PERALATAN
SWITCHGEAR
PEMELIHARAAN
PMT
01
Pengertian dan Fungsi PMT
PMT berdasarkan IEEE C37.100.1992 adalah peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu
menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal sesuai dengan ratingnya serta
mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban spesifik
kondisi abnormal / gangguan sesuai dengan ratingnya.
Fungsi adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta
mampu membuka atau menutup saat terjadi arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau
peralatan lain.
www.pln.co.id |
Klasifikasi PMT
Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um)
PMT tegangan rendah (Low Voltage)
Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 kV ( SPLN 1.1995 - 3.3 ).
PMT tegangan menengah (Medium Voltage)
Dengan range tegangan 1 s/d 35 kV ( SPLN 1.1995 – 3.4 ).
PMT tegangan tinggi (High Voltage)
Dengan range tegangan 35 s/d 245 kV ( SPLN 1.1995 – 3.5 ).
PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage)
Dengan range tegangan lebih besar dari 245 kVAC (SPLN 1.1995 – 3.6).
www.pln.co.id |
Berdasarkan Jumlah Mekanik Penggerak / Tripping Coil
PMT Single Pole PMT Three Pole
Mempunyai mekanik penggerak Mempunyai satu mekanik
pada masing-masing pole, umumnya penggerak untuk tiga fasa, guna
PMT jenis ini dipasang pada bay menghubungkan fasa satu dg fasa
penghantar agar PMT bisa reclose satu lainnya di lengkapi dengan kopel
fasa. mekanik, umumnya PMT jenis ini di
pasang pada bay trafo dan bay kopel
serta PMT 20 kV untuk distribusi.
6a
Keterangan .
1. Pondasi
5 2. Kerangka (Struckture)
3. Mekanik penggerak
4. Isolator suport.
5. Ruang pemutus
6b
6a. Terminal Utama atas
6b. Terminal Utama
bawah
7. Lemari control lokal
8. Pentanahan/Gorundin
3 g
www.pln.co.id |
Berdasarkan media isolasi
PMT Gas SF6
PMT Minyak
PMT Udara Hembus (Air Blast)
PMT Hampa Udara (Vacuum)
www.pln.co.id |
Berdasarkan proses pemadaman busur api listrik diruang
pemutus #1
PMT Jenis Tekanan Tunggal
PMT terisi gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg / cm2, selama terjadi
proses pemisahan kontak – kontak, gas SF6 ditekan (fenomena thermal
overpressure) ke dalam suatu tabung/cylinder yang menempel pada kontak
bergerak selanjutnya saat terjadi pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle
yang menimbulkan tenaga hembus/tiupan dan tiupan ini yang memadamkan
busur api.
www.pln.co.id |
Berdasarkan proses pemadaman busur api listrik diruang
pemutus #2
PMT Jenis Tekanan Ganda
PMT terisi gas SF6 dengan sistim tekanan tinggi kira-kira 12 Kg / cm2 dan sistim tekanan
rendah kira-kira 2 Kg / cm2, pada waktu pemutusan busur api gas SF6 dari sistim tekanan
tinggi dialirkan melalui nozzle ke sistim tekanan rendah. Gas pada sistem tekanan rendah
kemudian dipompakan kembali ke sistim tekanan tinggi
www.pln.co.id |
Spesifikasi Teknis PMT
Spesifikasi teknik dibedakan berdasarkan level tegangan dan peruntukkannya, sebagai
berikut :
Spesifikasi PMT 70 kV untuk Bay SUTT
Spesifikasi PMT 70 kV untuk Bay Trafo
Spesifikasi PMT 150 kV untuk Bay SUTT
Spesifikasi PMT 150 kV untuk Bay SKTT
Spesifikasi PMT 150 kV untuk bay Trafo
Spesifikasi PMT 150 kV untuk 1 (satu) Bay kapasitor
Spesifikasi PMT 150 kV untuk lebih dari 1 (satu) Bay kapasitor
Spesifikasi PMT 275 kV
Spesifikasi PMT 500 kV untuk Bay penghantar
Spesifikasi PMT 500 kV untuk Bay Diameter
Untuk lebih jelas dan lengkap dapat dilihat pada surat Keputusan direksi
No.216.K/DIR/2013 perihal “Standarisasi Spesifikasi Material Transmisi Utama di Lingkungan
PT PLN (Persero)”
www.pln.co.id |
Komponen dan Fungsi
1. Primary
Merupakan bagian PMT yang bersifat konduktif dan berfungsi untuk
menyalurkan energi listrik dengan nilai losses yang rendah dan mampu
menghubungkan / memutuskan arus beban saat kondisi normla / tidak
normal.
www.pln.co.id |
1.1. Interrupter
Merupakan bagian terjadinya proses membuka atau menutup
kontak PMT. Didalamnya terdapat beberapa jenis kontak yang
berkenaan langsung dalam proses penutupan atau pemutusan arus,
yaitu:
Kontak bergerak / moving contact
Kontak tetap / fixed contact
Kontak arcing / arcing contact
www.pln.co.id |
Asesoris dan Interrupter (Jika ada)
Terdiri dari :
Resistor
Resistor / tahanan dipasang paralel dengan unit pemutus utama (bekerja hanya pada saat terjadinya
penutupan kontak PMT) dan berfungsi untuk :
• Mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul (restriking voltage)
• Mengurangi arus pukulan (chopping current) pada waktu pemutusan
• Meredam tegangan lebih karena mengoperasikan PMT tanpa beban pada penghantar panjang
Kapasitor
Kapasitor terpasang paralel dengan tahanan, unit pemutus utama dan unit pemutus pembantu yang
berfungsi untuk :
• Mendapatkan pembagian tegangan ( Voltage distribution ) yang sama pada setiap celah kontak,
sehingga kapasitas pemutusan ( breaking capacity ) pada setiap celah adalah sama besarnya.
• Meningkatkan kinerja PMT pada penghantar pendek dengan mengurangi frekuensi kerja.
www.pln.co.id |
Terminal Utama
Bagian dari PMT yang merupakan titik sambungan / koneksi antara PMT
dengan konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke
konduktor luar.
www.pln.co.id |
2. Dielectric
Berfungsi sebagai isolasi peralatan dan memadamkan busur api dengan sempurna pada saat
moving contact bekerja.
2.1. Electrical Insulation (Isolator)
Pada pemutus (PMT) terdiri dari 2 (dua) bagian isolasi yang berupa isolator yaitu :
Isolator Ruang Pemutus (Interrupting Chamber)
Merupakan isolator yang berada pada ruang pemutus (interupting chamber)(1)
Isolator Penyangga (Isolator Support)
Merupakan isolator yang berada pada penyangga / support.(2)
www.pln.co.id |
2.2. Media Pemadam Busur Api
Berfungsi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat PMT bekerja membuka atau
menutup. Berdasarkan media pemadam busur api, PMT dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain :
Pemadam busur api dengan gas Sulfur Hezxa Fluorida (SF6)
Umumnya PMT jenis ini merupakan tipe tekanan tunggal (single pressure type), dimana selama operasi
membuka atau menutup PMT, gas SF6 ditekan ke dalam suatu tabung/silinder yang menempel pada kontak
bergerak. Pada waktu pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang mematikan busur api.
www.pln.co.id |
2.2. Media Pemadam Busur Api
Pemadam Busur Api dengan Oil/Minyak
Jenis PMT dengan minyak ini dapat dibedakan menjadi :
PMT menggunakan banyak minyak (bulk oil)
PMT menggunakan sedikit minyak (small oil)
PMT jenis ini digunakan mulai dari tegangan menengah 6 kV sampai tegangan ekstra tinggi 425
kV dengan arus nominal 400 A sampai 1250 A dengan arus pemutusan simetris 12 kA sampai 50 kA.
www.pln.co.id |
2.2. Media Pemadam Busur Api
Pemadam Busur Api dengan Udara Hembus / Air Blast
PMT ini menggunakan udara sebagai media pemadam busur api dengan menghembuskan
udara ke ruang pemutus. PMT ini disebut juga sebagai PMT Udara Hembus (Air Blast).
www.pln.co.id |
2.2. Media Pemadam Busur Api
Pemadam Busur Api dengan Hampa Udara (Vaccum)
Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain porcelain, kaca
atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan umur
kontak utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan ketegangan dielektrikum yang tinggi
maka bentuk pisik PMT jenis ini relatip kecil.
Ruang Kontak (
www.pln.co.id |
3. Driving Mechanism
Berfungsi menyimpan energi untuk dapat menggerakkan kontak gerak (moving
contact) PMT dalam waktu tertentu sesuai dengan spesifikasinya.
Terdapat beberapa jenis sistem penggerak pada PMT, antara lain :
3.1. Penggerak Pegas (Spring Drive)
Mekanis penggerak PMT dengan menggunakan pegas (spring) terdiri dari 2 macam,
yaitu :
Pegas pilin ( helical spring )
PMT jenis ini menggunakan pegas pilin sebagai sumber tenaga penggerak yang di tarik atau di
regangkan oleh motor melalui rantai.
Pegas gulung ( scroll spring )
PMT ini menggunakan pegas gulung untuk sumber tenaga penggerak yang di putar oleh motor
melalui roda gigi.
www.pln.co.id |
3.2. Penggerak Hidrolik
Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan dari beberapa komponen mekanik,
elektrik dan hidrolik oil yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk
membuka dan menutup PMT.
www.pln.co.id |
3.3. Penggerak Pneumatic
Penggerak mekanik PMT pneumatic adalah rangkaian gabungan dari beberapa komponen mekanik,
elektrik dan udara bertekanan yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak
untuk membuka dan menutup PMT.
www.pln.co.id |
Part PMT
www.pln.co.id |
4. Secondary
Sub sistem secondary berfungsi mengirim sinyal kontrol / trigger untuk mengaktifkan sub sistem mekanik
pada waktu yang tepat. Bagian sub sistem secondary terdiri dari :
4.1. Lemari Mekanik / Kontrol
Berfungsi untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai tempat secondary equipment.
4.2. Terminal dan Wiring Control
Sebagai terminal wiring kontrol PMT serta memberikan trigger pada mekanik penggerak untuk operasi
PMT.
Subsistem dan
Fungsi
www.pln.co.id |
PEDOMAN PEMELIHARAAN
E. Overhaul
www.pln.co.id |
A. IN SERVICE / VISUAL INSPECTION
In Service Inspection adalah inspeksi/pemeriksaan terhadap peralatan yang dilaksanakan
dalam keadaan peralatan beroperasi/bertegangan (on-line), dengan menggunakan 5 panca indera
(five senses) dan metering secara sederhana, dengan pelaksanaan periode tertentu (Harian,
Mingguan, Bulanan, Tahunan).
www.pln.co.id |
Cont
7. Pemeriksaan kerja motor kompresor pada PMT sistem penggerak pneumatik.
8. Pemeriksaan level minyak kompresor pada PMT sistem penggerak pneumatik.
9. Pemeriksaan tekanan SF6 pada PMT dengan media pemadam busur api gas SF6.
10. Pemeriksaan penunjukan level minyak pada PMT dengan media pemadam busur api
minyak.
www.pln.co.id |
B. IN SERVICE MEASUREMENT / ONLINE MONITORING
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu
dalam keadaan peralatan bertegangan (On Line).
Pengukuran dan/atau pemantauan yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui/memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat
ukur yang advanced (seperti Thermal Image thermovision) yang
dilakukan oleh petugas pemeliharaan.
www.pln.co.id |
C. SHUTDOWN MEASUREMENT / SHUTDOWN FUNCTION CHECK
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode 2 tahunan dalam keadaan
peralatan tidak bertegangan (Off Line).
Pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan dengan
menggunakan alat ukur sederhana serta advanced yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan.
Sebelum melakukan shutdown measurement posisi switch pada box PMT harus
di posisikan lokal.
Shutdown Measurment ( 2 tahunan), meliputi :
1. Pengukuran tahanan isolasi terminal
2. Pengukuran tahanan kontak PMT
3. Pengukuran waktu buka PMT
4. Pengukuran waktu tutup PMT
5. Pengukuran / pengujian keserempakan kontak buka fasa R,S,T
6. Pengukuran / pengujian keserempakan kontak tutup fasa R,S,T
7. Pengukuran kevakuman PMT model vacum (arus bocor)
8. Pengukuran kapasitansi kapasitor PMT (periode 12 tahunan)
www.pln.co.id |
cont
9. Pengujian tahanan closing resistor (periode 10 tahunan)
10. Pengukuran tahanan magnetic coil
11. Pengukuran tegangan opening coil
12. Pengukuran tegangan closing coil
13. Pengujian velocity test
14. Pengujian arus motor penggerak
15. Pengujian tegangan tembus PMT Bulk Oil (periode 10 tahunan)
16. Tangen Delta bushing PMT Bulk Oil
17. Pengujian kualitas gas SF6 (periode 10 tahunan)
18. Pengukuran tahanan pentanahan PMT
www.pln.co.id |
1. Pengukuran Tahanan Isolasi
Pengukuran tahanan isolasi pemutus tenaga (PMT) ialah proses
pengukuran dengan suatu alat ukur untuk memperoleh nilai tahanan
isolasi pemutus tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa)
terhadap badan (case) yang ditanahkan maupun antara terminal atas
dengan terminal bawah pada fasa yang sama.
www.pln.co.id |
3. Pengukuran Keserempakan (Breaker Analyzer)
Tujuan dari pengujian keserempakan PMT adalah untuk mengetahui
waktu kerja PMT secara individu serta untuk mengetahui keserempakan
PMT pada saat menutup ataupun membuka .
www.pln.co.id |
8. Pengukuran Tahanan Pentanahan
Nilai tahanan Pentanahan di Gardu Induk bervariasi besarnya nilai
tahanan tanah dapat ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri,
misalnya tanah kering tanah cadas, kapur, dsb tahananan tanahnya
cukup tinggi nilainya jika dibanding dengan kondisi tanah yang
basah. Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik.
www.pln.co.id |
9. Pengukuran / Pengujian Media Pemutus
Gas SF6
Gas SF6 pada Pemutus Tenaga ( PMT ) berfungsi sebagai media
pemadam busur api listrik saat terjadi pemutusan arus listrik (arus
beban atau arus gangguan) dan sebagai isolasi antara bagian –
bagian yang bertegangan (kontak tetap dengan kontak bergerak
pada ruang pemutus) dalam PMT, juga sebagai isolasi antara bagian
yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada PMT.
Saat ini gas SF6 banyak digunakan pada PMT atau GIS (Gas
Insulating Switchyard) mulai dari tegangan 20 kV sampai dengan 500
kV karena gas SF6 mempunyai sifat / karakteristik yang lebih baik
dari jenis media pemutus lainnya.
www.pln.co.id |
Jadwal Pemeriksaan/Pengukuran Karakteristik Gas Sf6
Pada PMT dan GIS
NO PEMERIKSAAN / PENGUKURAN PERIODE KETERANGAN
1 Pemeriksaan Tekanan Gas A. Bulanan (Visual /pembacaan) Untuk Alat ukur tek. gas yang terpasang
( Pressure Gas ) permanen pada PMT / GIS
B. Tahunan (Pengukuran ) Untuk alat ukur tek. Gas yang tidak terpasang
pada PMT / GIS.
02 Pengukuran kerapatan / kepadatan A. Bulanan (Visual / Untuk PMT yang terpasang Density Monitor
Gas ( Gas Density ) pembacaan) Untuk PMT yang tidak terpasang Density
B. Tahunan (pengukuran) monitor.
www.pln.co.id |
Minyak (Oil)
Karakteristik dan fungsi media minyak PMT adalah berbeda dengan
karakteristik minyak isolasi transformator. Selain berfungsi sebagai isolasi
terhadap tegangan tinggi (menengah) media minyak pada PMT jenis ini juga
berfungsi sebagai pemadam busur api listrik (arching) pada saat PMT di-
operasikan. Khususnya pada saat pemutusan arus beban atau bila terjadi arus
gangguan.
Faktor yang sering dijadikan acuan kelayakan operasi PMT antara lain :
Kandungan gas terlarut dalam minyak (terutama gas Hydrogen dan Acethylene)
Jumlah kandungan partikel
Tegangan tembus minyak
www.pln.co.id |
Vacuum
Pengukuran / pengujian karakteristik media pemutus vacuum adalah
untuk mengetahui apakah ke-vacuum-an ruang kontak utama (breaking
chamber) PMT tetap hampa sehingga masih berfungsi sebagai media
pemadam busur api listrik.
www.pln.co.id |
SHUTDOWN FUNCTION CHECK ( 2 TAHUNAN)
Meliputi :
Pengujian Fungsi open / close (remote / local dan scada)
Pengujian Emergency trip
Pengujian fungsi alarm
Fungsi interlock mekanik dan elektrik
Pengujian fungsi star dan stop motor / pompa penggerak
www.pln.co.id |
TREATMENT (2 TAHUNAN)
Meliputi :
Pembersihan bushing / isolator interupting chamber
Pembersihan dan pengencangan baut terminal utama
Pembersihan box kontrol PMT dan pemeriksaan kabel dan terminal wiring dan
fungsi heater.
Pengujian tekanan gas untuk alarm dan blok PMT
Pemeriksaan tekanan dan reseting pressure switch hidrolik
Penggantian minyak PMT small oil
Memfilter minyak PMT bulk oil bila hasil asesmen buruk
Pemeriksaan sistem pernapasan PMT bulk oil
Pelimasan pegas dan komponen lainnya
Pengujian duty cycle PMT spring
Penggantian minyak hidrolik PMT
Reseting microswitch sistem pneumatik
Pembersihan slenoid valve closign dengan tripping
www.pln.co.id |
CONDITIONAL
Meliputi :
Pembersihan bushing / islator interupting chamber
Pembersihan dan pengencangan baut terminal utama
Pembersihan box kontrol PMT dan pemeriksaan kabel dan terminal
wiring dengan fungsi heater
Pengujian tekanan gas untuk alarm dan blok PMT
Pemeriksaan tekanan dan reseting pressure switch hidrolik
Penggantian minyak PMT small oil
Memfilter minyak PMT bulk oil bila hasil asesmen buruk
Pemeriksaan sistem pernapasan PMT bulk oil
Pelumasan pegas dan komponen lainnya
Pengujian duty cycle PMT spring
Penggantian minyak hidrolik PMT
Reseting microswitch sistem pneumatik
Pembersihan selenoid valve closing dan tripping
www.pln.co.id |
BATASAN DAN TINDAK LANJUT HASIL PEMELIHARAAN
www.pln.co.id |
2. Pengukuran / Pengujian Tahanan Kontak
Nilai tahanan kontak PMT harus disesuaikan dengan petunjuk/manual dari pabrikan PMT (karena
nilai ini dapat berbeda antar merk). Nilai standar normal yang menjadi acuan yaitu R ≤ 120% nilai
pabrikan atau nilai pengujian FAT nilai saat komisioning.
MERK Tipe PMT Data Teknis Resistansi Kontak Utama
72.5 kV, Hydraulic, CI
ALSTHOM FX11 50 µΩ
mechanism
170 kV, Hydraulic, CIN
ALSTHOM FX12 50 µΩ
mechanism
550 kV, Hydraulic, CIN
ALSTHOM FX22 or FX22D 40 µΩ
mechanism
550 kV, Hydraulic, CIN
ALSTHOM FX32 or FX32D 40 µΩ
mechanism
ALSTHOM FXT9 72.5 kV, spring 50 µΩ
ALSTOM GL309 F1 72.5 kV, spring 40 µΩ
ALSTOM GL313 F1 170 kV, spring 40 µΩ
ALSTOM GL313 F3 170 kV, spring 40 µΩ
ABB S1-170 F1 170 kV, spring 50 µΩ
ABB S1-170 F3 170 kV, spring 50 µΩ
ALSTOM GL314 245 kV, spring 52 µΩ
ALSTOM GL317 or GL317D 550 kV, spring, 2 chambers 95 µΩ
www.pln.co.id |
3. Pengukuran / Pengujian Tahanan Kontak Dinamik
Sesuai dengan standar IEEE C37.10-1995 (Guide for diagnostics and failure investigation of
power circuit breaker), karakteristik hasil pengujian adalah kurva nilai R terhadap waktu (R vs
time).
IEEE C37.10-1995 (Guide for diagnostics and failure investigation of power circuit breaker) – page 37
www.pln.co.id |
Parameter / informasi yang dapat dimonitor adalah sebagai berikut :
Perubahan nilai resistansi (R) saat operasi kerja, secara umum,
dikatakan dalam kondisi baik apabila perubahan nilai resistansi terjadi
secara smooth (tanpa ada spike / lonjakan perubahan nilai resistansi).
www.pln.co.id |
Cont
Waktu kerja kontak PMT. Dapat dilihat mulai dari arus (I) trigger
sampai dengan kontak utama bekerja (Open atau Close), yang nilainya
harus disesuaikan dengan acuan dari masing – masing pabrikan PMT.
www.pln.co.id |
Cont
Pada CIGRE A3.112 (a new measurement method of the dynamic
contact resistance of HV circuit breakers) dan IEEE transactions on Power
Delivery (a complete Strategy for Conducting Dynamic Contact Resistance
Measurements on HV Circuit Breakers) disebutkan beberapa parameter
pengujian, antara lain :
Operasi Close
Hasil pengukuran dynamic resistance saat melakukan operasi Close (posisi
open ke posisi close) secara umum tidak dapat digunakan sebagai acuan atau
disebut sebagai impractical. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
• Perubahan nilai resistansi yang tidak stabil / abrupt. Dari suatu nilai tak
terhingga () (posisi open) berubah menjadi suatu nilai resistansi dari
arcing kontak (), menyebabkan variasi level resistansi dari arcing
kontak sulit untuk dapat dideteksi.
• Injeksi arus DC yang terjadi saat menyentuh arcing kontak dapat
menghasilkan level noise yang tidak diinginkan. Hal ini mengaburkan hasil
pengukuran.
www.pln.co.id |
Cont
Operasi Open
Pengukuran dynamic resistance saat melakukan operasi open (posisi close ke posisi open) secara umum
dilakukan pada kecepatan nominal / rated speed. Kurva yang dihasilkan (sebagian besar) akan menunjukkan
adanya beberapa lonjakan / spike nilai resistansi.
www.pln.co.id |
Cont
Hasil yang berbeda didapatkan saat pengukuran dynamic resistance ini dilakukan
dengan kecepatan yang diperlambat / low speed ( 0,002 – 0,2 m/s ).
www.pln.co.id |
Cont
Kedua kurva yang dilakukan pada kecepatan kontak yang berbeda (0,2 m/s dan 0,15 m/s)
menghasilkan kurva yang cukup identik. Perbedaan waktu mencapai arcing kontak dikarenakan adanya
perbedaan kecepatan kontak PMT. Spike yang umumnya muncul dapat dihilangkan, sehingga dapat
memperjelas kurva untuk interpretasi.
www.pln.co.id |
Interpretasi Hasil Pengukuran
Interpretasi terhadap hasil pengukuran dapat menggunakan metode menghitung luar area dibawah
kurva yang dihasilkan oleh pengukuran dynamic resistance.
Terdapat 2 model yang dapat dilakukan, yaitu :
Menggunakan kurva R vs time
Berikut merupakan contoh studi kasus terhadap pemakaian metode ini.
www.pln.co.id |
Cont
Untuk dapat menggunakan metode ini, maka kurva tersebut diolah secara regresi
untuk dapat mempermudah didalam perhitungan luas kumulatif area dibawah kurva.
Dari perhitungan, dapat disimpulkan bahwa luas kumulatif area dibawah kurva
akan semakin membesar seiring dengan memburuknya kondisi dari moving contact
yang dipakai.
www.pln.co.id |
Cont
Menggunakan kurva R vs contact travel
Kurva yang dipakai adalah kurva nilai R terukur terhadap kurva contact travel yang diterjadi selama
operasi open.
www.pln.co.id |
Investigasi Kondisi Kontak
www.pln.co.id |
4. Pengukuran / pengujian Kecepatan dan Keserempakan Kontak PMT
Pada saat terjadi gangguan pada sistem tenaga listrik, diharapkan PMT
bekerja dengan cepat. Clearing Time sesuai dengan standart SPLN No 52-1 1983
untuk sistem dengan tegangan :
500 kV < 90 mili detik
275 kV < 100 mili detik
150 kV < 120 mili detik
70 kV < 150 mili detik
Fault clearing time pengaman cadangan adalah 500 mili detik.
www.pln.co.id |
Referensi pengukuran waktu buka, pengukuran waktu tutup
www.pln.co.id |
5. Pengukuran / pengujian Tahanan / Resistor (R)
Sesuai dengan standard IEC 62271-100 : 2001 (High-voltage alternating-current
circuit breaker), bahwa toleransi nilai resistor (R) dan kapasitor (C) dapat berbeda
antar merk, sehingga toleransi yang diijinkan harus sesuai dengan nilai toleransi yang
diberikan oleh manufacturer dan tercantum pada manual serta name-plate peralatan.
IEC 62271-100 : 2001 (High-voltage alternating-current circuit breaker) – page
169 :
The manufacturing tolerances for resistors and capacitors shall be taken into
account. The manufacturer shall state the value of these tolerances.
www.pln.co.id |
Pengujian Kualitas Gas SF6
Pengujian kualitas gas SF6 dilaksanakan untuk mengetahui karakteristik gas
SF6 apakah masih dapat dikatakan layak digunakan sebagai dielektrik / media
isolasi.
Standar nilai kualitas Gas SF6 menurut ASTM 2472, IEC 376 dan ASG
TYPICAL adalah sbb:
Component ASTM 2472 IEC 376 ASG TYPICAL
www.pln.co.id |
Pengujian karakteristik dari gas SF6 mengacu pada standart IEC dan pabrikan
URAIAN SATUAN BATASAN KETERANGAN
Berat molekol gram 146,07 Delle Alsthom
Berat Jenis gas ( Gas density )
Pada temp. 20° C.
1 bar Kg/l 6,16.10-3 IEC 376-1971
1 bar Kg/l 6,40.10-3 Delle Alsthom
2 bar Kg/l 12,50.10-3 Delle Alsthom
6 bar Kg/l 39,00.10-3 Delle Alsthom
www.pln.co.id |
Batas Maksimum konsentrasi gas
Dikarenakan tidak semua parameter pengujian tersebut diatas diperlukan untuk
pengujian, maka mengacu pada CIGRE 234 TF.B3.02.01 : 2003 (SF6 recycling guide –
revision 2003) ditentukan parameter yang secara praktikal dipakai pengujian untuk
justifikasi kondisi gas SF6, yaitu sebagai berikut :
Purity
menunjukkan persentase kadar kemurnian gas SF6. Kadar kemurnian gas SF6 tidak
memungkinkan mencapai 100%, hal ini karena adanya beberapa kontaminan.
Batas purity untuk gas SF6 adalah 97 %.
Decomposition product
merupakan hasil turunan gas SF6 akibat suhu tinggi yang disebabkan adanya electric
discharge (corona, spark dan arching). Decomposition product dapat berupa gas dan padat. Dalam
jumlah yang besar bersifat korosif dan beracun.
Batas maksimum konsentrasi gas-gas hasil dekomposisi SF6 adalah sebagai berikut :
Decomposition Product Batas Maksimum
SF4, WF6 100 ppmv
SOF4, SO2F2, SOF2, SO2,
2000 ppmv
HF
www.pln.co.id |
Dew Point
Dew point (titik embun) gas SF6 adalah suhu di mana uap air dalam gas
tersebut berkondensasi (berubah menjadi zat cair).
Batas dew point untuk gas SF6 didalam peralatan adalah kurang dari -5 oC.
Moisture Content
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kandungan atau kadar uap air. Hal-
hal yang perlu diperhatikan adalah titik jenuh dari tekanan uap air dan tekanan
gas yang terukur dari alat uji. Uap air didalam peralatan tegangan tinggi bisa
mengalami kondensasi sehingga mengurangi kekuatan isolasi gas SF6.
Batas maksimal kadar uap air (moisture content) yang diijinkan adalah 3960
ppmv.
www.pln.co.id |
8. Pengukuran / pengujian Karakteristik Minyak
Standar nilai kualitas minyak menurut IEC 60422 ed.3 : 2005 (Mineral
insulating oils in electrical equipment – supervision and maintenance guidance)
adalah sbb: Karakteristik Batasan Kondisi
Warna (ASTM D1500) < 3.5 Good
Lainnya Poor
Tegangan tembus (ASTM D877 Category O :
– D1816) > 60 Good
[kV /2, mm] 50 – 60 Fair
Category B : Good
> 50 Fair
40 – 50
Lainnya Poor
Kandungan air (IEEE / ASTM Category O :
D1533 / IEC 60814) <5 Good
[ppm] 5 – 10 Fair
Category B : Good
<5 Fair
5 – 15
Lainnya Poor
Kandungan asam Category O :
[mgKOH/g] < 0.10 Good
0.1 – 0.15 Fair
Category B : Good
< 0.10 Fair
0.1 – 0.20
Lainnya Poor
www.pln.co.id |
cont
Tegangan antar permukaan (IFT) > 28 Good
(IEEE / ASTM D971 – 99a / IEC 22 – 28 Fair
60422) Lainnya Poor
[mN/m]
Lainnya Poor
Sediment (ASTM D1698 / IEC < 0.02 Good
60422 annex.C) [t%] Lainnya Poor
Keterangan :
•Kategori O Um > 400 kV
•Kategori B 72.5 < Um ≤ 170
www.pln.co.id |
9. Pengukuran / pengujian Ke-vacuum-an
www.pln.co.id |
10. Pengukuran Tekanan Udara
PMT
PMT dengan 2 PMT dengan
dengan 1
chamber 4 chamber
Deskripsi chamber
Dengan 1 Dengan 2
Compressor Compressor
Mpa 1,95 1,95 3,05 3,05
Tekanan operasi
Lbf / in² 283 283 442 442
Waktu kerja untuk 1 operasi C-O 5,5 menit 11,5 menit
Waktu kerja per hari tanpa ada buka tutup
PMT (yang di ijinkan antara 3 – 4 kali operasi
7, 0 menit 7,0 menit
kompressor per hari)
-- ABB type ELF SL --
Waktu kerja per hari tanpa ada buka tutup
PMT Maksimum 2 bar per 24 Jam
-- PMT MHMe (1P) - Magrini --
www.pln.co.id |
11. Pengukuran / pengujian Tahanan Pentanahan
Nilai tahanan pentanahan di Gardu Induk bervariasi besarnya. Nilai tahanan
pentanahan dapat ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri, misalnya tanah kering tanah
cadas, atau berkapur.
Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik. Menurut IEEE std 80 :
2000 (guide for safety in ac substation - grounding), besarnya nilai tahanan pentanahan
untuk switchgear adalah ≤ 1 ohm.
www.pln.co.id |
13. Pengukuran / pengujian Closing dan Opening Coil
Batas nilai tegangan Supply untuk Closing Coil dan Opening Coil sesuai
dengan referensi pabrikan adalah sebagai berikut :
Batas tegangan untuk Closing Coil adalah :
Vnominal
Referensi V min V max
AC / DC
Siemens 110 85 % Vn 110 % Vn
Areva 110 85 % Vn 110 % Vn
www.pln.co.id |
14. Pengukuran Thermovisi
Terdapat 2 (dua) macam pelaksanaan thermovisi dengan masing – masing
standar / pedoman yang dapat dipakai, yaitu :
Pemeriksaan pada Terminal utama
Dilakukan dengan melihat perbedaan / selisih suhu pada 2 (dua) titik dengan
komponen / material yang berbeda.
• Selisih suhu antara klem dan konduktor
• Selisih suhu antara klem dan terminal utama / stud
Berdasarkan manual dari pabrikan kamera thermovisi merk FLIR, disebutkan
bahwa terdapat 3 (tiga) macam kondisi, yaitu :
• Kondisi I : t ≤ 5oC (9oF)
• Kondisi II : 5oC < t ≤ 30oC (9oF < t ≤ 54oF)
• Kondisi III : t > 30oC (54oF)
www.pln.co.id |
Pemeriksaan pada Interrupter chamber
Dilakukan dengan membandingkan suhu interrupter chamber antar phasa (dengan
phasa lainnya).
Berdasarkan standar dari International Electrical Testing Association (NETA)
Maintenance Testing Spesification (NETA MTS-1997) terdapat 2 (dua) macam T yang
dapat dipakai sebagai acuan justifikasi kondisi, yaitu :
T1 : merupakan perbedaan / selisih suhu antar phasa (dengan phasa lainnya).
Kondisi I : 1oC < t ≤ 3oC
Kondisi II : 4oC < t ≤ 15oC
Kondisi III: t > 15oC
T2 : merupakan perbedaan / selisih suhu diatas suhu lingkungan (over ambient
temperature).
Kondisi I : 1oC < t ≤ 3oC
Kondisi II : 11oC < t ≤ 20oC
Kondisi III: 22oC < t ≤ 40oC
Kondisi IV: t > 40oC
www.pln.co.id |
TINDAK LANJUT HASIL PEMELIHARAAN
1.TINDAK LANJUT HASIL IN SERVICE / VISUAL INSPECTION
Periode Harian
PERALATAN
SASARAN PEMERIKSAAN TINDAKAN
YANG DIPERIKSA
Sistem Penggerak
Pegas tidak full charge Pemeriksaan motor
Pegas
Indikator pegas rusak Perbaikan / Penggantian
Tekanan hidrolik menurun Pemeriksaan motor dan
kebocoran
Hidrolik
Counter kerja pompa rusak Perbaikan / penggantian
Level minyak menurun Pemeriksaan kebocoran
Tekanan udara menurun Pemeriksaan motor dan
Kerja motor kompresor kebocoran
terlalu banyak
Level minyak kompresor Pemeriksaan kebocoran
menurun
Pneumatic Indikator tekanan udara Perbaikan / penggantian
rusak
Indikator kerja motor
kompresor rusak
Indikator level minyak
kompresor rusak
www.pln.co.id |
cont
www.pln.co.id |
Periode Tiga Bulanan
www.pln.co.id |
cont
www.pln.co.id |
Periode Tahunan
PERALATAN YANG
SASARAN PEMERIKSAAN Tindakan
DIPERIKSA
Rod mekanik penggerak Perbaikan / penggantian
Penggerak Pegas Kondisi pelumas roda gigi kering / kotor Bersihkan pelumas lama,
lakukan pelumasan baru
Kondisi venbelt kompressor slip, kendur Penggantian
Penggerak Pneumatik atau retak
Kondisi tangki korosif Perbaikan / penggantian
Kondisi pintu lemari korosi, kendor, tidak Perbaikan / penggantian
dapat dikunci atau hilang
Door sealent rusak, keras atau hilang
Lubang kabel tidak rapat atau glen hilang
Lemari Mekanik
Kondisi dalam lemari kotor atau lembab Pembersihan
Terminal wiring korosi atau overheating Perbaikan / penggantian
Kabel kontrol terkelupas
Heater rusak atau hilang
www.pln.co.id |
TINDAK LANJUT IN SERVICE MEASUREMENT
PERALATAN YANG
HASIL UKUR TINDAKAN
DIPERIKSA
Perbedaan suhu antar Investigasi lebih
fasa lanjut.(lakukan
Grading Kapasitor
pengukuran nilai
kapasitansi)
Lanjutkan
Kondisi I pengujian rutin 3
bulanan
Selisih suhu antara * : Dijadwalkan
perbaikan atau
- klem dan konduktor Kondisi II
penggantian
- klem dan terminal utama seperlunya
Perbaiki atau
Kondisi III penggantian
secepatnya
www.pln.co.id |
cont
PERALATAN YANG
HASIL UKUR TINDAKAN
DIPERIKSA
∆T1 ∆T2
(perbedaan (over ambient
suhu antar fasa) temperature)
Dimungkinkan ada
Kondisi I Kondisi I
ketidaknormalan, perlu
1oC <t ≤ 3oC 1oC <t ≤ 3oC
investigasi lanjut
Mengindikasikan adanya
InterrupterChamber ** Kondisi II Kondisi II
defesiensi, perlu dijadwalkan
4oC <t ≤ 15oC 4oC <t ≤ 15oC
perbaikan
Perlu dilakukan monitoring
Kondisi III
--- secara kontinyu sampai
21oC <t ≤ 40oC
dilakukan perbaikan
Kondisi III Kondisi IV Ketidaknormalan Mayor, perlu
t > 15oC t > 40oC dilakukan perbaikan segera
www.pln.co.id |
cont
Kecepatan Kontak 10 % kondisi awal sesuai Dilakukan uji ulang
buka PMT tegangan rating PMT Perbaikan / penggantian
Kecepatan Kontak
tutup PMT
Keserempakan Kontak > 10 ms atau nilai standard
PMT pabrikan
www.pln.co.id |
Alur tindak lanjut terkait pengukuran tahanan isolasi
Syarat :
1. Sebelum melakukan pengukuran dilakukan pembersihan isolator.
2. Melepas konduktor yang terhubung ke terminal utama atas dan ke terminal utama
bawah PMT.
MULAI PENGUJIAN
TAHANAN ISOLASI
Tidak
memenuhi
Tidak standar > 3
Ya Memenuhi
standar
Ya
PENGGANTIAN
LAKUKAN TBM
SELANJUTNYA
(sesuai interval)
Selesai
www.pln.co.id |
Alur tindak lanjut terkait pengujian waktu buka, waktu tutup dan
keserempakan MULAI PENGUJIAN
WAKTU BUKA,WAKTU
TUTUP,KESEREMPAKAN
Hasil Pengujian
Waktu Buka,waktu
tutup,keserempakan
ANALISA GRAFIK
HASIL PENGUJIAN
LAKUKAN TBM YA
Memenuhi
SELANJUTNYA
standar
(sesuai interval)
TIDAK
· Pemeriksaan tegangan kerja
· Pemeriksaan coil
· Pemeriksaan Auxillary contact/kontaktor
· Pemberian Gemuk/Grease yang sesuai
rekomendasi
· Penggantian part mekanik yang rusak (jika ada)
· Periksa Rod penggerak
· Perbaikan mekanik penggerak
· Jangan lakukan addjustment mekanik, jika
dalam manual book terdapat rekomendasi
addjustment perhatikan toleransinya.
END
www.pln.co.id |
Alur tindak lanjut terkait pengukuran tegangan minimum coil
MULAI PENGUJIAN
Tegangan Minimum Coil dan Tahanan
Coil
Hasil Pengujian
BURUK
END
www.pln.co.id |
Pengujian pada Media Pemadam Busur Api
www.pln.co.id |
Flow chart asesmen kondisi minyak isolasi
www.pln.co.id |
Pengujian pada Sistem Mekanik Penggerak
www.pln.co.id |
cont
PENGUJIAN HASIL UKUR / UJI REKOMENDASI
Tegangan opening coil ( Tegangan AC ) Pengaturan tegangan
< 85% atau > 110% Perbaikan / penggantian
dari V rated
( Tegangan DC )
< 70% atau > 110%
dari V rated
www.pln.co.id |
TINDAK LANJUT HASIL SHUTDOWN FUNCTION
CHECK
PENGUJIAN HASIL UKUR / UJI REKOMENDASI
Pengujian fungsi open / Tidak berfungsi Pengecekan supply
close (local / remote dan Pengecekan / perbaikan
scada) wiring
Pengujian emergency Tidak berfungsi Pengecekan supply
trip Pengecekan / perbaikan
wiring
Pengujian fungsi alarm Tidak berfungsi Pengecekan supply
Pengecekan / perbaikan
wiring
Pengujian fungsi Tidak berfungsi Pengecekan supply
interlock mekanik dan Pengecekan / perbaikan
elektrik wiring
Pengujian fungsi motor Tidak berfungsi Pengecekan supply
penggerak Pengecekan / perbaikan
wiring
www.pln.co.id |