Anda di halaman 1dari 7

PEMASANGAN KONSTRUKSI & JARINGAN JTM DAN JTR

1. TUJUAN
Setelah menyelesaikan praktek, praktikan diharapkan :
1. Mampu menjelaskan bagian–bagian peralatan / bahan konstruksi dan jaringan
JTM / JTR
2. Mampu menjelaskan fungsi–fungsi peralatan / bahan konstruksi dan jaringan JTM /
JTR
3. Mampu membedakan peralatan konstruksi dan jaringan JTM / JTR
4. Mampu memasang peralatan / bahan konstruksi dan jaringan JTM / JTR

2. TEORI DASAR
Perencanaan sistem distribusi energi listrik merupakan bagian yang esensial dalam
mengatasi pertumbuhan kebutuhan energi listrik yang cukup pesat. Perencanaan diperlukan
sebab berkaitan dengan tujuan pengembangan sistem distribusi yang harus memenuhi
beberapa kriteria teknis dan ekonomis.
Perencanaan sistem distribusi ini harus dilakukan secara sistemik dengan pendekatan
yang didasarkan pada peramalan beban untuk memperoleh suatu pola pelayanan yang
optimal. Perencanaan yang sistemik tersebut akan memberikan sejumlah proposal alternatif
yang dapat mengkaji akibatnya yang secara langsung berhubungan dengan aspek
keandalan dan ekonomis.
Tujuan umum perencanaan sistem distribusi ini adalah untuk mendapatkan suatu
fleksibilitas pelayanan optimum yang mampu dengan cepat mengantisipasi pertumbuhan
kebutuhan energi elektrik dan kerapatan beban yang harus dilayani. Adapun faktor-faktor
lain yang dapat menjadi input terkait dalam perencanaan sistem distribusi ini antara lain
adalah : pola penggunaan lahan pada regional tertentu, faktor ekologi dan faktor geografi.
Perencanaan sistem distribusi ini harus mampu memberikan gambaran besarnya beban
pada lokasi geografis tertentu, sehingga dapat ditentukan dengan baik letak dan kapasitas
gardu-gardu distribusi yang akan melayani areal beban tersebut dengan
mempertimbangkan minimisasi susut energi dan investasi konstruksi, tanpa mengurangi
kriteria, teknis yang diperlukan.
Unit distribusi tenaga listrik merupakan salah satu bagian dari suatu system tenaga
listrik yang terdiri dari unit pembangkit, unit penyluran / transmisi, dan unit distribusi yang
dimulai dari PMT incoming di Gardu Induk sampai dengan alat penghitung dan pembatas
(APP) di instalasi konsumen. Unit distribusi dalam hal ini berfungsi untuk menyalurkan
dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat-pusat suplai atau Gardu Induk ke pusan-
pusat beban yang berupa gardu-gardu distribusi (gardu trafo) atau secara langsung
mensuplai tenaga listrik ke konsumen dengan mutu yang memadai. Dengan demikian unit
distribusi ini menjadi suatu sistem tersendiri karena unit distribusi ini memiliki komponen
peralatan yang saling berkaitan dalam operasinya dalam menyalurkan tenaga listrik.
Sistem adalah perangkat unsure-unsur yang saling ketergantungan yang disusun untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dengan menampilkan fungsi yang ditetapkan. Dilihat dari
tegangannya unit distribusi dapat dibedakan dalam 2 macam yaitu :
a. Distribusi Primer, sering disebut Sistem Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
dengan tegangan operasi nominal 20 kV / 11.6 kV
b. Distribusi Sekunder, sering disebut Sistem Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
dengan tegangan operasi nominal 380 / 220 Volt.

Adapun material-material distribusi, antara lain :

1. Tiang Listrik
Tiang listrik adalah salah satu komponen utama dari jaringan listrik tegangan
rendah dan tegangan menengah yang menyanggah hantaran listrik serta
perlengkapannya tergantung dari keadaan lapangan. Adapun fungsi-fungsi tiang,
antara lain :
 Tiang awal / Tiang akhir
 Tiang penyangga
 Sudut tiang
 Tiang penegang / Tiang tarik
 Tiang Penopang

Adapun jenis tiang listrik berdasarkan bahannya, terbagi atas :

1) Tiang Beton
Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan digunakan di
seluruh PLN karena lebih murah dibandingkan dengan jenis konstruksi tiang
lainnya termasuk terhadap kemungkinan penggunaan konstruksi rangkaian besi
profil.
2) Tiang Kayu
SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan distribusi,
kekuatan, ketinggian dan pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah
pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu memungkinkan, dapat digunakan
sebagai tiang penopang penghantar penghantar SUTM.
3) Tiang Besi
Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang disambungkan hingga
diperoleh kekuatan beban tertentu sesuai kebutuhan.Walaupun lebih mahal,
pilihan tiang besi untuk area/wilayah tertentu masih diijinkan karena bobotnya
lebih ringan dibandingkan dengan tiang beton. Pilihan utama juga
dimungkinkan bilamana total biaya material dan transportasi lebih murah
dibandingkan dengan tiang beton akibat diwilayah tersebut belum ada pabrik
tiang beton.
2. Konduktor
Konduktor berfungsi untuk memindahkan energy listrik dari suatu tempat
ke tempat lain. Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi
syarat, seperti:
1. Konduktivitasnya cukup baik
2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan Tarik) cukup tinggi
3. Koefisien muainya kecil
4. Modulus kenyalnya ( modulus elastisited) cukup besar
Adapun jenis konduktor yang baik digunakan pada jaringan distribusi yaitu
tipe AAAC (All Aluminium Alloy Conductor )
3. Isolator
Isolator suatu peralatan listrik yang berfunsi untuk mengisolasi konduktor
atau penghantar. Menurut fungsinya isolator dapat menahan berat dari konduktor
/ kawat penghantar, mengatur jarak dan sudut antar konduktor serta menahan
adanya perubahan pada kawat penghantar akibat temperatur dan angin.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan isolator yang banyak digunakan


pada sistem distribusi tenaga listrik adalah isolator dari bahan porselin / keramik
dan isolator dari bahan gelas. Adapun jenis isolator yang digunakan yaitu
isolator Tumpu (sebanyak 15 buah) dan isolator aspan (sebanyak 6 buah)
4. ALAT DAN BAHAN
 Tangga Aluminium
 Sabuk Pengaman
 Isolator Tumpu
 Isolator Tarik
 Tension Clamp Bolted
 Kawat AAAC
 Kunci Pass
 Helm Pengaman
 Tangga

5. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 1.1 Denah pemasangan konstruksi & jaringan JTM/JTR

6. LANGKAH KERJA
a. Sesuai petunjuk kerja dari instruktur, segera siapkan peralatan kerja dan peralatan
K3.
b. Lakukan koordinasi dengan petugas teknisi sehubungan dengan pekerjaan yang
direncanakan, bahwa regu konstruksi siap melakukan persiapan stringing.
c. Setelah sampai di lokasi kerja segera melakukan persiapan dengan menata
peralatan kerja, material dan memakai peralatan K3.
d. Melakukan pemasangan pada isolator tumpu untuk tiang 1 dan tiang 2.
e. Melakukan pemasangan isolator tarik pada tiang 2 dan tiang 3.
f. Menarik kawat AAAC untuk tiang 1 dan 2 pada dan ikat pada isolator tumpu.
g. Selanjutnya memasang kawat AAAC pada clamp.
h. Lalu pasang clamp pada isolator tarik.
i. Kemudian tarik kawat untuk tiang 2 dan 3.
j. Kencangkan semua baut dan semua ikatan.
k. Lakukan pemeriksaan hasil pekerjaan yaitu pemasangan yang dilaksanakan.

7. DATA HASIL PERCOBAAN

Untuk percobaan ini, tidak ada data percobaan yang diujikan. Melainkan prosedur
pemasangan kontruksi pada tiang JTM.

8. ANALISIS DATA

Untuk percobaan ini, material yang digunakan salah satunya tiang, tiang yang
digunakan yaitu tiang beton. Tiang beton yang kami gunakan berjumlah tiga dan tidak
dilakukan pengukuran tiap gawang tiang. Pada umumnya, jarak gawan gpada JTM yaitu 40
– 60 M.

Dan dilakukan pemasangan beberapa material distribusi yaitu :

- Isolator tumpu : isolator tumpu yang kami gunakan berjumlah enam. Kondisi baik.
- Isolator Tarik : berjumlah enam. Kondisi baik.
- Kawat ACCC : berjumlah enam. Kondisi baik.
- Tension clamp bolted : berjumlah enam. Kondisi baik.

Dari hasil pemasangan yang dilakukan terdapat banyak kendala, sehingga pemasangan
yang dilakukan tidak sesuai standar, misalnya tidak adanya alat penarik kawat, sehingga
kawat yang terpasang tidak rapi dan cenderung bergelombang, dan terbatas alat pendukung
pemasangan material JTM ini.

9. KESIMPULAN

Pada pemasangan peralatan konstruksi jaringan JTM yang perlu diperhatikan adalah
isolator, konstruksi gardu tiang, dan tiang. Sedangkan pada konstruksi jaringan JTR perlu
diperhatikan kondisi tempat pemasangan.
10. LAMPIRAN
KESELAMATAN KERJA

Potensi Bahaya
- Melakukan pemasangan isolator pada suatu ketinggian.
- Melakukan penarikan kawat.

Antisipasi

- Menggunakan peralatan pelindung seperti safety shoes dan helmet bila


diperlukan.
- Mengikuti petunjuk instruksi manual dan pembimbing.
- Memeriksa kembali semua rangkaian sebelum memulai pengukuran trafo
dibawah pengawasan pembimbing.
- Memutuskan terlebih dahulu semua sumber tegangan sebelum melakukan
pengukuran pada trafo.

Anda mungkin juga menyukai