Anda di halaman 1dari 3

Pengujian HVCB

Circuit Breaker ( Pemutus Tenaga ) merupakan salah satu peralatan utama dalam

sistem penyaluran tenaga listrik. PMT berfungsi sebagai pemutus aliran daya listrik baik

dalam keadaan normal (switching) maupun gangguan (command dari rele proteksi).

Mengingat peran vitalnya dalam keandalan penyaluran tenaga listrik maka kesiapan

operasi PMT menjadi salah satu hal yang perlu dipastikan sebelum suatu bay

dioperasikan. Oleh karena itu, komisioning dan testing menjadi hal yang mutlak

diperlukan sebelum PMT dinyatakan laik untuk beroperasi. Kegiatan-kegiatan yang

dilakukan selama komisioning PMT adalah sebagai berikut :

 Pengukuran Tahanan Isolasi

Pengukuran tahan isolasi dilakukan dengan menggunakan alat uji High Voltage

Insulation Tester untuk mengetahui nilai tahanan isolasi PMT baik terhadap Tanah

(PMT posisi ON) maupun antara pole atas dan pole bawah ( tahanan isolasi kontak

PMT baik SF6 , Minyak maupun vaccum ), pole atas terhadap tanah dan pole bawah

terhadap tanah. Tegangan uji yang digunakan sebesar 5 kV. Standar uji tahanan isolasi

adalah 1 kV/1 MΩ, artinya 1 kV harus mampu mengisolasi tegangan sebesar I MΩ.

sebagai contoh hasil uji PMT 150 kV antara fasa dan tanah adalah 300 MΩ dengan

tegangan uji 5 kV artinya 300/5 = 60 MΩ/1 kV, nilai tersebut telah sesuai dengan

standar.

 Pengukuran Keserempakan PMT

Pengukuran keserempakan PMT dilakukan untuk mengetahui kecepatan kerja

pemutusan dan penyambungan kontak PMT (breaking and making time). Pengukuran

dilakukan dengan menggunakan Circuit Breaker Analyzer. Pengukuran keserempakan

PMT menjadi salah satu hal yang penting karena bia diketahui ketiga pole PMT bekerja

tidak serempak dalam memutuskan atau menyambungkan daya listrik maka akan
terjadi ketidakseimbangan arus yang besar pada pole yang bekerja paling lambat yang

dapat menyebabkan PMT tersebut meledak bila tidak mampu menahan arus. Standar

waktu kerja breaking dan making PMT ditentukan oleh masing masing pabrikan, namun

secara umum selisih waktu terbesar yang diijinkan antara pole yang satu dengan

 Pengukuran Tahanan Kontak PMT

Pengukuran tahan kontak PMT merupakan pengukuran nilai tahanan antara fixed dan

moving kontak PMT di dalam interrupting chamber (ruang pemutusan) pada posisi PMT

On. Standar nilai tahan kontak PMT ditentukan oleh pabrikan pembuat PMT. Nilai tahan

kontak PMT diharapkan sekecil mungkin, karena semakin besar nilai tahanan maka

akan terjadi loses yang semakin besar pula sesuai dengan rumus Ploses = I2 x

Rkontak.

 Pengukuran nilai R coil

Pengukuran nilai tahanan koil dimaksudkan untuk megetahui nilai tahanan belitan

tripping atau closing coil apaka masih sesuai dengan spesifikasi pabrikan atau tidak.

Apabila nilai tahanan sangat besar atau melebihi nilai yang diijinkan kemungkinan coil

tersebut putus, sebaliknya bila nilai coil sangat kecil kemungkinan terjadi short dalam

lilitan.

 Pengujian minimum pick up closing dan tripping coil

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai minimum tegangan DC yang mampu

untuk meng-energize tripping maupun closing PMT. Pengujian minimum pick up

diperlukan guna mengetahui apakah PMT dapat on/off pada saat kondisi suplay DC

dicatu oleh baterai. Kondisi ini terjadi pada saat terjadi black out dimana Gardu Induk

kehilangan suplai AC sehingga kebutuhan DC murni disuplai oleh baterai.

 Pengujian alarm dan indikasi PMT


Kesiapan operasi PMT (CB readiness) ditentukan oleh banyak hal seperti kesiapan

sistem catu daya AC/DC, kesiapan mekanik penggerak dan media pemadam busur api

dan kesiapan rangkaian tripping (Trip Circuit Supervisory). Setiap adanya ketidak

siapan dan anomali akan segera diinformasikan ke petugas jaga melaui indikasi yang

telah disediakan oleh pabrikan. Indikasi-indikasi ini disampaikan melaui rangkaian

pengawatan ke ruang kontrol petugas jaga atau remote control center melalui media

komunikasi. Saat komisioning PMT pegujian ini dilakukan melaui simulasi apakah

indikasi tersebut benar benar bekerja atau tidak.

 Pengujian fungsi interlock

Pengujian fungsi interlock PMT merupakan pengujian operasi on/off PMT berkaitan

dengan peralatan lain. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa operasi PMT

sesuai dengan SOP (Standing Operation Procedure) bay tersebut. Sebagai contoh PMT

tidak akan dapat di-On-kan selama DS (Disconnecting Switch) Bus dan Line posisi off

dan ES (Earthing Switch) posisi masuk. Fungsi interlock menjamin tidak adanya salah

operasi kerja dalam pengoperasian perlatan listrik dalam suatu bay.

Setelah seluruh rangkaian kegiatan komisioning tersebut dilakukan dan diperoleh hasil,

maka akan dievaluasi oleh lembaga yang bersertifikat seperti Lembaga Penjamin Mutu

Ketenagalistrikan (LMK)/Jaser apakah PMT tersebut laik dioperasikan atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai