‘ Poros’
DISUSUN OLEH ;
KETUA :
ANGGOTA:
JURUSAN MESIN
FAKULTAS TEKNIK
AMBON 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Makalah dari mata kuliah Mekanika Teknik. Dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengelaman bagi para pembaca, untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.
Karena keterbatasannya pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
1.2RUMUSAN MASALAH
1.3TUJUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1LINGKARAN MOHR
2.2PERENCANAAN DIAMETER POROS PROPELLER
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan Teknologi, maka kemajuan di bidang industri
terutama dalam bidang permesinan, berbagai alat diciptakan untuk mempermudah dan
menambah kenyamanan manusia dalam memenuhi kebutuhafyn. Salah satunya adalah di
bidang .otomotif, dimana dalam penggunaanya diperlukan pengetahuan tentang mesin tersebut
dengan baik supaya selama pengoperasian mesin dapat berjalan seefektif dan seefisien mungkin.
Poros propeller merupakan salah satu bagian terpenting dari instalasi penggerak kapal. Putaran
mesin ditransmisikan ke propeller melalui poros, maka poros sangat mempengaruhi kerja mesin
bila terjadi kerusakan.
Yang perlu diketahui adalah bahwa kedudukan poros propeller dengan mesin induk adalah harus
segaris atau dengan kata lain harus dalam satu garis sumbu. Jika kelurusan garis atau sumbu
poros dan mesin induk belum tercapai maka perlu dibuat tambahan dudukan untujk mesin atau
mengurangi tinggai dengan jalan mengurangi tebal bantalan, asalkan tebal bantalan amsih dalam
batas yang memenuhi criteria tebal minimum suatu bantalan.
Bantalan juga digunakan untuk mengurangi terjadinya getaran pada poros yang mengakibatakan
berkurangnya efektifitas poros propeller juga untuk menghindari terjadinya deformasi pada poros
propeller.
Adapun bahasan-bahasan pokok yang di bahas di dalam outline ini antara lain :
Beberapa prinsip dasar dan konvensi yang digunakan dalam konstruksi Lingkaran Mohr adalah
sebagaiberikut:
1.Sudut θ pada elemen fisik setara dengan sudut 2θ pada lingkaran Mohr.Konvensi tanda arah
perputaran sudut adalah jika searah jarum jam maka positif dan jika berlawanan jarum jam maka
negativ
2.Konvensi tanda arah untuk tegangan geser adalah jika arah kebawah maka (+) dan jika arahnya
keatasmaka(-)
3. Konvensi tanda arah untuk tegangan normal adalah seperti pada gambar berikut ini. Tegangan
tarik (tension) positif sebaliknya tegangan tekan (compression) negatif.
4. Tegangan-tegangan pada lingkaran Mohr digambarkan dalam dua sumbu ortogonal. Sumbu
horisontal (absis) digunakan untuk menggambarkan tegangan normal, sedangkan sumbu vertikal
(ordinat) digunakan untuk menggambarkan tegangan geser.
Rumus-rumus yang digunakan saat menghitung lingkaran Mohr:
Tegangan normal dan geser pada sumbu local
1 1
T n= ( σ 11 + σ 22 ) + ( σ 11 −σ 22 ) cos 2 θ+σ 12 sin 2θ
2 2
σ 11 2 2 σ 22
T t= sin 2θ−σ 12 sin θ +σ 21 cos θ+ sin 2θ
2 2
Jari-jari lingkaran Mohr
R=√ ¿ ¿
Tegangan principal
1
σ 1 = ( σ 11 + σ 22) + √¿ ¿
2
1
σ 2= ( σ 11 + σ 22) −√ ¿ ¿
2
Sudut antara orientasi actual di bidang Mohr dan sumbu absisnya
2τ 12
(
2 θ p=arctan )
σ 11 −σ 22
Propeller shaft dibuat dari tabung pipa baja yang memiliki ketahanan terhadap gaya puntiran atau
bengkok. Pada umumnya propeller shaft terdiri dari satu pipa yang mempunyai dua penghubung
yang terpasang pada kedua ujung berbentuk universal joint.
Universal joint berfungsi untuk meredam perubahan sudut dan untuk melembutkan perpindahan
tenaga.
Tipe propeller shaft dua bagian dengan tiga joint kadang-kadang menggunakan bearing tengah
yang bertujuan untuk menguragi getaran
σb
τ a=
(sf 1 × sf 2)
Dimana material poros yang digunakan dalam hal ini adalah S 45 C, dengan memiliki harga:
58
Sehingga ;τ a= =6,44 kg/mm2
6 ×1,5
1
5,1
Ds=
[( )
6,44
x 1,5 x 2 x 12233440
] 3
Ds = 307,5
Diambil 307,5 mm sebagai perencanaan,
Syarat
τ <τa
(Ir. Sularso, MSME DASAR PEMILIHAN DANPERENCANAAN ELEMEN MESIN)
Tegangan yang Bekerja pada Poros (τ ¿
5,1 ×T
τ= (kg/mm2 ¿
Ds
= (5,1 x 12233440) / 307,5
= 2,02896 kg/mm2 (Syarat Terpenuhi)
Diameter optimum ( Do ¿
Nilai Do atau diameter propeller pada kondisi open water dapat dihitung dengan
formulasi sebagai berikut:
( 1J )
δ O= [ ]
0,009875
Memakai nilai J = 0,4581 , sehingga
1
δ O= [ () ]
J
0,009875
1
¿[ ]
( 0,4581 )
0,009875
¿ 221,056
Kecepatan horse power (V a ¿
2 ln ln
V a= =
60 30
2 ( 252 ) ( 239,44 )
¿ =2011,296 rpm
60
Yang perlu diketahui adalah bahwa kedudukan poros propeller dengan mesin induk adalah harus
segaris atau dengan kata lain harus dalam satu garis sumbu. Jika kelurusan garis atau sumbu
poros dan mesin induk belum tercapai maka perlu dibuat tambahan dudukan untujk mesin atau
mengurangi tinggai dengan jalan mengurangi tebal bantalan, asalkan tebal bantalan amsih dalam
batas yang memenuhi criteria tebal minimum suatu bantalan.
Diagram lingkaran Mohr menggambarkan keadaan tegangan pada suatu elemen fisik dengan
menggunakan dua buah sumbu. Sumbu absis digunakan untuk menggambarkan tegangan
tegangan normal (normal stress), dan sumbu ordinat digunakan untuk menggambarkan tegangan-
tegangan.
Langkah-langkah perhitungan perencanaan poros propeller adalah:
1. Menghitung daya perencanaan
2. Menghitung kebutuhan torsi
3. Menghitung tegangan yang diijinkan
4. Menghitung diameter poros