Anda di halaman 1dari 9

MODUL 1

PERENCANAAN KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI (SURVEY


LOKASI DAN PERENCANAAN MATERIAL)

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perencanaan sistem distribusi energi listrik merupakan bagian yang esensial
dalam mengatasi pertumbuhan kebutuhan energi listrik yang cukup pesat. Perencanaan
diperlukan sebab berkaitan dengan tujuan pengembangan sistem distribusi yang harus
memenuhi beberapa kriteria teknis dan ekonomis.
Perencanaan sistem distribusi ini harus dilakukan secara sistemik dengan
pendekatan yang didasarkan pada peramalan beban untuk memperoleh suatu pola
pelayanan yang optimal. Perencanaan yang sistemik tersebut akan memberikan
sejumlah proposal alternatif yang dapat mengkaji akibatnya yang secara langsung
berhubungan dengan aspek keandalan dan ekonomis.
Tujuan umum perencanaan sistem distribusi ini adalah untuk mendapatkan suatu
fleksibilitas pelayanan optimum yang mampu dengan cepat mengantisipasi
pertumbuhan kebutuhan energi elektrik dan kerapatan beban yang harus dilayani.
Adapun faktor-faktor lain yang dapat menjadi input terkait dalam perencanaan sistem
distribusi ini antara lain adalah : pola penggunaan lahan pada regional tertentu, faktor
ekologi dan faktor geografi. Perencanaan sistem distribusi ini harus mampu
memberikan gambaran besarnya beban pada lokasi geografis tertentu, sehingga dapat
ditentukan dengan baik letak dan kapasitas gardu-gardu distribusi yang akan melayani
areal beban tersebut dengan mempertimbangkan minimisasi susut energi dan investasi
konstruksi, tanpa mengurangi kriteria, teknis yang diperlukan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dilaksanakannya kerja praktik ini adalah :
1. Dapat menentukan lintasan lokasi pemasangan konstruksi saluran distribusi
tegangan menengah/rendah melalui saluran udara.
2. Dapat menghitung kebutuhan material untuk pemasangan konstruksi saluran
disitribusi tegangan menengah / rendah melalui saluran udara.
2. Metode Penelitian
2.1 Teori
Sistem distribusi adalah suatu sistem jaringan distribusi yang terdiri dari sejumlah
peralatan listrik (peralatan gardu, proteksi, dan lain - lain) dan sejumlah orang yang
berada di dalamnya yang bekerja mendistribusikan energi listrik dari gardu induk ke
konsumen. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai kontruksi
termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Ciri utama jaringan ini
adalah penggunaan penghantar telanjang yang ditopang dengan isolator pada tiang besi
atau beton. Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM) untuk meningkatkan
keamanan dan keandalan penyaluran tenaga listrik, penggunaan penghantar telanjang
atau penghantar berisolasi setengah pada konstruksi jaringan SUTM 20kV dapat
digantikan dengan konstruksi berisolasi penuh yang dipilin. Isolasi penghantar tiap fasa
tidak perlu dilindungi dengan pelindung mekanis. Berat kabel pilin menjadi pertimbangan
terhadap pemilihan kekuatan beban kerja tiang penopangnya. Saluran Kabel Tanah
Tegangan Menengah (SKTM) adalah konstruksi aman dan andal untuk mendistribusikan
tenaga listrik tegangan menengah, tetapi relatif lebih mahal untuk penyaluran daya yang
sama. Keadaan ini dimungkinkan dengan konstruksi isolasi penghantar per fasa dan
pelindung mekanis yang dipersyaratkan. Pada rentang biaya yang diperlukan, konstruksi
ditanam langsung adalah termurah dibandingkan dengan penggunaan terowongan beton.
Perencanaan konstruksi jaringan distribusi yang pertama merupakan survey lokasi.
Survey lokasi ini dimaksudkan untuk menentukan rute atau lintasan dari suatu jaringan
yang akan dipasang. Dari hasil survey yang berupa gambar rencana tersebut dapat
digunakan oleh perencana untuk menentukan titik – titik tempat yang akan dipasang
konstruksi serta jenis konstruksinya dengan menyesuaikanarah lintasan maupun kondisi
geografisnya. Sedangkan gambar hasil survey tersebut diperlukan oleh pelaksana bila
titik – titik yang sudah dibuat oleh perencana dengan memberi patok yang hilang atau
tidak ada, dengan menggunkana gambar rencana yang sudah ada titik – titik tersebut
dapat dicari kembali.
Banyak pilihan untuk penggunaan alat survey dari yang paling modern sampai yang
paling sederhana. Yang paling modern ialah menggunakan GPS yaitu menggunakan alat
berteknologi tinggi yang dapat menentukan titik koordinat bumi berdasarkan satelit,
selain itu ketinggian kultur tanah pada titik juga dapat terdata dengan baik. Cara yang
paling sederhana yaitu dengan menggunakan dua buah jalon (sebatang kayu atau logam
yang digunakan sebagai titik untuk membidik sudut), Walking meter (untuk mengetahui
jarak antar satu titik ke titik lain), dan kompas (untuk menunjukkan arah lintasan dengan
menentukan sudut antar satu titik ke titik lainnya).
Perencanaan kedua merupakan perencanaan kebutuhan material. Yang dimaksud
dengan material pada konstruksi distribusi adalah beberapa barang yang terangkai pada
suatu macam konstruksi. Untuk mengetahui nama barang, spesifikasi, dan jumlahnya
dapat dilihat dari standar konstruksi. Untuk memudahkan perhitungannya, yang pertama
dilakukan adalah merekapitulasi jumlah konstruksi dan selanjutnya dari data tersebut
dapat dihitung jumlah masing – masing material dari keseluruhan konstruksi pada saluran
atau jaringan yang akan dibangun.
Peralatan Kontruksi Untuk SUTM

a. Tiang listrik

Untuk SUTM biasanya terdiri dari tiang tunggal, kecuali untuk gardu tiang memakai
tiang ganda. Pemasangan tiang biasanya dipasang di tepi jalan baik jalan raya maupun
gang. Pemasangan tiang dapat dikurangi dengan pemakaian sistem saluran bawah tanah
pada sistem distribusi. Tiang listrik biasanya berupa pipa makin ke atas makin kecil
diameternya, jadi tiang bawah mempunyai diameter besar. Tiang besi berangsur-angsur
diganti dengan tiang beton.

Perencanaan material dan ukuran tiang listrik ditentukan oleh faktor-faktor mekanis
seperti momen, kecepatan angin, kekuatan tanah, besar beban penghantar, kekuatan tiang
dan sebagainya. Jenis tiang listrik menurut kegunaanya :

 Tiang awal / akhir


 Tiang penyangga
 Tiang sudut
 Tiang Peregang / tiang tarik
 Tiang Topang

b. Cross Arm (Lengan Tiang)

Cross Arm dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan yang perlu dipasang
diatas tiang. Material Cross Arm terbuat dari besi. Cross Arm dipasang pada tiang.
Pemasangan dapat dengan memasang klem-klem, disekrup dengan baut dan mur secara
langsung. Pada Cross Arm dipasang baut-baut penyangga isolator dan peralatan lainnya,
biasanya Cross Arm ini dibor terlebih dahulu untuk membuat lubang-lubang baut.

c. Isolator

Isolator adalah alat untuk mengisolasi penghantar dari tiang listrik atau Cross Arm.
Jenis-jenis isolator yang digunakan biasanya dipakai untuk SUTM adalah isolator tumpu.
Isolator tarik biasanya dipasang di tiang tarik atau akhir dan isolator tumpu biasanya
dipasang pada tiang penyangga.

2.2 Langkah Praktek


Langkah – langkah dalam melaksanakan praktek survey lokasi perencanaan
konstruksi jaringan distribusi adalah sebagai berikut :
1. Menentukan titik – titik arah lintasan antaradimulai konstruksi pertama sampai
dengan yang terakhir
2. Mengukur jarak lintasan dengan menggunakan walking meter atau rol meter sesuai
yang ditentukan standar konstruksi
3. Mengukur sudut lintasan antara satu titik dengan titik lainnya dengan
menggunakan kompas
4. Melaksanakan pematokan titik yang akan dipasang tiang konstruksi saluran udara

Langkah – langkah untuk melakukan perencanaan kebutuhan material konstruksi


jaringan distribusi adalah sebagai berikut :
1. Buat daftar rekapitulasi masing – masing jumlah konstruksi yang sama
2. Membuat rincian masing – masing material dan jumlahnya pada setiap konstruksi
3. Menghitung jumlah masing – masing material pada setiap acam konsttruksi
dengan cara mengalikan dengan jumlah konstruksi
4. Menghitung jumlah keseluruhan material yang diperlukan, yaitu dengan
menjumlahkan masing – masing material untuk semua konstruksi.
3. Hasil dan Pembahasan
3.2 Hasil
3.2.1 Hasil survey lokasi
Nomor Titik – titik yang Jarak Sudut Selisih sudut
direncanakan (meter) (°) (°)
1 A–B 44 100/280 -100
2 B–C 21 100/280 0
3 C–D 46 180/0 -80
4 D–E 45 180/0 0
5 E–F 31 180/0 0
6 F–G 47 270/90 90
7 H–I 45 260/80 5
8 I–J 46 170/350 -85
9 J–K 36 170/350 0
10 K–L 47 250/70 80

3.2.2 Rekapitulasi Jumlah Konstruksi


Nomor Nama Konstruksi Jumlah Keterangan
(Set)
1 Konstruksi Tiang Awal 1
2 Konstruksi Tiang Penumpu 0o – 15o 1
3 Konstruksi Tiang Penumpu 15o – 30o -
4 Konstruksi Tiang Penumpu 30o – 60o -
5 Konstruksi Tiang Penumpu 60o – 90o 3
6 Konstruksi Tiang Akhir 1
7 Konstruksi Penopang Tiang 4
8 Konstruksi Tiang Percabangan - -
9 Konstruksi Topang Tarik Menggunakan - -
Guy – Wire
10 Konstruksi Topang Tarik Menggunakan - -
Guy – Wire dan Guy – Rod

3.3 Pembahasan
Yang dilakukan pertama kali pada saat melakukan perencanaan konstruksi jaringan
distribusi adalah melakukan survey lokasi yang akan dibangun konstruksi jaringan
distribusi. Survey lokasi ini dapat digunakan untuk menentukan lintasan suatu jaringan
yang akan dipasang, dan juga dapat menentukan titik – titik yang akan dipasang tiang
listrika atau konstruksi jaringan serta jenis – jenis konstruksi yang akan dipakai dengan
menyesuaikan arah lintasan maupun kondisi geografisnya. Jarak antar tiang yang
disarankan pada tegangan menengah yaitu 50 meter sedangkan tegangan rendah yaitu
40 meter, dengan jarak minimal 15 meter. Untuk jarak yang melebihi ketentuan tersebut
maka dibutuhkan konstruksi khusus. Jarak antar tiang ini dapat diukur dengan
menggunakan rol meter atau walking meter. Sudut lintasan antar tiang digunakan untuk
mengetahui selisih sudut. Untuk mengukur sudut lintasan antar titik tersebut dapat
menggunakan kompas. Dari data sudut lintasan yang telah diketahui, maka dapat
mengetahui selisih sudut. Selisih sudut ini digunakan untuk penggunaan jenis tiang
maupun arah pemasangan tiang listrik. Setelah melakukan survey lokasi untuk
perencanaan konstruksi jaringan distribusi, maka dapat menggambarkan hasil survey
lokasi berupa garis – garis dengan sudut belokan lintasan dan jarak yang sudah diskala,
beserta titik – titik tiang yang akan dipasang.
Untuk perencanaan kebutuhan material, dapat menggunakan data selisih sudut
lintasan sebagai patokannya. Hal ini dikarenakan jenis – jenis serta peletakan tiang yang
akan digunakan berdasarkan selisih sudutnya. Berdasarkan data tersebut, maka jenis
tiang yang digunakan yaitu:
1. Tiang awal, tiang yang digunakan untuk titik pengambilan awal jaringan dari
sumber tenaga listrik. Pada percobaan ini, jumlah tiang awal yaitu 1 set yaitu pada
titik A.
2. Tiang penumpu sudut 0° - 15°, tiang yang digunakan untuk tarikan lurus dengan
sudut 0° - 15°, menggunakan tiga buah isolator tumpu. Pada percobaan ini
digunakan pada titik G.
3. Tiang penumpu sudut 60o – 90o, tiang yang digunakan tiang yang digunakan untuk
tarikan lurus dengan sudut 60o – 90o, menggunakan satu buah isolator tumpu dan 6
set isolator tarik. Pada percobaan ini digunakan pada titik C, F, H, dan J.
4. Penopang tiang, Pada percobaan ini digunakan pada titik B, D, E, dan I.
5. Tiang akhir, tiang yang digunakan untuk tarikan akhir di akhir jaringan. Pada
percobaan ini, menggunakan 1 set tiang akhir, yaitu pada titik K.
4 Kesimpulan dan Saran
4.2 Kesimpulan
Perencanaan konstruksi jaringan distribusi tegangan menengah tahap pertama yaitu
melakukan survey lokasi. Survey lokasi ini bertujuan untuk menentukan titik – titik
penempatan tiang saluran udaranya. Jarak antar tiang pada jaringan tegangan menengah
yaitu maksimal 50 meter dan minimal 15 meter. Survey lokasi juga berguna untuk
mengetahui jenis – jenis tiang yang akan digunakan nantinya, hal ini dikarenakan pada
saat survey lokasi juga menghitung sudut antar titik satu ke titik lainnya. Dari situ, dapat
diketahui selisih sudut dan selanjutnya dapat menentukan jenis tiang yang akan
digunakan. Penggunaan atau menentukan jenis tiang ini termasuk dalam rekapitulasi
kebutuhan material.
4.3 Saran
5 Ucapan Terimakasih
Penulis menyadari bahwa penulisan jurnal ini dapat diselesaikan berkat dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:

1. Seluruh asisten bengkel D3 teknik elektro yang telah memberikan ilmu serta
bimbingannya sehingga dapat menyelesaikan jurnal ini.
2. Kepada Bapak Rawidjo, Ibu Noer Qomariah serta adik Cahya Annisa Kamilah yang
telah memberikan perhatian, doa, semangat dan motivasi serta telah memberikan
segala bentuk dukungan moral maupun material dalam menempuh studi dan
penyusunan ini.
3. Dewi Wahyu Noviana yang telah memberikan motivasi untuk terus bersemangat
dalam menyelesaikan jurnal ini.
4. Teman – teman saya Dimas Arif Rafiqi, Riyan Tri Wibowo, Eko Margi Widodo,
Muhamad Fauzi, M. Agum Wicaksono yang selalu memberikan motivasi untuk
bersemangat menyelesaikan jurnal ini.
6 Daftar Pustaka
https://docplayer.info/29994608-Perencanaan-jaringan-distribusi.html
https://armanbacktrak5.wordpress.com/2014/08/09/perencanaan-kontruksi-jtm-dan-gardu-
trafo-distribusi/

Anda mungkin juga menyukai