Anda di halaman 1dari 43

PROTECTIVE RELAY

TIPE – TIPE DASAR PROTECTIVE RELAY.

Protective relay adalah suatu alat yang bila di-energize oleh arus atau tegangan
ataupun kedua-duanya akan memberi reaksi pada magnitude dan hubungan antara
kedua-duanya untuk menunjukkan atau mengisolasi kondisi operasi yang tidak
normal. Pada dasarnya relay terdiri dari suatu element operasi dengan sepasang
kontak.
Elemen operasi menerima informasi dari instrument transformer (CT, PT) dalam
bentuk arus atau tegangan yang menampilkan operasi pengukuran yang kemudian
akan membuat gerakan sepasang kontak. Bila kontak close akan muncul sinyal alarm
atau circuit breaker trip untuk mengisolasi bagian sistem yang mendapat gangguan.

Tipe – tipe dasar relay

Pada umumnya relay bekerja secara elektro magnet, namun sekarang ini telah
banyak menggunakan peralatan elektronik atau dengan peralatan solid state.

Relay elektromagnet dapat digolongkan ke dalam beberapa tipe dasar yaitu :


1. Plunger
2. Hinged Armatur
3. Induction Disk
4. Induction Cup

1. Tipe Plunger
Tipe pertama dan kedua merupakan tipe relay yang menggunakan daya tarik magnet.
Pada relay jenis ini, armature akan ditarik masuk kedalam coil atau permukaan kutub
elektromagnet. Prinsip ini dapat digunakan pada suplai arus AC ataupun arus DC.

1
Gambar 1. Relay tipe Plunger

Kontruksi relay tipe plunger terdiri atas suatu pelat atau cylinder armature yang
ditarik naik atau turun agar masuk kedalam coil solenoid. Armature akan
mengangkat moving contact yang akan bertemu dengan stationary contact saat
armature pickup. (gambar 1).

2. Tipe Hinged Armatur.

Kontruksi hinged armature terdiri dari suatu pelat datar atau armature tipe lempengan
yang bertumpu pada suatu titik tetap ketika ditarik ke permukaan kutub
elektromagnet. Armature akan mengangkat moving contact (gambar 2)

Gambar 2. Relay tipe Hinged Armatur.

3. Tipe Induction Disk

Elemen Induction disk terdiri atas suatu piringan metal yang terbuat dari tembaga
atau Almunium yang berputar diantara permukaan kutub electromagnet.

Ada 2 cara yang biasa digunakan untuk menggerakkan relay tipe Induction Disk.

Salah satunya adalah metoda shaded pole (kutub bayangan) dimana sebagian
permukaan kutub electromagnet dihubungkan singkat oleh cincin tembaga atau suatu
kumparan agar flux pada bagian tersebut ketinggalan sudut dari bagian yang tidak
diberi kutub bayangan (gambar 3).

2
Metode lainnya ialah tipe Watt Metric yang menggunakan sepasang coil diatas disk
dan sepasang lainnya berada di bawah disk (gambar 4). Moving contact pada relay
jenis ini digerakkan pada poros putar dari elemen disk seperti pada gambar 3.

4. Induction Cup
Elemen Induction Cup terdiri atas sebuah cylinder metal yang salah satu ujungnya
tertutup seperti mangkok yang berputar didalam celah udara diantara permukaan
kutub – kutub dan tengah – tengah inti. Sekarang ini relay tersebut menggunakn 4
atau 8 permukaan kutub simetris di sekitar lingkungan cup (gambar 5).

3
Gambar 5. Relay tipe Induction Cup

Tidak ada cara praktis untuk dapat menunda gerakan plunger maupun hinged
armature sehingga relay ini digunakan bila membutuhkan trip instantaneous. Elemen
Induction Disk sering digunakan sebagai elemen time delay karena membutuhkan
inertia yang tinggi untuk menggerakkan piringan.
Elemen time delay dapat ditambahkan dengan magnet permanen atau pegas. Dengan
demikian gerakan piringan diantara kutub-kutub magnet permanen dapat diperlambat
yang mengakibatkan tertahannya induksi atau karena gaya lawan pegas yang kedua –
duanya dapat di-set untuk melawan gerakan piringan yang dapat diatur pada
beberapa persentase lebih dari gaya yang biasa dibutuhkan untuk menggerakkan
piringan.
Karena bagian yang berputar dari unit Induction Cup menpunyai inertia yang rendah
maka gerakannya akan lebih cepat sehingga relay tipe ini dapat digunakan untuk
operasi Instantaneous. Karena terdiri dari beberapa kutub maka relay ini dapat
digunakan untuk mengukur besaran listrik untuk harga yang tinggi.

PERSYARATAN SISTEM RELAY.

Pada umumnya ada 3 faktor yang dibutuhkan suatu relay proteksi agar dapat bekerja
dengan baik, yaitu :
a. Sensitivitas
b. Selectivitas
c. Speed
a. Sensitivitas
Sumber tenaga listrik pada pabrik umumnya menggunakan Generator sendiri yang
bekerja dengan kapasitas penuh. Dengan demikian, ada batasan beban yang dapat

4
ditahan oleh sistem. Kondisi inilah yang menentukan standard sensitivitas relay.
Relay harus cukup sensitif agar dapat beroperasi di bawah kondisi minimum yang
diharapkan untuk melepaskan suatu gangguan.
b. Selektivitas atau Diskriminasi.
Selektivitas suatu relay proteksi ialah kemampuan untuk melihat suatu gangguan
dan mentripkan Circuit Breaker sesedikit mungkin untuk membebaskan
gangguan. Relay harus mampu memilih mana gangguan yang harus diisolasi dan
mana yang tidak diisolasi diantara peralatan- peralatan yang diproteksi.
c. Speed
Relay harus dapat bekerja dengan kecepatan (speed) yang sesuai. Bagian dari
sistem yang mendapat gangguan harus sesegera mungkin diisolasi karena semakin
lama gangguan terjadi semakin besar kemungkinan kerusakan merambat ke
rangkaian- rangkaian lainnya yang masih baik.

KARAKTERISTIK RELAY.

Relay dapat diaktifkan oleh besaran tunggal seperti arus, tegangan atau kedua-
duanya. Bila relay digerakkan oleh suatu besaran tunggal, maka responsinya
hanyalah merupakan perbandingan besaran terhadap waktu. Biasanya hubungan
antara besaran tersebut ditunjukkan sebagai grafik yang dikenal dengan karateristik
kerja suatu relay.

Gambar 6. Karakteristik Besaran vs Waktu.

Bila relay diaktifkan oleh 2 buah besaran, maka karakteristiknya ditunjukkan dalam
rumusan magnitude dari suatu besaran dan sudut phasa diantara kedua besaran.

Gambar 7. Besaran vs Sudut Phasa

5
Dapat juga digunakan untuk hubungan antara magnitude dari dua besaran.

Gambar 8. Besaran vs Besaran

FUNGSI RELAY

Gambar 9 menunjukkan bagaimana suatu proteksi disiapkan untuk men-tripkan


hanya switch gear yang bersangkutan untuk mengisolasi rangkaian yang mendapat
gangguan. Jenis proteksi yang berbeda – beda digunakan untuk dapat saling
mengatasi gangguan pada zona masing – masing sehingga tidak ada zona yang tidak
terproteksi.

Gambar 9. Zona Proteksi

6
Sebagai contoh mari kita lihat diagram satu garis dari incoming circuit breaker atau
proteksi busbar pada gambar 10 berikut ini.

Gambar 10a. One Line Diagram Incoming Feeder

7
Gambar 10b. Skematik Diagram Incoming Feeder untuk Secondary Selective

Proteksi digambarkan berupa lingkaran dengan angka di dalamnya untuk


menunjukkan fungsi relay. Pada gambar kita akan melihat lingkaran yang diberi
nomor 25, 27, 27x, 83, 50, 51 dan 86.

Proteksi digambarkan sebagai suatu lingkaran dengan angka didalamnya untuk


menunjukkan tipe relay yang digunakan. Bila anda mengamati gambar, anda akan
melihat lingkaran dengan nomor didalamnya seperti : 25, 27, 27x, 83, 50, 51 dan 86.

Relay nomor 25 adalah relay synchronicing check yang digunakan untuk


memproteksi peralatan pada bagian down stream terhadap gangguan urutan phasa
yang diakibatkan oleh :

1. Malfunction Transformer
2. Hilangnya tegangan pada salah satu phasa
3. Pemindahan beban

Pada MCC, relay ini hanya digunakan untuk memeriksa synchron tidaknya 2 buah
feeder agar bustie breaker dapat di closing secara Manual Atau Auto.

8
Relay nomor 27 adalah relay Instantancous Undervoltage yang digunakan untuk
memproteksi peralatan downstream terhadap penurunan tegangan.

Relay nomor 27x adalah auxiliary dari relay nomor 27 yang dilengkapi dengan
peralatan time delay agar breker tidak trip sewaktu timbul tegangan kedip. Bila
terjadi tegangan kedip dengan waktu dibawah setting time delay maka relay 27x
akan direset oleh relay nomor 27.

Relay nomor 83 adalah relay transfer yang diaktifkan oleh relay 27x bila waktu
turunnya tegangan melewati setting time delay dan dengan otomatis akan membuka
cicuit breaker incoming 24.

Relay nomor 51 adalah relay overcurrent dengan time delay yang digunakan untuk
memproteksi peralatan pada upstream busbar terhadap gangguan Overcurrent.

Relay nomor 50 adalah relay overcurrent Inatantaneous yang digunakan untuk


memproteksi peralatan upstream dari busbar terhadap hubungan singkat yang dapat
timbul pada busbar.

Relay nomor 86 adalah lockout relay yang hanya dapat direset secara manual. Relay
ini menerima sinyal dari relay 51 dan membuka breaker incoming dan menguncinya
agar tetap terbuka sebelum relay 86 direset.

Catatan :

Bila ada 2 buah feeder ke busbar yang disebut sistem secondary selective maka bus
tie-breaker juga akan dikunci dalam keadaan terbuka sehingga tidak ada hubungan
singkat yang dapat dipindahkan ke feeder kedua.

TRANSFORMATOR INSTRUMENT.

FUNGSI TRANSFORMATOR INSTRUMENT.

Transformator instrument merupakan bagian yang sangat penting dari setiap sistem
peralatan relay proteksi. Alat ini digunakan untuk mentransformasikan tegangan atau
arus yang tinggi ke harga yang sesuai dengan relay, meter ataupun alat ukur lainnya
yang pada umumnya tegangannya dibatasi sampai 120 V atau arus sebesar 5 A.
Kwalitas hasil sekundernya harus cukup baik, tidak mempengaruhi ketelitian dan
penampilan sistem.

Fungsi kedua yang sama pentingnya adalah sebagai transformator isolasi untuk
mengisolasi rangkaian primer dan sekunder sehingga lebih menyederhanakan

9
konstruksi alat-alat ukur dan memberi keamanan pada pekerja yang menggunakan
peralatan tersebut.

TIPE – TIPE UMUM TRANSFORMATOR INSTRUMENT.

Ada 2 tipe utama dari transformator instrument, yaitu :

a. Transformator Tegangan (PT) untuk mengukur tegangan dan


b. Transformator Arus (CT) untuk mengukur arus.

Kedua tipe ini berfungsi sebagai isolator diantara primer yang tegangannya tinggi
dan rangkaian sekunder yang bertegangan rendah.
Sisi primer transformator tegangan dihubungkan ke fasa-fasa atau fasa netral dan
arus yang mengalir melalui kumparan ini akan membangkitkan flux di dalam inti.
Karena inti menghubungkan kumparan primer dan sekunder maka tegangan akan
diinduksikan ke dalam kumparan sekunder. Perbandingan tegangan primer dan
sekunder sebanding dengan perbandingan lilitan pada kumparan primer dan sekunder
dan pada umumnya menghasilkan tegangan 110 atau 120 V (gambar 11).
Transformator arus berbeda dengan transformator tegangan dimana kumparan primer
trafo arus dihubungkan seri dengan jala-jala suplai. Arus primer dan sekunder
berbanding terbalik dengan perbandingan lilitannya yang pada umumnya akan
menghasilkan arus sekunder sebesar 5 A, bila arus yang mengalir pada rangkaian
primer sebesar kapasitasnya (gambar 12).

POLARITAS.

Pada dasarnya polaritas sekunder sama dengan polaritas primer. Untuk membantu
menandai polaritas terminal yang tepat bisa ditandai pada terminal primer dan
sekunder. Bila arus sedang mengalir masuk ke terminal primer yang diberi tanda
maka arus sedang mengalir keluar dari terminal sekunder yang ditandai.

Gambar 11. PT Gambar 12. CT

10
RANGKAIAN SEKUNDER YANG TERBUKA.

PERINGATAN.

Rangkaian sekunder CT tidak boleh terbuka selama primernya masih dialiri arus.
Alasannya adalah : Arus primer akan menaikkan kerapatan flux dan inti menjadi
jenuh dan membangkitkan tegangan induksi yang tinggi di dalam kumparan
sekunder yang dapat membahayakan manusia dan bisa merusak peralatan yang
masih terhubung.
Impedansi rangkaian terbuka lebih tinggi dari impedansi rangkaian tertutup. Dengan
demikian tegangan induksi jauh lebih tinggi bila rangkaian kumparan sekunder
terbuka. Yakinkan bahwa rangkaian sekunder dalam keadaan tertutup dengan
menghubungkannya ke suatu peralatan atau dihubungkan singkat pada terminalnya,
juga dianjurkan untuk menghubungkan singkat rangkaian sekunder CT selama tidak
digunakan misalnya sewaktu disimpan di gudang ataupun sewaktu pengiriman.

DEMAGNETISASI

Inti trafo arus dapat menjadi magnet akibat masuknya arus searah kedalam kumparan
atau sewaktu mengukur tahanan kumparan ataupun akibat pengaruh lainnya. Bila inti
CT menjadi magnet maka perlu menghilangkan kemagnetannya sebelum digunakan.
Trafo arus harus di-demagnetisasi terlebih dulu sebelum melakukan pengetasan
ketelitiannya (accuracy test).

Metoda demagnetisasi ditunjukkan pada gambar 13 dan caranya adalah sebagai


berikut :
Hubungkan trafo ke rangkaian test sepeti pada gambar dengan menggunakan tahanan
rendah pada kumparan sekunder dialirkan arus nominal melalui kumparan primer
(H1-H2). Naikkan tahanan di dalam rangkaian sekunder (X1-X2) sampai inti
transformator menjadi jenuh. Kemudian turunkan tahanan secara perlahan – lahan
sampai arus mencapai nol lalu matikan suplai. Kejenuhan inti ditunjukkan oleh
turunnya arus di dalam kumparan sekunder.

Gambar 13. Rangkaian Demagnetisasi


11
PERINGATAN

Gunakan variable resistance yang kontinyu untuk menghindari terbukanya rangkaian


sekunder sewaktu merubah harga tahanannya.

PETUNJUK DALAM PEMILIHAN RATIO CT.

a. Relay Over Current.

Pemilihan ratio CT untuk breaker feeder adalah berdasarkan normal full load dan
rencana penambahan beban dikemudian hari. Rating kontinu CT biasanya dipilih
lebih besar dari arus beban penuh. Dengan demikian arus sekunder CT akan dibawah
5 A. Harga ini cukup memuaskan karena rating kontinyu pada sebagian besar relay
dan meter adalah 5 A. Bila kemudian hari ada penambahan beban maka kita tidak
lagi memikirkan penggantian CT.

Sebagian besar breaker feeder dilengkapi dengan Ampere-meter. Pembacaan skala


penuh meter disesuaikan dengan rating arus kontinu pada primer CT. untuk
mendapatkan indikasi ¾ skala pada beban penuh, maka rating primer CT seharusnya
sekitar 1/3 arus feeder beban penuh.

Contoh :

Tegangan feeder 13.8 KV mensuplai beban melalui konduktor tunggal 35 MCM


akan mempunyai kemampuan menghantar arus sebesar 310 A, dengan menggunakan
1/3 skala maka didapatkan ratio CT yang tepat untuk feeder ini adalah 400/5. Faktor
perkalian 1/3 merupakan persyaratan untuk mendapatkan ukuran rasio CT.
Adakalanya beban seperti transformator ataupun motor-motor besar mungkin
membutuhkan ratio CT yang berbeda dengan perhitungan diatas. Penggunaan ratio
CT yang kecil pada sistem tertentu biasanya tidak diinginkan. Tentu saja penggunan
CT dengan ratio kecil dapat menambah sensitifitas relay arus dengan pertimbangan
rating CT yang rationya lebih besar. Ratio CT yang lebih besar dapat menghindari
burden terhadap arus yang kemampuannya terbatas.
Biasanya relay overcurrent yang digunakan untuk mendeteksi masing- masing fasa
mempunyai range Ampere tap 0.5 – 12 atau 2.0 – 16 A. Dan sebagian besar relay
sekarang ini dilengkapi dengan tap 1-12. Penambahan range ini adalah untuk
meningkatkan fleksibilitas di dalam pemilihan ratio CT.

b. Relay Differential.

CT yang digunakan untuk relay bus differential harus mempunyai rating ampacity
primer yang sama atau lebih besar dari bus tersebut selama CT dapat melihat arus

12
yang sama dengan ampacity bus switchgear. Pembahasan mengenai ratio CT yang
tinggi terhadap yang rendah dapat sesuai untuk pemakaian ini. Pemeriksaan awal
dari penggunaan relay bus differential akan menunjukkan bahwa operasi CT yang
rationya lebih rendah akan menjadi lebih sensitif. Sebaliknya ratio CT yang lebih
tinggi biasanya tidak mencapai saturasi sehingga timbul error pada arus sekunder CT
yang digunakan pada peralatan proteksi differential yang lebih kecil. Memilih ratio
CT yang lebih tinggi secara filosofi lebih disukai seperti untuk relay diffential
dengan tujuan agar mendapatkan sensitifitas yang berbeda. Dengan demikian
persyaratan dalam pemilihan ratio CT adalah berdasarkan ampacity bus yang akan
diproteksi menjadi suatu pengecualian.

CT yang akan digunakan untuk proteksi bus dengan differential overcurrent harus
selalu mempunyai tipe dan ratio yang sama. Bila satu model CT dipilih untuk
digunakan pada incoming breaker dan yang lainnya untuk semua breaker feeder
dimana perbedaan karakteristik saturasi CT dapat menimbulkan error arus yang besar
daripada menggunakan model semua CT nya sama. Setting relay differential yang
kurang sensitif akan membutuhkan untuk melihat error arus yang lebih besar
didalam relay differential overcurrent. Oleh sebab itu disarankan menggunakan
hanya ratio dan tipe CT untuk mempermudah penggunaan relay. CT untuk proteksi
diffential untuk motor ataupun generator harus sama atau sedikit lebih tinggi dari
arus beban penuh. CT pada fasa dan netral harus dari jenis dan ratio yang sama untuk
menghindari perbedaan saturasi.

Rating primer CT yang digunakan pada relay differential untuk transformator adalah
2-3 kali rating transformator tipe pendingin sendiri. CT differential yang digunakan
pada power transformator dengan hubungan delta maka sekundernya harus
dihubungkan bintang.

Factor utama didalam rumus 2 kali rating transformator pendinginan sendiri adalah
untuk memungkinkan rating transformator dapat dinaikkan melalui penambahan
sarana pendingin. Power transformator dengan pendinginan sendiri dengan rating 1
MVA atau lebih dilengkapi dengan system pendingin tambahan untuk menaikkan
ratingnya sampai 166.6% dari sistem pendingin sendiri.

Bila terjadi gangguan di dalam transformator, ratio CT harus cukup besar untuk
menghindari arus sekunder CT merusak relay differential transformator.

Pemilihan CT harus mampu menghasilkan 20 kali arus beban penuh transformator


dengan error dibawah 20%. Standard ANSI menentukan tegangan pada terminal
sekunder sebagai tegangan terminal untuk mana 20 kali rating arus sekunder melalui
burden standard akan menimbulkan error pada arus sekunder dibawah 10%. Jadi bila
pada CT 1200/5A dengan klasifikasi C100 akan mampu mengalirkan arus 100A.

13
KATEGORI DASAR PROTEKSI.

Harus disadari bahwa bagaimanapun sederhana atau rumitnya suatu rancangan


proteksi dapat dimasukkan kedalam satu atau dua kategori yaitu :

a. Tipe terbatas dan

b. Tipe tak terbatas

a. Tipe terbatas

Proteksi tipe terbatas adalah suatu proteksi yang hanya mengawasi suatu daerah
terbatas atau suatu bagian khusus.

b. Tipe tak terbatas

Proteksi tipe tak terbatas mengawasi batasan sistem kedepan, kebelakang sumber
daya ataupun kearah kedua-duanya.

RELAY NUMBER REQUIRED AND ANSI DEVICE NUMBER.

25. Synchronizing check relay.


27. Under voltage relay
27M. Under voltage relay for motor
27X. Auxlliary relay (under voltage)
32. Directional power relay
37. Under current/under power relay
40. Loss of field relay
46. Negative phase sequence current relay (Genarator)
46M. Single phase current relay (motor)
49. Thermal relay
49A. Thermal alarm relay, continuous temperature monitor
50G. Instantancous ground fault relay (core balance)
50N. Instantancous groud fault relay
50/51. Instantancous/AC time over current relay
51. Time delay over current relay
51G. Time delay ground fault (Generator/transformer, Neutral connected)
51LR. Time delay over current relay (lock rotor)
51N. Time delay ground fault relay (residual connected)
51V. AC time current relay with voltage restraint
59. Over voltage relay
63. Sudden pressure relay (transformer)
14
63B. Bucholz relay-alarm or gassing,trip on surge
63XHR. Sudden pressure auxiliary relay, hand reset
64. A ground protective relay
64F. Field ground relay
83. Automatic transfer relay
87. Diffrential protective relay
87G. Ground differential relay
87M. Self balance differential motor protective relay

UNDER VOLTAGE RELAY (27)

Relay Under Voltage ialah relay yang mendeteksi turunnya tegangan sistem yang
bilamana penurunan tegangan tersebut melebihi harga setting maka relay akan
bekerja dan memutuskan aliran daya listrik untuk beban yang diproteksinya.

Relay jenis ini banyak digunakan pada jaringan distribusi listrik untuk menjaga level
tegangan pada harga minimum tertentu seperti pada motor- motor penggerak pompa.

Keuntungan menggunakan relay Under Voltage pada instalasi pompa- pompa listrik
agar motor dapat beroperasi pada kerja nominal.

Motor akan bekerja nominal bila :

a. Tegangan nominal dan seimbang


b. Arus nominal dan seimbang

Keseimbangan dari kerja motor dapat dicapai dengan menggunakan relay Unballance
karena apabila motor tidak diproteksi terhadap kerja yang ubnormal yang dapat
menimbulkan panas yang berlebihan pada kumparan motor yang pada akhirnya dapat
menimbulkan hubungan singkat dan motor akan terbakar.

Gambar 3.1. Relay Under Voltage.

15
16
Gambar 3.4. Contoh rangkaian Relay Under Voltage

RELAY OVER CURRENT.

Tujuan proteksi sistem tenaga listrik pada umumnya adalah :

a. Untuk mendeteksi kondisi tidak normal


b. Untuk memulai tindakan memisahkan atau mengisolasi bagian peralatan yang
mengalami gangguan dari system dengan memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Kecepatan
2. Selective atau diskriminasi
3. Ketergantungan atau dependability
4. Keamanan atau security
5. Biaya
17
Keberhasilan penerapan relay proteksi berkaitan dengan kompromi yang baik dari
keempat kriteria teknis diatas dan dengan biaya ekonomis.

Kecepatan mengisolasi gangguan sistem antara lain diperlukan :

1. Keselamatan tenaga kerja dan keselamatn umum


2. Meminimisasi kerusakan pada komponen-komponen sistem
3. Meminimisasi

Makin cepat waktu kerja relay maka pada umumnya harga relaynya akan semakin
mahal.
Selektivitas berkaitan dengan kemampuan sistem proteksi secara keseluruhan untuk
membatasi pemisahan bagian-bagian sistem sekecil mungkin pada saat timbul
gangguan. Makin selektif suatu sistem proteksi maka makin banyak jenis dan jumlah
relay yang digunakan.

Ketergantungan atau dependability relay proteksi atau system proteksi tidak hanya
mangacu pada keandalan relay itu sendiri tapi juga mengacu pada pemilihan dan
perencanaan yang tepat dari peralatan bantu yang diperlukan untuk operasinya
seperti trafo arus (CT) dan trafo tegangan (PT).

Keamanan berkaitan dengan operasi relay tanpa kesalahan yang berhubungan erat
dengan setting relay yang digunakan sudah benar. Kenaikan tingkat keamanan
dibarengi dengan kenaikan jumlah dan jenis relay yang digunakan.

Proteksi Overcurrent yang merupakan proteksi dasar adalah yang menggunakan fuse
maupun relay yang memonitor arus secara terus menerus. Proteksi Overcurrent
berbeda dengan proteksi overload yang memonitor panas yang ditimbulkan I2R
sebagai bayangan panas. Jadi dalam hal ini relay overcurrent merupakan proteksi
terhadap arus lebih yang diakibatkan oleh gangguan tapi bukan karena beban lebih.

Pada sistem distribusi 3 fasa, proteksi Overcurrent dapat menggunakan 2 buah relay
Overcurrent yang dihubungkan pada 2 diantara 3 phasa . Pemasangan relay ketiga
biasanya akan mengalami backup untuk menaikkan keandalan sistem proteksinya.

Secara ringkas dapat dijelaskan prinsip kerja relay Overcurrent sebagai berikut :

1. Relay secara terus menerus memonitor arus pada penghantar fasa yang biasanya
nilai arusnya diturunkan melalui CT.

2. Bila relay mendeteksi arus yang lebih tinggi dari arus setting maka kontak relay
akan menghubungkan atau membuka power ke Tripping Coil untuk membuka

18
Circuit Breaker. Hubungan Tripping Coil terhadap supply bisa dengan shunt
ataupun seri.

Proteksi over current pada system 3 phasa.

JENIS – JENIS RELAY OVER CURRENT.

Berdasarkan teknologinya.

a. Relay elektromekanik
b. Relay elektronik atau relay statis

Relay statis merupakan generasi baru yang mempunyai beberapa kelebihan


dibandingkan dengan jenis elektromekanis, antara lain lebih cepat, lebih teliti dan
lebih kompak.

Berdasarkan karateristik kerjanya.

a. Instantaneous Overcurrent Relay (50)


b. AC time Overcurrent relay (51) yang terbagi atas :

19
1. Definite time Overcurrent relay
2. Inverse time Overcurrent relay

Menurut British Standard (BS-142), Inverse time Overcurrent relay dibedakan atas
waktu kerja pada arus sebesar 10 Ia (Ia = setting arus) yaitu :

Kurva karakteristik Waktu trip (detik)

1. Normal Inverse 3
2. Inverse 1
3. Long Inverse 20
4. Very Inverse 1.5
5. Extremely Inverse 0.6

INSTANTANEOUS OVERCURRENT RELAY.

Relay instantaneous overcurrent merupakan jenis khusus dari relay overcurrent


definite time dimana waktu kerja relay sangat cepat (± 2 cycle) dan tidak tergantung
pada besar arus lebih. Relay ini tidak dapat membedakan letak gangguan di depan
atau dibelakang Circuit Breaker sehingga relay ini tidak dapat digunakan untuk
proteksi selektif.

Daerah kerja relay ini dipengaruhi oleh impedans sistem, terutama impedans di sisi
sumber daya. Penerapan relay ini sangat banyak dan biasanya digunakan pada zona
individu seperti untuk Generator, Transformator yang hanya memonitor satu daerah
beban saja.

Pemakaian Instantancous Overcurrent relay

20
AC TIME OVER CURRENT RELAY

Relay jenis ini dilengkapi dengan time delay yang dapat diset sesuai dengan
kebutuhan. Time delay adalah waktu antara sesaat setelah relay mendeteksi arus
sebesar arus setting dan saat relay mulai bekerja.

Relay ini banyak diterapkan pada proteksi jaringan distribusi dan transmisi radial.
Koordinasi antara relay yang satu dengan yang lain dapat dilakukan dengan
pembedaan setting :
- Waktu
- Arus

Relay ini dapat digunakan pada sistem jaringan non-radial tapi harus dikoordinasikan
dengan relay directional.

DEFINITE OVERCURRENT RELAY.

Waktu kerja relay jenis ini tidak tergantung pada besar arus lebih. Berbeda dengan
relay overcurrent instantancous yang bekerja sesaat setelah relay mendeteksi arus
lebih. Relay overcurrent definite time mulai bekerja setelah penundaan waktu
tertentu yang dapat diset. Koordinasi dilakukan berdasarkan waktu dimana relay
yang letaknya paling jauh dari sumber diset dengan waktu yang terpendek dan
semakin dekat dengan sumber maka setting waktunya semakin panjang.
Keuntungan dari pemakaian relay ini adalah mudah dikoordinasi karena
koordinasinya hanya berdasarkan waktu.
Sedangkan kerugiannya adalah bahwa relay yang terdekat dengan sumber daya
mempunyai setting yang paling lama sehingga untuk mengisolasi gangguan yang
terjadi didekat sumber memerlukan waktu yang lama. Selain itu bila disebelah hilir
terdapat pengaman lebur (fuse) maka akan menjadi lebih sulit mengkoordinasikan
proteksinya.

Definite time over current relay.

21
INVERSE TIME OVER CURRENT RELAY.

Perbaikan waktu kerja relay untuk mengatasi gangguan yang terjadi didekat sumber
daya dapat menggunakan relay Overcurrent yang time delaynya merupakan fungsi
dari tingkat arus gangguan. Semakin besar arus gangguannya semakin cepat relay
bekerja. Oleh karena itu relay overcurrent jenis ini disebut inverse time over current
relay.

Beberapa jenis karateristik waktu vs arus seperti karateristik untuk :


Normal inverse, Inverse, Very Inverse, Extremely Inverse, Long Time Delay dan
Short Time Delay dapat memungkinkan beberapa penggunaan khusus.

Sebagai contoh, apabila pada down stream terdapat pengaman lebur (fuse) maka
untuk mendapatkan koordinasi proteksi yang baik dapat memilih relay over current
dari jenis Very inverse ataupun extremely inverse.

INVERSE DEFINITE MINIMUM TIME RELAY (IDMT).

Dengan berkembangnya teknologi relay static maka kombinasi karateristik antara


definite dan inverse dapat diterapkan didalam satu relay.

Untuk tingkat arus gangguan kecil relay bekerja dengan karateristik inverse time,
sedangkan untuk arus gangguan yang besar relay bekerja dengan karakteristik
definite time. Relay overcurrent yang mempunyai karateristik waktu vs arus seperti
ini disebut relay IDMT ( Inverse Definite Minimum Time).

PENGGUNAAN RELAY 51 SESUAI DENGAN KARAKTERISTIKNYA.

 Short Time Delay.


a. Sebagai diffential protection dimana bila CT tidak boleh menjadi saturasi
atau bila membutuhkan penundaan waktu trip.
b. Sebagai proteksi over current untuk fasa atau ground dimana tidak
dikoordinasikan dengan peralatan di down streamnya dan mengijinkan time
delay selama 60 detik.

 Long Time Delay


Digunakan untuk proteksi motor lock rotor dimana waktu yang diijinkan untuk
lock rotor antara 1-70 detik.

22
23
 Definite Time
Digunakan sebagai proteksi overcurrent yang dikoordinasikan dengan proteksi
pada peralatan down stream yang tidak menggunakan short time delay yang
bekerja sangat cepat. Waktu kerja relay ini tidak bervariasi sebesar variasi arus.

 Moderate Inverse, Inverse dan Very Inverse.


a. Sebagai proteksi Overcurrent bilamana membutuhkan koordinasi dengan
peralatan lainnya dengan berbagai variasi.
b. Sebagai backup proteksi untuk relay pada rangkaian lainnya.

 Extremely Inverse.
a. Sebagai proteksi motor dimana waktu untuk lock rotor yang diijinkan adalah
selama 1 detik.
b. Proteksi Overcurrent yang dikoordinasikan dengan fuse dan recloser atau
bilamana cold load pickup dan inrush current transformator ikut
diperhitungkan.

INVERSE DEFINITE MINIMUM TIME OVER CURRENT RELAY.

Metoda untuk mendapatkan perbedaan waktu tripping beberapa Circuit Breaker yang
dihubungkan seri dapat menggunakan time grading, akan tetapi dalam keadaan
tertentu juga dapat menggunakan relay instantancous yang bila timbul gangguan
dapat mentripkan Circuit Breaker secara diskriminatif.
Suatu sistem yang menggunakan relay IDMT bisa digunakan untuk mendapatkan
tripping diskriminatif yang tepat antara CB-A, B dan C. Walaupun penundaan waktu
tripping dalam sistem seperti ini dimana semakin banyak CB semakin panjang waktu
tripping untuk CB yang berada di dekat sumber power. Pada gambar dibawah ini
ditunjukkan bahwa penundaan waktu tripping untuk CB-A akan lebih lama dari pada
CB-B dan CB-B lebih lama dari pada CB-C.

Current Grading melalui Transformator.

24
Selanjutnya suatu sistem time graded mengenakan waktu penundaan trip maksimum
di dekat sumber power dimana arus gangguan maksimum dapat dibiarkan. Hal ini
merupakan suatu kerugian menggunakan tripping dengan time grading dan untuk
mengatasinya dapat menggunakan current granding bersama-sama dengan time
grading. Bila impedans rangkaian lebih tinggi maka arus gangguan di dekat sumber
daya akan lebih tinggi dari rangkaian yang lebih jauh. Dalam situasi demikian bila
perbedaan arus gangguan sudah cukup besar untuk mengerjakan peralatan tripping
instantaneous didekat sumber daya yang akan bekerja untuk gangguan didekat
sumber tapi tidak akan bekerja untuk gangguan yang jauh didalam sistem. Peralatan
tripping ini akan memperkenankan gangguan yang berat didekat sumber daya yang
akan dibereskan tanpa menunggu bekerjanya relay IDMT.

Dengan menghubungkannya kembali ke gambar diatas, suatu impedans yang cukup


tinggi dimasukkan kedalam rangkaian oleh transformator. Reaktans sumber daya
yang direferensikan terhadap rating KVA transformator diberikan sebesar 2%,
reaktans transformator sebesar 5%. Bila impedans kabel diabaikan, gangguan pada
terminal primer transformator akan menghasilkan arus gangguan 100 : 2 = 50 x arus
beban penuh. Ganguan pada terminal sekunder transformator akan menghasilkan
arus gangguan sebesar 100 : (2+5) = 14.4 x arus beban penuh normal. Bila CB-A
menggunakan relay 50 dan diset pada 20 x arus beban penuh normal akan bekerja
bila terjadi hubung singkat pada setiap titik diantara terminal primer transformator
dan CB-A. Suatu ganguan pada terminal sekunder transformator atau pada bagian
mana saja dari rangkaian yang dihubungkan ke terminal tersebut tidak akan
mengerjakan relay 50 dan ini disebut relay dengan high set.

Solid State Overcurrent Relay.

25
DIFFERENTIAL RELAY

Bab ini berisi pembahasan berbagai rangkaian dan penggunaan Relay Diffrential.
Pada skema proteksi dengan Relay Diffrential, relay tanggap terhadap perbedaan
besaran listrik yang masuk dan keluar pada peralatan yang diproteksi. Jenis proteksi
ini diterapkan untuk generator, motor-motor besar, transformator, busbar dan
jaringan transmisi yang rangkaian dasarnya ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Diagram Relay Diffrential, arah arus menunjukkan kondisi normal.

Secara rasional, arus yang masuk kedalam daerah yang diproteksi seharusnya sama
dengan arus yang meninggalkannya dan bila tidak sama berarti ada gangguan
didalamnya. Bila arus yang masuk dan yang keluar pada daerah diproteksi tidak
sama, sebagian perbedaan arus tersebut akan mengalir ke rangkaian koil operasi dan
relay akan bekerja.
Idealnya, seharusnya tidak ada perbedaan arus bila tidak ada gangguan pada zona
yang akan diproteksi. Tentu saja, sering timbul error pada arus tersebut akibat
beberapa hal yang pada akhirnya menimbulkan perbedaan arus dan ini harus diatasi
agar relay bekerja secara benar.

Sumber utama yang menimbulkan error tersebut adalah :

 Karakteristik transformater arus (CT) yang tidak linier. Penampilan CT tidak


dapat diprediksi secara keseluruhan pada daerah saturasi, walaupun intinya
dibuat dari bahan yang benar-benar sama dan pada penggunaan yang sama. CT
bisa diperkirakan menjadi jenuh bila dialiri arus yang sangat besar. Akibatnya
adalah arusnya tidak seimbang dan relay akan bekerja.
 Arus surge, yang dapat terjadi pada saat transformator dioperasikan atau sewaktu
menjalankan motor synchron. Pada kasus transformator ini disebut magnetizing
inrush dan terjadi lebih besar atau lebih kecil tergantung pada perubahan level
energy pada transformator, misalnya bila tap pada transformator di rubah atau
gangguan internalnya telah teratasi atau pada saat memasukkan breaker untuk
meng energize kumparan primer.

26
Sarana untuk mengkompensasi error tersebut diatas adalah :

1. Time delay
2. Restraint
3. Percentage restraint
4. Product restraint
5. Harmonic restraint
6. Desensitizing
7. Ratio Taps dan Auto Tranformer
8. Relay over voltage
9. Linier coupler.

Time Delay

Ini merupakan cara yang paling sederhana untuk meng kompensasi error bila
semuanya harus kita perhitungkan timbulnya error pada waktu transient awal maka
disarankan menggunakan time delay. Relay harus dari jenis overcurrent non
directional dengan pickup rendah dan time delay yang cukup untuk menunggu
sampai berakhirnya transient.

Restraint

Kumparan restraint (gambar 2) beraksi melawan operating coil relay, bila arus dari
CT dalam keadaan tidak seimbang. Bilamana terjadi ketidakseimbangan, selisih arus
akan bersirkulasi melalui coil operasi dan dengan waktu yang sama akan
menurunkan pengarus dan restraining coil.

Bila timbul gangguan pada zona yang diproteksi, arus pada salah satu ujung akan
berbalik arah dan relay akan bekerja karena torsi operasinya melebihi torsi
restraining.

Differential Relay with Restraint

27
Penggunaan restraint coil memberi fleksibilitas di dalam pengontrolan titik
keseimbangan, arus yang lebih kecil dari setting perbedaan arus membuat relay tidak
bekerja dan bila nilainya diatas akan membuat relay bekerja. Bila dibutuhkan dapat
membuat karateristik percentage differential yang merupakan salah satu tipe relay
differential yang banyak diterapkan.

Percentage Diffrential Restraint

Karateristik respons relay percentage differential ditunjukkan pada gambar dibawah


ini. Pickup minimum relay adalah 0.1 A, tetapi akan menunjukkan bahwa ada dead
band yang lebar bila arus naik. Sehingga pada arus sebesar 20 A, perbedaan arus
diambil 2 A untuk pickup relay, untuk arus sebesar 40 A mengambil 4 A. Dengan
demikian relay mempunyai slope 10%. Persentase slope dibandingkan pada arus
pada 2 fasa lainnya.

Percentage Diffrential Relay have a constant slope characteristic, in this


case 10%.

28
Karakteristik persentase slop digunakan untuk mengatasi ketidak linieran CT yang
tidak bisa diperkirakan pada saat saturasi. Relay ini dapat disasarkan pada saturasi
saat mengalirnya arus yang sangat besar kedalam zona yang diproteksi. Lihat gambar
dibawah ini yang menunjukkan penggunaan relay untuk memproteksi Power
Transformer 3 fasa.

Differential relay untuk Power transformer.

Kurva pada gambar sebelumnya, menunjukkan fungsi arus sekunder CT, I1 dan I2.
Tentu saja pada umumnya prakteknya didalam literatur menetapkan karakteristik
relay percentage differential yang dibangkitkan oleh interaksi perbedaan arus (I1 - I2)
dan arus restraint.
𝐼1+ 𝐼2
2

Hubungannya menjadi jelas bila anda consider bahwa setiap pernyataan diatas adalah
nilai arus dan pengaruhnya dirubah oleh jumlah belitan pada masing-masing
kumparan.

Diffrential relays – Product Restraint.

Fungsi relay dengan prinsip product restraint, dengan karakteristik menaikkan slope
(gambar dibawah). penggunaan khasnya adalah untuk proteksi generator seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah.

29
Bilamana arus mengalir dari sisi netral ke generator dan arus lainnya mengalir dari
generator ke bus, kemudian kumparan restraining menghasilkan torsi restraining
yang proporsional dengan yang dihasilkan kedua arus tersebut. Ini merupakan
kondisi yang akan muncul dalam keadaan operasi normal, sewaktu timbul gangguan
internal bilamana generator terus menerus mensupplai sebagian arus ke bus.

Sebaliknya, bila arus mengalir dari sisi netral kedalam generator dan arus lainnya
mengalir dari bus ke generator, kemudian restraining coil menghasilkan torsi operasi
yang sebanding dengan hasil kedua arus tersebut. Ini merupakan kondisi yang akan
timbul bila terjadi gangguan internal bilamana sebagian arus gangguan datang dari
bus.

Relay percentage differential yang bekerja dengan karateristik variable slope

Harmonic Restraint.

Pada gambar dibawah, unit utamanya adalah unit sensitive polarized dengan 2 input
arus. Arus bertendensi menutup kontak relay, dan arus restraint bertensi untuk
menahan agar kontak tidak menutup.

Arus dari CT pada transformator yang diproteksi disupplay ke 2 buah transformator


di dalam relay melalui ratio matcing taps. Dalam kondisi normal, arus yang mengalir
ke CT adalah additive yang kemudian disearahkan dan dimasukkan sebagai arus
restraint kedalam unit polarized. Bila timbul gangguan internal, arus inputnya adalah

30
subtractive yang menahan yang lainnya untuk keluar dan pengaruhnya lebih kecil
dari rangkaian restraining.

Dalam keadaan normal, arus yang mengalir ke CT differential adalah subtractive dan
perbedaannya dimasukkan melalui 2 buah rangkaian filter. Satu filter hanya
melewatkan frequency dasar, lalu diserahkan dan dimasukkan ke coil operasi. Filter
lainnya melewatkan semua frekuensi harmonisa, lalu disearahkan dan dimasukkan
bersama restraining polarity. Dengan demikian dapat menahan arus yang tinggi juga
arus inrush magnetizing. Bila timbul gangguan internal, harmonic restraintnya kecil
dan perbedaan arus pada frekuensi dasar adalah additive. Dengan demikian relay
bertendensi untuk bekerja.
Relay juga dapat bekerja instant sebagai responsi pada arus differential yang tinggi.
Ini dihubungkan seri dengan unit thyrite yang bypass arus diatas setting arus untuk
memproteksi rangkaian.

Desensitizing.

Desensitizing biasanya dirangkai dengan menggunakan peralatan diluar relay


differential. Prinsip dasarnya ditunjukkan pada gambar dibawah, dimana kontak
relay close untuk menghubungkan tahanan rendah yang dihubungkan parallel dengan
operating coil relay. Rangkaian ini digunakan pada proteksi transformator (gambar
bawah) agar operating coil tidak bekerja sewaktu terjadi magnetizing inrush. Relay
under voltage pickup pada kontak NC dengan time delay cukup panjang (0.2 detik
biasanya cukup) untuk mengatasi magnetizing inrush. Bila relay telah pickup,
opareting coil dari relay differential terkontrol.

Metoda lainnya juga digunakan untuk desentize operating coil relay differential
bilamana kondisi sistem tidak memungkinkan. Disarankan mengamati rangkaian
seperti ini yang tidak integral dengan relay yang akan diperiksa.

31
32
Ratio Taps dan Auto Transformer.

Pengaturan primer relay differential pada kondisi normal didalam sistem pada
umumnya menggunakan ratio tap pada pengoperasiannya maupun restraining coil
relay atau dengan auto transformer internal.

Tap untuk pengaturan coil relay untuk menyeimbangkan antara arus sekunder CT
dapat pada relay itu sendiri. Penataan beberapa tap dibuat oleh masing-masing pabrik
dan arti nomor pada tap dapat ditemukan pada buku petunjuknya (lihat contoh tap

33
pada gambar 10). Karateristik relay ini dimana bila arus didalam 2 rangkaian dengan
ratio yang sama sebagai posisi nomor kedua tap plug. Nomor posisi dari kedua tap
blok ditunjukkan pada gambar 11.

Pada relay tanpa tap, pengaturan ratio dapat dilakukan dengan menggunakan auto
transformer pada rangkaian external (gambar 12).

Gambar 10. Internal Connection Diagram Of Differential Relay

34
Relay Overvoltage untuk Proteksi Bus Bar

Relay teganggan digunakan pada skema relay current differential untuk proteksi
busbar. CT konvensional digunakan untuk mensupply relay tegangan seperti yang
ditunjukkan pada gambar 13. Prinsip kerja relay differential untuk bus bar akan
dijelaskan dengan bantuan gambar skematik 13. Diagram ini menunjukkan seksi bus
yang disupply dari 2 buah generator dan mensupply 3 buah feedern bahwa rangkaian
differential konvensional digunakan bersama relay impedance ZR, dihubungkan
parallel dengan sekunder dari beberapa CT.

Misalkan ZR adalah impedans infinite, bagaimana pengaruh gangguan eksternal


pada salah satu feeder. Masing-masing CT pada rangkaian sumber akan
menghasilkan tegangan sekunder, yang ditetapkan berdasarkan ratio, melalui
kumparan dan leadnya, sedangkan CT pada feeder yang mendapat ganguan akan
menghasilkan tegangan sekunder untuk menekan arus ganguan total melalui
kumparan dan lead. Dengan mengabaikan pengaruh arus beban, CT pada feeder yang
tidak terganggu tidak akan mengahasilkan tegangan sekunder. Bila semua CT
penampilannya seperti yang diharapkan, maka tegangan diantara titik c dan d adalah
Nol.

Gambar 13. Simplified External Connection For Bus Protection.

35
DIRECTIONAL POWER RELAY.

Tujuan :

Mempelajari prinsip kerja relay directional serta penggunaannya untuk mendapatkan


proteksi yang selektif pada jaringan non radial.

Dua buah jaringan parallel

Hantaran (1) dan (2) parallel menghubungkan daya A dari substation TT/TM ke rel
daya B dari substation TM.

Pada keadaan normal, daya yang disupply melalui trafo TT/TM mengalir ke A dan
B. bila terjadi ganguan hubung singkat pada hantaran 2 maka daya akan mengalir
dari rel daya A menuju tempat ganguan P melalui A2 dan juga dari rel daya B ke P
melalui B2.

Terlihat bahwa arah aliran daya pada hantaran yang terganggu dari substation A
menjadi berubah yaitu kebalikan daripada arah daya normal. Sedangkan pada
hantaran yang tidak terganggu arah dayanya tetap.

Bila pada B2 dipasang directional relay dengan orientasi yang benar maka relay
tersebut akan memberi perintah lepas kepada pemutus daya yang dipasang di B2
pada saat terjadi ganguan.

Untuk memisahkan rel daya A dari hantaran yang terganggu dapat menggunakan
relay over current pada A2.

Relay yang sama juga harus dipasang pada hantaran (1) untuk memperoteksi
gangguan yang terjadi antara A1 dan B1.

36
Saat terjadi ganguan baik pada hantaran (1) ataupun hantaran (2), relay overcurrent
pada A1 dan A2 akan merasakan adanya arus ganguan.
Untuk menghindari pembukaan circuit breaker pada A1 dan A2 secara bersamaan
maka relay- relay overcurrent tersebut harus dilengkapi dengan time delay relay yang
berfungsi memberikan perlambatan waktu kerja pada relay overcurrent atau dengan
menggunkan AC time overcurrent relay yang dikenal dengan relay nomor 51.
Dengan demikian directional relay akan bekerja terlebih dahulu baru disusul relay
over current.

Contoh.

A. WESTINGHOUSE DIRECTIONAL OVER CURRENT RELAY.

1. Penggunaan.

Relay ini digunakan untuk memproteksi jaringan transmisi dan rangkaian feeder.
Relay time overcurrent dan instantaneous relay kedua-duanya dikontrol secara
directional.

2. Konstruksi dan Operasi.

Relay ini terdiri atas :


a. Unit Directional (D)
b. Auxiliary switch (CO-1)
c. Time over current (CO) dan instantaneous (1)
d. 2 buah CO untuk instantaneous dan
e. 2 buah indicating contractor swith (ICS/I dan (ICS/T)

a. Unit Directional

Unit directional adalah gabungan hasil unit induksi tipe cylinder yang berinteraksi
diantara polarizing cicuit flux dan operating circuit flux.

Secara mekanis unit directional terdiri dari empat komponen dasar, yaitu : rangka
alumunium, elektromagnet, rangkaian moving element dan molded bridge.

Rangka alumunium sebagai tempat memasang inti magnetic. Inti magnetic tempat
lower pin bearing yang dikencangkan pada rangka dengan ring per dan snap ring.

Elektromagnet terdiri atas :

a. 2 buah polarizing coil yang dihubungkan seri tetapi berlawanan arah

37
b. 2 buah operating coil yang dihubungkan seri tetapi berlawanan arah
c. 2 buah adjusting plug magnet
d. Klip adjusting plug atas dan bawah
e. 2 buah locating pin yang digunakan untuk membetulkan posisi lower pin bearing

Relay ini digunakan untuk memproteksi gangguan per fasa dan untuk unit
directionalnya mempunyai torsi maksimum bila arus mendahului tegangan sekitar
300. Pickup minimum adalah 1.2 V dan 1 A pada sudut torsi maksimum untuk
range relay 1-12 A dan 2 A untuk range 0.5 – 2.5 A dan 2 – 4 A.

Internal Schematic Diagram

38
Karakteristik Unit Directional

B. WESTING HOUSE DIRECTIONAL OVER CURRENT GROUND


FAULT RELAY.

a. Penggunaan

Relay ini adalah ground directional overcurrent relay yang digunakan untuk
memproteksi jaringan transmisi atau rangkaian feeder. Unit time over current
maupun unit instantaneous over current dikontrol secara directional.

39
b. Prinsip kerja

Prinsip kerjanya sama dengan contoh nomor 1 diatas hanya saja relay ini ditunjukkan
untuk memproteksi ground fault.

40
Typical Time Curve Of The Directional Unit.

PROTEKSI EARTH FAULT.

Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai gangguan over load dan over current
diantara fasa-fasa beserta proteksinya. Akan tetapi kebanyakan gangguan yang
timbul adalah antara fasa dan pentanahan (earth) sehingga sangat penting untuk
membahas proteksi earth fault. Untuk mendeteksi arus earth fault digunakan metoda
yang sederhana dan mudah dipahami yaitu metoda proteksi core balance seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Ketiga konduktor 3 fasa dilewatkan melalui CT tipe ring. Ketiga-tiganya membentuk


kumparan primer CT. Bila tidak ada ganguan pada beban maka tidak ada arus yang
mengalir ke ground. Dengan demikian semua srus yang mengalir ke beban harus
kembali melalui ketiga konduktor yang mensuplainya yang total arusnya menjadi

41
zero. Bila total arus zero, flux magnetic didalam CT juga zero sehingga tidak ada
arus yang diinduksikan ke sekunder CT untuk mengoperasikan relay earth fault.

Bila terjadi ground fault maka sebagian arus akan mengalir menuju ground sehingga
total arus yang mengalir melalui CT tidak zero lagi dan akan menginduksikan arus ke
sekunder CT untuk mengoperasikan relay.

Berdasarkan contoh diatas penjumlahan vektor flux magnetic yang dibangkitkan


ketiga konduktor primer digunakan untuk mendeteksi earth fault. Susunan yang
analog dapat dibuat seperti gambar dibawah ini yang disebut CT dengan residual
connection. Bila tidak ada gangguan jumlah arus yang dihasilkan sekunder CT
adalah zero dan tidak ada arus spill yang mengalir menuju relay.

Proteksi Earth Fault dengan Residual CT.

42
43

Anda mungkin juga menyukai