Anda di halaman 1dari 35

BAB III

PERANCANGAN, SIMULASI DAN REALISASI

3.1 Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai tentang perancangan Antena mikrostrip array
dengan menggunakan konfigurasi Array dan penambahan Slot U dengan catuan
Transmission feed line yang digunakan untuk aplikasi wifi frekuensi 5,8 GHz.
Perancangan dalam membuat Antena susunan linier mikrostrip patch persegi
dengan catuan Transmission feed line ini dimaksudkan agar Antena ini dapat
bekerja sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Dalam perancangan dan realisasi Antena mikrostrip array dan penambahan


Slot U patch persegi dengan catuan Transmission feed line ini melalui 3 proses
utama. Proses perancangan dan pembuatan antena adalah sebagai berikut :

1. Penentuan spesifikasi umum dan karakteristik Antena susunan linier mikrostrip


patch persegi dengan catuan Transmission feed line dengan penambahan Slot
U. Penentuan spesifikasi Antena meliputi penentuan bentuk, dimensi,
frekuensi kerja, bandwidth, pola radiasi, Gain dan polarisasi yang dibutuhkan
pada aplikasi wifi.
2. Perancangan Antena dengan perangkat lunak tahapan simulasi ini dilakukan
setelah penentuan spesifikasi Antena. Tujuannya adalah untuk
memvisualisasikan dan mensimulasi tahapan pertama di atas. Visualisasi
berupa gambar tiga dimensi dengan spefikasi ukuran, bentuk, jenis bahan dan
posisi pencatuan yang sesuai dengan realisasi antena. Hasil dari simulasi
berupa parameter-parameter antena seperti Return loss, VSWR, Impedansi,
Gain dan pola radiasi, yang ditampilkan dalam bentuk grafik atau gambar yang
selanjutnya dianalisis untuk mengetahui karakteristik dan kinerja antena.
3. Pabrikasi sesuai dengan hasil simulasi terbaik. Pabrikasi merupakan realisasi
pemodelan simulasi dari bentuk antena yang dirancang pada software simulasi.
Pabrikasi antena ini melalui proses photoetching yang dilakukan oleh tenaga
berpengalaman dan terampil dengan tujuan memperoleh keakuratan dari
dimensi antena yang sesuai dengan karakteristik yang diinginkan.
28
3.2 Skema Perancangan
Merancang Antena dengan menggunakan metode array dan U Slot untuk
meloloskan frekuensi tengah 5,8 GHz memerlukan beberapa tahapan kerja, maka
dari itu berikut adalah diagram alir tahapan pengerjaan tugas akhir :

Gambar 3. 1. Diagram Alir


a. Studi Literatur

29
Pembelajaran oleh penulis secara literatur melalui jurnal penelitian yang
sudah lewat maupun buku-buku yang berkaitan dengan topik tugas akhir ini
b. Penentuan Spesifikasi Antena
Proses penentuan spesifikasi Antena mulai dari desain antena, jenis antena,
frekuensi kerja, frekuensi tengah, impedansi, bandwidth, hingga bahan baku
yang digunakan nantinya pada proses pabrikasi Antena
c. Penentuan Dimensi Antena
Proses penentuan dimensi Antena ini dilakukan melalui proses perhitungan
frekuensi tengah, panjang gelombang, lebar patch, panjang patch, lebar
substrat, panjang saluran pencatu, lebar saluran pencatu,panjang substrat,
hingga jarak antar elemen Antena.
d. Uji Simulasi dengan Simulator CST Studio Suite 2019
Setelah diketahui dimensi Antena maka melalui bantuan perangkat lunak
dibuat desain Antena sesuai dengan dimensi yang telah dihitung.
e. Optimasi Dimensi Antena
Tentunya setelah desain Antena telah dibuat hasil dari simulasinya belum
tentu sesuai dengan yang diinginkan, oleh karena itu dilakukan optimasi
agar mendapat hasil yang sesuai dengan yang diharapkan atau sesuai dengan
spesifikasi.
f. Pabrikasi Antena
Proses ini dilakukan setelah desain Antena yang telah dibuat pada perangkat
lunak sudah di optimasi dengan hasil yang diinginkan. Pada proses ini
dikerjakan dengan bantuan tenaga ahli dalam bidang pabrikasi khususnya
pabrikasi antena.
g. Pengukuran
Maka akan dilakukan pengukuran apakah sesuai dengan hasil pada simulasi
dan spesifikasi antena yang dirancang. Jika masih belum sesuai, maka akan
dilakukan optimasi prototype antena agar mendapatkan hasil yang sesuai
dengan hasil pada simulator.

h. Analisis

30
Jika pengukuran Antena telah sesuai dengan spesifikasi dan hasil yang
diinginkan, maka selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap perancangan
Antena ini secara keseluruhan.

3.3 Pemilihan Desain Perangkat


Merancang Antena diharuskan mengetahui spesifikasi dari Antena yang
akan dibuat, sepeti frekuensi kerja, VSWR, Return Loss, impedansi, polaradiasi dan
gain. Spesifikasi perancangan antena pada proposal tugas akhir ini adalah:

3.3.1 Spesifikasi Antenna


Spesifikasi antena yang diinginkan:
Jenis antena : Array 2x2 dengan penambahan U slot
Frekuensi kerja : 5800 MHz
VSWR : <2
Pola Radiasi : Unidirectional
Polarisasi : Linier
Gain : ≥7 dB
Impedansi : 50 Ω
Bandwidth : ≥60 MHz

Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan Substrat FR-4 karena bahan
tersebut mudah di dapatkan dan memiliki harga yang relatif murah. Spesifikasi
tersebut berkenaan dengan penggunaan Antena ini yaitu untuk mendukung
teknologi dengan frekuensi tinggi. Pada Tugas Akhir ini dipilih pola radiasi
unidirectional karena Antena dipasang sebagai Antena transmitter dan receiver.

3.3.2. Pemilihan Bahan Substrat, Groundplane dan Patch


Bahan yang digunakan untuk lapisan ground plane dan patch adalah tembaga.
Tembaga dipilih karena sifatnya yang mampu meradiasikan gelombang
elektromagnetik cocok untuk lapisan patch dan tembaga juga mampu memantulkan
gelombang elektromagnetik, sehingga cocok untuk lapisan ground plane yang
fungsinya sebagai reflektor gelombang elektromagnetik. Konstanta dielektrik (εr)
tembaga bernilai 1 dan memiki ketebalan sebesar 0,035 mm.
31
Untuk bahan substrat dielektrik ada berbagai macam jenis dan nilai permitivitas.
Namun, substrat yang umum digunakan adalah yang nilai permitivitasnya 2 ≤ εr ≤
1. Substrat yang baik adalah substrat yang memiliki nilai permitivitas kecil dengan
dimensi yang tipis. Pada penelitian ini, akarn digunakan substrat FR-4 dengan εr =
4,4 dan ketebalan 1,6 mm.

3.4 Perancangan Antenna


Dalam penelitian tugas Akhir ini akan dilakukan perancangan Antena
mikrostrip untuk satu elemen terlebih dahulu, yang selanjutkan akan dirancang
dengan metode Array dan di tambahkan Slot U. Perancangan Antena mikrostrip
dilakukan secara matematis. Ada beberapa hal yang dilakukan dalam merancang
Antena mikrostrip meliputi,

3.4.1 Teknik Pencatuan


Pada penelitian ini, Antena mikrostrip akan dicatu dengan teknik pencatuan
microstrip feed line. Teknik ini menghubungkan patch dan feed yang terhubung
langsung ke port. Posisi dan sketsa antena microstrip rectangular dengan Teknik
catuan mikrostrip feed line dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3. 2. Sketsa Pencatuan Microstip Feedline (a) tampak samping dan (b)
tampak atas
3.4.2 Perhitungan Dimensi
Untuk mencari dimensi patch yang dirancang, menggunakan metode-
metode sebagai berikut.

a. Lamda Bahan (𝝀o) Panjang Gelombang Merambat di Udara

32
𝐶 3𝑥10 (3.1)
λo= = = 0,051724 Meter = 51,724mm
fc 5,8×109

b. Menentukan Lebar Patch (Wp)

𝑐 2
𝑊 = (3.2)
2×𝑓 𝜀 +1

3 × 10 2
𝑊 = = 0,015739 Meter = 15,739 mm
2 × 5,8 × 10 4,4 + 1

c. Menentukan Panjang Patch ( Lp )

𝜀 +1 𝜀 −1
𝜀 = + 1
2 2
(3.3)
12ℎ
+
𝑊𝑝

/
4,4 + 1 4,4 − 1 12 × 0,0016
𝜀 = + 1+
2 2 0,015739

𝑐
𝐿 = (3.4)
2𝑓𝑟 𝜀

Didapatkan nilai 𝜀 = 3,84

3 × 10
𝐿 =
2 × 5,8 × 10 √3,84

𝑊𝑝
𝜀 + 0,3 + 0,264
∆𝐿 = 0,412ℎ ℎ (3.5)
𝜀 − 0,258 𝑊𝑝
+ 0,8

33
0,015739
4,4 + 0,3 + 0,264
0,0016
∆𝐿 = 0,412 × 0,0016
4,4 − 0,258 0,015739
+ 0,8
0,0016

Didapatkan hasil 𝐿 = 0,01319 m dan ∆𝐿= 7,23 x 10 m

𝐿 =𝐿 − 2∆𝐿
𝐿 = 0,01319 − 2 × 7,23 x 10 m

Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan lebar pacth (𝑊 ) = 15,739 𝑚𝑚


dan panjang patch (𝐿 ) = 11,749 𝑚𝑚

d. Lebar Substrate dan Ground Plane

𝑊 = 6ℎ + 𝑊 (3.6)

𝑊 = 6 × 1,6

𝑊 = 9,6 mm

e. Panjang Substrate dan Ground Plane

𝐿 = 6ℎ + 𝐿 (3.7)

𝐿 = 6 × 1,6

𝐿 = 9,6 mm

f. Jarak antara Elemen


,
𝑑= = = 12,329 (3.8)

g. Menentukan Saluran Transmisi 50 ohm (WF1) – Saltran Awal


1. Lebar Saluran Transmisi

34
× ε .
W = × B − 1 − ln (2B − 1) + × ln (B − 1) + 0,39 − (3.9
π ×ε ε

×π
Dimana : B= ( 3.10)
× √ε

×π
B= = 5,64
×√ ,

2 × 1,6
W =
π
× 5,64 − 1 − ln (2 × 5,64 − 1)

4,4 − 1 0.61
+ × ln (5,64 − 1) + 0,39 −
2 × 4,4 4,4

W = 3,05 mm (lebar Saltran)

2. Panjang saluran transmisi 50 ohm (LF1)


𝜆 51,724 𝑚𝑚 (3.11)
𝜆 = = = 24,65 𝑚𝑚
√𝜀 √4,4

λ (3.12)
𝑙 = = 6,16 𝑚𝑚
4

h. Menentukan Saluran Transmisi Paralel 2 (50 x √𝟐 = 70,71 ohm) (WF2 dan


LF2), Paralel 3 (70,71 x √𝟐 = 100 ohm) (WF3 dan LF3)

Tabel 3. 1. Dimensi perhitungan Saltran

No. Variabel Nilai (mm)


1. Wf2 1,57
2. Lf2 6,16
3. Wf3 0,625
4. Lf3 6,16

35
3.5 Perencanaan Simulasi Antenna Menggunakan Software
Untuk merealisasikan sebuah Antena, diperlukan simulasi terlebih dahulu.
Simulasi dilakukan dengan bantuan software CST Microwave Studio. Hal ini
bertujuan mengetahui dimensi optimal suatu antena. Optimalisasi akan dilakukan
jika hasil running berdasarkan dimensi awal hitungan tidak sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Optimalisasi dilakukan dengan cara mengubah
bentuk, mengubah besaran parameter.

Pada tahap ini dipilih Antena mikrostrip Array karena dengan elemen yang
jumlahnya banyak dapat meningkatkan gain yang cukup signifikan, namun
semakin banyak elemen Array akan berakibat pada nilai return loss atau VSWR
dan kemechingan yang semakin besar. Jika hasil desain dari perhitungan awal
belum sesuai spesifikasi maka dilakukan optimasi dengan mengubah bentuk dan
parameter Antena. Optimasi dilakukan sampai mendapatkan dimensi Antena yang
optimum sesuai spesifikasi yang diharapkan. Sebelum merancang Antena Array 4
elemen mikrostrip terlebih dulu penulis merancang Antena single patch dan
dioptimasi kemudian dikembangkan menjadi 2 elemen mikrostrip dan dioptimasi
selanjutnya dirancang Antena Array 3-4 elemen, serta masing-masing akan
dioptimalisasi dengan penambahan Slot U.

3.5.1. Simulasi Antenna Patch Rectangular


Pada tahap ini dibuat struktur antena single patch dan belum dilakukan
penambahan Array. Disini masih melakukan simulasi sesuai hasil perhitungan
perancangan Antena. Sehingga berdasarkan hasil perhitungan yang didapat pada
Tabel 1, diperoleh perancangan seperti Gambar 1 dibawah ini,

Gambar 3. 3. Rancangan Antena Tampak Depan dan belakang

36
Gambar 3. 4. Desain Antena Rectangular 1 Elemen
Tabel 3. 2. Dimensi Desain Antena Rectangular 1 Elemen

Dimensi Antena Mikrostrip Paremeter Nilai


Lebar Patch Wp 15,739 mm
Panjang Patch Lp 11,749 mm
Lebar Ground Plane Wg 35,739 mm
Panjang Ground Plane Lg 22,035 mm
Lebar Feedline Wf 3,05 mm
Panjang Feedline Lf 6,16 mm
Jarak Substrate Sub L 10 mm

Berdasarkan hasil simulasi gambar 3.3 dengan dimensi yang didapat dari
hasil perhitungan menghasilkan nilai dari VSWR frekuensi tengah 5,8 GHz masih
jauh di atas batas yang diinginkan yaitu < 2, atau dari gambar 3.5. dapat dilihat ada
pergeseran menuju frekuensi rendah, yaitu pada frekuensi 5,75 GHz. Sedangkan
VSWR pada frekuensi 5,8 GHz sebesar 2,617. Tahapan berikutnya melakukan
optimalisasi dengan melakukan penambahan Insert feed dan pengaturan saluran
transmisi dengan menggunakan transformator.

Gambar 3. 5. Hasil VSWR dimensi awal satu patch

37
Tahapan berikutnya dilakukan optimalisasi yaitu dengan cara
menambahkan slot pada sisi kiri dan kanan saluran trasnmisi yang dapat dilihat
pada gambar 3.6, hal ini dilakukan karena dengan melakukan penambahan panjang
saluran transmisi yang masuk menuju inti patch, impedansinya akan semakin kecil
dan berada pada posisi 50 ohm, selain dengan melakukan penambahan slot
dilakukan juga dengan cara mengubah ukuran patch dan lebar feedline, sehingga
didapat nilai VSWR seperti Gambar 3.7.

Gambar 3. 6. Penambahan Insert Slot pada posisi kiri dan kanan saluran

Gambar 3. 7. Desain Antena Rectangular 1 Elemen dengan slot

Proses optimasi dilakukan dengan melakukan sampel pengujian panjang


dimensi dari W dan L dengan Panjang dan Lebar dari Insert feed yang tetap, yaitu
0,5 mm dan 4 mm. dengan lebar slot 0,5 mm dengan hasil VSWR 10 x percobaan
dapat dilihat pada gambar 3.7. dan 3.8.

38
Gambar 3. 8. Optimalisasi VSWR Penambahan Insert Slot pada posisi kiri dan
kanan saluran pada patch 1-5 percobaan

Gambar 3. 9. Optimalisasi VSWR Penambahan Insert Slot pada posisi kiri dan
kanan saluran pada patch 6-10 percobaan

Dari Gambar 3.8 dan 3.9 terlihat bahwa dengan adanya penambahan slot
menyebabkan nilai VSWR semakin kecil, dengan panjang optimum dengan ukuran,
akan tetapi, respon frekuensi yang dihasilkan masih belum pada frekuensi yang
diinginkan, yaitu pada 5,8 GHz. Tahapan selanjutnya adalah menambahkan Slot U
pada hasil simulasi optimum dari insert feed yang dilakukan. Penambahan Slot U
berada pada posisi tengah Patch rectangular, dengan menggunakan kombinasi dari
lebar dan panjang membentuk hurup U. Penambahan Slot pada desain insert feed
dapat dilihat pada gambar 3.10.

39
Gambar 3. 10. Desain Antena Rectangular 1 Elemen dengan slot U
Proses optimasi dilakukan dengan melakukan penambahan slot pada posisi
tengah peradiasi antena, dengan konfigurasi untuk panjang 2 mm dan lebar dari slot
0.5 mm. Proses optimalisasi dengan merubah dimensi terhadap geometri peradiasi,
dikarenakan apertur akan mempengaruhi pergeseran respon frekuensi. Tahapan
proses optimalisasi dimensi yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.11.

Gambar 3. 11. Desain Optimalisasi Antena Rectangular 1 Elemen dengan slot U


Dari hasil simulasi yang dilakukan, dengan didapatkan hasil optimalisasi
dari Antena single patch rectangular menggunakan teknik insert feed dapat
dibandingkan dari hasil parameter yang didapat dari Antena tanpa penambahan slot
U maupun dengan penambahan slot U. Hasil parameter yang didapat dapat dilihat
pada tabel 3.2. Dari hasil perbandingan pada tabel 3.2, dapat dipahami bahwa, hasil
parameter yang didapat dari proses optimalisasi menunjukan bahwa hasil otput dari
antena dengan penambahan slot U menunjukan parameter yang lebih bagus, hal ini
40
dikarenakan efek pemechingan yang terjadi dengan adanya penambahan slot U
tersebut. Sedangkan hasil gain yang didapatkan, untuk penambahan slot lebih kecil
dibandingkan dengan tanpa penambahan slot U, hal ini di karenakan secara teori,
bahwa aperture dari antena menunjukan hasil gain, semakain besar aperture, maka
gain akan semakin meningkat. Dalam kasus ini, apertur patch antena yang di
tambahkan slot artinya mengurangi dari aperture antena secara geometri, sehingga
gain yang dihasilkan akan bernilai kecil.
Tabel 3. 3. Optimalisasi Dimensi Desain Antena Rectangular 1 Elemen dengan
Penambahan Slot U dan Tidak

No. Parameter Tanpa Slot U Dengan Slot U


1. VSWR 1,078 1,01328
2. Bandwidth 276,5 MHz 284,1 MHz
3. Return Loss -28,4477 dB -43,6098 dB
4. Impedansi 53,7404+j2,760072 Ω 50,2640-j188000 Ω
5. Gain 3,787 dBi 3,694 dBi

3.5.2. Simulasi Menggunakan Penambahan Transformator


Pada tahap ini dibuat struktur antena single patch dengan menggunakan
pengaturan pemechingan pada saluran transmisi menggunakan teknik
transformator ¼ λ dan belum dilakukan penambahan array. Disini masih melakukan
simulasi sesuai hasil perhitungan perancangan antena. Sehingga berdasarkan hasil
perhitungan yang didapat pada Tabel 1, diperoleh perancangan seperti Gambar 3.12
dibawah ini.

Gambar 3. 12. Desain Antena Rectangular 1 Elemen dengan teknik transformator

41
Berdasarkan hasil simulasi gambar 3.12 dengan dimensi yang di dapat dari
hasil perhitungan menghasilkan nilai dari VSWR frekuensi tengah 5,8 GHz masih
jauh di atas batas yang diinginkan yaitu < 2, atau dari gambar 3.13. dapat dilihat
ada pergeseran menuju frekuensi rendah, yaitu pada frekuensi 5,5534 GHz.
Sedangkan VSWR pada frekuensi 5,8 GHz sebesar 2,938. Tahapan berikutnya
melakukan optimalisasi dengan melakukan perubahan terhadap dimensi patch dan
lebar saluran transmisi yg terhubung langsung dengan patch..

Gambar 3. 13. Hasil VSWR dimensi awal satu patch


Tahapan berikutnya dilakukan optimalisasi yaitu dengan cara melakukan
perubahan terhadap dimensi patch dan lebar saluran transmisi yg terhubung
langsung dengan patch. yang dapat dilihat pada gambar 3.14, hal ini dilakukan
karena dengan melakukan penambahan lebar pada saluran transmisi yang
terhubung langsung dengan patch, impedansinya akan semakin kecil dan berada
pada posisi 50 ohm, selain dengan melakukan lebar saluran transmisi juga dengan
cara mengubah ukuran patch, sehingga didapat nilai VSWR seperti Gambar 3.7.

Gambar 3. 14. Hasil VSWR optimalisasi terhadap lebar saluran transmisi

42
Gambar 3. 15. Hasil VSWR optimalisasi terhadap lebar Patch
Dari Gambar 3.14 dan 3.15 terlihat bahwa dengan adanya penambahan
perubahan pada saluran transmisi yang terhubung langsung dengan patch serta
perubahan dimensi patch menyebabkan nilai VSWR semakin kecil, dengan ukuran
optimum, dalam penelitian ini akan melihat efek penambahan U slot pada bagian
patch peradiasi pada frekuensi 5,8 GHz. Tahapan selanjutnya adalah menambahkan
Slot U pada hasil simulasi optimum dari penambahan transformator 1/4λ yang
dilakukan. Penambahan Slot U berada pada posisi tengah Patch rectangular, dengan
menggunakan kombinasi dari lebar dan panjang membentuk hurup U. Penambahan
Slot pada desain insert feed dapat dilihat pada gambar 3.16.

Gambar 3. 16. Desain Antena Rectangular 1 Elemen dengan transformator slot U

43
Proses optimasi dilakukan dengan melakukan penambahan U slot pada
posisi tengah peradiasi antena, dengan konfigurasi untuk panjang 2 mm dan lebar
dari slot 0.5 mm. Proses optimalisasi dengan merubah dimensi terhadap geometri
peradiasi, dikarenakan apertur akan mempengaruhi pergeseran respon frekuensi.
Tahapan proses optimalisasi dimensi yang dilakukan dapat dilihat pada gambar
3.17.

Gambar 3. 17. Desain Optimalisasi Antena Rectangular 1 Elemen dengan slot U

Dari hasil simulasi yang dilakukan, dengan didapatkan hasil optimalisasi


dari Antena single patch rectangular menggunakan teknik transformator ¼ λ dapat
dibandingkan dari hasil parameter yang didapat dari Antena tanpa penambahan Slot
U maupun dengan penambahan Slot U. Hasil parameter yang didapat dapat dilihat
pada tabel 3.3. Dari hasil perbandingan pada tabel 3.3, dapat dipahami bahwa, hasil
parameter yang didapat dari proses optimalisasi menunjukan bahwa hasil otput dari
Antena dengan penambahan Slot U menunjukan parameter yang lebih bagus, hal
ini dikarenakan efek pemechingan yang terjadi dengan adanya penambahan slot u
tersebut. Sedangkan hasil gain yang didapatkan, untuk penambahan slot lebih kecil
dibandingkan dengan tanpa penambahan Slot U, hal ini dikarenakan secara teori,
bahwa aperture dari antena menunjukan hasil gain, semakain besar aperture, maka
gain akan semakin meningkat. Dalam kasus ini, apertur patch Antena yang
ditambahkan slot artinya mengurangi dari aperture antena secara geometri,
sehingga gain yang dihasilkan akan bernilai kecil.

44
Tabel 3.2. Optimalisasi Dimensi Desain Antena Rectangular 1 Elemen dengan
Penambahan Slot U dan Tidak
No. Parameter Tanpa Slot U Dengan Slot U
1. VSWR 1,0702121 1,0791802
2. Bandwidth 283,6 MHz 279,3 MHz
3. Return Loss -29,3920 dB -28,3855 dB
4. Impedansi 47,7926+j0,675112 Ω 47,5174+j1,077844 Ω
5. Gain 3,709 dBi 3,759 dBi

3.5.3. Hasil Simulasi Menggunakan Slot U Insert Feed dan Transformator

Gambar 3. 18. Hasil optimalisasi Return Loss simulasi pada dimensi

Gambar 3. 19. Hasil optimalisasi VSWR simulasi dimensi


Dari Gambar 3.18 dan 3.19 terlihat bahwa dengan adanya peningkatan dari
nilai return loss dan VSWR yang sesuai dengan harapan dan spesifikasi yang
diinginkan. Nilai return loss yang didapat pada frekuensi 5,8 GHz untuk Antena
insert feed sebesar -43,61 dB, untuk Antena dengan transformator -28,3855 dB.
45
Dengan nilai VSWR 1,0133 untuk Antena insert feed, nilai VSWR 1,0792 untuk
Antena transformator. Dan Dengan nilai return loss dari bandwidth ± 284,1 MHz
dari frekuensi 5,6563 GHz sd 5,9404 GHz adalah batas -10 dB dan ± 279,3 MHz
dari frekuensi 5,6604 GHz sd 5,9397 GHz adalah batas -10 dB dengan VSWR 2.
Dari simulasi didapatkan bahwa impedansi yang dihasilkan sudah matching dengan
nilai mendekati 50 Ohm, untuk hasil simulasi impedansi dapat dilihat pada gambar
3.20.

Gambar 3. 20. Hasil optimalisasi Impedansi


Impedansi yang didapat pada frekuensi 5,8 GHz sebesar 50,2640-j0,1880
Ohm dengan impedansi pada masing-masing batas bandwidth sebesar
35,7922+j24,1120 Ohm dan 95,9582-j11,8817 Ohm Pada insert feed. Dan
47,5174+j1,0778 Ohm dengan impedansi pada masing-masing batas bandwidth
sebesar 46,9138-j32,3750 Ohm dan 67,4805+j35,5702 Ohm Pada transformator.

Gambar 3. 21. Hasil optimalisasi Gain dengan insert feed dan transformator

46
Dari gambar 3.21 dapat dilihat bentuk dari pola radiasi dan gain yang
dihasilkan dari simulasi rancangan Antena single patch yang sudah dibuat, gain
yang dihasilkan sebesar 3,694 dBi untuk insert feed dan 3,759 dB untuk
transformator. Untuk bentuk pola radiasi yang dihasilkan dari simulasi dapat di lihat
pada gambar 3.22. dan 3.23.

(a) (b)
Gambar 3. 22. Hasil Polaradiasi 2 D simulasi Insert feed

Gambar 3. 23. Hasil Polaradiasi 2 D simulasi Transformator feed

Gambar 3.22 dan 3.23 merupakan hasil dari polaradiasi yang dihasilkan,
gambar a merupakan hasil dari sumbu phi yang di putar 360˚ dengan theta pada
posisi 0˚, sehingga dapat hasil dari pemotongan polaradiasi ketika dipotong pada
posisi tengah dari sumbu theta. Gambar b merupakan hasil dari sumbu phi yang
diputar 360˚ dengan phi pada posisi 90˚, sehingga dapat hasil dari pemotongan
polaradiasi ketika dipotong pada posisi tengah dari sumbu phi.

47
(a) (b)
Gambar 3. 24. Axial Ratio dari simulasi antena (a)Transformator feed, (b) Insert
Feed
Berdasarkan hasil simulasi yang telah di lakukan, di dapat nilai main lobe
dari axial ratio adalah 40 dB, yang artinya menghasilkan polarisasi linier.

Medan E (Medan Listrik) Medan H (Medan Magnet)


(a) (b)
Gambar 3. 25. Hasil Polaradiasi 2 D simulasi insert feed

48
Medan E (Medan Listrik) Medan H (Medan Magnet)
(a) (b)
Gambar 3. 26. Hasil Polaradiasi 2 D simulasi insert feed dengan Slot U

Medan E (Medan Listrik) Medan H (Medan Magnet)


(a) (b)
Gambar 3. 27. Hasil Polaradiasi 2 D simulasi Transformator

Medan E (Medan Listrik) Medan H (Medan Magnet)


(a) (b)
Gambar 3. 28. Hasil Polaradiasi 2 D simulasi Transformator feed dengan U slot

49
Gambar 3.25 – 3.28 merupakan hasil dari simulasi pergerakan medan yang
didapat, pada gambar a dapat dilihat pergerakan medan listrik yang dihasilkan dari
bentuk patch menunjukan pola naik turun, dengan direfrentasikan dari warna ungu
pada gambar. Warna ungu ini menunjukan level tertinggi yang dihasilkan dari
antena, pergerakan medan ini menghasilkan polarisasi linier vertikal dengan posisi
medan H tegak lurus dari pergerakan medan listrik.

3.6. Perencanaan Simulasi Antenna Array 2 x 1 Menggunakan Software


Dengan jarak antar peradiasi λg /2, Lamda Bahan (λg) panjang gelombang
merambat di material (FR4)
𝜆 24,65 𝑚𝑚
𝑑= = = 12,329
2 2

3.6.1. Simulasi Array 2


Perancangan antena Array untuk tahap awal dilakukan dengan melihat
pengaruh Array yang didapatkan dengan peningkatan Array bertahap, dari Array 2
sampai dengan 4, untuk geometri perbandingan Array dapat dilihat pada gambar
3.29. untuk Array tanpa Slot U, dan 3.30 untuk Antena Array 2 x1 dengan Slot U.

Gambar 3. 29. Desain Array 2 x 1 tanpa slot U

50
Gambar 3. 30. Desain Array 2 x 1 dengan slot U
Berdasarkan hasil simulasi gambar 3.29 dan 3.30 dengan dimensi yang
didapat dari hasil Optimalisasi akhir dengan perhitungan Array jarak antar elemen
menghasilkan nilai dari VSWR frekuensi tengah 5,8 GHz masih belum optimum
dari batas yang diinginkan yaitu < 2, atau dari gambar 3.31. untuk VSWR dan 3.32
untuk Return Loss.

Gambar 3. 31. Hasil Optimalisasi Simulasi VSWR Array 2

Gambar 3. 32. Hasil Optimalisasi Simulasi Return Loss Array 2


51
Dari Gambar 3.31 dan 3.32 terlihat bahwa dengan adanya peningkatan dari
nilai return loss dan VSWR yang sesuai dengan harapan dan spesifikasi yang
diinginkan. Nilai return loss yang didapat pada frekuensi 5,8 GHz sebesar -30,178
dB untuk tanpa Slot U dan -33,404 dB untuk penambahan Slot U. Dengan nilai
VSWR 1,0639 untuk tanpa penambahan Slot U dan VSWR 1,0437 untuk
penambahan Slot U. Dengan nilai return loss dari bandwidth ± 362,1 MHz untuk
tanpa Slot U dari frekuensi 5,602 GHz sd 5,9641 GHz adalah batas -10 dB dan
bandwidth ± 383,5 MHz untuk tanpa Slot U dari frekuensi 5,5934 GHz sd 5,9769
GHz adalah batas -10 dB dengan VSWR 2. Dari simulasi didapatkan bahwa
impedansi yang dihasilkan sudah matching dengan nilai mendekati 50 Ohm, untuk
hasil simulasi impedansi dapat dilihat pada gambar 3.33.

Gambar 3. 33. Hasil Optimalisasi Simulasi Impedansi Array 2 x 1

Impedansi yang didapat pada frekuensi 5,8 GHz sebesar 50,9651-j2,1713


Ohm dengan impedansi pada masing-masing batas bandwidth sebesar 38,4249-
j26,7246 Ohm dan 64,7959-j35,6167 Ohm untuk hasil optimalisasi dengan Slot U,
untuk hasil tanpa Slot U sebesar. 53,0006+j2,3718 Ohm dengan impedansi pada
masing-masing batas bandwidth sebesar 27,0707-j6,8693 Ohm dan 43,9026-
j30,7212 Ohm.

52
3.6.2. Perbandingan Optimalisasi dengan perhitungan Simulasi Array 2 x 1
Gain dan Polaradiasi
(Tanpa Slot U)

(Dengan Slot U)

Gambar 3. 34. Hasil Optimalisasi Simulasi Gain Array 2x1

Dari gambar 3.34 dapat dilihat bentuk dari pola radiasi dan gain yang
dihasilkan dari simulasi rancangan Antena Array 2 x 1 patch yang sudah dibuat,
gain yang dihasilkan dari proses optimalisasi tanpa Slot U sebesar 6,053 dBi. Dan
dengan penambahan Slot U sebesar 6,792 dBi Untuk bentuk pola radiasi yang
dihasilkan dari simulasi dapat di lihat pada gambar 3.35.

53
Polaradiasi 2D
(a) Phi 90ᵒ
(Tanpa slot U) (Dengan Slot U)

(b) Theta 0ᵒ

(c) Phi 0ᵒ

Gambar 3. 35. Hasil Optimalisasi Simulasi Polaradiasi Array 2x1

Gambar 3.35 merupakan hasil dari polaradiasi yang dihasilkan, gambar a


merupakan hasil dari sumbu phi yang di putar 360˚ dengan theta pada posisi 0˚,
sehingga dapat hasil dari pemotongan polaradiasi ketika dipotong pada posisi
tengah dari sumbu theta. Gambar b merupakan hasil dari sumbu phi yang diputar
360˚ dengan phi pada posisi 90˚, sehingga dapat hasil dari pemotongan polaradiasi
ketika dipotong pada posisi tengah dari sumbu phi.
54
Axial Ratio
(Tanpa slot U) (Dengan Slot U)

Gambar 3. 36. Hasil Optimalisasi Simulasi Polarisasi Array 2x1

Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, didapat nilai main lobe
dari axial ratio adalah 40 dB, yang artinya menghasilkan polarisasi linier.

Medan E (Medan Listrik) Medan H (Medan Magnet)


(a) (b)
Gambar 3. 37. Hasil Polarisasi simulasi Optimalisasi Tanpa Slot U

Medan E (Medan Listrik) Medan H (Medan Magnet)


(a) (b)
Gambar 3. 38. Hasil Polarisasi simulasi Optimalisasi Dengan Slot U

55
Gambar 3.37 dan 3.38 merupakan hasil dari simulasi pergerakan medan
yang didapat, pada gambar a dapat dilihat pergerakan medan listrik yang dihasilkan
dari bentuk patch menunjukan pola naik turun, dengan direfrentasikan dari warna
ungu pada gambar. Warna ungu ini menunjukan level tertinggi yang dihasilkan dari
Antena, pergerakan medan ini menghasilkan polarisasi linier vertikal dengan posisi
medan H tegak lurus dari pergerakan medan listrik.

3.6.3. Simulasi Array 2 x 2 Patch simetris


Array 2 x 2

(Tanpa Slot U)

56
(Dengan Slot U)

Gambar 3. 39. Hasil Simulasi Array 2x2


Berdasarkan hasil simulasi gambar 3.39 dengan dimensi yang didapat
menghasilkan nilai dari VSWR dengan frekuensi tengah 5,8 GHz sudah optimum
dari batas yang diinginkan yaitu < 2 atau dari gambar 3.40 untuk VSWR dan 3.41
untuk Return Loss.

Gambar 3. 40. Hasil Optimalisasi Simulasi VSWR Array 2x2

57
Gambar 3. 41. Hasil Optimalisasi Simulasi Return Loss Array 2x2
Dari Gambar 3.40. dan 3.41. terlihat bahwa dengan adanya peningkatan dari
nilai return loss dan VSWR yang sesuai dengan harapan dan spesifikasi yang
diinginkan. Nilai return loss yang didapat pada frekuensi 5,8 GHz sebesar -27,133
dB untuk tanpa Slot U dan -32,537 dB untuk penambahan Slot U. Dengan nilai
VSWR 1,0920 untuk tanpa penambahan Slot U dan VSWR 1,0483 untuk
penambahan Slot U. Dengan nilai return loss dari bandwidth ± 186 MHz untuk
tanpa Slot U dari frekuensi 5,6997 GHz sd 5,8856 GHz adalah batas -10 dB dan
bandwidth ±198 MHz untuk dengan Slot U dari frekuensi 5,6946 GHz sd 5,8917
GHz adalah batas -10 dB dengan VSWR 2. Dari simulasi didapatkan bahwa
impedansi yang dihasilkan sudah matching dengan nilai mendekati 50 Ohm, untuk
hasil simulasi impedansi dapat dilihat pada gambar 3.42 dan 3.43.

58
Gambar 3. 42. Hasil Optimalisasi Simulasi Impedansi Array 2x2 tanpa Slot U

Gambar 3. 43. Hasil Optimalisasi Simulasi Impedansi Array 2x2 dengan Slot U

Impedansi yang didapat pada gambar 3.43 pada frekuensi 5,8 GHz sebesar
51,07 Ohm untuk hasil optimalisasi dengan Slot U. Untuk hasil tanpa Slot U sebesar
50,84 Ohm didapat pada gambar 3.42.

3.6.4 Perbandingan Optimalisasi dengan perhitungan Simulasi Array 2x2


Gain dan polaradiasi

Gambar 3. 44. Hasil Optimalisasi Simulasi Gain Array 2x2 tanpa Slot U

59
Gambar 3. 45. Hasil Optimalisasi Simulasi Gain Array 2x2 dengan Slot U
Dari gambar 3.44 dan gambar 3.45 dapat dilihat bentuk dari pola radiasi dan
gain yang dihasilkan dari simulasi rancangan Antena Array 2x2 patch yang sudah
dibuat, gain yang dihasilkan dari proses optimalisasi tanpa Slot U sebesar 9.060
dBi. Dan dengan penambahan Slot U sebesar 8.815 dBi. Untuk bentuk pola radiasi
yang dihasilkan dari simulasi dapat di lihat pada gambar 3.46-3.49.

Gambar 3. 46. Pola Radiasi Elevasi tanpa Slot U

60
Gambar 3. 47. Pola Radiasi Elevasi dengan Slot U

Gambar 3. 48. Pola Radiasi Azimuth tanpa Slot U

Gambar 3. 49. Pola Radiasi Azimuth dengan Slot U

61
Gambar 3.46-3.49 merupakan hasil dari polaradiasi yang dihasilkan, gambar
3.46 dan 3.47 merupakan hasil dari sumbu phi yang di putar 360˚ dengan theta pada
posisi 0˚, sehingga dapat hasil dari pemotongan polaradiasi ketika dipotong pada
posisi tengah dari sumbu theta.

Gambar 3. 50. Axial ratio Array 2x2 tanpa Slot U

Gambar 3. 51. Axial ratio Array 2x2 dengan Slot U


Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, didapat nilai main lobe dari
axial ratio adalah 40 dB, yang artinya menghasilkan polarisasi linier.

62

Anda mungkin juga menyukai