Anda di halaman 1dari 14

TAKE HOME TEST UAS NOMOR 1

SI-6112 REKAYASA JEMBATAN

Dosen:
Prof. Iswandi Imran., Ph.D

Disusun Oleh:

Endah Trisnawati 25021068

REKAYASA STRUKTUR
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2022
PERNYATAAN :

Nama : Endah Trisnawati


NIM : 25021068
“Saya tidak menerima dan memberikan bantuan apapun dari/kepada siapapun dalam
menyelesaikan tugas ini, dan bersedia menerima konsekuensinya jika melanggar”

Dengan Hormat

(Endah Trisnawati)
1A. Evaluasi secara lengkap seismic detailing terpasang dengan mengacu ketentuan
yang berlaku saat ini (SNI 2833-2016 dan AASHTO LRFD 2012) tentukan elemen
penahan gempanya
A. Daerah Pier
1) Persayaratan Kolom
Berdasarkan SNI 2833 Pasal 7.4 Pendukung vertikal harus dianggap sebagai kolom jika
rasio tinggi lebih bersih terhadap dimensi maksimum penampangnya lebih besar dari 2.5.
ℎ 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
> 2.5
𝐵𝐵 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
Dimensi kolom maksimum = 2500 mm
Tinggi bersih kolom = 15000 mm – 3000 mm = 12000
Tinggi bersih kolom 12000
Pendukung vertical = = = 4.8 > 2.5 →OK
Dimensi kolom maksimum 2500

2) Tulangan Longitudinal
Berdasarkan SNI 2833 Luas tulangan longitudinal tidak kurang dari 0.01 Ag dan lebih
besar 0.04 Ag dimana Ag adalah luas kotor penampang beton.

Ag A min (1%) A max


(mm²) (mm²) (4%) (mm²)
6250000 62500 250000

Dari gambar Pier yang diberikan, didapatkan bahwa terdapat tulangan longitudinal
sejumlah 128 dengan diameter (db) 25 mm.
πd² π×25²
As terpasang = n =128× = 62831.853 mm2
4 4
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahawa As terpasang < As minimum (OK).

3) Tulangan Transversal (Sengkang)


Rumus Tulangan minimum transversal (Ash) ditentukan sebagai berikut,
𝐴𝐴𝑔𝑔 𝑓𝑓′𝑐𝑐
𝐴𝐴𝑠𝑠ℎ1 = 0.3 𝑠𝑠ℎ𝑐𝑐 �� � − 1� � �
𝐴𝐴𝑐𝑐ℎ 𝑓𝑓𝑦𝑦
𝑓𝑓𝑐𝑐′
𝐴𝐴𝐴𝐴ℎ2 = 0.09 𝑠𝑠ℎ𝑐𝑐 � �
𝑓𝑓𝑦𝑦
Dimana,
Ag : Luas kotor penmpang kolom
s : spasi tulangan transversal
Ach : Luas inti beton terkekang
hc : tinggi efektif penampang kolom
fc’ : Mutu beton
fy : Mutu baja tulangan
Tulangan transversal yang terpasang adalah sebagai berikut:

• Panjang Zona Sendi Plastis


Berdasarkan SNI 2847 2013 Panjang Lo tidak boleh kurang dari sebesar
a. Tinggi komponen struktur pada muka joint atau penampang pelelehan lentur
terjadi = 3000
b. 1/6 bentang bersih komponen struktur = 1/6 *12000 = 2000
c. 450 mm
Berikut adalah panjang daerah zona plastis pada setiap pier.
Panjang sendi plastis yang digunakan sebesar 3000 mm. Sehingga didapatkan
panjang sendi plastis pada kolom yang memenuhi persyaratan diatas.

• Rasio Tulangan Minimum


Ach = (2500-(2×50)) × (2500-(2×50)) = 5760000 mm2
6250000 35
Ash1=0.3 (100)(2500) �� � -1� � � =531.684 mm2
5760000 420
35
Ash2 =0.09 (100)(2500) � � =1875 mm2
420
Dengan tulangan 12D13-100,
πD2 π×132 2
Asv terpasang=n =12 =1592.787 mm
4 4
Maka Ash terpasang lebih dari Ash perlu/minimum (Not OK)

• Periksa jarak antar tulangan menurut SNI pada daerah sendi plastis
a. S1 ≤ d/4 = (2500-50-25/2)/4 = 609.375 mm
b. S1 ≤ 300 = 300 mm
c. S1 ≤ 8 db long = 8x13=104 mm
d. S1 ≤ 24 db hoops = 240 mm
Karena S terpasang 100 mm < S1 minimum syarat (a) sd (d) maka spasi tulangan
yang terpasang memenuhi persyaratan.
• Tulangan geser minimum pada daerah luar sendi plastis,
𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑠𝑠
𝐴𝐴𝐴𝐴 = 0.0316 �𝑓𝑓𝑐𝑐 ′
𝑓𝑓𝑓𝑓
Dimana,
bv : Lebar penampang
s : Spasi tulangan transversal
fc’ : Mutu beton
fy : Mutu baja tulangan

Maka,
(2500×0.0394)×(100×0.0394)
Av = 0.0316√35×0.1450 × =0.454in2 =292.903mm2
420×0.1450
Dengan tulangan 12D13-100,
πD2 π×132 2
Asv terpasang=n =12 =1592.787 mm
4 4
Maka Av terpasang lebih dari Av perlu/minimum (OK)

• Periksa jarak antar tulangan menurut SNI pada daerah sendi plastis
a. S2 ≤ d/2 = (2500-50-50-25)/2 = 1187.5 mm
b. S2 ≤ 0.75 h = 0.75×2500 = 1875mm (h dimensi terkecil kolom)
c. S2 = 300 = 300mm
Karena S terpasang 100 mm < S2 minimum syarat (a) sd (c) maka spasi tulangan
yang terpasang memenuhi persyaratan.

1B. Cek desain pier tersebut dengan metoda forced based method sesuai SNI 2833,
dengan asumsi mass source akibat beban hidup = 0 (menggunakan bearing
konvensional)
1. Pemodelan Jembatan
Pemodelan struktur dimodelkan dengan bantuan software SAP 2000 versi 23, seluruh properti
penampang mengikuti ketentuan dari soal UAS, sedangkan untuk material struktur dimodelkan
sesuai asumsi yang berlaku. Sistem struktur jembatan berupa multispan 2 girder dengan
tumpuan sendi-rol. Dengan maksud menyederhanakan pemodelan, sistem struktur hanya
dimodelkan dalam 3 span untuk melihat beban maksimum pada pier tengah.
2. Pembebanan
Pembebanan pada struktur jembatan mengikuti ketentuan pada SNI 1725-2016. Terdapat
2 jenis beban, beban statik dan beban dinamik (gempa). Adapun beban statik yang
diaplikasikan pada struktur jembatan yaitu terdiri dari beban mati dan beban lalu lintas:
a. Beban Mati
- SWL BI beton : 24.5 kN/m3
- Slab q = 12.25 kN/m
- Pavement q = 2.35 kN/m
b. Beban Lalu Lintas
- BTR q = 9.0 kPa → q = 18 kN/m (girder tengah)
q = 14.49 (girder tepi)
- BGT P = 98 kN (girder tengah)
P = 78.89 kN (girder tepi)
Beban gempa yang diaplikasikan pada struktur ini berasal dari percepatan tanah
permukaan dari grafik respon spektra, parameter-parameter yang digunakan pada
pemodelan dalam membuat grafik respon spektra ini bersumber dari
http://puskim.pu.go.id, yaitu:
Daerah : Banda Aceh
Jenis tanah : Tanah Lunak (D)
Faktor modifikasi respon (R) : 3.5
Nama Kota: banda Aceh (P)
Bujur / Longitude: 95.2027 Degrees
Lintang / Latitude: 5.3412 Degrees
Kelas Situs: SE - Tanah Lunak

PGA = 0.567061 g
PGAm = 0.642446 g
CRs = 0.000000
CR1 = 0.000000
Ss = 1.331527 g
S1 = 0.600000 g
TL = 20.000000 detik
Fa = 0.867389
Fv = 2.000000
Sms = 1.154952 g
Sm1 = 1.200000 g
Sds = 0.769968 g
Sd1 = 0.800000 g
T0 = 0.207801 detik
Ts = 1.039004 detik

Beban-beban dalam pemodelan yang diperhitungkan sebagai massa seismik yaitu:


Beban Faktor Beban
SWL 1.0
Slab 1.0
Pavement 1.0
BTR 0.25
BGT 0.25
Selanjutnya dilakukan perhitungan penulangan pada pier sesuai dengan gaya dalam yang
dihasilkan pada model SAP2000 didapatkan penulangan pada pier sebagai berikut:

Momen Arah X Momen arah Y Axial Geser

Penulangan Tiang Pilar P1

Tabel 13 : Gaya-gaya dalam ultimate pada critical section

P (kN) My (kN.m) Mx (kN.m) V (kN) Keterangan

2407 583 666 86 : ENVULT

Data : Mutu beton f`c = 24.4 MPa

lebar penampang bw = 1000 mm

tinggi penampang h = 1000 mm

cover cov = 50 mm

Dia. Tul. lentur utama D = 25 mm

Dia. Tul. Geser dia = 13 mm

Teg. Leleh tul utama fy = 420 MPa

Teg. Leleh tul geser fyv = 420 MPa

tinggi penampang eff d = 1,000 - 50 - 13.0 - 25.0/2 = 925 mm

Diagram interaksi untuk penulangan pilar adalah sebagai berikut :


P ( kN)
(Pmax) (Pmax)

120000

80000

40000

1
-50000 -40000 -30000 -20000 -10000 10000 20000 30000 40000 50000

M (41°) ( kNm)

(Pmin) (Pmin)

-40000

Dari hasil perhitungan program di atas, maka jumlah tulangan utama pilar sesuai dengan desain yaitu:

32 D 25

1C. Cek kapasitas geser pier apakah mampu mengakomodasi plastifikasi pada pier
a. Tulangan Sengkang Area Tengah Tiang

Data : Mutu beton f`c = 24.4 MPa

lebar penampang bw = 1000 mm

tinggi penampang h = 1000 mm

cover cov = 50 mm

Dia. Tul. lentur utama D = 25 mm

Dia. Tul. Geser dia = 13 mm

Teg. Leleh tul utama fy = 420 MPa

Teg. Leleh tul geser fyv = 420 MPa

tinggi penampang eff d = 1,000 - 50 - 13 - 25/2 = 925 mm

Tulangan Geser :

Geser ultimate Vu = 86 kN

Faktor reduksi geser φ = 0.60

Jumlah kaki tul geser n = 2


2
Luas tul geser Av = 265 mm
= 1/6 x sqrt(24.4) x 1,000.0 x 924.5 = 761 kN

0.5 Vc = 381 kN

= 1070 kN S < 600

= 2284 kN S < 600

= 3807 kN S < 300

Vu / φ = 144 kN < 381 Tidak perlu tul. Geser

Vs = Vu / φ - Vc = -618 kN

spasi tul geser s = 0 mm Tul. Geser tdk ada

Tulangan Geser Dipasang 0 dia 13 @ 0

Dipasang dilapangan : D13-100

b. Tulangan Sengkang Area Tumpuan Tiang

Mu = 583 kNm

Mn = 3285 kNm, dari diagram interaksi

Mn/Mu = 5.64

c=1.3 Mn/Mu = 7.33

Vu = 86 kN

c.Vu = 631 kN

Tulangan Geser :

Data : Mutu beton f`c = 24.4 MPa

lebar penampang bw = 1000 mm

tinggi penampang h = 1000 mm

cover cov = 50 mm

Dia. Tul. lentur utama D = 25 mm

Dia. Tul. Geser dia = 13 mm

Teg. Leleh tul utama fy = 420 MPa

Teg. Leleh tul geser fyv = 420 MPa

tinggi penampang eff d = 1,000 - 50 - 13 - 25/2 = 925 mm

Tulangan Geser :

Geser ultimate Vu = 631 kN

Faktor reduksi geser φ = 0.60

Jumlah kaki tul geser n = 2

Luas tul geser Av = 265 mm 2


= 1/6 x sqrt(24.4) x 1,000.0 x 924.5 = 761 kN

0.5 Vc = 381 kN

= 1070 kN

= 2284 kN

= 3807 kN

Vu / φ = 1052 kN < 1070 Tul. Geser Minimum

Vs = Vu / φ - Vc = 291 kN

spasi tul geser s = 334 mm Pasang Tul. Geser Minimum

Tulangan Geser Dipasang 2 dia 13 @ 300

Dipasang pada areaTumpuan : D13-100

Perhitungan Base Isolator


Desain Elastomeric Bearing

Elastomeric Bearing Untuk Girder

a) Tipe Elastomeric Bearing

Bearing yang digunakan adalah jenis Elastomeric Bearing yg terdiri dari bahan elastomer (elastic polymer)

dan pelat baja. Bahan elastomer adalah dari karet alam (rubber) dan synthetic chloroprene. Perhitungan

elastomeric bearing ini mengacu pada pedoman Perancangan Bantalan Elastomer untuk Perletakan Jembatan

yang dikeluarkan Kementrian Pekerjaan Umum, No. 10/SE/M/2015. Pedoman ini mengacu pada AASHTO LRFD.

Persyaratan Material Elastomer:

Hardness : 55 Shore A

Modulus Geser G= 0.60 :( 0.60 <G< 1.30 ) Mpa

b) Beban-beban Kerja

Beban Axial FDL = 608 kN

FLL = 392 kN

FDL+LL = 1000 kN < 5000 kN OK

Rotasi hasil perhitungan θ= 0.003 rad (output Program Analisis Struktur)

Toleransi Rotasi θ= 0.005 rad (lihat pedoman)

Rotasi rencana θs = 0.008 rad

Perpindahan Longitudinal ∆x = 20.0 mm < 50 mm OK

c) Perhitungan Dimensi Elastomeric Bearing

Tegangan ijin bearing σijin = 7.0 Mpa

Luas bearing perlu Aperlu = Fz / σ = 1,000,080 / 7.0 = 142869 mm2


Dimensi bearing yang direncanakan:

Lebar W= 450 mm < 700 mm OK

Panjang L = 600 mm

Luas bearing A= 270000 mm2 > Aperlu OK

Tebal lapisan karet internal hri = 12 mm

Tebal lapisan penutup hcov er = 6 mm

Jumlah lapisan internal karet nint. = 3 mm

Tebal rubber total hrt = 48 mm, (n.hri + 2.hcov er)

Jumlah lapisan pelat baja ns =nint. + 1 = 4

Tebal bantalan H = 60 mm , hrt + hs (nint. + 1)

Teg. Leleh pelat σy = 240 Mpa

d) Perhitungan Shape Factor (S)

Keliling bearing Ip = 2 (L+W) = 2 x (600 + 450) = 2100 mm

Shape factor S = A / (Ip.hri) = 270,000 / (2,100 x 12) = 10.71

Persyaratan shape factor, untuk bantalan berlapis:

OK 4 < 10.7 < 12 OK

e) Cek Tegangan Ijin:

Tegangan tekan rata-rata kondisi layan (beban total) :

σs = (FDL + FLL) / A = ( 608,000 + 392,080 ) / 270,000 = 3.70 Mpa

Tegangan tekan rata-rata kondisi layan (beban hidup) :

σL = FLL / A = 392,080 / 270,000 = 1.45 Mpa

Bantalan dengan deformasi geser yang tidak dikekang :

σs ≤ 7.0 Mpa 3.70 Mpa < 7.00 Mpa OK

σs ≤ 1.0 GS 3.70 Mpa < 6.43 Mpa OK

Bantalan dengan deformasi geser yang dikekang :

σs ≤ 7.7 Mpa 3.70 Mpa < 7.70 Mpa OK

σs ≤ 1.1 GS 3.70 Mpa < 7.07 Mpa OK

f) Cek Deformasi Geser

Deformasi geser rencana ∆s = 20.00 mm

Deformasi geser ijin 2.0∆s = 40.00 mm


Ketebalan total elastomeric bearing, h rt = (jumlah tebal lapisan internal + jumlah tebal cover)

hrt = (12 x 3) + (2 x 6) = 48 mm

hrt ≥ 2.0∆s 48.0 > 40.0 OK

h) Cek Stabilitas

L
H ≤ = 600 / 3 = 200.0 mm > 60.0 mm OK
3

W
H ≤ = 450 / 3 = 150.0 mm > 60.0 mm OK
3

hcov er < 0.7 hri = 0.70 x 12 = 8.4 mm > 6.0 mm OK

i) Menentukan Tebal Pelat

Ketebalan max lapisan elastomer pd bentalan elastomer hrmax = 12 mm

Batas fatik (constant amplitude fatique threshold) yg digunakan FTH = 31 Mpa

3hr max σ s
Kondisi layan : hs ≥ = 3 x 12 x 3.70 / 240.0 = 0.56 mm
fy

2hr max σ L
Kondisi fatik : hs ≥ = 2 x 12 x 1.45 / 31.0 = 1.12 mm
FTH

Maka ketebalan lapisan pelat pd elastomer berlapis pelat hs = 3.0 mm

j) Rangkuman Hasil

Lebar Bantalan W= 450 mm

Panjang Bantalan L = 600 mm

Tebal Bantalan H = 60 mm

Jumlah dan Tebal Pelat Baja : 4 x 3 mm

Jumlah dan Tebal Lapisan Karet Internal : 3 x 12 mm

Jumlah dan Tebal Cover Karet : 2 x 6 mm

Anda mungkin juga menyukai