Anda di halaman 1dari 15

MODUL 6

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK


KONEKTIVITAS KONTAKTOR

Disusun oleh Kelas 2F Kelompok 2:

(2) Ahmad Jihan Vikri A.S 2041170125


(15) Pad Sin Mulato 2041170014
(20) Syakinathun Mukharomah 2041170068
(21) Vernandhio Agustyasurya 2041170148

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK ELEKTRONIKA
2022
MODUL PRAKTIKUM 4

LEMBAR PENILAIAN

NAMA : …………………………………………………………

KELAS : …………………………………………………………

NIM : …………………………………………………………

TANGGAL PELAKSANAAN : …………………………………………………………

TANGGAL LAPORAN : …………………………………………………………

No. FAKTOR PENILAIAN NILAI

1. Pelaksanaan Praktikum

2. Laporan Hasil Praktikum

3. Nilai Akhir

4. Validasi Dosen TANGGAL:


KESELAMATAN KERJA PRAKTIKUM
1. Tegangan yang digunakan pada praktikum kali ini bisa mematikan dan membahayakan
anda. Jika ingin merangkai dan memodifikasi rangkaian percobaan harus pada saat
rangkaian tidak terhubung dengan sumber tegangan. Jangan menghubungkan terlebih
dahulu rangkaian percobaan ke sumber tegangan sebelum diperiksa oleh instruktur.
Jangan menyentuh setiap titik sambungan atau komponen elektrik pada saat rangkaian
hidup atau saat rangkaian telah terhubung dengan sumber tegangan. Berhati-hatilah
dengan pengkabelan anda, karena kesalahan dalam pengkabelan dapat menyebabkan
kerusakan pada peralatan serta membahayakan diri anda sendiri.
2. Jika terjadi keadaan darurat, arus listrik dapat diputus dengan mematikan Circuit
Breaker (MCB) atau menekan tombol OFF yang berada di meja instruktur.
3. Sebelum memposisikan rangkaian pada keadaan RUN, perlu dipastika terlebih dahulu
pengkabelan anda benar dan tidak ada hubung singkat.
4. Gunakan ampermeter dan wattmeter sesuai dengan rating yang diperlukan atau
dibutuhkan.
5. Dilarang menghubungkan tegangan DC pada mesin AC.

Ground-kan / ketanahkan seluruh mesin dan box ke pengetanahan netral panel sumber listrik.
MODUL 6
KONEKTIVITAS KONTAKTOR

6.1 TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:
• Menjelaskan prinsip kerja relay
• Menjelaskan prinsip kerja kontaktor
• Merangkai relay dengan beban

6.2 DASAR TEORI

a. Relay

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh
arus listrik. Secara prinsip, relai merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang
besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena
adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada
saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan
kontak saklar kembali terbuka.Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan
arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai
arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC).

Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC


dilengkapi dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang
terbaik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan
untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari
on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.

Konfigurasi dari kontak-kontak relay ada tiga jenis, yaitu:

• Normally Open (NO), apabila kontak-kontak tertutup saat relay dicatu

• Normally Closed (NC), apabila kontak-kontak terbuka saat relay dicatu


• Change Over (CO), relay mempunyai kontak tengah yang normal tertutup, tetapi
ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan membuat hubungan dengan
kontak-kontak yang lain.

Coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah
sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil.
Contact ada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan
Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close).Secara sederhana berikut
ini prinsip kerja dari relay : ketika Coil mendapat Energi listrik (energized), akan
timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan contact
akan menutup.

Gambar 1.1 Skema relay elektromekanik

Selain berfungsi sebagai komponen elektronik, relay juga mempunyai


fungsi sebagai pengendali sistem. Sehingga relay mempunyai 2 macam simbol
yang digunakan pada :

o Rangkaian listrik (hardware)

o Program (software)

Berikut ini simbol yang digunakan :


Gambar 1.2 Rangkaian dan simbol logika relay

Berikut ini rangkaian dan simbol macam-macam relay tersebut:

Gambar 1.3 Relay jenis Single Pole Double Throw (SPDT)

Gambar 1.4 Relay dengan contact lebih dari satu

✓ Cara kerja Relay:


Cara kerja relay sangat sederhana. Disini kita akan membahas relay pada umumnya.
Relay Segi (contoh : Hella, Bosch dll) relay terdiri dari 2 terminal trigger, 1 terminal
input dan 1 terminal output.

1. Terminal trigger : yaitu terminal yang akan mengaktifkan relay..seperti


alat electronic lainya relay akan aktif apabila di aliri arus + dan arus -.
Nah pada contoh relay yang kita gunakan terminal trigger ini adalah 85
dan 86.
2. Terminal input : yaitu terminal tempat kita memberikan
masukan..pada contoh adalah terminal 30
3. Terminal output : yaitu tempat keluarnya output pada contoh
adalah terminal 87.

B. Kontaktor
Kontaktor merupakan sebuah komponen listrik yang dapat digunakan untuk menyambungkan
atau memutuskan arus listrik bolak-balik (AC). Komponen ini biasa disebut juga dengan relay
contactor yang biasanya terdapat pada panel kontrol listrik. Pada panel kontrol listrik, kontaktor
sering digunakan sebagai saklar transfer dan interlock di sistem ATS. Kontaktor juga dapat
dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sensitif. Jadi sebuah kontaktor akan
berfungsi jika dialiri listrik yang mengenai kumparan tembaganya (coil). Sehingga didalam
kontaktor menimbulkan medan magnet yang menyebabkan kontak NO (Normally Open)
tertutup dan NC (Normally Close) akan terbuka.
✓ Prinsip kerja

Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan
beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka
dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya
yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan
bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan
terjadi magnetisasi dan menarik kontakkontaknya sehingga terjadi perubahan atau
bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu
mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan
pembukaan rangkaian listrik. maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat
pada gambar 2.2 berikut :

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Kontaktor

C. Push Botton
Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana yang
berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan
unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai device
penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan
(dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal.
Push Button Switch Sebagai device penghubung atau pemutus, push button
switch hanya memiliki 2 kondisi, yaitu On dan Off (1 dan 0). Istilah On dan Off ini menjadi
sangat penting karena semua perangkat listrik yang memerlukan sumber energi listrik pasti
membutuhkan kondisi On dan Off.
Karena sistem kerjanya yang unlock dan langsung berhubungan dengan operator, push button
switch menjadi device paling utama yang biasa digunakan untuk memulai dan mengakhiri kerja
mesin di industri. Secanggih apapun sebuah mesin bisa dipastikan sistem kerjanya tidak terlepas
dari keberadaan sebuah saklar seperti push button switch atau perangkat lain yang sejenis yang
bekerja mengatur pengkondisian On dan Off.
Prinsip Kerja Push Button Switch

Berdasarkan fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan, push button


switch mempunyai 2 tipe kontak yaitu NC (Normally Close) dan NO (Normally Open).

a. NO (Normally Open), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya terbuka


(aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan, kontak yang NO
ini akan menjadi menutup (Close) dan mengalirkan atau menghubungkan arus listrik.
Kontak NO digunakan sebagai penghubung atau menyalakan sistem circuit (Push
Button ON).

b. NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya tertutup


(mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar push button ditekan, kontak NC ini
akan menjadi membuka (Open), sehingga memutus aliran arus listrik. Kontak NC
digunakan sebagai pemutus atau mematikan sistem circuit (Push Button Off).

✓ Prinsip Kerja

Pada dasarnya, prinsip kerja push button adalah pemutus dan penyambung aliran
listrik. Namun dalam hal ini, ia tak bersifat mengunci. Jadi ia akan kembali ke posisi semua
saat selesai ditekan. Saat push button ditekan, ia menjadi bernilai HIGH dan akan
menghantarkan arus listrik.

D. Switch
Switch/saklar adalah komponen elektikal yang berfungsi untuk memberikan sinyal atau
untuk memutuskan atau menyambungkan sustu sistem kontol. Switch berupa komponen
kontaktor mekanik yang digerakan karena suatu kondisi tertentu. Switch merupakan komponen
yang mendasar dalam sebuah rangkaian listrik mauapun rangkaian kontrol sistem. Komponen
ini sederhana namun memiliki fungsi yang paling vital di antara komponen listrik yang lain.
Jadi switch/saklar pada dasarnya adalah suatu alat yang dapat atau berfungsi menghubungkan
atau memutuskan aliran listrik (arus listrik) baik itu pada jaringan arus listrik kuat maupun pada
jaringan arus listrik lemah. Yang memebedakan saklar arus listrik kuat dan saklar arus listrik
lemah adalah bentuknya kecil jika dipakai untuk peralatan elektronika arus lemah, demikian
pula sebaliknya semakin besar saklar yang digunakan jika aliran arus listrik semakin besar.

✓ Prinsip Kerja

Pada dasarnya, prinsip kerja switch adalah pemutus dan penyambung aliran listrik.
Namun dalam hal ini, ia tak bersifat mengunci. Jadi ia akan kembali ke posisi semua saat selesai
ditekan. Saat switch ditekan, ia menjadi bernilai HIGH dan akan menghantarkan arus listrik.

6.3 ALAT DAN BAHAN


a. Trainer
b. Power Supply 220V

6.4 PROSEDUR PERCOBAAN


a. Hubungkan trainer dengan sumber tegangan 220V
b. Buat rangkaian seperti dibawah ini

c. MY#1 mengartikan bahwa rangkaian harus melewati coil terlebih dahulu


d. Bila tidak trercantum MY#1 maka rangkaian diarahkan ke output dari relay
e. Analisa dan beri kesimpulan
6.5 ANALISA
a. Kontaktor 1

Kontaktor 1

Pada percobaan kali ini bertujuan untuk merangkai rangkaian untuk menyalakan
kontaktor dengan bantuan push button normally open.
• Kontaktor merupakan sebuah komponen listrik yang dapat digunakan untuk
menyambungkan atau memutuskan arus listrik bolak-balik (AC). kontaktor akan berfungsi
jika dialiri listrik yang mengenai kumparan tembaganya (coil).
• Push Button digunakan untuk memutus/menyambungkan aliran arus
• Trainer yang dihubungkan tegangan ac 220 volt yang terhubungan dengan MCB
• Tegangan positif 24 volt ke push button normally open (A)
• Output dari push button (C) disambungkan ke positif coil kontaktor
• Common contactor disambungkan ke tegangan netral pada sumber 24 volt.

Saat semua komponen tersambung dan MCB di on kan maka hasilnya untuk menjalankan
kontaktor dengan cara menekan push button, maka kontaktor akan berfungsi atau bergerak.
Bila push button dilepas, maka kontaktor tidak melakukan kontak

b. Kontaktor 2

Kontaktor 2

Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menguji fungsi coil dengan beban lampu, relay
dan push button.
• Trainer yang dihubungkan tegangan ac 220 volt yang terhubungan dengan MCB
• Mengecek kondisi MCB dalam keadaan OFF
• Tegangan positif 24 volt ke push button normally open (A)
• push button positive (A) disambungkan ke coil relay MY#1 (P)
• coil relay MY#1 (N) disambungkan port A dari MY#1
• Port B dari MY#1 disambungkan ke port (P) dari Lampu
• Port (N) dari lampu disambungkan ke Netral sumber tegangan
• Setelah rangkaian terpasang lalu pada mcb di ON kan

Setelah rangkaian diatas selesai, maka hasil yang didapatkan yaitu lampu menyala ketika
pushbutton ditekan. Bila push button tidak ditekan, maka relay juga tidak melakukan
kontak.

c. Relay 1

Relay 1

Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menguji rangkaian saat terjadi kerusakan.
Apakah emergency stop bekerja atau tidak saat ditekan serta jika dikasih coil atau tidaknya
apakah emergency stop bekerja atau tidak.
• Trainer yang dihubungkan tegangan ac 220 volt yang terhubungan dengan MCB
• Mengecek kondisi MCB dalam keadaan OFF
• Tegangan positif 24 volt ke E-STOP normally close (B)
• Output E-STOP (C) disambungkan ke push button (A)
• Common ( C ) push button disambungkan coil MY#1 poert (A)
• Port B dari MY#1 disambungkan ke port (P) dari Lampu
• Port (N) dari lampu disambungkan ke Netral sumber tegangan
• Setelah rangkaian terpasang lalu pada mcb di ON kan
Setelah rangkaian terpasang lalu pada mcb di on kan, ternyata pada pengujian 1 memakai coil
pada relay dan mengecek emergency stop ternyata bekerja, saat push button ditekan maka relay
akan bekerja dan menimbulkan suara. Saat emergency stop ditekan maka relay akan mati dan
tidak dapat bekerja. Prinsip ini digunakan untuk mengantisipasi saat rangkaian kebakar atau
rusak.

d. Relay 2

Relay 2

Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menguji rangkaian saat terjadi kerusakan apakah
emergency stop bekerja atau tidak saat ditekan tanpa diberi coil dan beban lampu serta
memakai normally open pada relay. Trainer yang dihubungkan tegangan ac 220 volt yang
terhubungan dengan MCB
• Mengecek kondisi MCB dalam keadaan OFF
• Tegangan positif 24 volt ke E-STOP normally close (B)
• Output E-STOP (C) disambungkan ke output relay (A)
• output relay ( C ) disambungkan ke port (P) lampu
• Port N dari dari lampu di sambungkan ke (N) sumber tegangan
• Setelah rangkaian terpasang lalu pada mcb di ON kan

Hasil praktikum diatas membuktikan bahwa rangkaian tidak berjalan. Hal ini dikarenakan
rangkaian tidak melalui coil, sehingga arus yang mengalir untuk menginduksi tidak ada.

e. Relay 3

Relay 3
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menguji rangkaian saat emergency stop bekerja atau
tidak saat ditekan, tanpa melewati pada relay, dan beban lampu tetapi memakai normally close
pada relay.

• Mengecek kondisi MCB dalam keadaan OFF


• Tegangan positif 24 volt ke E-STOP normally close (B)
• Output E-STOP (C) disambungkan ke output relay (B)
• output relay ( C ) disambungkan ke port (P) lampu
• Port N dari dari lampu di sambungkan ke (N) sumber tegangan
• Setelah rangkaian terpasang lalu pada mcb di ON kan

Hasil praktikum diatas membuktikan bahwa rangkaian tidak berjalan. Hal ini dikarenakan
rangkaian tidak melalui coil, sehingga arus yang mengalir untuk menginduksi tidak ada.

f. Relay 4

Relay 4

Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menguji rangkaian menggunakan switch, dimana
kondisinya saat emergency stop bekerja atau tidak saat diteka, dan dnegan beban lampu tetapi
memakai normally open pada relay.

• Mengecek kondisi MCB dalam keadaan OFF


• Tegangan positif 24 volt ke E-STOP normally close (B)
• Output E-STOP (C) disambungkan ke switch port (A)
• switch port (C) disambungkan ke port (P) MY#1
• Port (N) MY #1 disambungkan ke output relay port (A)
• output relay port (C) di sambungkan ke (N) sumber tegangan
• Setelah rangkaian terpasang lalu pada mcb di ON kan

Hasil praktikum diatas membuktikan bahwa rangkaian akan berjalan saat emergency stop tidak
ditekan. Pada saat saklar diputar ke kanan, maka relay akan aktif. Pada saat switch diarahkan
ke kiri, relay akan mati. Seluruh kondiis akan tidak berfungsi Ketika Emergency Stop ditekan
dan merubah posisi NC ke NO, yang mengakibatkan tidak ada aliran arus yang akan dialiri ke
rangkaian selanjutnya.

6.6 KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum diatas, dapat disimpulkan bahwa


- Rangkaian akan bekerja bila coil diberi tegangan. Ini dikarenakan untuik dapat
menggerakan actuator dari relay, medan magne harus ditimbulkan. Untuk menimbulkan
medan magnet tersebut, maka coil harus diberi relay.
- Emergency stop digunakan untuk mengehnetikna seluruh aktifitas rangkaian. Pada
industry, tombol digunakan bila terjadi insiden atau kecelakaan kerja agar seluruh
aktifitas mesin dapat berhenti

Anda mungkin juga menyukai