 = 0.74
(3,902)(63.313)
Panjang Patch
𝐶 3 × 108
𝐿= − 2∆𝐿 = − 2(0.74 × 10−3 ) = 0.0788
2𝑓√εreff 2(0.915 × 109 ) √4.16 𝑚𝑚
= 78.8 𝑚𝑚
Lebar Ground
Wg = 6h+w = 6 (1.6 mm) + 100 mm = 109.6 mm
Panjang Ground
Lg = 3h + L + Lf = 3 (1.6 mm) + 78.8 mm + 10 mm = 93.6 mm
Inset Feed
𝐶 3 × 108
λo = = = 0.327 𝑚 = 327 𝑚𝑚
𝐹 0.915 × 109
λo 327
λg = = = 160.32 𝑚𝑚
√𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓 √4.16
1 𝑤 2
1 ( ) , 𝑤 ≪ λo
𝑍𝐴 = 𝑅𝑖𝑛 (𝑦 = 0) = → 𝐺1 = { 90 λo 2
2𝐺1 1 𝑤
( ) , 𝑤 ≫ λo
120 λo
1 𝑤 2 1 100 2
𝐺1 = ( ) = ( ) = 0.001039
90 λo 90 327
1 1
𝑍𝐴 = = = 481.23 𝑜ℎ𝑚
2𝐺1 2(0.001039)
1 𝜋
𝑍𝐵 = 𝑐𝑜𝑠 2 ( 𝑦𝑜)
2𝐺1 𝐿
𝜋
100 = 481.23 𝑐𝑜𝑠 2 ( 𝑦𝑜)
78.8
√0.207 = cos(0.039 𝑦𝑜)
0.039 𝑦𝑜 = 𝑐𝑜𝑠 −1 √0.207
0.033 𝑦𝑜 = 1.09
1.09
𝑦𝑜 = = 27.94 𝑚𝑚
0.033
3. Pola Radiasi
Gambar 6.25 Tampilan Pola Radiasi sebelum optimasi
Untuk tampilan pola radiasi pada farfield didapat gain sebesar -2.909dB. Hal ini menunjukan pola
radiasi yang digunakan pada 2 antena mikrostrip belum menyatu dikarenakan belum melakukan
optimasi.
1. Return Loss
Gambar di bawah merupakan return loss yang sudah tepat tetapi pada frekuensi kerja
900.57 MHz sebesar -0.374 dB
Gambar 6.30 Return Loss pada frekuensi 900.57MHz setelah optimasi pertama
Gambar 6.31 Return Loss pada frekuensi 915MHz setelah optimasi pertama
Karena nilai Return Loss dan VSWR berada bukan di titik kerjanya, maka di lakukan
optimasi untuk mencari nilai yang tepat agar return loss dan VSWR nya di titik kerja yaitu
915MHz. Parameter yang mempengaruhi Return loss dan VSWR adalah variabel L, W, Wg, Lg,
Wf, Lf, h dan t. Pada gambar setelah di lakukan optimasi pertama maka return loss pada frekuensi
kerja 915MHz adalah -0.30073997 dB.
2. VSWR