Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MERANCANG 2

Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

TUGAS MERANCANG – 2
( STERN TUBE )

Tugas ini diberikan Kepada :

Nama : Achmad Hafid Budiarto


Nim : 2015.02.2.0002

DOSEN PEMBIMBING :

1. Urip prayogi .ST., MT.


2. Arif Winarno .ST., MT.
3. Erik Sugianto S.T., M.T.

METODE YANG DIPAKAI : Sesuai Petunjuk Buku Merancang –2

Surabaya, 24 - Juli - 2016

Mengetahui :

Dosen Pembimbing, Dosen Pembimbing, Dosen Pembimbing,

Arif Winarno S.T.,M.T. Urip Prayogi S.T.,M.T Erik Sugianto, S.T., M.T.

Menyetujui,
Ketua Jurusan

Urip Prayogi S.T., M.T.


TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

POROS

Poros merupakan alat penghubung antara mesin penggerak utama kapal dengan alat
gerak kapal yang berbentuk propeller. Sebagai alat penghubung kerja utama, poros
dibagi lagi menurut bagian dan daerah kerjanya masing-masing, yaitu:
Poros baling-baling atau propeller shaft
Poros antara atau intermediate shaft
Poros pendorong atau thrust shaft
Propeller shaft adalah bagian pros yang pada bagian ujungnya langsung
dipasangkan propeller. Poros ini diletakan pada bantalan poros yang juga bertindak
ssebagai konstruksi pengendap air pada bagian ujung kapal.
Intermediate shaft adalah bagian poros yang dipergunakan untuk
menggabungkan propeller shaft untuk mencapai ke alat penggeraknya, yang berupa
mesin penggerak utama kapal. Poros ini harus diletakan satu garis sumbu dengan
propeller shaft, agar perputaranya tidak menimbulkan momen getaran. Poros diletakan
paling tidak pada dua buah bantalan poros, yang akan menyangga beban berat poros
tersebut.
Thrust shaft adalah bagian poros yang diletakan pad sistem kontruksi
pendorong utama kapal, atau thrust block construction.
LANGKAH PERHITUNGAN

Berdasarkan buku Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin karangan Ir.Sularso, MSME Hala
8, besaranya diameter poros dihitung dengan rumusan :

5,1
Ds  3 xKT xCb xT
a
A. Menghitung Daya Perencanaan
Daya Poros
SHP = 2749.00 HP
= 2049.93 KW

Faktor koreksi daya


a. fc = 1,2 - 2,0 (Daya Rata - Rata)
b. fc = 0,8 - 1,2 (Daya Maksimum)
c. fc = 1,0 - 1,5 (Daya normal)
Diambil fc = 1.1

Pd = fc x SHP
= 1,1 x 2049
= 2254.92 KW

Dipilih SHP agar kekuatan poros dapat menahan beban saat mesin berputar dalam keadaan MCR.

B. Momen Puntir
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

dimana : n = putaran propeller perencanaan, dalam perencaan ini putaran propeller


Sehingga : N=140rpm
T = (9,74 x 105 x 4455) / 140
= 15687816.1 Kg/mm

C. Tegangan Geser yang diijinkan

Bahan yang digunakan adalah baja karbon konstruksi mesin (JIS G 4501)

lambang = S50C
kekuatan tarik = 62 Kg/mm2
perlakuan panas = penormalan

Faktor
keamanan
1. sf1 = 6.0 (material baja)
diambil 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh massa dan baja paduan

2. sf2 = 1,3 - 3
Diambil sf2 = 2.0

Sehingga, Tegangan geser yang diijinkan


(tA):
B
tA 
sf1 xsf 2
= 5.166666667 Kg/mm2
62

6,0 x 2,3

D. Faktor Konsentrasi Tegangan


Kt = 1,0 ( beban dikenakan secara halus )
( terjadi sedikit kejutan atau
Kt = 1,0 - 1,5 tumbukan )
( beban dikenakan dengan kejutan atau
Kt = 1,5 - 3,0 tumbukan besar )
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

Diambil Kt = 2
E. Faktor Beban Lentur
jika diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur
( Tidak mengalami
Cb = 1 lenturan )
Cb = 1,2 – 2,3 ( Mengalami lenturan )
Diambil Cb = 1.8

F. Diameter poros yang direncanakan (Ds):

= 382.0101547 mm
Diambil Ds = 382 mm

G. Pemeriksaan Persyaratan
Syarat t < tA
Ir.Sularso, MSME
Halaman 7, rumus
(1.4)
= 5,1 x (15687816,1/(382^3)
= 1.44

Karena t < tA = 1.44 < 5.166666667


, maka diameter poros dapat dinyatakan memenuhi syarat

Berdasarkan BKI vol III section 4 tentang sistem dan diameter poros adalah:
Dimana :
1. Faktor untuk
semua instalasi
F= 100
2. Faktor untuk tipe
poros
K= 1
3. Daya yang
ditransmisikan poros
Pw = 2049.9 KW
4. Putaran poros
n = 140 rpm

Menentukan Di
Jika bore pada poros ≤ 0,4 Ds, maka persamaan berikut dapat digunakan

Di = 220.2358269 mm

Karena Ds ≥ Di maka memenuhi syarat yang ditentukan oleh BKI


TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

Maka, dalam perencanaan ini menggunakan poros propeller dengan bahan NiAl Bronze
maka
nilainya
Faktor Material :
CW = 560 / ( Rm + 160 )
Dimana, Rm = σb x g
= 607.6
Jadi, Cw = 560 / (607,6 + 160 )
= 0.73
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

Data – data yang di peroleh dari propeller adalah :


 Diameter poros { Ds } : 382 mm
 BHP : 2749 HP
 Type Propeler : B – 4. 45
 Diameter Propeler : 3916 mm
 Putaran Propeler : 140 rpm

1 Perhitungan Bentuk Ujung Poros Propeller


a. Panjang boss propeller (Lb)
Lb = ( 1.8 – 2.4 ) Ds
= 2.4 x 382
= 916,824 mm
c. Diameter terkecil ujung boss propeller Dba
Db = ( 1.8 – 2.0 ) x Ds
= 1.8 x 382
= 688 mm
Dba = ( 0.85 – 1.5 ) x Db
= 0.85 x 688
= 584.475 mm
d. Diameter terbesar boss propeller Dbf
Dbf = ( 1.05 – 1.23 ) x Db
= 1.05 x 688
= 721.999 mm

e. Panjang lubang boss propeller Ln


Ln = 0.3 x Lb
= 0.3 x 916,824
= 275,04 mm
f. Diameter luar ulir perangkat boss propeller Dv
Dv = 60 % Ds
= 60 % x 382
= 229,2 mm
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

tR = 0.045 x D
= 0.045 x 3916 = 176.22
mm
tB = 0,75 x tR
= 0,75 x 176.22
= 132.17 mm
g. Panjang Poros Propeller
= 7 x {(2 x Lpp) + 460}
= 7 x {(2 x 87) + 460}
= 7 x 634
= 4438 mm
2 Perhitungan Ujung Poros Kopling
a. Panjang Konis Lk
Lk = ( 1.25 – 1.5 ) x Ds
= 1.3 x 382
= 496.6 mm
b. Diameter ujung konis Dk
Dk = 70 % x Ds
= 70% x 382
= 267.4 mm
c. Panjang Konis Lc
Lc = ( 2.5 – 5 ) x Ds x 0.5
= 4 x 382 x 0.5
= 764 mm

d. Diameter baut kopling


Bila memakai baut pas (Df)
10 6 x Pw
Df = 16 x
N x Z x D x Rm

Dimana :
1 HP = 0,74569987 KW
Pw = 2749 HP x 0,7457 KW = 2049,9293 KW
N = 140 rpm
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

Ds = 382 mm
Z = 8 ( Jumlah Baut Kopling )
Rm = kekuatan tarik x 9.8
= 62x9.8= 607.6
10 6 x 2049.9293
Df = 16 x
140 x 8 x 382 x 607.6

= 44,903 mm

Dimana :
Ds =Diameter poros propeller = 382 mm
a = 0.25 x Ds = 0.25 x 382 = 95,5 mm
b = 0.5 x Ds = 0.5 x 382 = 191 mm
c = 1.5 x Ds = 1.5 x 382 = 573 mm
d = 2.5 x Ds = 2.5 x 382 = 955 mm
e = Menurut BKI ‘ 78 tebal f (aus konstruksi poros kopling paling
sedikit 25% dari garis tengah poros).
= 0.25 x D = 0.25 x 382 = 95,5 mm
dp = 0.6 x D = 0.6 x 382 = 229,2 mm

Lc = Panjang Kopling
= (2.5 – 5 ) x Ds x 0.5
= 4 x 382 x 0.5 = 764 mm
Lk = (1.25 – 1.5) x Ds = 1.5 x 382 = 573 mm
Keterangan :
- Jumlah baut kopling direncanakan sebanyak 8 buah.
- Bahan flans kopling adalah baja tuang.
PERHITUNGAN BANTALAN POROS , LAPISAN PELINDUNG DAN
SISTEM KEKEDAPAN
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

 Jenispelumasan
Pelumasan yang dipakai dalam perencanaan ini adalah dengan menggunakan
pelumasan air. Sedangkan bantalan yang digunakan adalah kayu poghout.
 Jarak antara bantalan
Menurut BKI III 1988 jarak maximum bantalan adalah :
Lmax = K1 x Ds
Dimana : - K1 adalah tetapan jenis bantalan. (K1 = 280 s/d 350) untuk pelumasan air
dengan bantalan kayu poghout. (300)
Sehingga :
Lmax = 300 x Ds
= 300 x 382

= 5863.44 mm
 Panjang tabung poros
Menurut BKI III 1988, panjang tabung poros adalah sebagai berikut :
Lst = 4 x Fs
Dimana : - Fs = frame spacing di belakang after peak bulkhead yang jarak
maksimumnya adalah 716 mm
Sehingga : Lst = 4 x 716
= 2864 mm

 Tebal tabung poros


Menurut BKI III 1988, tebal tabung poros adalah sebagai berikut :
tl = (Ds/20) + 19,05
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

= (382 /20) + 19,05


=38,15 mm
untuk tempat dimana terdapat bantalan yang perlu dipertebal, dipertebal dengan
penebalan sebagai berikut :
tl* = 1,6 x tl
= 1,6 x 38,15
= 61.04 mm
Perlindungan Poros Propeller
a. Pelapis poros (Linners)
Panjang :
Bagian belakang = Lmin ≥ 4.0 x Ds
Lmin ≥ 4.0 x 382
Lmin ≥ 1528 mm
Bagian depan = Lmin ≥ 1.5 x Ds
Lmin ≥ 1.5 x 382
Lmin ≥ 573 mm
Tebal : 0,03 x Ds + 7,5 = 18.96 mm
b. Tebal Bantalan
= t ≥ ( Ds/30 x 3,175 )
= t ≥ 382/30 x 3,175
= t 40,466 mm
c. Rumah bantalan
= ≥ 0,18 x Ds
= ≥ 0,18 x 382
= ≥ 68,76 mm

d. Panjang lapisanPelindung
Panjang lapisan pelindung poros diletakkan sepanjang sistem stern tube.
Panjang lapisan pelindung = 1/3 panjang poros stern tube
= 1/3 x 2400 = 792
B. PERHITUNGAN PASAK PROPELLER DAN KOPLING
Menurut elemen mesin Ir. Jac Stolk dan Ir. G. Kros ketentuan pasak untuk poros
transmisi adalah momen puntir yang bekerja pada poros (Mw) adalah :
Mw = mw x tw
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

Dimana mw = modulus penampang poros berbentuk lingkaran


= 0.2 x Ds2 = 0.2 x (382)2 = 145,924 mm2
tw = tegangan tukar, besarnya ditentukan tegangan design
menurut C. Bacch sesuai harga material w = 29 N/mm 2
Maka :
Mw = mw x tw
= 145,924 x 29 = 4231,796 N.mm

Perhitungan ukuran dimensi pasak :


1. Pasak Propeller
 Lebar pasak (b)
b = (25 – 35)% x Ds ,dan direncanakan
b = 27% x 382 = 103,14 mm
 Panjang pasak (l)
l/d = 0,75 s/d 1,5
Harga L/d diambil 1,3 maka :
l = 1,3 x 382 = 496,6 mm
 Tebal Alur (t)
Dasar perancanaan pasak diambil dari buku Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin Ir. Soelarso Ms.Me.
t = 1/6 x Ds
= 1/6 x 382 = 63,67 mm
 Tinggi keseluruan
hmax = 2 x t
= 2x 63,67 =127,34
 Radius ujung pasak (R)
R = 0,0125 x Ds
= 0,0125 x382 = 4,775
2. Pasak Kopling
 Lebar pasak (b)
b = 25% x 382 = 95.5 mm
 Panjang pasak
L/d = 0,75 s/d 1,5
Harga L/d diambil 1 maka :
L = 1 x 382 = 382 mm
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

 Tinggi pasak
Dasar perancanaan pasak diambil dari buku Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin Ir. Soelarso Ms.Me.
t = 1/6 x Ds
= 1/6 x 382
= 63,66
 Tinggi keseluruan
hmax = 2 x t
= 2x 63,66
= 127,33
3. Kedalaman alur pasak pada poros ( t1 )
t1 = 0,5 x t
= 0,5 x 63,66
= 31,83 mm

 Jari - Jari pasak


Diameter poros ( Ds ) = 269,76 mm
r5 = 5 mm
r1<r2<r3<r4
r4 = 8 mm
r3 = 7 mm
r2 = 6 mm
r1 = 5 mm
dari pasak propeller r6 = 0,5 x b
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

= 0,5 x 103,14
= 51,57 mm
Dari pasak konis r6 = 0,5 x b
= 0,5 x 95,5
= 47,75 mm
 Sistem Kekedapan pada Stern Tube
Sistem kekedapan pada stern tube dengan menggunakan pelumasan air
hanya terletak pada bagian depan stern tube. Untuk bagian belakang stern tube tidak
menggunakan system kekedapan sehingga air diharap dapat masuk secara bebas
kedalam stern tube. Air berfungsi untuk melumasi sistem poros didalam stern tube.
Sistem Packing
Menurut “Marine diesel tahun 1985” sebagai berikut :
1. Tebal packing
T=2 Ds

=2 382

= 39,089 mm
2. Penekan packing
T1 = (0.1 x Ds) + 1.5
= (0.1 x 382) + 1.5
= 39,7 mm
3. Clear cause
C = (0.04 x Ds) + 0.2
= (0.04 x 382) + 0.2
= 15,48 mm
4. Diameter baut penekan paking (Db)
 (0.12 xD)  0.5 
DB  1.6  
 N 
 (0.12 x 205,974)  0.5 
Db  1.6  
 6 
= 16,471 mm
 Tebal dari rumah packing (t)
1 in = 25.4
t = (0.1 x D) + 0.6 in
= (0.1 x 11.4) + 0.6
= 1.74 in
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

= 44.2 mm

 Tebal flange rumah packing (l1)


t = 1.4 x t
= 1.4 x 44.2
= 61.88 mm
 Diameter tempat packing (d1)
d1 = (1.22 x D) + 0.6 in
= (1.22 x 11.4) + 0.6
= 14.508 in
= 369 mm
 Panjang tempat packing (l1)
l1 = (0.4 x D) + 1 in
= (0.4 x 11.4) + 1
= 5.56 in
= 141.224 mm
 Panjang penekan packing (l2)
l2 = (D + 1) in
= (11.4 + 1)
= 12.4 in
= 314.96 mm  315 mm
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

D. PERHITUNGAN STERN POST DAN AFTER PEAK BULKHEAD


 minimal after peak bulkhead
p = [Cp x a x (h x k)1/2] + tk
Dimana : - Cp = untuksekatselaincollison bulkhead diambilnilai 2,9
- a = jarak stiffener diambil nilai 0,75
-h = untuk poros prop. dengan bantalan lignum vitae 100 ton/m
-k = faktor material struktur baja, diambil 1,0
- tk = ketebalan material terhadap korosi, diambil 1,5
Sehingga :
p = [2.9 x 0.75 x (100 x 1)1/2] + 1.5
= 23.25 mm  24mm

 Tebal stern post


Menurut BKI II 1989, tebal stren post adalah :
Sp = (1,4 x Lpp) + 90
= (1,4 x 87) + 90
= 211,8 mm

b= (1,6 x Lpp) + 15
= (1,6 x 87) + 15
= 154,2 mm
tebal = 0,6 x b
= 0,6 x 154,2
= 92,52 mm

 Tebal stern bosh


Bahan Stern Bosh adalah Cast Steel
a = (0,05 x Ds) + 0,75 inch ( 0,75 inch = 19,05 mm )
= (0,05 x 382) + 19,05 mm
= 38,15 mm  38 mm

b = 1,7 x a
= 1,7 x 38,15 = 64,855 mm
TUGAS MERANCANG 2
Sistem Perkapalan-UHT STERNTUBE

 Tebal bosh bearing


Bahan Bosh Bearing adalah Mangane Bronze
tb = 0,118 x Ds
= 0,118 x 382
=45,076 mm
Direncanakan : 45 mm
 Tebal dinding boss dari propeller post
c = 0,6 x t
= 0,6 x 154,2
= 92,52 mm

Anda mungkin juga menyukai