Disusun Oleh :
ASRI ANSAR
1622042016
CHAERUL USWAT
1622042012
MOCH.KAMAL KURNIAWAN
1622042014
AMAT
1622042018
WARDIMAN ISMADA
1622042020
MUH.MASHUM SYAM
1622042022
1622042024
FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam bidang teknik mesin.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk
memberikan
masukan-masukan
yang
bersifat
membangun
untuk
Makassar,
November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
...................
Pengukuran
dan
Pengujian
..
Standart Pengukuran
..
BAB II PEMBAHASAN
Pengukuran
Pengujian
BAB III
..
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA .
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Pengukuran
Pengukuran
merupakan
suatu
kegiatan
untuk
menhubungkan
mengkaitkan angka secara empirik dan objective pada sifat sifat objective /
kejadian nyata sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai suatu objek /
kejadian tertentu dari angka yang telah kita dapatkan tadi.
B. Tujuan Pengukuran
Proses pengukuran memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Memberi jaminan kepada kita bahwa suatu benda kerja memenuhi syaratsyarat konstruksi yang telah ditetapkan dalam recana
2. Memberi jaminan kepada kita bahwa setiap alat akan pas pada alat bagian
lainnya apabila dirakit sesuai dengan sebuah perencanaan diatas gambar
kerja.
C. Manfaat atau Fungsi Pengukuran
Didalam suatu perusahaan manufakture,pengukuran sangatlah penting, karena
segala sesuatu yang menjadi parameter dari suatu produk yang kita hasilkan tidak
lepas dari angka angka yang hanya bisa di dapatkan melalui proses pengukuran.
Pengukuran yang dilakukan dengan benar akan memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut :
1. Membuat gambaran melalui karakteristik dari suatu object yang kita teliti.
2. Dalam industri dapat digunakan sebagai alat komunikasi dari mulai riset,
operator, pengujian sampai dengan jaminan mutu terhadap produk yang
dihasilkan.
3. Dapat digunakan sebagai dasar melakukan prediksi terhadap sesuatu yang akan
terjadi.
4. Sebagai pengendalian serta jaminan mutu
D. Standart Pengukuran
Suatau dari besaran standar untuk tiap pengukuran dapat merupakan salah
satu gabungan dari satuan-satuan sadar. Dalam satuan sistim yang telah disepakati
secara internasional ( si-unit, International Systim of Unit, LeSystim International
dUnites ) dikenal 7 satuan dasar, dimana setiap satuan dasar mempunyai satuan
standar dengan simbol yang biasa digunakan untuk menandainya ( lihat tabel )
Tabel Satuan SI
Besaran Dasar
Simbol
Panjang
Meter ( metre )
Masa
Kilogram ( Kilogram )
Kg
Waktu
Detik ( second )
Arus listrik
Ampe ( Ampere )
Tempratur termodinamika
Kelvin ( Kelvin )
Jumlah zat
Mol ( Mol )
Mol
Intensitas cahaya
Satuan tambahan
Lilin ( Candela )
cd
Sudut bidang
Radial ( radial )
rad
BAB II
adalah
serangkaian
kegiatan
yang
bertujuan
untuk
menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kwantitatif). Jadi mengukur
adalah suatu proses mengaitkan angka secara empirik dan obyektif pada sifatsifat
obyek atau kejadian nyata sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai obyekatau kejadian yang diukur.
Instrumentasi (Instrumentation)
Bidang ilmu dan teknologi yang mencakup perencanaan, pembuatan dan
penggunaan instrument atau alat ukur besaran fisika atau sistem instrument untuk
keperluan diteksi, penelitian, pengukuran, pengaturan serta pengolahan data.
Metrologi (Metrology)
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berkaitan dengan kegiatan
pengukuran.
Metrologi mencakup tiga hal utama:
a. Penetapan
definisi
satuansatuan
ukuran
yang
diterima
secara
Satuan Turunan
Meter
Kilogram
Sekon
Amper
Kelvin
mole
candela
Simbol
M
Kg
S
A
K
Mol
Cd
Satuan Turunan
Meter persegi
Meter kubik
Meter per sekon
Meter per sekon kuadrat
Radian per sekon rad
Radian per sekon kuadrat
Kilogram per meter kubik
Simbol
m2
m3
m s1
m s2
s1
rad s2
kg m3
satuan m, dan besaran waktu yang diukur dalam satuan s, maka besaran
kecepatan yang diukur dalam satuan m/s dapat diturunkan. Satuan turunan
dinyatakan dalam satuan dasar dengan simbol matematis perkalian dan
pembagian.
1.2.3
Satuan
Simbol
Dalam
turunan SI
khusus
satuan
nama khusus
Herz
Newton
Pascal
Joule
Watt
Coulmb
Volt
Farad
Ohm
Siemens
Webere
Henry
lumen
lux
SI
Hz
N
Pa
J
W
C
V
F
S
Wb
T
H
lm
becquerel
gray
sievert
radian
Steradian
Bq
Gy
Sv
Rad
Sr
N/m2
N.m
J/s
W/A
C/V
V/A
A/V
V.s
Wb/A
Wb/A
Cd.sr
J/kg
J/kg
Dalam Satuan
Dasar SI
s1
m.kg.s2
m1 kg s2
m2 kg s2
m2 kg s3
s.A
m2 kg s3A1
m2 kg1 s4A2
m2 kg s3A2
m2 kg1 s3A2
m2 kg s2A1
m2 kg s2 A1
m2 kg s2A2
m2 s2Cd =
Cd
s1
m2 s2
m2 s2
m.m1 = 1
m.m1 = 1
1.2.4
Satuan Turunan
Simbol
Dalam
Satuan
Viskositas dinamik
Momen gaya
Tegangan permukaan
Kecpatan sudut
Percepatan sudut
Densitas fluk panas
Kapasitan panas, entropi
Kapasitas panas spesifik,
pascal newton
newton meter
newton per meter
radian per sekon
radian per sekon kuadrat
watt per meter persegi
joule per kelvin
Joule per kilogram kelvin
Pa.s
N.m
N/m
Rad/s
Rad/s2
W/m2
J/K
J(kh.K)
Dasar SI
m1 kg.s1
m2 kg.s2
kg.s2
m.m1 s1 = s1
m.m1 s2 = s2
Kg.s3
m2 kg. s2.K1
m2. s2.K1
entopi spesifik
Energi spesifik
Konduktivitas termal
Densitas energi
Kekuatan medan listrik
Densitas muatan listrik
Densitas fluks listrik
Permitivitas
Permeabilitas
Energi molar
Entropy molar, kapasitas
J/kg
W(m.K)
J/m3
V/m
C/m3
C/m2
F/m
H/m
J/mol
J/(mol/K)
m2 . s2
m.kg.s3.K1
m1.kg.s2
m.kg.s3.A1
m3.s.A
m2.s.A
m3.kg1 s4 A2
m.kg.s2.A2
m2.kg.s2.mol1
m2.kg.s2.K1mol
panas
Paparan sinar X dan Y
Intensitas radian
C/kg
Gy/s
kg1.s.A
m2s3
W/sr
m4.m2.kg.s3=
radiansi
m2 kg.s3
m2.m2.kg.s3 =
Konsentrasi katalik
sterad
katal per meter kubik
kg s3
m3.s1.mol
sr)
Kat/m3
Besaran
Waktu
Sudut permukaan
Satuan
Menit
Simbol
min
Jam
1 h = 60 min = 3600 s
hari
1 d = 24 h
derajat
1 = ( /180) rad
menit
1 = (1/60) = (/10800)
sekon
rad
nygrad
gon
1 = (1/60) = (/648000)rad
Satuan
Mil laut
Knot
Simbol
Karat
m/s
1 karat = 2 x 104 kg = 200
Densitas linier
Kekuatan sistem optik
Tekanan pada fluida
Tex
Dioptri
Milimeter
mmHg
mg
1 tek = 106 kg/m = 1 mg/m
1 dioptri = 1 m1
1 mmHg = 133 322 Pa
merkuri
Are
Hektar
Bar
Angtrom
barn
a
ha
bar
A
b
1 a = 100 m2
1 ha = 104 m2
1 bar = 100 k Pa = 105 Pa
1 A = 0,1 nm = 1010 m
1 b = 1028 m2
Massa
tek
10
102
103
106
Nama
Perfiks
deka
hekto
kilo
mega
Simbol
da
h
k
M
Faktor
1
10
102
103
106
Nama
Simbol
Perfiks
desi
centi
milli
micro
d
c
m
109
1012
1015
1018
1021
1024
giga
tera
peta
exa
zetta
yolta
109
1012
1015
1018
1021
1024
G
T
P
E
Z
Y
nano
pico
femto
atto
zepto
yocto
n
p
f
a
z
y
obyek
terhadap
standar
yang
relevan
dengan
mengikuti
e. Metode subtitusi
yang sama Dan kita tidak akan punya waktu dan biaya untuk melakukan
seperti tersebut diatas. Karena itu harga yang benar tidak akan pernah
diketahui, kemungkinan hanya dapat angka pendekatan saja. yang
berdasarkan harga ratarata dari sejumlah pengamatnya. Akan tetapi harga
ratarata saja tidak cukup, angka tersebut harus disertai dengan keterangan
yang menyatakan:
a. Rentang yang menyatakan berapa dekatnya nilai pendakatan tersebut
terhadap harga yang sebenarnya.
b. Jaminan atau tingkat keyakinan (Confidence Level) bahwa angka rata
rata akan diperoleh lagi jika kita melakukan beberapa kali terhadap
besaran tersebut.
Contoh: Bila dari hasil penimbangan massa dituliskan sbb:
( 100 2 ) kg pada Confidence Level = 95%
ALAT UKUR
2.1 Pengertian Alat Ukur (instrument)
Untuk melakukan kegiatan pengukuran, diperlukan suatu perangkat
yang dinamakan instrumen (alat ukur). Jadi instrumen adalah sesuatu yang
digunakan untuk membantu kerja indera untuk melakukan proses
pengukuran. Misalnya pada mobil, manometer (pressure gauge) pengukur
tekanan udara dalam ban, termometer ( pengukur suhu mesin),
speedometer (pengukur kecepatan) levelmeter (pengukur bahan bakar pada
tangki), pH meter (pengukur derajat keasaman dalam batere) dst.
Instrument atau alat ukur terdiri dari banyak jenis yang dapat juga
dikelompokkan melalui disiplin kerja atau besaran fisiknya. diantaranya:
balok ukur,
profile proyector, universal measurung machine dst.
alat ukur massa : timbangan,comparator elektronik,weight set dst
alat ukur mekanik; tachometer, torquemeter, stroboscope dll
alat ukur fisik : gelas ukur, densitometer, visosimeter, flowmeter
alat ukur listrik: voltmeter, amperemeter, jembatan Wheatstone
alat ukur suhu: termometer gelas, PRT
berfungsi
untuk
memperkuat/memperjelas
dengan
mengubah sinyal sinyal yang diterima dari sensor dan mengirim hasil
Contoh tranduser pada mikometer berupa sistem ulir presisi, pada dial
indikator berupa sistem rodagigi yang dapat mengubah dari gerakan
linier menjadi gerakan berputar pada indikatornya.
3. Penunjuk atau indikator bertugas untuk menayangkan data ukur yang
berupa garisgaris skala pada mikrometer atau jarum yang bergerak
melingkar dengan menunjuk skala ukur yang melingkar juga.
Rekorder dapat mencatat data ukur dalam bentuk numerik atau grafik,
sedangkan kontroler berfungsi untuk mengendalikan besarnya nilai
obyek yang diukur sesuai dengan nilai ukur yang dikehendaki. Tidak
semua alat ukur dilengkapi dengan rekorder dan atau kontroler, namun
untuk alatalat ukur yang modern yang dilengkapi dengan pembacaan
digital sering dilengkapi dengan pengolah data secara statistik (SPC
statistic process control). Komponen pengolah data ini sangat
membantu
khususnya
bagi
mereka
yang
bekerja
dibagian
yang bersertifikat. Output dari kalibrasi adalah sertifikat kalibrasi dan label
atau stiker yang disematkan pada alat yang sudah dikalibrasi.
Tiga alasan penting, mengapa alat ukur perlu dikalibrasi
1. Memastikan bahwa penunjukan alat tersebut sesuai dengan hasil
pengukuran lain
2. Menentukan akurasi penunjukan alat.
3. Mengetahui keandalan alat,yaitu alat ukur dapat dipercaya.
3.4.
Manfaat kalibrasi
Dengan kalibrasi suatu alat ukur atau standar ukur, nilai ukurnya
dapat dipantau, sehingga tindakan yang tepat dapat segera diambil bila
penyimpangan yang terjadi sudah diluar batas toleransi yang diijinkan
terhadap spesifikasi standarnya.
Penggunaan alat ukur yang masih baik berdasarkan hasil kalibrasi berguna:
untuk pengukuran yang baik langsung atau tidak langsung
menyangkut keselamatan.
hasil produk yang cacat atau menyimpang dapat dihindari/ditekan
sekecil mungkin
untuk menjamin bahwa hasil pengukuran yang dilakukan dapat
tertelusur ke standar nasional/internasional.
Untuk menarik manfaat tersebut diatas, semua jenis alat ukur semua
besaran perlu dikalibrasi.
PENGUJIAN
Pengujian adalah suatu kegiatan untuk menentukan sifatsifat suatu produk,
proses atau jasa, menurut suatu prosedur, metodologi atau persyaratan tertentu.
Pengujian suatu produk peralatan bertujuan untuk mengetahui kondisi
peralatan tersebut cukup baik dan sesuai dengan spesifikasi peralatan yang
diminta oleh konsumen pada saat dikirim oleh produsen pada saat dikirim oleh
PENGUJIAN TARIK
Tujuan dari dilakukannya suatu pengujian mekanis adalah untuk
menentukan respon material dari suatu konstruksi, komponen atau rakitan
fabrikasi pada saat dikenakan beban atau deformasi dari luar. Dalam hal ini
akan ditentukan seberapa jauh perilaku inheren (sifat yang lebih merupakan
ketergantungan atas fenomena atomik maupun mikroskopis dan bukan
dipengaruhi bentuk atau ukuran benda uji) dari material terhadap
pembebanan tersebut. Di antara semua pengujian mekanis tersebut,
pengujian tarik merupakan jenis pengujian yang paling banyak dilakukan
karena mampu memberikan informasi representatif dari perilaku mekanis
material.
Pengujian tarik adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
sifat-sifat mekanik yang dimiliki logam yaitu kekuatan tarik (tensile
strength, u), kekuatan luluh (yield strength, y), modulus elastisitas
(elasticity modulus, E), elongasi (elongation, ) dan reduksi penampang
(reduction in area, RA).
PENGUJIAN KEKERASAN
3.1 Teori Dasar
Proses pengujian kekerasan dapat diartikan sebagai kemampuan suatu
bahan terhadap pembebanan dalam perubahan yang tetap. Dengan kata lain,
ketika gaya tertentu diberikan pada suatu benda uji yang mendapat pengaruh
pembebanan, benda uji akan mengalami deformasi. Kita dapat menganalisis
seberapa besar tingkat kekerasan dari bahan tersebut melalui besarnya beban
yang diberikan terhadap luas bidang yang menerima pembebanan tersebut.
Kita harus mempertimbangkan kekuatan dari benda kerja ketika
memilih bahan benda tersebut. Dengan pertimbangan itu, kita cenderung
memilih bahan benda kerja yang memiliki tingkat kekerasan yang lebih
tinggi. Alasannya, logam keras dianggap lebih kuat apabila dibandingkan
dengan logam lunak. Meskipun demikian, logam yang keras biasanya
cenderung lebih rapuh dan sebaliknya, logam lunak cenderung lebih ulet
dan elastis.
Pengujian kekerasan bahan logam bertujuan mengetahui angka
kekerasan logam tersebut. Dengan kata lain, pengujian kekerasan ini bukan
untuk melihat apakah bahan itu keras atau tidak, melainkan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat kekerasan logam tersebut. tingkat
kekerasan logam berdasarkan pada standar satuan yang baku. Karena itu,
prosedur pengujian kekerasan pun diatur dan diakui oleh standar industri di
dunia sebagai satuan yang baku. Satuan yang baku itu disepakati melalui
tiga metode pengujian kekerasan, yaitu penekanan, goresan, dan dinamik.
Tabel 3.1 Logam Ferro Dan Pemakaiannya
Nama
Baja
lunak
(mild steel)
Komposisi
Campuran
ferro
karbon (0.1-0.3%)
dan
Sifat
Ulet dan
dapat
ditempa dingin
Pemakaian
Pipa, mur, baut dan
sekrup
Baja
karbon
sedang (medium
carbon steel)
Baja
karbon
tinggi
(high
carbon steel)
Baja kecepatan
tinggi
(high
carbon steel)
Campuran
ferro
dan
Lebih ulet
peron
Perlengkapan mesin
Campuran
ferro
dan
Baja
karbon
tinggi
perkakas,
disepuh
Getas,
dapat
disepuh
keras,
dimudakan
tahan
dan
terhadap
suhu tinggi
kikir,
adalah
3.3
Skala
Kekerasan
Dan
Pemakaiannya
(D d )
D
D
2P
BHN =
dimana :
P = beban yang diberikan (KP atau Kgf)
D = diameter indentor yang digunakan
d = diameter bekas lekukan
Kekerasan ini disebut kekerasan Brinell, yang biasa disingkat
dengan HB atau BHN (Brinell Hardness Number). Semakin
keras logam yang diuji, maka semakin tinggi nilai HB. Bahan-
teliti
dengan
mikrometer
pada
mikroskop.
2 Fsin 2
D
1.8554 F
D2
Kesimpulan
-
PENGUJIAN IMPAK
Pada pengujian ini adalah suatu bahan uji yang ditakik, dipukul oleh
pendulum (godam) yang mengayun. Dengan pengujian ini dapat diketahui
sifat kegetasan suatu bahan. Cara ini dapat dilakukan dengan charpy atau
cara izod. Pada pengujian kegetasan bahan dengan cara impact charpy,
pendulum diarahkan pada bagian belakang takik dari batang uji. Sedangkan
pada pengujian impact cara izod adalah pukulan pendulum diarahkan pada
jarak 22 mm dari penjepit dan takikannya menghadap pada pendulum.
Pengerjaan benda uji pada impact charpy dan izod dikerjakan habis pada
semua permukaan. Takikan dibuat dengan mesin fris atau alat notch khusus
takik. Semua dikerjakan menurut standar yang ditetapkan yaitu JIS Z .
PENGUJIAN BENGKOK
Uji Bending (pengujian lengkung) merupakan salah satu pengujian
sifat mekanik bahan yang dilakukan terhadap spesimen dari bahan baik
bahan yang akan digunakan sebagai konstruksi atau komponen yang akan
menerima pembebanan lengkung maupun proses pelengkungan dalam
pembentukan. Pelengkuan (bending) merupakan proses pembebanan
terhadap suatu bahan pada suatu titik ditengah-tengah dari bahan yang
ditahan diatas dua tumpuan. Dengan pembebanan ini bahan akan mengalami
deformasi dengan dua buah gaya yang berlawanan bekerja pada saat yang
bersmaan. Gambar dibawah ini memperlihatkan prilaku bahan uji selama
pembebanan lengkung.
PENGUJIAN MULUR
III merupakan daerah tertier yaitu daerah dimana material mulai mengalami
rupture atau dalam keadaan tidak aman.
Dari creep test didapat kurva creep pada pembebanan dan tegangan
konstan sebagai berikut:
Kurva diatas didapat dari creep test yang memiliki kelemahan dalam
pengerjaannya yaitu waktu yang lama (10000 jam), beban rendah, sulit
mendapatkan kurvanya karena tiap kali pengecilan penampang perlu
penurunan tegangan. Untuk itu agar creep lebih mudah di amati maka
dilakukan creep rupture test yang menggunakan beban yang besar dan
waktu yang singkat.
sangat cepat. Tahap ini merupakan tahap dimana terjadi initial crack. Stage
II yaitu kondisi kesetimbangan antara mekanisme work hardening dan
recovery. Pada tahap ini spesimen uji tetap berada dibawah pembebanan dan
tetap bertambah panjang, namun tidak secepat tahap pertama. Laju mulur
akan turun terhadap waktu hingga keadaan semakin seimbang. Tahap ini
bergantung kepada temperatur dan tingkat pembebanan pada benda uji.
Semakin besar beban dan semakin tinggi temperatur, maka pertambahan
panjang dari benda uji akan semakin besar. Stage III adalah tahap
pertambahan panjang benda uji secara cepat menuju perpatahan. Pada tahap
ini terjadi pengurangan luas penampang akibat adanya necking yang
mengakibatkan bertambahnya tegangan dalam beban yang kostan sehingga
menambah peningkatan deformasi.
Pada kondisi creep, patah akan terjadi apabila creep strain telah
mengakibatkan regangan mencapai regangan maksimal. Karena creep rate
akan meningkat dengan naiknya tegangan dan/ atau temperatur, maka umur
hidup atau masa kerja sampai patah akan menurun bila tegangan dan/atau
temperatur dinaikkan. Pada praktikum ini, spesimen uji tidak patah.
Kemungkinan disebabkan oleh kurangnya tegangan dan temperatur yang
bekerja pada spesimen uji. Namun, tetap terjadi perubahan dimensi awal
dan akhir. Panjang spesimen uji awal yaitu 32 mm dan diameter awal yaitu
5 mm, sedangkan panjang spesimen uji akhir yaitu 41.18 mm dan diameter
akhir yaitu 4.34 mm.
6.2 Kesimpulan
-
dengan penetrant ini dilakukan untuk cacat permukaan (cacat retak/retak halus),
dapat digunakan untuk material metal atau non metal, dan tidak bisa diperiksa
dengan spot check. Uji liquid penetran, berfungsi untuk mengetahui discontinuity
halus pada permukaan seperti retak, berlubang atau kebocoran. Prinsip kerja
loquid penetrant testing, yaitu: cairan penetrant akan masuk ke dalam defect
dipermukaan berdasarkan aksi kapilaritas.
Discontinuity yang mampu dideteksi dengan pengujian ini adalah
discontinuity yang bersifat mikro yaitu discontinuity yang tidak dapat
diamati dengan mata telanjang. Deteksi discontinuity dengan cara ini tidak
terbatas pada ukuran, bentuk dan arah discontinuity, struktur bahan maupun
komposisinya.
Jenis penetrant dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Tipe Penetrant
a. Visible Dye Penetrant
Berisi cairan penetrant biasanya berwarna merah. Proses
ini tidak membutuhkan pencahayaan ultra violet, tetapi
membutuhkan
cahaya
putih
yang
cukup
untuk
pengamatan.
b. Fluorescent Penetrant
Cairan berwarna hijau muda terang (dengan bantuan
cahaya ultraviolet). Liquid penetrant ini adalah yang dapat
berkilau bila disensivitas fluorescent penetrant bergantung
pada kemampuannya untuk menampilkan diri terhadap
cahaya ultra violet yang lemah pada ruangan yang gelap.
c. Dual Sensitivity Penetrant
Berisi kombinasi cairan visible dan fluorescent. Pada
system ini, specimen yang telah mengalami pengujian,
untuk mengetahui cacat di permukaannya dengan cara
dilihat melalui bantuan cahaya lampu dengan kekuatan
minimal 100 Fc. Tetapi apabila dengan cara itu tidak
pemanfaatan
cairan
penetrant
untuk
memasuki
celah
Cacat yang terjadi pada spesimen uji hasil las yaitu imperfect shape
dalam bentuk undercut dan cacat retak transversal.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan mengetahui alat ukur apa yang digunakan, proses pengukuran, serta
pembacaan hasil pengukuran pada bidang kebengkokan, ketegaklurusan, dan
backlash. Kita menjadi lebih paham tentang melakukan pengukuran pada suatu
bidang tertentu. Disamping itu, cara mengukur yang benar dan pembacaan hasil
alat ukur membutuhkan ketelitian yang ekstra. Karena kesalahan sedikit saja
dalam mengukur dan pembacaan hasil alat ukur akan mempengaruhi hasil akhir
yang didapat
Pengukuran
merupakan
suatu
kegiatan
untuk
menhubungkan
mengkaitkan angka secara empirik dan objective pada sifat sifat objective /
kejadian nyata sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai suatu objek /
kejadian tertentu dari angka yang telah kita dapatkan tadi.
PENGUJIAN
Pengujian adalah suatu kegiatan untuk menentukan sifatsifat suatu produk,
proses atau jasa, menurut suatu prosedur, metodologi atau persyaratan tertentu.
Pengujian suatu produk peralatan bertujuan untuk mengetahui kondisi
peralatan tersebut cukup baik dan sesuai dengan spesifikasi peralatan yang
diminta oleh konsumen pada saat dikirim oleh produsen pada saat dikirim oleh
produsen/kontraktor. Pengujian biasanya dilakukan pada awal penggunaan
peralatan tersebut
Secara umum pengujian suatu produk dapat dibagi menjadi 3 jenis pengujian,
yaitu:
Pengujian keandalan (Reliability Test)
Pengujian keamanan (Safety Test)
Pengujian Fungsi ( Fungtion Test)
DAFTAR PUSTAKA
Yuwono, Akhmad Herman. 2009. Buku Panduan Praktikum Karakterisasi
Material I Pengujian Merusak (Destructive Testing). Depok: Departemen
Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Yunus, Asyari D. Struktur dan Sifat Material. Jakarta: Universitas Darma Persada
Anonim. Modul Praktikum Metalurgi (Logam). Surakarta: Fakultas Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ramha, Anita. Memeriksa Crack Hasil Las pada Material dengan Metode NDT
Dye
Penetrant
Testing.
[Online]
(http://www.apiiws.org/pdf/pemeriksaan-crack-pada-material-dengan-metode-ndt-dyepenetran-testing.pdf)