Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN GERAKAN DAN GETARAN

1. Pendahuluan

Getaran adalah gerakan osilasi (bolak-balik) suatu benda yang berhubungan


dengan gaya. Kebanyakan mesin dan struktur rekayasa mengalami getaran sampai
derajat tertentu, dan secara umum dalam mendesainnya membutuhkan
pertimbangan terhadap sifat osilasinya.

Pengukuran parameter gerakan dan getaran merupakan hal yang penting dalam
banyak aplikasi. Parameter yang diukur biasanya berupa kecepatan, percepatan,
atau amplitudo getaran. Parameter ini merupakan parameter yang penting dalam
analisa yang digunakan untuk mengurangi getaran atau tingkat kebisingan, serta
memprediksi kegagalan fatik atau kegagalan karena kelelahan pada sebuah
struktur.

2. Parameter & Pengukuran Getaran Sederhana

Getaran memiliki beberapa parameter penting, diantaranya adalah amplitudo dan


frekuensi.

a. Amplitudo
Amplitudo adalah getaran dari hasil respon / reaksi dari sebuah system. Jika
sebuah systen memiliki reaksi amplitudo yang linear, maka rasio getaran input
dan outputnya akan konstan dalam jangka input amplitudo tertentu. Dalam
sebuah system atau mesin, getaran yang dihasilkan akan bervariasi, namun
normalnya akan kecil. Namun jika getarannya terlalu besar atau amplitudo
linearnya melebihi batasannya, maka hal itu akan mengganggu dan
membahayakan kinerja sebuah sistem ataupun mesin.
Getaran

θ 𝑠 = 𝑎 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡 2𝑎

(a) (b)

Gambar 2.1 Pengukuran Amplitudo Sederhana

Salah satu pengukuran amplitudo sederhana dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Sebuah benda ditempelkan kesebuah dinding bergetar. Pada gambar (a) dinding
berada pada keadaan diam sehingga benda berada dalam keadaan istirahat atau
diam juga, sedangkan pada gambar (b) dinding bergetar sehingga benda
bergerak dengan amplitudo 2𝑎. Pada keadaan x, maka amplitudonya adalah :

𝜃
𝑎 = 𝑥 𝑡𝑎𝑛 (1)
2

Dimana :
𝜃 = total besaran derajat benda
𝜔 = frekuensi, Hz
𝑡 = waktu, s

Pengukuran sederhana ini memiliki batasan terhadap gerakan amplitudo besar,


biasanya pengukuran sederhana ini dapat digunakan untuk 𝑎 > 0.8 mm.
b. Frekuensi
Frekuensi adalah jumlah periode getaran yang terjadi dalam satu putaran
waktu. Dengan mengetahui frekuensi yang terjadi pada saat sebuah sistem atau
mesin bekerja maka gangguan yang terjadi pada sebuah sistem atau benda
tersebut dapat diketahui. Pengukuran frekuensi sederhana dapat dilihat pada
Gambar 2.2. Pada saat batang diletakkan pada balok yang tertempel pada
dinding yang bergetar maka frekuensi naturalnya akan sama dengan frekuensi
dinding yang bergetar, karena hal itu maka akan terjadi resonansi yang
ditunjukkan pada gambar (b).

Getaran
𝑠 = 𝑠0 cos 𝜔𝑛 𝑡

(a) (b)

Gambar 2.2 Pengukuran Frekuensi Sederhana

Frekuensi natural pada batang kantilever dapat diketahui dengan rumus berikut
:
𝐸𝐼
ω𝑛 = 𝐶𝑛 √𝑚𝐿4 (2)

Dimana :
ω𝑛 = natural frekuensi, Hz
E = young’s modulus untuk material batang, psi atau N/m2
I = momen inersia, in4 atau m4
m = masa batang persatuan panjang, lbm/in atau kg/m
L = panjang batang, in atau m
𝐶𝑛 = 11.0 British Standard atau 0.550 untuk satuan SI
3. Pengukuran Getaran Berdasarkan ISO

Berdasarkan standard ISO 10816-1 terdapat beberapa parameter dalam


pengukuran, diantaranya adalah jangka / rentang frekuensi (frequency range),
besaran getaran (vibration magnitude), tingkat getaran (vibration severity) dan
kuantitas pengukuran (measurement quantity).

a. Rentang Frekuensi
Pengukuran frekuensi harus dilakukan dengan rentang yang seluasnya
sehingga semua spektrum frekuensi yang terjadi pada mesin tercakup semua.
Rentang frekuensi setiap mesin berbeda-beda, bergantung pada jenis
mesinnya. Dalam kata lain benda yang digunakan untuk mengukur frekuensi
mesin harus lebih besar daripada frekuensi yang dapat terjadi pada mesin
sehingga pengukuran frekuensi dapat dilakukan secara keseluruhan atau
mencakup semuanya.

b. Besaran Getaran
Hasil pengukuran oleh sebuah instrumen yang digunakan untuk mengukur
getaran harus sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar, sebagai contoh sesuai
dengan suhu, kelembaban, dan lainnya. Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah transduser getaran yang dipasang dengan benar dan tidak
mempengaruhi karakteristik getaran mesin.

c. Tingkat Getaran
Nilai maksimum besaran yang diukur berdasarkan standard mesin dan juga
kondisi operational didefinisikan sebagai tingkat getaran. Untuk sebagian
besar jenis mesin, tingkatan nilai getaran tersebut mencirikan status getaran
tersebut. Namun, untuk beberapa jenis mesin, pendekatan ini mungkin tidak
sesuai dan tingkat getarannya harus dilihat secara independen dibeberapa
tempat.
d. Kuantitas Pengukuran
Kuantitas pengukuran berdasarkan ISO 10816-1 dibagi menjadi 3, yaitu :
- Pembebanan Getaran : pembebanan getaran dapat diukur ketika energi
signifikannya dibawah batasan breakpoint (fx).
- Kecepatan Getaran : kecepatan getaran dapat diukur ketika energi
signifikannya dibawah batasan breakpoint (fx).
- Percepatan Getaran : percepatan getaran dapat diukur ketika energi
signifikannya diatas batasan breakpoint (fy).

R.
m.s Zona D
kec
epa
tan Zona C

Zona B

Zona A

𝑓𝑙 𝑓𝑥 𝑓𝑦 𝑓𝑢
Frekuensi, f

Gambar 3.1 Batas Kriteria Kecepatan Getaran Yang Dapat Diterima

Dimana,
Zona A : getaran dari mesin yang baru saja diperiksa biasanya berada pada
zona ini.
Zona B : mesin dengan getaran di zona ini biasanya berada pada kondisi
normal atau dapat dioperasikan dalam jangka panjang.
Zona C : mesin dengan getaran di zona ini biasaynya berada pada kondisi
tidak baik jika dioperasikan dalam jangka panjang.
Zona D : getaran dari mesin ini berada dalam kondisi yang dikatakan tidak
baik sehingga dapat merusak mesin.
Referensi

[1] Holman, J. (2012). Experimental Methods for Engineer (8th ed.). New York,
America: McGraw-Hill Companies, Inc.
[2] ISO. (1995). 10816-1 - Mechanical Vibration - Evaluation of machine vibration
by measurements on non-rotating parts. Geneve: International Standard
Organization.
[3] Thomson, W. T., & Dahleh, M. D. (2005). Theory of Vibration with Application
(5th ed.). Prantice-Hall, Inc.

Anda mungkin juga menyukai