Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillahirabbil’alamin segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT serta
shalawat dan salam disampaikan kepada Rasullullah SAW atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak blablablal,
selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pengarahan dan saran-saran
dalam menyempurnakan penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa Jaringan Telekomunikasi Digital
khususnya dan para pembaca umum. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Listrik 1 Fasa
Listrik 1 Phase mempunyai standart tegangan 220 Volt dan frekuensinya 50Hz. arus listrik
disalurkan oleh PLN yang menggunakan dua kawat penghantar yaitu kawan fasa dan kawat netral.
Jaringan listrik PLN menggunakan 3 fasa yang terdiri dari R,S,T dan netral. Listrik 1 fasa menghubungkan
salah satu dari ketiga fasa R,S,T bersama kawat netral ke beban atau perangkat elektronik yang
digunakan dirumah. Rata rata peralatan elektronik dirumah menggunakan instalasi 1 fasa, maka dari itu
kenapa PLN menggunakan 1 fasa pada setiap rumah. Tegangan 220V dapat dari perhitungan 380/√3
= 219,393102292, karena perbedaan sudut ditiap fasanya menghasilkan √3 atau 1,723
1 Fasa dalam kelistrikan
sistem kelistrikan terdiri atas tegangan, arus dan hambatan. Tegangan terjadi karena adanya
beda potensial antara 2 kutub. Sedangkan arus listrik terjadi karena perpindahan muatan listrik antara
dua kutub yang mempunyai beda potensial. Bila perpindahan muatan listrik tersebut melalui penghantar,
maka secara umum penghantar tersebut memiliki hambatan atau resitansi.
sistem kelistrikan secara umum ada 2 macam yaitu sistem listrik AC ( alternating current) atau
arus bolak - balik dan sistem listrik DC ( direct current) atau arus searah.
1. Sistem DC ( Arus searah)
sistem DC adalah sistem kelistrikan dimana muatan aliran listriknya adalah searah atau
terjadi pada arah ayng sama. COntoh sistem DC adalah peralatan yang menggunakan
battery atau accu sebagai sumber dayanya. Hal paling penting dalam sistem DC adalah
kutub positif (+) dan negatif (-) yang tidak boleh terbalik. Untuk lebih detilnya akan kami
bahas dalam artikel lainnya
2. Sistem AC ( Arus bolak balik)
sistem kelistrikan ini berbentuk gelombang sinusoidal dimana polaritasnya berubah -
ubah antara kutub positif dan negatif. Sistem kelistrikan ini sangat umum dipakai. suplai
listrik dari PLN menggunakan sistem AC. Hal yang membedakan dengan sistem DC adalah
kutub positif (+) dan negatif (-) boleh terbalik.
3. Fasa Tunggal
Selain itu, sistem kelistrikan juga mengenal istilah 1 phase atau single phase atau fase
tunggal dan 3 phase atau phase banyak. Sistem 1 phasa adalah sistem kelistrikan yang
menggunakan 1 gelombang sinusoidal seperti sistem kelistrikan AC secara umum.
Lihat gambar dibawah :

Gbr. gelombang sinusoidal pada sistem kelistrikan AC.


Sedangkan sistem 3 phase menggunakan 3 gelombang sinusoidal yang mempunyai
perbedaan sudut phase masing-masing 120 derajat. Mayoritas pelanggan listrik di
perumahan (daya dibawah 3500VA) umumnya menggunakan listrik 1 phase dengan
tegangan 220V. Perlu diketahui, tegangan listrik 220V berbahaya bagi makhluk hidup bila
mengalir melewati tubuh, atau biasa disebut kesetrum. Karena itu berhati-hatilah dalam
menggunakan listrik AC ini. Pada negara tertentu tegangan 1 phase ini memiliki rating
tegangan 110VAC, 115VAC, 120VAC, 127VAC, 220VAC, 230VAC. Memahami sistem
kelistrikan 1 phase akan menjadi dasar untuk memahami sistem kelistrikan 3 phase.
INSTALASI LISTRIK 1 PHASE

Instalasi Listrik 1 Phase

1. Definisi :
Definisi Instalasi Listrik 1 Phase adalah jenis instalasi listrik yang menggunakan 2 buah kawat
penghantar, yaitu 1 kawat penghantar untuk phase (Sumber/Tegangan) dan 1 kawat penghantar
lainnya untuk 0 (Netral). Sederhananya adalah sebuah Instalasi Listrik menggunakan 2 buah
kabel, yaitu 1 kabel yang memiliki tegangan dan 1 kabel netral.
2. Fungsi
Fungsi Instalasi Listrik 1 Phase digunakan untuk konsumen rumah tangga dengan
tegangan 220 volt.
3. Cara Pemasangan
Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase sangat sederhana karena hanya menggunakan 2
buah kabel. Kita bisa melihat aplikasinya dalam Instalasi Listrik Rumah.

Fungsi Lampu dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah sebagai sumber penerangan.
Fungsi Saklar dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah untuk memutus dan menyambungkan arus
listrik menuju peralatan, biasanya dihubungkan ke lampu. Sehingga kita bisa menyalakan atau
mematikan lampu.
Saklar terdiri dari 2 jenis, yaitu :
a. Saklar Tunggal (1 buah saklar dengan 1 buah tombol untuk menyalakan 1 buah
lampu)
b. Saklar Seri (1 buah Saklar yang berisikan beberapa tombol untuk menyalakan /
mematikan beberapa lampu secara terpisah).
4. Cara pemasangan Lampu dan Saklar dalam Instalasi Listrik 1 Phase
a. Pastikan MCB dari PLN dan MCB pembagi dalam kondisi OFF / Mati sebelum melakukan
Instalasi, untuk langkah pengamanan agar tidak tersengat aliran Listrik.
b. Siapkan peralatan-peralatan seperti (Tang potong, Tang Kombinasi, tespen dan obeng).
Sediakan 2 buah kabel dengan warna berbeda (Contoh : Merah & Hitam).
c. lakukan Instalasi kabel Phase / tegangan untuk Saklar terlebih dahulu, menggunakan kabel
merah sebagai tanda kabel Instalasi Phase / tegangan. Sambungkan kabel merah dari
meteran PLN menuju input MCB pembagi terlebih dahulu, sebagai pengaman untuk
menghindari korsleting yang terjadi dalam rangkaian instalasi.
d. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output MCB pembagi menuju salah satu
input terminal pada Saklar.Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output saklar
menuju salah satu terminal lampu.
e. Untuk Saklar Seri (Jumlah terminal output sesuai dengan banyaknya tombol yang tersedia).
f. Instalasi kabel 0 / Netral kita gunakan kabel berwarna hitam. Sambungkan kabel hitam dari
meteran PLN langsung menuju terminal lampu. Instalasi Listrik 1 Phase pada Lampu dan
Saklar sudah selesai, kini saatnya untuk uji coba rangkaian Instalasi yang telah kita kerjakan.

5. Langkah pengujian Instalasi Listrik 1 Phase pada Lampu dan Saklar


Nyalakan MCB meteran PLN, tes menggunakan tespen pada outputnya apakah aliran
listrik sudah ON / nyala. Jika sudah OK, nyalakan MCB pembagi. tekan tombol pada saklar,
maka lampu akan menyala, matikan tombol saklar maka lampu akan padam.

Instalasi 1 Phase Lampu & Saklar

6. Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase dihubungkan pada Stop Kontak


Fungsi Stop Kontak dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah sebagai penghubung antara
peralatan-peralatan listrik yang akan digunakan dengan sumber listrik yang berasal dari PLN.

Cara pemasangan Stop Kontak dalam Instalasi Listrik 1 Phase sebagai berikut :

a. Selalu pastikan MCB dari PLN dan MCB pembagi dalam kondisi OFF / Mati sebelum
melakukan proses Instalasi, sebagai langkah pengamanan agar tidak tersengat aliran Listrik.
b. Siapkan peralatan-peralatan seperti (Tang potong, Tang Kombinasi, tespen dan obeng).
Sediakan 2 buah kabel dengan warna berbeda (Contoh : Merah & Hitam).
c. lakukan Instalasi kabel untuk Phase / tegangan untuk Stop Kontak terlebih dahulu,
menggunakan kabel merah sebagai tanda kabel Instalasi Phase / tegangan.
d. Sambungkan kabel merah dari meteran PLN menuju input MCB pembagi terlebih dahulu,
sebagai pengaman untuk menghindari korsleting yang terjadi dalam rangkaian instalasi Stop
Kontak.
e. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output MCB pembagi menuju salah satu
input terminal pada Stop Kontak.
f. Instalasi kabel 0 / Netral untuk Stop Kontak menggunakan kabel berwarna hitam.
Sambungkan kabel hitam dari meteran PLN langsung menuju terminal Stop Kontak. Instalasi
Listrik 1 Phase pada Stop Kontak sudah selesai, kini saatnya untuk uji coba rangkaian
Instalasi yang telah kita kerjakan.
7. Langkah pengujian Instalasi Listrik 1 Phase pada Stop Kontak
a. Nyalakan MCB meteran PLN, tes menggunakan tespen pada outputnya apakah aliran listrik
sudah ON / nyala. Jika sudah OK, nyalakan MCB pembagi.
b. Kemudian tes lobang Stop kontak menggunakan tespen. Jika Instalasinya benar, maka
salah satu dari 2 lobang Stop Kontak teraliri listrik. Jika sudah OK, maka Stop Kontak siap
digunakan untuk menyambungkan peralatan-peralatan listrik. ikuti jalur Instalasinya pada
gambar dibawah ini.

Instalasi 1 Phase Stop Kontak


Untuk membantu dalam Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase berikut rincian
besaran Daya yang disediakan PLN beserta penggunaan MCB yang sesuai, dalam tabel di
bawah Ini :

INSTALASI LISTRIK 1 PHASE

No. Daya Terpasang (Volt Ampere) MCB/MCCB (Ampere)

1 250 1 X 1,2

2 450 1X2

3 900 1X4

4 1300 1X6

5 2.200 1 X 10

6 3.500 1 X 16

7 4.400 1 X 20

8 5.500 1 X 25

9 7.700 1 X 35

10 11.000 1 X 50

11 13.900 1 X 63
12 17.000 1 X 80

13 22.000 1 X 100

Dari data tabel diatas, penulis dapat mudah mengetahui besarnya daya listrik yang tersedia
dengan melihat besarnya MCB yang digunakan di meteran PLN. Sehingga dapat membantu
dalam Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase, dalam menentukan jumlah peralatan listrik
yang akan digunakan.

Contoh :
Jika dimeteran PLN terpasang MCB sebesar 6 Ampere, maka daya yang tersedia pada Instalasi
Listrik 1 Phase sebesar 900 VA. Sehingga kita harus memperkirakan jumlah
total pemakaian peralatan listrik dibawah 900 VA, agar MCB dimeteran PLN tidak trip / mati
karena kelebihan beban.

Anda mungkin juga menyukai