Anda di halaman 1dari 43

Laporan

Dasar Vibrasi dan Analisa Vibrasi


Menggunakan ADRE dan CSI
Analyzer

Disusun Oleh :

Afif Widia Atmaja [ 6513010002 ]

LNG Academy

Politeknik Negeri Jakarta – Badak LNG

Tahun 2015
BAB I

PENDAHULUAN DAN DASAR TEORI

1.1 Pendahuluan

Rotating Equipment saat ini sangat berkembang pesat penggunaannya dalam dunia industri,
baik sebagai power generator, penggerak fluida, dan sebagainya. Dengan konfigurasi yang
kompleks, Rotating Equipment sangat rentan terhadap kegagalan pada mesin yang dapat
terjadi kapan saja. Karena hal itu, mengetahui kondisi performance kerja dari suatu mesin
rotating sangatlah penting untuk menjaga agar rotating equipment tidak rusak. Kondisi tersebut
dapat diketahui dengan melakukan predictive maintenance yaitu dengan pengetesan vibrasi
pada mesin tersebut. Vibrasi dari mesin dapat mengindikasikan adanya suatu kondisi abnormal
yang sedang terjadi. Pengukuran dan analisis getaran merupakan salah cara terbaik yang ada
untuk mendeteksi dan mengontrol kondisi mekanikal dari mesin-mesin rotasi. Dengan
melakukan analisis getaran terhadap data-data getaran yang dikumpulkan, dapat diperkirakan
kondisi suatu mesin dan kerusakan-kerusakan yang terjadi untuk perencanaan tindakan
perbaikan selanjutnya.
Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu mesin dari posisi seimbang karena pengaruh gaya
dari luar atau dari mesin itu sendiri, jadi getaran ini akan konstan apabila tidak ada friksi atau
sesuatu yang mengganggu mesin untuk bergetar. Sebagai contoh suatu alat bermassa digantung
dengan menggunakan pegas apabila pegas tersebut ditarik atau ditekan (dikenai gaya luar)
maka secara otomatis benda akan mengalami gerakan, nah gerakan itulah yang dinamakan
dengan getaran.
Ada dua kelompok vibrasi yang umum, yaitu :

a) Vibrasi Bebas
Vibrasi bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada
dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja. Sistem yang
bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang
merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan kekuatannya.
Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas atau
getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.

b) Vibrasi Paksa
Vibrasi paksa adalah vibrasi yang terjadi karena rangsangan gaya luar, jika
rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi
rangsangan.
Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem, maka
akan didapat keadaan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi.
Kerusakan pada struktur besar seperti jembatan, gedung atau pun sayap pesawat
terbang, merupakan kejadian menakutkan yang disebabkan oleh resonansi. Jadi
perhitungan frekuensi natural merupakan hal yang utama.

Secara alami semua mesin akan bergetar dan menimbulkan kebisingan. Terjadinya getaran dan
kebisingan sangat berkaitan, meskipun suatu mesin yang beroperasi sangat bagus kemungkinan
timbulnya getaran dan kebisingan akan tetap muncul.
Jika tingkat getaran dan kebisingan pada mesin meningkat, maka hal tersebut dapat
mengindentifikasikan terjadinya kerusakan atau kesalahan mekanikal. Getaran dan kebisingan
pada mesin tidak akan meningkat jika tidak ada penyebabnya, yaitu adanya suatu gaya eksitasi.
Berdasar penalaran ini deteksi dan indentifikasi kesalahan-kesalahan mesin dapat dilakukan
melalui pengukuran dan analisis getaran / kebisingan. Setiap kerusakan pada mesin rotasi akan
menimbulkan karakteristik getaran dan kebisingan yang spesifik, sehingga memudahkan untuk
diidentifikasi.

Beberapa permasalahan getaran yang umum terjadi pada mesin-mesin rotating antara lain :

1. Unbalance pada bagian-bagian yang berputar.


2. Shaft coupling misalignment.
3. Keausan atau kerusakan bearing.
4. Shaft bengkok.
5. Mechanical looseness
6. Keausan atau kerusakan gear.
7. Kerusakan belt, keausan pulley (sheave).
8. Keausan rantai dan sprocket.
9. Variasi beban dan torsi.
10. Gaya elektromagnit
11. Gaya aerodinamik.
12. Gaya hidrolis.
13. Rubbing
14. Resonansi.

1.2 Dasar Teori


1.2.1 Parameter Getaran

Getaran mesin umumnya berupa sinyal komplek. Untuk memudahkan dalam mempelajarinya,
sinyal tersebut perlu diuraikan atau dipecah menjadi komponennya yang berupa sinyal
sederhana (gelombang sinus), menggunakan suatu metode yang dikenal dengan nama Fast
Fourier Transform (FFT). Contoh penguraian sinyal komplek menjadi sinyal sederhana
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Pada dasarnya suatu sinyal getaran mempunyai memiliki 3 parameter, yaitu amplitudo,
frekuensi dan fasa.

a. Amplitudo

Amplitudo adalah ukuran atau besarnya


sinyal vibrasi yang dihasilkan. Amplitudo dari
sinyal vibrasi mengidentifikasikan besarnya
gangguan yang terjadi. Makin tinggiamplitudo
yang ditunjukkan menandakan makin besar
gangguan yang terjadi, besarnyaamplitudo
bergantung pada tipe mesin yang ada. Pada mesin
yang masih bagus dan baru, tingkat vibrasinya
biasanya bersifat relatif. Vibration Parameter
Amplitudo
Parameter amplitudo dari suatu getaran meliputi :

1. Displacement

2. Velocity

3. Acceleration

Besarnya intensitas getaran dapat dinyatakan dalam berbagai cara, yaitu peak to
peak (Pk-Pk), peak (Pk), average, Root Mean Square (RMS), yang hubungan satu
dengan lainnya ditunjukkan pada gambar :

Hubungan antara berbagai cara menyatakan intensitas getaran

1. Peak to Peak dan Peak


Besarnya peak to peak (Pk-Pk) = 2 X peak (Pk).
2. Average
Nilai average adalah rata-rata nilai mutlak dari wave form (untuk gelombang sinus
nilainya sama dengan 0.5 peak).
3. RMS
Root mean square (RMS) adalah akar kuadrat dari rata-rata nilai kuadrat dari waveform
(untuk gelombang sinus nilainya sama dengan 0.707 X peak).

b. Frekuensi

Frekuensi adalah banyaknya periode getaran yang terjadi dalam satu putaran
waktu. Besarnya frekuensi yang timbul pada sat terjadinya vibrasi dapat
mengdentifikasikan jenis-jenis gangguan yang terjadi. Gangguan yang terjadi pada
mesin sering menghasilkan frekuensi yang jelas atau mengasilkan contoh frekuensi
yang dapat dijadikan sebagai bahan pengamatan.

Dengan diketahuinya frekuensi pada saat mesin mengalami vibrasi, maka


penelitin atau pengamatan secara akurat dapat dilakuakan untuk mengetahui
penyebabatau sumbeer dari permasalahan. Frekuensi merupakan salah satu parameter
vibrasi yang sangat penting untuk menganalisa jenis kerusakan suatu mesin. Frekuensi
getaran umumnya ditunjukkan dalam jumlah siklus yang terjadi dalam tiap – tiap menit.
Frekuensi getaran dalam satuan CPM akan membuat mudah dikaitkan dengan
karakteristik mesin lainnya, misalnya kecepatan putar, begitu ketika kita mempunyai
sebuah mesin yang berputar pada kecepatan 3000 RPM, kita dapat mengantisipasi
masalah tertentu dengan mencari frekuensi getaran yang kaitannya dengan kecepatan
putar mesin, yaitu 3000 RPM. Satuan waktunya : detik atau menit, dinyatakan dalam
satuan :

 RPM (Revolutions per Minute).


 CPM (Cycles per Minute)
 CPS (Cycles per Second)
 Hz ( Hertz)
Hz = CPS
Frekuensi (CPM) = 60 x Frekuensi (CPS atau Hz)

c. Phase Vibrasi

Fasa adalah perbedaan posisi dari getaran sebuah titik relatif terhadap titik referensi yang
diam (fasa absolute) atau relatif terhadap titik lain yang bergetar (fasa relative).

Fasa relative sebenarnya adalah perbedaan timing, dimana satu event muncul relatif
terhadap event yang lainnya. Jika suatu event terjadi pada waktu yang sama maka disebut
in-phase jika tidak maka disebut out of phase.
Pada gambar dibawah ini menunjukkan gelombang hitam mencapai puncaknya 180°
setelah gelombang biru. Oleh karena itu dikatakan kedua gelombang tersebut 180° out
of phase.

1.2.2 Pengukuran getaran

 Prinsip pengukuran ada 3 yaitu :

Sensor adalah adalah bagian yang merasakan suatu keadaan dari luar, kemudian
apa yang dirasakan akan diolah oleh alat lain yang bisa disebut processing untuk
dilakukan manipulasi data. Processing juga memiliki sensitivitas. Kemudain hasil
datanya dinamakan Output yang ditandai berupa angka.
 Tipe-tipe pengukuran getaran
Tipe pengukuran getaran ada 3 yaitu :
1. Pengukuran displacement
2. Pengukuran velocity
3. Pengukuran acceleration

 Displacement
Displacement (simpangan getaran) adalah ukuran dari pada jumlah gerakan dari
pada massa suatu benda, dimana hal ini menunjukkan sejauh manabenda bergerak maju
mundur (bolak-balik) pada saat mengalami vibrasi. Displacement adalah perubahaan
tempat atau posisi dari pada suatu objek atau benda meju suatu titik pusat (dalam hal ini
massa benda berada dalam posisi netral). Besarnya gaya daripada Displacement dapat
diketahui dari amplitude yang dihasilkan.

Digunakan dalam pengukuran vibrasi pada mesin – mesin yangmempunyai


frekuensi rendah (0 – 90.000 CPM). Displacement yaitu besarnya simpangan atau jarak
total suatu lintasan benda / massa yang berosilasi / bergetar / bervibrasi dari batas ekstrim
atas k ebatas ekstrim bawah atau sebaliknya. Satuan displacement dalam micron (μm
atau 1/1000 dari mm) atau mils (mili-inch atau 1/1000 dari inch). 1 mils = 25,4 micron.

 Velocity
Velocity (Kecepatan getaran) adalah jumlah waktu yang dibutuhkan pada saat terjadi
displacement (dalam hal kecepatan). Velocity adalah satu indikator yang paling baik
untuk mengetahui masalah vibrasi (contohnya unbalance, misaligment, mecanical
loosess, dan kerusakan bearing atau bearing defect) pada mesin berkecepatan sedang.
untuk bergerak kearah berlawanan.

Digunakan untuk pengukuran vibrasi untuk mesin – mesin yangmempunyai


frekuensi medium (600 – 90.000 CPM). Satuan dari velocity adalah mm/sec atau
inch/sec. 1inch/sec= 25,4mm/sec. Kerena getaran merupakan suatu gerakan, maka
getaran tersebut pasti mempunyai kecepatan. Kecepatan getaran ini biasanya dalam
satuan mm/det (peak). Karena kecepatan ini selalu berubah secara sinusoida, maka
seringkali digunakan pula satuan mm/sec (rms). Nilai peak = 1,414 x nilai rms. Kadang-
kadang digunakan juga satuan inch/sec (peak) atau inc/sec ( rms ) 1 inch = 25,4 mm.

 Accelerometer

Acceleration yaitu menyatakan percepatan pergerakan benda / massa yang


berosilasi atau indikasi dari adanya suatu gaya dimana percepatan inimerupakan laju
perubahan kecepatan getaran yang menjadi salah satukarakteristik getaran yang cukup
tinggi. Satuan dari acceleration adalah mm/sec², g’s, Inch/sec². Digunakan untuk
pengukuran vibrasi pada mesin – mesin yangmempunyai frekuensi tinggi (600 -
1.200.000 CPM).

Hubungan ketiga parameter vibrasi.


Dalam kondisi suatu mesin yang sedang bervibrasi, ketiga parameter ini selalu
ada dan tidak bisa berdiri sendiri-sendiri. Ketiganyamempunyai hubungan urutan
diferensial mulai dari Displacement,Velocity dan Acceleration.Ketiga rumusan itu
telah diuraikan diatas, dan jika digambarkan masing-masing adalah merupakan kurva
sinusoidal seperti pada Gambar.

1.2.3 Sensor Getaran


Tranducer

Untuk mengukur getaran pada mesin dan struktur digunakan tranducer atau
vibration pick up. Transducer merupakan suatu device untuk mengkonversikan suatu
energy kedalam bentuk lainnya, dalam hal ini energi getaran mekanik dikonversikan
kedalam bentuk lain menjadi suatu bentuk energy listrik.

Tranducer yang umum dipakai dalam pengukuran getaran mesin atau struktur,
umumnya adalah Eddy current atau proximity probe, velocity pick up dan
accelerometer. Setiap tranducer memiliki kelebihan masing-masing untuk suatu
aplikasi tertentu, tetapi juga mempunyai keterbatasan. Tidak ada satu tranducer yang
dapat memenuhi semua kebutuhan pengukuran. Suatu cara yang terbaik adalah memilih
jenis tranducer atau sensor yang paling bagus dan tepat untuk suatu pekerjaan
pengukuran getaran. Gambar berikut ini menunjukkan frequency range dari berbagai
tipe transducer.
1. Eddy Current Proximity Probe (Displacement)

Eddy current system terdiri dari tiga


komponen, yaitu :

- Probe yang terbuat dari kabel koil


yang dibungkus oleh plastik non
conductive atau material keramik.

- Extention cable dengan suatu panjang


(electrical length) tertentu.

- Proximitor yang didalamnya terdapat


suatu oscillator dan demodulator

Prinsip Kerja :

Suatu sinyal radio frekuensi (RF) dengan frekuensi tinggi pada 1,5 MHz (sebagai
carrier signal) dibangkitkan oleh oscillator, dikirimkan ke probe melalui extension cable
kemudian dipancarkan dari ujung probe dan menghasilkan magnetic field pada ujung
probe. Ketika shaft mendekati probe, maka terbentuklah Eddy current pada shaft. Dengan
terbentuknya Eddy current, energi yang dibangkitkan proximitor diabsorbsi/diserap dan
amplitudo carrier signal akan berkurang. Fluktuasi amplitudo carrier signal yang terjadi
tersebut kemudian dimodulasikan oleh oscillator/demodulator menghasilkan suatu
keluaran tegangan DC yang secara langsung proporsioanal terhadap gap (jarak antara
probe dan shaft) dan tegangan AC yang secara langsung proporsioanal dengan getaran

Aplikasi :

Proximity tranducer digunakan untuk mengukur jarak perpindahan


(displacement) dari poros atau shaft relative vibration measurement (perpindahan
relative shaft terhadap bearing housing). Eddy current tranducer dapat digunakan baik
pada pengukuran getaran pada arah radial maupun pengukuran jarak seperti axial thrust
position dan shaft position.
Aplikasi utama pada pengukuran :
– Getaran shaft dalam arah radial
– Posisi shaft dalam arah axial
– Differential expansion antara casing dan rotor

Kelebihan Eddy current probe :


- Dapat merespon frekuensi yang sangat rendah dengan baik (sampai 0 Hz)
- Menampilkan getaran dalam pergerakan relatif shaft yang sebenarnya.
- Data output dapat ditampilkan dalam perpindahan (micron atau mils) secara
langsung.
- Pembacaan sangat reliable karena permanently installed (jika installasi benar)

Kekurangan Eddy current probe :


- Sulit dan mahal dalam installasi
- Tidak dapat digunakan pada pengukuran frekuensi tinggi di atas 1000 Hz.
- Kalibrasi (yakni menentukan rasio antara output voltage dengan perpindahan aktual)
ditentukan oleh material shaft (berbeda material akan berbeda pula laju penyerapan
energinya).
- Runout dan cacat pada permukaan shaft menghasilkan sinyal yang salah.

2. Seismic Sensor (Velocity)


Seismic Sensor (Velocity) adalah transducer untuk mengukur vibrasi bearing
housing relative terhadap ruang. Desain Seismic Sensor Velocity mempunyai coil
atau lilitan cabel yang dapat bergerak bebas dipegang oleh pegasdikelilingi oleh
sebuah permanent magnet. Magnet ini dipegang terhadap bodi dan ketika transducer
ditempelkan pada benda yang bergetar, magnet ikut bergetar dan pada waktu itu coil
tetap diamdengan referensi ruangan. Sebuah voltage akan dibangkitkan dalam coil
sebandingdengan kecepatan getaran.
Output voltage seismic sensor velocitycukup besar yang mana membuatharga
elektronik meter cukup murah dan sederhana.Seismic sensor velocity
hampir banyak digunakan dalam pengukuran getaran, oleh karena ini dapat
membacagetaran unfilter simpangan dan kecepatan.Contoh dua kontruksi probe
seismic sensor velocitydibawah ini yang pertama adalah magnet bergerak terhadap
kumparan yang diam dan yang keduaadalah kumparan bergerak terhadap magnet
yang diam.

Kontruksi Seismic Sensor Velocity

Prinsip Kerja

Gambar tersebut menunjukkan skematik dari velocity pickupdan bagian-


bagiannya. Sistem tersebut terdiri dari massa yang dililiti o1eh suatu kumparanyan
dihubungkan dengan pegas dan damper, dan suatu magnet permanen
yangmemberikan medan magnet yang cukup kuat dipasang mengelilingi
kumparantersebut.Prinsip kerja dari tranduser ini berdasarkan hukum fisika bahwa ”
apabila suatu konduktor digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika suatu
medan magnet digerakkan melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu tegangan
induksi pada konduktor tersebut. Apabila transducer ini ditempatkan pada
bagianmesin yang bergetar, maka tranduser ini pun akan ikut bergetar, sehingga
kumparanyang ada di dalamnya akan bergerak relatif terhadap medan magnet
akanmenghasilkan tegangan listrik pada ujung kawat kumparannya. Sinyal listrik
yangdihasilkan sebanding dengan kecepatan getaran mesin tersebut. Dengan
mengolah/mengukur dan menganalisa sinyal listrik dari tranduser, maka getaran
mesin dapatdiukur / diketahui.

Aplikasi :

Salah satu keunggulan velocity probe adalah kemampuanya bekerja dalamtemperatur


yang cukup tinggi. Hal ini tidak dimiliki oleh probe lain yangumumnya hanya mampu
bekerja pada batasan temperatur tertentu. Probe ini digunakan sebagai trip system,
start up/shut down dan monitor steady state vibration.

Keuntungan Seismic Sensor Velocity


 Tidak perlu sumber tegangan, oleh karena dapat membangkitkan tegangansendiri
cukup kuat.
 Elektronik meter cukup sederhana.
 Dapat dipasang langsung pada bearing housing dan tidak selalu permanen.
 Dapat dipasang dengan menggunakan magnet, stick atau dipegang
dengantangan.5.Stabil dioperasikan pada temperatur tinggi.
 Sinyal output kuat.

Kekurangan Seismic Sensor Velocity

 Frekuensi respon terbatas antara 10 Hz – 1,5 KHz atau (600 CPM –


90.000CPM).
 Cukup besar dan agak berat.
 Resonansi probe sekitar 10 Hz (600 CPM)
 Potensial untuk rusak karena lelah dari pergerakan internal parts.
 Tidak dapat mengukukur shaft vibrasi dan posisi shaft.

3. Piezoelektrik (Accelerometer)
Desain Piezoelektrik Accelerometer atau sensor accelaration kristal piezoelektik
yang ditempatkan diantara base dan masa akan menghasilkan sebuah muatan
(charge) sebanding dengan gaya yang dikenakan padanya. Muatan (charge) yang
dihasilkan oleh piezoelektrik ini sangat kecil dan diukur dalam satuan
picocoulumb.Oleh karena itu diperlukan conditioning amplifier sebagai penguat
signalyang akan dikirim ke elektronik meter atau signal analyzer.

Prinsip Kerja

Gambar tersebut menunjukkan tipe accelerometer dengan sebuah penguat didalamnya.


Apabila tranduser ini ditempelkan pada bagian mesin yang bergetar, maka getaran
mekanis tersebut diteruskan melalui Case insulator ke bahan piezoeletric, sehingga bahan
tersebutmengalami tekanan sebanding dengan getarannya. Bahan piezoelectric

tersebut mempunyai kemampuan untuk menimbulkanmuatan listrik sebagai respon


terhadap gaya mekanis yang bekerjaterhadapnya. Getaran mekanis yang menghasilkan
gaya akan mengenai bahan piezoeletric dan bahan tersebut akan menimbulkan muatan
listrik yang sebanding dengan besarnya percepatan dari getaran tersebut. Muatanlistrik
yang ditimbulkan oleh bahan piezoelectric tersebut sangat kecil jikadibandingkan dengan
output velocity tranduser. Karena muatan listrik yangditimbulkan langsung oleh bahan
piezoelectric begitu kecil, maka di dalam tranducer ini dibuat rangkaian penguat
electronik untuk memperkuatmuatan listrik yang dihasilkan oleh bahan piezoelectric,
tersebut. Besarnyamuatan yang dihasilkan langsung oleh bahan piezoelectric biasanya
dalam picocoulombs per g. Sedangkan besarnya sinyal yang dihasilkan setelahmelalui
penguat, mempunyai sensitivitas 50 mv per g.

Aplikasi :

Penggunaan accelerometer terutama pada pengukuran vibrasi bearing housing,


pengukuran seperti ini lebih akurat dibandingkan dengan pengukuran probe lainnya,
karena range frekuensi probeaccelerometer yang mampu mengukur hingga frekuansi
tinggi.
Keuntungan Piezoelektrik Accelerometer :

 1.Frekuensi response cukup tinggi 10 Hz – 20 KHz atau (600 – 1.200.000CPM).


 2.Ukurannya cukup kecil dibandingkan velocity dan dapat dipasang diatas
bearing housing.
 3.Mampu menganalisa indikasi high frequency.

Kekurangan Piezoelektrik Accelerometer :

 1.Perlu conditioning amplifier dan sumber tegangan .


 2.Harganya cukup mahal.
 3.Kabel probe sensitive terhadap noise, getaran frekuensi tinggi dan
gangguanelectrical.
 4.Sangat sensitive terhadap pemasangan probe.

1.2.4 Satuan-Satuan Pengukuran


Ada beberapa satuan-satuan yang digunakan dalam suatu pengukuran getaran.
 Harga Peak-to-peak adalah harga amplitudo dari gelombang sinusoida mulai
dari batas atas sampai ke batas bawah. Pengukuran displacement suatu getaran
biasanya menggunakan harga peak-to-peak dengan satuan mils atau mikron.
 Harga Peak adalah harga peak-to-peak dibagi dua atau setengah dari harga peak-
to-peak.
 Harga RMS (root-means-square) : harga ini sering digunakan untuk
mengklasifikasikan keparahan getaran dari suatu mesin.
Harga RMS ini mengukur harga energi efektif yang dipakai untuk menghasilkan
getaran pada suatu mesin. Untuk gerak sinusoidal harga RMS adalah 0.707 X
peak. Sedangkan Harga Average dari suatu gelombang sinusoidal adalah 0.637
X harga peak.
BAB II

SISTEM MONITORING DAN INSTRUMENTASI GETARAN

2.1. Sistem Monitoring Getaran

Sistem monitoring getaran yang dimaksud adalah suatu sistem yang memiliki tujuan
untuk merekam, dan membaca getaran pada mesin kemudian dimonitor untuk meyakinkan
bahwa getaran mesin tersebut selalu dalam batas aman saat beroperasi. Beberapa peralatan
yang digunakan dalam pekerjaan monitoring getaran, antara lain :

1. Vibration and temperature monitoring system (VTMS)


2. ADRE System
3. CSI Analyzer
4. Spectrum Analyzer
5. Osciloscope
6. Tape recorder
7. Signal generator

Sisten monitoring dapat dibagi menjadi online monitoring dan offline monitoring
berdasarkan cara sampling datanya :

a. Online Monitoring

On line monitoring adalah sistem monitoring secara online, dimana sistem peralatan
getaran dihubungkan dengan mesin yang dimonitor melalui suatu perangkat net
work, sehingga monitoring getaran dapat dilakukan secara kontinyu atau real time.
Gambar 5.1 Contoh vibration online monitoring dari bently nevada.

Keuntungan dari sistem On line monitoring :

1. Data dapat diakses setiap saat dalam bentuk real time data.
2. Mempunyai kemampuan untuk tracking history sesaat sebelum dan sesudah
kejadian getaran tinggi (mesin trip), sehingga sangat membantu dan
memudahkan dalam menganalisa dan mengevaluasi problem.
3. Dapat diakses dari beberapa tempat (work station).
Kekurangan sistem online :

1. Memerlukan teknologi informasi yang cukup tinggi, sehingga diperlukan


pengetahuan dan ketrampilan yang lebih tinggi untuk mengelola peralatan
monitoring.
2. Peralatan hard ware dan software mahal.

b. Offline monitoring
Sistem ini dalam melakukan fungsinya dilakukan secara offline yaitu
dengan melakukan pengambilan data menggunaka alat portable vibration analyzer
yang telah disesuaikan dengan jenis perlatan dan tingkat kritikal perlatan terhadap
produksi. Saat ini sebagian besar telah menggunakan software untuk mengelola
data sehingga histori dan trend data getaran sebagai data analisis dapat diperoleh
dengan mudah.

Keuntungan sistem offline monitoring :


 Biaya yang diperlukan baik untuk membeli alat dan perawatannya lebih murah
bila dibandingkan pada sistem online monitoring.

Kekurangan sistem offline monitoring :

 Kehilangan informasi data sebelum sutu kejadian getaran tinggi, terutama jika
peningkatan tingkat getaran sangat cepat yang terjadi diantara jadwal
pengukuran. Sehingga terjadi kerusakan mesin tanpa diketahui terlebih dahulu,
yang menyebabkan pekerjaan tak terjadwal.
 Hasil pengukuran secara trending, terkadang tidak konsisten karena pengukuran
dilakukan oleh orang yang berbeda. ( posisi pengukuran tidak sama).
BAB III

ANALISA VIBRASI MENGGUNAKAN SOFTWARE ADRE®

3.1 ADRE®
ADRE® adalah salah satu software vibrasi yang paling banyak digunakan oleh para
analis vibrasi. Dengan menggunakan ADRE®, kita dapat melakukan multi-channel sigma
processing dan data acquisition yang akurat serta realtime. Selain itu, ADRE® juga
mendukung penggunaan berbagai macam sensor instrumentasi, sepertioscilloscope, spektrum
analyzer, filter, sigma conditioners, dan digital recorder. ADRE® yang digunakan menunjang
komputer dengan sistem operasi Windows buatan Microsoft.
ADRE® Data Acquisition System terdiri dari :
 Satu(sampai empat) DynamicSignal Processing Instrument
 ADRE® SxpClientSoftware
 Komputer yang dapat menjalankan ADRE® Sxpsoftware
Dengan menggunakan ADRE®, kita dapat memperoleh beberapa data yang menunjang
kegiatan analisis vibrasi yang akan dilakukan. Data yang bisa diperoleh adalah :
a. Spectrum Plot
b. Diagram Bode
c. Bentuk Orbit
d. Trending
e. Amplitudo
f. Shaft Centerline
g. Polar Orbit
Dengan adanya data-data di atas, diharapkan analisis vibrasi menjadi lebih akurat.
Namun, pada kenyataannya proses analisis vibrasi tidak semudah itu. Diperlukan kecermatan,
dasar pengetahuan yang kuat dan pengalaman untuk menghasilkan analisis yang akurat.
Masing-masing analis memiliki gaya tersendiri dalam menganalisis vibrasi, tapi secara garis
besar prosedur yang digunakan hampir sama satu sama lain. Rata-rata menitik beratkan pada
spectrum plot karena dengan mencocokkan spectrum plot dengan wallchart akan diketahui apa
penyebab vibrasi sekaligus prosedur trouble-shooting yang harus dilakukan.
3.2 Peralatan

Peralatan yang harus disiapkan untuk melakukan analisa vibrasi dengan menggunakan ADRE
adalah sebagai berikut :

1. Demodulator

Demodulator

2. VTMS

VTMS
3. Coaxial cable
Coaxial cable
4. Komputer/Laptop

Laptop yang sudah terinstall ADRE


3.3 Prosedur Kerja

No Activity Explanation
Untuk
menjalankan
ADRE for
1 windows, kita
harus double
click pada icon
ADRE.
Pilih configure
untuk set up
2 configuration  Main menu configuration akan muncul
pada menu
bar
Set reference  Dari main menu pilih plant/job sebagai reference data
3
machine untuk identification data machine yang akan diambil
 Aktifkan channels yang akan digunakan seperti channel
4 Set channel
name, machine, angle, rot dan keyphasor
 Pilih transducer type, unit, full scale range, band width,
Setting
5  Tekan button channel 1-8 untuk set transducer tiap
transducer
channel dan click OK
 Pilih keyphasor di menu configuration,
 Aktifkan keyphasor yang akan digunakan,
 Isi keyphasor name,
Setting
6  Pilih hysterisis volts,
keyphasor
 Tentukan orientation degree,
 Pilih auto,
 Masukan maximum RPM dan klik OK
 Dari main menu configuration pergi ke acquisition choose
trigger event,
 Pilih source data sebagai trigger,
 Tentukan over point dan under point speed untuk
DAIU untuk record,
 Tentukan waktu untuk DAIU untuk record data,
 Tentukan amplitudo trigger source, tentukan over
7 Setting trigger point dan under point amplitudo untuk DAIU
untuk record,
 Tentukan phase trigger source, tentukan over
point dan under point phase untuk DAIU untuk
record,
 Pilih trigger contact normally open atau normally close,
 Tentukan apakah data di record under set point atau over
set point pada trigger di column.
 Pilih sample mode dari main menu configuration,
Setting sample
 Pilih apakah interval sampling data menggunakan delta
8 mode dan
time atau delta rpm,
keyphasor
 select source keyphasor
Setting nX  nX vector digunakan untuk tracking beberapa frequency
9
vector seperti 0.5X dari rub atau 5X dari vane
Setting
 setting ini digunakan untuk mengukur phase relative
10 differential
difference terhadap channel yang lain
phase
Setting zoom  zoom channel digunakan untuk frequency analysis yang
11
channel memerlukan detil tinggi dari spectrum
Setting
12
spectrum
Berikut adalah data vibrasi yang diambil menggunakan ADRE dari equipment 15-KM-01.

MMS READING Instrument Alarm


Unit Data 27 - 02 - 15
CONTROL HOUSE No. Setting
Vibration YI - 058 A Micron 36.4 36.4
Motor Drive I/B
Gap (-)VDC -9.7 -9.7
Vibration YI - 058 B Micron 44.8 44.8
Motor Drive O/B
Gap (-)VDC -8.94 -8.94
Gear Low Speed Vibration YI - 057 A Micron 8.67 8.67
O/B Gap (-)VDC -9.67 -9.67
Gear Low Speed Vibration YI - 057 B Micron 5.47 5.47
I/B Gap (-)VDC -8.64 -8.64
Gear High Speed Vibration YI - 056 A Micron 9.59 9.59
O/B Vert Gap (-)VDC -9.67 -9.67
Gear High Speed Vibration YI - 056 B Micron 7.46 7.46
O/B Horz Gap (-)VDC -9.99 -9.99
Gear High Speed Vibration YI - 055 A Micron 6.1 6.1
Drive Vert Gap (-)VDC -9.7 -9.7
Gear High Speed Vibration YI - 055 B Micron 6.01 6.01
Drive Horz Gap (-)VDC -9.91 -9.91
Compressor I/B Vibration YI - 054 A Micron 17.1 17.1
Vert Gap (-)VDC -9.76 -9.76
Compressor I/B Vibration YI - 054 B Micron 21.1 21.1
Horz Gap (-)VDC -9.47 -9.47
Compressor O/B Vibration YI - 053 A Micron 14.6 14.6
Vert Gap (-)VDC -9.48 -9.48
Compressor O/B Vibration YI - 053 B Micron 14 14
Horz Gap (-)VDC -9.24 -9.24
Gear Axial High Vibration YI - 51 A MM 0.333 0.333
Speed Gap (-)VDC -12.6 -12.6
Gear Axial Low Vibration YI - 51 B MM -0.217 -0.217
Speed Gap (-)VDC -11.7 -11.7
Vibration YI - 50 B MM -0.131 -0.131
Compressor Axial
Gap (-)VDC -11.1 -11.1

Keyphasor
Comp Thr Brg Act - 1 Temp TE - 070 A C 31 31
Comp Thr Brg Act - 2 Temp TE - 070 B C 28 28
Comp Thr Brg Inact - 1 Temp TE - 070 C C 60 60
Comp Thr Brg Inact - 2 Temp TE - 070 D C 61 61
Comp O/B Rad Brg Temp TE - 070 E C 101 101
Comp I/B Rad Brg Temp TE - 070 F C 105 105
Gear H/S Rad Brg Drive Tp TE - 070 G C 93 93
Gear H/S Rad Brg Free Tp TE - 070 H C 82 82
Gear L/S Rad Brg Free Tp TE - 070 I C 57 57
Gear L/S Rad Brg Drive Tp TE - 070 J C 58 58
Gear HS Thr Brg Act - 1 Temp TE - 070 K C 64 64
Gear HS Thr Brg Act - 2 Temp TE - 071 A C
Gear HS Thr Brg InAct - 2
TE - 071 B C 61 61
Temp

Instrument Alarm
MMS READING Unit Data 27 - 02 - 15
No. Setting
Loca Machine
Main L/O Pump Press 15PI - 052 kg/cm2 18 18
L/O After Filter Temp 15TI-066 C 57 57
L/O Filter Diff. Press 15PDI-54 kg/cm2 0.4 0.4
L/O Resevoir Temp 15TI-050 C 67 67
L/O Header Press 15PI-057 kg/cm2 15.5 15.5
Comp S/O Diff Press 15PDI-058 kg/cm2 5 5
Degasing Drum Temp 15TI-051 C 70 70
L/O Supply Press 15PI-062 kg/cm2 1.35 1.35
Gear H/S Comp Side Temp 15TI-059 C 70 70
Gear H/s Motor Side Temp 15TI-060 C 66 66
Comp I/B Oil Drain Temp 15TI-058 C 44 44
Gear H/S Thr Brg Temp 15TI-061 C 56 56
Motor O/B Oil Drn Temp 15TI-069 C 47.5 47.5
Motor I/B Oil Drn Temp 15TI-068 C 51 51
Gear LS Oil Drn Mt Side Tp 15TI-063 C 56 56
Gear LS Oil Drn Comp Side Tp 15TI-062 C 69 69
Comp I/B S/O Drn Temp 15TI-057 C 70 70
Comp Ball Line Diff Press 15TI-065 C 0.4 0.4
Comp Ball Chamber Diff Press 15TI-064 C
Comp O/B Oil Drn Temp 15TI-055 C 63 63
Comp O/B S/O Drn Temp 15TI-054 C 65 65
L/O Before Cooler 15TI-052 C 57.5 57.5
L/O After Cooler 15TI-053 C 57 57
BAB IV

ANALISA VIBRASI MENGGUNAKAN CSI& AMS SUITE


VIBRATION SOFTWARE

4.1 PENGERTIAN
CSI 2130 Machinery Health Analyzer oleh Emerson Inc merupakan suatu peralatan
monitoring vibrasi yang dapat beroperasi dengan cepat dan akurat tanpa menganggu kinerja
rotating equipment. Alat ini bersifat portable dan dilengkapi dengan probe baik itu velocity
probe maupun accelerometer probe untuk mendeteksi kesalahan pada mesin dengan merekam
vibrasi mesin. Sebelum melakukan monitoring dengan CSI 2130, terlebih dahulu data base
harus dibuat pada AMS suite yang merupakan software pendukung dan diagnosa vibrasi mesin.
Setelah data base dibuat, selanjutnya database akan di download ke CSI 2130 kemudian
dilakukanlah monitoring vibrasi di lapangan. Setelah monitoring selesai, data vibrasi yang
telah terekam oleh CSI 2130 akan di upload kembali ke AMS suite untuk di diagnosa. Pada
AMS suite pengolahan data secara umum ada 3 yakni :

1. Data overall
2. Data spectrum
3. Data time base
Ketiga data tersebut kemudian akan digunakan untuk menganalisa kemungkinan kegagalan
dari indikasi vibrasi yang sudah terekam.

Dengan menggunakan CSI, unbalance dan misalignment dapat dideteksi lebih dini,
termasuk juga adanya indikasi kegagalan awal pada bearing dan roda gigi berkat teknologi
PeakVue yang sudah ditanamkan pada CSI portable. Data vibrasi yang direkam dalam CSI
akan otomatis disusun menjadi trending agar mudah dibaca dan diamati sehingga dapat
dilakukan diagnosis awal.
4.2 PERALATAN

Berikut ini adalah peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengambilan data vibrasi dan
analisanya :

- Probe
- Cable
- CSI analyser
- Adaptor

- Computer dengan AMS Suite

Adaptor
CSI Analyzer

Cable
Probe

Probe berfungsi sebagai sensor untuk deteksi vibrasi pada rotating equipment, probe ini
terhubung dengan CSI 2130 Machinery Health Analyzermelalui cable probe sehingga data
vibrasi bisa dilihat pada CSI analyzer tersebut. Adaptor berfungsi untuk menentukan jenis
pengukuran vibrasinya bisa dengan velocity atau acceleration (mengukur di casing). Berikut
adalah gambar dari CSI 2130 Machinery Health Analyzer
4.3 PROSEDUR KERJA

1. Membuat database pada AMS suite kemudian mendownload route ke dalam CSI
2130.
2. Koneksikan probe dengan CSI 2130 selanjutnya mengambil data vibrasi dilapangan.
3. Upload kembali data vibrasi ke AMS suite untuk dianalisa.
4.3.1 KONFIGURASI DATA BASE

Masuk ke AMS suite, pilih setup configuration.

Kemudian Pilih database setup


Pilih tree stucture

Klik open, kemudian pilih database selectionkemudian klik OK

Pilih new /copy database yang ada kemudian edit untuk membuat database yang baru.
Masukkan area descriptiondan area id kemudian klik OK

Kemudian pilih add brances, isi equipment description, ID lalu klik OK


Pilih equipment type code, pilih speed type code, masukan reference speed dan reference
load

Klik new,
Isi data tentang posisi pengukuran vibrasi pada mesin

Masuk ke signal info, pilih tipe probe, sensor orientation dan position, kemudian set turn
on auto range. Buat data pengukuran sampai Compressor outbord horizontal
Masuk ke menu utama, kemudian pilih alarm limit set information klik OK

Pilih add set isi periodic alarm limit set (100) klik OK
Set description dan isi kolom sesuai konfigurasi alarm yang diinginkan klik OK

Kemudian kembali ke menu utama, pilih analysis parameter set information klik OK
Pilih add set, isi periodic analysis parameter set sesuai dengan set alarm (100) kemudian klik
OK.

Isi set description, set frequency setup, tentukan low frequency limit, tentukan upper
frequency dan lower frequency.

Klik OK,

Kemudian isi kolom lower dan upper frequency untuk tiap deskripsi kegagalan kemudian klik
OK dan kembali ke tree structure.

Setelah selesai melakukan setting database pada AMS Route, maka jika ingin melakukan
pengukuran vibrasi langkah selanjutnya yaitu melakukan download dari PC ke CSI portable
agar data data terdahulu masuk ke CSI. Langkah untuk melakukan proses download dari data
di PC ke CSI portable dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

No Activity Explanation
Siapkan CSI
2130, adapter,
1 cable, dan
probe
velomitor
Hidupkan CSI
2130 dengan
2
menekan
power button
Pilih route  tekan ALT button dan F9,
3
data taking  F2 untuk activate route
Pilih
equipment,  F1 dan F7 untuk mengganti active point dan F2 dan
4
point data F8 untuk mengganti equipment
taking
 Taruh probe pada equipment dengan active point
Vibration data
yang tepat,
5 taking pada
 tekan enter untuk memulai data taking, F6 untuk
satu titik
delete bad data
Process
6 variable data  masukan number/data process and tekan enter
taking
Data taking
pada
7 equipment  sama dengan point 4,5 and 6
sama tapi
berbeda point
Data taking
pada route
8 sama tapi  sama dengan point 4,5,6 and 7
berbeda
equipment
 F11 untuk melihat data vibration
parameter(overall, subharmonics, 1 x rpm, 2-8 x
rpm, 9-13 x rpm, 14-23 x rpm, 24-30 x rpm) F1 untuk
Melihat data next point dan F7 untuk previous point,
9
vibration  F5 for untuk melihat graph data, F4 untuk
fullscreen, F11 untuk expand axis, F12 untuk
compress axis, F6 untuk melihat pada satu
graph(spectrum atau timewave) switch plot type
4.3.2 Prosedur pengambilan data
a. Tempelkan probe pada bagian equipment yang akan diambil data sesuai dengan active
point yang tertera pada CSI. Point-point yang dilakukan pengecekan adalah seperti pada
gambar dibawah ini :
A : Axial
B : Vertikal
C : Horizontal
Pengecekan dilakukan pada outboard dan inboard pompa dan motor (misal) di bagian
A, B dan C.

b. Tekan tombol enter untuk memulai pengambilan data, pada layar CSI akan menjadi
seperti tertera pada gambar.
c. Jika data vibrasi (timewave grafik) tidak bagus, maka hapus data vibrasi yang telah
tersimpan dengan menekan tombol F6 kemudian akan muncul notifikasi untuk
menghapus data, jika akan menghapus data maka tekan tombol enter. Setelah data
terhapus, lakukan lagi pengambilan data sesuai prosedur.
d. Selain data vibrasi, CSI juga digunakan untuk memasukkan data variabel proses seperti
speed, tekanan, temperatur, flow dll.
Pada dasarnya, data vibrasi yang kita ambil menggunakan CSI adalah data vibrasi pada
bearing rotating equipment. Oleh karena itu pemasangan velocity probe harus diletakkan pada
posisi yang tepat, yaitu pada posisi bearing berada. Kurang tepatnya penempatan probe akan
menyebabkan data bacaan tidak relevan dan tidak menggambarkan kondisi mesin sebenarnya.
Probe harus ditempatkan di outboard equipment pada posisi horizontal dan vertikal serta
ditempatkan di inboard equipment pada posisi horizontal dan vertikal. Penempatan posisi
probe yang tepat adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar :

Setelah selesai mengambil data dari lapangan, kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan
adalah melakukan proses dump data dari CSI ke PC sehingga data hasil pengambilan vibrasi
dapat di analisis lebih lanjut. Langkah-langkah melakukan dump data adalah sebagai berikut :
a. Sambungkan kabel komunikasi dari PC ke CSI
b. Klik ikon RBWware
c. Klik Setup Communication
d. Pilih Analizer Data Transfer
e. Klik Initiate, tunggu sampai komputer stanby untuk berkomunikasi dengan CSI
f. Hidupkan CSI dengan menekan tombol power
g. Tekan Utilitydan pilih Communication, lalu klik enter
h. Pilih Dump Data, kemudian enter
i. Pilih All Routes atau per Route, lalu tekan enter. Tunggu sampai proses dump
data selesai.

4.3.3 Pengolahan Data CSI


Setelah selesai melakukan dump data, maka hasil pengukuran CSI dapat dilihat dan
diprint. Data yang bisa kita dapatkan:
 Nilai vibrasi overall
 Spectrum
 Time base data
 Trending
Data vibrasi yang dijadikan sebagai referensi adalah data vibrasi G1-G-1B untuk
periode waktu 4 Mei 2000 – 24 Januari 2002.

Berdasarkan data vibrasi yang didapat melalui CSI Analyzer, terdapat 3 plot data :
a. Trending yaitu plot yang digunakan untuk mengetahui besarnya level vibrasi dan
kondisi umum kelayakan mesin serta sebagai petunjuk atau indikator terjadinya
perubahan (biasanya memburuknya) suatu mesin.
b. Spektrum yaitu plot yang memberi informasi untuk digunakan dalam analisa
sumber penyebab dominan vibrasi dari suatu mesin atau sumber masalah yang
terjadi pada mesin. Masalah mesin hanya terjadi pada frekuensi tertentu dan
biasanya dilihat ketika nila vibrasi overall sudah relatif tinggi.
c. Time base/waveform memberikan petunjuk untuk kondisi mesin yang tidak
terbaca secara jelas pada data spektrum. Plot ini juga kmemberi informasi yang
tidak ditunjukkan pada plot spetrum sehingga membantu dalam analisis masalah
mesin.
Menentukan level warning, alarm, dan danger dapat diperoleh dengan melakukan
interpolasi pada data. Dibawah ini nilai yang didapat :

a. Level warning : 0.16 in/sec

b. Level alarm : 0.30 in/sec

c. Level danger : 0.45 in/sec

Prediksi mesin akan mencapai alarm level adalah pada 13 Agustus 2003

Dari plot data spektrum diperoleh :

1x

2x
3x
a. Frekuensi dominan : 350 Hz

b. Level vibrasi/amplitudo : 0.05385

c. Posibility cause : Blade/Vane Pass

Berdasarkan bentuk dari frekuensi dan amplitudo yang ditunjukkan oleh plot
spektrum diatas, dapat di simpulkan bahwa penyebab dari vibrasi pompa G1-G-
1B adalah Blade/Vane Pass.

2 Plot timebase dalam 1 bearing

 Untuk Outboard Horizontal

Dari gambar diatas, dengan meletakkan poin pada titik dimana memiliki
puncak tertinggi didapatkan nilai:

 Amplitude : 0.323 mils

 peak-peak : 0.323 - 0.0186 = 0.3044 mils

 zero(0)-peak : 0.323-0 = 0.323 mils


 Untuk Outboard Vertikal

Dari gambar diatas, dengan meletakkan poin pada titik dimana memiliki
puncak tertinggi didapatkan nilai:

 Amplitude : 0.169 mils

 peak-peak : 0.17 - (-0.12)= 0.29 mils

 zero(0)-peak : 0.17-0 = 0.17 mils

Parameter penting dalam vibrasi:

Parameter proses yang penting dalam analisa vibrasi adalah Tempeature


dan Pressure. Karena jika suatu equipment mengalami vibrasi tinggi maka dapat
ditunjukan dengan peningkatan temperature dan pressure dari kondisi proses yang
sebenarnya.
Frequency per Cycle

Untuk mendapatkan nilai frekuensi per siklus dapat melihat gambar dibawah ini

Frekuensi percycle : 49.87 Hz

Relative Phase between two bearings

Nilai Relative Phase 2 plot dalam 1 bearing didapatkan dengan mengukur nilai
revolution number dikedua titik puncak pada Outboard Horizontal dan Outboard
Vertikal.

Diketahui :
Revolution Number Outboard Horizontal = 0.233
Revolution Number Outboard Vertikal = 0.220

Ditanya :
Relative Phase antara dua(2) time base
Jawab :
Relative Phase = (Revolution Number MOH – Revolution Number MOV) x 360⁰
= (0.233 – 0.220) x 360⁰
= 4.68⁰
BAB V
ANALISA DAN KESIMPULAN

Dari semua bahasan yang telah dicantumkan di atas, ada beberapa kesimpulan yang dapat
diambil yaitu :
 Vibrasi adalah salah satu parameter penting yang harus dijaga karena sangat
berpengaruh terhadap kehandalan equipment rotating tersebut.
 Vibrasi dapat diukur menggunakan ADRE atau pun CSI. Dengan melihat dari
data hasil pengukuran menggunakan ADRE atau CSI, seperti spectrum plot,
diagram bode, waterfall atau pun orbit, kita bisa mengetahui bagaimana kondisi
mesin yang sebenarnya.
 Pemahaman mengenai kondisi mesin membantu kita untuk mendeteksi jika ada
gejala kegagalan pada mesin
 Software ADRE biasanya digunakan untuk analisa vibrasi pada perlatan rotating
yang besar-besar, sedangkan
 CSI biasanya sering digunakan untuk pengecekan vibrasi pada peralatan rotating
yang relative kecil.

Dalam memilih akan menggunakan ADRE atau CSI dalam melakukan pengukuran
vibrasi didasarkan pada beberapa pertimbangan. ADRE digunakan untuk menganalisa vibrasi
pada critical equipment dengan pertimbangan karena keakuratan pembacaan vibrasi dan
banyaknya data dan plot yang bisa didapat.

Anda mungkin juga menyukai