Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

PERHITUNGAN BALOK ANAK

4.1 Perhitungan Pembebanan dan Mekanika


4.1.1 Data Perencanaan
Fungsi Bangunan : Mall
Mutu Beton (fc’) : 26 Mpa
Mutu Baja (fy) : 320 Mpa
Tinggi Lantai 2 : 500 cm
Beban Mati : Beban Pelat Lantai = 448,8 kg/m2
Beban Hidup : Beban Pelat Lantai = 250 kg/m2
Peraturan yang digunakan adalah SKSNI-T15-1991-03
Peraturan pembebanan yang digunakan untuk PPIUG 1983

Gambar 4.1 Pembebanan Balok Akibat Pelat Lantai

4.1.2 Perhitungan Balok Anak


l = 600 cm
1 1
h = xl = x 600 cm = 40 cm
15 15
2 2
b = xh = x 40 cm = 26,667 cm = 25 cm
3 3
Maka digunakan balok beton bertulang dengan dimensi 40 x 25 cm.

4.1.3 Pembebanan Pada Balok Anak

1) Pembebanan pelat dan beban sendiri balok anak


Trapeziodal load (dead load) pada balok anak adalah sebagai berikut:
Beban mati balok = tinggi pembebanan x WD pelat lantai
= 1,5 m x 448,8 kg/m2
= 673,2 kg/m
Beban dibebani 2 trapeziodal, maka:
= 448,8 kg/m2 x 2 m
= 897,6 kg/m + 673,2 kg/m = 1.570,8 kg/m
2) Beban hidup berdasarkan tipe pelat pada balok
Trapeziodal load (live load) pada balok anak adalah sebagai berikut:
Beban mati balok = tinggi pembebanan x WL pelat lantai
= 1,5 m x 250 kg/m2
= 375 kg/m
Beban dibebani 2 trapeziodal, maka:
= 250 kg/m2 x 2
= 500 kg/m + 375 kg/m = 875 kg/m
3) Beban kombinasi
Kombinasi beban pada analisa struktur menggunakan SAP 2000 memakai
kombinasi 1,2WD+1,6WL.

4.1.4 Proses Analisa Struktur Menggunakan Program SAP2000

Analisa digunakan untuk menghitung Momen Maksimal (M), P aksial


Maks (P), dan P lintang Maks (V), dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Langkah pertama yaitu buka software SAP 2000 dengan mengklik icon SAP
2000 yang terdapat di start menu atau yang berada di desktop.
Gambar 4.2 Ikon SAP 2000
2) Setelah program SAP 2000 telah terbuka ubahlah satuan menjadi “kgf.m.C”.

Gambar 4.3 Merubah Satuan

3) Setelah satuan telah dirubah selanjutnya pilih New Model atau bisa dengan
menekan CTRL+N.
4) Selanjutnya akan keluar tampilan seperti dibawah ini. Pilih “Beam” yang
berada pada “Select Template” dengan mengklik 2 kali pada icon.

Gambar 4.4 Tampilan Select Template


5) Setelah mengklik 2 kali pada “Beam” selanjutnya akan muncul tampilan
seperti dibawah ini. Isikan pada “Number of Spans” dan “Span Length” sesuai
desain. Number of Spans sebagai banyaknya medan/segmen dan Span Length
sebagai panjang medan/segmen. Karena pada kasus ini saya menggunakan
balok dengan tumpuan diujung sendi dan roll dengan bentang balok 6 meter
maka Number of Spans saya isi 1, dan Span Length saya isi 6.

Gambar 4.5 Tampilan Model Beam

6) Langkah selanjutnya adalah mendefinisikan material, profil, pola beban, dan


kombinasi beban pada toolbar “Define”. “Materials” untuk mendefinisikan
material, “Section properties > Frame Section” untuk mendefinisikan profil,
“Load Patterns” untuk mendefinisikan pola beban, dan “Load Combination”
untuk mendefinisikan kombinasi beban.
7) Setelah itu masukkan beban dengan mengklik frame yang akan dibebani lalu
pilih “Assign” lalu “Frame Load” gunakan beban merata dengan klik
“Distributed”, lalu masukkan beban mati maupun beban hidup. Disini beban
mati akibat pelat adalah sebesar 1.651,7 kg/m dan beban hidup sebesar 875
kg/m. Kemudia isikan menggunakan skala “Absolute Distance” dengan
rentang 0 sebesar 0, rentang 1,75 sebesar 1.651,7, rentang 4,25 sebesar
1.651,7, dan 6 sebesar 0 untuk beban mati. Dan dengan rentang 0 sebesar 0,
rentang 1,75 sebesar 875, rentang 4,25 sebesar 875, dan 6 sebesar 0 untuk
beban hidup.

Gambar 4.6 Input Beban Mati Akibat Pelat Lantai


Gambar 4.7 Input Beban Hidup Akibat Pelat Lantai

8) Setelah itu klik analisis dengan langkah Analyze > Set Option > XZ Plane.
Lalu Analyze > Run Analysis > simpan data > OK.
9) Hasil output dari analisa SAP2000

Gambar 4.8 Output (Shear 2-2)

Gambar 4.9 Output (moment 3-3)

4.1.5 Perhitungan Penulangan Balok


1. Data Perencanaan
Diameter tulangan pokok = Ø 12
Luas tulangan pokok = 113,04 mm2
Diameter tulangan sengkang =Ø8
Luas tulangan sengkang = 50,24 mm2
Selimut beton (p) = 40 mm

2. Perhitungan Tinggi Efektif


l = 600 cm
digunakan balok anak beton bertulang dengan dimensi 30 x 40 cm
d = h – p – Ø tul. sengkang – ½ Ø tul. pokok
= 400 – 40 – 10 – ( ½ x 16 )
= 346 mm = 0,346 m
1,4
Asmin= × b ×d
fy
1,4
As= ×250 × 344
320
A s=437,5 mm2
3. Perhitungan Tulangan Pokok
a. Tulangan tumpuan
Mt = 8422,7 Kgm = 84,227 kNm
Mt
k=
∅ ×b × dx 2
84,227× 106
k=
0,8 × 0,25× 0,3462
k =879,446 N/mm2
k =0,88 MPa

fy
(
k =ρ× 0,8 × fy × 1−0,588 × ρ ×
fc' )
320
(
0,88= ρ× 0,8 ×320 × 1−0,588 × ρ×
26 )
0=0,88−256 ρ+2770,93 ρ2

Dengan rumus ABC didapatkan:


ρ1,2= √
b ± −b 2−4 ac
2a
256 ± √−6−4 × 0,89 ×2803,24
ρ1,2=
2× 2803,24
ρhit =0,00357
1,4 1,4
ρmin = = =0,00438
fy 320
Karena ρhit < ρmin maka ρperlu yang dipakai adalah ρmin= 0,00438
As = ρperlu x b x d
= 0,00438 x 250 x 346 mm
= 378,438 mm2
378,438
Maka diperoleh jumlah tulangan ¿ =3,34 4
113,04
Dipakai tulangan 4 Ø 12

b. Tulangan lapangan
Mt = 4682,92 Kgm = 46,82 kNm
Mt
k=
∅ ×b × dx 2
46,82× 106
k=
0,8 × 0,25× 0,3462
k =488,961 N/mm2
k =0,49 MPa
fy
(
k =ρ× 0,8 × fy × 1−0,588 × ρ ×
fc' )
320
(
0,49= ρ× 0,8 ×320 × 1−0,588 × ρ×
26 )
2
0=0,49−256 ρ+1540,6 ρ
Dengan rumus ABC didapatkan:
ρ1,2= √
b ± −b 2−4 ac
2a
256 ± √−2562 −4 × 0,49 x 1540,6
ρ1,2=
2 ×1540,6
ρhit =0,00193
1,4 1,4
ρmin = = =0,00438
fy 320
Karena ρhit < ρmin maka ρperlu yang dipakai adalah ρmin = 0,00438
As = ρperlu x b x d
= 0,00438 x 250 x 346
= 378,438 mm2
378,438
Maka diperoleh jumlah tulangan ¿ =3,347 4
113,04
Dipakai tulangan 4 Ø 12

4. Periksa Lebar Balok


a. Lebar balok tumpuan
 Tulangan pokok satu lapis
Lebar balok yang diperlukan akan diperoleh sebagai berikut:
2 x selimut beton (p = 40 mm) = 2 x 40 = 80 mm
2 x sengkang (Ø 8) =2x8 = 16 mm
4 x tulangan pokok (Ø 16) = 4 x 12 = 48 mm
3 x jarak antara 25 mm (min) = 3 x 25 = 75 mm
Total = 219 mm
Kelebaran sebesar 250 mm >219 mm. Jadi memadai untuk pemasangan
tulangan pokok satu lapis, maka tulangan pokok dipasang satu lapis.

Gambar 5.1 Penulanagn Balok Tumpuan

b. Lebar balok lapangan


 Tulangan pokok satu lapis
Lebar balok yang diperlukan akan diperoleh sebagai berikut:
2 x selimut beton (p = 40 mm) = 2 x 40 = 80 mm
2 x sengkang (Ø 8) =2x8 = 16 mm
4 x tulangan pokok (Ø 16) = 4 x 12 = 48 mm
3 x jarak antara 25 mm (min) = 3 x 25 = 75 mm
Total = 219 mm
Kelebaran sebesar 250 mm >219 mm. Jadi memadai untuk pemasangan
tulangan pokok satu lapis, maka tulangan pokok dipasang satu lapis.

Gambar 5.1 Penulanagn Balok Tumpuan

5. Perhitungan Penulangan geser baok tumpuan


Gambar 5.2 Diagram Shear 2-2

Berdasarkan SNI 03-2847 Pasal 13.1.1 gaya geser dikerjakan dengan cara
sebagai berikut:
Data Perencanaan:
fc’ = 26 MPa
fy = 320 MPa
b = 250 mm
h = 400 mm
Ø Tul. Pokok = 12 mm
Ø Tul. Sengkang = 8 mm
Ф Faktor Reduksi Geser = 0,6
p = 40 mm
d’ = h – p – Ø Tul. Sengkang – (0,5 x Ø Tul. Pokok)
= 400 mm – 40 mm – 8 mm – (0,5 x 12 mm)
= 346 mm
Vu : Gaya geser terfaktor pada penampang, N
Vu = 6.980,54 kg = 69.805,4 N
Vu 4 =⅔x √ fc ' x b x d’
=⅔x √ 26 N /mm2 x 250 mm x 346 mm
= 294.043 N
Vu 3 =⅓x √ fc ' x b x d’
=⅓x √ 26 N /mm2 x 250 mm x 346 mm
= 147.022 N
Vu 2 = Vc : Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton, N
Vu 2 =⅙x √ fc ' x b x d’
=⅙x √ 26 N /mm2 x 250 mm x 346 mm
= 73.510,9 N
Vu 1 = ½ x ФVc
= ½ x (0,6 x 73.510,9 N)

= 22.053,3 N
ФVn = 0,6 (Vc + Vs max)
= 0,75 (73.510,9 N + 294.043 N)
= 220.533 N
Vu
Vs = - Vc
Ф
220.533 N
= – 73.510,9 N
0,6
= 294.043 N

Diagram Geser Lapangan


1000000 900000 900000 900000 900000 900000
900000
800000

600000
Gaya Geser (N)

400000
294043.46
220532.59
200000 147021.73
73510.86
69805.4
0 22053.26
0 0 0 0 0 0 0
-100000 -50 0
-100 0 50 100 150 200 250 300 350

-200000

Gambar 4.11 Diagram Geser Pada Tumpuan

Cek penulangan geser


Vu < Vu 1 → Tidak perlu tulangan geser
Vu 1 < Vu < Vu 2 → Cukup tulangan geser minimum
Vu 2 < Vu < Vu 3 → Cukup tulangan geser praktis
Vu 3 < Vu < Vu 4 → Tulangan geser dihitung
Vu < ФVn → Dimensi dirubah
Vu > Vu 4 → Dimensi dirubah
Dari keterangan diatas, didapatkan cukup tulangan geser minimum.
Perhitungan geser minimum:
Dipasang sengkang Ø 8 mm (Av = 0,25 x 3,14 x 8 mm = 50,24 mm2).
Karena tulangan geser saat terjadi keretakan putus didua sisi maka:
Av = 50,24 mm2 x 2 = 100,48 mm2.
Mencari jarak sengkang (s) Vs = d / 2 = 346 / 2 = 173 mm
Syarat jarak tulangan geser tidak boleh melebihi syarat dibawah ini (SK
SNI 3-14.9-3.3B):
- d'/2 = 346 mm/2 = 173 mm
- d’/2 – 0,5 d’/2 = 172 mm – (0,5 x 172 mm) = 86 mm
- 8 x Ø tulangan longitudinal = 8 x 12 mm = 96 mm
- 24 x Ø tulangan geser = 24 x 8 mm = 192 mm
Dicoba dipasang sengkang dengan jarak (s) = 173 mm
bxs
Av Min = < Av Pasang
3 x fy
250 mm x 173 mm
= < 50,24 mm2
3 x 320 MPa
= 45.05 mm2 < 50,24 mm2
Jadi tulangan geser yang digunakan untuk daerah tumpuan adalah
Ø8 – 173 mm (sepanjang ¼ L balok tumpuan).

6. Penulangan Geser Balok Lapangan

Dari hasil analisa mekanika struktur dengan menggunakan SAP 2000


diperoleh:
Vu : Gaya geser terfaktor pada penampang, N
Vu = 5.629,01 kg = 56.290,1 N
Vu 4 =⅔x √ fc ' x b x d’
=⅔x √ 26 N /mm2 x 250 mm x 346 mm
= 294.043 N
Vu 3 =⅓x √ fc ' x b x d’
=⅓x √ 26 N /mm2 x 250 mm x 346 mm
= 147.022 N
Vu 2 = Vc : Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton, N
Vu 2 =⅙x √ fc ' x b x d’
=⅙x √ 26 N /mm2 x 250 mm x 346 mm
= 73.510,9 N
Vu 1 = ½ x ФVc
= ½ x (0,6 x 73.510,9 N)
ФVn = 0,6 (Vc + Vs max)
= 0,75 (73.510,9 N + 294.043 N)
= 220.533 N
Vu
Vs = - Vc
Ф
220.533 N
= – 73.510,9 N
0,6
= 294.043 N
Diagram Geser Lapangan
1000000 900000900000
900000 900000 900000 900000

800000

600000

Gaya Geser (N)


400000
294043.46
220532.59
200000 147021.73
73510.86
69805.4
0 22053.26
0 0 0 0 0 0 0
-100000 -50 0
-100 0 50 100 150 200 250 300 3

-200000

Gambar 4.12 Diagram Geser Pada Lapangan


Cek penulangan geser
Vu < Vu 1 → Tidak perlu tulangan geser
Vu 1 < Vu < Vu 2 → Cukup tulangan geser minimum
Vu 2 < Vu < Vu 3 → Cukup tulangan geser praktis
Vu 3 < Vu < Vu 4 → Tulangan geser dihitung
Vu < ФVn → Dimensi dirubah
Vu > Vu 4 → Dimensi dirubah

Dari keterangan diatas, didapatkan cukup tulangan geser minimum.


Perhitungan geser minimum:
Dipasang sengkang Ø 8 mm (Av = 0,25 x 3,14 x 8 mm = 50,24 mm2).
Karena tulangan geser saat terjadi keretakan putus didua sisi maka:
Av = 50,24 mm2 x 2 = 100,48 mm2.
Mencari jarak sengkang (s) Vs = d / 2 = 346 / 2 = 173 mm
Syarat jarak tulangan geser tidak boleh melebihi syarat dibawah ini (SK
SNI 3-14.9-3.3B):
- d'/2 = 346 mm/2 = 173 mm
- d’/2 – 0,5 d’/2 = 172 mm – (0,5 x 172 mm) = 86 mm
- 8 x Ø tulangan longitudinal = 8 x 12 mm = 96 mm
- 24 x Ø tulangan geser = 24 x 8 mm = 192 mm
Dicoba dipasang sengkang dengan jarak (s) = 173 mm
bxs
Av Min = < Av Pasang
3 x fy
250 mm x 173 mm
= < 50,24 mm2
3 x 320 MPa
= 45.05 mm2 < 50,24 mm2
Jadi tulangan geser yang digunakan untuk daerah tumpuan adalah
Ø8 – 173 mm (sepanjang balok lapangan).

Anda mungkin juga menyukai