Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini energi listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok
manusia dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menunjang setiap aktivitas
manusia seperti pada aspek individu, bisnis maupun layanan publik. Energi listrik
dihasilkan dari proses pengkonversian energi lain contohnya PLTA (Pembangkit
Listrik Tenaga Air) yaitu suatu sistem pembangkitan energi listrik dengan
memanfaatkan energi kinetik air untuk mengerakan turbin pada generator
sehingga dapat menghasilkan energi listrik, PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga
Surya) suatu sistem pembangkit listrik yang memanfaatkan panas matahari untuk
dikonversi menjadi energi listrik. Setelah energi listrik dihasilkan, maka akan
disalurkan ke beban (konsumen) melalui saluran transmisi ke Gardu Induk (GI).
Dari GI disalurkan ke jaringan distribusi primer dan melalui Gardu Distribusi
(GD) ke jaringan distribusi sekunder selanjutnya distribusikan ke konsumen.
Jaringan distribusi energi listrik merupakan komponen utama dalam sistem
tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari sumber
pembangkitan ke beban oleh karena itu jaringan distribusi harus dapat memenuhi
syarat andal (Realibility) agar dapat terus menyalurkan energi listrik dengan
optimal. Keandalan suatu sistem distribusi menjadi salah satu tolak ukur untuk
menentukan kinerja dari sistem tersebut. Keandalan jaringan distribusi dapat
dinilai dari sejauh mana sistem tersebut dapat menyuplai listrik ke beban secara
berkelanjutan (countinue) selama kurun waktu tertentu. Permasalahan yang sering
terjadi pada saluran distribusi adalah adanya gangguan atau suatu kondisi
abnormal yang dapat mempengaruhi kinerja sistem distribusi seperti pada mutu
listrik (tegangan, arus, frekuensi), kontinuitas maupun ketersedian pelayanan
energi listrik pada konsumen. Untuk dapat mengetahui tingkat keandalan suatu
jaringan listrik maka, PT. PLN (Persero) sebagai penyedia jasa layanan energi
listrik mengunakan indeks keandalan yang meliputi Sistem Average Interruption
Frequency Index (SAIFI), Sistem Average Interruption Duration Index (SAIDI),

1
Costumer Average Interuption Frequncy Index (CAIFI), Costumer Average
Interuption Duration Index (CAIDI), Average Service Availability Index (ASAI)
dan Average Service Unvailability Index (ASUI).
Untuk dapat memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat dengan baik
PT. PLN (Persero) menetapkan suatu standar yang mengatur tentang “Tingkat
Jaminan Sistem Tenaga Listrik” yang dimuat dalam SPLN 68-2:1986.
Berdasarkan SPLN 68-2 :1986, nilai standar keandalan jaringan PLN Distribusi
DKI & Tangerang menjadi dasar tingkat keandalan bagi wilayah lain di Indonesia
dengan frekuensi pemadaman 27 kali/tahun dan durasi pemadaman 177
jam/tahun. Untuk dapat menentukan tingkat jaminan bagi daerah-daerah lain,
maka nilai frekuensi dan durasi pada PLN DKI & Tangerang dikalikan dengan
suatu nilai faktor pengali. Untuk wilayah Maluku, NTB dan NTT nilai faktor
pengalinya adalah 1,4 sehinga standar jaminan layanan wilayah NTT adalah 37,8
kali/tahun dan 247,8 jam/tahun. Sedangkan wilayah kelistrikan di pedesaan dapat
dikalikan dengan 1,6 sehinga standar keandalan untuk wilayah pedesaan adalah
43,2 kali/tahun dan 283,2 jam/tahun.
PT. PLN (Persero) Rayon Oesao merupakan salah satu Rayon dari PT.
PLN (Persero) Indonesia yang bertugas untuk melayani energi listrik diwilayah
Kabupaten Kupang dengan jumlah delapan (8) penyulang (Feeder) dengan sistem
konfigurasi jaringan listrik radial dan memiliki dua (2) buah Gardu Induk (GI)
yaitu GI Naibonat dan Gardu Hubung Oesao. Berdasarkan SPLN 68-2:1986
standar jaminan pelayanan PT. PLN (Persero) Rayon Oesao adalah 37,8
kali/tahun dan 247,8 jam/tahun. Pada tugas akhir ini penulis akan untuk
menganalisis tingkat keandalan dari penyulang distribusi Penyulang Buraen,
Penyulang Camplong, dan Penyulang Baun berdasarkan indeks keandalan
jaringan distribusi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
 Menganalisa tingkat keandalan jaringan distribusi Penyulang Buraen,
Penyulang Camplong, dan Penyulang Oesao.

2
 Faktor-faktor yang mempengaruhi indeks keandalan jaringan distribusi
Penyulang Buraen, Penyulang Camplong, dan Penyulang Oesao.

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
 Jaringan distribusi listrik pada Penyulang Buraen, Penyulang Oesao
dan Penyulang Camplong.
 Standar keandalan pada jaringan distribusi Penyulang Buraen,
Penyulang Camplong, dan Penyulang Baun.
 Indeks keandalan jarigan distribusi yang di anlisis yakni Sistem
Average Interruption Frequency Index (SAIFI), Sistem Average
Interruption Duration Index (SAIDI), Costumer Average Interuption
Frequncy Index (CAIFI), Costumer Average Interuption Duration
Index (CAIDI), Average Service Availability Index (ASAI) dan
Average Service Unvailability Index (ASUI).

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari pada tugas akhir penelitian adalah:
 Untuk mengetahui tingkat keandalan jaringan distribusi pada
penyulang Buraen, Penyulang Oesao, Penyulang Camplong
berdasarkan SPLN 68-2:1986.
 Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi indeks keandalan
pada jaringan distribusi Penyulang Buraen, Penyulang Camplong, dan
Penyulang Baun.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari pada penelitian ini adalah agar dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi PT. PLN (Persero) Rayon Oesao untuk meningkatkan mutu layananan
terhadap pelanggan.

3
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan manfaat, dan sistematika penulisan.

2. BAB II DASAR TEORI


Bab ini berisikan teori-teori yang menunjang dalam penulisan
tugas akhir ini.

3. BAB III METODELOGI PENELITIAN


Bab ini berisikan tempat dan waktu penelitian, instrumen
penelitian, metode penelitian, alur penelitian dan teknik analisa data.

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian.

4
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sistem Tenaga Listrik


Sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik hingga
konsumen melalui beberapa tahapan. Mengingat penyaluran tenaga listrik ini,
prosesnya melalui beberapa tahap, yaitu dari pembangkit tenaga listrik penghasil
energi listrik, disalurkan ke jaringan transmisi langsung ke Gardu Induk (GI). Dari
Gardu Induk tenaga listrik disalurkan ke jaringan distribusi primer dan melalui
Gardu Distribusi (GD) langsung kejaringan distribusi sekunder, tenaga listrik
dialirkan ke konsumen, (Marsudi, 2006).
Dengan demikian sistem distribusi tenaga listrik berfungsi membagikan
tenaga listrik kepada pihak pemakai melalui jaringan tegangan menengah dan
jaringan tegangan rendah, sedangkan suatu penyulang transmisi berfungsi untuk
menyalurkan tenaga listrik bertegangan tinggi ke pusat-pusat beban dalam daya
yang besar (melalui jaringan transmisi). Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat
melalui jaringan distribusi. Oleh sebab itu jaringan distribusi merupakan bagian
jaringan listrik yang paling dekat dengan masyarakat.
Sistem tenaga listrik saat ini merupakan suatu sistem terinterkoneksi yang
sangat kompleks, yang terdiri dari pembangkitan, penyaluran (transmisi dan
subtransmisi), distribusi dan pembebanan.
Komponen utama dalam pembangkitan tenaga listrik saat ini adalah
generator AC (Alternating Current) tiga phasa yang dikenal sebagai generator
sinkron atau alternator, transformator dan penggerak mula. Generator sinkron
mempunyai dua kumparan medan yang dihasilkan oleh rotor untuk menjaga
kecepatan sinkron dan yang dieksitasi oleh arus DC (Direct Current), selain
medan yang dihasilkan oleh sistem eksitasinya memakai generator AC dengan
penyearah yang berputar yang dikenal sebagai brushless anexcitation system
(sistem eksitasi tanpa sikat). Sistem eksitasi generator ini terdiri dari pembangkit
tegangan dan kontrol aliran daya reaktif, karena komutator generator AC dapat
membangkitkan daya yang besar dengan tegangan yang tinggi misalnya 30kV,

5
maka ukuran generator disuatu pembangkit bervariasi dari 50MW hingga 1500
MW.
Pada gambar 2.1 dibawah ini dapat dilihat, bahwa tenaga listrik yang
dihasilkan dan dikirimkan kekonsumen melalui pusat pembangkit tenaga listrik,
GI, penyulang transmisi, dan kemudian ke beban, (Daman Suswanto, 2009).

Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik

2.2 Sistem Distribusi


Sistem distribusi tenaga listrik adalah suatu sistem yang didesain dan
dibangun untuk memasok daya listrik bagi sekelompok beban, dan hal tersebut
merupakan suatu sistem yang cukup kompleks, dimulai dari instalasi sumber
(source) sampai instalasi beban (load). Tenaga listrik dihasilkan di Pusat-Pusat
Pembangkit Tenaga Listrik seperti di PLTU, PLTA, PLTG, PLTGU dan PLTD.
Dengan tegangan yang kebanyakan merupakan tegangan 20kV, pada jaringan
tenaga listrik terdapat 2 jenis tegangan yaitu Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR). JTM menyalurkan tegangan 6kV, 12kV,

6
atau 20kV, sedangkan pada JTR menyalurkan tegangan 220V dan 380 V, (Pabla,
1991).

Gambar 2.2 Diagram Satu Garis Sistem 20kV

2.2.1 Tipe Jaringan Distribusi Berdasarkan Tegangan


a. Jaringan Distribusi Primer
Jaringan distribusi primer adalah jaringan distribusi daya listrik yang
bertegangan menengah (20kV). Jaringan distribusi primer tersebut merupakan
jaringan penyulang/feeder. Jaringan ini berwal dari sisi skunder trafo daya yang
terpasang pada GI hingga ke sisi primer trafo distribusi yang terpasang pada tiang-
tiang saluran.
Pada sistem tenaga listrik PT. PLN (Persero) Rayon Oesao terdapat
delapan buah penyulang yang terpasang yaitu penyulang Oesao, penyulang
Camplong, penyulang Buraen, penyulang Pariti, penyulang Sulamu, penyulang
Oemofa, penyulang Baun dan penyulang Express. Penyulang Express merupakan
suatu penyulang cadangan yang tidak boleh dibebani.

b. Jaringan Distribusi Sekunder


Jaringan distribusi skunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk dalam
kategori tegangan rendah (sistem 380/220 V), yaitu rating yang sama dengan
tegangan peralatan yang dilayani. Jaringan distribusi skunder bermula dari sisi
skunder trafo distribusi dan berakhir hingga ke alat ukur (meteran) pelanggan.

7
2.2.2 Tipe Jaringan Distribusi Berdasarkan Konfigurasi Jaringan
Tipe jaringan distribusi tegangan menengah terdiri dari:
a. Sistem Distribusi Radial
Sistem distribusi dengan pola radial seperti Gambar 2.3 adalah sistem
distribusi yang paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa
penyulang yang menyuplai beberapa trafo distribusi secara radial.

Gambar 2.3 Konfigurasi Jaringan Distribusi Tipe Radial

b. Sistem Distribusi Tie Line/Mesh/Grid


Sistem distribusi Mesh seperti Gambar 2.4. umumnya digunakan untuk
pelanggan penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lain-
lain).

Gambar 2.4 Konfigurasi Jaringan Distribusi Mesh

Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan


tambahan Automatic Change Over Switch / Automatic Transfer Switch,
dan setiap penyulang terkoneksi ke gardu pelanggan khusus tersebut sehingga

8
bila salah satu penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan
di pindah ke penyulang lain.

c. Sistem Distribusi Loop


Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti
Gambar 2.5. dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk,
sehingga dengan demikian tingkat keandalannya relatif lebih baik.

Gambar 2.5 Konfigurasi Jaringan Distribusi Loop

d. Sistem Distribusi Spindel


Sistem Spindel seperti pada Gambar 2.6. adalah suatu pola
kombinasi jaringan dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa
penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan
tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH).

Gambar 2.6 Konfigurasi Jaringan Distribusi Spindel

9
2.2.3 Komponen Jaringan Distribusi
a. Tiang
Tiang listrik merupakan salah satu komponen utama dari
konstruksi jaringan distribusi dengan penyulang udara. Pada jaringan
distribusi tiang yang biasa digunakan adalah tiang beton dan juga tiang
besi.
b. Isolator
Isolator adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk
mengisolasasi konduktor atau penghantar. Menurut fungsinya isolator
dapat menahan berat dari konduktor, mengatur jarak dan sudut antar
konduktor serta menahan adanya perubahan pada konduktor akibat
temperatur dan angin.
c. Konduktor/ Kawat Penghantar
Konduktor atau kawat penghantar merupakan peralatan listrik yang
berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari sumber listrik ke beban.
d. Travers/Cross Arm
Travers dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan yang
perlu dipasang diatas tiang. Pemasangan travers dapat dengan memasang
klem, sekrup dengan baut dan mur secara langsung.
e. Arrester
Arrester adalah suatu peralatan pelindung sistem tenaga listrik
terhadap surja petir. Peralatan ini berfungsi melindungi peralatan sistem
tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang
dan mengalirkannya ke tanah.
f. Recloser
Recloser adalah pemutus balik otomatis secara fisik mempunyai
kemampuan sebagai pemutus beban yang dapat bekerja secara otomatis
untuk mengamankan sistem dari arus lebih yang diakibatkan adanya
gangguan hubung singkat dan membatasi luas daerah yang terkena
dampak gangguan.

10
g. Transformator
Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian
listrik ke rangkaian listrik lainnya, melalui suatu gandengan magnet dan
berdasarkan prinsip induksi electromagnet.

2.3 Gangguan Pada Sistem Distribusi


Dalam operasi sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan-gangguan
yang dapat mengakibatkan terganggunya penyaluran tenaga listrik ke konsumen.
Gangguan adalah suatu kondisi abnormal yang dapat menganggu proses
penyaluran energi listrik.
Klasifikasi gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi adalah:
a. Berdasarkan jenis gangguan:
 Gangguan dua fasa atau tiga fasa melalui hubungan tanah.
 Gangguan fasa ke fasa.
 Gangguan satu fasa ke tanah atau gangguan tanah.
 Gangguan dua fasa ke tanah.
b. Berdasarkan durasi gangguan:
 Gangguan permanen.
 Gangguan temporer.
Penyebab terjadinya gangguan pada jaringan distribusi dapat
disebabkan oleh :
 Kesalahan mekanis.
 Kesalahan thermis.
 Karena tegangan lebih.
 Karena material yang rusak.
 Gangguan hubung singkat.
 Konduktor putus.

11
Faktor-faktor penyebab terjadinya gangguan pada jaringan
distribusi adalah karna :
 Surja petir atau surja hubung.
 Burung atau daun-daun.
 Polusi debu.
 Pohon-pohon yang tumbuh di dekat jaringan distribusi.
 Keretakan pada isolator.
 Andongan yang terlalu kendor.

2.4 Keandalan Jaringan Distribusi


Keandalan suatu peralatan atau sistem secara umum dapat didefinisikan
sebagai probabilitas suatu alat atau sistem untuk menyelenggarakan tujuannya secara
cukup untuk periode waktu tertentu dan kondisi operasi tertentu, (Endrenyi,1980).
Terdapat lima faktor yang memegang peranan terhadap keandalan suatu
sistem serta definisi keandalan mengandung empat istilah penting yaitu :
 Fungsi, keandalan suatu komponen perlu dilihat apakah suatu
komponen dapat melakukan fungsinya secara baik pada jangka waktu
tertentu. Kegagalan fungsi dari komponen dapat disebabkan oleh
perawatan yang tak terencana (Unplanned Maintenance). Fungsi atau
kinerja dari suatu komponen terhadap suatu sistem mempunyai
tingkatan yang berbeda-beda.
 Probabilitas, angka yang menyatakan berapa kali gangguan terjadi
dalam waktu tertentu pada suatu sistem atau penyulang.
 Kecukupan (Availability), menunjukkan kriteria kontinuitas suatu
penyulang sistem penyalur tenaga listrik tanpa mengalami gangguan.
 Waktu, lama suatu penyulang bekerja dengan baik sesuai dengan
fungsinya. Semakin lama penyulang digunakan, maka akan semakin
banyak kemungkinan terjadi kegagalan.
 Kondisi operasi, adalah keandalan lingkungan kerja dari suatu
jaringan seperti pengaruh suhu, kelembaban udara dan getaran yang
mempengaruhi kondisi operasi.

12
Untuk menghitung indeks keandalan titik beban dan indeks keandalan
sistem yang biasanya digunakan meliputi angka keluar dan lama perbaikan dari
masing-masing komponen.

 Perkiraan Angka Keluaran/Pemadaman (Outage)


Pemadaman (Outage) adalah keadaan dimana suatu
komponen tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya,
diakibatkan kerena beberapa peristiwa yang berhubungan dengan
komponen tersebut. Angka keluar adalah angka perkiraan dari
suatu komponen yang mengalami kegagalan beroperasi persatuan
waktu (umumnya per tahun). Suatu outage dapat atau tidak
menyebabkan pemadaman, hal ini masih tergantung pada
konfigurasi dari sistem, (SPLN 59, 1985).
Berikut adalah tabel perkiraan angka keluaran komponen
sistem distribusi listrik:
Tabel 2.1 Perkiraan angka keluar komponen sistem distribusi
Komponen/Peralatan Angka Keluar/ Outage
Penyulang udara 0,2/km/tahun
Kabel penyulang bawah tanah 0,047/km/tahun
Pemutus tenaga 0,004/unit/tahun
Saklar beban 0,003/unit/tahun
Saklar pemisah 0,003/unit/tahun
Penutup balik 0,005/unit/tahun
Penyambung kabel 0,001/unit/tahun
Trafo distribusi 0,005/unit/tahun
Pelindung jaringan 0,005/unit/tahun
Rel tegangan rendah 0,001/unit/tahun
(Sumber: SPLN 59, 1985)

Dalam menentukan perkiraan angka keluaran pada suatu titik (λi)


dapat menggunakan persamaan berikut ini: (SPLN 59: 1986)

13
𝜆 i= Ʃ𝑋𝑖 . 𝜆. 𝑋𝑜𝑢𝑡 … … … … … (2.1)

Ket:
Xi = Komponen pada terpasang pada titik i
λ = Angka keluaran
Xout= PU sistem keluar

 Perkiraan Lama Keluar/Durasi Pemadaman (Outage Duration)


Periode dari satu permulaan komponen mengalami keluar
sampai saat komponen dapat dioperasikan kembali sesuai dengan
fungsinya, (SPLN 59, 1985)
Adapun perkiraan waktu perbaikan dari komponen adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Waktu operasi kerja dan pemulihan pelayanan
No Operasi Kerja Waktu/Jam
1 Menerima panggilan adanya pemadaman dan waktu yang 0,5
dibutuhkan untuk perjalanan ke GI
2 Menerima pangilan adanya pemadaman dan waktu yang 1,0
dibutuhkan untuk perjalanan ke alat penutup kembali
3 Waktu yang dibutuhkan untuk sampai dari satu gardu ke 0,16
gardu berikutnya
4 Waktu yang dibutuhkan untuk sampai dari satu gardu ke 0,2
gardu berikutnya untuk sistem spot network
5 Waktu yang dibutuhkan untuk memeriksa indikator gangguan 0,083
(hanya untuk sistem Spindel)
6 Waktu yang dibutuhkan untuk membuka/menutup pemutus 0,25
tenaga atau penutup kembali
7 Waktu yang dibutuhkan untuk membuka/menutup saklar 0,15
beban atau saklar pemisah
8 Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kawat 3
penghantar udara
9 Waktu yang dibutuhkan untuk mencari lokasi gangguan pada 5
kabel bawah tanah
10 Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kabel penyulang 10
bawah tanah
11 Waktu yang dibutuhkan untuk mengganti/ memperbaiki 10
pemutus tenaga, saklar beban, penutup kembali atau saklar
pemisah

14
12 Waktu yang dibutuhkan untuk mengganti penyambung kabel 15
(bulusan) untuk kabel berisolasi kertas
13 Waktu yang dibutuhkan untuk mengganti trafo distribusi 10
14 Waktu yang dibutuhkan untuk mengganti pelindung jaringan 10
15 Waktu yang dibutuhkan untuk mengganti/memperbaiki bus 10
tegangan rendah

(Sumber: SPLN 59, 1985)

Dalam menentukan perkiraan lama keluaran pada suatu titik (Ui)


dapat menggunakan persamaan berikut ini: (SPLN 59, 1986).

Ui=Ʃ λ𝑖 .ti……………(2.2)

Ket:
λi = laju kegagalan
ti = waktu perbaikan

2.4.1 Standar Keandalan Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero)


Untuk dapat melayani pelanggan dengan baik PT. PLN (Persero)
mempunyai standar kualitas dalam penyaluran tenaga listrik, yaitu:
 Tenaga listrik arus bolak-balik yang disalurkan baik satu fasa maupun
tiga fasa mempunyai frekuensi 50Hz, dengan penyimpangan ± 0,5 Hz
 Pada jaringan tegangan rendah, tehgangan nominalnya adalah:
o Antara fasa dengan netral 220V
o Antara fasa dengan fasa 380V
 Pada jaringan tegangan menengah, tegangan nominalnya adalah 20kV
 Variasi tegangan yang diperbolehkan adalah maksimum 5% nomimal
dan minimum 10% nominal, baik tegangan rendah maupun tegangan
menengah.

PT. PLN (Persero) Indonesia sebagai perusahaan penyedia layanan listrik


di Indonesia menetapkan suatu standar pelayan yang diatur dalam SPLN 59 :1985
dan SPLN 68-2:1986. SPLN 59 :1985 menjelaskan mengenai proses perhitungan

15
indeks keandalan pada tiap jaringan distribusi berdasarkan komponen terpasang
dan jumlah pelangan yang dilayani. Sedangkan SPLN 68-2:1986 menjelaskan
tentang standar keandalan jaringan distribusi di setiap daerah. Berdasarkan SPLN
68-2:1986 tentang tingkat jaminan sistem tenaga listrik menjadikan PLN
Distribusi DKI & Tangerang sebagai dasar atau patokan bagi daerah lain di
Indonesia berdasarkan tipe-tipe jaringan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Standar Jaminan PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang
No Jenis Jaringan Frekuensi Durasi
1 SUTM Radial 27 kali/tahun 177 jam/tahun
2 SUTM Radial dengan PBO 11 kali/tahun 58 jam/tahun
3 SKTM Spindel tanpa PPJD 1,7 kali/tahun 6,25 jam/tahun
4 SKTM Spindel dengan PPJD 1,7 kali/tahun 4,77 jam/tahun
5 SKTM Gugus 1,7 kali/tahun 5,0 jam/tahun
Sumber: SPLN 68-2:1986

Dikarenakan kebutuhan tenaga listrik tiap konsumen dan beban tarif pada
tiap daerah berbeda, maka PT. PLN (Persero) menetapkan suatu standar
pelayanan energi listrik untuk daerah lain dengan menggunakan faktor pengali
yang berdasarkan pada standar jaminan PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang.
Berikut adalah faktor pengali bagi daerah lain:

Tabel 2.4 Faktor pengali


No Daerah Faktor
1 Jawa & Bali 1,1
2 Sumatera 1,2
3 Kalimantan dan sulawesi 1,3
4 Maluku, NTB & NTT 1,4
5 Irian Jaya dan Timor Timur 1,5
Sumber: SPLN 68-2:1986

16
2.4.2 Indeks Keandalan Berorientasikan Pelanggan
Dalam penentuan indeks keandalan yang berorientasikan pada pelanggan
untuk sistem secara keseluruhan maka faktor-faktor yang mempengaruhi seperti
jumlah pelanggan, perkiraan frekuensi dan durasi/lama pemadaman dapat
dievaluasi dan bisa didapatkan lengkap mengenai kinerja sistem. Indeks-indeks ini
adalah frekuensi atau lama pemadaman rata-rata tahunan. Indeks keandalan yang
dipakai pada sistem distribusi dijelaskan dalam uraian berikut ini:
 Sistem Average Interruption Frequency Index (SAIFI)
Sistem Average Interruption Frequency Index (SAIFI) adalah
indeks keandalan yang merupakan jumlah dari perkalian frekuensi padam
dan pelanggan padam dibagi dengan jumlah pelanggan yang dilayani.
Dengan indeks ini gambaran mengenai frekuensi kegagalan rata-rata yang
terjadi pada bagian-bagian dari sistem bisa dievaluasi sehingga dapat
dikelompokan sesuai dengan tingkat keandalannya. Satuannya adalah
pemadaman per pelanggan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut: (Short. 2004).

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑎𝑚𝑖 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛


𝑆𝐴𝐼𝐹𝐼 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛
Ʃ𝜆𝑖 .𝑁𝑖
= … … … … … … … … … … … … … . . (2.3)
𝑁

Dimana:
λi = Laju kegalan pada titik i (kegagalan/tahun)
N i = jumlah pelanggan pada titik beban i (pelanggan)
N = jumlah seluruh pelanggan dalam satu sistem (pelanggan)

 Sistem Average Interruption Duration Index (SAIDI)


Sistem Average Interruption Duration Index (SAIDI) merupakan
suatu indeks yang menyatakan lamanya gangguan (pemadaman) yang
terjadi dalam selang waktu tertentu (1 tahun) pada pelanggan dalam suatu
sistem secara keseluruhan, (Short . 2004).

17
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛
𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛
Ʃ𝜆𝑖 . 𝑁𝑖
= … … … … … . … … … … … … … . … … (2.4)
𝑁

Dimana:
Ui = durasi gangguan pada titik i (%/tahun)
Ni = jumlah pelanggan pada titik beban i (pelanggan)
N = jumlah seluruh pelanggan dalam satu sistem (pelanggan)

 Costumer Avarage Interuption Frequency Index (CAIFI)


Costumer Avarage Interuption Frequency Index (CAIFI) adalah
indeks keandalan yang merupakan jumlah dari perkalian lama padam dan
pelangan padam dibagi dengan jumlah pelanggan yang dilayani. Dengan
indeks ini, gambaran mengenai lama pemadaman rata-rata yang
diakibatkan oleh gangguan pada bagian-bagian dari sistem dapat
dievaluasi, (Short. 2004).

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑎𝑚𝑖 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛 𝑆𝐴𝐼𝐹𝐼


𝐶𝐴𝐼𝐹𝐼 = =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼
Ʃ𝜆𝑖 . 𝑁𝑖
= … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (2.5)
Ʃ𝑈𝑖 . 𝑁

 Costumer Avarage Interuption Duration Index (CAIDI)


Costumer Avarage Interuption Duration Index (CAIDI) merupakan
suatu indeks yang menyatakan lamanya gangguan yang terjadidalam
selang waktu tertentu (1 tahun) pada pelanggan dalam ruang lingkup yang
lebih kecil, (Short. 2004).

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑎𝑚𝑖 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛 𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼


𝐶𝐴𝐼𝐷𝐼 = =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑆𝐴𝐼𝐹𝐼
Ʃ𝑈𝑖 . 𝑁𝑖
= … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (2.6)
Ʃ𝜆𝑖 . 𝑁

18
 Avarage Service Availability/Unvailability Index (ASAI/ASUI)
Avarage Service Availability Index (ASAI) merupakan suatu indeks
yang menyatakan kemampuan suatu sistem untuk menyediakan/menyuplai
suatu sistem dalam jangka waktu satu (1) tahun sedangkan Avarage
Service Unvailability Index (ASUI) merupakan indeks yang menyatakan
ketidakmampuan suatu sistem untuk menyuplai, (Short. 2004).

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖


𝐴𝑆𝐴𝐼 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎
8760 − 𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼
= … … … … … … … … … … … . . (2.7)
8760
ASUI = 1 – ASAI ..............................................................(2.8)

19
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian tugas akhir ini dilakukan di PT. PLN Rayon Oesao dan waktu
penelitian tugas akhir ini dilaksanakan selama 5 bulan yakni pada bulan Februari
sampai Juni 2018.

3.2 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu suatu metode
penelitian ilmiah yang sistematis terhadap komponen-komponen serta hubungan
antar komponen. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari PT. PLN
Rayon Oesao sepeti single line diagaram, panjang penyulang, data pelanggan dan
data gangguan.
Dalam penelitian ini juga menggunakan metode observasi terhadap
keadaan jaringan distribusi pada Penyulang Oesao, Penyulang Camplong dan
Penyulang Buraen.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian


Dalam penelitian tugas akhir ini menggunakan laptop DELL Inspirion 14
dengan processor Intel Celeron 2957U dan software Microsoft Excel sebagai
instrumen yang akan digunakan untuk membantu peneliti untuk mengolah data.

3.4 Teknik Analisa Data


Dalam penelitian ini digunakan beberapa persamaan:
 Laju perkiraan laju kegagalan pada tiap penyulang (𝜆𝑖)
Untuk menghitung perkiraan laju kegagalan menggunakan
persamaan 2.1.
 Perkiraan durasi gangguan pada tiap penyulang (Ui)
Untuk menghitung perkiraan durasi gangguan menggunakan
persamaan 2.2.

20
 Untuk menghitung SAIFI digunakan persamaan 2.3.
 Untuk menghitung SAIDI digunakan persamaan 2.4.
 Untuk menghitung CAIFI digunakan persamaan 2.5.
 Untuk menghitung CAIDI digunakan persamaan 2.6.
 Untuk menghitung ASAI/ASUI digunakan persamaan 2.7 dan
persamaan 2.9.

21
3.5 Langkah-langkah Penelitian
Berikut adalah langkah-langkah dalam penelitian ini:

Mulai

Studi Pustaka

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis Data

Membandingkan hasil
perhitungan dengan
standar SPLN 68-2:1986

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Langkah-langkah kerja penelitian

22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT. PLN (Persero) Rayon Oesao


PT. PLN (Persero) Rayon Oesao merupakan salah satu rayon dari PT.
PLN (Persero) wilayah NTT yang beralamat di Jl. Kayu Putih, Oesao, Kabupaten
Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sebagai penyedia jasa layanan listrik di
Kabupaten Kupang PT. PLN (Persero) Rayon Oeaso memiliki 8 buah
penyulang/feeder yaitu: Oesao, Camplong, Buraen, Pariti, Sulamu, Oemofa dan
Baun. Berikut adalah komponen terpasang pada penyulang Oesao, Camplong dan
Buraen sebagai penyulang yang menjadi objek penelitian:

Tabel 4. 1 Komponen terpasang


No Penyulang Komponen Satuan
Saluran Udara TM 20,93 KMS
Transformator 18 buah
1 Oesao Load Break Switch 0
Cut Out 6 buah
Recloser 0
Rel TR 18 buah
Saluran Udara TM 94,80 KMS
Transformator 79 buah
2 Camplong Load Break Switch 2 buah
Cut Out 31 buah
Recloser 2 buah
Rel TR 79 buah
Saluran Udara TM 176, 25 KMS
Transformator 70 buah
Load Break Switch 3 buah
3 Buraen Cut Out 36 buah
Recloser 2 buah
Rel TR 70 buah
(Sumber: PT. PLN (Persero) Rayon Oesao)

23
Penyulang Oesao mendapatkan suplai energi listrik dari GI Naibonat
melalui penyulang express dengan sistem 20kV sedangkan penyulang Camplong
dan Buraen didistribusikan melalui GH Oesao dengan sistem 20kV. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat single line diagram yang terlampir pada lampiran-3.

24
4.2 Data Penelitian
Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini penulis menggunakan data-data
yang diperoleh dari PT. PLN (Persero) Oesao sebagai berikut:

4.2.1 Data Jumlah Pelanggan


Berdasarkan dari data yang diperoleh jumlah pelangan Penyulang Buraen,
Penyulang Oesao dan Penyulang Camplong sejak tahun 2012 sampai dengan 2017
dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Jumlah pelanggan


No Nama Penyulang Tahun Pelanggan
1 Oesao 3543
2 Camplong 8340
3 Buraen 2012 9815
Total 21698
1 Oesao 3543
2 Camplong 2013 8340
3 Buraen 9815
Total 21698
1 Oesao 3544
2 Camplong 2014 8341
3 Buraen 9818
Total 21703
1 Oesao 3544
2 Camplong 2015 8342
3 Buraen 9818
Total 21704
1 Oesao 3545
2 Camplong 2016 8343
3 Buraen 9820
Total 21708
1 Oesao 3545
2 Camplong 2017 8343
3 Buraen 9820
Total 21708
( Sumber: PT. PLN Rayon Oesao)

25
4.2.2 Jumlah Pemadaman
Berdasarkan dari data yang diperoleh jumlah pemadaman pada Penyulang
Buraen, Penyulang Oesao dan Penyulang Camplong sejak tahun 2012 s/d 2017
dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Jumlah pemadaman


Bulan T
O
No Tahun Penyulang T
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A
L

1 Oesao 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Camplong 4 1 1 7 1 2 7 4 9 10 11 23 80

3 2012 Buraen 1 2 1 3 3 3 7 7 6 9 3 20 65

1 Oesao 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Camplong 11 0 3 7 5 8 6 3 8 9 13 4 77

3 2013 Buraen 8 2 3 7 5 7 6 3 9 4 7 11 72

1 Oesao 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Camplong 10 3 12 3 23 18 19 8 10 6 14 12 138

3 2014 Buraen 19 0 14 23 35 16 12 17 18 23 13 21 211

1 Oesao 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Camplong 10 7 6 12 6 4 9 8 7 2 3 5 79

3 2015 Buraen 33 11 20 12 2 2 1 0 1 2 0 4 88

1 Oesao 0 0 0 2 1 0 0 1 0 1 0 1 6

2 Camplong 5 4 4 3 6 8 10 7 7 1 1 3 59

3 2016 Buraen 0 1 7 6 3 11 4 3 4 6 4 9 58

1 Oesao 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 1 7

2 Camplong 1 3 1 10 5 2 2 3 2 1 1 3 34

3 2017 Buraen 2 2 2 2 4 2 1 0 3 0 2 4 24

(Sumber: PT. PLN Rayon Oesao)

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Bapak Lutfi sebagai supervisor


di PT. PLN (Persero) Rayon Oesao diperoleh informasi bahwa gangguan yang
sering terjadi pada jaringan distribusi di penyulang Oesao, Camplong dan Buraen
disebabkan oleh gangguan eksternal seperti pemasangan umbul-umbul yang
menyentuh saluran, hewan yang digembalakan di sekitar saluran dan dahan pohon
yang mengenai saluran.

26
4.2.3 Durasi Pemadaman
Berdasarkan dari data yang diperoleh mengenai durasi pemadaman pada
Penyulang Buraen, Penyulang Oesao dan Penyulang Camplong sejak tahun 2012
s/d 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 4 Durasi pemadaman


Bulan T
O
No Tahun Penyulang T
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A
L

1 Oesao 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Camplong 6 1 1 10 1 3 10 6 13 15 16 34 116

3 2012 Buraen 1 3 1 4 4 3 9 9 12 4 4 30 84

1 Oesao 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Camplong 12 0 5 7 7 12 9 4 12 13 20 4 105

3 2013 Buraen 12 4 3 10 7 10 9 4 13 6 10 16 104

1 Oesao 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Camplong 15 5 18 5 35 27 29 12 13 9 21 18 207

3 2014 Buraen 28 0 21 34 52 24 18 25 26 32 17 29 306

1 Oesao 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Camplong 17 12 11 20 9 4 10 10 11 3 5 7 119

3 2015 Buraen 49 16 28 18 4 3 2 0 1 2 0 6 129

1 Oesao 0 0 0 3 2 0 0 2 0 2 0 1 10

2 Camplong 7 6 8 5 11 10 15 9 10 1 2 5 89

3 2016 Buraen 0 2 11 9 3 15 6 5 6 9 5 14 85

1 Oesao 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 1 5

2 Camplong 1 2 1 13 5 3 3 2 3 1 1 2 37

3 2017 Buraen 1 1 1 2 5 1 1 0 2 0 3 2 19

(Sumber: PT. PLN Rayon Oesao)

27
4.3 Pengolahan Data
Peralatan sistem distribusi yang terpasang pada saluran distribusi tidak
selalu dapat bekerja dengan normal hal tersebut dikarenakan adanya beberapa
kondisi yang dapat mempengaruhi sistem kerja dari peralatan-peralatan tersebut
sehingga dapat mengakibatkan kegagalan pada sistem distribusi itu sendiri. Oleh
karena itu untuk dapat menentukan indeks keandalan suatu sistem distribusi
terlebih dahulu perlu dilakukan perhitungan perkiraan laju kegagalan dan durasi
gangguan berdasarkan dari data angka keluaran (outage) dan durasi pemadaman
(outage duration) dari tiap komponen.

4.3.1 Menghitung Perkiraan Laju Kegagalan (λi) Pada Tiap Penyulang


Dengan menggunakan persamaan 2.1 diperoleh perkiraan laju kegagalan
pada penyulang Oesao, penyulang Camplong dan penyulang Buraen adalah
sebagai berikut: (Proses perhitungan pada Lampiran-6).

 Penyulang Oesao
Tabel 4. 5 Laju kegagalan penyulang Oesao
Komponen Komponen Angka PU Laju
Unit, KMs Keluar Sistem Kegagalan
(Xi) (λ) Keluar (λi)
SUTM 20,93 0,2 1 4,186
Trafo 18 0,005 1/18 0,005
LBS 0 0,003 0 0
Cut Out 6 0,005 1/6 0,005
Recloser 0 0,005 0 0
Rel TR 18 0,001 1/18 0,001
Total 4,197
(Sumber: Hasil perhitungan)

Perkiraan laju kegagalan pada sistem distribusi Penyulang Oesao yang


memiliki panjang saluran 20,93 KMs, trafo 18 buah, cut out 6 buah, rel TR 18
buah adalah 4,197 kali/tahun. Pada penyulang Oesao komponen terpasang yang

28
memiliki nilai perkiraan angka keluaran (outage) tertinggi adalah saluran udara
tegangan menengah dengan nilai 4,186 kali/tahun dan yang terendah pada rel TR
dengan nilai 0,001 kali/tahun.

 Penyulang Camplong
Tabel 4. 6 Laju kegagalan penyulang Camplong
Komponen Komponen Angka PU Laju
Unit, KMs Keluar Sistem Kegagalan
(Xi) (λ) Keluar (λi)
SUTM 94,80 0,2 1 18,96
Trafo 79 0,005 1/79 0,005
LBS 2 0,003 ½ 0,003
Cut Out 31 0,005 1/31 0,005
Recloser 2 0,005 ½ 0,005
Rel TR 79 0,001 1/79 0,001
Total 18,979
(Sumber: Hasil perhitungan)

Perkiraan laju kegagalan pada sistem distribusi Penyulang Camplong yang


memiliki panjang saluran 94,80 KMs, trafo 79 buah, LBS 2 buah, cut out 6 buah,
recloser 2 buah, rel TR 18 buah adalah 18,979 kali/tahun. Pada penyulang
Camplong komponen terpasang yang memiliki nilai perkiraan angka keluaran
(outage) tertinggi adalah saluran udara tegangan menengah dengan nilai 18,96
kali/tahun dan yang terendah pada rel TR dengan nilai 0,001 kali/tahun.

29
 Penyulang Buraen
Tabel 4. 7 Laju kegagalan penyulang Buraen
Komponen Komponen Angka PU Laju
Unit, KMs Keluar Sistem Kegagalan
(Xi) (λ) Keluar (λi)
SUTM 176,25 0,2 1 35,25
Trafo 70 0,005 1/70 0,005
LBS 3 0,003 1/3 0,003
Cut Out 36 0,005 1/36 0,005
Recloser 2 0,005 1/2 0,005
Rel TR 70 0,001 1/70 0,001
Total 35,269
(Sumber: Hasil perhitungan)
Perkiraan laju kegagalan pada sistem distribusi Penyulang Buraen yang
memiliki panjang saluran 176,23 KMs, trafo 70 buah, LBS 3 buah, cut out 36
buah, recloser 2 buah, rel TR 70 buah adalah 35,269 kali/tahun. Pada penyulang
Buraen komponen terpasang yang memiliki nilai perkiraan angka keluaran
(outage) tertinggi adalah saluran udara tegangan menengah dengan nilai 35,25
kali/tahun dan yang terendah pada rel TR dengan nilai 0,001 kali/tahun.

30
4.3.2 Menghitung Perkiraan Durasi Gangguan (Ui) Pada Tiap Penyulang
Dengan menggunakan persamaan 2.2 diperoleh perkiraan durasi gangguan
pada penyulang Oesao, penyulang Camplong dan penyulang Buraen adalah
sebagai berikut: (Proses perhitungan lampiran-6).

 Penyulang Oesao
Tabel 4. 8 Durasi gangguan penyulang Oesao
Komponen Laju Repair Durasi
Kegagalan Time Gangguan
(λi) (Ui)
SUTM 4,186 3 12,558
Trafo 0,005 10 0,05
LBS 0 10 0
Cut Out 0,005 10 0,05
Recloser 0 10 0
Rel TR 0,001 10 0,01
Total 12,668
(Sumber: Hasil perhitungan)

Perkiraan durasi gangguan pada sistem distribusi Penyulang Oesao yang


memiliki panjang saluran 20,93 KMs, trafo 18 buah, cut out 6 buah, rel TR 18
buah adalah 12,668 jam/tahun. Pada penyulang Oesao komponen terpasang yang
memiliki nilai perkiraan durasi pemadaman tertinggi adalah saluran udara
tegangan menengah dengan nilai 12,558 jam/tahun dan yang terendah pada rel TR
dengan nilai 0,01 jam/tahun.

31
 Penyulang Camplong
Tabel 4. 9 Durasi gangguan penyulang Camplong
Komponen Laju Kegagalan (λi) Repair Time Durasi Gangguan
(Ui)
SUTM 18,96 3 56,88
Trafo 0,005 10 0,05
LBS 0,003 10 0,03
Cut Out 0,005 10 0,05
Recloser 0,005 10 0,05
Rel TR 0,001 10 0,01
Total 57,07
(Sumber: Hasil perhitungan)

Perkiraan durasi gangguan pada sistem distribusi Penyulang Camplong


yang memiliki panjang saluran 94,80 KMs, trafo 79 buah, LBS 2 buah, cut out 6
buah, recloser 2 buah, rel TR 18 buah adalah 57,07 jam/tahun. Pada penyulang
Camplong komponen terpasang yang memiliki nilai perkiraan durasi pemadaman
tertinggi adalah saluran udara tegangan menengah dengan nilai 56,88 jam/tahun
dan yang terendah pada rel TR dengan nilai 0,01 jam/tahun.

 Penyulang Buraen
Tabel 4. 10 Durasi gangguan penyulang Buraen
Komponen Laju Repair Durasi
Kegagalan Time Gangguan
(λi) (Ui)
SUTM 35,25 3 105,75
Trafo 0,005 10 0,05
LBS 0,003 10 0,03
Cut Out 0,005 10 0,05
Recloser 0,005 10 0,05
Rel TR 0,001 10 0,01
Total 105,94
(Sumber: Hasil perhitungan)

32
Perkiraan laju kegagalan pada sistem distribusi Penyulang Buraen yang
memiliki panjang saluran 176,23 KMs, trafo 70 buah, LBS 3 buah, cut out 36
buah, recloser 2 buah, rel TR 70 buah adalah 105,94 jam/tahun. Pada penyulang
Buraen komponen terpasang yang memiliki nilai perkiraan durasi pemadaman
tertinggi adalah saluran udara tegangan menengah dengan nilai 105,75 jam/tahun
dan yang terendah pada rel TR dengan nilai 0,01 jam/tahun.

4.4 Analisis Keandalan Sistem Distribusi PT. PLN (Persero) Rayon Oesao

4.4.1 Perhitungan SAIFI


Dalam menentukan SAIFI pada tiap penyulang diperoleh dari hasil
perkalian perkiraan laju kegagalan (λi) tiap penyulang dengan jumlah pelanggan
pada tiap penyulang (Ni) kemudian dibagi dengan total pelangan pada sistem (N).
Setelah mendapatkan nilai SAIFI pada tiap penyulang.
Dengan menggunakan persamaan 2.3 didapatkan nilai SAIFI pada tiap
penyulang sebagai berikut: (Proses perhitungan lampiran-6).

Grafik 4.1 Hasil perhitungan SAIFI

18

16

14

12

10
SAIFI

0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Oesao 0.68532 0.68532 0.68545 0.68532 0.68539 0.68539
Camplong 7.29491 7.29491 7.29511 7.29464 7.29417 7.29417
Buraen 15.95379 15.95379 15.95231 15.95425 15.95456 15.95456

(Sumber: Hasil perhitungan)

33
Berdasarkan grafik hasil perhitungan diatas nilai SAIFI pada PT. PLN
(Persero) Rayon Oesao tahun 2012 sampai 2017 kurang dari 37,8 kali/tahun. Nilai
SAIFI tertinggi adalah pada Penyulang Oesao tahun 2012 dan yang terendah
adalah pada Penyulang Buraen tahun 2017. Nilai SAIFI Penyulang Oesao tahun
2012 lebih tinggi dari pada penyulang lainnya dikarenakan panjang saluran,
komponen yang terpasang dan jumlah pelanggan Penyulang Oesao tahun 2012
lebih sedikit.

4.4.2 Perhitungan SAIDI


Dalam menentukan SAIDI pada tiap penyulang diperoleh dari hasil
perkalian perkiraan durasi kegagalan (Ui) tiap penyulang dengan jumlah
pelanggan pada tiap penyulang (Ni) kemudian dibagi dengan total pelangan pada
sistem (N).
Dengan menggunakan persamaan 2.4 didapatkan nilai SAIDI pada tiap
penyulang sebagai berikut: (Proses perhitungan terlampir).

Grafik 4.2 Hasil perhitungan SAIDI

Chart Title
60

50

40
SAIDI

30

20

10

0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Oesao 2.06852 2.06852 2.06891 2.06853 2.06873 2.06873
Camplong 21.93584 21.93584 21.93645 21.93503 21.93362 21.93362
Buraen 47.92152 47.92152 47.9171 47.92291 47.92384 47.92384

(Sumber : Hasil Perhitungan)

34
Berdasarkan grafik hasil perhitungan diatas nilai SAIDI pada PT. PLN
(Persero) Rayon Oesao tahun 2012 sampai 2017 kurang dari 247,8 jam/tahun.
Nilai SAIDI tertinggi adalah pada Penyulang Oesao tahun 2012 dan yang
terendah adalah pada Penyulang Buraen tahun 2017. Nilai SAIDI Penyulang
Oesao tahun 2012 lebih tinggi dari pada penyulang lainnya dikarenakan panjang
saluran, komponen yang terpasang dan jumlah pelanggan Penyulang Oesao tahun
2012 lebih sedikit.

4.4.3 Perhitungan CAIFI


Dalam menentukan CAIFI pada tiap penyulang diperoleh dari hasil
pembagian nilai SAIFI dengan nilai SAIDI dari masing-masing penyulang
tersebut.
Dengan menggunakan persamaan 2.5 didapatkan nilai CAIFI pada tiap
penyulang sebagai berikut: (Proses perhitungan terlampir).

Grafik 4.3 Hasil perhitungan CAIFI

0.3335

0.333

0.3325

0.332

0.3315

0.331

0.3305
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Oesao 0.331309 0.331309 0.33131 0.331308 0.33131 0.33131
Camplong 0.332557 0.332557 0.332557 0.332557 0.332557 0.332557
Buraen 0.332915 0.332915 0.332915 0.332915 0.332915 0.332915

(Sumber: Hasil perhitungan)

35
4.4.4 Perhitungan CAIDI
Dalam menentukan CAIDI pada sistem diperoleh dari hasil pembagian
nilai SAIDI dengan nilai SAIFI dari sistem tersebut.
Dengan menggunakan persamaan 2.6 didapatkan nilai CAIDI pada tiap
penyulang sebagai berikut: (Proses perhitungan terlampir).

Grafik 4.4 Hasil perhitungan CAIDI

3.02

3.015

3.01

3.005

2.995
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Oesao 3.018327 3.018327 3.018324 3.018324 3.018325 3.018325
Camplong 3.007006 3.007006 3.007007 3.007007 3.007007 3.007007
Buraen 3.00377 3.00377 3.003772 3.003771 3.003771 3.003771

(Sumber: Hasil perhitungan)

36
4.4.5 Perhitungan ASAI/ASUI
Dalam menentukan nilai ASAI diperoleh dengan mengurangi jumlah jam
dalam satu tahun (8760 Jam) dengan nilai SAIDI kemudian membaginya dengan
jumlah jam dalam satu tahun (8760 Jam). Sedangkan nilai ASUI diperoleh dengan
menguragi nilai satu (1) dengan ASAI.
Dengan menggunakan persamaan 2.7 didapatkan nilai ASAI pada tiap
penyulang sebagai berikut: (Proses perhitungan terlampir).

Grafik 4.5 Hasil perhitungan ASAI

1.001
1
0.999
0.998
0.997
0.996
0.995
0.994
0.993
0.992
0.991
2012 2103 2014 2015 2016 2017
Oesao 0.999764 0.999764 0.999764 0.999764 0.999764 0.999764
Camplong 0.997496 0.997496 0.997496 0.997496 0.997496 0.997496
Buraen 0.99453 0.99453 0.99453 0.994529 0.994529 0.994529

(Sumber: Hasil perhitungan)


Pada hasil penelitian nilai ketersediaan energi listrik atau ASAI yang
tertinggi adalah pada penyulang Oesao tahun 2012 dan 2013 hal ini dikarenakan
nilai SAIFI dan SAIDI pada penyulang Oesao tahun 2012 dan 2013 lebih tinggi
dibanding dengan penyulang lainnya.
Pada suatu sistem distribusi tenaga listrik diharapkan dapat mampu terus
menyediakan energi listrik bagi konsumen dengan nilai indeks ketersedian sama
dengan 1 (satu). PT. PLN (Persero) Rayon Oesao memiliki nilai ketersedian
energi listrik ± 0,99 dan selisih nilai ketersedian energi listrik dengan nilai yang
ingin dicapai adalah ± 0,01. Hal ini membuktikan bahwa PT. PLN (Persero)

37
Rayon Oesao sudah mampu memenuhi kebutuhan energi listrik konsumen dengan
baik.
Dengan menggunakan persamaan 2.8 didapatkan nilai ASUI pada tiap
penyulang sebagai berikut: (Proses perhitungan terlampir).

Grafik 4.6 Hasil perhitungan ASUI

0.006

0.005

0.004

0.003

0.002

0.001

0
2012 2103 2014 2015 2016 2017
Oesao 0.000236 0.000236 0.000236 0.000236 0.000236 0.000236
Camplong 0.002504 0.002504 0.002504 0.002504 0.002504 0.002504
Buraen 0.00547 0.00547 0.00547 0.005471 0.005471 0.005471

(Sumber: Hasil perhitungan)


Pada suatu sistem distribusi tenaga listrik diharapakan sistem tersebut
secara berkelanjutan dapat terus memenuhi kebutuhan konsumen sehingga
diharapkan nilai ketidak-tersediaan energi listrik atau ASUI adalah sama dengan 0
(nol). Pada sistem distribusi PT. PLN (Persero) Rayon Oesao memiliki nilai ASUI
sebesar ± 0.0072. Hal ini dapat membuktikan bahwa sistem distribusi tenaga
listrik PT. PLN (Rayon) Oesao dapat dikategorikan handal.

38
4.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Keandalan PT. PLN Rayon
Oesao

Setelah menganalisis keandalan jaringan distribusi di PT.PLN (Persero)


Oesao dengan menggunakan tiga buah penyulang sebagai objek penelitian yaitu
penyulang Oesao, penyulang Camplong dan penyulang Buraen dapat disimpulkan
bahwa sistem distribusi tersebut sudah memenuhi standar SPLN 68-2 :1986
dimana frekuensi gangguan dan durasi gangguan yang ditetapkan untuk SUTM
radial wilayah Nusa Tenggara Timur adalah 37,8 kali/tahun dan 247,8 jam/tahun.
Tingkat keandalan tertinggi adalah pada penyulang Oesao tahun 2012 dan
terendah pada penyulang Buraen tahun 2017.
Dari hasil penelitian pada penyulang Oesao, Camplong dan Buraen
memiliki perbedaan jumlah pelanggan, jumlah komponen terpasang dan panjang
saluran yang berbeda. Pada penyulang Oesao memiliki tingkat keandalan yang
lebih tinggi dari pada penyulang lainnya dikarenakan jumlah pelanggan, jumlah
komponen terpasang dan panjang saluran penyulang Oesao lebih kecil di
bandingkan dengan penyulang lainnya.
Pada dasarnya peralatan pada saluran distribusi listrik memiliki peranan
penting yang berfungsi untuk melindungi peralatan lain dari dampak gangguan
dan melindungi manusia dari bahaya listrik. Namun peralatan proteksi sendiri
dapat menurunkan tingkat indeks keandalan dari jaringan itu sendiri dikarenakan
tiap peralatan tersebut memiliki nilai perkiraan keluaran (outage). Oleh karna itu
dalam pemasangan peralatan proteksi perlu diperhitungkan dengan baik.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar
jumlah pelanggan, komponen terpasang dan panjang saluran maka akan semakin
kecil nilai indeks keandalan suatu jaringan distribusi.

39
BAB V
PENUTUP

Dari hasil analisis tingkat keandalan di PT. PLN (Persero) Rayon Oesao
dengan menganalisis SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) Penyulang
Oesao, Penyulang Camplong dan Penyulang Buraen dapat disimpulkan sebagai
berikut:

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyulang Oesao,
Camplong dan Buraen memenuhi kriteria andal menurut SPLN 68-2:1986
dikarenakan indeks keandalan tiap penyulang kurang dari nilai frekuensi
gangguan yang ditetapkan yaitu 37,8 kali/tahun dan durasi gangguan 247,8
jam. Tingkat keandalan tertinggi dari ketiga penyulang ini adalah pada
penyulang Oesao tahun 2012 dengan nilai SAIFI = 0.68532 kali/tahun; SAIDI
= 2.06852 jam/tahun; CAIFI = 0.331309 kali/tahun; CAIDI = 3.018327
jam/tahun; ASAI = 0.999764 dan ASUI = 0.000236 sedangkan yang terendah
pada penyulang Buraen tahun 2017 dengan nilai SAIFI = 15.95456 kali/tahun;
SAIDI = 47.92384 jam/tahun; CAIFI = 0.332915 kali/tahun; CAIDI =
3.003771 jam/tahun; ASAI = 0.994529 dan ASUI = 0.005471. Perbedaan ini
dikarenakan jumlah pelangan yang terus bertambah tiap tahunnya. Selain itu
juga dikarenakan panjang saluran dan jumlah komponen pada penyulang
Oesao lebih kecil dari pada penyulang Buraen.

2. Indeks keandalan suatu jaringan distribusi sangat dipengaruhi oleh panjang


saluran, jumlah komponen terpasang dan banyak pelanggan. Apabila makin
panjang suatu saluran distribusi maka indeks keandalan akan semakin kecil
nilai indeks keandalannya.

40
5.2 Saran
Penelitian ini terkendala oleh tidak tersedianya catatan yang detail tentang
jumlah pelanggan tiap titik beban, jumlah gangguan yang terjadi pada tiap titik
beban serta lokasi titik gangguan. Oleh karena itu PT. PLN (Persero) Rayon Oesao
perlu melakukan pendataan yang lengkap terhadap tiap gangguan yang terjadi
sehingga dapat mempermudah untuk memperoleh informasi mengenai titik beban
yang sering kali mengalami gangguan.

41
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Fatoni, Rony Seto Wibowo, Adi Soeprijanto, (2016), “Analisa


Keandalan Sistem Distribusi 20 kV PT. PLN Rayon Lumajang Dengan
Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analisys)”, Jurnal Teknik ITS
Vol. 5, No. 2.

Daman Suswanto, (2009), “Sistem Distribusi Tenaga Listrik”, Universitas Negeri


Padang, Padang.

Endrenyi J, (1978). “Reliability Modeling In Electric Power Systems”, The Pitman


Press Great Britain: Britain.

Erhaneli, (2016). “Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik


Berdasarkan Indeks Keandalan SAIDI dan SAIFI pada PT. PLN (Persero)
Rayon Bagan Batu Tahun 2015”, Jurnal Teknik Elektro, Insitut Teknologi
Padang. Vol. 5, No. 2.

Khairuly Syafrin, (2016). “Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kV


PT. PLN (Persero) Rayon Panam Pada Feeder OGF 18 Taman Karya dan
Feeder 12 Kualu Dengan Metode Loop Restoration Scheme (LRS)”,
Skripsi Teknik Elektro, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau.

Marsudi D, (2006), “Operasi Sistem Tenaga Listrik” Graha Ilmu: Yongyakarta.

Pabla, A.S, (2007), “ Electric Power Distribution. Fith Edition”, Tata McGraw-
Hill Publishing Company Limited: New Delhi

42
Rahmad Santoso, Nurhalim, (2016). “Evaluasi Tingkat Keandalan Jaringan
Distribusi 20 kV Pada Gardu Induk Bangkinang Dengan Menggunakan
Metode FMEA (FailureModes and Effects Analisys), Jurnal Teknik
Elektro, Universitas Riau. Vol. 3, No.2.

SPLN 59, (1985), “Keandalan Pada Sistem Distribusi 20 kV dan 6 kV”, PT. PLN
(Persero): Jakarta.

SPLN 68-2, (1986), “Tingkat Jaminan Mutu Sistem Tenaga Listrik”, PT. PLN
(Persero): Jakarta.

Short, (1966), “Electric Power Distribution Handbook”, CRC Press LLC:


Florida.

Willis, H Lee, (2004), “Power Distribution Planning Reference Book. Second


Edition, Revised and Expanded”, Marcel Dekker, Inc: New York-Basel.

43
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………........................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................... 3
1.4 Tujuan dan Manfaat ......................................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 3

BAB II DASAR TEORI ..........................................................................................5


2.1 Sistem Tenaga Listrik ......................................................................................... 5
2.2 Sistem Distribusi ................................................................................................. 6
2.2.1. Tipe Jaringan Distribusi .............................................................................. 7
2.2.2. Komponen Jaringan Distribusi.................................................................. 10
2.3 Gangguan Pada Sistem Distribusi ..................................................................... 11
2.4 Keandalan Jaringan Distribusi .......................................................................... 12
2.4.1 Standar Keandalan Jaringan Distribusi PT. PLN .............................................. 15
2.4.2 Indeks Keandalan Berorientasikan Pelanggan .................................................. 17

BAB III METODELOGI PENELITIAN ...............................................................20


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 20
3.2 Metode Penelitian ............................................................................................. 20
3.3 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................................. 20
3.4 Teknik Analisa Data ......................................................................................... 20
3.5 Langkah-langkah Penelitian .............................................................................. 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................23


4.1 Gambaran Umum PT. PLN (Persero) Rayon Oesao ......................................... 23
4.2 Data Penelitian .................................................................................................. 25
4.2.1 Data Jumlah Pelanggan ............................................................................. 25
4.2.2 Jumlah Pemadaman................................................................................... 26
4.2.3 Durasi Pemadaman ................................................................................... 27
4.3 Pengolahan Data ............................................................................................... 28

44
4.3.1 Menghitung Perkiraan Laju Kegagalan (λi) Pada Tiap Penyulang ........... 28
4.3.2 Menghitung Perkiraan Durasi Gangguan (Ui) Pada Tiap Penyulang........ 31
4.4 Analisis Keandalan Sistem Distribusi PT. PLN (Persero) Rayon Oesao .......... 33
4.4.1 Perhitungan SAIFI .................................................................................... 33
4.4.2 Perhitungan SAIDI .................................................................................... 34
4.4.3 Perhitungan CAIFI .................................................................................... 35
4.4.4 Perhitungan CAIDI ................................................................................... 36
4.4.5 Perhitungan ASAI/ASUI........................................................................... 37

BAB V PENUTUP .................................................................................................40


5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 40
5.2 Saran ................................................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................42

DAFTAR LAMPIRAN…….......……………………………………………...…42

45
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkiraan angka keluar komponen sistem distribusi ......................................... 13


Tabel 2.2 Waktu operasi kerja dan pemulihan pelayanan................................................. 14
Tabel 2.3 Standar Jaminan PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang ............................ 16
Tabel 2.4 Faktor pengali ................................................................................................... 16
Tabel 4. 1 Komponen terpasang ....................................................................................... 23
Tabel 4.2 Jumlah pelanggan ............................................................................................. 25
Tabel 4.3 Jumlah pemadaman........................................................................................... 26
Tabel 4. 4 Durasi pemadaman .......................................................................................... 27
Tabel 4. 5 Laju kegagalan penyulang Oesao .................................................................... 28
Tabel 4. 6 Laju kegagalan penyulang Camplong .............................................................. 29
Tabel 4. 7 Laju kegagalan penyulang Buraen ................................................................... 30
Tabel 4. 8 Durasi gangguan penyulang Oesao ................................................................. 31
Tabel 4. 9 Durasi gangguan penyulang Camplong ........................................................... 32
Tabel 4. 10 Durasi gangguan penyulang Buraen .............................................................. 32

46
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil perhitungan SAIFI .................................................................................. 33


Grafik 4.2 Hasil perhitungan SAIDI ................................................................................. 34
Grafik 4.3 Hasil perhitungan CAIFI ................................................................................. 35
Grafik 4.4 Hasil perhitungan CAIDI................................................................................. 36
Grafik 4.5 Hasil perhitungan ASAI .................................................................................. 37
Grafik 4.6 Hasil perhitungan ASUI .................................................................................. 38

47
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik...........................................................................6


Gambar 2.2 Sigle Line Diagram 20kV ....................................................................7
Gambar 2.3 Konfigurasi Jaringan Distribusi Tipe Radial........................................8
Gambar 2. 4 Konfigurasi Jaringan Distribusi Mesh ................................................8
Gambar 2.5 Konfigurasi Jaringan Distribusi Loop ..................................................9
Gambar 2.6 Konfigurasi Jaringan Distribusi Spindel ..............................................9
Gambar 3.1 Langkah-langkah kerja penelitian ................................................................. 22

48

Anda mungkin juga menyukai