Diusun oleh :
FITRIANI
NIM : 170150039
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPANGAN
SYAMTALIRA BAYU
03 September 2020 s/d 03 Oktober 2020
Di susunOleh :
FITRIANI
Nim: 170150039
Mengetahui:
MUNANDAR RIZKI
IRAWAN
NIP : 8403008A2 NIP : 9717051BBY
KATA PENGANTAR
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Bapak Nasruddin Arifin dan Ibunda Ibu
Maryana Abdullah yang tidak henti hentinya mendoakan saya dan
memberikan dukungan kepada saya.
2. Bapak Dr. Ir. H. Herman Fithra, ST., MT., IPM., ASEAN.Eng, selaku Rektor
Universitas Malikussaleh.
3. Bapak Dr. Muhammad.S.T., M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik.
4. Bapak Andik Bintoro, S.T.,M.Eng, selaku Kepala Jurusan Teknik Elektro.
5. Bapak Andik Bintoro, S.T.,M.Eng, selaku Koordinator Kerja Praktek Jurusan
Teknik Elektro.
6. Bapak salahuddin,S.T., M.T., selaku dosen pembimbing akademik
7. Bapak Salahuddin, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing kerja praktek.
8. Bapak Munandar selaku Supervisor Gardu Induk Lhokseumawe.
i
9. Bapak Muhammad Faisal,Bapak Muzakkir,Bapak Ridho Anggara,dan Bapak
Rizki Irawan selaku Operator di Gardu Induk Lhokseumawe.
10. Kepada kawan seperjuangan saya ditempat kerja praktek Yusvina Siregar,Liza
Safira,Muhtadi Zahiri,Ilham Priyatna dan Irfandi Anwar.
FITRIANI
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................4
2.5 Lokasi dan Letak PT.PLN (Persero) UPT BANDA ACEH Gardu Induk
Lhokseumawe.......................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................13
LANDASAN TEORI..............................................................................................13
3.1 TRANSFORMATOR..............................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................24
BAB V PENUTUP................................................................................................29
5.1 KESIMPULAN.......................................................................................29
5.2 SARAN...................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Energi listrik merupakan suatu kebutuhan yang tak tergantikan dimuka bumi.
Hal ini seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi kelistrikan yang menyentuh
kehidupan sehari-hari maupun perkembangan dunia perindustrian .PT PLN (Persero)
sebagai satu–satunya perusahaan penyedia jasa ketenaga listrikan,diharuskan
memberikan pelayanan dan penyediaan tenaga listrik dengan tingkat kualitas,
kontinuitas, keandalan, dan efisiensi yang baik. Keempat parameter tersebut harus
dicapai oleh perusahaan apabila ingin menjadi perusahaan apabila ingin menjadi
perusahaan kelas dunia ( word class company ) seperti yang tercantum dalam Visi &
Misi perusahaan, karena dengan pencapaian nilai yang baik dari ke empat parameter
tersebut akan memberikan kontribusi positif yang signifikan untuk meningkatkan
kinerja perusahaan serta menaikkan citra perusahaan di mata publik.
Untuk mewujudkan visi dan misi itu para pakar kelistrikan mencoba
mengembangkan peralatan listrik yang handal dari segi umur, fisik dan tahan dari
berbagai gangguan kelistrikan. Untuk itu dibutuhkan suatu proteksi yang sangat peka
terhadap gangguan guna untuk melindungi dan memjaga alat-alat listrik agar tidak
cepat rusak dan bisa bekerja dalam waktu yang lama.
Fungsi peralatan sistem proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan
memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih dalam
keadaan normal serta sekaligus mengamankan bagian ini dari kerusakan yang dapat
menyebabkan kerugian yang lebih besar.
Apabila tidak ada sistem proteksi maka kelangsungan system tenaga listrik
tidak selalu tersedia. Sebelum sistem proteksi diimplementasikan, diperlukan
perhitungan dan analisis agar setting relay dapat diketahui supaya relay dapat bekerja
secara baik. Apabila nantinya terjadi gangguan, sebagai contoh over load atau beban
lebih,hubung singkat antara fasa dengan fasa, hubung singkat antara fasa dengan tanah,
arus lebih maka sistem proteksi akan bekerja sesuai fungsinya sebagai pengaman,
1
sehingga stabilitas tenaga listrik akan berlangsung. Misalkan terjadi gangguan
dipenyulang 20 KV yang mengakibatkan tripnya PMT (Pemutus Tenaga) incoming 20
KV ataupun sisi PMT 150 KV trafo sehingga mengakibatkan usia atau kinerja trafo
menurun dan pemadaman yang luas. Untuk menghindari kejadian gangguan tersebut
dan juga untuk mencegah kerusakan transformator maka perlu dilakukan koordinasi
proteksi, baik sisi 20 KV penyulang, 20 KV incoming dan sisi 150 KV trafo.
1.2 Rumusan Masalah
Hal-hal yang menjadi tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah :
Untuk mengetahui sistem kerja Relay Bucholz dan Relay Jansen pada Transformator
daya mengetahui fungsi Relay Bucholz dan Relay Jansen.
2
1.6 Sistematika Penulisan
Berisi tentang gambaran umum dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika pada penulisan
laporan kerja praktek ini.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisikan tentang prinsip kerja relay bucholz dan relay jansen, serta
fungsi pada relay bucholz dan relay jansen.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang ringkasan dan kesimpulan dari hasil yang dilakukan
dan berisi saran untuk penulisan laporan kerja praktek lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan buku acuan dan referensi yang digunakan dalam penulisan laporan
kerja praktek ini.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5
c) Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan tenaga
listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat umum di masa yang akan
datang.
d) Merintis kegiatan usaha penyedia tenaga listrik.
e) Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang meenunjang usaha penyediaan
tenaga listrik, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Jumlah Gardu Induk P3B Sumatera Utara di wilayah UPT Banda Aceh
terdiri dari 10 unit Gardu Induk (GI) tersebar di seluruh daerah dalam provinsi
Aceh yaitu :
1. Gardu Induk Banda Aceh 150 KV
2. Gardu Induk Ulee Kareng 150 KV
3. Gardu Induk Jantho150 KV
4. Gardu Induk Nagan Raya 150 KV
5. Gardu Induk Meulaboh 150 KV
6. Gardu Induk Blang Pidie 150 KV
7. Gardu Induk Sigli 150 KV
8. Gardu Induk Samalanga 150 KV
9. Gardu Induk Bireun 150 KV
10. Gardu Induk Arun I 150 KV
11. Gardu Induk Arun II 150 KV
12. Gardu Induk Lhokseumawe 150 KV
13. Gardu Induk Panton Labu 150 KV
14. Gardu Induk Idi 150 KV
15. Gardu Induk Langsa 150 KV
16. Gardu Induk Tualang Cut 150 KV
6
2.3 Makna Logo PT PLN (Persero)
Logo perusahaan PLN adalah seperti yang tercantum pada gambar 2.1
berikut ini :
7
pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat
yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
2. Petir atau Kilat
8
2.4 Visi dan Misi PT PLN (Persero) P3B Sumatera
2.5 Lokasi dan Letak PT.PLN (Persero) UPT BANDA ACEH Gardu Induk
Lhokseumawe
PT.PLN (Persero) UPT BANDA ACEH Gardu Induk Lhokseumawe
terletak di Jl. Cot Plieng, Desa Mns Beunot, merupakan salah satu desa yang
berada dalam wilayah pemerintah Kecematan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh
Utara,Provinsi Aceh.Desa Mns Beunot.Seperti tampak pada gambar :
9
Gambar 2. 5 Lokasi Perusahaan
10
pada PT PLN (Persero) UPT Banda Aceh Gardu Induk Lhokseumawe dapat
dilihat dalam gambar 2.5 berikut ini :
Supervisor
Munandar
Operator
11
2.7.2 Tugas Operator Gardu Induk
Berikut merupakan tugas dari operator gardu induk dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya, yaitu :
1. Mengamati dan mencatat parameter yang ada pada panel control.
2. Melakukan Cheklist harian, mingguan, dan bulanan pada peralatan Gardu
Induk
3. Mengoperasikan peralatan gardu induk
Dengan demikian maka tugas supervisor dan operator gardu induk
memiliki peranan yang sangat penting guna memenuhi kebutuhan daya listrik
pada masyarakat, sehingga selain operator yang berstatus pegawai PLN juga
menambah operator dengan kontrak Out Sourcing (OS) sehingga dapat
mencukupi petugas operator pada tiap-tiap Gardu Induk.
12
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 TRANSFORMATOR
13
Gaya listrik yang melalui garis lengkung tertutup berbanding lurus dengan
perubahan arus induksi persatuan waktu pada garis lengkung tersebut,sehingga
apabila ada suatu arus yang melaui sebuah kumparan maka akan timbul medan
magnet pada kumparan tersebut.
Hukum lorenzt
Arus bolak balik (AC) yang beredar mengelilingi inti besi mengakibatkan inti
besi tersebut berubah menjadi magnet,apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu
lilitan maka lilitan tersebut akan memiliki perbedaan tegangan pada kedua ujung
lilitannya.
Sesuai hukum lorenzt maka pada saat kumparan primer diberi arus tegangan
AC maka akan menimbulkan medan magnet pada inti trafo yang besarnya tergantung
dari besar arus listrik yang diberikan.medan magnet yang terbentuk.ini menjadi
semakin kuat dengan adanya core inti besi dan menghantarkan medan magnet ke
bagian kumparan sekunder sehingga pada bagian sekunder akan timbul induksi gaya
gerak listrik yang sebenarnya merupakan pelimpahan daya dari sisi primer trafo.
hukum lorenzt ini juga yang menjelaskan bagaimana prinsip kerja trafo step
up dan step down.untuk pemahaman yang lebih mudah bisa memperhatikan gambar
di bawah ini:
14
Inti besi trafo yang biasa disebut core jika diperhatikan adalah berupa
lempengan logam yang disusun berbntuk E dan l berlapis lapis yang membentuk
seperti inti trafo,fungsinya yaitu supaya mempermudah jalanya medan magnet serta
untuk menyalurkan suhu panas dari kabel tembaga ke bagian inti logam.
Debu yang menempel pada isolator, bila udara lembab maka debu
menjadi konduktor yang menyebabkan timbulnya bunga api. Isolator yang rusak
akibat sambaran petir sehingga akan terjadi kegagalan isolasi pada peralatan
Gangguan yang terjadi bersifat :
Temporer Yaitu gangguan sesaat dan dapat kembali normal
Permanen Yaitu gangguan yang tidak dapat hilang
15
3.4 Sistem Proteksi Pada Transformator Daya
16
3.5.1 Proteksi Internal
Sama halnya seperti relay bucholz yang memanfaatkan tekanan minyak dan
gas yang terbentuk sebagai indikasi adanya ketidaknormalan / gangguan, hanya saja
relay ini digunakan untuk memproteksi kompartemen oltc. Relay ini juga dipasang
pada pipa saluran yang menghubungkan kompartemen oltc dengan konservator.
Relay Jansen berfungsi untuk mengamankan pengubah tap (tap changer)
dari transformator.Untuk mengamankan ruang diverter switch apabila terjadi
gangguan pada sistem tap changer ,digunakan pengaman yang biasa disebut :Relay
Jansen (bucholznya Tap changer).
Relay jansen dipasang antara tangki tap changer dengan konservator minyak
tap changer
17
Gambar 3. 4 Bentuk Fisik dari Relay Jensen
c. Relay Tekanan Lebih
Relay bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir tangki akibat
gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu seperti motor kipas, sirkulasi dan
motor2 bantu yang lain, pemanas dll. Arus ini sebagai pengganti relay diferensial
sebab sistim relay pengaman tangki biasanya dipasang pada trafo yang tidak
dilengkapi trafo arus disisi primer dan biasanya pada trafo dengan kapasitas kecil.
18
Trafo dipasang diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah kemudian dengan
menggunakan kabel pentanahan yang dilewatkan malalui trafo arus dengan tingkat
isolasi dan ratio yang kecil kemudian tersambung pada relay tangki tanah dengan
ratio ct antara 300 s/d 500 dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.
e. Neutral Grounding Resistance (NGR)
Adalah tahanan yang dipasang antara titik neutral trafo dengan pentanahan
dimana berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi sehingga diperlukan
proteksi yang praktis dan tidak terlalu mahal karena karakteristik relay dipengaruhi
oleh sistem pentanahan titik neutral.
NGR atau Resistance pentanahan Trafo, yaitu resistance yang dipasang pada
titik neutral trafo yang dihubungkan Y (bintang). NGR biasanya dipasang pada titik
neutral trafo 70 KV atau 20 KV, sedangkan pada titik neutral trafo 150 KV dan 500
KV digrounding langsung (solid).
NILAI NGR
Tegangan 70 KV 40 Ohm
Tegangan 20 KV 12 Ohm,40 Ohm,200 Ohm dan 500 Ohm
19
Gambar 3. 6 perlengkapan Trafo
3.5.2 Proteksi Eksternal
20
besarnya sama,sehingga tidak ada arus yang mengalir pada relay, akibatnya relay
tidak bekerja.
Pada waktu terjadi gangguan di daerah pengamannya,maka kedua arus
sekunder trafo arus besarnya tidak sama oleh karena itu,akan ada arus yang mengalir
pada relay, selanjutnya relay bekerja.
Pada waktu terjadi gangguan di daerah pengamanya, maka kedua arus
sekunder trafo arus besarnya tidak sama oleh karena itu,akan ada arus yang mengalir
pada relay, selanjutnya relay bekerja.
c. Relay arus lebih (Over current Relay) dan relay hubung tanah
(Ground Fault Relay)
Relay arus lebih tak berarah dan Relay Hubung Tanah tak berarah atau cukup
disebut relay arus lebih dan relay hubung tanah. Relay ini berfungsi sebagai
pengaman terhadap gangguan arus hubung singkat fasa-fasa maupun fasa tanah dan
dapat digunakan sebagai :
Pengaman utama penyulang (jaringan tegangan menengah)
Pengaman cadangan Pada trafo, generator dan transmisi.
Pengaman utama untuk sistem tenaga listrik yang kecil dan radial
Pengaman utama motor listrik yang kecil.
d. Relay thermal
21
Gambar 3. 7 Bagian-bagian dari relay thermal
3.4 SYARAT SISTEM PROTEKSI
22
Untuk memperkecil kerugian atau kerusakan peralatan yang diakibatkan
oleh gangguan, maka bagian yang terganggu harus dipisahkan secepat mungkin
dari bagian sistemnya. Waktu total pembebasan sistem dari gangguan (total fault
clearing time), adalah waktu sejak munculnya gangguan, sampai bagian yang
terganggu benar-benar terpisah dari bagian sistem lainnya.
4. Keandalan (Reability)
a) Dependability yaitu tingkat kepastian bekerjanya (keandalan kemampuan
bekerjanya). Pada prinsipnya pengaman harus dapat diandalkan dan tidak
boleh gagal dalam bekerja.
b) Security atau keamanan yaitu tingkat kepastian untuk tidak terjadi
kesalahan dalam bekerja. Kesalahan dalam bekerja adalah kerja yang tidak
semestinya dikerjakan sehingga mengamankan sistem yang tidak terjadi
gangguan.
c) Avaibility yaitu perbandingan antara waktu dimana pengaman dalam
keadaan siap kerja dan kerja dan waktu total dalam operasinya.
23
BAB IV
PEMBAHASAN
24
Relay bucholz mengindikasikan
Alarm saat gas yang terbentuk terjebak
di rongga relay bucholz dengan
mengaktifkan satu pelampung
25
sangat besar ini dapat mengalir ke atas secara merata, namun gerakannya cukup
tinggi untuk memiringkan pelampung minor di dalam relay Bucholz.
Selama kasus ini, pelampung yang lebih rendah dapat mengambil sakelar
merkuri yang lebih rendah yang dapat menyebabkan trip trafo dari supply.
Relay Bucholz terdiri dari dua elemen, yaitu elemen atas, dan elemen
bawah. Di mana elemen atas mencakup sakelar jenis merkuri yang terhubung ke
pelampung. Demikian pula, elemen bawah terdiri dari sakelar merkuri yang
meningkat pada flap jenis berengsel yang terletak di garis lurus aliran minyak. Di
sini, aliran minyak dari transformator ke konservatori yang bersentuhan dengan
pelampung lainnya.
27
3) Prinsipnya ada aliran minyak yang deras, ada tekanan minyak sehingga
ada minyak mengalir ke konservator, goncangan minyak yang cukup
besar, dan semua itu menyebabkan katup akan berayun dan megerjakan
kontak triping, akhirnya melepas gangguan.
28
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
29
3. Agar hasil proteksi yang bagus peka terhadap gangguan maka hendaknya
relay diatur seakurat mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
30
1) IR. I GEDE DYANA ARJANA, MT. (2016). KOORDINASI SISTEM
PENGAMAN TRANSFORMATOR DAYA PADA. Denpasar,Mei 2016.
31
LAMPIRAN
Lampiran I : One Line Diagram dan Hasil Pengujian
32
Name Plate Transformator Daya I Gardu Induk Lhokseumawe
33
Lampiran II: Dokumentasi
Pemeliharaan PMT
34
Pemeliharaan PMS
35
Mencatat Beban Harian
36