Macam-Macam Macam-Macam
Definisi Poros Poros Berdasarkan Poros Berdasarkan
Pembebanannya Bentuknya
Hal-Hal Penting
Perhitungan Pada Dalam
Poros Perencanaan Poros
DEFINISI POROS
HOME
Macam - Macam Poros
Berdasarkan Jenis Pembebanannya
1. Gandar
NEXT
2. Spindle
BACK NEXT
3. Poros Transmisi
BACK HOME
Macam - Macam Poros Berdasarkan Bentuknya
1. Poros Lurus
NEXT
2. Poros Engkol
BACK HOME
Hal-Hal Penting Dalam Perencanaan
Poros
Hal-hal penting dalam perencanaan poros sebagai
berikut ini perlu diperhatikan :
1. Kekuatan poros
2. Kekakuan poros
3. Putaran kritis
4. Korosi
5. Material poros
HOME
Perhitungan Pada Poros
sebuah poros bulat untuk meneruskan daya l0 (kW) pada 300 (rpm).
Berapa daya perencanaan yang diperlukan ?
Data yang diketahui adalah :
Daya (P) : 10 kW
Putaran (n) : 300 rpm
Asumsi bahwa daya yang direncanakan akan lebih besar
dari daya maksimum
Dit : Daya Perencanaan (Pd)
Jawab :
Pd = fc x P
= 1,2 x 10 kW
= 12 kW
= 12000 W NEXT
Pada sebuah poros memiliki daya perencana sebesasr 12000 W
dan putaran sebesar 300 rpm. Berapa momen puntir yang
dihasilkan ?
Dik : Daya Perencanaan (Pd) : 12000 W
Putaran (n) : 300 rpm
Dit : Momen Puntir (Mp)
Jawab
30 Pd
Mp= x
π n
30 12000
= x
π 3000
=382,16 Nm
BACK NEXT
pemilihan material poros diasumsikan carbon steel AISI 1045
dengan faktor keamanan bahan 6,0 dan faktor keamanan yang
bergantung bentuk poros 1,3 -3,0. Tentukan tegangan geser
yang diizinkan ?
Dik : Kekuatan tarik (σb) = 75 N/mm²
Faktor keamanan jenis bahan (sf1) = 6,0
Faktor keamanan bentuk poros (sf2) = 1,4
Asumsi dari nilai faktor keamanan bentuk poros 1,3 - 3,0
yang digunakan adalah 1,4 sehingga nilai sf2 = 1,4
Dit : Tegangan geser yang diizinkan (𝜏a)
Jawab
σb
𝜏a =
sf1 x sf2
75
𝜏a =
6 x 1,4
BACK NEXT
𝜏a = 8,929 N/mm²
Perencanaan diameter poros dan bantalan poros
1
5,1
dp =
3
. kt. cb. mp
τa
dimana : dp = diameter poros (mm)
τa = tegangan geser izin (N/mm2)
Kt = faktor koreksi tumbukan,harganya berkisar 1,5-3,0
Cb = faktor koreksi untuk terjadinya kemungkinan
terjadinya beban lentur, dalam perencanaan ini
diambil 1,2-2,2 karena diperkirakan tidak akan
terjadi beban lentur
Mp = momen puntir yang ditransmisikan (Nm).
1
5,1
dp =
3
x1,5x1,3x3,822x1000
8,929
= 18,7 mm ≈ 19 mm BACK NEXT
Besar tegangan geser yang timbul pada poros adalah :
16.𝑀p
𝜏g =
𝜋.𝑑 3
Dimana : τg = tegangan geser akibat momen puntir (N/mm2)
Mp = momen puntir yang ditransmisikan (Nm)
dp = diameter poros (mm)
Untuk momen puntir, 3,822 Nm, dan diameter poros, dp= 19 mm,
maka perhitungan tegangan gesernya adalah sebagai berikut:
16𝑥3,822𝑥1000
𝜏g = = 2,389 N/mm2
𝜋.193
Menurut hasil yang diperoleh dari perhitungan diatas, terlihat
bahwa tegangan geser yang terjadi adalah lebih kecil daripada
tegangan geser yang diizinkan τg < τa (τa = 11,786 N/mm2).
BACK NEXT
Pada proses pembuatan poros, didapatkan bearing dengan
diameter dalam (di) = 20 mm, karena itu dibutuhkan perhitungan
tegangan geser rotor pada diameter sesuai bearing tersebut,
perhitungannya adalah :
16𝑥3,822𝑥1000
𝜏g = = 2,434 N/mm2
𝜋.203
BACK KESIMPULAN
KESIMPULAN
HATUR NUHUN