Anda di halaman 1dari 2

MENGATASI ANOMALI CB MERK ABB TYPE LTB 170D1/B

GAGAL CLOSE DARI REMOTE

NGESTI BAYU SATRIO ANGGODO


nbayusatrio10@gmail.com

PT PLN (Persero) UNIT INDUK TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
UNIT PELAKSANA TRASMISI BALI

ABSTRAK 2.1. Pengertian dan Fungsi PMT

Suatu peralatan yang beroperasi secara PMT (Circuit Breaker) merupakan


kontinyu dituntut untuk selalu siap beroperasi peralatan saklar/ switching mekanis, yang
menurut fungsi yang sudah di rancang. mampu menutup, mengalirkan dan memutus
Sebagaimana fungsi PMT (Circuit Breaker) arus beban dalam kondisi normal sesuai
harus selalu siap untuk beroperasi baik pada denga ratingnya serta mampu menutup,
saat kondisi normal, kondisi emergency mengalirkan (dalam periode waktu tertentu)
ataupun pada saat kondisi gangguan. dan memutus arus beban dalam spesifik
Kegagalan PMT untuk beroperasi dapat kondisi abnormal/gangguan sesuai dengan
mengakibatkan terlambatnya suatu pekerjaan ratingnya. IEEE C37.100:1992 (Standard
ataupun kegagalan suatu sistem. Untuk definitions for power switchgear).
menjaga dan mempertahankan PMT agar dapat
bekerja sebagaimana fungsinya, maka segala Fungsi utamanya adalah sebagai alat
ketidaknormalan harus segera diatasi. pembuka atau penutup suatu rangkaian listrik
dalam kondisi berbeban, serta mampu
BAB I membuka atau menutup saat terjadi arus
PENDAHULUAN gangguan (hubung singkat) pada jaringan atau
peralatann lain.
Listrik merupakan kebutuhan vital di
hampir setiap aktivitas kehidupan manusia. 2.2. Penyelesaian Masalah
Dalam sistem penyaluran energi listrik, Gardu
Induk merupakan penghubung untuk 2.2.1. Investigasi PMT Gagal Close
memenuhi energi listrik pada setiap daerah baik a. Memeriksa coil close PMT, dapat
itu dalam lingkup provinsi, kota, kecamatan, dilakukan dengan cara mengukur
maupun desa. Pada setiap Gardu Induk terdapat tegangan negatif pada coil close
berbagai macam peralatan yang berperan (apabila dalam bay tersebut tersedia
masing-masing sesuai dengan fungsi dan fasilitas TCS maka kita dapat melihat
kegunaannya. melalui rele TCS)

Dalam memenuhi kebutuhan energi


listrik bagi masyarakat, PLN berupaya untuk
menjaga semua peralatan agar selalu dalam
kondisi prima. Dengan kata lain, sekecil apapun
anomali atau ketidaksesuaian harus segera
ditangani. Anomali sering kali muncul pada
saat yang tidak diduga-duga atau pada saat
kondisi krusial seperti pada saat akan
dinormalkannya sebuah sistem transmisi. Maka
dari itu, insan PLN harus mampu menyiapkan
sebuah strategi untuk mengatasi hal-hal
tersebut. b. Mengukur kesiapan tegangan positif
pada K19A (close PMT) pada control
BAB II cabinet block terminal RSO No. 22
ANOMALI PMT GAGAL CLOSE
2.2.2. Temuan Masalah
Setelah dilakukan langkah-langkah
investigasi pada Sub Bab 2.2.1. dari poin a s/d
e diketahui bahwa rangkaian closing tidak
K19A ditemukan kegagalan kontak, namun saat
dilakukan pengukuran sesuai dengan langkah
pada poin f diketemukan kegagalan kontak
rangkaian closing pada switch S3 (Pole selector
c. Mengukur kesiapan tegangan positif switch).
pada box PMT block terminal X1 No.
610 2.2.3. Tindak Lanjut Masalah
Dilakukan penjumperan pada selector
switch S3 yang mengalami gagal kontak
(dengan catatan tidak menghilangkan kaidah
control dan proteksi).

BAB III
d. Ukur tegangan positif pada rele K11 PENUTUP
pada No. 12 dan No. 11 (SF6
Supervision rele) 3.1. Kesimpulan
1. Penyebab terjadinya gagal close pada
PMT merk ABB Type LTB 170D1/B
yaitu karena selector switch S3 rusak
2. Setelah dilakukan modifikasi wiring
(penjumperan) PMT dapat
dioperasikan dengan normal.

3.2. Saran
1. Selalu dilakukan pengecekan kondisi
e. Ukur tegangan positif pada rele K3 peralatan control pada saat
No. 12 dan No. 11 (Antipumping rele) pemeliharaan
2. Dilakukan pengencangan baut dan
terminal peralatan control saat
pemeliharaan
3. Melakukan simulasi uji control saat
pemeliharaan.

3.3. Referensi
1. SKDIR PLN No. 0520

f. Ukur command positif di coil closing


(coil dilepas)

Anda mungkin juga menyukai