PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
semakin banyak pula kerajinan tangan dan kreatifitas yang dibuat berbahan baku
bambu ini,dan bukan hanya kerajinan tangan saja, perabot, alat musik juga sudah
banyak yang berbahan baku bambu. Namun dalam pembuatan benda yang berbahan
baku bambu banyak yang masih menggunakan tenaga manusia atau manual. Hal
ini menyebabkan banyaknya permintaan benda atau alat berbahan baku bambu ini
waktu lama dan masih digunakan secara manual , maka dibutuhkan suatu alat yang
dalam berkarya. Adapun mesin ini dirancang dengan sumber tenaga motor listrik
yang digunakan 1 Hp, 1800 rpm dan pelat baja sebagai pemotong atau penyerutnya
. Komponen – komponen yang di gunankan pada rancangan ini yaitu : Sabuk, pasak,
Sabuk adalah bahan fleksibel yang melingkar tanpa ujung, yang digunakan
untuk menghubungkan secara mekanis dua poros yang berputar. Sabuk digunakan
sebagai sumber penggerak, penyalur daya yang efisien atau untuk memantau
1
pergerakan relatif. Sabuk dilingkarkan pada katrol. Dalam sistem dua katrol, sabuk
dapat mengendalikan katrol secara normal pada satu arah atau menyilang. Sabuk
sabuk secara kontinu membawa beban dari satu titik ke titik lain.
mentransmisikan putaran dan daya. Maka dari itu untuk merancang sabuk yang baik
1. 2 Tujuan Rancangan
bambu
1. 3 Manfaat Rancangan
penyayat bambu
2
4) Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan kedalam perkuliahan tentang
mesin
BAB 1 Pendahuluan
Bab ini berisi tentang teori-teori tentang daya, sabuk, puli, poros, dan
bantalan.
Bab ini berisi tentang komponen penggerak, sabuk, poros, puli, bantalan.
bantalan.
BAB 5
Daftar Pustaka
Berisi tentang literature atau buku yang dipakai sebagai acuan dalam
perencanaan mesin
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
Sabuk adalah bahan fleksibel yang melingkar tanpa ujung, yang digunakan
untuk menghubungkan secara mekanis dua poros yang berputar. Sabuk digunakan
sebagai sumber penggerak, penyalur daya yang efisien atau untuk memantau
pergerakan relatif. Sabuk dilingkarkan pada katrol. Dalam sistem dua katrol, sabuk
dapat mengendalikan katrol secara normal pada satu arah atau menyilang. Sabuk
sabuk secara kontinu membawa beban dari satu titik ke titik lain.
Rumus perhitungan puli dan sabuk-V antara lain untuk menentukan; perbandingan
transmisi, kecepatan sabuk, panjang sabuk, perbandingan gaya tegang sabuk dan
4
2.2 Jenis-jenis sabuk (belt)
Ada banyak ragam jenis sabuk yang digunakaan saat ini, antara lain :
1. Panjang sabuk
Dimana :
5
d = jari-jari pulley driver (75 mm)
𝐷1 . 𝑛1
𝑉=
60.1000
sebagai berikut :
57(𝐷2 − 𝐷1 )
𝜃 = 1800 −
𝐶
T = (𝐹1 − 𝐹2 )𝑅
Adapun sabuk ini dirancang dengan sumber tenaga motor listrik yang
digunakan 1 Hp, 1800 rpm dan pelat baja sebagai pemotong atau penyerutnya.
sabuk ini dilengkapi dengan 4 buah roller yang sama besarnya yang berfungsi
sebagai penarik bambu.Bambu yang telah dirajang dengan ketentuan panjang dan
lebar yang telah ditentukan nantinya di arahkan pada roller berikan sedikit
dorongan sehingga batang bambu akan ditatik oleh roller dan diarahkan untuk
melewati pisau potong sehingga batang bambu yg telah di rajang tadi akan
6
2.5 Komponen sabuk
1. Poros
Umumnya poros meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan rantai dengan,
dengan demikian poros menerima beban puntir dan lentur. Putaran poros biasa
ditumpu oleh satu atau lebih bantalan untuk meredam gesekan yang ditimbulkan
Poros yang digunakan adalah poros transmisi, poros ini mendapat beban
puntir murni atau beban puntir dan lentur. Poros transmisi berfungsi untuk
meneruskan daya dari salah satu elemen ke elemen yang lain melalui kopling.
adalah :
Tegangan bengkok yang bekerja pada bahan poros harus lebih kecil atau
• Kekakuan/defleksi
7
Defleksi yang diijinkan maksimum 0.3 s/d 0.35 mm untuk setiap jarak
• Putaran kritis ( nc )
cepat rusak.
Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja yang ditarik dingin
Dalam perencanaan pembuatan poros yang mendapatkan beban punter dan lentur,
Untuk menentukan besar daya rencana pada suatu poros, pertama harus
ditentukan besar daya P (kW) yang harus ditransmisikan dan besar putaran poros
yang diberikan n1 (rpm) yang diberikan. Jika nilai P adalah daya rata-rata yang
diperlukan maka harus dibagi dengan efesiensi mekanis ŋ dari sistem transmisi
untuk mendapatkan gaya penggerak mula yang diperlukan. Jika besar P merupakan
nominal output dari motor penggerak, maka besar Pd dapat dicari menggunakan
rumus berikut:
Pd = fc P (kW)
8
Dimana:
fc = Factor koreksi
Jika momen puntir (momen rencana) adalah T (kg.mm), maka besar momen
𝑃𝑑
T = 9.74 x 105 𝑛1
Dimana:
τ a = σB/(Sf1 x Sf2)
9
Dimana:
4. Diameter poros
persamaan berikut:
1
5,1 3
ds ( K m M ) 2 ( K tT ) 2
Dimana:
τ = Tegangan geser
d s = Diameter poros
M = Momen lentur
T = Momen punter
10
5. Berat poros
𝜋
Wp =4 𝑑𝑠 2 . 𝐼. 𝑦
I = panjang poros
2. Pully
mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi. Bentuk puli
adalah bulat dengan ketebalan tertentu, di tengah-tengah puli terdapat lubang poros
(gambar 2.23). Puli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30,
yang menggunakan motor listrik telah membuat arti sabuk untuk alat penggerak
menjadi berkurang. Akan tetapi, sifat elastisitas daya dari sabuk untuk menampung
kejutan dan getaran pada saat transmisi membuat sabuk tetap dimanfaatkan untuk
menggunakan puli :
Diketahui :
11
W =11,95 mm Ko = 8,0 mm K = 4,5 mm
Lo = 9,2 mm f = 10 mm
de = dp + 2 . ko
2. Kedalaman alur
h = Ko + K
3. Berat Puli
Wpuli =
Dimana :
D = Diameter puli = mm
T = Tebal puli = cm
3. Bantalan
putaran atau gerakbolak-balik dapat bekerja dengan aman, halusdan panjang umur.
bekerja dengan baik. Jika bantalan tidakbekerja dengan baik, maka prestasi kerja
12
Gambar 2.3 Bantalan Gelinding
Rumus perhitungan :
Dengan :
x = 0,56
v=1
y = 1,45
Fr = beban radial
Fa = beban aksial
Faktor kecepatan
13
33 , 3 1/ 3
fn n (Sularso, 1994:136)
14
BAB 3
atau mentrasmisiskan tenaga dari satu poros lain dengan menggunakan puli yang
memutar dengan kecepatan yang sama atau berbeda. Sabuk biasanya terbuat dari
sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan maksimum sampai dengan 25 (m/s). daya
3.2. Poros
pully,sprocket,roda gigi,dan kopling dan juga sebagai elemen penerus daya dan
15
rancang bangun ini adalah suatu persoalan perencana dasar. Dimana poros dapat
juga menyebabkan torsi. Berdasarkan pada perencanaan alat ini, poros tersebut
3.3. Bantalan
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah
poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
bekerja dengan baik. Pada umumnya bantalan dapat diklasifikasikan menjadi dua
bagian yaitu :
1. Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
pelumas.
2. Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melaluielemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.
1. Bantalan radial
Arah beban yang ditumpuh bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.
2. Bantalan aksial
16
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
3.4 Pully
Pulley adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai komponen atau
kita harus mengetahui berapa besar putaran yang akan kitagunakan serta dengan
menetapkan diameter dari salah satu pulley yang kita gunakan serta dengan
menetapkan diameter dari satu pulley yang kita gunakan, pulley biasanya terbuat
3.5 Pasak
Adalah elemen mesin yang digunakan untuk menetapkan atau menahan
bagian-bagian mesin seperti roda gigi,pulley,kopling dan lainlain pada poros . jika
pasak dipasang tidak benar antara poros dan pulley ,maka kemungkinan akan terjadi
17
BAB 4
18
Table 5.1 Data Uji Tekan Bambu
(kg) ( kg )
Bambu Tua 39 29
(160x16x11) mm
2 Bambu
muda(160x16x7) mm 14 9
Dari data diatas maka penulis mengambil sampel pada bambu tua dengan
Jadi,
F = m .g
= 39 kg . 9,81 m/s²
= 382.59 N
𝐹 − 𝑇𝑔 𝑋 𝐴
Dimana :
19
Fp = Gaya Potong (N)
A=lxb
A = 60 mm x 16 mm
= 960 𝑚𝑚2
𝐹𝑝
𝑇𝑔 = 𝐴
382.59 𝑁
𝑇𝑔 =
960 𝑚𝑚2
𝑁
𝑇𝑔 = 0.39
𝑚𝑚2
Gaya potong yang dibutuhkan untuk memipihkan bambu sepanjang 50cm adalah
Fp - 𝑇𝑔 𝑥 𝐴
Dimana,
A=lxb
A = 500mm x 16 mm
= 8000 mm
20
Fp = 3120 N
Mp = 3120 N X 45 mm
Mp = 140400 Nmm
Mp = 140.4 NmMp = Fp X r
berikut :
𝜋. 𝑑𝑝 . 𝑛
𝜔=
60
Diketahui :
n = Putaran roller
𝑛1 𝐷𝑝
i = 𝑛2 = 𝑑𝑝
1800 175
=
𝑛2 75
𝑛2 = 771,429 𝑟𝑝𝑚
21
Sedangkan 𝑑𝑝 adalah diameter dari roller.
Maka,
𝜔 = 5.248 𝑚⁄𝑠
𝜌 = 𝑀𝑝𝑥𝜔
Dimana :
Mp = momen punter
𝜔 = 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡
𝑃 = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟
𝑃 = 𝑀𝑝𝑥 𝜔
𝑃 = 736 𝑤𝑎𝑡𝑡
Dimana
1 HP = 746 watt
22
Faktor koreksi (fc) = 1.0
𝑃𝑑 = 𝑓𝑐 𝑥 𝑃 = 1.0 𝑥 0,68
Pd = 0,99 HP
Pd = 1 HP
4.2 1 Puly
𝑛1 𝐷
= 𝑖 = 𝐷2 ( Sularso, hal 166 )
𝑛2 1
Sehingga :
𝑛1 𝐷2
=
𝑛2 𝐷1
Dimana :
n1 = putaran motor
n2 = putaran roller
𝑛1 𝐷1
𝑛2 =
𝐷2
1800𝑥75𝑚𝑚
𝑛2 =
175 𝑚𝑚
23
𝑛2 = 771,429 𝑚𝑚
rpm
D2
D1
24
Gambar 4.3 Tipe Penampang Sabuk V
Lebar :12.5
Tebal :9
25
Sudut :40’ 12,5
o
40
𝜋 1
L = [2C+ 2 (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 ) + 4𝐶 (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )] sularso hal.170
Dimana :
26
Maka,
3.14 1
L = [(2(450𝑚𝑚) + (75 + 175) + (175 − 75)2 )]
2 4(450)
3.14 1
L = [900 mm + (250) + (10.000 𝑚𝑚)
2 4(450)
L = 1.297,55 mm1
Ukuran sabuk yang di pakai adalah sabuk tipe A dengan panjang 1.297 mm.
karena terdapat perbedaan perhitungan pemakaian sabuk, maka jarak antara sabuk
𝑏 + √𝑏 2 − 8(𝐷2 − 𝐷1 )2
𝐶=
8
𝑏 = 2𝐿 − 𝜋(𝐷1 −𝐷2 )
Maka :
𝑏 = 2.594 − 785
𝑏 = 1.809 𝑚𝑚
𝐶 = 449,46 𝑚𝑚
Jadi jarak antar sumbu poros pertama dan kedua adalah 449,46 mm
27
2. Menentukan kecepatan linier sabuk-V
𝐷1 . 𝑛1
𝑉=
60.1000
75.1800
𝑉=
60𝑥1000
V = 2,25 m/dt
sebagai berikut :
57(𝐷2 −𝐷1 )
𝜃 = 1800 − 𝐶
Maka,
57 (175 mm − 75mm)
𝜃 = 1800 −
450
𝜃 = 167. 30
𝜃 = 12.6 𝑟𝑎𝑑
28
4. Menentukan Tegangan sabuk-V (Fe)
Dimana :
Maka :
𝑇
𝐹1 − 𝐹2 =
𝑅
302,28
=
25,4
𝐹1 − 𝐹2 = 11,9
𝐹1
2,3 log ⁄𝐹 = 𝜇. 𝜃 (R.S.Khurmi,hal 666)
2
Dimana :
Maka :
29
𝐹1 𝜇.𝜃
log ⁄𝐹 = 2,3
2
0,3.12,6
= 2,3
𝐹1
⁄𝐹 = 1,643
2
Dari pengolahan data sebelumnya dan dari tabel didapatkan data sebagai
berikut :
• Koefisien gesek antara sabuk dan pulley dengan bahan belt : rubber dan bahan
P= (T1 – T2)V
30
Dalam merencanakan sabuk-V ini gaya sentrifugal yang terjadi pada
𝑚 𝑥 𝑉2
𝑇𝑐 =
𝑔
Dimana :
𝜋. 𝑑. 𝑛
𝑉=
60
T1 = tight side
T2 = slack side
V = kecepatan sabuk
Gaya tegang maksimum sabuk sama dengan penjumlahan sabuk pada sisi
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 𝑇1 − 𝑇𝑐
31
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 𝐴 𝑥 𝜎
𝑎+𝑏
𝐴=
2
𝑥
= 𝑥 𝑡𝑔 200
9
X = 9 x 𝑡𝑔 200
= 3.2
a = 12.5 – (2 x 3.2)
a = 6.1 mm
dengan demikian, maka luas permukaan sabuk (A) dapat dihitung sebagai berikut
𝑎+𝑏
𝐴= 𝑡
2
6.1 + 12.5
= 9 = 83.7 𝑚𝑚2
2
= 0.837 𝑐𝑚2
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 𝐴 𝑥 𝑜
32
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 0.837 𝑐𝑚2 𝑥 25 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 20.92 𝑘𝑔
𝑚 𝑥 𝑣2
𝑇𝑐 = 𝑔
Dimana :
m = 0.106 kg/m
g = 9.81 m/𝑠 2
𝜋.𝑑.𝑛
𝑉= 60
𝜋.0.175.1800
V= 60
V = 16.485 m/s
Maka,
𝑇𝑐 = 2.936 kg
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 𝑇1 + 𝑇𝑐
𝑇1 = 𝑇𝑚𝑎𝑥 − 𝑇𝑐
33
𝑇1 = 20.92 𝑘𝑔 − 2.936 𝑘𝑔
𝑇1 = 17,984 𝑘𝑔
P = (T1 – T2)V
34
P = (19.15 kg – 1,5 kg)12,82 m/s
Maka daya yang dapat dipindahkan 1 buah sabuk adalah 3 HP, maka :
1 𝐻𝑃
𝑛= = 0.3 𝑏𝑢𝑎ℎ = 1 buah sabuk
3 𝐻𝑃
Perencanaan Poros
P = 1 HP
= 0,747 Kw
35
Momen rencana T2 ( kg / mm )
𝑝𝑑
𝑇1 = 9.74. 105 𝑛1 ( Sularso, hal 7 )
dimana :
T2 = momen puntir
Pd = faktor koreksi
n2 = putaran roller
0,45
𝑇1 = 9,74. 1051800
T1 = 243.5 kg.mm
𝑝𝑑
𝑇1 = 9,74. 105
𝑛2
0,45
= 9,74. 105
771,429
= 568.166 kg.mm
𝜎𝜏
𝜏𝑎 =
𝑆𝑓1 𝑥𝑆𝑓2
Dimana :
𝑆𝑓2 = Faktor keamanan untuk kosentrasi tegangan alur pasak dan kekerasan
(2,0) (Sularso,hal 8)
Sehingga :
36
48
𝜏=
6,0𝑥2.0
= 4 kg/𝑚𝑚2
c. Diameter poros 1
Dimana :
Sehingga :
𝑑𝑠1 = 27 mm
Diameter poros yang dipakai dalam perencanaan pada poros motor yaitu 27 mm
d. Diameter poros 2
Sehingga :
37
𝑑𝑠1 = 36 mm
d. Berat poros
𝜋
Wp =4 𝑑𝑠 2 . 𝐼. 𝑦
Maka :
3,14
Wp = 3,62 . 35.0.00785
4
Wp = 2 kg
Diketahui
Lo = 9,2 mm f = 10 mm
Dikeahui :
dp = 75 mm
B=2.f
38
= 2 x 10
= 20 mm
de = dp + 2.ko
= 75 + 2.8
= 91 mm
Kedalaman alur :
h = Ko + K
= 4,5 + 8
= 12,5 mm
𝜋
L ≥ 2 . 𝑑𝑠
3,41
L≥ . 14
2
L = 22 mm
Diketahui :
dp = 175 mm
39
Lebar permukaan puli
B=2.f
= 2 x 10
= 20 mm
de = dp + 2.ko
= 175 + 2.8
= 191 mm
Kedalaman alur :
h = Ko + K
= 4,5 + 8
= 12,5 mm
𝜋
L ≥ . 𝑑𝑠
2
3,41
L≥ . 24 + 10
2
L =37,68 mm
40
4.3. 3 Perencanaan Pasak
1. Perhitungan Pasak
Untuk bahan pasak sengaja dipilih bahan yang lemah dari poros dan naf
berpenampang segi empat. Pasak ini digunakan untuk menetapkan puli pada
− Penampang pasak (b x h) = 10 x 8
41
− Bahan pasak yang direncanakan adalah S45C yang memiliki tegangan
Dimana :
Sehingga didapatkan :
𝑇
F = 𝑑𝑝
2
568166 kg.mm
= 36 = 31564[kg]
2
48
= 6𝑥2
= 4 [kg/mm2
42
Dari tegangan geser ijin, panjang pasak yang dibutuhkan dapat diperoleh :
𝐹
τka = 𝑏 𝑥 𝑙 ....................(Sularso, Elemen Mesin, hal.25)
1
Maka :
𝐹
l1 = 𝑏 𝑥 𝜏
𝑘𝑎
31564
= = 7.89 [mm]
10 𝑥 4
Jadi, diasumsikan bahwa poros ini termasuk kecil, tekanan permukaan ijin
𝐹
Pa = 𝑡
2 𝑥 𝑙1
Dimana :
Maka :
788,63
l1 = 3,5 𝑥 8
= 28 [mm]
Maka ukuran pasak yang dipakai adalah 10 x 8 dengan panjang pasak aktif
adalah 28 [mm].
43
yaitu :
RA RB
RA = 231.33 N
RB = 25.67 N
44
Dari bearing yang akan digunakan maka dapat diketahui data-data sebagai
berikut :
• Beban radial :
RA = 231.33 N ( WR )
RB = 25.67 N ( WR )
• Beban aksial : 0 N (WT) Putaran poros : 771 rpm Data dari table :
e = 0.22 XR = 1 YT = 0
Co = 6300 kg
C = 6000 kg
• Data tambahan
Bearing 1
We = (XR.V.WR+YT.WT)KS
We = (1 x 1 x 231.33 n + 0 x 0)2.5
We = 578.3 kg
45
Maka :
𝐶 𝑘 6
𝐿=[ ] 10 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑊𝑒
6550 𝑘𝑔 3 6
𝐿=[ ] 10 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑊578.3 𝑘𝑔
𝐿 = 1450.6 𝑥 106
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐿 = 1881452.7 ∶ 60
𝑗𝑎𝑚
𝐿 = 31357.544 𝑗𝑎𝑚
Bearing 2
We = (XR.V.WR + YT.WT)Ks
We = (1 x 1x 25.67 N + 0 x 0)2.5
We = 64.175 kg
46
BAB 5
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
2. Putaran motor penggerak berputar (n = 1800 rpm) dan gerak pada proses
Maka dari hasil tersebut dapat diketahui kapasitas lapang/ jam selama
5.2 Saran
Dalam suatu perancangan agar dapat diperoleh suatu hasil yang maksimal
atau sama dengan aslinya perlu ditinjau beberapa faktor antara lain:
47
2. Factor desain
dengan memperhatikan faktor-faktor tadi, hal ini dirasa penting untuk perancangan
selanjutnya.
48
DAFTAR PUSTAKA
2. (Sumber :khurmi-gupta,1980
49