Anda di halaman 1dari 42

PROTEKSI PADA JTM

PT PLN (Persero) PUSDIKLAT

6/24/16

Simple Inspiring Performing - Phenomenal

FUNGSI SISTEM
PENGAMAN
Ada tiga fungsi sistem pengaman dalam
jaringan distribusi :
Mencegah atau membatasi kerusakan
pada jaringan beserta peralatannya dari
akibat adanya gangguan listrik
Menjaga keselamatan umum dari akibat
gangguan listrik
Meningkatkan kelangsungan pelayanan
tenaga listrik kepada konsumen
6/24/16

SISTEM PENGAMAN YANG BAIK HARUS


MAMPU :
Melakukan koordinasi dengan sistim pengaman
yang lain GI
Mengamankan peralatan dari kerusakan yang
lebih luas akibat gangguan
Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaaan
Secepatnya membebaskan pemadaman karena
gangguan agar tidak terjadi pemadaman yang
meluas.
Membatasi daerah pemadaman akibat gangguan
Mengurangi frekuensi pemutusan permanen
karena gangguan (SAIFI)
6/24/16

SYARAT ALAT PENGAMAN/


SISTEM PENGAMAN

1.Sensitifitas (kepekaan)
2.Selektifitas (ketelitian)
3.Keandalan ( Realibilitas)
4.Kecepatan. (Speed)

6/24/16

Fuse Cut Out


Pengertian Fuse Cut Out ( F C
O)
Fuse Cut Out merupakan sebuah alat
pemutus rangkaian listrik yang
berbeban pada jaringan distribusi
yang
bekerja
dengan
cara
meleburkan
bagian
dari
komponennya (fuse link) yang telah
dirancang khusus dan disesuaikan
ukurannya untuk itu.

6/24/16

KLASIFIKASI FUSE CUT OUT


High Voltage Fuses

Power Fuses

Distribution cut out

Liquid Filled

oil
enclosed

open

open

enclosed
Single
elemen

Repeater
Single
elemen

Vented

Repeater
Single elemen

dropout
dropout
indicating

dropout
indicating

indicating

6/24/16

Non Drop
out
indicating

indicating

Non Vented

Carbon
tetrachloride

Vented
Single elemen

Non Vented

Double element

Non Dropout

Single elemen
Non Dropout

dropout

dropout
Non Drop
out
Non dropout
dropout
indicating
Non
indicating

indicating
indicating

sand
s

Single elemen

Single elemen
Drop
out

dropout

Non
Vented

Single elemen

Current limiting Liquid filled

Fibre tube

Boric Acid

Open link

Fibre tube

dropout

Expulsion

Expulsion
i

Non dropout

indicating
Non
indicating indicating indicating indicating
indicating

indicating

FUSE CUT-OUT LETUPAN


BERTABUNG FIBER
Ada 2 jenis fuse letupan (expulsion)
yang diklasifikasi sebagai Fuse CutOut (FCO) distribusi yaitu
Fuse cutout bertabung fiber (Fibre
tube fuse)
Fuse link terbuka (Open link fuse)

6/24/16

FUSE CUTOUT TERBUKA

6/24/16

FUSE CUTOUT TERTUTUP

FUSE CUT-OUT LINK TERBUKA (OPEN LINK)

Gambar Fuse Cutout tipe Open


Link

6/24/16

STANDAR FUSE LINK

Tabel Arus Leleh Fuse Link Tipe K Arus pengenal (rating)


Fuse yang disarankan / disukai
Arus
Pengenal
fuse link

Arus leleh
Arus leleh
Arus leleh
1
1
300 600 detik
10 detik
0,1 detik1
Minimum
Maksimum
Minimum
Maksimum
Minimum
Maksimum
Arus Pengenal yang disarankan / disukai

Rasio
Kecepatan

6
10
15
25
40
65
100

12. 0
19. 5
31. 0
50
80
128
200

14. 4
23. 4
37..2
60
96
153
240

13. 5
22. 5
37
60
98
159
258

20. 5
34
55
90
146
237
388

72
128
215
350
565
918
1520

86
154
258
420
680
1100
1820

6.
6.
6.
7.
7.
7.
7.

140
200

310
480

372
576

430
760

650
1150

2470
3880

2970
4650

8. 0
8. 1

6/24/16

0
6
9
0
1
2
6

10

Tabel Arus Leleh Fuse Link Tipe K


Arus pengenal (rating) Fuse yang tidak disarankan /
disukai - intermediate
Arus
Pengenal
fuse link

8
12
20
30
50
80

1
2
3
6/24/16

Arus leleh
Arus leleh
Arus leleh
300 600 detik1
10 detik 1
0,1 detik1
Minimum Maksimum Minimum Maksimum Minimum Maksimum
Arus Pengenal yang tidak disarankan / tidak disukai / Intermediate
15
25
39
63
101
160

18
30
47
76
121
192

2
4

2. 4
4. 8

7. 2

18
29. 5
48
77. 5
126
205

27
44
71
115
188
307

Arus Pengenal dibawah 6 Amper


.(2)
10
.(2)
10
.(2)

10

Rasio
Kecepatan

97
166
273
447
719
1180

116
199
328
546
862
1420

6. 5
6. 6
7. 0
7. 1
7. 1
7. 4

.(2)
.(2)

58
58

.(2)

58

11

TABEL ARUS LELEH FUSE LINK TIPE T ARUS PENGENAL (RATING)


FUSE YANG DISARANKAN / DISUKAI
Arus
Pengenal
fuse link

6/24/16

Arus leleh
Arus leleh
Arus leleh
1
1
300 600 detik
10 detik
0,1 detik1
Minimum
Maksimum
Minimum
Maksimum
Minimum
Maksimum
Arus Pengenal yang tidak disarankan / tidak disukai / Intermediate

8
12
20
30
50
80

15
25
39
63
101
160

18
30
47
76
121
192

1
2
3

2
4
6

2. 4
4. 8
7. 2

20. 5
31
166
34. 5
52
296
57. 0
85
496
93. 0
138
812
152
226
1310
248
370
2080
Arus Pengenal dibawah 6 Amper
.(2)
11
.(2)
.(2)
11
.(2)
.(2)
11
.(2)

199
355
595
975
1570
2500
100
100
`

Rasio
Kecepatan

11.1
11. 8
12. 7
12. 9
13. 0
13. 0

12

Tabel

Arus Leleh Fuse Link Tipe


T
Intermediate Tidak disarankan

Arus
Pengenal
fuse link

6
10
15
25
40
65
100
140
200

6/24/16

Arus leleh
Arus leleh
Arus leleh
1
1
300 600 detik
10 detik
0,1 detik 1
Minimum
Maksimum
Minimum
Maksimum
Minimum
Maksimum
Arus Pengenal yang disarankan / disukai
12. 0
19. 5
31. 0
50
80
128
200
310
480

14. 4
23. 4
37..2
60
96
153
240
372
576

15. 3
26. 5
44. 5
73. 5
120
195
319
520
850

23
40
67
109
178
291
475
775
1275

120
224
388
635
1010
1650
2620
4000
6250

144
269
466
762
1240
1975
3150
4800
7470

Rasio
Kecepatan

10
11. 5
12. 5
12. 7
13
12. 9
13. 1
12. 9
13. 0

13

6/24/16

Gambar Kurva Karakteristik Arus Waktu Fuse link tipe K ( kerja cepat )

14

Gambar Fuse link tipe T (kerja lebih


lambat)
6/24/16

15

Gambar Fuse link tipe H ( Tahan Surja )


6/24/16

16

Arrester
Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan
listrik terhadap tegangan lebih, yang
disebabkan oleh petir atau surja hubung
(switching surge).Alat ini bersifat sebagai
by-pass di sekitar isolasi yang membentuk
jalan dan mudah dilalui oleh arus kilat ke
sistem
pentanahan
sehingga
tidak
menimbulkan tegangan lebih yang tinggi
dan tidak merusak isolasi peralatan listrik.

6/24/16

17

JENIS JENIS ARRESTER :

Expulsion Type Lightning Arrester (Protector Tube)

Dinding tabung yang terbuat dari bahan yang


mudah menghasilkan gas jika dilalui arus (bahan
fiber).
Sela batang (external series) yang biasanya
diletakkan pada isolator porselin, untuk mencegah
arus mengalir dan membakar fiber pada tegangan
jala-jala setelah gangguan diatasi.
Sela pemutus bunga api diletakkan didalam tabung
salah satu elektroda dihubungkan ketanah.
6/24/16

18

Non Linear Type Lightning Arrester (Arrester Tipe Tahanan Tak Linear)
Jenis Silicon Carbide (SiC)
6/24/16

19

Gambar elemen-elemen arrester jenis Silicon Carbide


6/24/16

20

Jenis Metal Oxide ( MOV)


Arrester jenis Metal Oxide hanya
terdiri dari unit-unit tahanan tak
linear yang terhubung satu sama
lainnya tanpa memakai sela percik
pada setiap unit. Untuk arrester jenis
Metal Oxide material tahanan tak
linear pada dasarnya keramik yang
dibentuk dari oksida seng ( ZnO)
dengan penambahan oksida lain.
6/24/16

21

Gambar Elemen-elemen arrester jenis Metal Okside


6/24/16

22

Pemasangan Arrester Sistem Distribusi (20 kV)


Kawat Penghubung Arrester (Lead Wire)

Pembuangan arus petir melalui


induktansi dari kawat penghubung
arrester menghasilkan tegangan
yang menambah tegangan keluaran
arrester. Panjang kawat penghubung
tersebut terdiridari panjang kawat
penghubung arrester ke pembumian
serta panjang kawat penghubung
arrester dengan tegangan fase.
6/24/16

23

Gambar Sambungan Kawat Penghubung Pembumian

6/24/16

24

Lokasi Arrester pada Pemutus (Recloser,


Sectionalizers, Load Breaking Switch,
Disconnector Switch)

Gambar Contoh Penempatan Arrester


Pada Sectionalizer Di Jaringan Distribusi 20 kV

6/24/16

25

Lokasi Arrester pada AVR (Automatic Voltage Regulator)

Arrester ditempatkan pada kedua sisi


(baik
sisi
pengirim
maupun
sisi
penerima) dari AVR. Arrester ditempatkan
sedekat mungkin dengan bushing AVR,
dimana
kawat
penghubung
fase
dihubungkan
terlebih
dahulu
ke
terminal
arrester
sebelum
dihubungkan ke bushing AVR

6/24/16

26

Gambar Contoh Penempatan Arrester Pada AVR

6/24/16

27

PENTANAHAN

A. Pembumian Transformator Daya Gardu Induk pada Sisi


Tegangan Menengah
Lilitan sekunder/sisi Tegangan Menengah transformator daya
pada Gardu Induk dihubungkan secara bintang (Y). Titik netral
lilitan dibumikan melalui :
a. Pembumian dengan tahanan 12 Ohm untuk sistem SKTM. Untuk
kawasan industri yang peka terhadap kedip, nilai Rn dapat lebih
besar dari pada 12 Ohm untuk memperkecil kedalaman kedip
tegangan.
b. Pembumian dengan tahanan 40 Ohm untuk sistem SUTM, atau
campuran antara SKTM dan SUTM.
c. Pembumian dengan tahanan 500 Ohm untuk sistem SUTM.
d. Pembumian langsung /solid grounded
e. Tanpa pembumian/ sistem mengambang
6/24/16

28

Pertimbangan memilih system pembumian


tersebut merupakan pertimbangan manajemen
perancangan dengan memperhatikan aspek :
a. Aman terhadap manusia
b. Cepatnya pemeliharaan gangguan/selektifitas
penyulang yang mengalami gangguan.
c. Kerusakan akibat hubungan pendek
d. Pengaruh terhadap sistem telekomunikasi
e. Pertimbangan teknis kepadatan beban.

6/24/16

29

B. Pembumian Transformator
Distribusi pada Sisi Tegangan Rendah.
Bagian bagian tranformator sisi Tegangan
Rendah yang perlu dibumikan adalah
titik netral lilitan sekunder, bagian konduktif
terbuka, badan trafo dan bagian
konduktif ekstra instalasi gardu. Pembumian
dilakukan secara langsung (solid
grounded) dengan nilai tahanan pembumian
tidak melebihi 1 Ohm.

6/24/16

30

C. Pembumian Lightning Arrester.


Lightning Arrester (LA) pada sisi Tegangan
Menengah Gardu Distribusi pasangan
luar mempunyai elektroda pembumian
tersendiri. Ikatan penyama potensial
dilakukan dengan menghubungkan
pembumian LA, pembumian titik netral
transformator, pembumian Bagian Konduktif
Terbuka/Ekstra. Konstruksi ikatan penyamaan
potensial dilakukan dibawah tanah.
6/24/16

31

Recloser (Penutup Balik Otomatis)


PBO (Recloser) adalah PMT yang
dilengkapi dengan peralatan control dan
relai penutup balik.
Relai Penutup Balik (Reclosing Relay)
Relai penutup balik adalah relai yang
dapat mendeteksi arus gangguan dan
memerintahkan PMT membuka (trip) dan
menutup kembali.
6/24/16

32

Fungsi Relai Penutup Balik / PBO


PBO dipasang pada SUTM yang sering
mengalami gangguan hubung singkat fasa
ketanah yang bersifat temporer, berfungsi
untuk:
Menormalkan kembali SUTM atau
memperkecil pemadaman tetap
akibat gangguan temporer.
Pengaman seksi dalam SUTM agar
dapat membatasi / melokalisir
daerah yang terganggu.
6/24/16

33

Jenis Relai Penutup Balik


Berdasarkan type perintah reclosing ke PMT
dapat dibedakan dalam 2 jenis reclosing
relay, yaitu :
Single-shot Reclosing Relay
Relai hanya dapat memberikan perintah reclosing
ke PMT satu kali dan baru dapat melakukan
reclosing setelah blocking time terakhir.
Bila terjadi gangguanpadaperiode blocking time,
PMT trip dantidakbisa reclose lagi (lock out ).

6/24/16

34

Gambar Relay PBO dengansatu kali Reclose

6/24/16

35

Multi Shot Reclosing Relay.


Relai ini dapat memberikan perintah reclosing ke PMT lebih dari satu
kali. Dead time antar reclosing dapat diatur sama atau berbeda..
Bila terjadi gangguan , relai OCR/GFR memberikan perintah trip ke
PMT pada saat yang sama juga mengarjakan (mengenergize)
Reclosing relay.
Setelah dead time t 1 yang sangat pendek ( kurang dari 0,6 detik),
relai memberi perintah reclose ke PMT .
Jika gangguan masih ada , PMT akan trip kembali dan reclosing relai
akan melakukan reclose yang kedua setelah dead time t 2 yang
cukup lama (antara 15- 60 detik).
Jika gangguan masih ada, maka PMT akan trip kembali dan reclosing
relai akan melakukan reclose yang ke tiga setelah dead time t 3 .
Bila gangguannya juga masih ada dalam periode blocking tB 3, maka
PMT akan trip dan lock out.
Penggunaan multi shot reclosing harus disesuaikan dengan siklus
kerja (duty cycle) dari PMT.

6/24/16

36

Gambar Diagram waktu kerja Multi Shot Reclosing Relai

6/24/16

37

Pole Mounted Circuit Breaker (PMCB)


Pole Mounted Circuit Breaker (PMCB) merupakan
peralatan hubung di tiang yang mempunyai relai
proteksi dan kemampuan memutus arus gangguan
hubung singkat. PMCB sama halnya seperti
Recloser (PBO) di jaringan, namun PMCB tidak
seperti Recloser kebanyakan, karena PMCB bisa
dimodifikasi untuk dilengkapi dengan DGR
(Directional Ground Relay) yang digunakan pada
sistem 20 kV dengan pentanahan netral sistem 20
kV sebesar 500 Ohm atau sistem 20 kV di Jawa
Timur

6/24/16

38

Gambar Pole Mounted Circuit Breaker


6/24/16

39

Saklar Seksi Otomatis (SSO) / Automatic


Vacuum Switch (AVS)
Automatic Vacuum Switch (AVS) atau disebut
juga sectionalizer merupakan sakelar seksi
otomatis (SSO) yang berfungsi sebagai alat
pemutus secara otomatis untuk membebaskan
seksi-seksi yang terganggu dari suatu system
distribusi atau dengan kata lain dapat
melokalisir gangguan pada seksi yang
terganggu sehingga seksi yang sehat tetap
mendapatkan catu daya listrik.
6/24/16

40

BB-GI
PMT

AVS 1
Seksi A

A
PBO

AVS 2
Seksi B

AVS 3
Seksi C

Seksi D

t-1 = 10 detik
t-2 = 5 detik
t- 3 = 0,5 detik

PENYULANG

Gambar Pemasangan AVS Pada Jaringan Menggunakan Sistem Radial


Murni

6/24/16

41

SIMPLE
INSPIRING
PERFORMING
PHENOMENAL

TERIMA KASIH
6/24/16

42

Anda mungkin juga menyukai