Anda di halaman 1dari 89

PEMELIHARAAN

PERALATAN
SWITCHGEAR
PEMELIHARAAN
PMT
01
Pengertian dan Fungsi PMT
PMT berdasarkan IEEE C37.100.1992 adalah peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu
menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal sesuai dengan ratingnya serta
mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban spesifik
kondisi abnormal / gangguan sesuai dengan ratingnya.

Fungsi adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta
mampu membuka atau menutup saat terjadi arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau
peralatan lain.

www.pln.co.id |
Klasifikasi PMT
Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um)
 PMT tegangan rendah (Low Voltage)
Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 kV ( SPLN 1.1995 - 3.3 ).
 PMT tegangan menengah (Medium Voltage)
Dengan range tegangan 1 s/d 35 kV ( SPLN 1.1995 – 3.4 ).
 PMT tegangan tinggi (High Voltage)
Dengan range tegangan 35 s/d 245 kV ( SPLN 1.1995 – 3.5 ).
 PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage)
Dengan range tegangan lebih besar dari 245 kVAC (SPLN 1.1995 – 3.6).

www.pln.co.id |
Berdasarkan Jumlah Mekanik Penggerak / Tripping Coil
PMT Single Pole PMT Three Pole
Mempunyai mekanik penggerak Mempunyai satu mekanik
pada masing-masing pole, umumnya penggerak untuk tiga fasa, guna
PMT jenis ini dipasang pada bay menghubungkan fasa satu dg fasa
penghantar agar PMT bisa reclose satu lainnya di lengkapi dengan kopel
fasa. mekanik, umumnya PMT jenis ini di
pasang pada bay trafo dan bay kopel
serta PMT 20 kV untuk distribusi.
6a
Keterangan .
1. Pondasi
5 2. Kerangka (Struckture)
3. Mekanik penggerak
4. Isolator suport.
5. Ruang pemutus
6b
6a. Terminal Utama atas
6b. Terminal Utama
bawah
7. Lemari control lokal
8. Pentanahan/Gorundin
3 g

www.pln.co.id |
Berdasarkan media isolasi
PMT Gas SF6
PMT Minyak
PMT Udara Hembus (Air Blast)
PMT Hampa Udara (Vacuum)

www.pln.co.id |
Berdasarkan proses pemadaman busur api listrik diruang
pemutus #1
PMT Jenis Tekanan Tunggal
PMT terisi gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg / cm2, selama terjadi
proses pemisahan kontak – kontak, gas SF6 ditekan (fenomena thermal
overpressure) ke dalam suatu tabung/cylinder yang menempel pada kontak
bergerak selanjutnya saat terjadi pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle
yang menimbulkan tenaga hembus/tiupan dan tiupan ini yang memadamkan
busur api.

www.pln.co.id |
Berdasarkan proses pemadaman busur api listrik diruang
pemutus #2
PMT Jenis Tekanan Ganda

PMT terisi gas SF6 dengan sistim tekanan tinggi kira-kira 12 Kg / cm2 dan sistim tekanan
rendah kira-kira 2 Kg / cm2, pada waktu pemutusan busur api gas SF6 dari sistim tekanan
tinggi dialirkan melalui nozzle ke sistim tekanan rendah. Gas pada sistem tekanan rendah
kemudian dipompakan kembali ke sistim tekanan tinggi

www.pln.co.id |
Spesifikasi Teknis PMT
Spesifikasi teknik dibedakan berdasarkan level tegangan dan peruntukkannya, sebagai
berikut :
Spesifikasi PMT 70 kV untuk Bay SUTT
Spesifikasi PMT 70 kV untuk Bay Trafo
Spesifikasi PMT 150 kV untuk Bay SUTT
Spesifikasi PMT 150 kV untuk Bay SKTT
Spesifikasi PMT 150 kV untuk bay Trafo
Spesifikasi PMT 150 kV untuk 1 (satu) Bay kapasitor
Spesifikasi PMT 150 kV untuk lebih dari 1 (satu) Bay kapasitor
Spesifikasi PMT 275 kV
Spesifikasi PMT 500 kV untuk Bay penghantar
Spesifikasi PMT 500 kV untuk Bay Diameter
Untuk lebih jelas dan lengkap dapat dilihat pada surat Keputusan direksi
No.216.K/DIR/2013 perihal “Standarisasi Spesifikasi Material Transmisi Utama di Lingkungan
PT PLN (Persero)”
www.pln.co.id |
Komponen dan Fungsi
1. Primary
Merupakan bagian PMT yang bersifat konduktif dan berfungsi untuk
menyalurkan energi listrik dengan nilai losses yang rendah dan mampu
menghubungkan / memutuskan arus beban saat kondisi normla / tidak
normal.

www.pln.co.id |
1.1. Interrupter
Merupakan bagian terjadinya proses membuka atau menutup
kontak PMT. Didalamnya terdapat beberapa jenis kontak yang
berkenaan langsung dalam proses penutupan atau pemutusan arus,
yaitu:
Kontak bergerak / moving contact
Kontak tetap / fixed contact
Kontak arcing / arcing contact

www.pln.co.id |
Asesoris dan Interrupter (Jika ada)
Terdiri dari :
Resistor
Resistor / tahanan dipasang paralel dengan unit pemutus utama (bekerja hanya pada saat terjadinya
penutupan kontak PMT) dan berfungsi untuk :
• Mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul (restriking voltage)
• Mengurangi arus pukulan (chopping current) pada waktu pemutusan
• Meredam tegangan lebih karena mengoperasikan PMT tanpa beban pada penghantar panjang
Kapasitor
Kapasitor terpasang paralel dengan tahanan, unit pemutus utama dan unit pemutus pembantu yang
berfungsi untuk :
• Mendapatkan pembagian tegangan ( Voltage distribution ) yang sama pada setiap celah kontak,
sehingga kapasitas pemutusan ( breaking capacity ) pada setiap celah adalah sama besarnya.
• Meningkatkan kinerja PMT pada penghantar pendek dengan mengurangi frekuensi kerja.

www.pln.co.id |
Terminal Utama
Bagian dari PMT yang merupakan titik sambungan / koneksi antara PMT
dengan konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke
konduktor luar.

www.pln.co.id |
2. Dielectric
Berfungsi sebagai isolasi peralatan dan memadamkan busur api dengan sempurna pada saat
moving contact bekerja.
2.1. Electrical Insulation (Isolator)
Pada pemutus (PMT) terdiri dari 2 (dua) bagian isolasi yang berupa isolator yaitu :
Isolator Ruang Pemutus (Interrupting Chamber)
Merupakan isolator yang berada pada ruang pemutus (interupting chamber)(1)
Isolator Penyangga (Isolator Support)
Merupakan isolator yang berada pada penyangga / support.(2)

www.pln.co.id |
2.2. Media Pemadam Busur Api
Berfungsi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat PMT bekerja membuka atau
menutup. Berdasarkan media pemadam busur api, PMT dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain :
Pemadam busur api dengan gas Sulfur Hezxa Fluorida (SF6)
Umumnya PMT jenis ini merupakan tipe tekanan tunggal (single pressure type), dimana selama operasi
membuka atau menutup PMT, gas SF6 ditekan ke dalam suatu tabung/silinder yang menempel pada kontak
bergerak. Pada waktu pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang mematikan busur api.

www.pln.co.id |
2.2. Media Pemadam Busur Api
Pemadam Busur Api dengan Oil/Minyak
Jenis PMT dengan minyak ini dapat dibedakan menjadi :
PMT menggunakan banyak minyak (bulk oil)
PMT menggunakan sedikit minyak (small oil)
PMT jenis ini digunakan mulai dari tegangan menengah 6 kV sampai tegangan ekstra tinggi 425
kV dengan arus nominal 400 A sampai 1250 A dengan arus pemutusan simetris 12 kA sampai 50 kA.

www.pln.co.id |
2.2. Media Pemadam Busur Api
Pemadam Busur Api dengan Udara Hembus / Air Blast
PMT ini menggunakan udara sebagai media pemadam busur api dengan menghembuskan
udara ke ruang pemutus. PMT ini disebut juga sebagai PMT Udara Hembus (Air Blast).

PMT Udara Hembus / Air Blast

www.pln.co.id |
2.2. Media Pemadam Busur Api
Pemadam Busur Api dengan Hampa Udara (Vaccum)
Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain porcelain, kaca
atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan umur
kontak utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan ketegangan dielektrikum yang tinggi
maka bentuk pisik PMT jenis ini relatip kecil.

Ruang Kontak (

www.pln.co.id |
3. Driving Mechanism
Berfungsi menyimpan energi untuk dapat menggerakkan kontak gerak (moving
contact) PMT dalam waktu tertentu sesuai dengan spesifikasinya.
Terdapat beberapa jenis sistem penggerak pada PMT, antara lain :
3.1. Penggerak Pegas (Spring Drive)
Mekanis penggerak PMT dengan menggunakan pegas (spring) terdiri dari 2 macam,
yaitu :
Pegas pilin ( helical spring )
PMT jenis ini menggunakan pegas pilin sebagai sumber tenaga penggerak yang di tarik atau di
regangkan oleh motor melalui rantai.
Pegas gulung ( scroll spring )
PMT ini menggunakan pegas gulung untuk sumber tenaga penggerak yang di putar oleh motor
melalui roda gigi.

www.pln.co.id |
3.2. Penggerak Hidrolik
Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan dari beberapa komponen mekanik,
elektrik dan hidrolik oil yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk
membuka dan menutup PMT.

Skematik diagram Hidrolik dan Elektrik

www.pln.co.id |
3.3. Penggerak Pneumatic
Penggerak mekanik PMT pneumatic adalah rangkaian gabungan dari beberapa komponen mekanik,
elektrik dan udara bertekanan yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak
untuk membuka dan menutup PMT.

3.4. SF6 Gas Dynamic


PMT jenis ini media memanfaatkan tekanan gas SF6 yang berfungsi ganda selain sebagai pemadam tekanan
gas juga dimanfaatkan sebagai media penggerak.
PMT jenis ini media memanfaatkan tekanan gas SF6 yang berfungsi ganda selain sebagai pemadam tekanan
gas juga dimanfaatkan sebagai media penggerak.
Setiap PMT terdiri dari 3 identik pole, dimana masing – masing merupakan unit yang terdiri dari
Interrupter, isolator tumpu, dan power aktuator yang digerakkan oleh gas SF6 masing – masing pole dalam
cycle tertutup.
Energi untuk menggerakkan kontak utama terjadi karena adanya perbedaan tekanan gas SF6 antara :
Volume yang terbentuk dalam interrupter dan isolastor tumpu.
Volume dalam enclosure mekanik penggerak

www.pln.co.id |
Part PMT

1. HV terminal 15. Double effect piston


2. Fixed arcing contact 16. Filter
3. Nozzle 17. Lower porcelain insulator
4. Moving main contact 18. Moving arcing contact
5. Upper porcelain insulator 19. Fixed main contact
6. Insulating rod 20. Molecular sieves
7. Opening valve group 21. Coils
8. Closing valve group
9. Auxiliary contacts A. High pressure volume
10. Compressor B. Low pressure volume
11. Gas filling valve
12. Plug-in electric connector
13. Density switch
14. Spring toggle device

www.pln.co.id |
4. Secondary
Sub sistem secondary berfungsi mengirim sinyal kontrol / trigger untuk mengaktifkan sub sistem mekanik
pada waktu yang tepat. Bagian sub sistem secondary terdiri dari :
4.1. Lemari Mekanik / Kontrol
Berfungsi untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai tempat secondary equipment.
4.2. Terminal dan Wiring Control
Sebagai terminal wiring kontrol PMT serta memberikan trigger pada mekanik penggerak untuk operasi
PMT.

Lemari Mekanik / Kontrol


www.pln.co.id |
Failure Modes Effects Analysis (FMEA)
FMEA untuk sistem PMT No Sub Sistem Fungsi

Sistem Fungsi 1 Primary Menyalurkan energi listrik dengan


nilai losses yang rendah dan
Circuit Breaker (CB) atau Merupakan peralatan saklar / switching mampu menghubungkan /
Pemutus Tenaga (PMT) mekanis, yang mampu menutup, memutuskan arus beban saat
mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal / tidak normal.
kondisi normal serta mampu menutup, 2 Dielectric Sebagai isolasi peralatan dan
mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) memadamkan busur api dengan
dan memutus arus beban dalam kondisi sempurna pada saat moving contact
abnormal / gangguan seperti kondisi hubung bekerja.

singkat (short circuit). 3 Driving Mechanism Menyimpan energi untuk dapat


menggerakkan kontak gerak
(moving contact) PMT dalam waktu
Sistem dan Fungsi tertentu sesuai dengan
spesifikasinya.
4 Secondary Mengirim sinyal kontrol / trigger
utnuk mengaktifkan subsistem
mekanik pada waktu yang tepat.

Subsistem dan
Fungsi

www.pln.co.id |
PEDOMAN PEMELIHARAAN

Berdasarkan fungsinya dan kondisi peralatan bertegangan atau tidak, jenis


pemeliharaan pada Pemutus dapat dikelompokkan sebagai berikut :

A. In Service / Visual Inspection

B. In Service Measurement / On Line Montoring

C. Shutdown Measurement / Shutdown Function Check

D. Conditional (Pasca relokasi / Pasca Gangguan/ Bencana Alam)

E. Overhaul

www.pln.co.id |
A. IN SERVICE / VISUAL INSPECTION
In Service Inspection adalah inspeksi/pemeriksaan terhadap peralatan yang dilaksanakan
dalam keadaan peralatan beroperasi/bertegangan (on-line), dengan menggunakan 5 panca indera
(five senses) dan metering secara sederhana, dengan pelaksanaan periode tertentu (Harian,
Mingguan, Bulanan, Tahunan).

REVIEW KEPDIR 114.K/DIR/2010


Pemeriksaan yang dilaksanakan secara periodik Harian, Triwulan dan Tahunan berdasarkan
uraian formulir inspeksi berdasarkan FMEA / FMECA terbaru sebagai berikut :
Pemeriksaan Harian, meliputi :
1. Pemeriksaan kondisi pegas pada PMT sistem penggerak pegas.
2. Pemeriksaan indikator pegas pada PMT sistem penggerak pegas.
3. Pemeriksaan tekanan hidrolik pada PMT sistem penggerak hidrolik.
4. Pemeriksaan counter kerja pompa pada PMT sistem penggerak hidrolik.
5. Pemeriksaan level minyak hidrolik pada PMT sistem penggerak hidrolik.
6. Pemeriksaan tekanan udara pada PMT sistem penggerak pneumatik.

www.pln.co.id |
Cont
7. Pemeriksaan kerja motor kompresor pada PMT sistem penggerak pneumatik.
8. Pemeriksaan level minyak kompresor pada PMT sistem penggerak pneumatik.
9. Pemeriksaan tekanan SF6 pada PMT dengan media pemadam busur api gas SF6.
10. Pemeriksaan penunjukan level minyak pada PMT dengan media pemadam busur api
minyak.

Pemeriksaan Triwulan, meliputi :


1.Pemeriksaan posisi indikator ON / OFF pada lemari mekanik.
2.Pemeriksaan / pencatatan Stand Counte pada lemari mekanik.
3.Pemeriksaan fisik Granding Cap pada lemari mekanik.
4.Pemeriksaan fisik Closing Resisor pada lemari mekanik.

Pemeriksaan Tahunan, meliputi :


1.Pemeriksaan rod mekanik penggerak pada rod mekanik penggerakan PMT sistem
penggerak pegas.
2.Pemeriksaan kondisi pelumas roda gigi pada PMT sistem penggerak pegas.
3.Pemeriksaan kondisi ventbelt kompresor pada PMT sistem pengerak pneumatik.
4.Pemeriksaan tangki kompresor pada PMT sistem penggerak pneumatik.
www.pln.co.id |
cont
5. Pemeriksaan heater pada lemari mekanik.
6. Pemeriksaan pintu lemari mekanik (seal pintu).
7. Pemeriksaan kondisi dalam lemari mekanik.
8. Pemeriksaan kondisi pintu lemari mekanik.
9. Pemeriksaan lubang kabel pada lemari mekanik.
10. Pemeriksaan kebersihan isolator.

www.pln.co.id |
B. IN SERVICE MEASUREMENT / ONLINE MONITORING
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu
dalam keadaan peralatan bertegangan (On Line).
Pengukuran dan/atau pemantauan yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui/memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat
ukur yang advanced (seperti Thermal Image thermovision) yang
dilakukan oleh petugas pemeliharaan.

www.pln.co.id |
C. SHUTDOWN MEASUREMENT / SHUTDOWN FUNCTION CHECK
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode 2 tahunan dalam keadaan
peralatan tidak bertegangan (Off Line).
Pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan dengan
menggunakan alat ukur sederhana serta advanced yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan.
Sebelum melakukan shutdown measurement posisi switch pada box PMT harus
di posisikan lokal.
Shutdown Measurment ( 2 tahunan), meliputi :
1. Pengukuran tahanan isolasi terminal
2. Pengukuran tahanan kontak PMT
3. Pengukuran waktu buka PMT
4. Pengukuran waktu tutup PMT
5. Pengukuran / pengujian keserempakan kontak buka fasa R,S,T
6. Pengukuran / pengujian keserempakan kontak tutup fasa R,S,T
7. Pengukuran kevakuman PMT model vacum (arus bocor)
8. Pengukuran kapasitansi kapasitor PMT (periode 12 tahunan)

www.pln.co.id |
cont
9. Pengujian tahanan closing resistor (periode 10 tahunan)
10. Pengukuran tahanan magnetic coil
11. Pengukuran tegangan opening coil
12. Pengukuran tegangan closing coil
13. Pengujian velocity test
14. Pengujian arus motor penggerak
15. Pengujian tegangan tembus PMT Bulk Oil (periode 10 tahunan)
16. Tangen Delta bushing PMT Bulk Oil
17. Pengujian kualitas gas SF6 (periode 10 tahunan)
18. Pengukuran tahanan pentanahan PMT

www.pln.co.id |
1. Pengukuran Tahanan Isolasi
Pengukuran tahanan isolasi pemutus tenaga (PMT) ialah proses
pengukuran dengan suatu alat ukur untuk memperoleh nilai tahanan
isolasi pemutus tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa)
terhadap badan (case) yang ditanahkan maupun antara terminal atas
dengan terminal bawah pada fasa yang sama.

2. Pengukuran Tahanan Kontak


Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik
sambungan. Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa
jenis konduktor bertemu secara fisik sehingga arus/energi listrik dapat
disalurkan tanpa hambatan yang berarti. Pertemuan dari beberapa
konduktor menyebabkan suatu hambatan/resistan terhadap arus yang
melaluinya sehingga akan terjadi panas dan menjadikan kerugian teknis.
Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi.

www.pln.co.id |
3. Pengukuran Keserempakan (Breaker Analyzer)
Tujuan dari pengujian keserempakan PMT adalah untuk mengetahui
waktu kerja PMT secara individu serta untuk mengetahui keserempakan
PMT pada saat menutup ataupun membuka .

4. Pengukuran Kevakuman PMT Model Vacum (Arus


Bocor)
Untuk mengetahui apakah ke-vacuum-an ruang kontak utama
(breaking chamber) PMT tetap hampa sehingga masih berfungsi sebagai
media pemadam busur api listrik.

5. Pengukuran Kapasitansi Kapasitor


Untuk mengetahui kondisi kapasitor paralel, apakah nilai kapasitor
masih memenuhi standar. Untuk mengetahui apakah kapasitor tersebut
dalam kondisi baik atau sudah rusak dapat dibandingkan dengan
spesifikasi pada name plate.
www.pln.co.id |
6. Pengujian Tahanan Closing Resistor
Pengukuran dilakukan menggunakan metode volt dan amper meter
atau jembata Thomson. Arus yang digunakan untuk pengukuran tidak
boleh kurang dari 100 A. Pengukuran ini dilakukan dengan periode 2
tahun untuk mendapatkan data awal, kemudian periode selanjutnya
berdasarkan rekomendasi pabrikan, misalnya Alsthom (10-12 tahun).

7. Pengukuran Tegangan Minimum Coil


Untuk mengetahui apakah coil masih berfungsi dengan baik dan
mengukur nilai resistansi coil tersebut masih sesuai standar.

www.pln.co.id |
8. Pengukuran Tahanan Pentanahan
Nilai tahanan Pentanahan di Gardu Induk bervariasi besarnya nilai
tahanan tanah dapat ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri,
misalnya tanah kering tanah cadas, kapur, dsb tahananan tanahnya
cukup tinggi nilainya jika dibanding dengan kondisi tanah yang
basah. Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik.

www.pln.co.id |
9. Pengukuran / Pengujian Media Pemutus

 Gas SF6
Gas SF6 pada Pemutus Tenaga ( PMT ) berfungsi sebagai media
pemadam busur api listrik saat terjadi pemutusan arus listrik (arus
beban atau arus gangguan) dan sebagai isolasi antara bagian –
bagian yang bertegangan (kontak tetap dengan kontak bergerak
pada ruang pemutus) dalam PMT, juga sebagai isolasi antara bagian
yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada PMT.
Saat ini gas SF6 banyak digunakan pada PMT atau GIS (Gas
Insulating Switchyard) mulai dari tegangan 20 kV sampai dengan 500
kV karena gas SF6 mempunyai sifat / karakteristik yang lebih baik
dari jenis media pemutus lainnya.

www.pln.co.id |
Jadwal Pemeriksaan/Pengukuran Karakteristik Gas Sf6
Pada PMT dan GIS
NO PEMERIKSAAN / PENGUKURAN PERIODE KETERANGAN

1 Pemeriksaan Tekanan Gas A. Bulanan (Visual /pembacaan) Untuk Alat ukur tek. gas yang terpasang
( Pressure Gas ) permanen pada PMT / GIS
B. Tahunan (Pengukuran ) Untuk alat ukur tek. Gas yang tidak terpasang
pada PMT / GIS.

02 Pengukuran kerapatan / kepadatan A. Bulanan (Visual / Untuk PMT yang terpasang Density Monitor
Gas ( Gas Density ) pembacaan) Untuk PMT yang tidak terpasang Density
B. Tahunan (pengukuran) monitor.

03 Pengukuran Kelembaban ( Gas Dengan alat Dew Point meter


Moisture ) Tahunan dan jika diperlukan

04 Pengujian Pressure Switch Uji Fungsi :


Tahunan dan jika diperlukan  Alarm
 Block / trip

05 Pengukuran Kemurnian Gas Dengan alat Purity Test Meter


( Gas Impurity ) 12 Tahun dan jika diperlukan

06 Dekomposisi produk Decoposition products test


Jika diperlukan

www.pln.co.id |
Minyak (Oil)
Karakteristik dan fungsi media minyak PMT adalah berbeda dengan
karakteristik minyak isolasi transformator. Selain berfungsi sebagai isolasi
terhadap tegangan tinggi (menengah) media minyak pada PMT jenis ini juga
berfungsi sebagai pemadam busur api listrik (arching) pada saat PMT di-
operasikan. Khususnya pada saat pemutusan arus beban atau bila terjadi arus
gangguan.
Faktor yang sering dijadikan acuan kelayakan operasi PMT antara lain :
Kandungan gas terlarut dalam minyak (terutama gas Hydrogen dan Acethylene)
Jumlah kandungan partikel
Tegangan tembus minyak

Pengujian yang dilakukan berupa : pengujian tegangan tembus minyak (Oil


Tester)

www.pln.co.id |
Vacuum
Pengukuran / pengujian karakteristik media pemutus vacuum adalah
untuk mengetahui apakah ke-vacuum-an ruang kontak utama (breaking
chamber) PMT tetap hampa sehingga masih berfungsi sebagai media
pemadam busur api listrik.

www.pln.co.id |
SHUTDOWN FUNCTION CHECK ( 2 TAHUNAN)
Meliputi :
Pengujian Fungsi open / close (remote / local dan scada)
Pengujian Emergency trip
Pengujian fungsi alarm
Fungsi interlock mekanik dan elektrik
Pengujian fungsi star dan stop motor / pompa penggerak

www.pln.co.id |
TREATMENT (2 TAHUNAN)
Meliputi :
Pembersihan bushing / isolator interupting chamber
Pembersihan dan pengencangan baut terminal utama
Pembersihan box kontrol PMT dan pemeriksaan kabel dan terminal wiring dan
fungsi heater.
Pengujian tekanan gas untuk alarm dan blok PMT
Pemeriksaan tekanan dan reseting pressure switch hidrolik
Penggantian minyak PMT small oil
Memfilter minyak PMT bulk oil bila hasil asesmen buruk
Pemeriksaan sistem pernapasan PMT bulk oil
Pelimasan pegas dan komponen lainnya
Pengujian duty cycle PMT spring
Penggantian minyak hidrolik PMT
Reseting microswitch sistem pneumatik
Pembersihan slenoid valve closign dengan tripping
www.pln.co.id |
CONDITIONAL
Meliputi :
Pembersihan bushing / islator interupting chamber
Pembersihan dan pengencangan baut terminal utama
Pembersihan box kontrol PMT dan pemeriksaan kabel dan terminal
wiring dengan fungsi heater
Pengujian tekanan gas untuk alarm dan blok PMT
Pemeriksaan tekanan dan reseting pressure switch hidrolik
Penggantian minyak PMT small oil
Memfilter minyak PMT bulk oil bila hasil asesmen buruk
Pemeriksaan sistem pernapasan PMT bulk oil
Pelumasan pegas dan komponen lainnya
Pengujian duty cycle PMT spring
Penggantian minyak hidrolik PMT
Reseting microswitch sistem pneumatik
Pembersihan selenoid valve closing dan tripping
www.pln.co.id |
BATASAN DAN TINDAK LANJUT HASIL PEMELIHARAAN

1. Pengukuran / Pengujian Tahanan Isolasi


Batasan tahanan isolasi PMT sesuai Buku Pemeliharaan Peralatan
SE.032/PST/1984 dan menurut standard VDE (catalouge 228/4) minimum
besarnya tahanan isolasi pada suhu operasi dihitung “ 1 kilo Volt = 1 MΩ
(Mega Ohm) “.
Dengan catatan 1 kV = besarnya tegangan fasa terhadap tanah,
kebocoran arus yang diijinkan setiap kV = 1 mA.

www.pln.co.id |
2. Pengukuran / Pengujian Tahanan Kontak
Nilai tahanan kontak PMT harus disesuaikan dengan petunjuk/manual dari pabrikan PMT (karena
nilai ini dapat berbeda antar merk). Nilai standar normal yang menjadi acuan yaitu R ≤ 120% nilai
pabrikan atau nilai pengujian FAT nilai saat komisioning.
MERK Tipe PMT Data Teknis Resistansi Kontak Utama
72.5 kV, Hydraulic, CI
ALSTHOM FX11 50 µΩ
mechanism
170 kV, Hydraulic, CIN
ALSTHOM FX12 50 µΩ
mechanism
550 kV, Hydraulic, CIN
ALSTHOM FX22 or FX22D 40 µΩ
mechanism
550 kV, Hydraulic, CIN
ALSTHOM FX32 or FX32D 40 µΩ
mechanism
ALSTHOM FXT9 72.5 kV, spring 50 µΩ
ALSTOM GL309 F1 72.5 kV, spring 40 µΩ
ALSTOM GL313 F1 170 kV, spring 40 µΩ
ALSTOM GL313 F3 170 kV, spring 40 µΩ
ABB S1-170 F1 170 kV, spring 50 µΩ
ABB S1-170 F3 170 kV, spring 50 µΩ
ALSTOM GL314 245 kV, spring 52 µΩ
ALSTOM GL317 or GL317D 550 kV, spring, 2 chambers 95 µΩ

Nilai Tahanan Kontak Acuan Pabrikan


Khusus untuk PMT yang tidak memiliki data awal dapat menggunakan nilai standar PMT tipe sejenis
atau nilai pengukuran terendah PMT tersebut mengacu pada history pemeliharaan (trend 3 kali
periode pemeliharaan sebelumnya).

www.pln.co.id |
3. Pengukuran / Pengujian Tahanan Kontak Dinamik
Sesuai dengan standar IEEE C37.10-1995 (Guide for diagnostics and failure investigation of
power circuit breaker), karakteristik hasil pengujian adalah kurva nilai R terhadap waktu (R vs
time).

IEEE C37.10-1995 (Guide for diagnostics and failure investigation of power circuit breaker) – page 37

www.pln.co.id |
Parameter / informasi yang dapat dimonitor adalah sebagai berikut :
 Perubahan nilai resistansi (R) saat operasi kerja, secara umum,
dikatakan dalam kondisi baik apabila perubahan nilai resistansi terjadi
secara smooth (tanpa ada spike / lonjakan perubahan nilai resistansi).

Hasil pengujian dinamik resistance

www.pln.co.id |
Cont
Waktu kerja kontak PMT. Dapat dilihat mulai dari arus (I) trigger
sampai dengan kontak utama bekerja (Open atau Close), yang nilainya
harus disesuaikan dengan acuan dari masing – masing pabrikan PMT.

Perhitungan waktu pada pengujian dinamik resistance

www.pln.co.id |
Cont
Pada CIGRE A3.112 (a new measurement method of the dynamic
contact resistance of HV circuit breakers) dan IEEE transactions on Power
Delivery (a complete Strategy for Conducting Dynamic Contact Resistance
Measurements on HV Circuit Breakers) disebutkan beberapa parameter
pengujian, antara lain :
Operasi Close
Hasil pengukuran dynamic resistance saat melakukan operasi Close (posisi
open ke posisi close) secara umum tidak dapat digunakan sebagai acuan atau
disebut sebagai impractical. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
• Perubahan nilai resistansi yang tidak stabil / abrupt. Dari suatu nilai tak
terhingga () (posisi open) berubah menjadi suatu nilai resistansi dari
arcing kontak (), menyebabkan variasi level resistansi dari arcing
kontak sulit untuk dapat dideteksi.
• Injeksi arus DC yang terjadi saat menyentuh arcing kontak dapat
menghasilkan level noise yang tidak diinginkan. Hal ini mengaburkan hasil
pengukuran.

www.pln.co.id |
Cont
Operasi Open
Pengukuran dynamic resistance saat melakukan operasi open (posisi close ke posisi open) secara umum
dilakukan pada kecepatan nominal / rated speed. Kurva yang dihasilkan (sebagian besar) akan menunjukkan
adanya beberapa lonjakan / spike nilai resistansi.

www.pln.co.id |
Cont
Hasil yang berbeda didapatkan saat pengukuran dynamic resistance ini dilakukan
dengan kecepatan yang diperlambat / low speed (  0,002 – 0,2 m/s ).

a. Hasil pengujian pada rated speed


b. Perbandingan hasil pengujian pada low speed

www.pln.co.id |
Cont
Kedua kurva yang dilakukan pada kecepatan kontak yang berbeda (0,2 m/s dan 0,15 m/s)
menghasilkan kurva yang cukup identik. Perbedaan waktu mencapai arcing kontak dikarenakan adanya
perbedaan kecepatan kontak PMT. Spike yang umumnya muncul dapat dihilangkan, sehingga dapat
memperjelas kurva untuk interpretasi.

Hasil pengujian pada low speed


Sebagian besar manual dari PMT telah mencantumkan bagaimana melakukan setting untuk dapat
melakukan operasi PMT dalam kecepatan lebih lambat.

www.pln.co.id |
Interpretasi Hasil Pengukuran
Interpretasi terhadap hasil pengukuran dapat menggunakan metode menghitung luar area dibawah
kurva yang dihasilkan oleh pengukuran dynamic resistance.
Terdapat 2 model yang dapat dilakukan, yaitu :
Menggunakan kurva R vs time
Berikut merupakan contoh studi kasus terhadap pemakaian metode ini.

Hasil pengujian pada berbagai kondisi kontak

Kurva hasil pengukuran dynamic resistance


terhadap ke-4 moving contact yg digunakan.

www.pln.co.id |
Cont
Untuk dapat menggunakan metode ini, maka kurva tersebut diolah secara regresi
untuk dapat mempermudah didalam perhitungan luas kumulatif area dibawah kurva.

Hasil regresi pada pengujian dinamik resistance

Dari perhitungan, dapat disimpulkan bahwa luas kumulatif area dibawah kurva
akan semakin membesar seiring dengan memburuknya kondisi dari moving contact
yang dipakai.

www.pln.co.id |
Cont
Menggunakan kurva R vs contact travel
Kurva yang dipakai adalah kurva nilai R terukur terhadap kurva contact travel yang diterjadi selama
operasi open.

Hasil kurva R vs contact travel


Keterangan :
Ra () = avg. R kontak utama
Dp (mm) = wipe kontak utama
Da (mm) = wipe arcing kontak
Pa (mm) = posisi kontak PMT pada arcing kontak
Ra () = avg. R arcing kontak www.pln.co.id |
Cont
Berikut merupakan contoh studi kasus terhadap pemakaian metode ini.

Contoh hasil pengujian (kurva R vs time travel)

Perbandingan dilakukan terhadap 2 macam hasil pengukuran. Didapatkan


bahwa pada pengukuran kedua didapatkan peningkatan nilai yang cukup signifikan
terhadap parameter (Ra*Da).

www.pln.co.id |
Investigasi Kondisi Kontak

Hasil investigasi terhadap kondisi kontak

Setelah dilakukan inspeksi internal terhadap PMT yang kedua, didapatkan


bahwa telah terjadi misalignment pada salah satu kontak tip pada moving contact. Hal
ini dicurigai telah berlangsung cukup lama, dengan melihat kondisi dari fixed contact
yang telah rusak diakibatkan kerusakan ini.

www.pln.co.id |
4. Pengukuran / pengujian Kecepatan dan Keserempakan Kontak PMT
Pada saat terjadi gangguan pada sistem tenaga listrik, diharapkan PMT
bekerja dengan cepat. Clearing Time sesuai dengan standart SPLN No 52-1 1983
untuk sistem dengan tegangan :
500 kV < 90 mili detik
275 kV < 100 mili detik
150 kV < 120 mili detik
 70 kV < 150 mili detik
Fault clearing time pengaman cadangan adalah 500 mili detik.

Kecepatan kontak PMT membuka dan atau menutup harus disesuaikan


dengan referensi / acuan dari masing – masing pabrikan PMT (dikarenakan nilai
ini dapat berbeda antar merk). Nilai-nilai referensi pengukuran waktu buka,
pengukuran waktu tutup yaitu ≤ 110% berdasarkan nilai acuan dari beberapa
pabrikan

www.pln.co.id |
Referensi pengukuran waktu buka, pengukuran waktu tutup

WAKTU BUKA(O) WAKTU TUTUP ( C ) WAKTU O-C-O


Merk Tipe
(mili detik) (mili detik) (mili detik)

SIEMENS 3AQ1EE 36-39 90-95


SIEMENS 3AQ1EG 36-39 95-100
SIEMENS 3AP1F1 34-37 58-66
AREVA GL313 F3 35-38 85

ABB LTB 72,5 D1/B 32-35 70

ABB LTB 170 D1/B 32-35 70 300 mili detik+2 WAKTU


ABB LTB 245E1 17-19 28 BUKA+WAKTU TUTUP
ABB HPL 72,5 25 90
ABB HPL 170 25 90
NISSIN FA1 N 35 120
NISSIN SO-21 50 80
NISSIN SO-11 50 80
AEG S1-170 40 90

Merk Tipe Batasan [ms]


≤ 10
ALSTHOM ALL (open/close)
≤ 6 (open),
NISSIN FA1 N
≤ 10 (close)
Pengukuran deviasi waktu antar fasa pabrikan

www.pln.co.id |
5. Pengukuran / pengujian Tahanan / Resistor (R)
Sesuai dengan standard IEC 62271-100 : 2001 (High-voltage alternating-current
circuit breaker), bahwa toleransi nilai resistor (R) dan kapasitor (C) dapat berbeda
antar merk, sehingga toleransi yang diijinkan harus sesuai dengan nilai toleransi yang
diberikan oleh manufacturer dan tercantum pada manual serta name-plate peralatan.
IEC 62271-100 : 2001 (High-voltage alternating-current circuit breaker) – page
169 :
The manufacturing tolerances for resistors and capacitors shall be taken into
account. The manufacturer shall state the value of these tolerances.

6. Pengukuran / pengujian Kapasitansi / Capasitor (C)


Sesuai dengan standard IEC 62271-100 : 2001 (High-voltage alternating-current
circuit breaker), bahwa toleransi nilai resistor (R) dan kapasitor (C) dapat berbeda
antar merk, sehingga toleransi yang diijinkan harus sesuai dengan nilai toleransi yang
diberikan oleh manufacturer dan tercantum pada manual serta name-plate peralatan.
IEC 62271-100 : 2001 (High-voltage alternating-current circuit breaker) – page
169 :
The manufacturing tolerances for resistors and capacitors shall be taken into
account. The manufacturer shall state the value of these tolerances. www.pln.co.id |
7. Pengukuran / pengujian Gas SF6
 Pengujian Tekanan Gas SF6
Pemutus Tenaga dapat berbeda untuk setiap merk sesuai dengan buku
petunjuk / manual dari pabrikan. Berikut merupakan daftar untuk beberapa
merk pada suhu 200C dan tekanan atmosfir 760 mmHg.

Tekanan Gas SF6 Pemutus


Tekanan Tenaga pada Pengoperasian
Tekanan Gas SF6
Normal
sudah terisi dari
Merk (Rate Alarm Tahap 2
pabrik Alarm tahap 1 (SF6
PMT Pressure) (PMT
harus ditambah)
Trip/block)

(Bar) (Bar) (Bar) (Bar)

Merlin Gerin 0,03 6 5,2 5


Delle Alsthom 0,203 5,065 + 0,05 4,7 4,58 + 4,62

www.pln.co.id |
Pengujian Kualitas Gas SF6
Pengujian kualitas gas SF6 dilaksanakan untuk mengetahui karakteristik gas
SF6 apakah masih dapat dikatakan layak digunakan sebagai dielektrik / media
isolasi.
Standar nilai kualitas Gas SF6 menurut ASTM 2472, IEC 376 dan ASG
TYPICAL adalah sbb:
Component ASTM 2472 IEC 376 ASG TYPICAL

Sulfurhexafluoride (by wt.)  99.8%  99.8%  99.9%

Water (vol. %)  8 ppmv  15 ppmv  5 ppmv

Dew Point -62°C -40°C -65°C

Hydrolyzable Fluorides (HF)


 0.3 ppmw  1.0 ppmw  0.3 ppmw

Air (wt. %)  500 ppmw  500 ppmw  200 ppmw

Carbon Tetrafluoride (CF4)


(wt. %)  500 ppmw  500 ppmw  200 ppmw

www.pln.co.id |
Pengujian karakteristik dari gas SF6 mengacu pada standart IEC dan pabrikan
URAIAN SATUAN BATASAN KETERANGAN
Berat molekol gram 146,07 Delle Alsthom
Berat Jenis gas ( Gas density )
Pada temp. 20° C.
1 bar Kg/l 6,16.10-3 IEC 376-1971
1 bar Kg/l 6,40.10-3 Delle Alsthom
2 bar Kg/l 12,50.10-3 Delle Alsthom
6 bar Kg/l 39,00.10-3 Delle Alsthom

Berat jenis cair (liquit density)


Kg/l 1,56 S&S
Pada temp. 0° C.
Suhu kritis ( critical temperature) °C 45,6 IEC 376-1971
°C 56,5 Delle Alsthom
Berat jenis kritis (critical density) Kg/l 0,370 Delle Alsthom
Tekanan kritis (critical pressure) bar 40 Delle Alsthom
Degree of purity,
- SF6
- Carbon tetraflouride (CF4) % Min. 99 S&S
- Oxygen + Nitrogen ( udara ) % max. 0,05 IEC 376-1971
- Water ( H2O ) % max. 0,05 IEC 376-1971
- Acidity expressed as HF Ppm max. 15 IEC 376-1971
- Hidrolysable flourides, expressed asa HF Ppm max 0,3 IEC 376-1971
ppm max. 1,0 IEC 376-1971
IEC 376-1971

www.pln.co.id |
Batas Maksimum konsentrasi gas
Dikarenakan tidak semua parameter pengujian tersebut diatas diperlukan untuk
pengujian, maka mengacu pada CIGRE 234 TF.B3.02.01 : 2003 (SF6 recycling guide –
revision 2003) ditentukan parameter yang secara praktikal dipakai pengujian untuk
justifikasi kondisi gas SF6, yaitu sebagai berikut :
Purity
menunjukkan persentase kadar kemurnian gas SF6. Kadar kemurnian gas SF6 tidak
memungkinkan mencapai 100%, hal ini karena adanya beberapa kontaminan.
Batas purity untuk gas SF6 adalah 97 %.
Decomposition product
merupakan hasil turunan gas SF6 akibat suhu tinggi yang disebabkan adanya electric
discharge (corona, spark dan arching). Decomposition product dapat berupa gas dan padat. Dalam
jumlah yang besar bersifat korosif dan beracun.
Batas maksimum konsentrasi gas-gas hasil dekomposisi SF6 adalah sebagai berikut :
Decomposition Product Batas Maksimum
SF4, WF6 100 ppmv
SOF4, SO2F2, SOF2, SO2,
2000 ppmv
HF
www.pln.co.id |
Dew Point
Dew point (titik embun) gas SF6 adalah suhu di mana uap air dalam gas
tersebut berkondensasi (berubah menjadi zat cair).
Batas dew point untuk gas SF6 didalam peralatan adalah kurang dari -5 oC.

Moisture Content
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kandungan atau kadar uap air. Hal-
hal yang perlu diperhatikan adalah titik jenuh dari tekanan uap air dan tekanan
gas yang terukur dari alat uji. Uap air didalam peralatan tegangan tinggi bisa
mengalami kondensasi sehingga mengurangi kekuatan isolasi gas SF6.
Batas maksimal kadar uap air (moisture content) yang diijinkan adalah 3960
ppmv.

www.pln.co.id |
8. Pengukuran / pengujian Karakteristik Minyak
Standar nilai kualitas minyak menurut IEC 60422 ed.3 : 2005 (Mineral
insulating oils in electrical equipment – supervision and maintenance guidance)
adalah sbb: Karakteristik Batasan Kondisi
Warna (ASTM D1500) < 3.5 Good
Lainnya Poor
Tegangan tembus (ASTM D877 Category O :
– D1816) > 60 Good
[kV /2, mm] 50 – 60 Fair
Category B : Good
> 50 Fair
40 – 50
Lainnya Poor
Kandungan air (IEEE / ASTM Category O :
D1533 / IEC 60814) <5 Good
[ppm] 5 – 10 Fair
Category B : Good
<5 Fair
5 – 15
Lainnya Poor
Kandungan asam Category O :
[mgKOH/g] < 0.10 Good
0.1 – 0.15 Fair
Category B : Good
< 0.10 Fair
0.1 – 0.20
Lainnya Poor
www.pln.co.id |
cont
Tegangan antar permukaan (IFT) > 28 Good
(IEEE / ASTM D971 – 99a / IEC 22 – 28 Fair
60422) Lainnya Poor
[mN/m]

DDF / Tan Delta minyak (IEC Category O :


60247) < 0.10 Good
0.1 – 0.2 Fair
Category B : Good
< 0.10 Fair
0.1 – 0.5

Lainnya Poor
Sediment (ASTM D1698 / IEC < 0.02 Good
60422 annex.C) [t%] Lainnya Poor

Keterangan :
•Kategori O  Um > 400 kV
•Kategori B  72.5 < Um ≤ 170

www.pln.co.id |
9. Pengukuran / pengujian Ke-vacuum-an

Petunjuk praktis secara sederhana untuk mengetahui ke-vacuum-an breaking


chamber adalah dengan menarik kontak gerak “MC” (moving contact) sampai
sebatas terjauh ( maksimum ) kemudian dilepaskan kembali. Bila secara otomatis
kontak gerak menutup kembali maka disimpulkan ke-vacuum-an masih baik.
Dan bila gerakan kembali menutup lemah maka tingkat ke-vacuum-an sudah
menurun.

Sedangkan untuk mengetahui arus bocor, maka dilakukan pengukuran


tahanan isolasi per phasa antara kontak diam dan kontak gerak dengan referensi
standard VDE (Catalouge 228/4) yaitu : “ 1 kilo Volt = 1 MΩ (Mega Ohm) “.

www.pln.co.id |
10. Pengukuran Tekanan Udara

PMT
PMT dengan 2 PMT dengan
dengan 1
chamber 4 chamber
Deskripsi chamber

Dengan 1 Dengan 2
Compressor Compressor
Mpa 1,95 1,95 3,05 3,05
Tekanan operasi
Lbf / in² 283 283 442 442
Waktu kerja untuk 1 operasi C-O 5,5 menit 11,5 menit
Waktu kerja per hari tanpa ada buka tutup
PMT (yang di ijinkan antara 3 – 4 kali operasi
7, 0 menit 7,0 menit
kompressor per hari)
-- ABB type ELF SL --
Waktu kerja per hari tanpa ada buka tutup
PMT Maksimum 2 bar per 24 Jam
-- PMT MHMe (1P) - Magrini --

Standar Pengujian Tekanan Udara

www.pln.co.id |
11. Pengukuran / pengujian Tahanan Pentanahan
Nilai tahanan pentanahan di Gardu Induk bervariasi besarnya. Nilai tahanan
pentanahan dapat ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri, misalnya tanah kering tanah
cadas, atau berkapur.
Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik. Menurut IEEE std 80 :
2000 (guide for safety in ac substation - grounding), besarnya nilai tahanan pentanahan
untuk switchgear adalah ≤ 1 ohm.

12. Pengukuran / pengujian Tegangan AC dan DC


Batas nilai tegangan supply untuk motor penggerak mekanik PMT mengacu IEC std
56 - 2 klausal 17 (disertakan pula batasan sesuai dengan referensi pabrikan) adalah sebagai
berikut :
Vnominal
Referensi V min V max
AC / DC
IEC std 56-2 klausal 17 110 / 220 85 % Vn 110 % Vn

Siemens 110 / 220 85 % Vn 110 % Vn


Areva 110 / 220 85 % Vn 110 % Vn

www.pln.co.id |
13. Pengukuran / pengujian Closing dan Opening Coil
Batas nilai tegangan Supply untuk Closing Coil dan Opening Coil sesuai
dengan referensi pabrikan adalah sebagai berikut :
Batas tegangan untuk Closing Coil adalah :
Vnominal
Referensi V min V max
AC / DC
Siemens 110 85 % Vn 110 % Vn
Areva 110 85 % Vn 110 % Vn

Batas tegangan untuk Opening Coil adalah :


Vnominal
Referensi V min V max
AC / DC
Siemens 110 70 % Vn 110 % Vn
Areva 110 70 % Vn 110 % Vn

www.pln.co.id |
14. Pengukuran Thermovisi
Terdapat 2 (dua) macam pelaksanaan thermovisi dengan masing – masing
standar / pedoman yang dapat dipakai, yaitu :
Pemeriksaan pada Terminal utama
Dilakukan dengan melihat perbedaan / selisih suhu pada 2 (dua) titik dengan
komponen / material yang berbeda.
• Selisih suhu antara klem dan konduktor
• Selisih suhu antara klem dan terminal utama / stud
Berdasarkan manual dari pabrikan kamera thermovisi merk FLIR, disebutkan
bahwa terdapat 3 (tiga) macam kondisi, yaitu :
• Kondisi I : t ≤ 5oC (9oF)
• Kondisi II : 5oC < t ≤ 30oC (9oF < t ≤ 54oF)
• Kondisi III : t > 30oC (54oF)

www.pln.co.id |
Pemeriksaan pada Interrupter chamber
Dilakukan dengan membandingkan suhu interrupter chamber antar phasa (dengan
phasa lainnya).
Berdasarkan standar dari International Electrical Testing Association (NETA)
Maintenance Testing Spesification (NETA MTS-1997) terdapat 2 (dua) macam T yang
dapat dipakai sebagai acuan justifikasi kondisi, yaitu :
 T1 : merupakan perbedaan / selisih suhu antar phasa (dengan phasa lainnya).
 Kondisi I : 1oC < t ≤ 3oC
 Kondisi II : 4oC < t ≤ 15oC
 Kondisi III: t > 15oC
T2 : merupakan perbedaan / selisih suhu diatas suhu lingkungan (over ambient
temperature).
 Kondisi I : 1oC < t ≤ 3oC
 Kondisi II : 11oC < t ≤ 20oC
 Kondisi III: 22oC < t ≤ 40oC
 Kondisi IV: t > 40oC

www.pln.co.id |
TINDAK LANJUT HASIL PEMELIHARAAN
1.TINDAK LANJUT HASIL IN SERVICE / VISUAL INSPECTION
Periode Harian
PERALATAN
SASARAN PEMERIKSAAN TINDAKAN
YANG DIPERIKSA
Sistem Penggerak
Pegas tidak full charge Pemeriksaan motor
Pegas
Indikator pegas rusak Perbaikan / Penggantian
Tekanan hidrolik menurun Pemeriksaan motor dan
kebocoran
Hidrolik
Counter kerja pompa rusak Perbaikan / penggantian
Level minyak menurun Pemeriksaan kebocoran
 Tekanan udara menurun Pemeriksaan motor dan
 Kerja motor kompresor kebocoran
terlalu banyak
Level minyak kompresor Pemeriksaan kebocoran
menurun
Pneumatic  Indikator tekanan udara Perbaikan / penggantian
rusak
 Indikator kerja motor
kompresor rusak
 Indikator level minyak
kompresor rusak

www.pln.co.id |
cont

Media Pemadam Busur Api


Gas SF6 Tekanan gas SF6 Pemeriksaan
menurun kebocoran
 Level minyak Pemeriksaan
menurun kebocoran
 Tekanan N2
Minyak
menurun
 Level minyak
bushing menurun
Udara tekan (Air blast) Tekanan udara menurun Pemeriksaan
kebocoran

www.pln.co.id |
 Periode Tiga Bulanan

PERALATAN YANG SASARAN


Tindakan
DIPERIKSA PEMERIKSAAN
 Perubahan warna  Penggantian minyak
Penggerak Hidrolik minyak hidroik hidrolik

 Air pada tangki  Pemeriksaan/penggantian


kompressor seal tangki kompressor
Penggerak Pneumatik yang rusak.
 Drain air.

 Perubahan warna  Pemeriksaan lanjutan PMT


minyak (pengujian tahanan kontak)
Media Isolasi Minyak  Pengujian tegangan
tembus (BDV) minyak

www.pln.co.id |
cont

 Kebocoran udara pada  Perbaiki kebocoran


instalasi udara,
Media isolasi Air sambungan, pipa safety
Blast valve, blast valve dan
reducing valve

Posisi indikator ON/OFF tidak Perbaikan / penggantian


tepat
Lemari Mekanik Counter PMT tidak bekerja Perbaikan / penggantian

Isolator kotor Pembersihan

Grading Kapasitor Isolator pecah, retak atau flek Perbaikan / penggantian

www.pln.co.id |
Periode Tahunan

PERALATAN YANG
SASARAN PEMERIKSAAN Tindakan
DIPERIKSA
 Rod mekanik penggerak Perbaikan / penggantian
Penggerak Pegas  Kondisi pelumas roda gigi kering / kotor Bersihkan pelumas lama,
lakukan pelumasan baru
 Kondisi venbelt kompressor slip, kendur Penggantian
Penggerak Pneumatik atau retak
 Kondisi tangki korosif Perbaikan / penggantian
 Kondisi pintu lemari korosi, kendor, tidak Perbaikan / penggantian
dapat dikunci atau hilang
 Door sealent rusak, keras atau hilang
 Lubang kabel tidak rapat atau glen hilang

Lemari Mekanik
Kondisi dalam lemari kotor atau lembab Pembersihan
 Terminal wiring korosi atau overheating Perbaikan / penggantian
 Kabel kontrol terkelupas
 Heater rusak atau hilang

www.pln.co.id |
TINDAK LANJUT IN SERVICE MEASUREMENT

PERALATAN YANG
HASIL UKUR TINDAKAN
DIPERIKSA
 Perbedaan suhu antar Investigasi lebih
fasa lanjut.(lakukan
Grading Kapasitor
pengukuran nilai
kapasitansi)
Lanjutkan
Kondisi I pengujian rutin 3
bulanan
Selisih suhu antara * : Dijadwalkan
perbaikan atau
- klem dan konduktor Kondisi II
penggantian
- klem dan terminal utama seperlunya
Perbaiki atau
Kondisi III penggantian
secepatnya

www.pln.co.id |
cont
PERALATAN YANG
HASIL UKUR TINDAKAN
DIPERIKSA
∆T1 ∆T2
(perbedaan (over ambient
suhu antar fasa) temperature)
Dimungkinkan ada
Kondisi I Kondisi I
ketidaknormalan, perlu
1oC <t ≤ 3oC 1oC <t ≤ 3oC
investigasi lanjut
Mengindikasikan adanya
InterrupterChamber ** Kondisi II Kondisi II
defesiensi, perlu dijadwalkan
4oC <t ≤ 15oC 4oC <t ≤ 15oC
perbaikan
Perlu dilakukan monitoring
Kondisi III
--- secara kontinyu sampai
21oC <t ≤ 40oC
dilakukan perbaikan
Kondisi III Kondisi IV Ketidaknormalan Mayor, perlu
t > 15oC t > 40oC dilakukan perbaikan segera

* Berdasarkan manual instruction Kamera thermovisi FLIR


** Berdasarkan International Electrical Testing Association (NETA)
Maintenance Testing Spesifications (NETA MTS-1997)
www.pln.co.id |
TINDAK LANJUT HASIL SHUTDOWN MEASUREMENT
Pengujian Pada Interuppter Chamber
PENGUJIAN HASIL UKUR / UJI TINDAKAN
Tahanan Isolasi ≤ 1 kV = 1 M Dilakukan uji ulang
Pembersihan isolator
Perbaikan / penggantian (overhaul)

Tahanan kontak ≥ batasan pada Pembersihan terminal klem dari debu,


(statis) manual korosif atau cat.
atau Dilakukan uji ulang
≥ 120%nilai acuan Perbaikan / penggantian (overhaul)

Dinamik kontak Terdapat ripple / spike Dilakukan uji ulang


resistance pada kurva R vs time Pembersihan kontak
Perbaikan / penggantian (overhaul)

www.pln.co.id |
cont
Kecepatan Kontak 10 % kondisi awal sesuai Dilakukan uji ulang
buka PMT tegangan rating PMT Perbaikan / penggantian
Kecepatan Kontak
tutup PMT
Keserempakan Kontak > 10 ms atau nilai standard
PMT pabrikan

Pengukuran nilai R > batasan toleransi pada Dilakukan uji ulang


pada Resistor (bila manual / name plate Perbaikan / penggantian
ada)
Pengukuran > batasan toleransi pada Dilakukan uji ulang
kapasitansikapacitor manual / name plate Perbaikan / penggantian
(bila ada)
Perbaikan mekanik penggerak
Pengukuran arus motor
< 110 % Inom (arus nominal) Penggantian motor.
penggerak

www.pln.co.id |
Alur tindak lanjut terkait pengukuran tahanan isolasi
Syarat :
1. Sebelum melakukan pengukuran dilakukan pembersihan isolator.
2. Melepas konduktor yang terhubung ke terminal utama atas dan ke terminal utama
bawah PMT.

MULAI PENGUJIAN
TAHANAN ISOLASI

Hasil Pengujian Tidak


Tahanan Isolasi

Tidak
memenuhi
Tidak standar > 3
Ya Memenuhi
standar

Ya

PENGGANTIAN

LAKUKAN TBM
SELANJUTNYA
(sesuai interval)

Selesai

www.pln.co.id |
Alur tindak lanjut terkait pengujian waktu buka, waktu tutup dan
keserempakan MULAI PENGUJIAN
WAKTU BUKA,WAKTU
TUTUP,KESEREMPAKAN

Hasil Pengujian
Waktu Buka,waktu
tutup,keserempakan

ANALISA GRAFIK
HASIL PENGUJIAN

YA GRAFIK HASIL PENGUJIAN TIDAK


SAMA/MENDEKATI REFERENSI
PENGUJIAN SEBELUMNYA

LAKUKAN TBM YA
Memenuhi
SELANJUTNYA
standar
(sesuai interval)

TIDAK
· Pemeriksaan tegangan kerja
· Pemeriksaan coil
· Pemeriksaan Auxillary contact/kontaktor
· Pemberian Gemuk/Grease yang sesuai
rekomendasi
· Penggantian part mekanik yang rusak (jika ada)
· Periksa Rod penggerak
· Perbaikan mekanik penggerak
· Jangan lakukan addjustment mekanik, jika
dalam manual book terdapat rekomendasi
addjustment perhatikan toleransinya.

END
www.pln.co.id |
Alur tindak lanjut terkait pengukuran tegangan minimum coil

MULAI PENGUJIAN
Tegangan Minimum Coil dan Tahanan
Coil

Hasil Pengujian

LAKUKAN TBM BAIK


SELANJUTNYA KONDISI
(sesuai interval)

BURUK

· Pemeriksaan tegangan kerja


· Pemeriksaan Auxillary contact/kontaktor
· Penggantian coil

END
www.pln.co.id |
Pengujian pada Media Pemadam Busur Api

PENGUJIAN HASIL UKUR / UJI REKOMENDASI


Tekanan gas SF6 ≤ tekanan rated Periksa kebocoran
Penambahan GAS SF6
Kualitas gas SF6 Purity ≤ 97% atau Reklamasi/Treatment/
Decomposition penggantian
product ≥ 2000ppmv
atau
Dew point ≥ -5oC atau
Moisture content ≥
3960ppmv
Tegangan Tembus Kategory O (Tegangan Periksa kebocoran
(BDV) minyak isolasi rating > 400 kV): Perbaikan / penggantian
khusus untuk PMT < 60 kV/2,5 mm (flow chart terlampir)
type bulk oil
Kategory B (72,5 kV <
Tegangan rating < 400
kV):
< 50 kV/2,5 mm
Ke-vacuum-an PMT Di bawah normal Perbaikan / penggantian

www.pln.co.id |
Flow chart asesmen kondisi minyak isolasi

www.pln.co.id |
Pengujian pada Sistem Mekanik Penggerak

PENGUJIAN HASIL UKUR / UJI REKOMENDASI


Tegangan supply ( Tegangan AC dan DC ) Pengaturan tegangan
< 85% atau > 110% Perbaikan / penggantian
dari V rated

Tegangan closing coil ( Tegangan AC dan DC ) Pengaturan tegangan


< 85% atau > 110% Perbaikan / penggantian
dari V rated

www.pln.co.id |
cont
PENGUJIAN HASIL UKUR / UJI REKOMENDASI
Tegangan opening coil ( Tegangan AC ) Pengaturan tegangan
< 85% atau > 110% Perbaikan / penggantian
dari V rated
( Tegangan DC )
< 70% atau > 110%
dari V rated

Tekanan udara (pneumatic) < tekanan rated Periksa kebocoran


Tekanan hidrolik Perbaikan / penggantian

Tahanan isolasi belitan motor ≤ 1 kV = 1 M Dilakukan uji ulang,


penggerak Serlak dan pemanasan. Penggantian

Pengukuran arus beban >110 % In Pelumasan gear, ganti bearing


motor penggerak Penggantian motor.

Pengukuran waktu kerja >t acuan Periksa kebocoran


kompresor Periksa tekanan kompresi

www.pln.co.id |
TINDAK LANJUT HASIL SHUTDOWN FUNCTION
CHECK
PENGUJIAN HASIL UKUR / UJI REKOMENDASI
Pengujian fungsi open / Tidak berfungsi Pengecekan supply
close (local / remote dan Pengecekan / perbaikan
scada) wiring
Pengujian emergency Tidak berfungsi Pengecekan supply
trip Pengecekan / perbaikan
wiring
Pengujian fungsi alarm Tidak berfungsi Pengecekan supply
Pengecekan / perbaikan
wiring
Pengujian fungsi Tidak berfungsi Pengecekan supply
interlock mekanik dan Pengecekan / perbaikan
elektrik wiring
Pengujian fungsi motor Tidak berfungsi Pengecekan supply
penggerak Pengecekan / perbaikan
wiring

www.pln.co.id |

Anda mungkin juga menyukai