PELAT LANTAI
A. Spesifikasi
Pada perencanaan struktur gedung, langkah yang paling awal adalah melakukan
perhitungan lantai. Pelat lantai yang direncanakan menggunakan sistem penulangan
pelat dua arah. Pelat lantai yang direncanakan pada bangunan yaitu :
Jenis lantai = dak beton bertulang
Mutu beton = 25 Mpa,
Mutu baja tulangan :
ø ≤ 12 mm, fy = 240 Mpa
ø > 12 mm, fy = 390 Mpa
Pelat lantai yang direncanakan menggunakan sistem penulangan pelat dua arah
B. Pembebanan
Pelat lantai pada bangunan ini dirancang untuk dapat menahan beban mati dan hidup.
Beban-beban yang diperhitungkan pada perancanaan pelat lantai yaitu:
1. Beban mati
Sesuai dengan ketentuan pembebanan pada gedung (PPURG 1987), yang
termasuk beban mati dalam pelat ini adalah:
Tabel 2.1 Beban Mati pada Plat Lantai
2. Beban Hidup
Sesuai dengan ketentuan pembebanan pada gedung (PPURG 1987), beban hidup
yang diperhitungkan pada perencanaan plat adalah:
Tabel 2.2 Beban Hidup pada Plat
Jenis Beban Tebal (mm) Uraian Berat (kN/m2)
Beban hidup - 2,5 kN/m3 2,5
TOTAL (LL) 2,5
3. Beban terfaktor
Beban hidup merata = WLL = 1,6 LL = 1,6 x 2,5 =4 kN/m2
Beban mati merata = WDL = 1,2 DL = 1,2 x 4,79 = 5,748 kN/m2
Total = Wu = WLL + WDL
= 4 kN/m2 + 5,748 kN/m2
= 9,748 kN/m2
C. Perencanaan Pelat (Sumber: SNI 2847 2019)
Untuk merencanakan pelat lantai dibutuhkan data-data seperti dimensi balok
dan luasan pelat yang akan ditinjau.
Luasan Pelat : 3000 x 4500 mm
Dimensi balok :
a. Preliminary Design
1. Balok Induk (Arah X)
Bentang Balok (L) = 6000 mm
D. Perencanaan Tulangan
Menurut Asroni (2010), sistem perencanaan tulangan pelat pada dasarnya dibagi
menjadi dua macam, yaitu : sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu
arah (one way slab) dan sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok dua arah
(two way slab). Jenis tulangan yang akan digunakan adalah tulangan pokok dua
arah. Fungsi perancangan tulangan pada pelat lantai adalah agar tulangan leleh.
1. Perhitungan Tinggi Efektif
a. Mutu beton (f’c) = 25 MPa
b. Tebal pelat (h) = 130 mm
c. selimut tulangan (ds) = 20 mm
d. ØTul = 12 mm
e. Mutu baja (fy) ≤ 12 = 240 MPa
f. Tinggi efektif arah a (da) = h – ds – ½ .øtul
= 130 – 20 – ½ × 12 = 104 mm
g. Tinggi efektif arah b (db) = h - ds - øtul - ½ .øtul
= 130 – 20 – 12 – ½ × 12 = 92 m
2 ×1 1,294 ×0,714
√ 1-
24 0
\}
= 0,00303
1,4 1.4
ρmin = = = 0,00583
fy 24 0
0,85.f c’ .β1 600
ρmax = 0,75. . 600 + fy
fy
0,85.25 .0,85 600
= 0,75. . 600+ 24 0 = 0,0403
24 0
ρ ≤ ρmin ≤ ρmax → ρperlu = ρmin = 0,00583
b. Pemilihan luas (As) dan jarak (s) untuk tulangan tiap lebar pelat (b):
a) Tulangan pokok:
As = ρ . b .da = 0,00583 x 1000 x 104 = 606,667 mm2
Penetuan jarak antar tulangan:
1 1
b.( . π. ɸ2tul ) 1000.( . π. 122 )
s = 4 = 4 = 186,329
As 606,667
mm
smaks = 3h = 3 × 130= 390
S pilih = 150 mm
1 1
b.( . π. ɸ2tul ) 1000.( . π.1 22 )
As pilih = 4 = 4 = 753,6 mm2
Spilih 150
753,6 mm2 > As = 606,667 mm2 OK!
2 ×11,294 ×0,517
√ 1-
24 0
\}
= 0,00218