Anda di halaman 1dari 56

BAB III

DATA-DATA PERENCANAAN

3.1 Langkah Kerja

Pada kegiatan ini dilakukan beberapa tahapan untuk menyelesaikannya.


Secara umum tahapan yang dilakukan adalah menentukan lokasi perumahan
setelah itu melakukan pengumpulan data dan terakhir melakukan perencanaan
dsitribusinya. Untuk menyelesaikan tugas ini maka penulis melakukan langkah
dan metode sesuai flow chart berikut :

Gambar 3.1 Flow chart kegiatan

18
3.2 Denah Lokasi
Lokasi perancangan ini terletak di Jl. Jalur Lingkar Barat, Bira, Kec.
Tamalanrea, Kota Makassar yaitu Perumahan Tallasa City. Adapun gambar site
plan Perumahan Tallasa City dapat dilihat pada gambar 3.3.

3.3 Penyelenggaraan Konstruksi


3.3.1 Alat kerja dan alat K3
Dalam melakukan proses pengerjaan pemasangan jaringan distribusi,
maka peralatan kerja dan alat K3 yang umumnya digunakan dapat dilihat pada
gambar 3.2 dan tabel 4.

Gambar 3.2 Peralatan dan Keselamatan Kerja

19
Tabel 4. Deskripsi Gambar Peralatan dan Keselamatan Kerja

No. Gambar Nama Peralatan

1 2

1 Helm

2 Tang Ampere

3 Thermometer

4 Gunting Potong

5 Tespen

6 Obeng Min(-)

7 Obeng Plus (+)

8 Cutter

9 Tang Kombinasi

10 Spacer

11 Tang Press

12 Brander

13 Sarung Tangan Kain

14 Sarung Tangan Karet

15 Sabuk Pengaman

3.3.2 Persiapan kontrol dan proses perizinan

Perencanaan konstruksi gardu tiang lazimnya sudah harus menjadi satu


kesatuan dengan perencanaan jaringan SUTM-nya. Pastikan terlebih dahulu
kebenaran peta rencana lokasi pendirian gardu distribusi, detail konstruksi dan
perolehan izin lokasi gardu. Bila lokasi gardu berada di tanah sertifikat hak milik,
harus diperoleh izin tertulis penggunaan tanah untuk gardu dari pemilik tanah.

20
Perhatikan kekuatan tiang beton/besi untuk konstruksi gardu tiang yang
direncanakan bagi penempatan transformator distribusi, pondasinya dan akurasi
vertikalnya. Persiapan seluruh komponen utama dan kelengkapan instalasi gardu
tiang di lokasi. Termasuk yang harus diperhatikan adalah dimensi cross-
arm/dudukan dengan jarak-jarak dan besar lubang yang dipersyaratkan.

Khusus transformator, periksa fisik transformator distribusi yang meliputi :


1. Packing transformator,
2. periksa aksesoris transformator, apakah sudah sesuai dengan syarat kontak
yang disepakati, misalnya termometer, oil level, buchholz relay, breather
(silica gel),
3. periksa volume minyak pada gelas duga (oil level) dan kebocoran pada
transformator,
4. periksa name plate serta sertifikat transformator, apakah telah sesuai dengan
permintaan, pemeriksaan antara lain :
a. Daya / Kapasitas : 400 kVA,
b. tegangan sisi Teg. Tinggi : 20.000 Volt, dan
c. tegangan sisi Teg. Rendah : 380/220 Volt.
5. Pengujian ketahanan isolasi antara:
a. Sisi tegangan rendah (TR) dengan sisi tegangan menengah (TM),
b. sisi tegangan rendah (TR) dengan body (E), dan
c. sisi tegangan menengah (TM) dengan body (E).

3.3.3 Handling transportasi dan penaikan trafo ke tiang

Kondisi kritis adalah kondisi pada saat memindahkan suatu transformator,


dari gudang ke lokasi pemasangan misalnya juga pada saat penaikan/penurunan
transformator dari/ ke atas truck. Ketentuan penaikan/penurunan transformator
distirubusi dari truk menggunakan alat bantu forklift, mobile-crane/lifer (truk
yang sudah dilengkapi lifter) atau minimal tripod yang dapat di rakit dilokasi.

Pelaksanaan penaikan/penurunan ke atau dari truk harus diperhatikan


dengan seksama untuk memastikan tidak terjadi kerusakan pada tangki

21
trasnformator berdaya < 100 kVA dan posisi saling diletakkan di bawah atau pada
dasar dan melingkar pada transformator yang akan ditarik, karena tumpuan
beratnya berada di dasar packing transformator.

Pelaksanaan penaikan/penurunan ke atau dari truk harus diperhatikan


dengan seksama untuk memastikan tidak terjadinya kerusakan pada tangki
transformator (bila menggunakan forklift) atau kerusakan isolator (umunya bila
menggunakan crane atau tripod). Pengangkutan transformator dari gudang
penyimpanan ke lokasi gardu dipersyaratkan atau tidak diperbolehkan adanya
guncangan-guncangan pada saat di bawah dengan kendaraan.

3.3.4 Pemasangan instalasi


a. Instalasi transformator distribusi
Untuk instalasi ke atas tiang atau platform dudukannya, siapkan terlebih
dahulu takle/lifter dengan kekuatan cukup di tiang beton pada peggantung croos-
arm sementara untuk mengangkat transformator, naikkan transformator dengan
seksama, vertikal keatas dan setelah duduk diatas croos-arm tiang/dudukan pada
tiang beton rakit dengan mur-baut yang erat.

b. Pemasangan penghantar pembumian


Bagian – bagian yang harus dibumikan pada gardu tiang adalah :
1. Titik netral sisi sekunder transformator,
2. bagian Panel Gardu Distribusi, dan
3. lightning Arrester.

22
Instalasi pembumian pada gardu portal dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Instalasi Pembumian Pada Gardu Portal

No. Uraian Ukuran mnimal Nilai Resistansi


penghantar Pentanahan
pembumian
1. Panel PHB TR BC 50 mm2 5 ohm
2. Badan Transformator BC 50 mm2 1,73 ohm
3. Lightning Arrester BC 50 mm2 1,7 ohm

c. Instalasi terminal kabel 20kV


Sama halnya dengan instalasi kotak sambung, dalam pemasangan
terminasi harus dilaksanakan dengan teliti dan hati-hati mulai dari pembukaan
kabel sampai kepada pemasangan bagian terakhir terminasi. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pemasangan :
1. Pada saat pembukaan lapisan semikonduktor yang terdapat pada kabel,
jangan sampai melukai lapisan tersebut,
2. gunakan sepatu kabel yang sesuai dengan kabelnya,
3. kontrol tegangan (stress control), dan
4. pada isntalasi terminal kabel 20 kV, titik terpenting instalasi adalah pada
bukaan selubung pentanahan terhadap isolasi di titik ini perlu diamankan
tegangan “stress” yang terjadi.

d. Instalasi Kabel Tegangan Rendah

Instalsai kabel tegangan rendah antara terminal TR transformator dengan


PHB TR memakai kabel sekurang-kurangnya jenis NYY. Ukuran kabel
disesuaikan dengan kapasitas transformator. Sekurang-kurangya setinggi 3 meter
diatas tanah. Apabila menggunakan kabel dengan pelindung netral (NYFGbY),
bagian pelindung metal harus dibumikan.

23
e. Penandaan gardu tiang

Setiap gardu tiang harus diberi identitas yang meliputi :


1. Nomor Gardu,
2. tanda peringatan (antara lain lambang kilat, tulisan tanda bahaya, dll),
3. data historis gardu meliputi tangga dibangun, No.SPK, nama pelaksanaan
seluruh bagian gardu tiang dicat dengan warna silver bronze dan
4. jenis cat yang digunakan untuk luar harus tahan perubahan cuaca.

f. Penyelesaian akhir (finishing)

Setelah tahapan konstruksi pemasangan gardu selesai, maka dilanjutkan


dengan dengan uji teknisi dan komisioning sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
untuk kemudian diterbitkan sertifikat layak operasi (SLO) oleh badan yang
berwenang.

24
3.4 Daftar Material Gardu Distribusi Tipe Portal
Daftar material gardu distribusi tipe portal dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Daftar material gardu distribusi

No. Nama Material Bahan Material Jumlah Satuan


A B C D E
1. Suspension bracket Aluminium alloy 2 Buah
2. Suspension clamp Logam alloy lapis 2 Buah
karet
3. Stainless steel strap Baja campuran 4 Meter
4. Stopping buckle Besi 4 Buah
5. Plastic strap Plastik 6 Buah
6. Tension bracket Baja campuran 2 Buah
7. Strain clamp Aluminium 2 Buah
8. Stainless steel strip Aluminium alloy 4 Meter
9. Stopping buckle Besi 4 Buah
10. Plastic strap Plastik 4 Buah
11. Removable ring Aluminium alloy 6 Buah
12. Tension bracket Logam campuran 2 Buah
13. Turn buckle Besi 2 Buah
14. Pelindung mekanis - 120 cm
PVC 2 mm 3 phasa 3
inchi
15. Link 25 x 50 - 4 Buah
A B C D E
16. Insulating- - 8 Buah
Tip/nd.cover
17. Heat shrink termal Aluminium 2 Set
18. Bimetal join sleeve + Aluminium/Tembag 8 Buah
shrink cover a
19. Pipa galvanis 3 inci 3 Besi 2 Buah
meter
20. Protective plastic Plastik 2 Meter
tape
21. Line post insulator 20 Keramik/Porselin 12 Buah
kV
22. Bare binding wire Aluminium 18 Meter

25
23. Traves tumpu TM 3 Besi 4 Batang
pole UNP
24. Tupang traves Besi 4 Buah
25. Moer Bolt M16 x 250 Besi 2 Buah
mm
26. Moer Bolt M12 x 45 Besi 8 Buah
mm
27. Tiang Beton Keramik/Porselin 2 Buah
28. Isolator tarik 20 kV Keramik/Porselin 6 Set
29. Travers aspan TM 3 Besi 4 Buah
pole UNP
30. Double arming bolt Besi 6 Buah
M16 x 300 mm
A B C D E
31. Tupang travers 36 x Besi 8 Buah
650 mm
32. Moer baut M12 x 45 Besi 4 Buah
mm
33. Double arming bolt Besi 6 Buah
M16 x 250 mm
34. Double beugel Besi streep 2 Set
35. Trumbuckle Besi tuang 2 Buah
36. Kaos baja Steenles steel 4 Buah
37. U Clamp Besi tuang 16 Buah
38. Oval guy isolator Porselen 2 Buah
39. Guy wire Baja 30 Meter
40. Stay rod Besi beton 2 Buah
41. Guy wire foundation Beton bertualang 2 Buah
plate
42. Lempeng Besi streep 2 Buah
penyambung
43. Mur baut 1/2” x 2” Besi 10 Pasang
44. Beugel Besi streep 2 Buah
45. Sangga tupang tekan Besi siku 2 Buah
10 x 10 cm
46. Anti climbing device Besi 2 Buah
47. Plat beton bertulang Beton bertulang 2 Buah
48. Parallel groove Porselin 6 Buah
A B C D E
49. Bimetal AL-CU-LUG Besi - Buah

26
50. Lightning arrester Keramik 6 Buah
51. Fused cut out Keramik 6 Buah
52. Transformator Besi 4 Buah
53. PHB-TR Besi 4 Buah
54. Elektroda bumi titik Besi 2 Buah
netral trafo
55. Elektroda bumi dan Besi 2 Buah
LA
56. Elektroda bumi BKT Besi 2 Buah
57. Pipa galvanis ϴ41 Besi 6 Meter
MCI
58. Pipa galvanis ϴ5/8 Besi 6 Meter
MCI
59. Jaringan TR - 4x6 Meter
60. Ranjau panjat Besi 4 Buah
61. Jaringan TM - - Meter
62. Beugel Aluminium 12 Buah

27
D5

B5
6 5

TS
TAK TAK

B5
1 2 3 4

B4 TS
1 2 3 4 5 6 7 8 9

TPY TS TPY
TS

15 TAK
B4 TPY TPY
17 18 19 20 21 22 23
19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 TS
C3 TS
14
5 6 13

38 m
7 8 9 10 11 12
13
D3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 TS TPY
TPY D2
12 B3 TAK
1 2 3 4 6 7 8 9
5
TP
11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
TPY TS
TS
10 C3 C3 TS TPY
TAK
B3
B6 9 C2 C2
29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15
Tipe 38/96
47 46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24
8 Ukuran : 5x14
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
7 TAK D2 Tipe 49/96
B2 TPY
TP TPY
6 Ukuran : 5x16
TS TPY TPY TP D1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
5 Tipe 38/90
5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 2 3 4 7 8
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
4 C2 Ukuran : 5x14

28
C2 C2
B2
3 C1 C1 C1 TPY

m 32
B1 TP TS Tipe 38 /72
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Ukuran : 5x14
1 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Tipe 62/112
D1 Ukuran : 6x16
TPY TPY TP TS
TAK
TPY E1
TP TAK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tipe 38 /84
1
Ukuran : 5x14
2 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
3 2 TPY TAK : TIANG AKHIR
A1 2 2 F2 TAK
2 TP
4 A3 3 TAW : TIANG AWAL
3 F3
1 2 3 4 5 6 7 8 3 3
5 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 TPY 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
4 4 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 TP : TIANG PERCABANGAN
6 4 4
5 5 TPY : TIANG PENYANGGA
E1
7 5 5
TPY
TAK TPY TP 6 6
TS : TIANG SUDUT
TP E2
8 6 6 TPY
TAK
F1 7 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
9 F1
A3 7 A2 F5 7
A5 10 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 2726 25 24 23 22 21 20 8 8

31 m
8 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 9 9 TPY
9 9 F3 TAK
12 A4 TP
10

Gambar 3.3 Site Plan Perumahan Tallasa City


10 F4
13 TAK 10 10
TS 11 TAW 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
14 TPY TPY 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
11
12 12 11
15 E2
A4
16 TPY
38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 TS TS E3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

TAW
TAK

TAK
TPY TPY TPY
JTM JTM
BAB IV
ANALISIS

4.1 Pembagian Kelompok Beban

Lokasi perancangan pada perumahan Tallasa City terdiri atas 2 trafo dengan
masing-masing trafo terdiri dari 2 feeder dan beberapa tipe beban yang dibagi
dalam kelompok fasa yaitu R, S, T dengan trafo berkapasitas 400 kVA.
Pembagiannya adalah sebagai berikut:

4.1.1. Trafo 1

1. Feeder I

Kelompok Fasa R1

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 29 buah, dan

b. rumah tinggal tipe 49 berjumlah 22 buah.

Kelompok Fasa S1

a. Rumah Tinggal tipe 38 berjumlah 25 buah, dan

b. rumah tinggal tipe 49 berjumlah 22 buah.

Kelompok Fasa T1

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 28 buah, dan

b. Rumah tinggal tipe 49 berjumlah 17 buah.

2. Feeder II

Kelompok Fasa R2

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 10 buah, dan

b. rumah tinggal tipe 49 berjumlah 36 buah.

Kelompok fasa S2

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 8 buah, dan

29
b. rumah tinggal tipe 49 berjumlah 36 buah.

Kelompok fasa T2

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 10 buah, dan

b. rumah tinggal tipe 49 berjumlah 35 buah.

4.1.2. Trafo 2

1. Feeder I

Kelompok fasa R1

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 32 buah,

b. rumah tinggal tipe 49 berjumlah 14 buah, dan

c. rumah tinggal tipe 62 berjumlah 9 buah.

Kelompok fasa S1

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 27 buah,

b. rumah tinggal tipe 49 berjumlah 15 buah, dan

c. rumah tinggal tipe 62 berjumlah 9 buah.

Kelompok fasa T1

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 30 buah,

b. rumah tinggal tipe 49 berjumlah 12 buah, dan

c. rumah tinggal tipe 62 berjumlah 8 buah.

2. Feeder II

Kelompok fasa R2

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 22 buah,

b. rumah tinggal tipe 49 berjumlah 12 buah,

30
c. rumah tinggal tipe 62 berjumlah 4 buah, dan

d. ruko berjumlah 13 buah.

Kelompok fasa S2

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 24 buah,

b. rumah tinggal tipe 49 berjumlah 15 buah,

c. rumah tinggal tipe 62 berjumlah 3 buah, dan

d. ruko berjumlah 12 buah.

Kelompok fasa T2

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 23 buah,

b. rumah tinggal tipe 49 berjumlah 13 buah,

c. rumah tinggal tipe 62 berjumlah 2 buah, dan

d. ruko berjumlah 11 buah.

4.2 Pembagian Daya Pada Tiap Fasa

4.2.1. Trafo 1

1. Feeder I

Kelompok Fasa R1

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 29 buah.

29 x 1.300 VA = 37.700 VA

b. Rumah tinggal tipe 49 berjumlah 22 buah.

22 x 1.300 VA = 28.600 VA

Jumlah Daya Fasa R1 = 37.700 + 28.600 = 66.300 VA

31
Kelompok Fasa S1

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 25 buah.

25 x 1.300 VA = 32.500 VA

b. Rumah tinggal tipe 49 berjumlah 22 buah.

22 x 1.300 VA = 28.600 VA

Jumlah Daya Fasa S1 = 32.500 + 28.600 = 61.100 VA

Kelompok Fasa T1

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 28 buah.

28 x 1.300 VA = 36.400 VA

b. Rumah tinggal tipe 49 berjumlah 17 buah.

17 x 1.300 VA = 22.100 VA

Jumlah Daya Fasa T1 = 36.200 + 22.100 = 58.500 VA

2. Feeder II

Kelompok Fasa R2

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 10 buah.

10 x 1.300 VA = 13.000 VA

b. Rumah tinggal tipe 49 berjumlah 36 buah.

36 x 1.300 VA = 46.800 VA

Jumlah Daya Fasa R2 = 13.000 + 46.800 = 59.800 VA

Kelompok Fasa S2

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 8 buah.

8 x 1.300 VA = 10.400 VA

b. Rumah tinggal tipe 49 berjumlah 36 buah.

36 x 1.300 VA = 46.800 VA

32
Jumlah Daya Fasa S2 = 10.400 + 46.800 = 57.200 VA

Kelompok Fasa T2

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 10 buah.

10 x 1.300 VA = 13.000 VA

b. Rumah tinggal tipe 49 berjumlah 35 buah.

35 x 1.300 VA = 45.500 VA

Jumlah Daya Fasa T2 = 13.000 + 45.500 = 58.500 VA

4.2.2. Trafo 2

1. Feeder I

Kelompok Fasa R1

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 32 buah.

32 x 1.300 VA = 41.600 VA

b. Rumah tinggal tipe 49 berjumlah 14 buah.

14 x 1.300 VA = 18.200 VA

c. Rumah tinggal tipe 62 berjumlah 9 buah.

9 x 1.300 VA = 11.700 VA

Jumlah Daya Fasa R1 = 41.600 + 18.200 + 11.700 = 71.500 VA

Kelompok Fasa S1

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 27 buah.

27 x 1.300 VA = 35.100 VA

b. Rumah tinggal tipe 49 berjumlah 15 buah.

15 x 1.300 VA = 19.500 VA

c. Rumah tinggal tipe 62 berjumlah 9 buah.

33
9 x 1.300 VA = 11.700 VA

Jumlah Daya Fasa S1 = 35.100 + 19.500 + 11.700 = 66.300 VA

Kelompok Fasa T1

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 30 buah.

30 x 1.300 VA = 39.000 VA

b. Rumah tinggal tipe 49 berjumlah 12 buah.

12 x 1.300 VA = 15.600 VA

c. Rumah tinggal tipe 62 berjumlah 8 buah.

8 x 1.300 VA = 10.400 VA

Jumlah Daya Fasa T1 = 39.000 + 15.600 + 10.400 = 65.000 VA

2. Feeder II

Kelompok Fasa R2

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 22 buah.

22 x 1.300 VA = 28.600 VA

b. Rumah tinggal tipe 49 berjumlah 12 buah.

12 x 1.300 VA = 15.600 VA

c. Rumah tinggal tipe 62 berjumlah 4 buah.

4 x 1.300 VA = 5.200 VA

d. ruko berjumlah 13 buah.

13 x 900 VA = 11.700 VA

Jumlah Daya Fasa R2 = 28.600 + 15.600 + 5.200 + 11.700 = 61.100 VA

34
Kelompok Fasa S2

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 24 buah.

24 x 1.300 VA = 31.200 VA

b. Rumah tinggal tipe 49 berjumlah 15 buah.

15 x 1.300 VA = 19.500 VA

c. Rumah tinggal tipe 62 berjumlah 3 buah.

3 x 1.300 VA = 3.900 VA

d. ruko berjumlah 12 buah.

12 x 900 VA = 10.800 VA

Jumlah Daya Fasa S2 = 31.200 + 19.500 + 3.900 + 10.800 = 65.400 VA

Kelompok Fasa T2

a. Rumah tinggal tipe 38 berjumlah 23 buah.

23 x 1.300 VA = 29.900 VA

b. Rumah tinggal tipe 49 berjumlah 13 buah.

13 x 1.300 VA = 16.900 VA

c. Rumah tinggal tipe 62 berjumlah 2 buah.

2 x 1.300 VA = 2.600 VA

d. ruko berjumlah 11 buah.

11 x 900 VA = 9.900 VA

Jumlah Daya Fasa T2 = 29.900 + 16.900 + 2.600 + 9.900 = 59.300 VA

35
4.3 Total Daya

4.3.1. Trafo 1

1. Kelompok fasa R1 = 66.300 VA

2. Kelompok fasa S1 = 61.100 VA

3. Kelompok fasa T1 = 58.500 VA +

Jumlah daya pada feeder I = 185.900 VA

1. Kelompok fasa R2 = 59.800 VA

2. Kelompok fasa S2 = 57.200 VA

3. Kelompok fasa T2 = 58.500 VA +

Jumlah daya pada feeder II = 175.500 VA

Total daya terpakai = 185.900 + 175.500 = 361.400 VA

Total daya terpasang (Trafo) adalah 400.000 VA, maka cadangan atau
spare yang dibutuhkan adalah :

(400.000 VA – 361.400 VA) x 100 % 38.600 VA x 100 %

400.000 VA 400.000 VA

9,65 %

Jadi cadangan yang digunakan adalah 9,65 % .

36
4.3.2. Trafo 2

1. Kelompok fasa R1 = 71.500 VA

2. Kelompok fasa S1 = 66.300 VA

3. Kelompok fasa T1 = 65.000 VA +

Jumlah daya pada feeder I = 202.800 VA

1. Kelompok fasa R2 = 61.100 VA

2. Kelompok fasa S2 = 65.400 VA

3. Kelompok fasa T2 = 59.300 VA +

Jumlah daya pada feeder II = 185.800 VA

Total daya terpasang = 202.800 + 185.800 = 388.600 VA

Total daya terpasang (Trafo) adalah 400.000 VA, maka cadangan atau
spare yang dibutuhkan adalah :

(400.000 VA – 388.600 VA) x 100 % 11.400 VA x 100 %

400.000 VA 400.000 VA

2,85 %

Jadi cadangan yang digunakan adalah 2,85 % .

4.4 Penentuan Pengaman Tiap Kelompok

4.4.1. Trafo I

1. Feeder 1

a. Pada Kelompok Fasa R1

In =S/V

37
= 66.300 / 220

= 301,36 A

Jadi digunakan NT Fuse = 400 A

b. Pada Kelompok Fasa S1

In =S/V

= 61.100 / 220

= 277,72 A

Jadi digunakan NT Fuse = 300 A

c. Pada Kelompok Fasa T1

In =S/V

= 58.500 / 220

= 265,9 A

Jadi digunakan NT Fuse = 300 A

2. Feeder II

a. Pada Kelompok Fasa R2

In =S/V

= 59.800 / 220

= 271,81 A

Jadi digunakan NT Fuse = 300 A

b. Pada Kelompok Fasa S2

In =S/V

= 57.200 / 220

= 260 A

38
Jadi digunakan NT Fuse = 300 A

c. Pada Kelompok Fasa T2

In =S/V

= 58.500 / 220

= 265,9 A

Jadi digunakan NT Fuse = 300 A

4.4.2. Trafo II

1. Feeder 1

a. Pada Kelompok Fasa R1

In =S/V

= 71.500 / 220

= 325 A

Jadi digunakan NT Fuse = 400 A

b. Pada Kelompok Fasa S1

In =S/V

= 66.200 / 220

= 300,9 A

Jadi digunakan NT Fuse = 400 A

c. Pada Kelompok Fasa T1

In =S/V

= 65.000 / 220

= 295,45 A

Jadi digunakan NT Fuse = 300 A

39
2. Feeder II

a. Pada Kelompok Fasa R2

In =S/V

= 61.100 / 220

= 277,72 A

Jadi digunakan NT Fuse = 300 A

b. Pada Kelompok Fasa S2

In =S/V

= 65.400 / 220

= 297,27 A

Jadi digunakan NT Fuse = 300 A

c. Pada Kelompok Fasa T2

In =S/V

= 59.300 / 220

= 269,54 A

Jadi digunakan NT Fuse = 300 A

40
4.5 Penentuan In Trafo

S= √3 x V x In

S
In =
√3 x V
400.000 VA
=
√3 x 380 V
400.000 VA
=
658,18 V

= 607,74 A

Maka jenis MCCB yang digunakan adalah 700 A.

4.6 Penentuan Luas Penampang Kabel

Px Ltiap saluran X I
A= tiap saluran

Jumlah gawang pada site plan ini, pada trafo 1 berjumlah 38 gawang

dengan jarak 968 meter dan trafo 2 berjumlah 32 gawang dengan jarak 936

meter. Tiap saluran pada trafo 1 didapatkan dari arus terbesar antara R, S, dan

T pada Feeder yaitu 400 A dan massa jenis yang digunakan adalah massa jenis

aluminium yaitu 0,028, sedangkan tiap saluran pada trafo 2 didapatkan dari

arus terbesar antara R, S, dan T pada Feeder yaitu 400 A dan massa jenis yang

digunakan adalah massa jenis aluminium yaitu 0,028.

1. Luas penampang kabel pada Trafo 1

Px Ltiap saluran x I
Maka A = tiap saluran

0,028 X 968 X 400


=
380

41
10841,6
=
380

= 28,53 mm2

2. Luas penampang kabel pada Trafo 2

Px Ltiap saluran x I
Maka A = tiap saluran

0,028 X 936 X 400


=
380

10483,2
=
380

= 27,587 mm2

4.7 Konfogurasi Jaringan Listrik Perumahan Tallasa City

Pada perumahan Tallasa City diterapkan konfigurasi jaringan radial karena


system ini merupakan system distribusi yang paling sederhana dan ekonomis.
Pada system ini terdapat sebuah feeder yang menyuplai beberapa gardu distribusi
secara radial. Dalam feeder tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk
konsumen. Gardu distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen
dipasang. Bisa dalam bangunan beton atau diletakkan diatas tiang. Keuntungan
dari system ini adalah adalah system ini tidak rumit dan lebih murah dibanding
dengan system yang lain. Adapun gambar Konfigurasi Jaringan Radial yang
digunakan pada proyek ini dapat dilihat pada gambar 4.1

42
Gambar 4.1 Konfigurasi Jaringan Radial

Berikut ini, beberapa keuntungan lainnya dari jaringan radial ini sebagai berikut :

1. Konstruksinya lebih sederhana,


2. sedikit biaya pembuatan,
3. gangguan lebih mudah diketahui,
4. lebih mudah diprediksi, dan
5. pengontrolan tegangan lebih murah.

4.8 Konsep Perencanaan SUTM

Jaringan distribusi tenaga listrik saluran udara ini, terutama untuk


distribusi tenaga listrik yang beroperasi secara radial, dengan jangkauan luas,
biaya murah dengan keandalan kontinuitas penyaluran minimal tingkat-2. Untuk
mengurangi luasnya dampak pemadaman akibat gangguan dipasang fasilitas
fasilitas Pole Top Switch/ Air Break Switch, PBO, SSO, FCO pada posisi
tertentu. Pemakaian saluran udara sebagai system distribusi daerah perkotaan
dapat dilakukan dengan memperpendek panjang saluran dan didesain menjadi
struktur radial open loop. Pemakaian penghantar berisolasi guna mengurangi
akibat gangguan tidak menetap dan pemasangan kawat petir dapat meningkatkan
tingkat kontinuitas penyaluran.
Untuk perencanaan disuatu daerah baru, pemilihan PBO,SSO,FCO
merupakan satu kesatuan yang memeperhatikan koordinasi proteksi dan
optimasi operasi distribusi dan system pembumian transformator gardu induk
pada jaringan tersebut. Pada penyulang utama system radial, disi pangkal harus
dipasang PBO dengan setiappercabangan dipasang pemutus FCO khusus untuk
system dengan pembumian langsung. Untuk system pembumian dengan tahanan
tidak direkomendasikan penggunaan FCO. Pada system jaringan tertutup dengan
instalasi gardu phi-section, seluruh pemutus menggunakan SSO. Adapun gambar

43
Konstruksi SUTM yang digunakan dapat dilihat pada gambar 4.6, gambar 4.7,
gambar 4.8, gambar 4.9, dan gambar 4.10.

4.9 Komponen Utama Konstruksi SUTM

a. Penghantar
1. Penghantar Telanjang (BC : Bare Conductor)
Konduktor dengan bahan utama tembaga(Cu) atau alluminium
(Al) yang di pilin bulat padat , sesuai SPLN 42 -10 : 1986 dan SPLN
74 : 1987.
Pilihan konduktor penghantar telanjang yang memenuhi pada
dekade ini adalah AAC atau AAAC. Sebagai akibat tingginya harga
tembaga dunia, saat ini belum memungkinkan penggunaan
penghantar berbahan tembaga sebagai pilihan yang baik.
2. Penghantar Berisolasi Setengah AAAC-S (half insulated single
core)
Konduktor dengan bahan utama aluminium ini diisolasi dengan
material XLPE (croslink polyetilene langsung), dengan batas
tegangan 6 kV dan harus memenuhi SPLN No 43-5-6 tahun 1995.
3. Penghantar Berisolasi Penuh (Three single core)
XLPE dan berselubung PVC berpenggantung penghantar baja
dengan tegangan Pengenal 12/20 (24) kV Penghantar jenis ini
khusus digunakan untuk SKUTM dan berisolasi penuh. SPLN 43-5-
2:1995-Kabel.

b. Isolator
Pada jaringan SUTM, Isolator pengaman penghantar bertegangan
dengan tiang penopang/travers. Adapun konstruksi tiang penopang dapat
dilihat pada gambar 4.12, gambar 4.13, dan gambar 4.14.

c. Peralatan Hubung (Switching)

44
Pada percabangan atau pengalokasian seksi pada jaringan SUTM
untuk maksud kemudahan operasional harus dipasang Pemutus Beban
(Load Break Switch : LBS), selain LBS dapat juga dipasangkan Fused
Cut-Out (FCO).
d. Tiang
1. Tiang Kayu
SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk
jaringan distribusi, kekuatan, ketinggian dan pengawetan kayu
sehingga pada beberapa wilayah pengusahaan PT PLN Persero
bila suplai kayu memungkinkan, dapat digunakan sebagai tiang
penopang penghantar penghantar SUTM.
2. Tiang Besi
Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang
disambungkan hingga diperoleh kekuatan beban tertentu sesuai
kebutuhan. Walaupun lebih mahal, pilihan tiang besi untuk
area/wilayah tertentu masih diijinkan karena bobotnya lebih
ringan dibandingkan dengan tiang beton. Pilihan utama juga
dimungkinkan bilamana total biaya material dan transportasi
lebih murah dibandingkan dengan tiang beton akibat diwilayah
tersebut belum ada pabrik tiang beton.
3. Tiang Beton
Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan
digunakan di seluruh PLN karena lebih murah dibandingkan
dengan jenis konstruksi tiang lainnya termasuk terhadap
kemungkinan penggunaan konstruksi rangkaian besi profil.

4.10 Proteksi Jaringan

Tujuan daripada suatu sistem proteksi pada Saluran Udara Tegangan


Menengah (SUTM) adalah mengurangi sejauh mungkin pengaruh gangguan
pada penyaluran tenaga listrik serta memberikan perlindungan yang maksimal

45
bagi operator, lingkungan dan peralatan dalam hal terjadinya gangguan yang
menetap (permanen).

Sistem proteksi pada SUTM memakai :


1. Relay hubung tanah dan relai hubung singkat fasa‐fasa untuk
kemungkinan gangguan penghantar dengan bumi dan antar
penghantar,
2. pemutus Balik Otomatis PBO (Automatic Recloser), Saklar Seksi
Otomatis SSO (Automatic Sectionaizer). PBO dipasang pada saluran
utama, sementara SSO dipasang pada saluran pencabangan,
sedangkan di Gardu Induk dilengkapi dengan auto reclosing relay,
3. lightning arrester sebagai pelindung kenaikan tegangan peralatan
akibat surja petir. Lightning Arrester dipasang pada tiang awal/tiang
akhir, kabel Tee–Off pada jaringan dan gardu transformator serta
pada isolator tumpu,
4. pembumian bagian konduktif terbuka dan bagian konduktif extra
pada tiap‐tiap 4 tiang atau pertimbangan lain dengan nilai
pentanahan tidak melebihi 10 Ohm,
5. kawat tanah (shield wire) untuk mengurangi gangguan akibat
sambaran petir langsung. Instalasi kawat tanah dapat dipasang pada
SUTM di daerah padat petir yang terbuka,
6. penggunaan Fused Cut–Out pada jaringan pencabangan, dan
7. penggunaan Sela Tanduk (Arcing Horn)

Pemasangan Pemutus Balik Otomatis, Saklar Seksi Otomatis, Pengaman


Lebur dan Pemutus Tenaga pada SUTM di pengaruhi oleh nilai tahanan
pembumian sisi 20 kV transformator tenaga di Gardu Induk.

4.11 Konstruksi Jaringan Distribusi Tegangan Rendah

46
Konstruksi jaringan distribusi tenaga listrik dengan saluran udara terdiri dari
beberapa macam bentuk atau formasi. Hal ini banyak disebabkan oleh sejumlah
faktor yang diantaranya oleh faktor alih teknologi dan kondisi rute jaringannya
sendiri. Konstruksi jaringan distribusi dengan saluran udara yang dipergunakan di
wilayah Sumatera Barat tidak jauh beda dengan konstruksi jaringan distribusi
dengan saluran udara yang dipergunakan di Jawa Timur maupun di Jawa Barat.

Konstruksi jaringan distribusi tersebut merupakan penyempurnaan dari


standar konstruksi distribusi yang telah ada, yaitu berasal dari Standart Sofrelec,
New Jack, dan Chas T. Main International, Inc.yang telah menyebar ke wilayah-
wilayah PLN.

Pemahaman konstruksi jaringan distribusi ini banyak manfaatnya yang dapat


dipetik yaitu :

1. Agar dapat membantu sistem informasi mengenai standar konstruksi


distribusi ini,
2. terdapat keseragaman konstruksi jaringan distribusi sehingga akan
mempermudah pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan
pemeliharaan jaringan distribusi di seluruh wilayah PT. PLN,
3. dengan adanya pengetahuan standar konstruksi jaringan distribusi
tersebut bagi pelaksana akan membantu meningkatkan penguasaan
standar konstruksi yang sekaligus akan meningkatkan profesionalisme
sumber daya manusia di bidang konstruksi,
4. meningkatnya mutu jaringan distribusi yang nantinya akan
meningkatkan mutu keandalan dan keandalan dalam pelayanan,
5. mempercepat proses perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan
jaringan distribusi, dan
6. memudahkan dalam mengedit maupun merubah konstruksi dan
komponennya sesuai kondisi di lapangan.

4.12 Komponen utama konstruksi Jaringan Tegangan Rendah

47
Terdapat sejumlah komponen utama konstruksi pada Jaringan Tegangan
Rendah :
1. Tiang Beton
2. Penghantar Kabel Pilin Udara (NFA2Y)
3. Penghantar Kabel Bawah Tanah (NYFGBY)
4. Perlangkapan Hubung Bagi dengan Kendali
5. Tension bracket
6. Strain clamp
7. Suspension bracket
8. Suspension Clamp
9. Stainless steel strip
10. Stopping buckle
11. Link
12. Plastic strap
13. Joint sleeve Press Type ( Al – Al ; Al – Cu )
14. Connector press type
15. Piercing Connector Type
16. Elektroda Pembumian
17. Penghantar Pembumian
18. Pipa galvanis
19. Turn buckle
20. Guy-wire insulator
21. Ground anchor set
22. Steel wire
23. Guy-Anchor
24. Collar bracket
25. Terminating thimble
26. U – clamp
27. Connector Block

4.13 Spesifikasi Teknis Material

48
1. Tiang
Untuk konstruksi jaringan SUTR yang berdiri sendiri dipakai tiang
beton atau tiang besi dengan panjang 9 meter. Tiang beton yang dipakai dari
berbagai jenis yang memiliki kekuatan beban kerja (working load) 200daN,
350daN dan 500daN (dengan angka faktor keamanan tiang=2) Pada titik yang
memerlukan pembumian dipakai tiang beton yang dilengkapi dengan terminal
pembumian. Pada dasarnya pemilihan kemampuan mekanis tiang SUTR
berlandaskan kepada empat hal, yaitu :
1) Posisi fungsi tiang (tiang awal, tiang tengah, tiang sudut),
2) ukuran penghantar,
3) jarak andongan (Sag), dan
4) tiupan angin.
Tiang Besi dipergunakan untuk konstruksi pada lingkungan dimana
Tiang Beton tidak mungkin dipasang. Penggunaan tiang beton H-type tidak
direkomen-dasikan karena tingkat kesulitan pemasangannya, dan lain-lain
pertimbangan.
2. Penghantar
Jenis penghantar yang dipergunakan adalah kabel pilin udara (NFA2Y)
aluminium twisted cable dengan inti alumunium sebagai inti penghantar Fasa
dan almelec/ alumunium alloy sebagai netral. Penghantar Netral (N) dengan
ukuran 3x35+N, 3x50+N, 3x70+N berfungsi sebagai pemikul beban mekanis
kabel atau messenger. Untuk kepentingan jaminan pelaksanaan handling
transportasi, panjang penghantar tiap haspel kurang lebih 1000 m.

3. Pole Bracket
Terdapat dua jenis komponen pole bracket :
a. Tension bracket, dipergunakan pada tiang ujung dan tiang sudut,
Breaking capacity 1000 daN terbuat dari Alumunium Alloy
b. Suspension bracket dipergunakan pada tiang sudut dengan sudut
lintasan sampai dengan 300. Breaking capacity 700 daN terbuat
dari alumunium Alloy.Ikatan pole bracket pada tiang memakai

49
stainless teel strip atau baut galvanized M30 pada posisi tidak
melebihi 15 cm dari ujung tiang.

4. Strain clamp
Strain Clamp atau clamp tarik dipakai pada Pole Bracket tipe Tension
Bracket. Bagian penghantar yang dijepit adalah penghantar netral.

5. Suspension Clamp
Fungsi Suspension Clamp adalah menggantung bagian penghantar
netral pada tiang dengan sudut lintasan jaringan sampai dengan 30 ͦ.

6. Stainless steel strip


Pengikat Pole Bracket pada tiang yang diikat mati dengan stopping
buckle. Dibutuhkan lebih kurang 120 cm untuk tiap tiang.

7. Plastic Strip (plastic tie)


Plastic strap digunakan untuk mengikat kabel pilin yang terurai agar
terlihat rapi dan kokoh.

8. Penghantar Pembumian dan Bimetal Joint


Untuk tiang yang tidak dilengkapai fasilitas pembumian. Penghantar
yang diperlukan adalah Kawat Tembaga (BC). Sambungan penghantar BC
dengan penghantar netral jaringan tidak boleh langsung, tetapi harus
menggunakan bimetal joint. Sambungan ke penghantar netral yang memakai
kabel alumunium, sambungan ke penghantar pembumian menggunakan
Bimetal Joint Al-Cu.

9. PHB-TR

50
Penempatan Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) dilakukan pada sisi luar
trotoar yang tidak menggangu pejalan kaki. PHB dilindungi dengan pipa
baja/patok pelindung kemungkinan tertabrak kendaraan bermotor. Panel PHB
dan lapisan luar (metal sheath) kabel dan penghantar metal dibumikan
bersama. Penghantar pembumian minimal dengan penampang 50 (lima
puluh) mm² terbuat dari tembaga dengan nilai tahanan pembumian tidak lebih
dari 10 (sepuluh) Ohm.
Panel Perlengkapan Hubung Bagi tipe luar (IP 45) dipasang di atas
pondasi dengan tinggi sekurang-kurangnya 60 cm dari permukaan tanah atau
jalan. Pada bagian muka PHB dipasang sebanyak 3 (tiga) buah patok besi
pelindung 4 inci setinggi 50 cm dan berjarak 60 cm dari Pondasi Panel PHB.
Patok Pelindung dipasang 60 (enam puluh) cm dimuka panel PHB dan.
Saklar masuk dari sirkit masuk ke PHB sekurang-kurangnya dari jenis
pemisah. Perlindungan sirkit keluar sekurang – kurangnya memakai
pengaman lebur jenis NH. Jumlah sirkit keluar sebanyak – banyaknya 6
( enam ) sirkit. Lubang masuk kabel pada PHB dilindungi dengan cable
gland. Terminasi kabel dari sirkit masuk dan sirkit keluar harus memakai
sepatu kabel dan diberi tanda Fasa sesuai ketentuan. Jika sirkit memakai
kabel jenis alumunium core, sepatu kabel yang dipakai harus dari jenis
bimetal lug ( Al-Cu).
Tinggi patok pelindung sekurang-kurangnya 50 cm dan ditanam
sekurang-kurangnya sedalam 50 cm. Jarak aman satu Panel PHB dengan
lainnya dihitung berdasarkan jatuh tegangan sambungan pelayanannya,
namun sekurang-kurangnya tidak melebihi 80 meter. Terdapat dua jenis PHB
yang dipakai :
1) PHB utama, yang dipasok dari jalur SKTR utama, dan
2) PHB cabang, yang dipasok dari PHB utama
PHB-TR harus dibumikan pada tiap-tiap jarak 200 meter. Bagian yang
dibumikan adalah titik netral PHB, selubung logam kabel dan Badan Panel
(BKT).

51
4.14 Jenis Jenis Tiang TR

Ada beberapa jenis-jenis tiang yang digunakan pada proyek Perumahan


Tallasa City yaitu sebagai berikut :

1. Tiang Awal

Tiang awal adalah tiang yang dipasang pada permulaan penarikan kabel
penghantar jaringan. Adapun gambar tiang awal yang digunakan pada proyek ini
dapat dilihat pada gambar 4.5.

2. Tiang Percabangan

Tiang cabang adalah tiang yang digunakan untuk tarikan percabangan. Untuk
menahan kekuatannya maka tiang tersebut dilengkapi dengan treck schoor.

3. Tiang Sudut

Tiang sudut adalah tiang yang berada pada posisi belokan atau tikungan jalur
jaringan dan supaya tetap lurus biasanya dibantu dengan penopang. Adapun
gambar tiang sudut yang digunakan pada proyek ini dapat dilihat pada gambar
4.4.

4. Tiang Penyangga

Tiang Penyangga adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik yang lurus
dan hanya berfungsi sebagai penyangga kawat penghantar dan
perlengkapannya. Adapun gambar tiang penyangga yang digunakan pada
proyek ini dapat dilihat pada gambar 4.3.

5. Tiang Akhir
Tiang akhir adalah tiang yang digunakan pada akhir jaringan. Pada tiang
ini dipasang treck schoor untuk menahan tarikan. Adapun gambar tiang akhir yang
digunakan pada proyek ini dapat dilihat pada gambar 4.5.

52
4.15 Transformator Distribusi pada Perumahan Tallasa City

Trafo distribusi merupakan komponen utama dari gardu distribusi untuk


menurunkan tegangan dari sisi tegangan menengah sampai menjadi tegangan yang
siap dipakai oleh pelanggan/konsumen. Adapun pada proyek Perumahan Tallasa
City, trafo yang digunakan adalah trafo yang berkapasitas 400 kVA yang terdiri
dari 2 feeder. Adapun gambar Transformator Distribusi yang digunakan pada
proyek ini dapat dilihat pada gambar 4.8

Gambar 4.2 Transformator Distribusi

4.16 Gardu Distribusi Pada Perumahan Tallasa City

Pada Perumahan Tallasa City menggunakan gardu portal sebagai gardu


distribusinya. Gardu Portal merupakan salah satu dari Jenis Konstuksi
Gardu Tiang, Yaitu Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka (Out door),
dengan memakai kontruksi dua tiang atau lebih. Tempat kedudukan

53
Transformator sekurang kurangya 4 meter diatas permukaan tanah. Dengan sistem
proteksi di bagian atas dan Papan Hubung Bagi Tegangan di bagian bawah untuk
memudahkan kerja teknis dan pemeliharaan. Adapun gambar Gardu Distribusi
(Portal) yang digunakan pada proyek ini dapat dilihat pada gambar 4.9

4.7 Rekapitulasi Daftar Material


Sistem distribusi listrik pada perumahan Tallasa City meggunakan trafo
distribusi dan beberapa jenis tiang yang dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Daftar Rekapitulasi Material

No. Jenis Material Jumlah Satuan


1. Tiang JTM 6 Set
2. Tiang JTR Awal 2 Set
3. Tiang JTR Akhir 16 Set
4. Tiang Percabangan 13 Set
5. Tiang Sudut 15 Set
6. Tiang Penyangga 24 Set
Trafo Distribusi Set
7. 2
(step down)

54
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

a a

b b

c c

d d

e e

f f

h
GAMBAR 1 g

i i

j j

k k

l l

m m

n
KONSTRUKSI n

o JARINGAN DISTRIBUSI o

p p

q p

r q

s r

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

55
Gambar 4.3 Konstruksi tiang penyangga

Insulated Neutral
3 1 Massanger Conductor
2
4

Concrete or Steel Pole


A
Sudut > 25º

No Produk Material Jumlah Satuan


1 Pole Bracket Alluminium Alloy 1 Buah
2 Remove Ring Alluminium Alloy 2 Buah
3 Stainlees Strip Stainless Steel 2 Meter
4 Stopping Buckle Stainless Steel 2 Buah
5 Suspension Clamp Alluminium Alloy 2 Buah
6 Plastic Strap Plastic 3 Buah

11 NOVEMBER 2019
LARGE ASSEMBLY
DIG. La Ode Muhammad Rausan Fikar A4 02
Ikhwan Zainuddin
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIP. H. RUSLAN L, S.T.,M.T. 32117075/32117072

Gambar 4.4 Konstruksi tiang sudut

56
A

Insulated Neutral
Massanger Conductor
1
2 3
4

Insulated Bundled
Conductor
6

DETAIL B

B 8
A

No Produk Material Jumlah Satuan


1 Pole Bracket Alluminium Alloy 1 Buah
2 Remove Ring Alluminium Alloy 1 Buah
3 Suspension Clamp Alluminium Alloy 1 Buah
4 Stainlees Strip Stainless Steel 4 Meter
5 Stopping Buckle Stainless Steel 4 Buah
6 Plastic Strap Plastic 2 Buah
7 Pipa PVC 1,5 Inch PVC 1 Meter
8 Insulating Tip Plastic 4 Buah

11 NOVEMBER 2019
DEAD END ASSEMBLY
DIG. La Ode Muhammad Rausan Fikar A4 03
Ikhwan Zainuddin
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIP. H. RUSLAN L, S.T.,M.T. 32117075/32117072

Gambar 4.5 Konstruksi tiang awal/akhir

57
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

a a

b b

c c

d d

e e

f f

h
GAMBAR 2 g

i i

j j

k k

l l

m m

n
KONSTRUKSI n

o JARINGAN TEGANGAN MENENGAH o

p p

q p

r q

s r

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

58
a a
e b
c b
e

f d

d g

g
h
h

Ta mpa k De pan Ta mpa k S a mping

e h
c b

Ta mpa k Ata s

No Kode Nama Material Jumlah Satuan


1 a Distribution Tie For AAAC 3 Nitr
2 b Line Post Insulator 20 kV 3 Buah
3 c Travers Tumpu TM 3 Pole UNP 1 Batang
4 d Tupang Travers 36 x 6 650 mm 1 Batang
5 e Moer Bolt M16 x 200 mm 1 Buah
6 f Moer Bolt M12 x 45 mm 1 Buah
7 g Moer Bolt M16 x 250 mm 1 Buah
8 h Tiang Beton 1 Buah

11 NOVEMBER 2019

TUMPU TUNGGAL
DIG. La Ode Muhammad Rausan Fikar
Ikhwan Zainuddin
A4 04
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIP. H. RUSLAN L, S.T.,M.T. 32117075/32117072

Gambar 4.6 Konstruksi tumpu tunggal

59
a
a
b
c b
f
d
f
e
d g

g
h
h

Ta mpa k De pan Ta mpa k S a mping

e c

Ta mpa k Ata s

No Kode Nama Material Jumlah Satuan


1 a Distribution Tie For AAAC 6 Nitr
2 b Line Post Insulator 20 kV 6 Buah
3 c Travers Tumpu TM 3 Pole UNP 2 Batang
4 d Tupang Travers 36 x 6 650 mm 2 Batang
5 e Double Arming Bolt M16 x 300 mm 4 Buah
6 f Moer Bolt M12 x 45 mm 4 Buah
7 g Moer Bolt M16 x 250 mm 1 Buah
8 h Tiang Beton 1 Buah

11 NOVEMBER 2019
TUMPU GANDA
DIG. La Ode Muhammad Rausan Fikar A4 05
Ikhwan Zainuddin
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIP. H. RUSLAN L, S.T.,M.T. 32117075/32117072

Gambar 4.7 Konstruksi tumpu ganda

60
a b a b

e d
f

Ta mpa k De pan Ta mpa k S a mping

Ta mpa k Ata s

No Kode Nama Material Jumlah Satuan


1 a Travers Aspan TM 3 Pole UNP 2 Buah
2 b Isolator Tarik 20 kV 3 Set
3 c Strain Clamp 3 Buah
4 d Moer Bolt M16 x 250 mm 1 Buah
5 e Moer Bolt M12 x 45 mm 2 Buah
6 f Tupang Travers 36 x 6 650 mm 4 Buah
7 g Tiang Beton 1 Buah
8 h Double Arming Bolt M16 x 300 mm 4 Buah

11 NOVEMBER 2019
ASPAN TUNGGAL
DIG. La Ode Muhammad Rausan Fikar A4 06
Ikhwan Zainuddin
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIP. H. RUSLAN L, S.T.,M.T. 32117075/32117072

Gambar 4.8 Konstruksi aspan tunggal

61
a
e a
e
b b

f d
g

Ta mpa k De pan Ta mpa k S a mping

Ta mpa k Ata s

No Kode Nama Material Jumlah Satuan


1 a Line Post Insulator 20 kV 1 Buah
2 b Isolator Tarik 20 kV 6 Set
3 c Strain Clamp 6 Buah
4 d Moer Bolt M16 x 250 mm 1 Buah
5 e Travers Aspan TM 3 Pole UNP 2 Buah
6 f Moer Bolt M12 x 45 mm 4 Buah
7 g Tupang Travers 36 x 6 650 mm 4 Buah
8 h Tiang Beton 1 Buah
9 i Double Arming Bolt M16 x 300 mm 4 Buah
10 j Joint Sleeve For AAAC 3 Buah

11 NOVEMBER 2019
ASPAN GANDA
DIG. La Ode Muhammad Rausan Fikar A4 07
Ikhwan Zainuddin
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIP. H. RUSLAN L, S.T.,M.T. 32117075/32117072

Gambar 4.9 Konstruksi aspan ganda

62
c a
h
b

g
f

i j

Ta mpak Depan Ta mpak Samping

Ta mpak Ata s
No Nama Material Kode Jumlah Satuan
1 Isolator Tarik 20 kV a 6 set
2 Strain Clamp b 6 buah
3 Travers Aspan TM 3 Pole UNP c 4 buah
4 Double Arming Bolt M 16 x 300 mm d 4 buah
5 Moer Bolt M 16 x 250 mm e 1 buah
6 Tupang Travers 36 x 6 650 mm f 4 buah
7 Moer Bolt M 12 x 45 mm g 4 buah
8 Line Post Insulator 20 kV h 2 buah
9 Tiang Beton i 1 batang
10 Moer Baut M 16 x 300 mm j 1 buah
11 NOVEMBER 2019
ASPAN TUNGGAL + ASPAN TUNGGAL
DIG. La Ode Muhammad Rausan Fikar A4 08
Ikhwan Zainuddin
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIP. H. RUSLAN L, S.T.,M.T. 32117075/32117072

Gambar 4.10 Konstruksi aspan tunggal + aspan ganda

63
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

a a

b b

c c

d d

e e

f f

h
GAMBAR 3 g

i i

j j

k k

l l

m m

n
KONSTRUKSI n

o GARDU DISTRIBUSI o

p p

q p

r q

s r

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

64
2 3
1

9 4

8
10

11

12

13

No Nama Material Bahan Material Jumlah Satuan


1 Line Post Insulator 20 kV - 3 buah
2 Isolator Tarik 20 kV - 3 set
3 Travers Aspan TM 3 Pole UNP Besi 2 buah
4 Lightning Arrester (LA) Porselin 3 set
5 Fused Cut Out (FCO atau CO) Porselin 3 set
6 Trafo Distribusi - 1 unit
7 Konstruksi Dudukan Transformator Besi 1 set
8 Pipa Jurusan Galvanis 30 meter
9 Travers Dudukan Arrester dan FCO Besi 1 set
10 Double Beugel Khusus Besi Streep 6 set
11 Konstruksi Dudukan Lemari Bagi TR Besi 1 set
12 PHB TR - 1 set
13 Pembumian Elektroda Batang 2 buah

11 NOVEMBER 2019
KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI 20 kV
DIG. La Ode Muhammad Rausan Fikar A4 09
Ikhwan Zainuddin
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIP. H. RUSLAN L, S.T.,M.T. 32117075/32117072

Gambar 4.11 Konstruksi gardu distribusi

65
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

a a

b b

c c

d d

e e

f f

h
GAMBAR 4 g

i i

j j

k k

l l

m m

n
KONSTRUKSI n

o TIANG PENOPANG o

p p

q p

r q

s r

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

66
Optional Pole Connection
1
10
2
3
250

30º minimum 4
5
4
1000 minimum

6
Minimum 2500

3
30º minimum

150 mm max 7

10 9

No Nama Material Material Jumlah Satuan


1 Double Beugel Besi Streep 1 Buah
2 Turn Buckle Besi Tuang 1 Buah
3 Kaos Baja Stainless Steel 2 Buah
4 U Clamp Besi Tuang 8 Buah
5 Oval Guy Insulator Porselen 1 Buah
6 Guy Wire Baja 30 Meter
7 Stay Rod Besi Beton 1 Buah
8 Guy Wire Foundation Plate Besi Bertulang 1 Buah
9 Lempeng Penyambung 5x12 cm Besi Streep 1 Buah
10 Mur Baut ½´ x 2" Besi 5 Pasang

11 NOVEMBER 2019
KONSTRUKSI TOPANG TARIK
DIG. La Ode Muhammad Rausan Fikar
A4 10
Ikhwan Zainuddin
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIP. H. RUSLAN L, S.T.,M.T. 32117075/32117072

Gambar 4.12 Konstruksi topang tarik

67
2
Maksimum
1500

4
1

4 5

5 3
A
DETAIL A

45º - 60º

No Produk Jumlah Satuan


1 Single Arm Band & Nut M16 + Washer 1 Buah
2 Strut Arm UNP 8x300 2 Meter
3 Strut Tie 1200 s/d 1500 2 Buah
4 Double Pole Band + Bold & Nut M 16 x 50 1 Buah
5 Bold & Nut M16 x 140 + 16x50 1 Buah

11 NOVEMBER 2019
KONSTRUKSI TOPANG TEKAN
DIG. La Ode Muhammad Rausan Fikar
A4 11
Ikhwan Zainuddin
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIP. H. RUSLAN L, S.T.,M.T. 32117075/32117072

Gambar 4.13 Konstruksi topang tekan

68
1
2
3 4 5
4
250

4 1

100
Minimal 1 Meter
4 2
3
1000 minimum
4

4 5
4
5 meter minimum

4
3
7

10
8

No Nama Material Material Jumlah Satuan


1 Double Beugel Besi Streep 2 Buah
2 Turn Buckle Besi Tuang 2 Buah
3 Kaos Baja Stainless Steel 4 Buah
4 U Clamp Besi Tuang 14 Buah
5 Oval Guy Insulator Porselen 2 Buah
6 Guy Wire Baja 30 Meter
7 Stay Rod Besi Beton 1 Buah
8 Guy Wire Foundation Plate Besi Bertulang 1 Buah
9 Lempeng Penyambung 5x12 cm Besi Streep 1 Buah
10 Mur Baut ½´ x 2" Besi 8 Pasang

11 NOVEMBER 2019
KONSTRUKSI KONTRAMAST
DIG. La Ode Muhammad Rausan Fikar
A4 12
Ikhwan Zainuddin
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIP. H. RUSLAN L, S.T.,M.T. 32117075/32117072

Gambar 4.14 Konstruksi kontramast

69
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan berbagai perhitungan, maka dapat diambil


kesimpulan bahwa :

1. Proyek perancangan jaringan distribusi pada Perumahan Tallasa City, dapat


diselesaikan dengan melalui langkah-langkah dan tahap-tahap penting,
yakni:

a. Menentukan perumahan atau lokasi perencanaan,

b. mencari site plan dari perumahan tersebut,

c. melakukan survei lapangan,

d. menentukan letak tiang,

e. menghitung penghantar atau kabel ke setiap rumah,

f. menghitung daya total dari perumahan tersebut,

g. menentukan jenis trafo dan besar daya trafo yang dibutuhkan, dan

h. menyusun laporan perencanan distribusi dan gardu distribusi.

2. Besar beban trafo pada perumahan Tallasa City yaitu untuk trafo 1 sebesar

361.400 VA dan untuk trafo 2 sebesar 388.600 VA. Dengan adanya

perhitungan beban trafo maka kita dapat mengetahui berapa daya yang

terpasang pada trafo.

3. Besar daya yang terpasang pada trafo 1 adalah 400 kVA, dan besar daya

yang terpasang pada trafo 2 adalah 400 kVA.

70
DAFTAR PUSTAKA

PT. PLN (PERSERO). 2010. Buku 2 Standar Konstruksi Jaringan Tegangan


Rendah Tenaga Listrik. Jakarta

PT. PLN (PERSERO). 2010. Buku 3 Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan

Gardu Hubung Tenaga Listrik. Jakarta

PT. PLN (PERSERO). 2010. Buku 4 Standar Konstruksi Jaringan Tegangan

Rendah Tenaga Listrik. Jakarta

71
LAMPIRAN

72

Anda mungkin juga menyukai