Anda di halaman 1dari 33

MODUL 6

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK


STARTER MOTOR LISTRIK STAR DELTA

Disusun oleh :

Nama : Pad Sin Mulato


Kelas : 2F
NIM : 2041170014

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK ELEKTRONIKA
2022
MODUL PRAKTIKUM 6
LEMBAR PENILAIAN

NAMA : …………………………………………………………
KELAS : …………………………………………………………
NIM : …………………………………………………………
TANGGAL PELAKSANAAN : …………………………………………………………
TANGGAL LAPORAN : …………………………………………………………

No. FAKTOR PENILAIAN NILAI


1. Pelaksanaan Praktikum

2. Laporan Hasil Praktikum

3. Nilai Akhir

4. Validasi Dosen TANGGAL:


KESELAMATAN KERJA PRAKTIKUM

1. Tegangan yang digunakan pada praktikum kali ini bisa mematikan dan membahayakan
anda. Jika ingin merangkai dan memodifikasi rangkaian percobaan harus pada saat
rangkaian tidak terhubung dengan sumber tegangan. Jangan menghubungkan terlebih
dahulu rangkaian percobaan ke sumber tegangan sebelum diperiksa oleh instruktur. Jangan
menyentuh setiap titik sambungan atau komponen elektrik pada saat rangkaian hidup atau
saat rangkaian telah terhubung dengan sumber tegangan. Berhati-hatilah dengan
pengkabelan anda, karena kesalahan dalam pengkabelan dapat menyebabkan kerusakan
pada peralatan serta membahayakan diri anda sendiri.
2. Jika terjadi keadaan darurat, arus listrik dapat diputus dengan mematikan Circuit Breaker
(MCB) atau menekan tombol OFF yang berada di meja instruktur.
3. Sebelum memposisikan rangkaian pada keadaan RUN, perlu dipastika terlebih dahulu
pengkabelan anda benar dan tidak ada hubung singkat.
4. Gunakan ampermeter dan wattmeter sesuai dengan rating yang diperlukan atau
dibutuhkan.
5. Dilarang menghubungkan tegangan DC pada mesin AC.
6. Ground-kan / ketanahkan seluruh mesin dan box ke pengetanahan netral panel sumber
listrik.
PRAKTIKUM STARTER MOTOR LISTRIK STAR DELTA

6.1 TUJUAN

Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:


• Men-desain dan merangkai rangkaian Starter Motor Listrik Star Delta
• Memahami dan mengetahui konsep serta prinsip kerja Starter Motor Listrik Star
Delta

6.2 DASAR TEORI

Sebagian besar motor induksi dimulai langsung pada jalur, tetapi saat motor yang sangat

bersar memulai barisan, itu akan menimbulkan gangguan tegangan pada lajur supply karena

lonjakan arus mulai yang besar. Untuk membatasi lonjakan arus, motor induksi besar dimulai

pada tegangan yang dikurangi dan kembali ke tegangan penuh saat mesin tersebut berjalan

mendekati kecepatan rotasi. Dua metode biasanya digunakan untuk mengurangi tegangan

permulaan adalah star delta dan auto transformer stating.

Timer

Secara keseluruhan, prinsip kerja Timer sangat mirip dengan relay, yang membedakan

hanyalah adanya waktu tunda antara waktu Timer diaktifkan dengan Coil Timer aktif. Di

bawah ini adalah ilustrasi dari kontruksi sebuah Timer.

Timer terdiri dari tiga bagian, yaitu Unit Penghitung Waktu (Timer Counter), Unit Koil,

dan Unit Kontak. Timer Counter berfungsi untuk menunda pengaktifan Coil sesuai dengan

pengaturan wantu yang diberikan. Timer memiliki 2 kelompok terminal utama sebagai sumber

tegangan dan beberapa terminal lain sebagai Kontak. Berikut ini adalah contoh timer yang

berasa di pasaran dan diagram terminalnya.


Gambar 6.1 Timer

Gambar 6.2 Rangkaian timer


Pada gambar di atas, terminal yang harus diberi tegangan saat Timer akan diaktifkan adalah

nomor 13 dan 14. Timer memiliki 4 pasang kontak dengan Common di nomor 9, 10, 11 dan

12, NO berada di nomor 5, 6, 7, dan 8, kemudian NC berada di nomor 1, 2, 3 dan 4.

MCB dan MCCB

Walaupun berfungsi sama, MCB Listrik dan MCCB memiliki beberapa perbedaan. Semuanya

terangkum dalam tabel dibawah ini.

Perbedaan

Karakteristik MCB Listrik MCCB

Sampai dengan 1000


Rating Arus Sampai dengan 63 Amps
Amps

Harga Lebih murah Lebih mahal

Ukuran Kecil Lebih besar

Dapat diatur sesuai


Trip level Tetap
keinginan

Interrupting capacity Sekitar 10000 Amps Sekitar 10 kA – 100 kA

Under Trip Voltage Tidak Ya

Shunt Trip Tidak Ya

Rumah, industry,
Penggunaan Industri dan komersil
komersil
Persamaan

Keduanya masuk kategori CB tegangan rendah yang berstandar IEC 947

Fungsi dan cara pemasangan sama

Lokasi CB harus dapat dijangkau untuk keamanan

Tabel 6.1 Perbedaan MCB dan MCCB

Gambar 6.3 MCB Gambar 6.4 MCCB

Perbedaan pertama adalah rating arus. Rating arus adalah konsumsi arus yang

dibutuhkan oleh alat tersebut untuk beroperasi. MCB listrik memiliki kapasitas rating arus

yang lebih kecil, hanya sampai 63 Amps. Sedangkan MCCB memiliki kapasitas rating arus

sampai dengan 1000 Amps. Sehingga MCB listrik lebih cocok untuk dipakai di alat-alat

dengan rating kecil, sedangkan MCCB digunakan untuk alat-alat yang lebih berat. Harga MCB

listrik juga lebih murah dari MCCB, hal ini dikarenakan MCCB memang ditujukan untuk

digunakan pada alat-alat yang berat. Dari ukuran, MCCB juga lebih besar.
Trip Level adalah batas ambang arus yang melewati CB yang menyebabkan CB itu untuk

switch off. Sehingga, ketika arus yang melewati CB melewati jumlah seharusnya, maka CB

akan otomatis memutus arus itu. Jumlah arus yang melebihi jumlah sebenarnya adalah hal yang

sering menyebabkan kebakaran pada bangunan, sehingga CB penting untuk berfungsi dengan

baik. Pada MCB listrik, Trip Level tidak bisa diatur, sedangkan pada MCCB, trip level bisa

diatur oleh pengguna sesuai kebutuhan.

Interrupting Capacity adalah batas dari arus yang melewati CB sebelum CB tersebut rusak.

Jika arus melewati lebih dari batas interrupting capacity, maka CB tidak akan berfungsi.

MCCB memiliki nilai yang lebih tinggi dari MCB listrik. MCCB juga memiliki kemampuan

untuk berfungsi dalam kondisi under voltage trip (ketika tegangan lebih rendah dari batas yang

ditentukan) dan shunt trip (dapat memutus arus dari sumber eksternal, bukan hanya karena

melebihi batas arus yang diperbolehkan).

Kontaktor

Didalam kontaktor terdapat istilah kontak bergerak (moving contact) dan kontak tetap (fixed

contact). Kontaktor bekerja memanfaatkan system kerja elektromagnet yang dihasilkan pada

coil. Dimana coil yang dibuat dari lilitan konduktor, pada saat diberikan arus listrik maka akan

menimbulkan medan magnet.

Medan magnet inilah yang akan menarik komponen moving contact sehingga terhubung

dengan fixed contact. Pada saat arus listrik yang mengalir ke coil dimatikan, maka medan
magnet akan hilang. Karena didalam coil dilengkapi dengan spring, maka secara otomatis

contact akan terbuka kembali.

Fungsi dari kontaktor umumnya dipergunakan untuk memutuskan dan menyambungkan

arus listrik secara elektrik. Biasanya di pergunakan untuk aplikasi: motor, heater, penerangan

ataupun distribusi daya listrik.

Gambar 6.5 Kontaktor

Thermal Overload Relay

Thermal Overload Relay bekerja saat suhu pada dalam TOR tersebut terpenuhi, jadi TOR

ini terdapat sebuah settingan berapa maksimum amper untuk melakukan trip

jika ampere tersebut sudah terpenuhi. Didalam TOR tersebut ada

sebuah Bimetal Element yang menjadi panas saat ampere beban sudah

melebihi ampere settingan TOR.


Gambar 6.6 Rangkaian dalam TOR

Thermal Overload Relay (TOR) berfungsi sebagai pengaman beban lebih pada sebuah

rangkaian kontrol Direct Online maupun Star Delta, jadi motor yang dikontrol tidak akan

terbakar disaat beban lebih motor tersebut akan mati.

Terdapat 3 kontak yang sebelah kiri dari kontak 95 itu adalah wiring untuk UVW

setelah kontaktor TOR ini tidak hanya memutuskan rangkian kontrol saja tetapi power dari

motor juga diputus 2 pengaman langsung.

Pin no 95 dan 95 adalah kontak Normaly Closed yang biasanya digunakan untuk

memutuskan rangkian kontrol sesudah MCB kontrol, nanti baru ke push button dll. Pin no 97

dan 98 adalah kontak Normaly Open (NO) biasanya digunakan untuk indicator lampu alarm

atau trip.
Gambar 6.7 TOR

Motor Induksi 3 Phase

Motor tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mungubah energy listrik menjadi energy

gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator

dan medan rotor. Motor tiga fasa dioprasikan pada system tenaga tiga fasa dan banyak

digunakan dalam berbagai bidang industry dengan kapasitas yang besar. Bentuk gambaran

motor induksi 3 fasa diperlihatkan pada gambar dibawah ini:


Gambar 6.8 Bentuk fisik motor 3 fasa

Gambar 6.9 Konstruksi motor induksi 3 phasa

Pada motor arus bolak balik arus rotor merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat

perbedaan relative antara putaran rotor dengan medan putar yang dihasilkan oleh ststor. Arus

yang mengalir pada setiap kumparan fasa stator akan menghasilkan medan magnet yang

arahnya ditentukan dengan kaedah tangan kanan. Medan magnet ini akan berputar sesuai

dengan arah resultan fluksi magnet yang timbul. Secara keseluruhan dapat diperoleh bahwa

dalam waktu 1 siklus dari tegangan masukan akan diperoleh medan magnet yang berputar pada

stator 1 kali putaran pula. Kecepatan putar medan magnet stator ditentukan oleh frekuensi

masukan dan jumlah kutub stator motor tersebut.

Sesuai dengan rumus dibawah ini.

Ns=120f/P

Dengan:

Ns = Kecepatan Putar
F = Frekuensi Sumber

P = Jumlah kutub motor

Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada

batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan menghasilkan arus (I).

adanya arus didalam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel beban,

rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena

terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi

tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relative antara kecepatan medan putar ststor (ns)

dengan kecepatan berputar rotor (nr).

Starting Motor Induksi 3 Phase

Motor induksi 3 fasa merupakan motor yang paling banyak digunakan dalam industry hal

ini disebabkan karena motor induksi 3 fasa mempunyai konstruksi yang sederhana, kokoh,

harganya relative murah, serta perawatannya yang mudah, akan tetapi motor induksi 3 fasa

juga mempunyai kelemahan yaitu kecepatan tidak mudah di kontril, power factor rendah pada

beban ringan, serta arus start yang besar pada starting awalnya biasanya 7 kali arus nomina

(In).

Untuk menjaalankan motor 3 fasa ada beberapa metode pengasutan yang dapat dilakukan

sesuai dengan daya nominal motor. Dari table berikut ini dapat dilihat metode pengasutan yang

digunakan sesuai dengan daya nominal motor.


Tabel 6.2 Cara Pengasutan Motor 3 Phasa

Keterangan : angka-angka yang diberikan pada abel diatas sesuai dengan ketentuan-

ketentuan yang berlaku di negeri Belanda. Dalam Puil 1977, mengenai pembatasan arus asut

hanya ditentukan sebagai berikut : “instansi yang berwenang dapat menetapkan peraturan yang

mengharuskan dilakukannya pembatasan arus asut sampai harga tertentu, bagi motor dengan

daya nominal tertentu”(ayat 520 G4).

Starting Langsung (Direct On Line)

Rangkaian untuk pengasut langsung (Direct On Line) akan mmutus atau menghubungkan

suplai utama ke motor secara langsung. Karena arus pengasutan motor dapat mencapai 7 kali

lebih besar dari arus kondisi normal maka pengasut langsung ini hanya digunakan unuk motor-

motor kecil dengan daya kurang dari 4kW.


Gambar 6.10 Rangkaian Starting Direct On Line

Prinsip kerja Star Delta

• Pengurangan tegangan saat star delta dimulai dengan mengkonfigurasi ulang

kumparan motor seperti yang tertera di gambawah di bawah. Saat memulai kumparan

motor dihubungkan dengan konfigurasi star dan ini mengulangi tegangan pada setiap

kumparan. Hal ini juga mengurangi torsi dengan faktor tiga. Setelah bebrapa waktu,

kumparan dikonfigurasi ulang menjadi delta dan motor berjalan seperti semula.

Gambar 6.11 Rangkaian Star dan Delta


• Star delta paling sering dugunakan saat memulai motor dengan tegangan yang

dikurangi. Star delta digunakan sebagai upaya mengurangi arus saat motor mulai agar

mengurangi gangguan pada supply listrik.

• Umumnya untuk mengurangi tegangan motor yang lebih besar dari 5HP (4KW).

• Starter Star/Delta (atau Wye/Delta) salah satu solusi paling murah untuk mengurangi

tegangan mula. Star delta terdiri dari tiga kontaktor, sebuah timer, dan thermal

overload (TOR). Kontaktor yang digunakan lebih kecil dari kontaktor tunggal yang

digunakan pada starter Direct on Line karena mengendalikan kumparan arus saja. Arus

yang melewati kumparan adalah 1/akar3 (58%) dari arus pada jalurnya.

• Ada dua kontaktor yang close saat berjalan, biasanya disebut kontaktor utama dan

kontaktor delta. Ada AC3 pada 58% dari arus motor. Kontaktor ketiga adalah

kontaktor star dan hanya membawa arus star saat motor terhubung dengan star. Arus

pada star hanya sepertiga arus yang mengalir pada delta sehingga kontaktor AC3 ini

hanya sepertiga(33%) dari arus motor.

Prinsip Kerja Star Delta Manual

1. MCB ON.

2. TOR dalam kondisi Normal jadi arus bisa menuju ke Push Button START.

3. Tombol Push Button STAR.

4. K1 ON, Kontak K1 ON dan mengunci.

5. K2 ON bersamaan dengan K1 ON.

6. Lampu ON dan STAR Menyala.

7. Tombol Push Button START DELTA.


8. K2 OFF lamp STAR OFF.

9. K3 ON lamp DELTA ON.

10. Star Delta sudah berjalan Normal.

11. Tekan Push Button STOP untuk memberhentikan Rangkaian ini, dengan

ditandai Lamp OFF menyala.

12. Jika Overload maka Lamp Trip akan menyala.

Kelebihan dan Kekurangan Star Delta Manual

Kelebihan :

1. Wiring tidak rumit.

2. Tidak memerlukan komponen Timer

Kekurangan :

1. Memungkinkan motor terbakar jika telat atau terlalu lama untuk menekan push button

delta.

2. Perpindahan star ke delta berdasarkan insting.

Wiring Diagram Rangkaian Daya

Dalam Rangkaian Daya Star Delta Manual maupun Automatis itu sama, tidak ada yang

berubah karena prinsipnya sama.

Yaitu sama-sama start awal menggunakan hubungan STAR dan beberapa waktu berpindah ke

hubungan DELTA.

Starter star delta secara umum terdiri dari unit berikut ini
1. Kontaktor

2. Main, star, delta

3. 3 NO (untuk starter open state)

4. 4 NO (untuk starter close transient)

5. Time relay (pull-in delayed) 1 NO

6. Rilis thermal over current tiga kutub 1 NO

7. Elemen fuse atau cut-out otomatis untuk rangkaian utama 3 NO

8. Elemen fuse atau cut-out otomatis untuk rangkaian kendali 1 NO

Rangkaian power starter star delta

• Breaker rangkaian utama bertugas sebagai switch power supply listrik ke rangkaian

power

• Kontaktor utama menghubungkan sumber tegangan referensi R, Y, B ke terminal

utama motor U1, V1, W1

• Dalam operasi, kontaktor utama (KM3) dan kontaktor star (KM1) awalnya tertutup,

lalu setelah beberapa waktu, kontaktor star terbuka dan kontaktor delta (KM2)

tertutup. Kontrol kontaktor menggunakan timer (K1T) terpasang pada starter.


Gambar 6.12 Rangkaian daya

• Kontaktor star bertugas untuk men-short terminal kedua motor pada permulaan (U2,

V2, W2) untuk sekuens star saat pertama motor berjalan setelah diam. Ini

menyediakan arus DOL ke motor, oleh karena itu mengurangi luapan arus besar pada

motor kapasitas besar saat start


• Mengontrol pergantian koneksi star dan koneksi delta dari motor induksi AC dicapai

dengan rangkaian kendali star delta. Rangkaian kontrol terdiri dari push button,

auxiliary contact, dan sebuah timer.

Rangkaian kendali starter Star-Delta (Open Transition)

Gambar 6.13 rangkaian kontrol

• Push button ON memulai rangkaian dengan memberi tegangan pada (KM1) dan (KT)

• Saat (KM1) dialiri listrik, star utama dan kontaktor Auxiliary berubah dari posisi NO

ke NC
• Saat (1) (ditempatkan pada rangkaian coil kontaktor utama) menjadi NO dari NC.

Rangkaian (KM3) sehingga coil kontaktor utama teraliri dan kontaktor auxiliary dan

kontaktor utama berubah posisi dari NO ke NC. Tahap ini terjadi dalam waktu yang

sangat singkat.

• Setelah menekan ON pada push button, (2) yang terhubung secara paralel dari push

button ON akan menjadi NO ke NC. Sehingga menyediakan latch untuk menahan coil

kontaktor utama teraktivasi yang akhirnya mempertahankan rangkaian kendali aktif

walau setelah melepas switch push button ON

• Saat (KM1) tutup terhubung ke motor menghubungkan STAR dan terhubung di STAR

sampai waktu delay kontak auxiliary terhubung (KT) (3) menjadi NC ke NO

• Saat delay waktu telah mencapai waktu yang ditentukan, (KT)(3) dalam rangkaian coil

star akan merubah posisi dari NC ke NO pada waktu yang sama dengan (KT) dalam

(4) merubah posisi dari NO ke NC sehingga coil delta teraliri listrik dan kontaktor

utama delta menjadi NC. Sekarang konektsi terminal motor berubah dari koneksi star

ke delta.

• (5&6) juga ditempatkan berlawanan dengan coil kontaktor star serta delta. Ini

terhubung sebagai rangkaian pengaman untuk mencegah star dan delta menyala

bersamaan. Pengaman ini memastika salah satu harus mati terlebih dahulu sebelum

satunya menyala.

• Rangkaian kendali diatas juga menyediakan dua kontak untuk mematikan motor. Push

button OFF otomatis terbuka dan memutus rangkaian saat dibutuhkan. TOR akan

memutus rangkaian saat terdeteksi adanya overload pada mesin.


Kelebihan dan Kekurangan Star Delta Automatis

Kelebihan :

1. Perpindahan antara star dan delta secara automatis menggunakan timer.

2. Waktu perpindahan star ke delta bisa disetting sesuai kebutuhan.

3. Hanya menggunakan 2 Push button.

Kekurangan :

1. Wiring sedikit rumit.

Cara menentukan Komponen Star Delta

Gambar 6.14 Rangkaian Star Delta dalam simulator EKTS


Dalam memilih atau menentukan sebuah kontaktor yang pas untuk Rangkaian Star Delta,

harus memperhatikan beberapa ketentuan berikut:

1. Lihat terlebih dahulu berapa KW atau HP spesifikasi Motor Listrik.

2. Pastikan K1 atau main Kontaktor itu menggunakan sama dengan kontaktor K3 atau

Delta.

3. Kontaktor K2 itu STAR lebih kecil spesifikasinya.

Menentukan Main Kontaktor (Delta) dan Star

Diketahui Spesifikasi Motor adalah 5 kW atau 10A.

Rumus Delta ( Main Kontaktor dan Delta Kontaktor ).

I = In /√3.

Maka :

I = 10 /√3.

I = 10 / 1.73

I = 5,78 A

Kontaktor yang dipakai bisa 6A atau 9A

Rumus Star Kontaktor

I = In / 3

Maka :

I = 10 /3

I = 3,33
Kontaktor 4A sudah cukup.

Jadi Komponen Kontaktor untuk Star Delta dengan Motor 10A

• 2 Buah Kontaktor 6 atau 9A

• 1 Buah Kontaktor 4A

Gambar 6.15 Penampilan rangkaian Starter Motor Star Delta dalam panel
Gambar 6.16 Penampilan luar panel

6.3 ALAT DAN BAHAN

Komponen Starter Motor Star Delta Otomatis

• 2 Buah Push Button.

• 3 Buah Kontaktor.

• 1 Buah Timer.

• 1 Buah MCB

• 1 Buah MCCB

• 1 Buah TOR

Komponen Starter Star Delta Manual

• 4 Buah Pilot Lamp.


• 3 Buah Push Button.

• 3 Buah Kontaktor.

• 1 Buah MCB

• 1 Buah MCCB

• 1 Buah TOR

6.4 PROSEDUR PERCOBAAN

Simulasi star delta menggunakan aplikasi EKTS

Buka aplikasi ekts

Untuk rangkaian daya pilih komponen yang diperlukan seperti :

• 3 Phase Supply

• (3) Normally Open Triple Contact

• Star Delta Connectible 3 Phase Induction Motor

Jika sudah menyiapkan semua komponen

Ikuti langkah berikut

1. Sambungkan 3 fasa dengan Input NO Contactor 1 (K1)

2. Setelah itu hubungkan Output NO K1 dengan U,V,W motor 3 Phasa


3. Hubungkan Input NO Contactor 2 (K2) seperti gambar di bawah ini

4. Setelah itu hubungkan Output NO K2 dengan Z,X,Y motor 3 Phasa


5. Hubungkan output NO Contactor 3 (K3) dengan Output NO K2 seperti gambar dibawah
6. Rangkaian Daya telah selesai dibuat

Rangkaian Kontrol memerlukan komponen :

• L3(1 Phasa)

• Neutral

• Start Button

• Stop Button

• Contactor

• On-Delay Time Relay

Jika sudah menyiapkan semua komponen

Ikuti langkah berikut

1. Hubungkan 1 fasa, Stop Button, dan Start Button seperti gambar di bawah ini

2. Lalu paralelkan NO K1 dengan Start Button

3. Hubungkan coil K1 dan coil Timer seperti gambar di bawah ini


4. Hubungkan NO Timer, NC K3, dan Coil K2 seprti gambar di bawah ini

5. Hubungkan NC Timer, NC K2, dan Coil K3 seperti gambar dibawah ini


6.5 HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

Hasil percobaan dibawah ini adalah hasil dari rangkaian Star Delta otomatis, dimana memiliki
perbadaan dengan manual dari segi control yang dipakai. Bila pada manual, rangkaian Star dan
Delta masing masing diwakiliki oleh 1 buttton, sehingga total button yang digunakan adalah 3
yaitu Push Button START, Push Button STAR DELTA, dan Push Button OFF. Perpindahan
rangkaiannya perlu menggunakan insting, dan akan mempengaruhi kinerja motor berikutnya (yang
bersiko tidak stabil). Untuk menanggulangi hal tersebut, pada rangkaian otomatis diguanakan
timer sebagai perpindahannya. Kontrol yang digunakan hanya PUSH BUTTON ON dan PUSH
BUTTON OFF saja. Kedua rangkaian ini tidak mengubah prinsip kerja dari rangkai star delta.
Pada rangkaian dibawah ini, rangkaian power starter disusun oleh K1 dan K3 yang terhubung NC,
sedangkan K2 terhubung secara NO.

Rangkaian K1 dihubungkan ke coil U, V, W yang digunakan untuk sumber tegangan referensi


(Main Kontaktor). Sedangkan K2 dan K3 dihubungkan ke coil Z, X, Y untuk pengontrol
perpindahan dari Y ke delta (karena starting motor biasa dilakukan ke rangkaian Y lalu dipindah
ke Delta). Rangkaian ini disebut rangkaian Power Starter.
Untuk rangkaian control akan dijelaskan lebih rinci dibawah ini :
- Pada saat PUSH BUTTON ON ditekan, K3 dan koil Timer yang terhubung NC akan

mengaliri arus ke motor untuk menginduksi coil motor U, V, W

- Ouput koil K3 NC dipasang di antara T dan K2. Ouput K3 berfungsi menahan hubungan

arus ke K2. Ketika PUSH BUTTON ditekan, NC K3 berubah menjadi NO sehingga arus

tidak mengalir ke K2

- Timer akan melakukan countdown dari 5 ke 0

- Setelah timer selesai countdown, output NO K3 akan berubah ke NC dan menyebabkan


arus dari Timer (yang awal NO menjadi NC) akan mengaliri arus untuk menginduksi K2.
- Selanjutnya output K2 semula NO menjadi NC dan menginduksi koil Z, X, Y motor dan
aliran arus akan berpindah.

- Bila motor ingin dihentikan, tinggal menekan push button OFF yang akan mematikn
seluruh arus dari sumber (karena perpindahan dari NC ke NO nya, dan rangkaian push
button OFF dirtaruh di awal rangkaian. Yang artinya akan mempengaruhi rangkaian
selanjutnya).

6.6 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil rangkaian diatas dapat disimpulkan bahwa :

- K1 berfungsi sebagai coil daya atau Power Starter


- Pada saat Push Button dinyalakan, maka rangkaian K3 akan menyala. Hal ini
membuktikan bahwa starter motor (rangkaian Y) dilakukan oleh koil K3.
- Perpindahan arus ke koil selanjutnya (K2) dilakukan jika timer telah selesai countdown.
- Artinya koil K2 adalah rangkaian Delta nya.

Anda mungkin juga menyukai