SKRIPSI
Oleh
Oleh
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1. 1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1. 2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1. 3 Batasan Masalah ..................................................................................... 5
1. 4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1. 5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
1. 6 Sistemarika Pembahasan ........................................................................ 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 7
2. 1 Sistem Tenaga Listrik ............................................................................. 7
2. 2 Sistem Distribusi Listrik ......................................................................... 9
2.2. 1 Gardu Induk ...................................................................................... 9
2.2. 2 Saluran Tegangan Menengah/Distribusi Primer ............................... 9
2.2. 3 Gardu Distribusi.............................................................................. 10
2.2. 4 Saluran Tegangan Rendah .............................................................. 10
2. 3 Sistem Jaringan Distribusi .................................................................... 10
2.3. 1 Sistem Jaringan Radial .................................................................. 11
2.3. 2 Sistem Jaringan Loop .................................................................... 12
2.3. 3 Sistem Jaringan Spindel ................................................................ 13
2. 4 Gangguan Sistem Distribusi ................................................................. 14
2.4. 1 Sifat-sifat Gangguan ...................................................................... 14
2.4. 2 Akibat yang ditimbulkan oleh gangguan ....................................... 15
2. 5 Keandalan Sistem Distribusi ................................................................ 15
2. 6 Faktor-Faktor Keandalan Sistem Distribusi ......................................... 16
2.6. 1 Faktor-Faktor Nilai Keandalan ...................................................... 16
2.6. 2 Faktor Indeks Keandalan dari Sisi Pelanggan ............................... 19
ii
2. 7 Nilai Ekonomi ...................................................................................... 21
2.7. 1 Energy Not Supplied (ENS)........................................................... 21
2.7. 2 Kerugian Ekonomi......................................................................... 22
2. 8 Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ............................ 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 25
3. 1 Tempat dan Waktu Penilitian ............................................................... 25
3. 2 Jadwal dan tahapan penelitian .............................................................. 25
3. 3 Prosedur Penilitian................................................................................ 26
3. 4 Alat dan Bahan ..................................................................................... 28
3. 5 Perencanaan Penelitian ......................................................................... 28
3. 6 Diagram Alir Penelitian ....................................................................... 30
3. 7 Tahapan Perhitungan ............................................................................ 33
3.7. 1 System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) ................ 33
3.7. 2 System Average Interruption Duration Index (SAIDI) ................. 34
3.7. 3 Customer Interruption Duration Index (CAIDI) ........................... 34
3.7. 4 Energi Not Supplied (ENS) ........................................................... 39
3.7. 5 Kerugian Ekonomi......................................................................... 40
iii
Tabel 3. 7 Indeks Kehandalan Distribusi Yang Mengalami Pemadaman Pada
Penyulang Sukodono Tahun 2021 ........................................................................ 38
Tabel 3. 8 Energi Yang Tidak Tersalurkan Dan Kerugian Ekonomis Selama
Pemadaman Pada Penyulang Pronojiwo Tahun 2021........................................... 40
Tabel 3. 9 Energi Yang Tidak Tersalurkan Dan Kerugian Ekonomis Selama
Pemadaman Pada Penyulang Sukodono Tahun 2021 ........................................... 41
iv
BAB I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1
semakin berkembangnya tingkat kebutuhan masyarakat, di tuntut keandalan dan
kontinuitas distribusi tenaga listrik yang tinggi. (Syafar, 2018).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rosi Indra Pratama yang
berjudul “Monitoring Indeks Kehandalan Sistem Distribusi 20 KV Menggunakan
Metode RIA (Reliability Index Assesment)”. Metode RIA (Reliability Index
Assesment) merupakan metode digunakan untuk memperkirakan gangguan pada
sistem distribusi yang berdasarkan tipe jaringan distribusi dan data perihal
kehandalan komponen, dalam metode ini dapat diasumsikan dalam imperfect
2
switch yaitu komponen dihitung dalam perhitungan outage time dan annual outage
time. Suatu kondisi yang dimana indeks kegagalan dari setiap peralatan sistem
distribusi memberikan dampak terhadap indeks kehandalan sistem secara
menyuluruh sehingga membandingkan antara kedua konfigurasi penyulang yang
berbeda yang dapat dilihat perbandingan antara nilai-nilai indeks kehandalan
penyulang tersebut (Putra et al., n.d.). Dalam penelitian sebelumnya dapat
dihasilkan suatu data kehandalan sistem distribusi SAIFI dan SAIDI pada
penyulang daerah Arjasa dan penyulang Seruji. Menurut (Rosi, 2019) dimana pada
penyulang daerah Arjasa memiliki SAIFI sebesar 4.380 kegagalan/pelanggan/tahun
dan SAIDI sebesar 13.181 jam/pelanggan/tahun yang dikatakan sistem distribusi
pada penyulang Arjasa masih belum handal yang sudah ditentukan oleh PT. PLN.
Akan tetapi, pada penyulang Seruji memiliki SAIFI sebesar 0,918
kegagalan/pelanggan/tahun dan SAIDI sebesar 2.808 jam/pelanggan/tahun
dikatakan handal karena sudah memenuhi persyaratan ditetapkan oleh PLN. Untuk
menganalisa penulis sebelumnya menggunakan software Microsoft Visual Studio
yang dimana nantinya dari sistem server ini akan menghimpun database seluruh
data teknis untuk mengolah data secara otomatis. Server client ini akan
menampilkan hasil pengolahan dalam bentuk grafik untuk memudahkan
manganalisa.
Selama sistem distribusi bekerja pada setiap tahunnya akan terjadi gangguan
secara berkala dan akan mengalami kerugian secara finansial dari pihak PLN
sendiri untuk menjual energi listrik kepada pelanggan. Dari kerugian pada waktu
gangguan pada sistem distribusi memiliki parameter untuk menghitung kerugian
energi listrik yang tidak tersalurkan yaitu Energy Not Supplied atau energi yang
tidak tersalurkan dan kerugian ekonomi. Dari parameter tersebut akan mengetahui
seberapa cepat dan perbaikan dalam komponen yang ada di sistem distribusi 20
KV.
3
Sukodono) PT. PLN (Persero) Lumajang Dengan Metode Fmea (Failure Mode
Effect Analysis). Pada penelitian tersebut penulis ingin membandingkan kehandalan
suatu jaringan distribusi di daerah Lumajang pada daerah dataran tinggi dan dataran
rendah dengan menggunakan software MATLAB agar memudahkan perhitungan
dalam analisa dan meningkatkan kehdandalan jaringan distribusi pada dua daerah
tersebut. Penggambaran single line saluran distribusi di daerah Lumajang
menggunakan software ETAP 12.6.0.
Penelitian kali ini akan menggunakan software bahasa pemrograman level
tinggi yang dikhususkan untuk kebutuhan komputasi teknik, visualisasi dan
pemrograman seperti komputasi matematik, analisa data, pengembangan algoritma,
simulasi dan pemodelan dan grafik-grafik perhitungan atau dapat disebut dengan
MATLAB. Matlab juga memiliki fungsi dapat digunakan sebagai problem solver
mulai dari simple sampai masalah-masalah yang kompleks dari berbagai disiplin
ilmu. (Firmansyah, 2007).
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah disusun dan diuraikan, maka
didapatkan permasalahan yang paling penting untuk diselesaikan pada penelitian
ini adalah :
4
1. 3 Batasan Masalah
1. 4 Tujuan Penelitian
1. 5 Manfaat Penelitian
5
3. Mengetahui energi tidak tersalurkan kepada pelanggan pada saat
pemadaman, dari energi yang tidak tersalurkan akan menghasilkan
kerugian ekonomi bagi PLN
1. 6 Sistemarika Pembahasan
Secara garis besar penyusanan laporan skripsi ini terbagi menjadi beberapa
bagian sebagai berikut :
BAB 1. PENDAHULUAN
Memuat tentang data hasil penelitian yang dilakukan beserta analisis dari
penelitian tersebut.
BAB 5. PENUTUP
Memuat tentang kesimpulan dan saran terhadap skripsi yang telah dibuat dari
penulis.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem yang kompleks terdiri dari
pembangkit tenaga listrik, saluran transmisi dan jaringan distribusi yang fungsinya
untuk menyalurkan daya dari pusat pembangkit ke pusat beban (Sigi Syah, 2018).
Dalam hal kelistrikan, masalah teknis sering muncul, dan tenaga listrik umumnya
dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu. Dalam waktu yang bersamaan pengguna
tenaga listrik atau pelanggan listrik tersebar ke segala arah penjuru yang pastinya
akan memerlukan energi listrik terus menerus.
7
dilakukan di gardu induk distribusi dari 150 KV ke 20 KV atau dari 70 KV ke 20
KV. Setelah diturunkan ke tegangan 20 KV terdapat sistem distribusi terlebih
dahulu, yang dimana bagian sistem tenaga listrik dari sumber listrik besar (Gardu
Induk) ke Gardu Distribusi. Pada jaringan distribusi menggunakan tegangan yang
lebih rendah dari tegangan saluran transmisi, karena daya yang didistribusikan
jaringan distribusi relatif kecil disbanding dengan daya yang disalurkan saluran
transmisi. Level tegangan jaringan distribusi yang sering digunakan terdapat dua
macam, yaitu 20 Kv untuk jaringan tegangan menengah (JTM) dan 220 V untuk
jaringan tegangan rendah (JTR). Maka diperlukan gardu induk yang berisi trafo
penurun tegangan untuk menurunkan tegangan dari saluram transmisi ke tegangan
distribusi 20 Kv. Diperlukan juga trafo distribsui untuk menurunkan tegangan dari
20 Kv ke 220 V sesuai dengan tegangan pelanggan. Level tegangan beban untuk
pelanggan menyesuaikan dengan jenis bebannya, misal beban industry yang
biasanya memerlukan daya yang relatif besar biasanya menggunakan tegangan
menegah 20 KV, sedangkan beban rumah tangga dengan daya yang relatif kecil,
biasanya menggunakan tegangan rendah 220 V.
8
2. 2 Sistem Distribusi Listrik
Sistem distribusi adalah suatu bagian dari sistem tenaga listrik secara
keseluruhan dalam sistem tersebut bertujuan untuk menyalurkan tenaga listrik dari
sumber daya besar ke konsumen atau pelanggan listrik. Sistem distribusi tenaga
listrik Indonesia terdiri atas beberapa bagian, sebagai berikut :
Gardu Induk adalah suatu bagian dari sistem tenaga yang dipusatkan di
suatu tempat yang berisi saluran transmisi dan distribusi serta komponen utama
yang melakukan proses penyaluran tenaga listrik dari pembangkit ke konsumen.
Fungsi utama gardu induk untuk mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi
ke saluran transmisi yang lain, mendistribusikan ke konsumen dan sebagai tempat
kontrol dan pengaman operasi sistem. Gardu induk memiliki kehandalan yang
tinggi agar penyaluran tenaga listrik sampai ke konsumen secara optimal dan tidak
merugikan konsumen. Kontinuitas pelayanan yang baik dan kehandalan yang tinggi
harus ditetapkan memperhatikan segi ekonomis dan standar yang berlaku, sehingga
kehandalan dari peralatan dapat optimal. Sedangkan untuk penempatan peralatan
direncakan, sehingga pengoperasian dan perawatan dapat dilakukan dengan mudah,
aman, dan efektif (Afandi, 2005).
9
diturunkan di Gardu Induk menjadi jaringan menengah dengan tegangan 20 Kv
(Syafar, 2018).
Gardu distribusi adalah gardu yang berisikan trafo distribusi dan daerah
pertama antar jaringan primer dan jaringan sekunder karena pada gardu ini tegangan
menengah diubah menjadi tegangan rendah (Syafar, 2018). Pada pusat pembangkit
tenaga listrik di distribusikan pada jaringan panjang (Long Line) agar tidak
mengalami penurunan teganagan (voltage drop). Pada Voltage Drop ini tidak
melebihi ketentuan sebsar 5 % dari tegangan semula.
Sistem jaringan distribusi merupakan bagian dari sistem utilitas listrik yang
menyalurkan energi listrik dari sumber daya ke konsumen dari gardu induk
transmisi dimana penyalurannya menggunakan media kabel konduktor yang
tersusun sedemikian rupa. Dari sistem jaringan distribusi yang digunakan antara
lain :
10
2.3. 1 Sistem Jaringan Radial
Sistem jaringan Radial terjadi apabila gangguan di salah satu feeder, maka
seluruh pelanggan yang berhubung pada feeder tersebut akan terganggu. Jika
gangguan tadi bersifat permanen serta sebelum dioperasikan kembali akan
memerlukan perbaikan terlebih dahulu, maka pelanggan yang mengalami gangguan
pelayanan jumlahnya cukup banyak. untuk daerah memiliki kepadatan tinggi dan
jarak pusat beban menggunakan feeder terlalu jauh perlu dipergunakan Gardu
Hubung. Gardu induk serta gardu hubung umumnya dihubungkan oleh dua sirkuit
tegangan menengah dengan dilengkapi relay pengaman agar salah satu sirkuit
terganggu masih terdapat sirkuit yang beroperasi. Jadi jaringan ini paling dasar dan
sederhana, sebab saluran ini ditarik secara radial berasal suatu titik dari sumber
jaringan dan dicabang-cabangkan ke titik-.titik beban (Syafar, 2018).
11
2.3. 2 Sistem Jaringan Loop
Jaringan loop ini di depan dan di belakang setiap pemutus tegangan harus
terdapat pemisah (PMS), yaitu sakelar yang diperbolehkan operasi tutup dan buka
dalam keadaan tidak terdapat arus yang melaluinya. Maka dengan ini diharapkan
keselamatan kerja di waktu instalasi tegangan tinggi supaya terhindar dari sentuhan
langsung dengan manusia.
12
Gambar 2. 5 Sistem Jaringan Loop
(sumber : Muhammad Syafar, 2018)
Sitem spindel adalah sebuah sistem relative handal karena terdapat satu
feeder/penyulang tanpa beban dari gardu hubung yang memiliki fungsi untuk
pencadangan apabila terjadi gangguan pada penyulang lainnya. Jaringan spindel
memiliki penampang penghantar yang besar yang berdasarkan jumlah beban yang
besar dari saluran utama. Proteksi dalam jaringan ini sangat sederhana dan setiap
penyulang terdapat gardu tengah. Antara GI dan GH dihubug secara seri dalam
keadaan normal PMT1 dan PMT2 ini bekerja seperti jaringan radial dan dalam
keadaan daurat atau gangguan PMT3 dan PMT4 akan bekerja seperti jaringan loop
(Achmad, 2017).
13
2. 4 Gangguan Sistem Distribusi
1. Gangguan Permanen
Gangguan Permanen merupakan suatu gangguan yang menyebabkan
bekerjanya PMT untuk membuka circuit breaker yang mengakibatkan
suplai tenaga listrik tidak bisa dialiri. Gangguan permanen dapat teratasi jika
gangguannya dapat dihilangkan, sehingga proteksi atau pengaman bekerja
untuk mencegah kerusakan peralatan gardu induk.
2. Gangguan Temporer
Gangguan Temporer merupakan suatu gangguan yang terjadi dengan waktu
singkat atau gangguan yang dapat diperbaiki secara langsung setelah
gangguan terjadi dan sistem dapat kembali bekerja secara normal.
Terjadinya gangguan temporer ini ditandai dengan normalnya kerja PMT
dan dapat diatasi menghilangkan gangguan setelah PMT trip.
14
2.4. 2 Akibat yang ditimbulkan oleh gangguan
15
2. 6 Faktor-Faktor Keandalan Sistem Distribusi
𝑇1 + 𝑇2 + 𝑇3 + ⋯ + 𝑇𝑛 …….……………(2.1)
𝑀𝑇𝑇𝐹 =
𝑛
Dimana =
n = Jumlah kegagalan
16
oleh pihak pemeliharaan jaringan distribusi. Dari perbaikan sistem
distribusi ini dapat dirumuskan :
𝐿1 + 𝐿2 + 𝐿3 + ⋯ + 𝐿𝑛 ……………………(2.2)
𝑀𝑇𝑇𝑅 =
𝑛
Dimana =
n = Jumlah Perbaikan
3. Laju Kegagalan
Laju kegagalan adalah frekuensi sautu sistem yang mengalami gagal
kerja dengan dilambangkan dengan λ (lamda). Laju kegagalan ini
bergantung pada waktu tertentu selama sistem bekerja atau frekuensi
kegagalan rata-rata per tahunnya. Untuk menentukan laju kegagalan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
𝜆1 + 𝜆2 + ⋯ + 𝜆𝑛 (𝑘𝑎𝑙𝑖) …………………(2.3)
𝜆=
𝑇
𝑎𝑡𝑎𝑢
1 …………………(2.4)
𝜆=
𝑀𝑇𝑇𝐹
Dimana :
MTTF = Waktu rata-rata kegagalan sistem distribusi (hari)
λ = Laju Kegagalan (gangguan/tahun)
17
4. Laju Perbaikan
Laju perbaikan adalah frekuensi lamanya suatu sistem dalam masa
perbaikan atau lama terputusnya pasokan listrik rata-rata per jam selama
satu hari. Laju perbaikan dalam penanganan dan waktu semakin cepat,
sehingga nilai keandalannya semakin bagus. Laju perbaikan ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑚 𝑃𝑎𝑑𝑎𝑚 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) ………………..(2.5)
𝜇=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐺𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛 (𝑘𝑎𝑙𝑖)
𝑎𝑡𝑎𝑢
1 …………….…..(2.6)
𝜇=
𝑀𝑇𝑇𝑅
Dimana :
MTTR = Waktu rata-rata perbaikan (jam)
𝜇 = Laju Perbaikan (menit/kali/tahun)
5. Ketersediaan
Ketersediaan merupakan proporsi waktu sistem dalam keadaan
beroperasi dan nilai ketersediaan ini bergantung kepada frekuensi
komponen sistem gagal kerja (laju kegagalan) dan frekuensi lama sistem
gagal kerja sampai sistem dapat bekerja dengan normal kembali. Dengan itu
ketersediaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝜇 ………….………..(2.7)
𝐴=
𝜇+𝜆
Dimana :
18
2.6. 2 Faktor Indeks Keandalan dari Sisi Pelanggan
Dimana =
SAIFI = frekuensi rata-rata pemadaman
(gangguan/pelanggan/tahun)
19
2. System Average Interruption Duration Index (SAIDI)
System Average Interruption Duration Index (SAIDI) adalah indeks
yang menginformasikan tentang durasi pemadaman rata-rata untuk tiap
konsumen dalam kurun waktu setahun pada suatu area yang dievaluasi.
Untuk perhitungan SAIDI ini terdapat dua cara.
Secara bahasa teknik dituliskan sebagai berikut :
𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 …….(2.10)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑑𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖
Dimana =
20
𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 …………………(2.12)
𝐶𝐴𝐼𝐷𝐼 =
𝑆𝐴𝐼𝐹𝐼
Dimana =
2. 7 Nilai Ekonomi
21
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐺𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛 …………………(2.13)
= √3 𝑥 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜃
Dimana =
V = Tegangan (V)
I = Arus (A)
𝐸𝑁𝑆 …………………(2.14)
Dimana :
22
Dimana =
ENS = Energi yang tidak tersalurkan pada saat pemadaman (Kwh)
SAIDI = Indeks rata-rata pemadaman (jam/pelanggan/tahun)
Harga = Ketetapan biaya listrik dari PLN (Rp/Kwh)
23
Gambar 2. 7 Konsep Metode Failure Modes and Effects Analysis
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Adapun tempat pengambilan data untuk pengujian dan analisa secara umum
yang dilaksanakam di :
Alamat : Jl. Ikan Cumi-Cumi kav no23 dan Perumahan Tegal Gede Jember
25
Tabel 3. 1 Tahapan Penilitian
: Kegiatan pelaksanaan
3. 3 Prosedur Penilitian
1. Studi Literatur
Tahapan membahas tentang pengumpulan dan mempelajari literatur
yang berkaitan dengan analisa keandalan jaringan distribusi dengan
menggunakan metode FMEA. Dengan refrensi dari buku, jurnal
nasional maupun internasional.
2. Pengumpulan Data
Tahapan pengumpulan data yang akan menunjang proses penilitian.
Data-data yang diperlukan dan dikumpulkan sebagai berikut :
a. Single line diagram jaringan distribusi dan sistem kelistrikan
PT. PLN (Persero) UP3 Jember area ULP Tempeh dan ULP
Lumajang
b. Jumlah pelanggan tiap titik beban.
26
c. Waktu perbaikan dan waktu operasi jaringan distribusi pada
tahun 2021.
d. Durasi pemadaman dan indeks kegagalan.
e. Data panjang saluran feeder.
3. Pengolahan dan analisa data
Dalam pengolahan dan analisa data ini memerlukan nilai-nilai indeks
dengan menggunakan rumus-rumus dan dilakukan analisa hasil.
Adapun pengolahan dan analisa daya dari nilai-nilai indeks keandalan
dan indeks keandalan sistem jaringa distribusi yaitu :
a. Pembuatan pemodelan single line diagram sistem kelistrikan
dari Gardu Induk ke Gardu Distribusi hingga penyaluran ke
pelanggan yang berada di daerah Lumajang. Pemodelan single
line diagram menggunakan software ETAP 12.6.0 untuk
menganalisa jaringan distribusi.
b. Menyiapkan data-data yang diperlukan seperti data jumlah
pelanggan, data gangguan atau durasi pemadaman, waktu
perbaikan dan waktu operasi pada masing-masing penyulang
yang berada di lingkup Lumajang.
c. Menghitung nilai-nilai keandalan dari indikator seperti MTTR.
MTTF, laju perbaikan, laju kegagalan, dan ketersediaan. Untuk
menghitung nilai-nilai faktor keandalan dan perbaikan jaringan
distribusi yang akan mempengaruhi dari indeks keandalan
nantinya. Dari nilai-nilai faktor keandalan ini memiliki
persamaan yang akan dimasukkan ke perangkat lunak
MATLAB 2014a.
d. Menghitung indeks keandalan sistem (SAIFI, SAIDI, dan
CAIDI) untuk menghitung indeks keandalan sistem yang
memiliki persamaan dan nantinya akan dimasukkan persamaan
ke MATLAB 2014 a
e. Hasil dari MATLAB akan dimasukkan ke dalam Microsoft
excel untuk pembuatan Worksheet FMEA. Dari worksheet
27
tersebut akan mengetahui feeder yang tidak handal selama
tahun 2021.
4. Tahap Penulisan Laporan dan Kesimpulan
Pada tahapan ini berisi simulasi, perhitungan, analisa data beserta
pembahasan mengenai topik dan kesimpulan akhir dari penilitian yang
diambil.
3. 5 Perencanaan Penelitian
28
3.5. 1 Data Perbaikan dan Waktu Operasi Sistem Distribusi 20 Kv
Tabel 3. 2 Data Perbaikan dan Waktu Operasi Penyulang Pronojiwo Tahun
2021
Mean Time To Failure Mean Time To Repair
No Bulan
Waktu Operasi Jumlah Kegagalan Waktu Perbaikan Jumlah Perbaikan
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
29
3.5. 2 Data Jumlah Pelanggan dan Gangguan
Tabel 3. 4 Data Jumlah Pelanggan dan Gangguan Pada Penyulang Pronojiwo
Tahun 2021
Jumlah Pelanggan Jumlah Gangguan Durasi Padam
Bulan Jumlah Pelanggan
Padam (Kali) (Jam)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
30
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penilitian
31
Berdasarkan diagram alir penilitian yang sudah dibuat dapat dijelaskan bahwa
penilitian ini mempunyai alur kerja sebagai berikut :
32
3. 7 Tahapan Perhitungan
𝑇1 + 𝑇2 + 𝑇3 + ⋯ + 𝑇𝑛 …….……………(3.1)
𝑀𝑇𝑇𝐹 =
𝑛
Dimana =
n = Jumlah kegagalan
33
3.7. 2 MTTR (Mean Time To Repair)
𝐿1 + 𝐿2 + 𝐿3 + ⋯ + 𝐿𝑛 ……………………(3.2)
𝑀𝑇𝑇𝑅 =
𝑛
Dimana =
n = Jumlah Perbaikan
Laju kegagalan adalah frekuensi sautu sistem yang mengalami gagal kerja
dengan dilambangkan dengan λ (lamda) dan bergantung pada waktu tertentu selama
sistem bekerja.
1 …………………(3.3)
𝜆=
𝑀𝑇𝑇𝐹
Dimana :
MTTF = Waktu rata-rata kegagalan sistem distribusi (hari)
Λ = Laju Kegagalan (𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛⁄𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
34
3.7. 4 Laju Perbaikan
Frekuensi lamanya suatu sistem dalam masa perbaikan atau lama
terputusnya pasokan listrik rata-rata per jam selama satu hari.
1 …………….…..(3.4)
𝜇=
𝑀𝑇𝑇𝑅
Dimana :
MTTR = Waktu rata-rata perbaikan (jam)
𝜇 = Laju Perbaikan (menit/kali/tahun)
3.7. 5 Ketersediaan
Proporsi waktu sistem dalam keadaan beroperasi dan nilai ketersediaan ini
bergantung kepada frekuensi komponen sistem gagal kerja (laju kegagalan) dan
frekuensi lama sistem gagal kerja sampai sistem dapat bekerja dengan normal
kembali.
𝜇 ………….………..(3.5)
𝐴=
𝜇+𝜆
Dimana :
35
3.7. 6 System Average Interruption Frequency Index (SAIFI)
Suatu indeks yang menginformasikan tetang frekuensi pemadaman rata-rata
untuk tiap konsumen dalam kurun waktu setahun pada suatu area yang dievaluasi.
Dimana =
Dimana =
36
3.7. 8 Customer Interruption Duration Index (CAIDI)
Indeks yang menginformasikan tentang durasi pemadaman rata-rata
konsumen untuk setiap gangguan yang terjadi. Dari CAIDI ini menentukan hasil
dari pembagian antara SAIFI dan SAIDI untuk penormalan gangguan setiap
pelanggan dalam satu tahun.
𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 …………………(3.8)
𝐶𝐴𝐼𝐷𝐼 =
𝑆𝐴𝐼𝐹𝐼
Dimana =
37
Tabel 3. 6 Indeks Kehandalan Distribusi Yang Mengalami Pemadaman Pada
Penyulang Pronojiwo Tahun 2021
FMEA
Faktor Indeks Keandalan Indeks Keandalan Indeks Keandalan Sistem
No Bulan
Mean Time To Mean Time To Laju Kegagalan Laju Perbaikan SAIFI CAIDI
Ketersediaan SAIDI (jam/tahun)
Failure (Hari) Repair (Jam) (kali/hari) (menit/kali) (gangguan/tahun) (jam/tahun)
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Jumlah
Rata-Rata
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Jumlah
Rata-Rata
38
3.7. 9 Energi Not Supplied (ENS)
Suatu indeks yang akan melaporkan jumlah tenaga yang tidak dapat
tersalurkan oleh sistem yang terjadi gangguan pemadaman atau banyak energi yang
hilang diakibatkan gangguan pemadaman. Secara matematis dituliskan sebagai
berikut :
Dimana =
V = Tegangan (V)
I = Arus (A)
Dimana =
39
3.7. 10 Kerugian Ekonomi
Dimana =
ENS = Energi yang tidak tersalurkan pada saat pemadaman (Kwh)
SAIDI = Indeks rata-rata pemadaman (jam/pelanggan/tahun)
Harga = Ketetapan biaya listrik dari PLN (Rp/Kwh)
40
Tabel 3. 9 Energi Yang Tidak Tersalurkan Dan Kerugian Ekonomis Selama
Pemadaman Pada Penyulang Sukodono Tahun 2021
Beban Penyulang Durasi Jumlah SAIDI Energy Not Kerugian
No Nama Bulan
(Kw) Pemadaman Pelanggan (Jam/pelanggan) Supllied Ekonomis
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Jumlah
Rata-Rata
41
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, A. (2007). D a s a r - d a s a r P e m r o g r a m a n M a t l a b.
IlmuKomputer.Com, 1–10.
42
Setiawan, A. F., & Suheta, T. (2020). Analisa Studi Keandalan Sistem Distribusi
20 KV di PT. PLN (PERSERO) UPJ Mojokerto Menggunakan Metode FMEA
(FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS). Cyclotron, 3(1).
43