Protective relay adalah suatu alat yang bila di-energize oleh arus atau tegangan
ataupun kedua-duanya akan memberi reaksi pada magnitude dan hubungan antara
kedua-duanya untuk menunjukkan atau mengisolasi kondisi operasi yang tidak
normal. Pada dasarnya relay terdiri dari suatu element operasi dengan sepasang
kontak.
Elemen operasi menerima informasi dari instrument transformer (CT, PT) dalam
bentuk arus atau tegangan yang menampilkan operasi pengukuran yang kemudian
akan membuat gerakan sepasang kontak. Bila kontak close akan muncul sinyal alarm
atau circuit breaker trip untuk mengisolasi bagian sistem yang mendapat gangguan.
Pada umumnya relay bekerja secara elektro magnet, namun sekarang ini telah
banyak menggunakan peralatan elektronik atau dengan peralatan solid state.
1. Tipe Plunger
Tipe pertama dan kedua merupakan tipe relay yang menggunakan daya tarik magnet.
Pada relay jenis ini, armature akan ditarik masuk kedalam coil atau permukaan kutub
elektromagnet. Prinsip ini dapat digunakan pada suplai arus AC ataupun arus DC.
1
Gambar 1. Relay tipe Plunger
Kontruksi relay tipe plunger terdiri atas suatu pelat atau cylinder armature yang
ditarik naik atau turun agar masuk kedalam coil solenoid. Armature akan
mengangkat moving contact yang akan bertemu dengan stationary contact saat
armature pickup. (gambar 1).
Kontruksi hinged armature terdiri dari suatu pelat datar atau armature tipe lempengan
yang bertumpu pada suatu titik tetap ketika ditarik ke permukaan kutub
elektromagnet. Armature akan mengangkat moving contact (gambar 2)
Elemen Induction disk terdiri atas suatu piringan metal yang terbuat dari tembaga
atau Almunium yang berputar diantara permukaan kutub electromagnet.
Ada 2 cara yang biasa digunakan untuk menggerakkan relay tipe Induction Disk.
Salah satunya adalah metoda shaded pole (kutub bayangan) dimana sebagian
permukaan kutub electromagnet dihubungkan singkat oleh cincin tembaga atau suatu
kumparan agar flux pada bagian tersebut ketinggalan sudut dari bagian yang tidak
diberi kutub bayangan (gambar 3).
2
Metode lainnya ialah tipe Watt Metric yang menggunakan sepasang coil diatas disk
dan sepasang lainnya berada di bawah disk (gambar 4). Moving contact pada relay
jenis ini digerakkan pada poros putar dari elemen disk seperti pada gambar 3.
4. Induction Cup
Elemen Induction Cup terdiri atas sebuah cylinder metal yang salah satu ujungnya
tertutup seperti mangkok yang berputar didalam celah udara diantara permukaan
kutub – kutub dan tengah – tengah inti. Sekarang ini relay tersebut menggunakn 4
atau 8 permukaan kutub simetris di sekitar lingkungan cup (gambar 5).
3
Gambar 5. Relay tipe Induction Cup
Tidak ada cara praktis untuk dapat menunda gerakan plunger maupun hinged
armature sehingga relay ini digunakan bila membutuhkan trip instantaneous. Elemen
Induction Disk sering digunakan sebagai elemen time delay karena membutuhkan
inertia yang tinggi untuk menggerakkan piringan.
Elemen time delay dapat ditambahkan dengan magnet permanen atau pegas. Dengan
demikian gerakan piringan diantara kutub-kutub magnet permanen dapat diperlambat
yang mengakibatkan tertahannya induksi atau karena gaya lawan pegas yang kedua –
duanya dapat di-set untuk melawan gerakan piringan yang dapat diatur pada
beberapa persentase lebih dari gaya yang biasa dibutuhkan untuk menggerakkan
piringan.
Karena bagian yang berputar dari unit Induction Cup menpunyai inertia yang rendah
maka gerakannya akan lebih cepat sehingga relay tipe ini dapat digunakan untuk
operasi Instantaneous. Karena terdiri dari beberapa kutub maka relay ini dapat
digunakan untuk mengukur besaran listrik untuk harga yang tinggi.
Pada umumnya ada 3 faktor yang dibutuhkan suatu relay proteksi agar dapat bekerja
dengan baik, yaitu :
a. Sensitivitas
b. Selectivitas
c. Speed
a. Sensitivitas
Sumber tenaga listrik pada pabrik umumnya menggunakan Generator sendiri yang
bekerja dengan kapasitas penuh. Dengan demikian, ada batasan beban yang dapat
4
ditahan oleh sistem. Kondisi inilah yang menentukan standard sensitivitas relay.
Relay harus cukup sensitif agar dapat beroperasi di bawah kondisi minimum yang
diharapkan untuk melepaskan suatu gangguan.
b. Selektivitas atau Diskriminasi.
Selektivitas suatu relay proteksi ialah kemampuan untuk melihat suatu gangguan
dan mentripkan Circuit Breaker sesedikit mungkin untuk membebaskan
gangguan. Relay harus mampu memilih mana gangguan yang harus diisolasi dan
mana yang tidak diisolasi diantara peralatan- peralatan yang diproteksi.
c. Speed
Relay harus dapat bekerja dengan kecepatan (speed) yang sesuai. Bagian dari
sistem yang mendapat gangguan harus sesegera mungkin diisolasi karena semakin
lama gangguan terjadi semakin besar kemungkinan kerusakan merambat ke
rangkaian- rangkaian lainnya yang masih baik.
KARAKTERISTIK RELAY.
Relay dapat diaktifkan oleh besaran tunggal seperti arus, tegangan atau kedua-
duanya. Bila relay digerakkan oleh suatu besaran tunggal, maka responsinya
hanyalah merupakan perbandingan besaran terhadap waktu. Biasanya hubungan
antara besaran tersebut ditunjukkan sebagai grafik yang dikenal dengan karateristik
kerja suatu relay.
Bila relay diaktifkan oleh 2 buah besaran, maka karakteristiknya ditunjukkan dalam
rumusan magnitude dari suatu besaran dan sudut phasa diantara kedua besaran.
5
Dapat juga digunakan untuk hubungan antara magnitude dari dua besaran.
FUNGSI RELAY
6
Sebagai contoh mari kita lihat diagram satu garis dari incoming circuit breaker atau
proteksi busbar pada gambar 10 berikut ini.
7
Gambar 10b. Skematik Diagram Incoming Feeder untuk Secondary Selective
1. Malfunction Transformer
2. Hilangnya tegangan pada salah satu phasa
3. Pemindahan beban
Pada MCC, relay ini hanya digunakan untuk memeriksa synchron tidaknya 2 buah
feeder agar bustie breaker dapat di closing secara Manual Atau Auto.
8
Relay nomor 27 adalah relay Instantancous Undervoltage yang digunakan untuk
memproteksi peralatan downstream terhadap penurunan tegangan.
Relay nomor 27x adalah auxiliary dari relay nomor 27 yang dilengkapi dengan
peralatan time delay agar breker tidak trip sewaktu timbul tegangan kedip. Bila
terjadi tegangan kedip dengan waktu dibawah setting time delay maka relay 27x
akan direset oleh relay nomor 27.
Relay nomor 83 adalah relay transfer yang diaktifkan oleh relay 27x bila waktu
turunnya tegangan melewati setting time delay dan dengan otomatis akan membuka
cicuit breaker incoming 24.
Relay nomor 51 adalah relay overcurrent dengan time delay yang digunakan untuk
memproteksi peralatan pada upstream busbar terhadap gangguan Overcurrent.
Relay nomor 86 adalah lockout relay yang hanya dapat direset secara manual. Relay
ini menerima sinyal dari relay 51 dan membuka breaker incoming dan menguncinya
agar tetap terbuka sebelum relay 86 direset.
Catatan :
Bila ada 2 buah feeder ke busbar yang disebut sistem secondary selective maka bus
tie-breaker juga akan dikunci dalam keadaan terbuka sehingga tidak ada hubungan
singkat yang dapat dipindahkan ke feeder kedua.
TRANSFORMATOR INSTRUMENT.
Transformator instrument merupakan bagian yang sangat penting dari setiap sistem
peralatan relay proteksi. Alat ini digunakan untuk mentransformasikan tegangan atau
arus yang tinggi ke harga yang sesuai dengan relay, meter ataupun alat ukur lainnya
yang pada umumnya tegangannya dibatasi sampai 120 V atau arus sebesar 5 A.
Kwalitas hasil sekundernya harus cukup baik, tidak mempengaruhi ketelitian dan
penampilan sistem.
Fungsi kedua yang sama pentingnya adalah sebagai transformator isolasi untuk
mengisolasi rangkaian primer dan sekunder sehingga lebih menyederhanakan
9
konstruksi alat-alat ukur dan memberi keamanan pada pekerja yang menggunakan
peralatan tersebut.
Kedua tipe ini berfungsi sebagai isolator diantara primer yang tegangannya tinggi
dan rangkaian sekunder yang bertegangan rendah.
Sisi primer transformator tegangan dihubungkan ke fasa-fasa atau fasa netral dan
arus yang mengalir melalui kumparan ini akan membangkitkan flux di dalam inti.
Karena inti menghubungkan kumparan primer dan sekunder maka tegangan akan
diinduksikan ke dalam kumparan sekunder. Perbandingan tegangan primer dan
sekunder sebanding dengan perbandingan lilitan pada kumparan primer dan sekunder
dan pada umumnya menghasilkan tegangan 110 atau 120 V (gambar 11).
Transformator arus berbeda dengan transformator tegangan dimana kumparan primer
trafo arus dihubungkan seri dengan jala-jala suplai. Arus primer dan sekunder
berbanding terbalik dengan perbandingan lilitannya yang pada umumnya akan
menghasilkan arus sekunder sebesar 5 A, bila arus yang mengalir pada rangkaian
primer sebesar kapasitasnya (gambar 12).
POLARITAS.
Pada dasarnya polaritas sekunder sama dengan polaritas primer. Untuk membantu
menandai polaritas terminal yang tepat bisa ditandai pada terminal primer dan
sekunder. Bila arus sedang mengalir masuk ke terminal primer yang diberi tanda
maka arus sedang mengalir keluar dari terminal sekunder yang ditandai.
10
RANGKAIAN SEKUNDER YANG TERBUKA.
PERINGATAN.
Rangkaian sekunder CT tidak boleh terbuka selama primernya masih dialiri arus.
Alasannya adalah : Arus primer akan menaikkan kerapatan flux dan inti menjadi
jenuh dan membangkitkan tegangan induksi yang tinggi di dalam kumparan
sekunder yang dapat membahayakan manusia dan bisa merusak peralatan yang
masih terhubung.
Impedansi rangkaian terbuka lebih tinggi dari impedansi rangkaian tertutup. Dengan
demikian tegangan induksi jauh lebih tinggi bila rangkaian kumparan sekunder
terbuka. Yakinkan bahwa rangkaian sekunder dalam keadaan tertutup dengan
menghubungkannya ke suatu peralatan atau dihubungkan singkat pada terminalnya,
juga dianjurkan untuk menghubungkan singkat rangkaian sekunder CT selama tidak
digunakan misalnya sewaktu disimpan di gudang ataupun sewaktu pengiriman.
DEMAGNETISASI
Inti trafo arus dapat menjadi magnet akibat masuknya arus searah kedalam kumparan
atau sewaktu mengukur tahanan kumparan ataupun akibat pengaruh lainnya. Bila inti
CT menjadi magnet maka perlu menghilangkan kemagnetannya sebelum digunakan.
Trafo arus harus di-demagnetisasi terlebih dulu sebelum melakukan pengetasan
ketelitiannya (accuracy test).
Pemilihan ratio CT untuk breaker feeder adalah berdasarkan normal full load dan
rencana penambahan beban dikemudian hari. Rating kontinu CT biasanya dipilih
lebih besar dari arus beban penuh. Dengan demikian arus sekunder CT akan dibawah
5 A. Harga ini cukup memuaskan karena rating kontinyu pada sebagian besar relay
dan meter adalah 5 A. Bila kemudian hari ada penambahan beban maka kita tidak
lagi memikirkan penggantian CT.
Contoh :
b. Relay Differential.
CT yang digunakan untuk relay bus differential harus mempunyai rating ampacity
primer yang sama atau lebih besar dari bus tersebut selama CT dapat melihat arus
12
yang sama dengan ampacity bus switchgear. Pembahasan mengenai ratio CT yang
tinggi terhadap yang rendah dapat sesuai untuk pemakaian ini. Pemeriksaan awal
dari penggunaan relay bus differential akan menunjukkan bahwa operasi CT yang
rationya lebih rendah akan menjadi lebih sensitif. Sebaliknya ratio CT yang lebih
tinggi biasanya tidak mencapai saturasi sehingga timbul error pada arus sekunder CT
yang digunakan pada peralatan proteksi differential yang lebih kecil. Memilih ratio
CT yang lebih tinggi secara filosofi lebih disukai seperti untuk relay diffential
dengan tujuan agar mendapatkan sensitifitas yang berbeda. Dengan demikian
persyaratan dalam pemilihan ratio CT adalah berdasarkan ampacity bus yang akan
diproteksi menjadi suatu pengecualian.
CT yang akan digunakan untuk proteksi bus dengan differential overcurrent harus
selalu mempunyai tipe dan ratio yang sama. Bila satu model CT dipilih untuk
digunakan pada incoming breaker dan yang lainnya untuk semua breaker feeder
dimana perbedaan karakteristik saturasi CT dapat menimbulkan error arus yang besar
daripada menggunakan model semua CT nya sama. Setting relay differential yang
kurang sensitif akan membutuhkan untuk melihat error arus yang lebih besar
didalam relay differential overcurrent. Oleh sebab itu disarankan menggunakan
hanya ratio dan tipe CT untuk mempermudah penggunaan relay. CT untuk proteksi
diffential untuk motor ataupun generator harus sama atau sedikit lebih tinggi dari
arus beban penuh. CT pada fasa dan netral harus dari jenis dan ratio yang sama untuk
menghindari perbedaan saturasi.
Rating primer CT yang digunakan pada relay differential untuk transformator adalah
2-3 kali rating transformator tipe pendingin sendiri. CT differential yang digunakan
pada power transformator dengan hubungan delta maka sekundernya harus
dihubungkan bintang.
Factor utama didalam rumus 2 kali rating transformator pendinginan sendiri adalah
untuk memungkinkan rating transformator dapat dinaikkan melalui penambahan
sarana pendingin. Power transformator dengan pendinginan sendiri dengan rating 1
MVA atau lebih dilengkapi dengan system pendingin tambahan untuk menaikkan
ratingnya sampai 166.6% dari sistem pendingin sendiri.
Bila terjadi gangguan di dalam transformator, ratio CT harus cukup besar untuk
menghindari arus sekunder CT merusak relay differential transformator.
13
KATEGORI DASAR PROTEKSI.
a. Tipe terbatas
Proteksi tipe terbatas adalah suatu proteksi yang hanya mengawasi suatu daerah
terbatas atau suatu bagian khusus.
Proteksi tipe tak terbatas mengawasi batasan sistem kedepan, kebelakang sumber
daya ataupun kearah kedua-duanya.
Relay Under Voltage ialah relay yang mendeteksi turunnya tegangan sistem yang
bilamana penurunan tegangan tersebut melebihi harga setting maka relay akan
bekerja dan memutuskan aliran daya listrik untuk beban yang diproteksinya.
Relay jenis ini banyak digunakan pada jaringan distribusi listrik untuk menjaga level
tegangan pada harga minimum tertentu seperti pada motor- motor penggerak pompa.
Keuntungan menggunakan relay Under Voltage pada instalasi pompa- pompa listrik
agar motor dapat beroperasi pada kerja nominal.
Keseimbangan dari kerja motor dapat dicapai dengan menggunakan relay Unballance
karena apabila motor tidak diproteksi terhadap kerja yang ubnormal yang dapat
menimbulkan panas yang berlebihan pada kumparan motor yang pada akhirnya dapat
menimbulkan hubungan singkat dan motor akan terbakar.
15
16
Gambar 3.4. Contoh rangkaian Relay Under Voltage
Makin cepat waktu kerja relay maka pada umumnya harga relaynya akan semakin
mahal.
Selektivitas berkaitan dengan kemampuan sistem proteksi secara keseluruhan untuk
membatasi pemisahan bagian-bagian sistem sekecil mungkin pada saat timbul
gangguan. Makin selektif suatu sistem proteksi maka makin banyak jenis dan jumlah
relay yang digunakan.
Ketergantungan atau dependability relay proteksi atau system proteksi tidak hanya
mangacu pada keandalan relay itu sendiri tapi juga mengacu pada pemilihan dan
perencanaan yang tepat dari peralatan bantu yang diperlukan untuk operasinya
seperti trafo arus (CT) dan trafo tegangan (PT).
Keamanan berkaitan dengan operasi relay tanpa kesalahan yang berhubungan erat
dengan setting relay yang digunakan sudah benar. Kenaikan tingkat keamanan
dibarengi dengan kenaikan jumlah dan jenis relay yang digunakan.
Proteksi Overcurrent yang merupakan proteksi dasar adalah yang menggunakan fuse
maupun relay yang memonitor arus secara terus menerus. Proteksi Overcurrent
berbeda dengan proteksi overload yang memonitor panas yang ditimbulkan I2R
sebagai bayangan panas. Jadi dalam hal ini relay overcurrent merupakan proteksi
terhadap arus lebih yang diakibatkan oleh gangguan tapi bukan karena beban lebih.
Pada sistem distribusi 3 fasa, proteksi Overcurrent dapat menggunakan 2 buah relay
Overcurrent yang dihubungkan pada 2 diantara 3 phasa . Pemasangan relay ketiga
biasanya akan mengalami backup untuk menaikkan keandalan sistem proteksinya.
Secara ringkas dapat dijelaskan prinsip kerja relay Overcurrent sebagai berikut :
1. Relay secara terus menerus memonitor arus pada penghantar fasa yang biasanya
nilai arusnya diturunkan melalui CT.
2. Bila relay mendeteksi arus yang lebih tinggi dari arus setting maka kontak relay
akan menghubungkan atau membuka power ke Tripping Coil untuk membuka
18
Circuit Breaker. Hubungan Tripping Coil terhadap supply bisa dengan shunt
ataupun seri.
Berdasarkan teknologinya.
a. Relay elektromekanik
b. Relay elektronik atau relay statis
19
1. Definite time Overcurrent relay
2. Inverse time Overcurrent relay
Menurut British Standard (BS-142), Inverse time Overcurrent relay dibedakan atas
waktu kerja pada arus sebesar 10 Ia (Ia = setting arus) yaitu :
1. Normal Inverse 3
2. Inverse 1
3. Long Inverse 20
4. Very Inverse 1.5
5. Extremely Inverse 0.6
Daerah kerja relay ini dipengaruhi oleh impedans sistem, terutama impedans di sisi
sumber daya. Penerapan relay ini sangat banyak dan biasanya digunakan pada zona
individu seperti untuk Generator, Transformator yang hanya memonitor satu daerah
beban saja.
20
AC TIME OVER CURRENT RELAY
Relay jenis ini dilengkapi dengan time delay yang dapat diset sesuai dengan
kebutuhan. Time delay adalah waktu antara sesaat setelah relay mendeteksi arus
sebesar arus setting dan saat relay mulai bekerja.
Relay ini banyak diterapkan pada proteksi jaringan distribusi dan transmisi radial.
Koordinasi antara relay yang satu dengan yang lain dapat dilakukan dengan
pembedaan setting :
- Waktu
- Arus
Relay ini dapat digunakan pada sistem jaringan non-radial tapi harus dikoordinasikan
dengan relay directional.
Waktu kerja relay jenis ini tidak tergantung pada besar arus lebih. Berbeda dengan
relay overcurrent instantancous yang bekerja sesaat setelah relay mendeteksi arus
lebih. Relay overcurrent definite time mulai bekerja setelah penundaan waktu
tertentu yang dapat diset. Koordinasi dilakukan berdasarkan waktu dimana relay
yang letaknya paling jauh dari sumber diset dengan waktu yang terpendek dan
semakin dekat dengan sumber maka setting waktunya semakin panjang.
Keuntungan dari pemakaian relay ini adalah mudah dikoordinasi karena
koordinasinya hanya berdasarkan waktu.
Sedangkan kerugiannya adalah bahwa relay yang terdekat dengan sumber daya
mempunyai setting yang paling lama sehingga untuk mengisolasi gangguan yang
terjadi didekat sumber memerlukan waktu yang lama. Selain itu bila disebelah hilir
terdapat pengaman lebur (fuse) maka akan menjadi lebih sulit mengkoordinasikan
proteksinya.
21
INVERSE TIME OVER CURRENT RELAY.
Perbaikan waktu kerja relay untuk mengatasi gangguan yang terjadi didekat sumber
daya dapat menggunakan relay Overcurrent yang time delaynya merupakan fungsi
dari tingkat arus gangguan. Semakin besar arus gangguannya semakin cepat relay
bekerja. Oleh karena itu relay overcurrent jenis ini disebut inverse time over current
relay.
Sebagai contoh, apabila pada down stream terdapat pengaman lebur (fuse) maka
untuk mendapatkan koordinasi proteksi yang baik dapat memilih relay over current
dari jenis Very inverse ataupun extremely inverse.
Untuk tingkat arus gangguan kecil relay bekerja dengan karateristik inverse time,
sedangkan untuk arus gangguan yang besar relay bekerja dengan karakteristik
definite time. Relay overcurrent yang mempunyai karateristik waktu vs arus seperti
ini disebut relay IDMT ( Inverse Definite Minimum Time).
22
23
Definite Time
Digunakan sebagai proteksi overcurrent yang dikoordinasikan dengan proteksi
pada peralatan down stream yang tidak menggunakan short time delay yang
bekerja sangat cepat. Waktu kerja relay ini tidak bervariasi sebesar variasi arus.
Extremely Inverse.
a. Sebagai proteksi motor dimana waktu untuk lock rotor yang diijinkan adalah
selama 1 detik.
b. Proteksi Overcurrent yang dikoordinasikan dengan fuse dan recloser atau
bilamana cold load pickup dan inrush current transformator ikut
diperhitungkan.
Metoda untuk mendapatkan perbedaan waktu tripping beberapa Circuit Breaker yang
dihubungkan seri dapat menggunakan time grading, akan tetapi dalam keadaan
tertentu juga dapat menggunakan relay instantancous yang bila timbul gangguan
dapat mentripkan Circuit Breaker secara diskriminatif.
Suatu sistem yang menggunakan relay IDMT bisa digunakan untuk mendapatkan
tripping diskriminatif yang tepat antara CB-A, B dan C. Walaupun penundaan waktu
tripping dalam sistem seperti ini dimana semakin banyak CB semakin panjang waktu
tripping untuk CB yang berada di dekat sumber power. Pada gambar dibawah ini
ditunjukkan bahwa penundaan waktu tripping untuk CB-A akan lebih lama dari pada
CB-B dan CB-B lebih lama dari pada CB-C.
24
Selanjutnya suatu sistem time graded mengenakan waktu penundaan trip maksimum
di dekat sumber power dimana arus gangguan maksimum dapat dibiarkan. Hal ini
merupakan suatu kerugian menggunakan tripping dengan time grading dan untuk
mengatasinya dapat menggunakan current granding bersama-sama dengan time
grading. Bila impedans rangkaian lebih tinggi maka arus gangguan di dekat sumber
daya akan lebih tinggi dari rangkaian yang lebih jauh. Dalam situasi demikian bila
perbedaan arus gangguan sudah cukup besar untuk mengerjakan peralatan tripping
instantaneous didekat sumber daya yang akan bekerja untuk gangguan didekat
sumber tapi tidak akan bekerja untuk gangguan yang jauh didalam sistem. Peralatan
tripping ini akan memperkenankan gangguan yang berat didekat sumber daya yang
akan dibereskan tanpa menunggu bekerjanya relay IDMT.
25
DIFFERENTIAL RELAY
Bab ini berisi pembahasan berbagai rangkaian dan penggunaan Relay Diffrential.
Pada skema proteksi dengan Relay Diffrential, relay tanggap terhadap perbedaan
besaran listrik yang masuk dan keluar pada peralatan yang diproteksi. Jenis proteksi
ini diterapkan untuk generator, motor-motor besar, transformator, busbar dan
jaringan transmisi yang rangkaian dasarnya ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Secara rasional, arus yang masuk kedalam daerah yang diproteksi seharusnya sama
dengan arus yang meninggalkannya dan bila tidak sama berarti ada gangguan
didalamnya. Bila arus yang masuk dan yang keluar pada daerah diproteksi tidak
sama, sebagian perbedaan arus tersebut akan mengalir ke rangkaian koil operasi dan
relay akan bekerja.
Idealnya, seharusnya tidak ada perbedaan arus bila tidak ada gangguan pada zona
yang akan diproteksi. Tentu saja, sering timbul error pada arus tersebut akibat
beberapa hal yang pada akhirnya menimbulkan perbedaan arus dan ini harus diatasi
agar relay bekerja secara benar.
26
Sarana untuk mengkompensasi error tersebut diatas adalah :
1. Time delay
2. Restraint
3. Percentage restraint
4. Product restraint
5. Harmonic restraint
6. Desensitizing
7. Ratio Taps dan Auto Tranformer
8. Relay over voltage
9. Linier coupler.
Time Delay
Ini merupakan cara yang paling sederhana untuk meng kompensasi error bila
semuanya harus kita perhitungkan timbulnya error pada waktu transient awal maka
disarankan menggunakan time delay. Relay harus dari jenis overcurrent non
directional dengan pickup rendah dan time delay yang cukup untuk menunggu
sampai berakhirnya transient.
Restraint
Kumparan restraint (gambar 2) beraksi melawan operating coil relay, bila arus dari
CT dalam keadaan tidak seimbang. Bilamana terjadi ketidakseimbangan, selisih arus
akan bersirkulasi melalui coil operasi dan dengan waktu yang sama akan
menurunkan pengarus dan restraining coil.
Bila timbul gangguan pada zona yang diproteksi, arus pada salah satu ujung akan
berbalik arah dan relay akan bekerja karena torsi operasinya melebihi torsi
restraining.
27
Penggunaan restraint coil memberi fleksibilitas di dalam pengontrolan titik
keseimbangan, arus yang lebih kecil dari setting perbedaan arus membuat relay tidak
bekerja dan bila nilainya diatas akan membuat relay bekerja. Bila dibutuhkan dapat
membuat karateristik percentage differential yang merupakan salah satu tipe relay
differential yang banyak diterapkan.
28
Karakteristik persentase slop digunakan untuk mengatasi ketidak linieran CT yang
tidak bisa diperkirakan pada saat saturasi. Relay ini dapat disasarkan pada saturasi
saat mengalirnya arus yang sangat besar kedalam zona yang diproteksi. Lihat gambar
dibawah ini yang menunjukkan penggunaan relay untuk memproteksi Power
Transformer 3 fasa.
Kurva pada gambar sebelumnya, menunjukkan fungsi arus sekunder CT, I1 dan I2.
Tentu saja pada umumnya prakteknya didalam literatur menetapkan karakteristik
relay percentage differential yang dibangkitkan oleh interaksi perbedaan arus (I1 - I2)
dan arus restraint.
𝐼1+ 𝐼2
2
Hubungannya menjadi jelas bila anda consider bahwa setiap pernyataan diatas adalah
nilai arus dan pengaruhnya dirubah oleh jumlah belitan pada masing-masing
kumparan.
Fungsi relay dengan prinsip product restraint, dengan karakteristik menaikkan slope
(gambar dibawah). penggunaan khasnya adalah untuk proteksi generator seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah.
29
Bilamana arus mengalir dari sisi netral ke generator dan arus lainnya mengalir dari
generator ke bus, kemudian kumparan restraining menghasilkan torsi restraining
yang proporsional dengan yang dihasilkan kedua arus tersebut. Ini merupakan
kondisi yang akan muncul dalam keadaan operasi normal, sewaktu timbul gangguan
internal bilamana generator terus menerus mensupplai sebagian arus ke bus.
Sebaliknya, bila arus mengalir dari sisi netral kedalam generator dan arus lainnya
mengalir dari bus ke generator, kemudian restraining coil menghasilkan torsi operasi
yang sebanding dengan hasil kedua arus tersebut. Ini merupakan kondisi yang akan
timbul bila terjadi gangguan internal bilamana sebagian arus gangguan datang dari
bus.
Harmonic Restraint.
Pada gambar dibawah, unit utamanya adalah unit sensitive polarized dengan 2 input
arus. Arus bertendensi menutup kontak relay, dan arus restraint bertensi untuk
menahan agar kontak tidak menutup.
30
subtractive yang menahan yang lainnya untuk keluar dan pengaruhnya lebih kecil
dari rangkaian restraining.
Dalam keadaan normal, arus yang mengalir ke CT differential adalah subtractive dan
perbedaannya dimasukkan melalui 2 buah rangkaian filter. Satu filter hanya
melewatkan frequency dasar, lalu diserahkan dan dimasukkan ke coil operasi. Filter
lainnya melewatkan semua frekuensi harmonisa, lalu disearahkan dan dimasukkan
bersama restraining polarity. Dengan demikian dapat menahan arus yang tinggi juga
arus inrush magnetizing. Bila timbul gangguan internal, harmonic restraintnya kecil
dan perbedaan arus pada frekuensi dasar adalah additive. Dengan demikian relay
bertendensi untuk bekerja.
Relay juga dapat bekerja instant sebagai responsi pada arus differential yang tinggi.
Ini dihubungkan seri dengan unit thyrite yang bypass arus diatas setting arus untuk
memproteksi rangkaian.
Desensitizing.
Metoda lainnya juga digunakan untuk desentize operating coil relay differential
bilamana kondisi sistem tidak memungkinkan. Disarankan mengamati rangkaian
seperti ini yang tidak integral dengan relay yang akan diperiksa.
31
32
Ratio Taps dan Auto Transformer.
Pengaturan primer relay differential pada kondisi normal didalam sistem pada
umumnya menggunakan ratio tap pada pengoperasiannya maupun restraining coil
relay atau dengan auto transformer internal.
Tap untuk pengaturan coil relay untuk menyeimbangkan antara arus sekunder CT
dapat pada relay itu sendiri. Penataan beberapa tap dibuat oleh masing-masing pabrik
dan arti nomor pada tap dapat ditemukan pada buku petunjuknya (lihat contoh tap
33
pada gambar 10). Karateristik relay ini dimana bila arus didalam 2 rangkaian dengan
ratio yang sama sebagai posisi nomor kedua tap plug. Nomor posisi dari kedua tap
blok ditunjukkan pada gambar 11.
Pada relay tanpa tap, pengaturan ratio dapat dilakukan dengan menggunakan auto
transformer pada rangkaian external (gambar 12).
34
Relay Overvoltage untuk Proteksi Bus Bar
Relay teganggan digunakan pada skema relay current differential untuk proteksi
busbar. CT konvensional digunakan untuk mensupply relay tegangan seperti yang
ditunjukkan pada gambar 13. Prinsip kerja relay differential untuk bus bar akan
dijelaskan dengan bantuan gambar skematik 13. Diagram ini menunjukkan seksi bus
yang disupply dari 2 buah generator dan mensupply 3 buah feedern bahwa rangkaian
differential konvensional digunakan bersama relay impedance ZR, dihubungkan
parallel dengan sekunder dari beberapa CT.
35
DIRECTIONAL POWER RELAY.
Tujuan :
Hantaran (1) dan (2) parallel menghubungkan daya A dari substation TT/TM ke rel
daya B dari substation TM.
Pada keadaan normal, daya yang disupply melalui trafo TT/TM mengalir ke A dan
B. bila terjadi ganguan hubung singkat pada hantaran 2 maka daya akan mengalir
dari rel daya A menuju tempat ganguan P melalui A2 dan juga dari rel daya B ke P
melalui B2.
Terlihat bahwa arah aliran daya pada hantaran yang terganggu dari substation A
menjadi berubah yaitu kebalikan daripada arah daya normal. Sedangkan pada
hantaran yang tidak terganggu arah dayanya tetap.
Bila pada B2 dipasang directional relay dengan orientasi yang benar maka relay
tersebut akan memberi perintah lepas kepada pemutus daya yang dipasang di B2
pada saat terjadi ganguan.
Untuk memisahkan rel daya A dari hantaran yang terganggu dapat menggunakan
relay over current pada A2.
Relay yang sama juga harus dipasang pada hantaran (1) untuk memperoteksi
gangguan yang terjadi antara A1 dan B1.
36
Saat terjadi ganguan baik pada hantaran (1) ataupun hantaran (2), relay overcurrent
pada A1 dan A2 akan merasakan adanya arus ganguan.
Untuk menghindari pembukaan circuit breaker pada A1 dan A2 secara bersamaan
maka relay- relay overcurrent tersebut harus dilengkapi dengan time delay relay yang
berfungsi memberikan perlambatan waktu kerja pada relay overcurrent atau dengan
menggunkan AC time overcurrent relay yang dikenal dengan relay nomor 51.
Dengan demikian directional relay akan bekerja terlebih dahulu baru disusul relay
over current.
Contoh.
1. Penggunaan.
Relay ini digunakan untuk memproteksi jaringan transmisi dan rangkaian feeder.
Relay time overcurrent dan instantaneous relay kedua-duanya dikontrol secara
directional.
a. Unit Directional
Unit directional adalah gabungan hasil unit induksi tipe cylinder yang berinteraksi
diantara polarizing cicuit flux dan operating circuit flux.
Secara mekanis unit directional terdiri dari empat komponen dasar, yaitu : rangka
alumunium, elektromagnet, rangkaian moving element dan molded bridge.
Rangka alumunium sebagai tempat memasang inti magnetic. Inti magnetic tempat
lower pin bearing yang dikencangkan pada rangka dengan ring per dan snap ring.
37
b. 2 buah operating coil yang dihubungkan seri tetapi berlawanan arah
c. 2 buah adjusting plug magnet
d. Klip adjusting plug atas dan bawah
e. 2 buah locating pin yang digunakan untuk membetulkan posisi lower pin bearing
Relay ini digunakan untuk memproteksi gangguan per fasa dan untuk unit
directionalnya mempunyai torsi maksimum bila arus mendahului tegangan sekitar
300. Pickup minimum adalah 1.2 V dan 1 A pada sudut torsi maksimum untuk
range relay 1-12 A dan 2 A untuk range 0.5 – 2.5 A dan 2 – 4 A.
38
Karakteristik Unit Directional
a. Penggunaan
Relay ini adalah ground directional overcurrent relay yang digunakan untuk
memproteksi jaringan transmisi atau rangkaian feeder. Unit time over current
maupun unit instantaneous over current dikontrol secara directional.
39
b. Prinsip kerja
Prinsip kerjanya sama dengan contoh nomor 1 diatas hanya saja relay ini ditunjukkan
untuk memproteksi ground fault.
40
Typical Time Curve Of The Directional Unit.
Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai gangguan over load dan over current
diantara fasa-fasa beserta proteksinya. Akan tetapi kebanyakan gangguan yang
timbul adalah antara fasa dan pentanahan (earth) sehingga sangat penting untuk
membahas proteksi earth fault. Untuk mendeteksi arus earth fault digunakan metoda
yang sederhana dan mudah dipahami yaitu metoda proteksi core balance seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
41
zero. Bila total arus zero, flux magnetic didalam CT juga zero sehingga tidak ada
arus yang diinduksikan ke sekunder CT untuk mengoperasikan relay earth fault.
Bila terjadi ground fault maka sebagian arus akan mengalir menuju ground sehingga
total arus yang mengalir melalui CT tidak zero lagi dan akan menginduksikan arus ke
sekunder CT untuk mengoperasikan relay.
42
43