Anda di halaman 1dari 11

INSTALASI LISTRIK

Syafira Narendraduhita (17020083) Kimia Tekstil, Politeknik STTT Bandung

E-mail: rerenarendra1@gmail.com

Phone : 082247330625

Abstrak

Listrik merupakan suatu energi yang disalurkan melalui penghantar berupa kabel, arus listrik
terjadi dikarenakan muatan listrik mengalir dari saluraan positif ke saluran negatif. Listrik
dapat menimbulkan berbagai macam efek yang telah umum diketahui seperti petir, listrik statis,
induksi elektromagnetik dan arus listrik. Adanya listrik juga bisa menimbulkan dan menerima
radiasi elektromagnetik seperti gelombang radio. Dalam praktikum akan dilakukan percobaan
mengenai instalasi listrik dengan rangkaian yang menggunakan timer, kontaktor dan lampu.

I. PENDAHULUAN
Arus listrik hanya akan mengalir pada sebuah rangkaian tertutup. Ditunjukkan pada
gambar dibawah :

Gambar 1 – Wiring diagram instalasi listrik

Dimana dari sumber arus listrik bermuatan positif (+) dihubungkan dengan sebuah
saklar kemudian dihubungkan dengan sebuah beban (lampu L1 dan L2) dan sumber arus
listrik negatif (-) dihubungkan langsung ke beban. Cara kerja proses pemutusan atau
penyambungan arus listrik merupakan dasar dari sebuah instalasi listrik, komponen yang
berfungsi sebagai pemutus atau penyambung arus listrik pada sebuah saklar. Saklar yang
akan dipelajari dalam praktikum ini adalah berbagai jenis saklar yang
pengoperasiannyadengan cara mekanik seperti push button, SPST dan SPDT.

II. TUJUAN
1. Mampu membaca dan memahami cara kerja sebuah rangkaian kontrol sederhana yang
digunakan untuk mengontrol lampu dan kontrol starting motor.
2. Mampu membaca dan memahami cara kerja sebuah rangkaian instalasi listrik kemudian
merangkainya menjadi sebuah kejadian instalasi listrik yang dapat digunakan untuk
mengontrol beban sesuai rencana yang dibuat.

III. DASAR TEORI


Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang
baik di dalam maupun di luar bangunan untuk menyalurkan arus listrik ke titik beban.
Komponen-komponen instalasi listrik :
1. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay
menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan
Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi
sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :


 Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di
posisi CLOSE (tertutup)
 Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di
posisi OPEN (terbuka)
Gambar 2 – Gambar dan System Relay

2. Saklar

Saklar merupakan alat listrik yang sering digunakan. Saklar atau switch adalah suatu
komponen yang digunakan untuk memutus atau menyambungkan arus listrik. Cara
kerja saklar adalah apabila kedua komponen konduktor terhubung maka akan
mengalirkan arus listrik, dan apabila tidak terhubung maka sebaliknya. Sehingga pada
saklar terdapat istilah NO dan NC. NO (Normally Open) adalah komponen saklar yang
tidak dapat dialiri arus listrik, sedangkan NC (Normally Close) adalah komponen saklar
yang dapat dialiri arus listrik.

Gambar 3 – NO/NC pada saklar

Terdapat beberapa jenis saklar menurut terminalnya, terminal saklar yaitu terdapat pole
dan throw. Pole adalah terminal saklar yang menghubungkan arus ke pengantar dari
sumber/input, sedangkan throw adalah terminal saklar yang menghubungkan arus ke
pengantar menuju beban/output. Jenis saklar yaitu SPST, SPDT, DPST, DPDT, dll.
Gambar 4 – Jenis-jenis saklar beserta simbolnya

3. Timer
Timer merupakan komponen kontrol yang digunakan untuk mengatur waktu atau
menunda batas waktu. Timer bekerja dengan mengontrol kontak-kontak on/of dengan
waktu tertentu.

Gambar 5 - Simbol timer


4. Kontaktor Magnetik
Merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menyambungkan atau memutuskan
arus listrik AC. Kontaktor atau sering juga disebut dengan istilah relay kontaktor dapat
kita temui pada panel system listrik. Pada panel listrik kontaktor sering digunakan
sebagai system atau saklar transfer dan interlock pada system ATS. Prinsip kerja
kontaktor sama seperti relay, dalam kontaktor terdapat beberapa saklar yang
dikendalikan secara elektromagnetik. Pada suatu contactor terdapat beberpa saklar
dengan jenis NO (Normaly Open) dan NC (Normaly Close) dan sebuah kumparan atau
coil elektromagnetik untuk mengendalikan saklar tersebut. Apabila coil
elektromagnetik kontaktor diberikan sumber tegangan listrik AC maka saklar pada
kontaktor akan terhubung, atau berubah kondisinya, yang semula OFF menjadi ON dan
sebaliknya yang awalnya ON menjadi OFF.

Gambar 6 – Kontaktor magnetic

5. Push Button
Push button adalah perangkat dari saklar yang berfungsi untuk memutus dan
menghubungkan aliran listrik. Push button bekerja dengan cara apabila push button
ditekan maka aliran listrik dapat mengalir, sedangkan apabila push button dilepas maka
tidak teraliri arus listrik.

Gambar 7 – Prinsip kerja push button switch


6. MCB (Miniatur Circuit Breaker)
MCB atau umumnya disebut sekring bekerja dengan cara pemutusan hubungan yang
disebabkan oleh aliran listrik lebih dengan menggunakan electromagnet. Cara kerja
dari MCB ini adalah memanfaatkan pemuaian dari bimetal yang panas akibat arus yang
mengalir untuk memutuskan arus listrik. Kapasitas MCB menggunakan satuan Ampere
(A), Kapasitas MCB mulai dari 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A dll.

Gambar 8 – Miniatur Circuit Breaker

IV. METODE EKSPERIMEN


a. Alat dan Bahan
1. Voltmeter
2. Obeng Min dan Plus
3. Reseptor
4. Kontaktor Magnetik
5. MCB
6. Saklar SPST
7. Timer
8. Kabel
9. Timer
b. Skema Percobaan

Gambar 9 – Instalasi listrik pada posisi awal

Gambar 10 – Rangakaian listrik secara manual dan wiring diagram

c. Cara Kerja
- Membuat dan memahami wiring diagram instalasi listrik.
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
- Melakukan pengecekan sumber tegangan.
- Menentukan NO/NC pada push button.
- Memastikan pengaman MCB berfungsi.
- Memasang rangkaian mulai dari titik beban.
- Merangkai instalasi listrik sesuai wiring diagram dengan kabel penghubung.
- Memeriksa kembali rangkaian agar tidak terjadi kesalahan saat pengoperasian.
- Mengamati cara kerja rangkaian apakah sama dengan wiring diagram yang telah
dibuat atau tidak.

V. DATA PERCOBAAN

Gambar 11 - Rangkaian pada simulasi manual instalasi listrik sebelum saklar


dinyalakan

Gambar 12 – Wiring rangkaian percobaan

VI. DISKUSI
Berdasarkan data percobaan diatas, rangkain yang telah dibuat diaplikasikan pada
simulasi manual instalasi listrik. Pada praktikum kali ini, sebagai outputnya adalah lampu
dan timer selama 5 detik.
Setiap komponen pada instalasi listrik dihubungkan menggunakan kabel penghubung,
sesuai dengan nomor yang tertera di komponen rangkaian yang tekah ditentukan.
Rangkaian dihubungkan dengan cara melekatkan kabel penghubung pada tempatnya,
kemudian dikencangkan dengan obeng.
Saat praktikum yang pertama kali dilakukan adalah menghubungkan bagian bawah
wiring diagram, kemudian titik beban (sumber tegangan) bagian atas gambar wiring
diagram dan selanjutnya bagian tengah dari wiring diagram sampai semua terhubung
sesuai dengan wiring diagram. Lalu, memastikan pemasangan kabel penghubung telah
sesuai untuk menghindari konsleting.
Percobaan yang pertama setalah saklar dinyalakan arus akan langsung mengalir melalui
kontaktor sehingga menyebabkan keadaan kontaktor menjadi NC sehingga arus mengalir
pada network 2 dan menyebabkan 1 lampu menyala, seperti pada gambar dibawah sesuai
dengan hasil percobaan.

Gambar 13 – Pada wiring diagram network 2 menyebabkan 1 lampu menyala


Gambar 14 – Pada rangkaian manual network 2 menyebabkan 1 lampu menyala

Kemudian apabila push button ditekan maka lampu 1 pada network 2 tetap menyala
dan arus mengalir pada network 3, sehingga timer bekerja selama 5 detik (menghitung
mundur). Setelah itu lampu 2 menyala. Saat lampu 2 menyala, lampu 1 tetap menyala,
seperti pada gambar hasil percobaan dibawah :

Gambar 15 – Pada wiring diagram lampu 2 menyala setelah timer menghitung mundur
Gambar 16 – Pada rangkaian manual lampu 2 menyala setelah timer menghitung mundur

VII.KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa instalasi listrik
adalah suatu rangkaian yang dibuat dengan cara menghubungkan komponen satu ke
komponen lainnya menggunakan alat penghubung, sehingga rangkaian dapat
menghasilkan dan mengalirkan arus listrik. Berdasarkan wiring diagram yang telah dibuat
menggunakan software Festo Fluidsim dan rangkaian yang telah diaplikasikan pada
simulasi manual berjalan sesuai dengan perintah. Maka praktikum tersebut dapat
dikatakan berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/

https://teknikelektronika.com/pengertian-saklar-listrik-cara-kerjanya/

http://electric-mechanic.blogspot.co.id/2010/10/timer.html

http://zonaelektro.net/contactor/

http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-push-button-switch-saklar-tombol-tekan/
Putra, V.G.V., Endah dan Ngadiyono. 2019. Pengamtar Praktikum Mekatronika Tekstil.
Yogyakarta : CV Mulia Jaya.

Anda mungkin juga menyukai