Anda di halaman 1dari 14

1

PONDASI TELAPAK GABUNGAN

Pada pondasi yang terletak pada tanah lembek (daya dukung tanah yang kecil)
terkadang diperlukan lebar/ukuran pondasi yang cukup besar, dan hal ini berakibat
terkadang akan ada pondasi yang saling bertumpangan. Untuk mengantisipasi hal
tersebut, du titik kolom yang berdekatan dapat digabung menjadi satu pondasi.
Pondasi demikian sering dinamakan dengan istilah pondasi gabungan.
Tegangan tanah yang timbul, qu, akibat beban kolom, akan mengakibatkan pondasi
mengalami lendutan seperti ditunjukan pada gambar 1.1 dibawah ini. Contoh desai
pondasi gabungan diberikan dalam contoh soal 1.

Gambar 1.1. Lentur pada pondasi gabungan.

2
Desain penulangan lentur arah memanjang pada pondasi gabungan dapat
dilakukan dengan menganggap pondasi sebagai suatu balok yang memikul beban
merata qu, sedangkan untuk arah pendek, beban dari kolom dianggap disebarkan
merata pada suatu lebar pondasi yang besarnya sama dengan ukuran kolom
ditambah dengan d dikedua sisi kolom. Atau dengan kata lain, beban dari kolom
bekerja pada suatu balok yang memiliki lebar c + 2d, dan panjang balok tersebut
sama dengan lebar dari pondasi gabungan (gambar 1.2).

Gambar 1.2. Analisa lentur pondasi gabungan dalam arah pendek.

3
Contoh Soal 1.
Desain sebuah pondasi telapak gabungan dalam gambar 1.1 dibawah ini. Kolom bujur
sangkar dengan sisi 450 mm, memikul beban tekan, PD = 700 kN dan beban hidup PL
= 620 kN. Kolom dalam bentuk bujur sangkar bersisi 500 mm, memikul beban tekan
PD = 1050 kN dan beban hidup PL = 650 kN. Timbunan tanah diatas pondasi setebal
1,5m ( tanah =16 kN/m3) dengan tegangan ijin tanah all = 240 kN/m2. Gunakan mutu
beton fc’ = 35 Mpa, mutu baja tulangan fy = 400 Mpa. (catatan : nilai x silahkan
ditentukan oleh masing-masing mahasiswa).

Gambar 1.3. Rencana pondasi telapak gabungan.

Penyelesaian :
1. Menentukan luas pondasi gabungan.
Tebal pelat pondasi rencana, h = 900 mm.
Tinggi efektif pelat pondasi, d = 900 mm – 75 mm – 19 mm = 806 mm.
Dimana 75 mm menyatakan tebal selimut rencana dari pelat pondasi, sedangkan
19 mm adalah diameter tulangan rencana.
Beban kolom total :
Wtotal = (700 kN + 620 kN) + (1050 kN + 650 kN) = 3020 kN
4
Pnetto = 240 kN/m2 – (900 mm × 24 kN/m3) – (1,5 m × 16 kN/m3) = 194,4 kN/m2
Wtotal 3020 kN
Aperlu =
Pnetto
= 194,4 kN/m2
= 15,54 m2

Lebar pelat pondasi, B = 15,54 m2/ 6 m = 2,59 atau 2,6 m


Jadi digunakan ukuran pondasi gabungan adalah 6 m × 2,6 m

5
2. Tentukan tegangan tanah ultimit akibat beban kolom terfaktor.
Pu1 = 1,2(700 kN) + 1,6(620 kN) = 1832 kN
Pu2 = 1,2(1050 kN) + 1,6(650 kN) = 2300 kN
Tegangan tanah ultimit :
1832 kN + 2300 kN
Pult = = 264,87 kN/m 2
6m×2m
3. Hitung gaya dalam lintang dan momen pada pondasi gabungan dengan
menganggap pondasi sebagai suatu balok yang panjangnya adalah 6 m yang
ditumpu pada kedua kolom (K1 dan K2) dan memikul beban merata yang
besarnya adalah tegangan tanah ultimit dikalikan dengan lebar pondasi.
q = Pult × B = 264,87 kN/m2 × 2,6 m = 688,662 kN/m

Gambar 1.4. Permodelan mekanika rekayasa dalam menentukan gaya lintang


dan momen.

6
Gambar 1.5. Diagram gaya dalam lintang (D) dan momen (M).

4. Periksa ketebalan pondasi terhadap kemungkinan geser satu arah.

Gambar 1.6. Area untuk geser satu arah.

7
Kuat geser yang disumbangkan oleh beton dari pelat pondasi :
ϕVc = ϕ (0,17 λ √fc ' b d)
ϕVc = 0,75 (0,17 (1,0) √35 Mpa (2600 mm) (806 mm))
ϕVc = 1580082,4 N = 1580,1 kN
Nilai kuat geser ultimit yang terjadi :

1450 mm kN
=
394 mm VU1
kN × 394 mm = 1450 mm × VU1
kN.mm = 1450 mm × VU1
kN.mm
VU1 =
1450 mm
VU1 = kN < ϕVc = 1580,1 kN. Maka dapat dikatakan tebal pelat
pondasi telapak gabungan aman dari kemungkinan terjadi kegagalan geser
1 arah.

Nilai VU1 juga dapat diperoleh dari :


VU1 = Pult × Area efektif geser satu arah
= 264,87 kN/m2 × (2,6 m × 0,394m) = 271,33 kN

5. Periksa ketebalan pondasi terhadap kemungkinan geser dua arah.

8
Gambar 1.7. Area untuk geser dua arah. (KIM INGAT GANTI)

Kuat geser sumbangsi beton :


2
Vc1 = 0,17 (1 + ) λ √fc ' b0 d
βc
2
= 0,17 (1 + ) (1) √35 Mpa (4 × 1306 mm) (806 mm)
1
= 12704056,3 N
α d
Vc2 = 0,083 (2 + s ) λ √fc ' b0 d
b0
(40) (806mm)
= 0,083 (2 + ) (1)√35 Mpa (4×1306 mm)(806 mm)
(4 × 1306 m)
= 16894796,7 kN
Vc3 = 0,33 λ √fc ' b0 d
= 0,33 (1)√35 Mpa (4×1306 mm)(806 mm)
= 8220271,7 N
Maka :

9
ϕVc = 0,75 Vc = 0,75 × 8220271,7 N = 6165203,8 N
Nilai kuat geser ultimit yang terjadi :
VU2 = Pu2 – (Pult × Area efektif geser dua arah)
= 2300 kN – (264,87 kN/m2 × (1306 mm)2)
= 1848,23 kN < 6165203,8 N. Maka dapat dikatakan tebal pelat
pondasi telapak gabungan aman dari kemungkinan terjadi kegagalan geser
2 arah,

6. Desain tulangan lentur arah memanjang.


Mumaks = 1196,7 kN.m
M u m ak s 1196700 N.mm
Rn = = = 0,634
ϕbd
2 0,90 (2600 mm) (806 mm)2

0,85fc ' 2 Rn
�𝑝�� [1-√1- ]
fy 0,85fc '
����
�� =

0,85(35 Mpa) 2 (0,634)


= [1-√1- ] = 0,00317
400 Mpa 0,85(35 Mpa)

Luas tulangan perlu :


Asperlu = 0,00317 × 2600 mm × 806 mm = 6643,05 mm2

Luas tulangan minimum :


Asmin = 0,0018 × 2600 mm × 900 mm = 4212 mm2
As perlu > Asmin ……memenuhi, sehingga desain tulangan menggunakan
Asperlu.

Digunakan tulangan diameter 19 mm, sedangkan spasi tulangan lentur pelat


dibatasi oleh SNI 2847:2019, pasal 7.7.2.3, dimana nilai spasi tulangan pelat
harus kurang dari :
a. 3h = 3 × 900mm = 2700m
10
b. atau 450 mm (menentukan)

Jadi dalam kasus ini digunakan spasi, s = 100 mm (selama spasi tulangan lebih
kecil dari syarat diatas, maka dapat digunakan), sehingga :

2600 mm - ( 2 × 75 mm) 1
Aspakai = × × � × (19 mm)2
100 mm 4
1
Aspakai = 25 tulangan × × � × (19 mm2)
4
Aspakai = 7084,63 mm2 > Asperlu = 6643,05 mm2 …memenuhi

7. Desain tulangan lentur arah pendek.


7.1. Desain tulangan lentur pendek dibawah kolom 1, K1.

qnet =
1
1832 kN
= kN⁄
(0,45 m + 2(0,806m)) × × 2,6 m = 1026,29 m
2,6m
Qnet = qnet ×0,875 m = 1026,9 kN/m × 0,875 m = 898,54
kN Sehingga nilai MA = 923,66 kN × 0,438 m = 404,56
kN.m
Mu maks 404563080 N.mm
Rn = = = 0,266
ϕbd
2 0,90 (2600 mm) (806 mm)2

11
0,85fc ' 2 Rn
�𝑝�� [1-√1- ]
fy 0,85fc '
����
�� =

0,85(35 Mpa) 2 (0,266)


=
400 Mpa [1-√1- 0,85(35 Mpa) ] = 0,000668

Luas tulangan perlu :


Asperlu = 0,000668 × (0,45 m + 2(0,806m)) × 806 mm = 868,214 mm2

Luas tulangan minimum :


Asmin = 0,0018 × (0,45 m + 2(0,806m)) × 900 mm = 3340,44 mm2
As perlu < Asmin ……tidak memenuhi, sehingga desain tulangan menggunakan
Asmin.

Digunakan tulangan diameter 19 mm, sedangkan spasi tulangan lentur pelat


dibatasi oleh SNI 2847:2019, pasal 7.7.2.3, dimana nilai spasi tulangan pelat
harus kurang dari :
a. 3h = 3 × 900mm = 2700m
b. atau 450 mm (menentukan)

Jadi dalam kasus ini digunakan spasi, s = 150 mm (selama spasi tulangan lebih
kecil dari syarat diatas, maka dapat digunakan), sehingga :

( 0,45m + 2( 0,806m) ) - ( 2 × 75 mm) 1


Aspakai = × × � × (19 mm) 2
150 mm 4
1
Aspakai = 13 tulangan × × � × (19 mm2)
4
Aspakai = 3687,36 mm2 > Asmin = 3340,44 mm2 …memenuhi

7.2. Desain tulangan lentur pendek dibawah kolom 2, K2.

12
Pu2
qnet = × bpelat
(c2 + 2(d)) × bpelat
2300 kN kN⁄
=
(0,5m + 2(0,806m)) × 2,6 m × 2,6 m = 1274,73 m
Qnet = qnet × 0,85m = 1274,73 kN/m × 0,85m = 1045,28 kN
Sehingga nilai MA = 1045,28 kN × 0,425m =444,24 kN.m
M 444 242 411 N.mm
Rn = u ma2ks = = 0,2922
ϕbd 0,90 (2600 mm) (806 mm)2

0,85fc ' 2 Rn
�𝑝�� [1-√1- ]
f y 0,85fc '
����
�� =

0,85(35 Mpa) 2 (0,2922)


= [1-√1- ] = 0,000734
400 Mpa 0,85(35 Mpa)

Luas tulangan perlu :


Asperlu = 0,000734 × (0,5m + 2(0,806m)) × 806 mm = 954,033 mm2

Luas tulangan minimum :


Asmin = 0,0018 × (0,5m + 2(0,806m)) × 900 mm = 3421,44 mm2
As perlu < Asmin ……tidak memenuhi, sehingga desain tulangan menggunakan
Asmin.
13
Digunakan tulangan diameter 19 mm, sedangkan spasi tulangan lentur pelat
dibatasi oleh SNI 2847:2019, pasal 7.7.2.3, dimana nilai spasi tulangan pelat
harus kurang dari :
a. 3h = 3 × 900mm = 2700m
b. atau 450 mm (menentukan)

Jadi dalam kasus ini digunakan spasi, s = 150 mm (selama spasi tulangan lebih
kecil dari syarat diatas, maka dapat digunakan), sehingga :

( 0,5m + 2( 0,806m) ) - ( 2 × 75 mm) 1


Aspakai = × × � × (19 2
mm)
150 mm 4
1
Aspakai = 14 tulangan × × � × (19 mm2)
4
Aspakai = 3971mm2 > Asmin = 3421,44 mm2 …memenuhi

8. Implementasi kedalam gambar desain.

Gambar 1.8. Implementasi dalam gambar desain.

14

Anda mungkin juga menyukai