Anda di halaman 1dari 5

2.

1 Pengertian Gardu Induk

Gardu induk merupakan bagian yang tak terpisahkan dari saluran transmisi distribusi
listrik. Dimana suatu system tenaga yang dipusatkan pada suatu tempat berisi saluran
transmisi dan distribusi, perlengkapan hubung bagi,transfomator, dan peralatan pengaman
serta peralatan kontrol.

2.2 Perlengkapan Gardu Induk

Perlengkapan Gardu Induk :

1. Lightning Arrester / LA
2. Transformator instrument atau Transformator ukur
3. Transformator Tegangan Transformator Arus.
4. Transformator Bantu (Auxilliary Transformator).
5. Sakelar Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS).
6. Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB).
7. Sakelar Pentanahan atau Earthing Switch.
8. Peralatan SCADA dan Telekomunikasi.
9. Rele Proteksi dan Papan Alarm (Announciator).
10. Kompensator.

2.3 Jenis-Jenis Perwatan Gardu Induk

Dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi kita membedakan antara


pemeriksaan / monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam keadaan
operasi dan memelihara (kalibrasi / pengujian, koreksi / resetting serta memperbaiki /
membersihkan) dalam keadaan padam. Pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh
operator atau petugas patrol setiap hari dengan sistem check list atau catatan saja. Sedangkan
pemeliharaan harus dilaksanakan oleh regu pemeliharaan.

Jenis–jenis pemeliharaan peralatan adalah sebagai berikut :

1. Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan


dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan
kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi
kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai
adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan beroperasi atau tidak
beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa.
Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base
Maintenance).

2. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang


dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tibatiba dan untuk
mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. Kegiatan
ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada : Instruction Manual dari
pabrik, standar-standar yang ada (IEC, CIGRE, dll) dan pengalaman operasi di lapangan.
Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base
Maintenance).

3. Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada


waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah
pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi
semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga
Curative Maintenance, yang bisa berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian
yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana.

4. Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan


mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat. Pelaksanaan pemeliharaan
peralatan dapat dibagi 2 macam :
a. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator atau
petugas patroli bagi Gardu Induk yang tidak dijaga (GITO – Gardu Induk Tanpa
Operator).
b. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan.
Pemeliharaan Gardu Induk

I. Gangguan listrik dan cara pencegahannya


Gangguan pada gardu induk erat sekli hubungannya dengan pemelihraannya. Oleh
karena itu, kebijaksanaan pemeliharaan guna menjamin operasi yang stabil harus dijabarkan
dari analisa gangguan.  Banyaknya gangguan yang terjadi karena karena pemeliharaan yang
kurang baik serta peralatan yang rusak. Jadi jelas bahwa banyak hal yang perlu diperhatikan
dalam pemeliharaan guna mencegah terjadinya gangguan. Untuk dapat mengambil
kesimpulan yang lebih tepat jumlah peralatan yang terganggu, lamanya peralatan itu
bertugas, kondisinya waktu terjadi gangguan dan sebagainya, perlu dipejari lebih mendalam.
Pemeliharaan bertujuan meningkatkan hasil kerja (performance) peralatan, deteksi kerusakan
secepat mungkin dan mencegah gangguan sebanyak dan seluas mungkin.
Tugas pemeliharaan terperinci sebagai berikut :
a. Patroli harian, inspeksi dan perbaikan; Selama operasi, peralatan diperiksa
oleh indra manusia dan instrument-instrumen pengukur. Pembersihan dan perbaikan
kecil dapat juga dilakukan selama operasi. Hal-hal yang dianggap harus dicatat.
b. Inspeksi tetap (regular) dan perbaikan; Selain peralatan yang dapat diperiksa
setiap hari, ada sekelompok peralatan lain yang harus diperiksa secara teratur. Dengan
menggunakan indra, perkakas serta alat pengukur dan penguji dilakukan pekerjaan
inspeksi tersebut, dan bila perlu perbaikan.
c. Inspeksi khusus dan perbaikan; Inspeksi khusus dan perbaikan dilaksanakan
bila kelihatan adanya ketidaknormalan pada inspeksi biasa, bila peralatan terlalu
sering digunakan dan bila ada gangguan yang serius pada peralatan yang sama
jenisnya.
II. Gangguan listrik dan penaggulangannya
Bila gangguan terjadi, maka penanggulangannya tergantung dari jenisdan derajat
kegawatan gangguan tadi. Gangguan yang dapat diperkirakan sebelumnya,
penanggulangannya tertulis dalam buku petunjuk. Bila diperkirakan bahwa gangguan terjadi
dalam lingkungan gardu, maka gangguan itu harus segera diatasi dan dilaporkan pada pusat
pembagi beban. Bagian yang bertugas melakukan perbaikan mengusahakan agar peralatan
yang rusak segera dapat diperbaiiki serta mengurangi pengaruh gangguan dengan
menyediakan pekerja dan bahan yang diperlukan, gardu induk mobil, dan sebagainya. Untuk
memungkinkan perbaikan dengan cepat disediakan sejumlah bagian pengganti (spare parts)
dalam jumlah yang cukup dan jenis yang sesuai. Hal ini tergantung dari kondisi geografis dan
pentingnya gardu, fungsinya dalam system, kondisi operasi, jumlah gangguan, harga dan
waktu penyediaan bagian pengganti, serta lamanya peralatan beroperasi.
Kecenderungan terjadi kecelakaan karena kejutan listrik  mungkin saja terjadi bila
kondisi kerja dan cara kerja yang kurang aman. Cara-aacara membuat kondisi kerja aman
adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan daftar-check pekerjaan; Daftar ini m,emuat detail persiapan dan


pelaksanaan kerja satu per satu, prosedurnya, standar penilain keamanannya,
perhatian khusus yang harus diberikan dan sebagainya.
b. Membuat konstruksi penopang yang diperlukan dan jarring pengaman untuk
mencegah kontak dengan bagian-bagian bertegangan.
c. Memasang tanda-tanda larangan masuk, bahaya, dan sebagainya.
d. Memberi tanda pengaman di tempat kerja berupa tali, papan pemberitahuan, bendera
dan sebagainya.
e. Menggunakan peralatan pengaman, misalnya topi pengaman, ikat pinggang
pengaman, sarut tangan karet, sepatu karet dan sebagainya.
f. Menegaskan pemberian tanggung jawab antara pekerja operasi dan pemeliharaan;
Sebelum pekerjaan (perbaikan) dimulai, prosedur pengamanan menjadi tanggung
jawab petugas operasi, yang kemudian menyerahkan kepada petugas pemeliharaan.
Sesudah pekerjaan selesai, tanggung jawab ini diserahkan kembali kepada petugas
opersi.

Daftar Inventaris
LEMBARAN INVENTARIS
Lembar ke :

No. Tingkat
Keterangan Fasilitas Lokasi Kelompok Priorita Keterangan
Identitas s

01 Lightning Arrester (LA) Workshop Pengaman 5


Transformator instrument
02 Workshop Alat Ukur 5
atau Transformator ukur

Transformator Tegangan
03 Dan Workshop Alat Ukur 5

Transformator Arus
04 Transformator Bantu Workshop Alat Ukur 5
(Auxilliary Transformator)
05 Sakelar Pemisah (PMS) Workshop Pengaman 5

06 Sakelar Pemutus Tenaga Workshop Pengaman 5


(PMT)
07 Sakelar Pentanahan Workshop Pengaman 5

Peralatan SCADA dan


08 Workshop Alat Ukur 5
Telekomunikasi

Rele Proteksi
09 Dan Workshop Pengaman 5

Papan Alarm (Announciator)


10 Kompensator Workshop 5

Anda mungkin juga menyukai