Anda di halaman 1dari 32

PERENCANAAN RODA GIGI LURUS

Disusun Oleh :

NAMA : mansur jefri Erwin s

NPM : 21110008

PRODI : TEKNIK MESIN

FAKULTAS : TEKNIK

PRODI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH
BENGKULU
2023
i
HALAMAN PENGESAHAN

PERENCANAAN RODA GIGI LURUS

DIBUAT UNTUK MEMENUHI SYARAT KURIKULUM

MATA KULIAH ELEMEN MESIN

MENGETAHUI DISETUJUI OLEH

KETUA PRODI TEKNIK MESIN DOSEN PEMBIMBING

NIHARMAN ST, MT ANTONIUS FA SILAEN MSI

ii
TUGAS PERENCANAAN RODA GIGI CACING

Nama : MANSUR JEFRI ERWIN S

Npm : 21110008

Program Studi : Teknik Mesin

Rencanakanlah sebuah roda gigi lurus dengan ketentuan sebagai berikut:

Daya (N) : 30 Hp

Putaran (n) : 2000 rpm

Hitunglah ukuran-ukuran utama serta gaya-gaya yang bekerja pada roda gigi
tersebut dan buatlah gambar kerja.

Bengkulu, Agustus 2022

Dosen Pembimbing

ANTONIUS FA SILAEN MSI

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan kepada penulis sehingga telah dapat menyelesaikan tugas
perencanaan roda gigi lurus ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah
Elemen Mesin.

Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas roda gigi lurus ini terutama penulis berikan
kepada :

1. Bapak Niharman ST, MT, Selaku Ketua Prodi Teknik Mesin pada Fakultas Teknik
Universitas PROF. DR. HAZAIRIN, SH.
2. Bapak ANTONIUS FA SILAEN MSI Selaku Dosen Pembimbing dalam
perencanaan tugas Roda Gigi Lurus.
3. Dan berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas Roda gigi
lurus ini.

Penulis menyadari dalam penulisan perencanaan Roda gigilurus ini masih banyak
kekurangan dan oleh sebab itu, penulis mengharapkan sekali kritik dan sarannya yang
menuju pada perbaikan perencanaan Roda gigi lurus ini.

Demikianlah semoga perencanaan tugas Roda gigi lurus ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Bengkulu, Agustus 2022

MANSUR JEFRI ERWIN S

1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………….……………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN…....................................................................……………..ii
SOAL RODA GIGI LURUS…………………………………..…………………………………..iii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..................2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...…………3
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..4
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………...5
1.4 Manfaat …………………………………………………………………....................6
BAB II PERHITUNGAN POROS
2.1 Perhitungan Poros……………………………………………………………………7
2.2 Pengujian Terhadap Poros…………………………………………………………...7
BAB III PERHITUNGAN PASAK
3.1 Perhitungan Pasak……………………………………………………………………10
3.2 Pengujian Terhadap Pasak…………………………………………………………...15
BAB IV PERENCANAAN RODA GIGI LURUS
4.1 Perencanaan Roda Gigi…………………………………………………………...….17
BAB V BANTALAN
5.1 Bahan Bantalan……………………………………………..……………...................18
BAB VI KESIMPULAN
6.1 Roda Gigi……………………………………………………………………………..19
6.2 Poros …………………………………………………………………………………22
6.3 Pasak………………………………………………………………………………….24
6.4 Bantalan ……………………………………………………………………………...26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Tugas perencanaan mesin ini merupakan tugas yang diberikan guna melengkapi
nilai tugas mahasiswa pada Jurusan Mesin, Fakultas Teknik. Selain itu bahwa dalam
tugas ini berguna untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa Teknik Mesin terutama
dibidang teknik.

Dalam perancangan mesin kali ini, mencoba mengangkat permasalahan tentang


roda gigi. Komponen ini harus memiliki konstruksi yang tepat agar dapat
menempatkan poros- poros roda gigi pada sumbu yang benar sehingga roda gigi dapat
berputar dengan baik dengan sedikit mungkin gesekan yang terjadi.

Selain harus memiliki konstruksi yang tepat, terdapat beberapa kriteria yang
harus dipenuhi oleh komponen ini yaitu dapat meredam getaran yang timbul akibat
perputaran dan gesekan antar roda gigi.

3
1.2. Batasan Masalah

Karena dalam masalah perencanaan roda gigi adalah sangat luas, menyangkut
berbagai macam disiplin ilmu, maka dilakukan pembatasan permasalahan.
Permasalahan yang akan dibahas pada perancanaan elemen mesin tentang roda gigi
ini antara lain :

a.Perhitungan Poros

b.Perencanaan Pasak

c.Perencanaan Roda Gigi Lurus

d. Bantalan

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Perhitungan Poros.

2. Mengetahui Perhitungan Pasak.

3. Mengetahui Cara Kerja Roda Gigi Lurus.

4. Mengetahui Klasifikasi Dan Perhitungan Bantalan.

1.4 Manfaat

Dari batasan masalah diatas dapat dihasilkan manfaat sebagai berikut:

1. Tujuan dari kegiatan ini adalah, agar mengetahui cara perhitungan dari
poros,pasak roda gigi lurus dan bantalan.
2. Selain itu juga mengetahui manfaat dari perancangan roda gigi lurus dan cara
kerja roda gigi lurus.

4
BAB II
PERHITUNGAN POROS
2.1 Poros
Poros adalah suatu bagian stationer yang berputar, biasanya berpenampang bulat,
dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi, roda gila dan elemen pemindah
daya lainnya. Poros dapat menerima beban-beban lentur, tarik, tekan atau putaran yang
bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan yang lainnya.

2.2 Perencanaan poros

Daya yang besar mungkin diperlukan pada saat star, atau beban yang besar terus menerus
bekerja saat star, maka diperlukan koreksi pada daya rata-rata. Yang diperlukan dengan
menggunakan factor koreksi oleh perencanaan. Jika daya yang diperlukan dengan daya kuda
maka harus dikalikan dengan 0,735 untuk mendapatkan daya dalam KW.

Dalam perencanaan ini poros memindahkan daya dan putan sebesar :

P = 30 hp

n = 2000 rpm

1. Daya yang di rencanakan.


Karena daya yang besar mungkin diperlukan pada saat star dan mungkin beban yang
besar terus bekerja, seringkali diperlukan koreksi pada daya maksimum. Untuk
mendapatkan daya dalam kw, harus dikalikan dengan 0,735.
P = 30 hp x 0,735 = 22,05 kw
Pd = fc . P
Dimana :
Pd = daya yang direncakan.
Fc = factor koreksi = 0,27- - -1,2 diambil 1,0
Jadi :
Pd = fc . P
= 1,0 . 22,05
= 22,05 kw

5
Momen punter rencana
Pd
T1 = 9,74 . 105 .
n1
Dimana :
Pd = daya rencana = 22,05 kw
N = Putaran = 2000 rpm
jadi :
22 ,05
T = 9,74 . 105 .
2000
= 974000 . 0,011025
= 10738,35 kg.mm
2. Bahan poros
Untuk bahan poros adalah diambil dari bahan karbon konstruksi mesin (JIS G 4501) S 45
C dengan kekuatan tarik tb = 58 kg/mm2 .
3. Tegangan geser yang diizinkan pada poros
τb
τα 1=¿
Sf 1 . Sf 2
Dimana :
τb = kekuatan tarik 58 Kg/mm
Sf1 = factor keamanan harga nya diambil dari S-C = 6,0
Sf2 = factor kemanan yang harganya diambil antara 1,3-3,0 diambil 2,5
Jadi :
τb
τα1 =
Sf 1 . Sf 2
58
=
6 , 0 .2 , 5
= 3,87 Kg/mm
4. Dimater poros roda gigi
5,1
Ds 1 = [ . Kt .C b .T 1] 1/3
τα 1
Dimana :
Ds 1 = Diameter Poros
τα = tegangan geser yang diizinkan = 3,87 kg/mm
Kt = factor koreksi terhadap puuntiran diambil 1,0
Cb = factor lenturan antara 1,2 -2,3 diambil 1,5
T1 = momen toris = 10738,35 kg.mm
6
Jadi ;
5 ,1
. Ds 1 =[ .1 , 0. 1, 5. 10738 ,35 ] 1/3
3 , 87

= 1,3178 . 161075,25
= ( 2122,65) 1/3
= 12,85 mm diambil 13 mm

5. Tegangan geser yang terjadi pada poros


5 ,1 . T 1
τ1 = 3
Ds 1
Dimana :
T1 = Momen punter rencana = 10738,35 kg.mm
Ds 1 = diameter poros = 13 mm
Maka ;
5 ,1 . 10738 ,35
τ1 = 3
13
54765,585
=
2197
= 24,9 kg/mm2
6. Difleksi yang terjadi pada poros
t1 . l
θ = 584.
G. Ds 4

Dimana :

T1 = momentoris = 10738,35 kg.mm

L = panjang poros = 250 mm

G = modulus elastisitas untuk baja = 8,3 . 103 kg/mm2

Ds 1 = diameter poros = 13 mm

Maka :

10738 ,35 . 250


θ = 584. 3 4
8 ,3 . 10 .13
7

2684587 ,5
= 584.
237056 ,3

= 584 . 11,324

Gambar. poros

Keterangan :

1. Panjang poros (L)


2. Diameter poros (d)
8

BAB III
PERHITUNGAN PASAK
Pasak
Passak adalah bagian bagin dari mesin siperti kopling, roda gigi dan lain-lain sedangkn
kegunaan pasa itu sendiri untuk pencegah slip antra poros dan plat.

Untuk pasak roda gigi lurus direncanakan menggunakan pasak benam rata yaitu pasak yang
mempunyi penampang empat persegi panjang, pasak ini paling banyak digunakan untuk
dipakai dan diterapkan karena cukup baik untuk meneruskan momen moen punter dan torsi
karena bentuknya sederhana maka pasak ini mudah di kerjakan dan di buat

3.1 Perhitungan Pasak

Bahan pasak Karena pasak yang di gunakan pasak benam rata yang di rencanakan
menggunakan bahan (JIS G 4501 ) S 45 C, baja karbon yang mempunyai kekuatan tarik 58
kg/mm2

1. Tegangan geser yang diijinkan pada pasak adalah

τB
τα1 =
Sfk 1 . Sfk 2

dimana ;

τB = kekuatan tarik =58 kg/ mm2

Sfk1 = factor keamanan untuk bahan s-c = 6

Sfk2 = 1,5 -3 kontruksi yang di kenakan tumbukan ringan dapat di ambil 2,0

Maka ;

58
τα1 =
6 , 0.2 ,0

= 4,83kg/ mm2

2. Gaya yang terjadi pada pasak


T1
F1 =
(ds 1/2)

9
Dimana;
T1 = momen torsi =10738,35 kg/ mm2
Ds1 = diameter poros =13 mm

Maka;
10738 ,35
F1 =
(13/2)
= 1652,05 kg
3. Ukuran pasak
Menurut liiteratur I halaman 10 untuk diameter poros Ds 1 = 13mm maka ukuran pasak
adalah sebagai berikut ;
Lebar pasak b = 7 mm
Tebal pasak h = 5 mm.
kedalaman alur pasak t1 = 4,0 mm
Kedalaman alur pasak pada na t2 = 3,3 mm
Jari-jari pasak r1-r2 = 0,16 – 0,25 mm
Panjang pasak L = 18-20 mm
4. Panjang pasak
Panjaang pasak sebenarnyakarena panjang pasak hanya ditentukan atasnya saaj, maka
dalam hal ini panjang pasak sesungguhnya adalah ;
LK1 = 0,75 1,5 . ds1
= 1,0 . ds1 (rencana)
Maka;
Lk1 = 1,0 .13
= 13 mm
5. Tegangan geser yang timbul pada pasak

F1
τk1 =
b .lk 1

Dimana;
F1 = gaya yang terjadi pada pasak = 1652,05 kg

b = lebar pasak = 7 mm

lk1 = panjjang pasak sesungguhnya = 13mm

10

Maka;

1652, 05
τk1 =
7 .13

= 18,154 kg/mm2

6. Tekanan permukaan yang terjadi pada pasak


F1
P=
lk 1.t 2
Dimana;
F1 = gaya yang terjadi pada pasak = 1652,05 kg/mm2
Lk1 = pnjang pasak = 13 mm
T2 = kedalaman alur pasak = 3,3 mm
Maka;
1652, 05
P =
13.3 ,3
= 38,50 kg/mm2
3.2 Pengujin Terhadap Kontruksi Yang Di Rencanakan
1. bahwasanya lebar pasak diameter poros tidak boleh kurang atau lebih dari ( 0,25-0,35)
b
= 0,25 0,35
ds 1
Dimana ;
b = lebar pasak = 7 mm
ds1 = diameter poros = 13 mm
maka ;
7
= 0,25 0,35
13
0,33 = 0,25 0,35 baik
2. untuk pamjang pasak selanjutnya yaitu pasak itu sendiri dibagi dengan diameter poros
tidak boleh kurang atau ebih dari 0,75 – 1,5
lk 1
= 0,75 1,5
ds 1
Dimana :
Lk1 = panjang pasak sesungguhnya = 13 mm
Ds1 =diameter poros = 13 mm
Maka ;
13
=1 1,5
13
1 =1 1,5 baik

11

GAMBAR PASAK

h
b
L

KETERANGAN :
1. Panjang Pasak ( L )
2. Lebar pasak (b)
3. Tinggi pasak (h)
12
BAB IV
PERHITUNGAN RODA GIGI LURUS

Berdasarkan data yang di berikan dosen pembingbing , penilis mendapaatkan tugas merencanakan
system transmisi roda gigi lurus untuk mentransmisikan daya dan putaran dengan motor bakar
dengan data sebagai berikut
Daya (p) = 30 hp
Putaran (n) = 2000 rpm
Perbandingan reduksi = 1 : 2 pada poros
Jarak poros = 150 mm
1. Daya rencana
Pd = fc . p (kw)
Dimana ;
Fc = factor koreksi ( 0,8 -1,2) yang di perlukan 1,0
P = daya yang akan di transmisikan =30 hp
Maka;
Pd = 1,0. 30 . 0,735 (kw)
= 22,05 kw
2. Diameter lingkaran I
2. a
Do1 =
1+ 2
Dimana ;
a = jarak sumbu poros = 150 mm
i = perbandingan roda gigi = 2
Maka;
2.150
Do1 =
1+2
= 100 mm
3. Diameter lingkaran II
2. a
Do2 =
1+ 2
a = jarak sumbu poros = 150 mm
i = perbandingan roda gigi = 2
Maka;
2.150
Do 2 =
1+2
= 200
13
4. Jumlah gigi I
dari diagram pemilihan modul m pada harga modul setandar JIS B 1701 – 1973 maka modul
m yang diambil adalah 3dan sudut tekan pahat di ambil α ° yaittu 200
. do1
Z1 =
mi
Dimana :
Do1 = diameter lingkaran = mm
m = modul pahat yang diambil = 3
Maka :
100
Z1 =
3
= 33,33
5. Jumlah gigi II
. do2
Z2 =
mi
Dimana :
Do2 = diameter lingkaran = 200 mm
m = modul pahat yang diambil = 3
Maka :
200
Z2 =
3
= 66,66
6. Kelonggaran puncak
ck = 0,25 . m
dimana :
m = modul pahat yang di ambil = 3
maka :
ck = 0,25 . 3
= 0,75 mm
7. Diameter kepala I
Dk1 = z1 + 2 . m
Maka :
Z1 = jumlah gigi = 33,33
M = modul pahat yang diambil = 3
maka :
dk1 = 33,33 + 2 . 3
= 39,33 mm

14
8. Diameter kepala II
dk2 = z2 + 2 . m
Maka :
Z2 = jumlah gigi = 66,66
M = modul pahat yang diambil =3
maka :
dk2 = 66,66 + 2 . 3
= 72,66 mm
9. Diameter kaki I
df1 = (z1 – 2 ) . m - (2 . ck )
Dimana :
Z1 = jumlah gigi = 33,33 mm
m = modul pahat yang diambil =3
ck = kelonggaran pasak adalah = 0,75 mm
maka :
df1 = (33,33 + 2) . 3 – ( 2 . 0,75 )
= 104,49 mm
10. Diameter kaki II
Df2 = (z2 – 2 ) . m - (2 . ck )
Dimana :
Z2 = jumlah gigi = 66,66 mm
m = modul pahat yang diambil = 3
ck = kelonggaran pasak adalah = 0,75 mm
maka :
df 2 = (66,66 + 2) . 3 – ( 2 . 0,75 )
= 204,48 mm
11. Kedalaman pemotongan
H = 2 . m + ck
Dimana :
m = modul pahat yang diambil = 3
ck = kedalaman puncak = 0,75 mm
maka :
H = 2. 3 + 0,75
= 6,75 mm

15
12. Factor bentuk gigi
Factor bentuk gigi yang diambil dalam tabel 6.6 literatur 1 halaman 240 yaitu :
Y1 = 0,349
Y2 = 0,408
13. Kecepatan keliling I
π . do1 . n
V1 =
60 .1000
Dimana :
Do1 = diameter lingkaran =100 mm
n = putaran = 2000 rpm
maka :
3 ,14 .100. 2000
V1 =
60 . 1000
= 10,46m/s
14. Kecepatan keliling II
π . do2 . n
V2 =
60 .1000
Dimana :
Do2 = diameter lingkaran = 200 mm
n = putaran = 2000 rpm
maka :
3 ,14 .200 .2000
V2 =
60 . 1000
= 20,93 m/s
15. Gaya tangensial I
102. pd
Ft1 =
V2
Dimana :
Pd = daya rencana = 22,05 kw
V1 = kecepatan keliling = 10,46 m/s
Maka :
102. 22 , 05
Ft1 =
10 , 46
= 215,01 kg
16. Gaya tangensial II
102. pd
ft2 =
V2
Dimana :
Pd = daya rencana = 22,05 kw
V2 = kecepatan keliling = 20,93 m/s
16
Maka :
102. 22 , 05
Ft 2 =
20 , 93
= 107,45 kg
17. Factor dinamis I
6
Fv1 =
6+ v 1
dimana :
v1 = kecepatan keliling = 10,46m/s
maka :
6
fv1 =
6+10 , 46
= 0,36
18. Factor dinamis II
6
Fv2 =
6+ v 2
dimana :
v2 = kecepatan keliling = 20,93m/s
maka :
6
fv2 =
6+20 , 93
= 0,22
19. Bahan masing-masing gigi
Perlakuan panas diambil berdasarkan tabel 6.7 halaman 241 dan factor tegangan kontak
diambil berdsarkan tabel 6.8 halaman 243 didalam buku “ELEMEN MESIN” yaitu :
Piyon :
Kekuatan tarik S 35 C adalah σ B 1 = 52 kg/mm2
Kekerasan permukaan sisi gigi H B 1 = 187 (rata- rata )
Gigi besar :
Kekuatan tarik bahan FC 30 adalah σ B 2 = 30 kg/mm2
Kekerasan permukaan sisi gigi H B 2 = 215 ( rata- rata )
Tegangan lentur yang diizinkan S 35 C σ b 1 = 52 kg/mm2
Tegangan lentur yang diizinkan FC 30 σ b 1 = 13kg/mm2
Factor tegangan kontak yang di ambil yaitu :
1. Antara baja dan kekerasan ( 200 HB) dengan besi cor, maka :
KH2 = 0,079 dan kH4 = 0,079 kg/mm2
2. Antara baja dengan kekerasan (350 HB )dengan baja, maka :
KH1 = 0,182 dan kH = 0,079

17
20. Beban lentur yang diizinkan I
Fb1 = σ a 1. m . y1 . fv
Dimana :
σ b1 = tegangan lentur yang diizinkan = 36 kg/mm
m = modul pahat yang diambil =3
y1 = factor bentuk gigi = 0,349
Fv1 = factor dimensi = 0,36
Maka :
Fb1 = 36 . 3 . 0,349 . 0,36
= 13,5 kg/mm
21. Beban lentur yang diizinkan II
Fb2 = σ a 2. m . y2 . fv
Dimana :
σ b2 = tegangan lentur yang diizinkan = 30 kg/mm
m = modul pahat yang diambil =3
y2 = factor bentuk gigi = 0,408
Fv2 = factor dimensi = 0,22
Maka :
Fb2 = 30 . 3 . 0,408 . 0,22
= 8,07 kg/mm
22. Beban permukaan yang diizinkan
k H 1 . do 2 . z 2 . fv 1
FH1 = ..

z 1+ z2
Dimana :
KH1 = factor tegangan kontak = 0,182 kg/mm2
Do1 = diameter lingkaran = 100 mm
Z1 = jumlah gigi I = 33,33
Z2 = jumlah gigi II = 53,33
Fv1 = factor dinamis = 0,36
Maka :
0,182 .100. 2 .53 , 33 . 0 ,36
FH1 =
26 , 67+53 , 33
= 8,73 kg/mm
23. Beban permukaan yang diizinkan
k H 2 . do 2 2 . z 2 . fv 2
FH2 = ..

z 1+ z 2

18
Dimana :
KH2 = factor tegangan kontak = 0,079 kg/mm2
Do1 = diameter lingkaran = 200 mm
Z 1 = jumlah gigi I = 33,33
Z 2 = jumlah gigi II = 53,33
Fv2 = factor dinamis = 0,22
Maka :
0,079 .200. 2 .53 , 33 . 0 , 22
FH2 =
26 , 67+53 , 33
= 4,63kg/mm
24. Lebar sisi
Ft 1
b1 = 1 min1
F
dimana :
Ft1 = gaya tangensial = 215,01 kg
1
F min 1 = gaya tangensial = 6,71 kg/mm
Maka :
215 , 01
b1 =
6 , 71
= 30,04 mm
25. Lebar sisi II
Ft 2
b2 = 1 min1
F
dimana :
Ft2 = gaya tangensial = 107,45 kg
1
F min 1 = gaya tangensial = 6,71 kg/mm
Maka :
107 , 45
b2 =
6 , 71
= 16,01 mm
4.2. Kemudian Terhadap Konstruksi Roda Gigi Yang Direncanakan.
1. bahwasannya lebar sisi dibagi modul pahat tidak boleh kurang atau lebih dari 6 – 10
b1
=6 10
m
Dimana :
b1 = lebar sisi = 30,04 mm
m = modul pahat yang diambil =3

19
maka :
30 ,04
=6 10
3
10 = 6 10 baik
2. Lebar sisi II
b2
=6 10
m
Dimana :
B2 = lebar sisi = 16,01 mm
m = modul pahat yang diambil = 3
maka :
16 , 01
=6 10
3
5,3 = 6 10 baik
2. Bahwasannya diameter lingkaran dibagi lebar sisi dan tidak boleh dari 1,5
d 01
= 1,5
b1
Dimana :
do1 = diameter lingkaran = 100 mm
b1 = lebar sisi = 30,04 mm
maka :
100
= 1,5
30 ,04
3,3 = 1,5 baik

d 02
= 1,5
b2
Dimana :
do2 = diameter lingkaran = 200 mm
b 2 = lebar sisi = 16,01 mm
maka :
200
= 1,5
16 , 01
12,4 = 1,5 baik

20

BAB V

BANTALAN

Bantalan adalah merupakan elemen mesin yang mampu menempu pada poros berbeban sehingga
gerakan atau putaran dapat berlangsung secara halus, aman dan tahan lama. Bantalan harus cukup
kuat memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.

Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Atas dasar geerakan bantalan terhadap poros :


a. Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan
bantalan dan permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas.
b. Bantalan gelinding pada bantalan gelinding ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui eleman gelinding seperti bola (peluru) rol jarum atau rol
bulat.
2. Atas dasar arah beban terhadap poros
a. Bantalan radial
Arah bantalan yang ditempuh bantalan ini adalah tegak lurus sumbuh poros.
b. Bantalan aksial
Arah beban ini sejajar sengan sumbu poros.
c. Bantalan gelinding khusus
Bantalan ini dapat menempuh beban yang arah nya sejajar dan tegak, lurus sumbu poros.
5.1. Bahan Bantalan

Untuk ukuran-ukuran bantalan diambil berdasarkan ukuran poros yang dipake atau yang di pakai
mendekati diameter poros tersebut :

1. Bantalan poros
Nomor bantalan = 6005
Diameter dalam d = 17 mm
Diameter luar D = 39 mm
Tebal bantalan B = 12 mm
Kapasitas nominal dimensi c = 790 kg
Kapasitas nominal statis co = 530 kg

21
5.2. Perhitungan Beban Ekivalen

Suatu beban yang besarnya sedemikian rupa sehingga memberikan umur yang sama dengan
umur yang diberikan oleh beban dalam kondisi putaran yang sebenarnya, serta dimana elemen
gelinding membuka kontak dengan cincin pada tegangan kemaksimuka maka menimbulkan
depormasi :

1. Beban aksial
Fa = co . 0,014
Dimana :
Co = kapasitas nominal = 530 kg
Maka :
Fa = 530 x 0,014
= 7,42 kg
2. Beban radial
Fa
Fr =
V .e
Dimana :
Fa = beban aksial = 7,42 kg
V = beban putaran pada cincin dalam = 1,0
e = konstanta 0,19
maka :
7 , 42
Fr =
1, 0 . 0 , 19
= 39 kg
3. Bantalan radial
pr = X . v . Fr + Y + Fa
dimana :
Fr = beban radial = 39 kg
Fa = 7,42 kg
V = beban putaran pada cincin dalam = 1,0
X = 0,56
Y = 2,30
Maka :
Pr = 0,56 . 1,0 . 39 + 2,30 + 7,42
= 31,56 kg
4. Beban radial ekivalen statis

22
P0 = Xo . Fr + Yo . Fa
Dimana :
Xo dan Yo = baris tanggal = 0,6 dan 0,5
Fr = beban radial = 39 kg
Fa = beban aksial = 7,42 kg
Maka :
P0 = 0,6 . 39 + 0,5 . 7,42
= 27,11 kg
5. Beban aksial ekivalen statis
Pao = Fa + 2,3 + Fr tan α
Dimana :
Fa = beban aksial =7,42 kg
Fr = beban radial = 39 kg
Maka :
Pao = 7,42 + 2,3 +.39 tan 20o
= 7,42 + 16,49
= 23,91
6. Factor kecepatan

Fn =( 33n 1, 3 ) 1/3

=(
2000 )
33 , 3 1/3

= 0,25
7. Factor umum bantalan
c
Fh = fn
Pr
Dimana :
Fh = factor kecepatan = 0,25
C = kapasitas nominal dimensi = 790 kg
pr = bantalan radial = 31,56 kg
Maka :
790
Fh = 0,25
31, 56
= 6,25
8. Umur nominal
Lh = 500 . (Fh)3
= 500 . (6,25)3

23
= 500 . 244,14
= 122070 jam
9. Keandalan umur
Ln = a1 . a2 . a3 . Lh
Dimana :
a1 = factor keandalan = 1,0
a2 = factor beban = 1,0
a3 = factor kerja = 0,01
Lh = umur nominal = 122070 jam
Maka :
Ln = 1,0 . 1.0 . 0,01 . 122070
= 1220,7 rpm . 60 menit = 73242 jam
KETERANGAN :

1. Tebal bantalan ( B )

2. Diameter dalam ( d )

3. Diameter luar (D)

24
BAB VI
KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan pada bab terdahulu dan perencanaannya di ambil kesimpulan dan
ukuran- ukuran roda gigi, poros dan antalan sebagai berikut.

6.1 Roda Gigi


Diameter lingkaran gigi I ( do1) 100 mm
Diameter lingkaran gigi II (do2) 200 mm
Jumlah gigi (z1 ) 33,33
Jumlah gigi (z2) 66,66
Diameter kepala I ( dk1 ) 39,33 mm
Diameter kepala II (dk2) 72,66 mm
Diameter kaki I (df1) 104,39 mm
Diameter kaki II (df2) 204,48 mm
Kecepatan keliling I (v1 ) 10,46 m/s
Kecepatan keliling II (v2) 20,93 m/s
Gaya tangensial I (ft1 ) 215,01 kg
Gaya tangensial II (ft2) 107,45 kg
Factor dinamis I (fv1) 0,36
Factor dinamis II (fv2) 0,22
Beban lentur yang di izinkan I ( fb1 ) 13,5 kg/mm
Beban lentur yang di izinkan II ( fb2 ) 8,07 kg/mm
Beban permukaan yang di izinkan I (fh1) 8,37 kg/mm
Beban permukaan yang di izinkan II (fh1) 4,63 kg/mm
Lebar sisi I (b1) 30,04 mm
Lebar sisi II (b2) 16,01 mm
6.2 Poros
Diameter poros (ds) 13 mm
Panjang poros (l) 250 Mm
6.3 Bantalan
Bantalan untuk poros

25
Nomor bantalan 6005
Diameter dalam (d) 17 mm
Diameter luar (D) 39 mm
Lebar bantalan (B) 12 mm
Kapaitas nominal dinamis (c ) 790 kg
Kapasitas spesifik (c0) 530 kg
6.4 Pasak
Ukuran pasak
Lebar pasak (b) 7 mm
Tebal pasak (h) 5 mm
Panjang pasak (l) 18-20 mm
Jari jari pasak (r1- r2) 0,16-0,25 mm
Kedalaman alur pasak (t1) 4,0 mm
Kedalaman alur naff (t2) 3,3 mm

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Deutsman,A.D,Walter J.Michels,Charles E.Wilson, Machine Design


Theory and Practice, Coller Macmillan International, Macmillan
Publishing Co. Inc.1975.
2. Suga, Kyokatsu, Profesor, toh- in Gakuen rechnical College, Japan,
Dasar perencanaan dan pemilihan Elemen Mesin, Ir. Sularso, MSME,
(terj). Departemen Mesin Institut Teknologi Bandung, 1980.
3. https://teknikece.com/roda-gigi/jenis-roda-gigi/
4. https://123dok.com/document/z1lj18vq-perancangan-roda-gigi-lurus.html

27

Anda mungkin juga menyukai