Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

‘ Poros’

DISUSUN OLEH ;

KETUA :

M.AMIN SARAGIH (2017-70-008)

ANGGOTA:

1. CICI JUMIFHA BR GINTING


( 2017-70-001)
2. ANNASTASYA P.A. RISAKOTTA
( 2017-70-004)
3. JAYANTA PUTRA SEMBIRING
(2017-70-009)

JURUSAN MESIN

PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNIK

AMBON 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Makalah dari mata kuliah Mekanika Teknik. Dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengelaman bagi para pembaca, untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.
Karena keterbatasannya pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ambon, 7 Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
1.2RUMUSAN MASALAH
1.3TUJUAN

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1LINGKARAN MOHR
2.2PERENCANAAN DIAMETER POROS PROPELLER

BAB 3 PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan Teknologi, maka kemajuan di bidang industri
terutama dalam bidang permesinan, berbagai alat diciptakan untuk mempermudah dan
menambah kenyamanan manusia dalam memenuhi kebutuhafyn. Salah satunya adalah di
bidang .otomotif, dimana dalam penggunaanya diperlukan pengetahuan tentang mesin tersebut
dengan baik supaya selama pengoperasian mesin dapat berjalan seefektif dan seefisien mungkin.
Poros propeller merupakan salah satu bagian terpenting dari instalasi penggerak kapal. Putaran
mesin ditransmisikan ke propeller melalui poros, maka poros sangat mempengaruhi kerja mesin
bila terjadi kerusakan.

Yang perlu diketahui adalah bahwa kedudukan poros propeller dengan mesin induk adalah harus
segaris atau dengan kata lain harus dalam satu garis sumbu. Jika kelurusan garis atau sumbu
poros dan mesin induk belum tercapai maka perlu dibuat tambahan dudukan untujk mesin atau
mengurangi tinggai dengan jalan mengurangi tebal bantalan, asalkan tebal bantalan amsih dalam
batas yang memenuhi criteria tebal minimum suatu bantalan.
Bantalan juga digunakan untuk mengurangi terjadinya getaran pada poros yang mengakibatakan
berkurangnya efektifitas poros propeller juga untuk menghindari terjadinya deformasi pada poros
propeller.

1.2 Rumusan masalah

Adapun bahasan-bahasan pokok yang di bahas di dalam outline ini antara lain :

1. Bagaimana Lingkaran Mohr


2. Bagaimana poros kapal
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui lingkaran mohr
2. Mengetahui poros kapal
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 LingkaranMohr
Telah diketahui bahwa keadaan tegangan yang dialami oleh material, baik di dalam struktur
maupun di dalam proses pembentukan logam, sebagai akibat dari gaya-gaya eksternal yang
diterimanya pada umumnya bersifat kompleks atau lebih dari satu sumbu (multiaksial). Berbagai
cara dilakukan untuk mempermudah penggambaran keadaan tegangan spesifik tersebut. Salah
satu metode yang paling banyak digunakan adalah metode penggambaran keadaan tegangan
dengan menggunakan Diagram Lingkaran Mohr, yang dikembangkan oleh Otto Mohr.
Diagram lingkaran Mohr menggambarkan keadaan tegangan pada suatu elemen fisik dengan
menggunakan dua buah sumbu. Sumbu absis digunakan untuk menggambarkan tegangan
tegangan normal (normal stress), dan sumbu ordinat digunakan untuk menggambarkan tegangan-
tegangan.

Beberapa prinsip dasar dan konvensi yang digunakan dalam konstruksi Lingkaran Mohr adalah
sebagaiberikut:
1.Sudut θ pada elemen fisik setara dengan sudut 2θ pada lingkaran Mohr.Konvensi tanda arah
perputaran sudut adalah jika searah jarum jam maka positif dan jika berlawanan jarum jam maka
negativ
2.Konvensi tanda arah untuk tegangan geser adalah jika arah kebawah maka (+) dan jika arahnya
keatasmaka(-)
3. Konvensi tanda arah untuk tegangan normal adalah seperti pada gambar berikut ini. Tegangan
tarik (tension) positif sebaliknya tegangan tekan (compression) negatif.
4. Tegangan-tegangan pada lingkaran Mohr digambarkan dalam dua sumbu ortogonal. Sumbu
horisontal (absis) digunakan untuk menggambarkan tegangan normal, sedangkan sumbu vertikal
(ordinat) digunakan untuk menggambarkan tegangan geser.
Rumus-rumus yang digunakan saat menghitung lingkaran Mohr:
Tegangan normal dan geser pada sumbu local
1 1
T n= ( σ 11 + σ 22 ) + ( σ 11 −σ 22 ) cos 2 θ+σ 12 sin 2θ
2 2
σ 11 2 2 σ 22
T t= sin 2θ−σ 12 sin θ +σ 21 cos θ+ sin 2θ
2 2
Jari-jari lingkaran Mohr
R=√ ¿ ¿
Tegangan principal
1
σ 1 = ( σ 11 + σ 22) + √¿ ¿
2
1
σ 2= ( σ 11 + σ 22) −√ ¿ ¿
2
Sudut antara orientasi actual di bidang Mohr dan sumbu absisnya
2τ 12
(
2 θ p=arctan )
σ 11 −σ 22

2.1 Perencanaan diameter poros propeller


Propeller shaft berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke
difrensial. Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari transmisi
ke difrensial dengan lembut tanpa dipengaruhi kondisi permukaan jalan dan ukuran beban.

Propeller shaft dibuat dari tabung pipa baja yang memiliki ketahanan terhadap gaya puntiran atau
bengkok. Pada umumnya propeller shaft terdiri dari satu pipa yang mempunyai dua penghubung
yang terpasang pada kedua ujung berbentuk universal joint.
Universal joint berfungsi untuk meredam perubahan sudut dan untuk melembutkan perpindahan
tenaga.

Tipe propeller shaft dua bagian dengan tiga joint kadang-kadang menggunakan bearing tengah
yang bertujuan untuk menguragi getaran

Fungsi Poros Propeller

Poros propeller memiliki 3 (tiga) fungsi utama:


 Untuk memindahkan putaran dengan lembut dari transmisi ke poros sambungan roda
belakang.
 Untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga pada roda belakang saat bergerak naik dan
turun.
 Untuk menyediakan penyesuaian pada gerakan melentur karenaperubahan panjang poros
penggerak.
Pada kendaraan yang bermesin didepan dengan penggerak roda belakang, salran penggerak
terdiri dari rangkaian batang poros penggerak dan sambungan sumbu roda belakang.
pada buku informasi ini, kami hanya membahas batang penggerak.

Bagian Utama Dan Fungsi Utama Rangkaian Poros Penggerak.


menghubungkan poros keluaran transmisi ke sambungan
Slip yoke
universal (universal joint) depan
Front Universal Joint mengikat slip yoke pada poros penggerak (drive shaft)

memindahkan gaya putar dari sambungan universal depan ke


Drive shaft
sambungn universal belakang (rear Universal joint).

melenturkan sambungan yang menghubungkan sumbu penggerak


Rear Universal Joint
dengan yoke deferensial

memegang sambungan universal belakang dan memindahkan


Yoke rear
gaya putar ke rangkaian gigi sumbu roda belakang

Langkah-langkah perhitungan perencanaan poros propeller adalah:


1. Menghitung daya perencanaan
2. Menghitung kebutuhan torsi
3. Menghitung tegangan yang diijinkan
4. Menghitung diameter poros
Pemeriksaan Persyaratan (koreksi)Perencanaaan diameter poros propeller menurut buku
“Elemen Mesin” adalah diformulasikan sebagai berikut:
1
5,1
Ds=
[( )
τa
× Kt ×Cb ×T
] 3
,mm

 Langkah perhitungannya sebagai berikut:j


1. Menghitung Daya Perencanaan
Daya Poros SHP = 4032,402 
HP= 3008,171 kW
Factor Koreksi Daya :
a. fc = 1.2 – 2.0 (Daya maksimum)
b. fc = 0.8 – 1.2 (Daya rata-rata)
c. fc = 1.0 – 1.5 (Daya normal)
Diambil fc = 1
Maka Daya Perencanaan :
Pd = fc x SHP
= 1 x 4032,402
= 3008,171 kW
2. Menghitung Kebutuhan Torsi
Pd
T =9,74 × 105 ×
N
  ( )
 dimana N adalah putaran propeller, dalam perencanaan ini putaran propeller didapatkan
sebesar = 239,44 Rpm
Pd = 3008,17 Kw Sehingga:
3008,17
T =9,74 × 105 × (
239,44
  )
T = 9,74 x 10
T = 974000 x 12,56
T = 12236708,9 kg.mm
3. Menghitung tegangan yang diizinkan

σb
τ a=
(sf 1 × sf 2)

Dimana material poros yang digunakan dalam hal ini adalah S 45 C, dengan memiliki harga:

σ b= 58 kg/mm = 580 N/mm

sf 1= 6 (untuk material baja karbon)Sf 

sf 2= 1,3 – 3 , dalam perhitungan ini diambil nilai 1,5

58
Sehingga ;τ a= =6,44 kg/mm2
6 ×1,5

K T = untuk beban kejutan/tumbukan, nilainya antara 1,5 – 3, diambil 1,5

C b= diperkirakan adanya beban lentur,nilainya antara 1,2 – 2,3,diambil 2

4. Menghitung Diameter Poros


 Factor koreksi tegangan / momen puntir :
-Beban Halus = 1
-Sedikit Kejutan = 1 – 1.5
-Kejutan / Tumbukan = 1.5 – 3 Diambil = 1.5
 Factor koreksi beban lentur / bending momen :
-Bila dianggap tidak ada lenturan = 1
-Bila dianggap ada lenturan = 1.2 – 2.3
Diambil = 2
 Diameter Poros
1
5,1
Ds=
τa[( )
× Kt ×Cb ×T
] 3

1
5,1
Ds=
[( )
6,44
x 1,5 x 2 x 12233440
] 3

Ds = 307,5
Diambil 307,5 mm sebagai perencanaan,
 Syarat
τ <τa
(Ir. Sularso, MSME DASAR PEMILIHAN DANPERENCANAAN ELEMEN MESIN)
 
 Tegangan yang Bekerja pada Poros (τ ¿
5,1 ×T
τ= (kg/mm2 ¿
Ds
  = (5,1 x 12233440) / 307,5
= 2,02896 kg/mm2 (Syarat Terpenuhi)
 Diameter optimum ( Do ¿
Nilai Do atau diameter propeller pada kondisi open water dapat dihitung dengan
formulasi sebagai berikut:

( 1J )
δ O= [ ]
0,009875
Memakai nilai J = 0,4581 , sehingga
1
δ O= [ () ]
J
0,009875
1
¿[ ]
( 0,4581 )
0,009875
¿ 221,056
Kecepatan horse power (V a ¿
2 ln ln
V a= =
60 30

2 ( 252 ) ( 239,44 )
¿ =2011,296 rpm
60

Jadi, diameter poros optimum yaitu:


δ ×V a
Do = o
N¿
221,056× 2011,296
¿
239,44
¿ 1856,8704
 Menentukan diameter maksimal ( Ds ¿
Nilai Ds diperoleh dari rumusan :
D s =0,96 × D o (untuk single screw propeller)
Ds =0,98 × Do (untuk twin screw propeller)
Jenis poros yang dipake yaitu untuk single screw propeller,memakai rumus :
Ds =0,96 × Do (untuk single screw propeller)
Ds =0,96 × 1856,8704 = 1782,595
BAB 3
PENUTUP
3.1Kesimpulan

Yang perlu diketahui adalah bahwa kedudukan poros propeller dengan mesin induk adalah harus
segaris atau dengan kata lain harus dalam satu garis sumbu. Jika kelurusan garis atau sumbu
poros dan mesin induk belum tercapai maka perlu dibuat tambahan dudukan untujk mesin atau
mengurangi tinggai dengan jalan mengurangi tebal bantalan, asalkan tebal bantalan amsih dalam
batas yang memenuhi criteria tebal minimum suatu bantalan.
Diagram lingkaran Mohr menggambarkan keadaan tegangan pada suatu elemen fisik dengan
menggunakan dua buah sumbu. Sumbu absis digunakan untuk menggambarkan tegangan
tegangan normal (normal stress), dan sumbu ordinat digunakan untuk menggambarkan tegangan-
tegangan.
Langkah-langkah perhitungan perencanaan poros propeller adalah:
1. Menghitung daya perencanaan
2. Menghitung kebutuhan torsi
3. Menghitung tegangan yang diijinkan
4. Menghitung diameter poros

Anda mungkin juga menyukai