TUGAS MERANCANG – 2
( STERN TUBE )
DOSEN PEMBIMBING :
Mengetahui :
Arif Winarno S.T.,M.T. Urip Prayogi S.T.,M.T Erik Sugianto, S.T., M.T.
Menyetujui,
Ketua Jurusan
POROS
Poros merupakan alat penghubung antara mesin penggerak utama kapal dengan alat
gerak kapal yang berbentuk propeller. Sebagai alat penghubung kerja utama, poros
dibagi lagi menurut bagian dan daerah kerjanya masing-masing, yaitu:
Poros baling-baling atau propeller shaft
Poros antara atau intermediate shaft
Poros pendorong atau thrust shaft
Propeller shaft adalah bagian pros yang pada bagian ujungnya langsung
dipasangkan propeller. Poros ini diletakan pada bantalan poros yang juga bertindak
ssebagai konstruksi pengendap air pada bagian ujung kapal.
Intermediate shaft adalah bagian poros yang dipergunakan untuk
menggabungkan propeller shaft untuk mencapai ke alat penggeraknya, yang berupa
mesin penggerak utama kapal. Poros ini harus diletakan satu garis sumbu dengan
propeller shaft, agar perputaranya tidak menimbulkan momen getaran. Poros diletakan
paling tidak pada dua buah bantalan poros, yang akan menyangga beban berat poros
tersebut.
Thrust shaft adalah bagian poros yang diletakan pad sistem kontruksi
pendorong utama kapal, atau thrust block construction.
LANGKAH PERHITUNGAN
Berdasarkan buku Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin karangan Ir.Sularso, MSME Hala
8, besaranya diameter poros dihitung dengan rumusan :
5,1
Ds 3 xKT xCb xT
a
A. Menghitung Daya Perencanaan
Daya Poros
SHP = 2749.00 HP
= 2049.93 KW
Pd = fc x SHP
= 1,1 x 2049
= 2254.92 KW
Dipilih SHP agar kekuatan poros dapat menahan beban saat mesin berputar dalam keadaan MCR.
B. Momen Puntir
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE
Bahan yang digunakan adalah baja karbon konstruksi mesin (JIS G 4501)
lambang = S50C
kekuatan tarik = 62 Kg/mm2
perlakuan panas = penormalan
Faktor
keamanan
1. sf1 = 6.0 (material baja)
diambil 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh massa dan baja paduan
2. sf2 = 1,3 - 3
Diambil sf2 = 2.0
Diambil Kt = 2
E. Faktor Beban Lentur
jika diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur
( Tidak mengalami
Cb = 1 lenturan )
Cb = 1,2 – 2,3 ( Mengalami lenturan )
Diambil Cb = 1.8
= 382.0101547 mm
Diambil Ds = 382 mm
G. Pemeriksaan Persyaratan
Syarat t < tA
Ir.Sularso, MSME
Halaman 7, rumus
(1.4)
= 5,1 x (15687816,1/(382^3)
= 1.44
Berdasarkan BKI vol III section 4 tentang sistem dan diameter poros adalah:
Dimana :
1. Faktor untuk
semua instalasi
F= 100
2. Faktor untuk tipe
poros
K= 1
3. Daya yang
ditransmisikan poros
Pw = 2049.9 KW
4. Putaran poros
n = 140 rpm
Menentukan Di
Jika bore pada poros ≤ 0,4 Ds, maka persamaan berikut dapat digunakan
Di = 220.2358269 mm
Maka, dalam perencanaan ini menggunakan poros propeller dengan bahan NiAl Bronze
maka
nilainya
Faktor Material :
CW = 560 / ( Rm + 160 )
Dimana, Rm = σb x g
= 607.6
Jadi, Cw = 560 / (607,6 + 160 )
= 0.73
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE
tR = 0.045 x D
= 0.045 x 3916 = 176.22
mm
tB = 0,75 x tR
= 0,75 x 176.22
= 132.17 mm
g. Panjang Poros Propeller
= 7 x {(2 x Lpp) + 460}
= 7 x {(2 x 87) + 460}
= 7 x 634
= 4438 mm
2 Perhitungan Ujung Poros Kopling
a. Panjang Konis Lk
Lk = ( 1.25 – 1.5 ) x Ds
= 1.3 x 382
= 496.6 mm
b. Diameter ujung konis Dk
Dk = 70 % x Ds
= 70% x 382
= 267.4 mm
c. Panjang Konis Lc
Lc = ( 2.5 – 5 ) x Ds x 0.5
= 4 x 382 x 0.5
= 764 mm
Dimana :
1 HP = 0,74569987 KW
Pw = 2749 HP x 0,7457 KW = 2049,9293 KW
N = 140 rpm
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE
Ds = 382 mm
Z = 8 ( Jumlah Baut Kopling )
Rm = kekuatan tarik x 9.8
= 62x9.8= 607.6
10 6 x 2049.9293
Df = 16 x
140 x 8 x 382 x 607.6
= 44,903 mm
Dimana :
Ds =Diameter poros propeller = 382 mm
a = 0.25 x Ds = 0.25 x 382 = 95,5 mm
b = 0.5 x Ds = 0.5 x 382 = 191 mm
c = 1.5 x Ds = 1.5 x 382 = 573 mm
d = 2.5 x Ds = 2.5 x 382 = 955 mm
e = Menurut BKI ‘ 78 tebal f (aus konstruksi poros kopling paling
sedikit 25% dari garis tengah poros).
= 0.25 x D = 0.25 x 382 = 95,5 mm
dp = 0.6 x D = 0.6 x 382 = 229,2 mm
Lc = Panjang Kopling
= (2.5 – 5 ) x Ds x 0.5
= 4 x 382 x 0.5 = 764 mm
Lk = (1.25 – 1.5) x Ds = 1.5 x 382 = 573 mm
Keterangan :
- Jumlah baut kopling direncanakan sebanyak 8 buah.
- Bahan flans kopling adalah baja tuang.
PERHITUNGAN BANTALAN POROS , LAPISAN PELINDUNG DAN
SISTEM KEKEDAPAN
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE
Jenispelumasan
Pelumasan yang dipakai dalam perencanaan ini adalah dengan menggunakan
pelumasan air. Sedangkan bantalan yang digunakan adalah kayu poghout.
Jarak antara bantalan
Menurut BKI III 1988 jarak maximum bantalan adalah :
Lmax = K1 x Ds
Dimana : - K1 adalah tetapan jenis bantalan. (K1 = 280 s/d 350) untuk pelumasan air
dengan bantalan kayu poghout. (300)
Sehingga :
Lmax = 300 x Ds
= 300 x 382
= 5863.44 mm
Panjang tabung poros
Menurut BKI III 1988, panjang tabung poros adalah sebagai berikut :
Lst = 4 x Fs
Dimana : - Fs = frame spacing di belakang after peak bulkhead yang jarak
maksimumnya adalah 716 mm
Sehingga : Lst = 4 x 716
= 2864 mm
d. Panjang lapisanPelindung
Panjang lapisan pelindung poros diletakkan sepanjang sistem stern tube.
Panjang lapisan pelindung = 1/3 panjang poros stern tube
= 1/3 x 2400 = 792
B. PERHITUNGAN PASAK PROPELLER DAN KOPLING
Menurut elemen mesin Ir. Jac Stolk dan Ir. G. Kros ketentuan pasak untuk poros
transmisi adalah momen puntir yang bekerja pada poros (Mw) adalah :
Mw = mw x tw
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE
Tinggi pasak
Dasar perancanaan pasak diambil dari buku Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin Ir. Soelarso Ms.Me.
t = 1/6 x Ds
= 1/6 x 382
= 63,66
Tinggi keseluruan
hmax = 2 x t
= 2x 63,66
= 127,33
3. Kedalaman alur pasak pada poros ( t1 )
t1 = 0,5 x t
= 0,5 x 63,66
= 31,83 mm
= 0,5 x 103,14
= 51,57 mm
Dari pasak konis r6 = 0,5 x b
= 0,5 x 95,5
= 47,75 mm
Sistem Kekedapan pada Stern Tube
Sistem kekedapan pada stern tube dengan menggunakan pelumasan air
hanya terletak pada bagian depan stern tube. Untuk bagian belakang stern tube tidak
menggunakan system kekedapan sehingga air diharap dapat masuk secara bebas
kedalam stern tube. Air berfungsi untuk melumasi sistem poros didalam stern tube.
Sistem Packing
Menurut “Marine diesel tahun 1985” sebagai berikut :
1. Tebal packing
T=2 Ds
=2 382
= 39,089 mm
2. Penekan packing
T1 = (0.1 x Ds) + 1.5
= (0.1 x 382) + 1.5
= 39,7 mm
3. Clear cause
C = (0.04 x Ds) + 0.2
= (0.04 x 382) + 0.2
= 15,48 mm
4. Diameter baut penekan paking (Db)
(0.12 xD) 0.5
DB 1.6
N
(0.12 x 205,974) 0.5
Db 1.6
6
= 16,471 mm
Tebal dari rumah packing (t)
1 in = 25.4
t = (0.1 x D) + 0.6 in
= (0.1 x 11.4) + 0.6
= 1.74 in
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE
= 44.2 mm
b= (1,6 x Lpp) + 15
= (1,6 x 87) + 15
= 154,2 mm
tebal = 0,6 x b
= 0,6 x 154,2
= 92,52 mm
b = 1,7 x a
= 1,7 x 38,15 = 64,855 mm
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE