Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

INSPEKSI DAN ANALISA CORAN KOMPONEN COLUMN

4.1 Perhitungan Modul


Sebelum perhitungan gambar benda dirubah menjadi gambar perencanaan
coran. Dalam gambar perencanaan coran benda dibuat 1% lebih besar dari
gambar teknis benda jadi, yaitu diambil pendekatan 1% berdasarkan Tabel 3.1
Menentukan modul bertujuan untuk dapat memperkirakan konfigurasi letak
riser yang akan digunakan, modul dapat dicari dengan persamaan (1).
Pada analisa kali ini menentukan modul terletak pada bagian bawah
column karena pada bagian tersebut adalah bagian paling tebal. Kemudian
perhitungan modul dibagi menjadi 2 bagian benda (M1 dan M2).

Gambar 4.1 Ilustrasi letak perhitungan modul pada gambar kanan.

Untuk volume dan luas permukaan pendinginan benda dapat ditemukan


dengan menggunakan software engineering, misalnya Autodesk Fusion seperti
berikut.

LAPORAN KERJA PRAKTEK


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA 43
Gambar 4.2 Data volume dan luas permukaan benda dicari dengan software.

Dari data tersebut dimasukan ke dalam persamaan (1) sehingga


perhitungan modul sebagai berikut.
( 93527843,73 mm3 ) :2
1. M 1= =32,857 mm
( 2846435,570 ) :2
2. M 2=M 1=32,857 mm
4.2 Perhitungan Riser
4.2.1 Modul Saluran Penambah
Perbandingan antara modul saluran penambah dengan modul coran
sercara teoritis adalah terdapat pada persamaan (2), maka,
 M LP =36,142

 M P =39,428 mm
4.2.2 Ukuran Leher (a)
 Gunakan persamaan (5):
a=4 ×36,147 × √ 0,5=102,240 mm
4.2.3 Perhitungan Profil Riser
 Diameter : gunakan persamaan (3):
D=4,55 ×39,428=179,400mm

LAPORAN KERJA PRAKTEK


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA 44
 Volume : gunakan persamaan (4):
3 3
V =1,04 × ( 179,4 ) =6004829,15 mm
 Mencari tinggi dari persamaan (6).
179,4 2
6004829,151=π ×( ) ×t
2
6004829,151=25277,254 × t
6004829,15
t= =237,55 mm
25277,254

4.2.4 Leher Riser


∅ 179,4 mm

50
mm

∅ 102,24 mm
4.2.5 Benda Setalah diberi Riser
Berikut adalah informasi/data benda setelah diberi sistem riser, data
diambil menggunakan software Autodesk Fusion.

LAPORAN KERJA PRAKTEK


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA 45
Gambar 4.3 Gambar benda dengan riser serta properti volume dan massanya melalui
software.
Dari software:
 Massa : 2593648,546 g=2593,648 Kg

4.3 Perhitungan Sistem Saluran


4.3.1 Perhitungan Berat Tuang
Berat (G ) tuang adalah jumlah berat benda beserta riser, persamaan untuk
mencari berat tuang terdapat pada rumus (7). Berat tuang sudah diketahui pada
berhitungan sebelumnya atau dapat dilihat langsung melalui hasil software,
yaitu 2593,648 Kg,
4.3.2 Perhitungan Waktu Tuang
Waktu tuang pengecoran benda dapat diketahui dengan menggunakan
rumus (8)
t P =1,25 √ 2 ×2593,648=90,028 detik

4.3.3 Faktor Hambat Alir ( f )


Berdasarkan grafik gambar 3.1 terlampir, maka faktor hambat alir untuk
benda 2 ton memiliki tetapan sebesar 0,8.
4.3.4 Perhitungan Tinggi Hidrolisis (h m)
Menentukan tinggi hidrolisis pada benda kerja dengan menggunakan
persamaan (9) adalah sebagai berikut.

LAPORAN KERJA PRAKTEK


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA 46
a= 646,1
mm

c=
717,
1
mm

717,1
maka, h m=646,1− =556,462mm = 55,646 cm
8
4.3.5 Perhitungan Saluran Masuk (Ingate).
Luas saluran terkecil (saluran masuk) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus (10) sebagai berikut
Diketahui:.
 I A = Luas saluran terkecil (cm2).
 G = 2593,648 Kg
 ρ = 0,007 g/mm3 = 7 Kg/dm3
 t = 90,028 Detik
 f = 0,8
 h m = 556,442 mm = 55,644 cm

maka,
22,6 ×(2593,648) 2
I A= =15,586 cm
7 × 90,028× 0,8 × √ 55,644

LAPORAN KERJA PRAKTEK


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA 47
a

Menncari a menggunakan rumus (11).

a=
√ 15,586
4
=1,974 cm=19,740 mm

Menncari b menggunakan rumus (12).


b=4 ×1,974=7,896 cm=78,960 mm
4.3.6 Perhitungan Saluran Terak (Runner)
Pada material besi cor kelabu/besi cor nodular disarankan menggunakan
sistem saluran dengan rasio luas penampang saluran turun : luas penampang
saluran terak : luas penampang saluran masuk yang memiliki karakter
pressurized karena sifat cairan besi cor yang tidak mudah teroksidasi oleh
oksigen karena memiliki banyak grafit. Sehingga rasio perbandingan yang
digunakan yaitu 4 : 3 : 2, atau gunakan persamaan (13).
3 3
A = ×15,586=23,379 cm 2
2 masuk 2

Menncari b menggunakan rumus (14)

LAPORAN KERJA PRAKTEK


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA 48
b=
√ 4 ×23,379
6−9 × tan 10
=4,603 cm=46,030 mm

Menncari h menggunakan rumus (15).


h=1,5 ×4,603=6,904 cm=69,045mm
Menncari a menggunakan rumus (16).
a=6,904 × (1−3 × tan10 )=3,251 cm=32,519 mm
4.3.7 Perhitungan Saluran Turun (Sprue)

Gunakan persamaan (17).


2
Aturun =2× 15,586=31,172 cm

Menncari d 1 menggunakan rumus (18).

d 1=
√ 4 ×31,172
π
=6,299 cm=62,999 mm

Menncari d 2 menggunakan rumus (19).

d 2=6,299 ×

4 646,1
17
=15,639 cm=156,399 mm

Menncari h menggunakan rumus (20).


h=55,646−2=53,646 cm=536,460 mm
4.3.8 Perhitungan Cawan Tuang (Pouring Cup).
Bentuk cawan tuang adalah setengah bola ditambah tinggi 2 cm.
∅ 15 cm

2 cm

D cawantuang =15 cm=150 mm

h cawan tuang=2 cm=20 mm

LAPORAN KERJA PRAKTEK


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA 49
4.4 Perhitungan Volume dan Massa Sistem Saluran.
4.4.1 Perhitungan Volume Saluran Masuk (Ingate).
Menncari volume saluran masuk (V ) menggunakan rumus (21).
2 3
V =15,586 cm ×7,896 cm=123,067 cm
4.4.2 Perhitungan Volume Saluran Terak (Runner).
Menncari volume saluran terak (V ) menggunakan rumus (22).
*Perlu diingat rasio luas penampang turun : terak : masuk adalah 4:3:2.
Diketahui Aterak =23,379 cm2.

maka,
4 2
Aturun = × 23,379=31,172 cm
3
2 2
Amasuk = ×23,379=15,586 cm
3
Sehingga,
1
V = × ( 15,586+31,172+ √ 15,586 ×31,172 ) ×6,904=158,331 cm
3
3

4.4.3 Perhitungan Volume Saluran Turun (Sprue).


Menncari volume saluran turun (V ) menggunakan rumus (23).

π ×53,646
× ( ( 6,299 ) +6,299 ×15,639+ ( 15,639 ) ) =5375,750 cm
2 2 3
V=
12
4.4.4 Perhitungan Volume Cawan Tuang (Pouring Cup)
Menncari volume cawan tuang (V ) dengan menerapkan persamaan (24).

V= ( 12 × 43 × π r )+(π r × h)
3 2

maka,

V= ( 12 × 43 × π × ( 7,5 ) )+( π × ( 7,5) ×2)=3534,291cm


3 2 3

4.5 Perhitungan Massa Sistem Saluran

LAPORAN KERJA PRAKTEK


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA 50
4.5.1 Perhitungan Massa Saluran Masuk (Ingate).
Menncari massa saluran masuk dengan menerapkan persamaan (25).
3 Kg
mingate=123,067 cm ×0,007 3
=0,861 Kg
cm
4.5.2 Perhitungan Massa Saluran Terak (Runner).
Menncari massa saluran terak dengan menerapkan persamaan (25).
3 Kg
mrunner =158,331 cm ×0,007 3
=1,108 Kg
cm
4.5.3 Perhitungan Massa Saluran Turun (Sprue)
Menncari massa saluran turun dengan menerapkan persamaan (25).

3 Kg
msprue =5375,750 cm × 0,007 =37,630 Kg
cm3
4.5.4 Perhitungan Massa Cawan Tuang (Pouring Cup).
Menncari massa cawan tuang dengan menerapkan persamaan (25).
3 Kg
m pouring cup=3534,291 cm × 0,007 3
=24,740 Kg
cm
Total berat sistem saluran adalah,
mingate +mrunner + msprue + mpouring cup=0,861+1,108+37,630+ 24,740=64,339 Kg

4.6 Yield Coran.


Yield dapat dihitung dengan menggunakan rumus (26).
Total berat coran adalah, mcoran =2593,648+64,339=2657,987 Kg
2496,367 Kg
Sehingga, yield= ×100 %=93,919%
2657,987 Kg
2496,367 Kg
sementara yield aktual, yield= ×100 %=94,373%
2645,2 Kg
*2645,2 Kg adalah berat benda aktual dari hasil gambar simulasi melalui
software.

LAPORAN KERJA PRAKTEK


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA 51
LAPORAN KERJA PRAKTEK
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA 52

Anda mungkin juga menyukai