Anda di halaman 1dari 17

RANCANG BANGUN MESIN PERONTOK

DEBU PADA KARPET

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh:

SARDO HITA NAINGGOLAN [3202002047]

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
TAHUN 2023
RANCANG BANGUN MESIN PERONTOK
DEBU PADA KARPET

Proposal Tugas Akhir ini telah disetujui untuk diseminarkan Sebagai Persyaratan
Penyelesaian Mata Kuliah Tugas Akhir Program Studi D-III Teknik Mesin, Jurusan
Teknik Mesin, Politeknik Negeri Pontianak Tahun Akademik 2022/2023

Pontianak, ………………… 2023

Disetujui Yang Mengusulkan,


Dosen Pembimbing,

H. DARYONO, S.T., M.T SARDO HITA NAINGGOLAN


NIP. 197007181993031001 NIM. 3202002047
A. Latar Belakang
Menurut International Organization for Standardization (ISO 4225-ISO, 1994),
debu adalah partikel padat kecil yang mengendap karena beratnya dan juga dapat
melayang di udara untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut IUPAC, debu
berukuran antara 1 – 100 µm dan mengendap karena pengaruh gravitasi yang
dihasilkan dari proses alami seperti angin, erupsi gunung berapi maupun dari proses
industri yang menghasilkan debu dan banyak mencemari lingkungan atau udara
adalah seperti konstruksi, agrikultur dan pertambangan (WHO, 1999). Dalam kasus
pencemaran udara baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, debu sering
digunakan sebagai salah satu indikator pencemaran untuk menunjukkan tingkat
bahaya terhadap lingkungan rumah ataupun kerja.
Pada umunya pembersih debu dilingkungan rumah tangga masih menggunakan
cara manual, yaitu dengan peralatan seperti sapu lidi ataupun rotan. Seiring
berkembangnnya ilmu pengetahuan serta semakin majunya cara berfikir manusia,
maka tidak lah mengherankan bila manusia ingin menciptakan peralatan yang dapat
meringankan pekerjaan manusia, sehingga kegiatan yang dilakukan akan menjadi
lebih efektif dan efisien, sebagai contoh alat mesin perontok debu yang dapat
meringankan pekerjaan yang ada di dalam rumah tangga salah satunya
membersihkan pada karpet lantai.
Mesin perontok debu berfungsi membersihkan debu yang menempel pada karpet
atau ambal. Seiring berkembangnya teknologi dibuatlah mesin perontok debu dengan
menggunakan sistem yang praktis sehingga apabila membersihkan debu maka sangat
memudahkan dalam pengerjaan, mengefisien waktu dan tenaga. Maka diperlukan
perancangan mesin perontok debu yang konstruksinya sederhana yang dapat
mengurangi biaya operasional, tepat guna dan mudah dalam melakukan efektifitas
pekerjaan. Solusi yang dilakukan dalam merancang mesin perontok debu mekanis
yang ringan, yaitu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, sehingga manfaat
perancangan ini diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam menghilangkan
debu, memberikan keuntungan masyarakat maupun tempat usaha dari segi waktu dan
biaya. Berdasarkan uraian diatas maka untuk memudahkan pekerjaan, penulis tertarik
melakukan pembuatan alat dengan judul “RANCANG BANGUN MESIN
PERONTOK DEBU PADA KARPET”.

B. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka ruang lingkup
permasalahan yang akan dihadapi adalah bagaimana cara rancang bangun mesin
perontok debu dengan sebaik mungkin agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Maka dibuat beberapa batasan masalahnya, antara lain:
1. Bagaimana proses rancang bangun mesin perontok debu pada karpet tersebut?
2. Bagaimana proses kerja mesin perontok debu pada karpet tersebut?
3. Merancang atau menentukan perhitungan komponen utama mesin yang digunakan
seperti :
a. Perhitungan camel flat
b. Perhitungan poros dan pasak
c. Perhitungan bantalan
d. Perhitungan sistem transmisi pully dan sabuk
e. Perhitungan kekuatan las pada rangka
f. Perhitungan daya rencana dinamo ac
g. Perhitungan biaya pembuatan
4. Jenis karpet yang digunakan dalam perancangan mesin perontok debu ini ialah
karpet jenis permadani dan sajadah.

C. Tujuan
Berdasarkan permasalahan diatas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Dapat merancang dan membuat desain mesin perotok debu pada karpet.
2. Mengetahui rata-rata kecepatan (m/s),waktu (s), luas (m²), membersihkan karpet
menggunakan mesin perontok debu.
3. Dapat mengetahui biaya yang dibutuhkan dalam rancang bangun mesin perontok
debu.

D. Manfaat
Penelitian yang diperoleh dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Dengan adanya mesin perontok debu ini, diharapkan dapat membantu
mempermudah masyarakat dalam melakukan pekerjaan rumah ataupun lainnya
dalam hal membersihkan debu pada karpet.
2. Dengan adanya mesin perontok debu ini, diharapkan dapat memberikan
pengetahuan bagi masyarakat mengenai cara rancang bangun mesin perontok
debu tersebut.
3. Dengan adanya mesin perontok debu ini, diharapkan dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam pengerjaan yang lebih cepat dan praktis.
E. Metode Penyelesaian Masalah
Tahapan penyelesaian masalah rancang bangun mesin perontok debu ini
dirangkum dalam bentuk diagram alir (flow chart) sebagai berikut:

Mulai

Identifikasi Masalah

Pengumpulan dan
Mempelajari Data
Perencanaan

Desain Gambar 2D dan 3D

Perhitungan Alat dan Komponen :


Perhitungan camel flat
Perhitungan poros dan pasak
Perhitungan bantalan
Perhitungan sistem transmisi pully dan sabuk
Perhitungan kekuatan las pada rangka
Perhitungan daya rencana dinamo ac
Perhitungan biaya pembuatan

Tidak
Analisa
Perhitungan

Ya

Multi Dokumen

Selesai
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan bagian dari proses penelitian yang dapat
dipahami sebagai upaya mendefinisikan problem serta membuat definisi tersebut
menjadi lebih terukur atau sebagai langkah awal dari penguasaan masalah dimana
objek dalam suatu masalah tertentu dapat kita kenali dan dapat kita atasi.
2. Pengumpulan dan Mempelajari Data Perencanaan
Pengumpulan data merupakan langkah yang strategis dalam pembuatan yang
disebabkan karena tujuan utama dari pembuatan ini adalah untuk mendapatkan
data yang ada agar penulis dapat merancang bangun mesin ini dengan maksimal
serta dapat mempelajarinya lebih dalam.
3. Desain Gambar 2D dan 3D
Membuat desain 2D dan 3D yang dibuat menggunakan inventor agar lebih dapat
gambaran mengenai visual produk tersebut.
4. Perhitungan Alat dan Komponen
Setelah dilakukan pembuatan gambar di inventor, maka dilakukan perhitungan
elemen mesin pada mesin perontok debu agar diharapkan komponen-komponen
yang digunakan sesuai dengan ketentuan dan aturan.
5. Analisa Perhitungan
Suatu usaha yang dilakukan dengan metode tertentu untuk mengamati sesuatu
secara detail agar mendapatkan perhitungan yang akurat.
6. Multi Dokumen
Multi dokumen adalah mencari serta mengumpulkan informasi tertentu dari
banyaknya sumber yang ada agar perancangan dapat berjalan lebih efektif dan
efisien.
Tahapan penyelesaian masalah pembuatan mesin perontok debu ini dirangkum
dalam bentuk diagram alir (flow chart) sebagai berikut:

Mulai

Desain Gambar

Persiapan Alat dan Bahan

Peroses Pengerjaan Komponen-


komponen

Assembling

Uji Kerja
Pada Mesin

Tidak
Evaluasi

Ya

Finishing

Selesai
1. Desain Gambar
Sebelum melaksakanan pekerjaan, harus ada desain perancangan yang ingin
dikerjakan seperti 2D dan 3D. Hal ini bertujuan agar tidak ada kesalahan dalam
pembuatan mesin perontok debu tersebut.
2. Persiapan Alat dan Bahan
Sebelum pengerjaan sesuatu persiapkanlah terlebih dahulu alat dan bahan agar
saat bekerja dapat berjalan dengan lancar dan saat pengerjaan harus memakai
APD agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
3. Proses Pengerjaan Komponen-komponen
Pada proses ini, dilakukan pembuatan bagian-bagian mesin perontok debu yang
belum dibuat dan saat pengerjaan harus sesuai gambar agar pada saat assembly
tidak terjadi kesalahan.
4. Assembly
Setelah bagian-bagian tersedia, maka dilakukan assembly atau penggabungan
bagian dengan cara melihat gambar agar menjadi suatu mesin yang utuh.
5. Uji Kerja Pada Mesin
Jika semua bagian atau komponen mesin sudah dirakit, kemudian dilakukan uji
kerja pada mesin guna untuk mengetahui apakah mesin tersebut berfungsi dengan
baik dan sesuai dengan rancangan. kemudian dilakukan pengambilan data guna
untuk mengetahui seberapa efisiensi kerja mesin perontok debu tersebut.
6. Evaluasi
Jika ada kesalahan pada mesin yang mengakibatkan tidak berfungsi dengan
baik, maka dilakukan evaluasi dan perbaikan agar mesin yang dibuat berfungsi
dengan baik dan sesuai dengan rancangan.
7. Finishing
Setelah uji kerja pada mesin dan dievaluasi, maka dilakukanlah penyelesaian
akhir seperti di cat, agar dapat memberi nilai tambah pada mesin perontok debu.
F. Landasan Teori
1. Debu (Dust)
Polusi udara lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya zat-zat, energi
atau komponen-komponen lain kedalam udara lingkungan hidup sehingga
menurunkan kualitas udara ke tingkat tertentu yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia. Beberapa sumber polusi udara berasal dari kegiatan manusia
seperti kebakaran hutan, emisi kendaraan, kegiatan industri, merokok aktif dan
lainnya. Aktivitas alam seperti letusan gunung berapi, gas alam juga dapat
mempengaruhi kualitas udara lingkungan.
Secara umum, memiliki rumah yang bersih dan rapi pasti jadi impian bagi
semua orang. Dengan memiliki rumah yang bersih dan rapi, kesehatan penghuni
rumah pun terjaga. Dalam membersihkan rumah, tumpukan debu menjadi salah
satu masalah yang kerap terjadi. Padahal, partikel debu akan berada diudara dalam
waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang-layang di udara kemudian
masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan yang bisa menyebabkan
gangguan terhadap paru-paru dan membuat pernapasan sesak bagi penghuni
rumah. Selain dapat membahayakan kesehatan, debu juga dapat mengurangi jarak
dan daya pandang manusia (Pudjiastuti, 2002).

2. Rancang bangun mesin perontok debu


Mesin Perontok Debu merupakan mesin yang dibuat untuk memisahkan debu
dari karpet. Adapun tujuan dari perancangan Mesin Perontok Debu ialah
menciptakan peralatan yang dapat meringankan pekerjaan manusia seperti
membersihkan debu yang menempel diperabotan rumah tangga dan barang-
barang khusunya karpet atau ambal dengan menggunakan sistem yang praktis
agar hasil yang didapatkan lebih efektif dan efisien.
perancangan mesin perontok debu adalah sebuah proses untuk mendefinisikan
sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta di
dalamnya melibatkan deskripsi mengenai rancang bangun mesin perontok debu
serta perincian komponen dan juga terkebatasan yang akan di alami dalam proses
pengerjannya.
Menurut Pressman (2009) perancangan merupakan serangkaian prosedur untuk
menterjemahkan hasil analisa dari sebuah sistem kedalam suatu produk untuk
mendeskripsikanya dengan terperinci bagaimana komponen-komponen sistem di
implementasikan.

3. Komponen – komponen mesin perontok debu


Komponen – komponen mesin perontok debu, antara lain:
a.) Dinamo
b.) Dimmer
c.) Sabuk (V-Belt)
d.) Pully
e.) Poros
f.) Bantalan (Bearing)
g.) Ban Mesin Camel Flat
h.) Mur dan Baut
i.) Kerangka
j.) Roda

4. Perhitungan Dasar
a.) Perhitungan camel flat

b.) Perhitungan poros dan pasak


 Perhitungan Poros
Mencari tegangan geser :
τa=σʙ ¿)

Dimana : τa=¿ Tegangan geser yang diizinkan (kg/mm²)


σʙ=¿ Kekuatan tarik bahan (kg/mm²)
Sf =¿ Safety factor kekuatan bahan
(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2004, “ Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin”, Hal 8).

Perhitungan diameter poros :


5,1
ds=[ Kt . Cb. T ]⅓
τa
Dimana : ds=¿ Diameter poros (mm)
Kt =¿Faktor koreksi tumbukan
Cb = Faktor koreksi beban lentur
T =¿ Momen puntir (kg/mm)
(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2004, “ Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin”, Hal 8).
Perhitungan tegangan geser pada poros :

5,1 T
τ=
ds ³

Dimana : τ = Tegangan geser yang terjadi (kg/mm²)


(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2004, “ Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin”, Hal 7).
 Pasak
Gaya geser pasak :
T
F=
( ) ds
2

Dimana : T = Momen rencana poros (Kg.mm)


ds = Diameter poros (mm)
F = Gaya tangensial (kg)
(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2004, “ Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin”, Hal 25).

Tegangan geser pasak :


F
τk =
b .l

Dimana : τk = Tegangan geser (kg/mm²)


F = Gaya potong (kg)
b = Lebar pasak (mm)
l = Panjang pasak (mm)
(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2004, “ Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin”, Hal 25).

Tegangan geser izin pasak :


F
τ ka ≥
b . l1

Dimana : τ ka = Tegangan geser izin (kg/mm²)


l 1 = Panjang pasak (mm)
(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2004, “ Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin”, Hal 25).

c.) Perhitungan bantalan


 Bantalan
Beban ekuivalen dinamis :
P= XV F r +Y Fa

Dimana : P=¿ Beban ekuivalen dinamis (kg)


X =¿ 0,56 (baris tunggal)
V =¿1 (beban putar pada cincin dalam)
Y =¿ 1,99 (baris tunggal)
F r=¿ Beban radial (kg)
F a=¿Beban aksial (kg)
(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2004, “ Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin”, Hal 135).
Faktor kecepatan :

f n=
n ( )
33,3 1/ 3

Dimana : f n=¿ Faktor kecepatan (rpm)


n=¿Putaran rencana (rpm)
(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2004, “ Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin”, Hal 136).

Faktor umur :
C
f h=f n
P

Dimana : f h=¿ Faktor umur


C=¿ Kapasitas nominal dinamis spesifik
P=¿ Beban ekuivalen dinamis (kg)
(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2004, “ Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin”, Hal 136).
Umur Bantalan :
Lk =500 f h3

Dimana : Lk =¿ Umur nominal bantalan (tahun)


(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2004, “ Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin”, Hal 136).

d.) Perhitungan sistem transmisi pully dan sabuk


 Pully dan sabuk
Perbandingan reduksi sabuk :
n1 D p
i= =
n2 d P

Dimana : i = Perbandingan reduksi


n1 = Putaran puli penggerak (rpm)
D p= Diameter puli yang digerakkan (mm)
n2 = Putaran puli putaran yang digerakkan (rpm)
d P = Diameter puli penggerak (mm)
(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2004, “ Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin”, Hal 166).
Kecepatan linier sabuk-V :
π d P n1
v=
60× 1000

Dimana : v = Kecepatan linier sabuk (m/s)


d P= Diameter puli penggerak (mm)
n1 = Putaran puli penggerak (rpm)
(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2004, “ Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin”, Hal 166).

Panjang keliling sabuk :


π
L=2 C+ ( d P + D p ) + ( D p−d P ) ²
4

Dimana : L=¿ Panjang sabuk (mm)


C=¿ Jarak sumbu antar puli (mm)
d P=¿ Diameter puli penggerak (mm)
D p=¿ Diameter puli yang digerakkan (mm)
(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2004, “ Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin”, Hal 170).
e.) Perhitungan kekuatan las pada rangka
 Pengelasan
Menghitung luas penampang :

A=L. b . sin 45

Dimana : A=¿ Luas penampang las (mm2 )


L=¿ Panjang bidang yang dapat dilas (mm)
b=¿ Lebar bidang las (mm)
(Khurmi, RS dan Gupta, JK, 2005, “Machine desain” hal 364).

Menghitung tegangan geser maksimum


F
σ maks=
A

Dimana : σ maks=¿ Tegangan geser maksimum (kg/mm²)


F=¿ Gaya beban (kg)
A=¿Luas penampang las (mm2 )
(Khurmi, RS dan Gupta, JK, 2005, “Machine desain” hal 364).

Menghitung beban maksimum :


P=luas area las× tegangan geser izinlas
¿ 0,707 s ×l ×τ

Dimana : s=¿ Ukuran tebal plat/las (mm)


l=¿ Panjang las (mm)
τ =¿ Tegangan geser ijin las (kg/mm²)
(Khurmi, RS dan Gupta, JK, 2005, “Machine desain” hal 364).

f.) Perhitungan daya rencana dinamo (motor penggerak)


 Perhitungan Torsi
T=F×R

Dimana : T = Torsi
F = Gaya Potong (kg)
R = Panjang pisau, titik potong terluar (mm)
(Jurnal Perancangan Mesin Pencacah Sawit Untuk Pakan Ternak).

 Perhitungan daya dinamo


2. π . n . T
P=
75 × 60

Dimana : P = Daya poros (Hp)


T = Torsi (kg.m)
n = Putaran mesin (rpm)
1/75 = Faktor konversi satuan Kgf.M menjadi Hp
1/60 = Faktor konversi satuan Rpm menjadi kecepatan translasi
(m/s)
(Buku Ajar Politeknik Negeri Pontianak Elemen Mesin 1).

Serta diperlukan Faktor Koreksi pada daya rata-rata perencanaan dengan


patokan, yaitu :
Pd =f c × P
Dimana : Pd =¿ Daya rencana (Kw)
f c =¿ Faktor koreksi
P = Daya nominal output (Hp)
(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2004, “ Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin”, Hal 7).
G. Rancangan Sistem
Mesin perontok debu pada karpet ini menggunakan sistem transmisi pully dan
sabuk yang disalurkan dari penggerak utamanya yaitu dinamo ac, pada dinamo ac ini
terdapat pully1 dan V-belt sebagai alat perantara atau penyalur dari dinamo ac ke
pully2 yang berhubungan dengan poros. Poros akan memutar camel flat, dan
membuat camel flat memukul karpet dengan kecepatan laju yang membuat debu
pada karpet menjadi rontok atau jatuh dari karpet. Tujuan utama penulis merancang
mesin perontok debu ini ialah untuk meringankan pekerjaan rumah, yang dari
awalnya masih menggunakan cara manual, yaitu dengan peralatan seperti sapu lidi
ataupun rotan, sekarang menggunakan mesin perontok debu yang konstruksinya
sederhana namun dapat memudahkan dalam pengerjaan, mengefisien waktu dan
tenaga.
Berikut konsep desain rancang bangun mesin perontok debu dengan rangka mesin
berdimensi 800mm x 400mm x 880mm, seperti yang ditunjukan pada gambar
dibawah ini.

Gambar design Mesin Perontok Debu


Sumber : Dokumen pribadi peneliti

Cara kerja menggunakan dari mesin ini adalah sebagai berikut :


a.) Pada tahap pertama, letakan mesin perontok debu di atas karpet yang ingin
dibersihkan dengan posisi karpet terbalik (alangkah lebih bagus jika karpet
digunakan landasan seperti matras atau karpet karet berlobang agar debu tidak
balik masuk ke dalam karpet yang dibersihkan.
b.)Pada tahap kedua, jika dinamo ac dihidupkan maka bagian camel flat pada poros
akan berputar dengan kecepatan laju (jika menggunakan dimmer maka dinamo
bisa disetel kelajuannya) dan membuat camel flat terus memukul karpet yang
mengakibatkan debu pada karpet menjadi rontok atau jatuh.
c.) Pada tahap ketiga, mesin digerakan secara maju mundur mengikuti luas dari
karpet, dan saat pengerjaan dilakukan 2 kali pengulangan agar debu pada karpet
benar-benar rontok secara merata.
Daftar Pustaka Lampiran
WHO. 1999. Hazard Prevention And Control In The Work Environment: Airborne
Dust.WHO.Geneva

Setiadi, Yandri. 2021. Rancang Bangun Alat Penepuk Debu pada Karpet.  Skripsi
diploma. Universitas Islam Kalimantan MAB.

Aini, S. 2015. Hubungan Paparan Debu dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Batu
Bara. Jurnal Agromedicine, 2(4), 493-499. Diakses 21 maret 2023, dari
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1244/pdf

Sularso dan Suga, Kiyokatsu. 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta: Pradnya Paramita.

Pressman, R. S., 2009. Software Engineering: A Practitioner's Approach, Ed.7,


McGraw-Hill, New York.

Pudjiastuti, Wiwiek. 2002. Debu Sebagai Bahan Pencemar Yang Membahayakan


Kesehatan Kerja. Depkes RI. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai