Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

RECLOSER TO CIRCUIT BREAKER COORDINATION

Disusun oleh :

NAMA : Hendri Cahyadi

NIM : 15/384637/SV/08994

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
FAKULTAS SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2016/2017
ABSTRAK

Sistem proteksi tenaga listrik pada umumnya terdiri dari beberapa komponen yang di rancang
untuk mengidentifikasi kondisi sistem tenaga listrik dan bekerja berdasarkan informasi yang
diperoleh dari sistem tersebut seperti arus, tegangan atau sudut fasa antara keduanya. Informasi
yang diperoleh dari sistem tenaga listrik akan digunakan untuk membandingkan besarannya
dengan besaran ambang-batas (threshold setting) pada peralatan proteksi. Apabila besaran yang
diperoleh dari sistem melebihi setting ambang-batas peralatan proteksi, maka sistem proteksi
akan bekerja untuk mengamankan kondisi tersebut. Peralatan proteksi pada umumnya terdiri
dari beberapa elemen yang dirancang untuk mengamati kondisi sistem dan melakukan suatu
tindakan berdasarkan kondisi system. Untuk meningkatkan kinerja sistem penyaluran tenaga
listrik, maka yang perlu diperhatikan adalah sistem pengaman yang mengamankan saluran
transmisi tenaga listrik. Salah satu bentuk pengaman adalah koordinasi antara Circuit Breaker
(CB) dan Recloser.

DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................................... 1
Abstrak .................................................................................................................................. 2
Daftar Isi................................................................................................................................ 2
BAB I Pendahuluan............................................................................................................... 2
BAB II Isi.............................................................................................................................. 3
2.1 Circuit Breaker.................................................................................................... 4
2.2 Recloser............................................................................................................... 6
BAB III Penutup.................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 8
Daftar Pustaka........................................................................................................................ 8

BAB I
PENDAHULUAN

Pada pengamatan kinerja sistem penyaluran daya listrik dilihat dari pengamanannya,
salah satu yang perlu diperhatikan adalah koordinasi antara Circuit Breaker (CB) dengan
Recloser pada sistem pengaman. Karena koordinasi antar kedua komponen ini sangat penting
bagi keamanan konsumen. Recloser berfungsi agar pada saat terjadi gangguan memerintahkan
CB untuk tripping sesaat lalu menutup kembali setelah gangguan tersebut hilang. Tetapi bila
yang terjadi adalah gangguan tetap, setelah CB menutup kembali, ketika masih merasakan
adanya gangguan, maka CB akan melakukan tripping lagi. Jadi peranan keduanya sangat
penting bagi kinerja dan keamanan saluran distribusi.

2
BAB II
ISI

Gangguan yang terjadi pada suatu sistem tenaga listrik umumnya dapat dikategorikan
pada sifat gangguan yang sesaat (temporer) dan gangguan tetap (permanen). Pada SUTT
(saluran udara tegangan tinggi) peranan recloser sangat mutlak, karena pada SUTT gangguan
yang terjadi seringkali bersifat sesaat. Recloser berfungsi agar pada saat terjadi gangguan
memerintahkan CB untuk tripping sesaat lalu menutup kembali setelah gangguan tersebut
hilang. Tetapi bila yang terjadi adalah gangguan tetap, setelah CB menutup kembali, ketika
masih merasakan adanya gangguan, maka CB akan melakukan tripping lagi. Proses urutan kerja
dari relay pengaman dan relay penutup balik mulai saat terjadi gangguan, pemutus daya
membuka, pemutus daya menutup sampai suplai arus diberikan kembali gambar di bawah
adalah saat perintah buka sampai perintah tutup.

Gambar 2.1 (Diagram garis cara kerja)

Gambar 2.2 (Diagram Posisi Recloser dan CB)

3
2.1 Circuit Breaker
Circuit Breaker (CB) adalah salah satu peralatan pemutus daya yang berguna untuk
memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik dalam kondisi terhubung ke beban secara
langsung dan aman, baik pada kondisi normal maupun saat terdapat gangguan. Berdasarkan
media pemutus listrik,
Fungsi utama dari cirkuit breaker pada sistem proteksi katodik adalah memberikan
perlindungan terhadap lonjakan tegangan yang dikhawatirkan bisa menjadi penyebab
kerusakan pada sirkuit penyearah atau bisa disebut sebagai pengaman arus (overload).
Fungsi kedua dari cirkuit breaker adalah untuk memutuskan tegangan AC yang
terhubung dengan tegangan masuk utama tegangan/daya.

Gambar 2.3 (Diagram kerja Circuit Breaker)

Berikut adalah simbol dari CB :

Gambar 2.4 (Simbol Circuit Breaker)

4
Pada gambar diatas terlihat simbol simbol Circuit Breaker (CB) dan jenis jenisnya serta
CB memiliki simbol berbeda karena juga memiliki cara kerja yang berbeda dan bentuk yang
berbeda jadi kita juga perlu mempelajari macam-macam simbol CB dan cara kerjanya agar
lebih mudah ketika hendak memasang dan menggunakan agar kemanan individu dan keamanan
konsumen bisa di jaga dengan baik.

Berikut ini adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu peralatan untuk menjadi
pemutus daya :

a. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara kontinu.


b. Mampu memutuskan atau menutup jaringan dalam keadaan berbeban ataupun dalam
keadaan hubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus daya itu sendiri.
c. Mampu memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi.

Terdapat empat jenis CB :

1. Air Circuit Breaker (ACB), menggunakan media


berupa udara. Pemadaman busur api dilakukan
dengan menyemburkan udara tekanan tinggi,
sehingga dapat mencegah timbulnya bunga api
yang terus menerus. Berikut adalah bentuk
fisiknya.

Gambar 2.5 (Bentuk fisik Air Circuit Breaker (ACB) )

2. Vacuum Circuit Breaker (VCB), menggunakan


media berupa vakum. Udara pada tekanan rendah
atau vaccum mempunyai kekuatan dielektrik
yang tinggi. Berikut adalah bentuk fisiknya.

Gambar 2.6 (Bentuk fisik Vacuum Circuit Breaker (VCB) )

3. Gas Circuit Breaker (GCB), menggunakan media


berupa gas SF6. Gas SF6 disini berfungsi sebagai
bahan isolasi dan juga untuk memadamkan busur
api. Berikut adalah bentuk fisiknya.

Gambar 2.7 (Bentuk fisik Gas Circuit Breaker (GCB) )

5
4. Oil Circuit Breaker (OCB), menggunakan media
berupa minyak. Fungsi minyak disini adalah sebagai
bahan isolasi antara bagian-bagian yang
bertegangan dengan tangki atau tanah dan meraa-
damkan busur api. Berikut adalah bentuk fisiknya.

Gambar 2.8 (Bentuk fisik Oil Circuit Breaker (OCB) )

2.2 Recloser

Auto-Recloser atau penutup balik (PBO) pada dasarnya adalah Circuit Breaker yang
dilengkapi dengan peralatan kontrol (Control Device). Peralatan ini dapat merasakan arus
gangguan dan memerintahkan operasi buka tutup kepada Circuit Breaker. Recloser merupakan
sebuah alat berwadah sendiri, berisi sarana yang diperlukan untuk mengindera arus lebih,
mengatur waktu, dan memutus arus lebih serta untuk menutup balik secara otomatis dan
memberikan tegangan kembali pada saluran.Terdapat 2 jenis recloser :
a. Penutup Balik Sekali (Single Shot Recloser)

Penutup balik sekali ini umumnya digunakan pada sistem transmisi tegangan tinggi atau
tegangan ekstra tinggi. Relay ini hanya memberi perintah menutup pemutus daya hanya satu
kali, dan jika setelah penutupan tersebut ternyata masih ada gangguan, relay pengaman akan
bekerja untuk mentrip pemutus daya dan dikunci. Jadi relay ini tidak memberi perintah untuk
memasukkan pemutus daya kembali.

Gambar 2.10
(Bentuk fisik Single Shot Recloser )
Gambar 2.9 (Diagram kerja Single Shot Recloser)

b. Penutup Balik Beberapa Kali (Multi Shot Recloser)

Penutup balik beberapa kali (2 atau 3 kali) artinya relay ini memberi perintah menutup
pemutus daya lebih dari sekali, sehingga setelah penutupan pemutus daya masih ada gangguan,
6
relay akan memerintah-kan pemutus daya untuk trip dan penutup balik memberi perintah untuk
memasukkan pemutus daya kembali.

Gambar 2.12
(Bentuk fisik Multi Shot Recloser)

Gambar 2.11 (Diagram kerja Multi Shot Recloser)

Pada sifatnya koordinasi antara recloser dan circuit braker adalah ketika pada recloser
masih terdapat ganggua maka circuit braker akan melakukan pengamanan agar gangguan atau
kerusakan tidak mengarah ke jalur atau saluran lain. Pemasangan penutup balik pada sistem
distribusi berbeda dengan pada sistem transmisi. Pada sistem transmisi penutup balik dipasang
berpasangan pada satu saluran transmisi yaitu di pangkal dan di ujung saluran, sedang pada
saluran distribusi dipasang berurutan seperti pada gambar :

Gambar 2.11 (Diagram satu garis jaringan distribusi)

Pada gambar terlihat posisi penutup pembalik di lektakkan berurutan agar ketika terjadi
gangguan maka pengamanan pada saluran lebih optimal dan saluran lain tidak terganggu.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan :
Koordinasi Recloser dan Circuit Breaker adalah agar pada saat terjadi gangguan
memerintahkan CB untuk tripping sesaat lalu menutup kembali setelah gangguan tersebut
hilang. Tetapi bila yang terjadi adalah gangguan tetap, setelah CB menutup kembali,
ketika masih merasakan adanya gangguan, maka CB akan melakukan tripping lagi maka
saluran yang terganggu sudah tidak akan mengganggu saluran yang lain.
Auto-Recloser atau penutup balik (PBO) pada dasarnya adalah pemutus tenaga (Circuit
Breaker) yang dilengkapi dengan peralatan kontrol (Control Device). Peralatan ini dapat
merasakan arus gangguan dan memerintahkan operasi buka tutup kepada pemutus tenaga
(Circuit Breaker).
Circuit Breaker (CB) adalah salah satu peralatan pemutus daya yang berguna untuk
memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik dalam kondisi terhubung ke beban
secara langsung dan aman, baik pada kondisi normal maupun saat terdapat gangguan.
Berdasarkan media pemutus listrik / pemadam bunga api
Pada komponen pengaman saluran distribusi syarat-syarat yang ada harus terpenuhi agar
dalam penggunaan tetap aman dan tidak membahayakan konsumen dengan terpenuhinya
syarat keamanan komponen maka keselamatan kerja sudah terjamin.

DAFTAR PUSTAKA

https://armanbacktrak5.wordpress.com/
http://svl.petra.ac.id/catalog/ft_detail.php?knokat=13837
http://4.bp.blogspot.com/eqLwBvKyVEI/U0a0Uh86MGI/AAAAAAAABRw/CGvuK
qsgyuM/s1600/mcb+2.png
http://berangkasmurhy.blogspot.com/2011/12/penutup-balik-otomatis-pbo-
automatic.html
http://www.abi-blog.com/2014/12/mengenal-bagian-dan-fungsi-sirkuit-breaker-
sirkuit-pemutus-circuits-breaker.html

Anda mungkin juga menyukai