PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Metrologi
Kita telah mengenal apa yang disebut dengan mistar atau penggaris, mistar
ini ada yang terbuat dari kayu, ada yang dari pastik, dan yang paling baik terbuat
dari besi stainless. Pada salah satu penampang lebar dari mistar tersebut biasanya
dicantumkan angka-angka yang menunjukkan skala dari mistar. Dengan mistar ini
kita dapat menentukan ukuran panjang sesuatu yang besarnya dapat dibaca
langsung dari penunjukan skala yang ada pada mistar. Dengan mistar ini kita
dapat menentukan ukuran panjang sesuatu yang besarnya dapat dibaca langsung
dari penunjukan skala yang ada pada mistar. Dengan demikian mistar yang
digunakan untuk mengukur panjang tersebut dapat dinamakan sebagai alat ukur.
Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa mistar merupakan alat ukur yang paling
sederhana bila ditinjau adanya satuan dasar.
Alat ukur adalah perangkat untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu
kuantitas atau variabel fisis. Pada umumnya alat ukur dasar terbagi menjadi dua,
yaitu alat ukur analog dan digital. Ada dua sistem pengukuran yaitu sistem analog
dan sistem digital. Alat ukur analog memberikan hasil ukuran yang bernilai
kontinu, misalnya penunjukkan temperatur yang ditunjukkan oleh skala, petunjuk
jarum pada skala meter, atau penunjukan skala elektronik. Alat ukur digital
memberikan hasil pengukuran yang bernilai diskrit. Hasil pengukuran tegangan
atau arus dari meter digital merupakan sebuah nilai dengan jumlah digit tertentu
yang ditunjukkan pada panel display-nya.
Sensor merupakan bagian dari alat ukur yang menghubungkan alat ukur
dengan benda atau objek ukur. Atau dengan kata lain sensor merupakan peraba
dari alat ukur. Sebagai peraba dari alat ukur, maka sensor ini akan kontak
langsung dengan benda ukur. Contoh dari sensor ini antara lain yaitu: kedua ujung
dari mikrometer, kedua lengan jangka sorong, ujung dari jam ukur, jarum dari alat
ukur kekasaran. Contoh-contoh sensor ini termasuk dalam kategori sensor
mekanis. Pada alat-alat ukur optik juga memiliki sensor yaitu pada sistem
lensanya. Ada juga sensor lain yaitu sensor pneumatis yang banyak terdapat
dalam alat-alat ukur yang prinsip kerjanya secara pneumatis.
2. Pengubah
Ada satu bagian dari alat ukur yang sangat penting yang berfungsi sebagai
penerus, pengubah atau pengolah semua isyarat yang diterima oleh sensor, yaitu
yang disebut dengan pengubah. Dengan adanya pengubah inilah semua isyarat
dari sensor diteruskan ke bagian lain yaitu penunjuk/pencatat yang terlebih dahulu
diubah datanya oleh bagian pengubah. Dengan demikian pengubah ini
mempunyai fungsi untuk memperjelas dan memperbesar perbedaan yang kecil
dari dimensi benda ukur. Pada bagian pengubah inilah yang diterapkan
bermacam-macam cara kerja, mulai dari cara kinematis, optis, pneumatis, sampai
pada cara gabungan.
3. Penunjuk atau Pencatat
Hampir semua alat ukur mempunyai bagian yang disebut dengan penunjuk
atau pencatat kecuali beberapa alat ukur batas atau standar. Dari bagian penunjuk
inilah dapat dibaca atau diketahui besarnya harga hasil pengukuran. Secara umum,
penunjuk/pencatat ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Susunan garis-garis yang dibuat secara teratur dengan jarak garis yang
tetap serta tiap garis mempunyai arti tertentu biasanya disebut dengan skala. Pada
alat ukur panjang satu meter misalnya, jarak antara dua garis atau jarak antara
garis-garis menunjukkan bagian-bagian dari satu meter. Demikian juga untuk alat-
alat ukur yang lain misalnya derajat untuk sudut. Dalam pembacaan skala
biasanya dibantu dengan garis indeks atau jarum penunjuk yang bergeser secara
relatif terhadap skala. Dengan memerhatikan posisi dari garis indeks dan jarum
penunjuk maka diketahui berapa besar dimensi dari objek yang diukur.
3.1 Kesimpulan
DISUSUN OLEH :
MOHAMMAD SHOLEHUDIN
131910101073
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Metrologi dan Peningkatan Kualitas Produk tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Pak Ir. Dwi Djumharianto, M.T. selaku dosen Metrologi atas
bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis
dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan
makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis